Anda di halaman 1dari 26

Manajemen Bencana

Gunung Api Meletus


Definisi Gunungapi & Gunungapi di
Indonesia
• Gunungapi: Lubang kepundan atau
rekahan dalam kerak bumi, tempat
keluarnya cairan magma atas gas
atau cairan lainnya ke permukaan
bumi
• Letusan Gunungapi merupakan
bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah “ERUPSI”.

• Indonesia: mempunyai busur


gunungapi terpanjang di dunia
• Memiliki 127 gunungapi aktif, 60%
dari jumlah tsb adalah gunungapi
yang memiliki potensi bahaya cukup
besar
KLASIFIKASI Gunungapi berdasarkan sumber
erupsi:

• Erupsi Pusat
• Erupsi Samping
• Erupsi Celah
• Erupsi eksentrik
TIPE Erupsi Gunungapi
berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi, luas dan
kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap:

• Erupsi tipe Hawai: bersifat effusive dari magma basaltic, umumnya berupa
semburan lava pijar dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada
celah atau kepundan sederhana. Contoh: Erupsi G. Batur tahun 1962
• Erupsi tipe Stromboli: hampir sama dengan tipe Hawai, umumnya terjadi pada
gunungapi di tepi atau tengan benua. Contoh: G. Anak Krakatau
• Erupsi tipe Vulkano: erupsi magmatis berkompisis basaltic sampai dasit. Material
erupsi tidak hanya berasal dari magma tetapi bercampur batuan. Sebagian besar
gunungapi Indonesia adalah tipe vulkano. Contoh: G. Merapi
• Erupsi tipe Plini: erupsi sangat eksplosif dari magma berviskositas tinggi. Material
erupsi berupa batuapung dalam jumlah besar
• Erupsi Tipe Ultra Plini: erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung
lebih banyak dan luas dari Plinian biasa. Contoh: G. Krakatau tahun 1883 dan G.
Tambora tahun 1815.
• Erupsi Tipe Sub Plini: erupsi eksplosif dari magma asam
• Erupsi Tipe Surtseyan dan Freatoplini: Erupsi pada gunungapi bawah laut atau
yang berdanau kawah.
Gunung Api di Indonesia

Tiga gunung api yang masih berstatus level 3”waspada” adalah


• Gunung api karangetang di SulawesiUtara
• Gunung sinabung di Sumatera Utara
• Gunung Agung di Bali
Gunung api yang memiliki status level 2”waspada”, yakni
tangkuba perahu, anak krakatau, dempo, bandaapi,merapi,
kerinci, dan lainnya.
(BNPB, 2020)
Erupsi Gunung Merapi
• Pada 21 Juni 2020, gunung merapi kembali erupsi dengan
ketinggian kolom mencapai 6000 meter dari puncak.
• Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan
Geologi (BPPTKG) melaporkan erupsi tercatat di seismogram
dengan amplitudo 75 mm dan durasi 328 detik. Saat erupsi
pertama terjadi, BPPTKG memonitor arah angin menuju barat.
Sedangkan pada erupsi kedua, amplitudo termonitor 75 mm
dan durasi 100 detik. Tinggi kolom saat eruspi kedua ini tidak
teramati.
Data Kejadian Gunung Api Meletus di Indonesia
(BNPB, 2020)
Definisi Status Gunung Merapi

1. Aktif Normal
2. Waspada
3. Siaga
4. Awas
Strategi MITIGASI &
Upaya Pengurangan Risiko

• Pemantauan: melalui
SEISMOGRAF Hasil dilapor ke
PVMBG
• Peta Kawasan Rawan Bencana
Gunung Api
• Penyelidikan gunungapi
menggunakan metode berbagai
ilmu kebumian
• Sosialisasi kepada Pemda,
masyarakat terutama yang
tinggal di sekitar gunungapi.
Data Dampak Gunung Api Meletus (BNPB, 2020)
Dampak Abu Gunung Api

Abu gunung api terdiri dari partikel halus batuan gunung api
yang terfragmentasi (kurang dari 2 mm diameter)
• Dampak positif:endapan abu dalam jumlah besar dapat
menyatu dengan tanah dan menjadi lapisan atas daerah
gunung api.
• Dampak negatif:pada manusia, air, tanaman, hewan, dan
lainnya
Dampak Pada Manusia

Dampak terhadap pernapasan:


• Iritasi hidung dan pilek
• Iritasi dan sakit tenggorokan
• Bronkitis akut
• Ketidaknyamanan saat bernapas
• Iritasi saluran pernapasan bagi penderita asma
Jenis penyakit & Jenis Obat:
(sesuai Buku Pedoman Teknis DEPKES RI, 2007)

• ISPA: Kotrimoksazol 400 mg, 120 mg Tab &


Suspensi; Amoxicillin, OBH, Paracetamol,
Dekstrometrofan Tab, CTM
• DIARE: Oralit, Infus RL, NaCl 0,9%,
Metronidazol, Infus Set, Abocath, Wing
Needle
• KONJUNCTIVITIS: Suldasetamid t.m.,
Chloroampenicol, salep mata,
Oksitetrasiklin salep mata
• LUKA BAKAR: Aquadest steril, kasa steril
40/40, Betadine salep, Sofratulle,
Abocath, Cairan Infus (RL, NaCL), Vit C
Tab, Amoxicillin/ Amoicillin tab, kapas,
handscoen, wingneedle, alcohol 70%
Dampak pada Manusia

Penyakit Mata:
• Merasakan seolah-olah ada partikel yang masuk ke mata
• Mata menjadi sakit, perih, gatal atau kemerahan
• Men
• geluarkan air mata dan lengket
• Kornea lecet atau tergores
• Mata merah akut atau pembengkakan kantong mata
Dampak pada Manusia

Penyakit kulit:
• Iritasi Kulit
• Iritasi dan memerahnya kulit
• Infeksi sekunder akibat garukan
Dampak Lainnya

• Dampak terhadap jalan


• Dampak terhadap ketersediaan sumber daya listrik
• Dampak terhadap ketersediaan air bersih
• Dampak terhadap sanitasi
• Risiko atap runtuh
• Kesehatan hewan
Bahaya yang timbul akibat Gunungapi:

• Aliran Lava: magma yang meleleh ke


permukaan bumi melalui rekahan, suhu
>1000° C
• Awan Panas: Aliran material vulkanik panas
yang tdd batuan berat, ringan, butiran
klastik yang pergerakannya dipengaruhi
gravitasi & cenderung mengalir melalui
lembah
• Gas Beracun: Gas vulkanik yang dapat
mematikan apabila terhirup, antara lain:
CO2, SO2, Rn, H2S, HCl, HF, H2SO4. Gas ini
biasanya tidak berwarna dan tidak berbau.
• Lahar Letusan: Lahar letusan terjadi pada
gunung berapi yang mempunyai danau
kawah, terjadi bersamaan saat letusan.
Pengelolaan Gunungapi

• Dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi


(PVMBG) - Badan Geologi _ Kementerian Energi dan
Sumberdaya Mineral RI

• Mandat yang dimiliki PVMBG adalah:

(1)Penelitian dan pemantauan aktivitas gunungapi;


(2)Peringatan Dini Bencana Letusan Gunungapi, melalui
penentuan tingkat kegiatan gunungapi: aktif, waspada, siaga,
awas;
(3)Penetapan Kawasan Rawan Bencana;
(4)Pembentukan Tim Tanggap Darurat;
(5)Sosialisasi kepada Pemerintah daerah dan masyarakat:
pelatihan evakuasi dan penataan tata ruang
Status Gunung Api dan Tindakan:
Ketika Terjadi Letusan Gunungapi:

Hindari daerah rawan bencana seperti


lereng gunung, lembah dan DAS/ aliran
lahar
Tidak berada di lokasi yang
direkomenasikan untuk dikosongkan
Hindari tempat terbuka
Jika terpaksa berada di tempat terbuka,
lindungi diri dari abu letusan gunung api
Jangan memakai lensa kontak
Pakai masker atau kain/ kain basah untuk
menutup mulut dan hidung
Kenakan pakaian yang melindungi tubuh
seperti baju lengan panjang & topi
Setelah terjadi letusan gunung api:
Jauhi wilayah yang terkena
hujan abu
Hindari mengendarai mobil di
daerah yang terkena hujan abu
vulkanik sebab bisa merusak
mesin kendaraan
Bersihkan atap dari timbunan
debu vulkanik, karena beratnya
bisa merobohkan dan merusak
atap bangunan
Cara Melindungi Diri

• Kurangi berkendara
• Kurangi jumlah abu di dalam rumah
• Perlindungan
• Perlindungan mata
• Air minum
• Sayuran yang ditanam dirumah
• Pembersihan abu
(Internasional Volcanic Health Heath Hazard Network/IVHHN,
2019)
Siaga Gunung Api
Terimakasih
Referensi:

• BNPB. 2012. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh menghdapi


Bencana.
• Depkes RI. 2007. Pedoman teknis penanggulangan krisis kesehatan
akibat bencana (mengacu pada standar internasional. Jakarta: Depkes
• BNPB. 2016. Risiko Bencana Indonesia.
• BNPB. 2015. Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019
• http://www.who.int/hac/techguidance/ems/volcanos/en/
• https://www.redcross.org/get-help/how-to-prepare-for-
emergencies/types-of-emergencies/volcano.html
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2078062/

Anda mungkin juga menyukai