ISKEMIK
AKUT
DASAR DAN KLINIS
Editor:
Subandi
Baarid Luqman Hamidi
STROKE ISKEMIK AKUT:
DASAR DAN KLINIS
Editor
Subandi
Baarid Luqman Hamidi
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014
Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987
Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Perubahan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran
hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran
hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran
hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).
Pepi Budianto, dkk.
Editor
Subandi
Baarid Luqman Hamidi
UNS PRESS
STROKE ISKEMIK AKUT: DASAR DAN KLINIS
Hak Cipta @ Pepi Budianto, dkk. 2021
Penulis
Pepi Budianto, dr., Sp.N(K)., FINR., FINA.
Dr. Diah Kurnia Mirawati, dr., Sp.S(K).
Hanindia Riani Prabaningtyas, dr., Sp.N(K).
Stefanus Erdana Putra, dr.
Muhammad Hafizhan, dr.
Faizal Muhammad, S.Ked.
Editor
dr. Subandi, Sp.N(K)., FINS., FINA.
dr. Baarid Luqman Hamidi, Sp.S.
Ilustrasi Sampul
UNS PRESS
EISBN 978-602-397-521-1
KATA PENGANTAR
v
Kami berharap buku ini dapat membantu mahasiswa di
bidang kesehatan dan para tenaga medis lainnya untuk memaha-
mi stroke iskemik akut dengan lebih baik. Semoga penerbitan
buku ini juga akan dapat menambah khazanah keilmuan dan
wawasan kita dalam bidang stroke iskemik akut serta merangsang
perkembangan budaya ilmiah terbaru di Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret dan lingkungan kerja pembaca di
manapun berada.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu penyusunan buku ini di tengah segala
kesibukan yang ada. Kami mohon pula kesediaan para pembaca
yang budiman untuk kiranya dapat memberikan saran-sarannya
guna penyempurnaan buku ini di masa yang akan datang.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
B. Pencitraan Radiologi Otak: CT-Scan dan MRI . 78
C. Pemeriksaan Darah ................................................. 85
viii
BAB 8. TERAPI MEDIKAMENTOSA (FARMAKOLOGIS) 131
A. Trombolitik (Fibrinolitik) .................................... 132
B. Anti-Konvulsan .................................................... 133
C. Antiplatelet ............................................................ 134
D. Antikoagulan ........................................................ 136
E. Analgesik ............................................................... 138
F. Beta-blocker ........................................................... 138
G. ACE Inhibitor ........................................................ 139
H. Calcium Channel Blocker (CCB) ........................ 140
I. Vasodilator-Neuroprotektor ............................... 141
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 3.3 Benedikt syndrome ............................................... 70
Gambar 4.1 Waktu onset dan progresi cerebrovascular
accident .................................................................... 73
Gambar 5.1 CT angiografi stroke MCA ................................... 76
Gambar 5.2 TTP, CTA dan DSA ............................................... 77
Gambar 5.3 CT Scan Stroke ....................................................... 79
Gambar 5.4 CT Perfusi Normal ................................................ 80
Gambar 5.5 CT Perfusi stroke MCA ........................................ 80
Gambar 5.6 FLAIR MRI, ADC dan MRA Stroke.................... 82
Gambar 5.7 Infark ACA pada FLAIR, DWI dan ADC MRI . 82
Gambar 5.8 Dynamic susceptibility-weighted perfusion
MRI .......................................................................... 83
Gambar 5.9 Windowing utama Transcranial doppler .......... 84
Gambar 5.10 Transcranial doppler MCA dan ACA ................ 85
Gambar 6.1 Hubungan konsentrasi glukosa darah dan
penurunan kesadaran ........................................... 91
Gambar 6.2 Oklusi emboli MCA pada DSA dan
Trombektomi Solitaire .......................................... 101
Gambar 6.3 CT-scan non-contrast edema cerebri .................. 104
xii
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
BAB 1
PENDAHULUAN
Diah Kurnia Mirawati, Faizal Muhammad
A. Stroke
Stroke adalahroma klinis yang ditandai oleh disfungsi
cerebral fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih,
yang dapat menyebabkan disabilitas atau kematian yang
disebabkan oleh perdarahan spontan atau suplai darah yang tidak
adekuat pada jaringan otak. Sementara itu, stroke iskemik
merupakan disfungsi neurologis yang disebabkan oleh infark fokal
serebral, spinal maupun retinal. Stroke iskemik ditandai dengan
hilangnya sirkulasi darah secara tiba-tiba pada suatu area otak, dan
secara klinis menyebabkan hilangnya fungsi neurologis dari area
tersebut. Stroke iskemik akut disebabkan oleh thrombosis atau
emboli pada arteri cerebral dan stroke iskemik lebih sering terjadi
daripada stroke hemoragik (Gambar 1.1).
1
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
2
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
3
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Diagnosis
4
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
5
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
6
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
7
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
1. Antiplatelet
2. Statin
3. Olahraga
4. Intervensi atau pola hidup sehat (tidak merokok, tidak minum
alkohol)
B. Latar Belakang
Stroke iskemik akut ditandai dengan hilangnya sirkulasi suplai
darah secara akut pada sebuah area di otak, umumnya area
vascular tertentu, dan secara klinis menyebabkan hilangnya atau
disfungsi neurologis area yang bersangkutan. Terminologi
sebelumnya disebut sebagai Cerebrovascular Accident (CVA) atau
Sindroma Stroke, stroke merupakan keadaan non-spesifik dari jejas
cerebral dengan disfungsi neuronal yang diakibatkan oleh berbagai
kausa patofisiologi. Stroke dibagi menjadi 2 tipe yaitu: Stroke
hemoragik dan stroke iskemik. Stroke tipe iskemik akut disebab-
kan oleh penyumbatan thrombosis atau embolus pada arteri
cerebral (Gambar 1.1).
8
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Epidemiologi
9
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Kategori Stroke
▶ Tatalaksana
10
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Distribusi arteri
11
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
sisi anterior ganglia basalis dan crus anterior capsula interna. MCA
mensuplai sisi lateral lobus frontalis dan parietalis, sisi anterior dan
lateral lobus temporalis, dan memiliki cabang perforantes ke dalam
globus pallidus dan putamen (nucleus lentiformis) dan genu
capsula interna. MCA merupakan sumber dominan dengan teritori
neurovascular terluas pada hemispherum cerebri. PCA merupakan
cabang dari arteri basilaris dan menyusun neurovaskularisasi
posterior cerebrum. PCA memiliki percabangan perforantes ke
dalam thalamus, batang otak, dan cabang kortikal sisi inferior-
medial-posterior lobus temporal dan lobus occipitalis (Gambar 1.5)
(Tabel 1.1).
12
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
13
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
14
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
15
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
16
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
Gambar 1.7 - (A) Lateral view angiogram cerebral. (B) Skematis lateral
view angiogram cerebral anterior. (C) Skematis lateral view
angiogram cerebral medial. (Edward, 2019; Greenberg,
2010)
17
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
18
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
19
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
20
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
BAB 2
PATOFISIOLOGI & ETIOLOGI
Hanindya Riani Prabaningtyas, Stefanus Erdana Putra
21
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Cascade Iskemik
22
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
Gambar 2.1 - Cascade iskemik pada sel neuron setelah terjadi stroke.
(Yang et al., 2018)
23
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
24
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
25
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
26
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
Gambar 2.4 - (a) Efek desak massa lesi supratentorial yang membesar
(dalam bahasan ini edema cerebri) akan menyebabkan
pergeseran jaringan otak dalam compartment intracranial
yang menyebabkan, 1: herniasi cingulate/ subfalcine, 2:
herniasi uncal, 3: herniasi central, 4: herniasi tonsillar, coma
dan mati batang otak umumnya disebabkan oleh mekanisme
herniasi no.2,3,4 (b) Kiri: Efek desak massa (midline shift)
akibat efek desak massa atau space occupying lesion; Kanan:
Setelah operasi decompressive craniectomy. (Doherty, 2010)
27
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
28
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
29
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
30
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
31
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
Gambar 2.6 - Patofisiologi stroke dari disfungsi endote akibat paparan zat
iritan pada dinding arteril, proses atherosklerotik, pembentu-
kan trombus hingga terjadi oklusi total arteri karena sum-
batan thrombosis atau emboli. (Aminoff, 2015; Krueger, 2014)
32
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
33
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
34
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
Gambar 2.7 - Angiogram dari A.carotis dextra pada moyamoya. MCA dan
percabangannya tergantikan oleh pola kapiler difus yang
nampak seperti "puff of smoke". Kiri: AP view, Kanan: lateral
view. (Aminoff, 2015)
▶ Infark Lakunar
Infark lacunar umumnya terjadi akibat oklusi cabang
perforans (deep branch) MCA (misal: arteri lenticulostraita) yang
mevaskularisasi teritori area basal ganglia meliputi putamen,
35
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
36
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
37
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
38
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Kardioemboli
39
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
40
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Endokarditis Infektif
Endokarditis infektif (bakterial atau fungal) dapat menyebabkan
stroke kardioemboli atau menyebabkan hemoragik subarachnoid
atau intracerebral dari rupturnya aneurisma mikotik. Komplikasi
ini sangat sering sebelum atau tepat setelah onset tatalaksana.
Faktor predisposisi meliputi penggunaan obat intravena,
hemodialysis, kateterisasi intravena, penyakit katup jantung, dan
katup jantung prosthetic. Infeksi Staphylococcus aureus dan
Streptococcus viridans sangat sering menyerang katup jantung dan
menyebabkan community-acquired endocarditis. Sementara itu S.
aureus dominan pada pengguna obat intravena, hospital-acquired
infection, dan resipiens baru katup jantung prostetik. Endokarditis
fungal sangat jarang, umumnya disebabkan oleh Candida atau
Aspergillus, dan memiliki prognosis yang buruk. Tanda endocarp-
ditis infektif meliputi bising jantung, petekie, hemoragik splinter,
Roth-spot retinal (spot merah dengan pusat keputihan), Osler
nodes (nodul merah-ungu pada jari yang sangat nyeri), lesi
Janeway (macula merah pada palmar atau plantar), dan clubbing
pada jari tangan ataupun kaki.
41
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Trombositosis
42
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Kondisi Hiperkoagulabel
C. Etiologi
Stroke iskemik terjadi melalui proses yang menyebabkan
terbatasnya atau berhentinya aliran darah ke otak, meliputi
trombotik embolisme ekstra atau intra kranial, thrombosis in situ,
atau hipoperfusi relative. Saat aliran darah turun, neuron akan
berhenti berfungsi normal. Meskipun jarak batas sudah dijelaskan
sebelumnya, jejas iskemik neuronal irreversibel umumnya dimulai
saat aliran darah <18 mL/ 100 g jaringan/menit, dan kematian
neuron akan semakin lebih cepat saa aliran darah dibawah 10
mL/100 g jaringan/menit.
43
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Faktor Risiko
44
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
45
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
46
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
47
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
48
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Stroke Lakunar
▶ Stroke Emboli
Emboli kardiogenik berkontribusi sebesar 20% kasus stroke akut.
Emboli dapat berasal dari jantung, arteri ekstrakranial meliputi
arcus aorta, dan sangat jarang melalui proses paradoxical emboli
49
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Stroke Thrombosis
50
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Infark Watershed
Gambar 2.10 - Kiri: Area lesi hiperintensitas "patchy" pada FLAIR MRI
dengan pola linear pada substantia alba. Konfigurasi pola
51
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
Gejala stroke dapat terjadi akibat aliran darah otak yang tidak
adekuat karena penurunan tekanan darah (khususnya, penurunan
tekanan perfusi cerebral) atau sebagai akibat gangguan
hiperviskositas hematologi seperti penyakit sickle cell atau
penyakit hematologi lainnya misal myeloma multiple dan
polisithemia vera.
52
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
BAB 3
MANIFESTASI KLINIS
Pepi Budianto, Stefanus Erdana Putra
A. Riwayat Medis
Fokus riwayat medis pada pasien dengan stroke iskemik
adalah untuk identifikasi faktor risiko atherosklerotik dan penyakit
jantung, meliputi:
1. Hipertensi
2. Diabetes mellitus
3. Merokok (penggunaan tembakau)
4. Dislipidemia
5. Riwayat penyakit arteri coroner, bypass arteri coroner, atau
atrial fibrilasi
53
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
54
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
55
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
56
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Pemeriksaan Neurologis
57
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
58
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
Tabel 3.2 - National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS). (Ortiz, 2014)
No. Kategori Skala Skor
1a Tingkat 0 : Compos mentis
Kesadaran 1 : Somnolen, dapat berespon
terhadap stimulasi suara
2 : Stupor, dapat berespon
terhadap stimulasi nyeri
3 : Koma, tidak ada respons
1b Menjawab 0 : Benar semua
pertanyaan 1 : 1 benar, terdapat dysarthria
(bulan, usia) 2 : salah semua, terdapat afasia,
stupor, koma
1c Mengikuti 0 : Mampu melakukan semua
perintah perintah
(buka-tutup mata, 1 : Melakukan 1 perintah
mengepalkan dan 2 : Tidak mampu melakukan
meregangkan perintah
telapak tangan
non-parese)
2 Gaze: Gerakan 0 : Normal
mata konjugat 1 : Parese gaze parsial pada 1
(conjugate eye atau 2 mata, terdapat
movement) abnormal gaze namun tidak
mengikuti ditemukan forced deviation
gerakan jari atau parese gaze total
tangan pemeriksa 2 : Forced deviation, atau parese
gaze total dan tidak dapat
diatasi dengan maneuver
okulosefalik atau doll’s eye
3 Visus: Lapang 0 : Tidak ada defisit lapang
pandang melalui pandang
tes konfontrasi 1 : Hemianopia parsial
2 : Hemianopia komplit
3 : Hemianopia bilateral atau
homonim
4 Parese wajah: 0 : Normal
angkat alis, unjuk 1 : Parese minot (sulcus
gigi, dan nasolabial rata, asimetri saat
memejamkan senyum)
mata denagn rapat
59
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
60
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
61
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
62
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
63
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
64
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
65
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
66
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
67
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
Gambar 3.1 - Struktur anatomis berupa tractus dan nuclei pada medulla
oblongata yang terdampak pada oklusi PICA. (Aminoff,
2015)
68
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
69
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
70
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
BAB 4
DIAGNOSIS BANDING
Diah Kurnia Mirawati, Muhammad Hafizhan
71
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
2. Neoplasma otak
3. Gangguan konversi
4. Stroke hemoragik
5. Hipoglikemia
6. Nyeri kepala migraine
7. Sinkop
8. Amnesia global transien
9. Kejang
10. Hemoragik subarachnoid
72
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
73
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
74
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
BAB 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pepi Budianto, Faizal Muhammad, Muhammad Hafizhan
75
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
76
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
77
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Laboratorium
78
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
Gambar 5.3 - Infark akut insula karena stroke MCA. (A) CT-scan non-
contrast memperlihatkan subtle hipodensitas pada insula
dextra dengan windowing standart. (B) dengan modalitas
yang sama seperti gambar-A namun dengan windowing
yang sempit mulai terlihat hipodensitas jelas (infark) pada
insula dextra (panah), globus pallidus sisi posterior. (C) 1
hari setelah onset stroke memperlihatkan infark progresif
peri-Sylvian dan mass effect lesion. (Vu dan Lev, 2005)
79
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
80
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ MRI
Dahulu, MRI konvensional (spin echo) memerlukan waktu
berjam-jam untuk memperlihatkan temuan lesi visible pada stroke
iskemik akut. Sekuens Diffusion-weighted imaging (DWI) sangat
sensitive terhadap edema cerebri awal, yang berkorelasi baik
dengan temuan iskemik cerebral. Untuk alasan ini, pada banyak
fasilitas kesehatan yang memadai DWI dimasukan kedalam
standar protokol MRI otak. DWI MRI dapat mendeteksi iskemik
lebih dini (kondisi hipoperfusi akut dimana proses edema
sitotoksik belum terjadi) dari pada CT-scan standard dan MRI spin
echo, DWI MRI juga memberikan data penting pada pasien dengan
stroke ataupun TIA (Gambar 5.6) (Gambar 5.7).
Teknik yang paling umum digunakan untuk perfusi MRI
adalah kerentanan dinamis (dynamic susceptibility), yang
melibatkan pembuatan peta perfusi otak dengan memantau first-
pass injeksi cepat bolus kontras melalui pembuluh darah otak. Efek
sekuens T2 yang berhubungan dengan kerentanan menciptakan
hilangnya sinyal pada pembuluh darah kapiler dan parenkim yang
diperlihatkan (diperfusi) dengan kontras.
81
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
Gambar 5.7 - Infark ACA, subakut dini. Pada FLAIR, ada abnormalitas
hiperintensitas signal di lobus frontalis medial dextra, yang
82
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
Gambar 5.8 - (Kiri) Area otak tertentu dipilih untuk input arterial dan vena
untuk dynamic susceptibility-weighted perfusion MRI. (Kanan)
Kurva signal-waktu diperoleh pada area ini memper-
lihatkan drop signal setelah pemberian kontras intravena.
Informasi yang diperoleh dari perubahan dinamis signal
parenkimal post-contrast digunakan untuk menghasilkan
map parameter perfusi berbeda. (Edward, 2019)
83
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
84
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
Gambar 5.10 - (Kiri) MCA dan ACA di-tracing pada percabangan ICA
hingga menjadi MCA (tracing diatas baseline) dan ACA
(tracing dibawah baseline). (Kanan) ACA normal di-tracing
dibawah baseline memperlihatkan aliran menjauh (flow
away) dari probe pada kedalaman (depth) 66 mm,
windowing transtemporal. (Sarkar et al., 2007)
C. Pemeriksaan Darah
Complete Blood Count (CBC) atau hitung darah lengkap
berfungsi sebagai studi baseline dan dapat mengungkapkan kausa
stroke (misalnya, polisitemia, thrombositosis, thrombositopenia,
leukemia), mengidentifikasi bukti penyakit lain yang menyertai
(misalnya anemia), atau masalah lain yang dapat memengaruhi
strategi reperfusi (trombositopenia). Panel biokimia dasar
85
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
86
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
BAB 6
TATALAKSANA & MANAJEMEN
Pepi Budianto, Hanindya Riani Prabaningtyas, Stefanus Erdana Putra
87
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Perawatan Paliatif
▶ Edukasi Klinis
88
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
89
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Komorbiditas
▶ Suplementasi Oksigen
Suplementasi oksigen tambahan direkomendasikan ketika pasien
memiliki indikasi untuk diberikan oksigen (yaitu saturasi oksigen
<95%). Pada sebagian kecil pasien dengan stroke yang relatif
hipotensi, pemberian cairan IV, terapi vasopresor, atau keduanya
dapat meningkatkan aliran melalui stenosis kritis.
90
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
91
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
92
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
93
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
94
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Risiko Hemoragik
95
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
E. Reperfusi Intra-Arterial
Secara teoritis, pemberian intra-arterial (IA) dapat meng-
hasilkan konsentrasi lokal yang lebih tinggi dari agen fibrinolitik
pada dosis total yang lebih rendah (dan dengan demikian mungkin
menurunkan risiko perdarahan sistemik) dan memungkinkan
kesempatan waktu terapi yang lebih lama. Namun, waktu yang
lebih lama untuk memulai pemberian IA dapat mengurangi
96
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
F. Terapi Anti-Platelet
Pedoman AHA/ASA merekomendasikan pemberian anti-
platelet aspirin, 325 mg per oral, dalam 24-48 jam setelah onset
stroke iskemik. Manfaat aspirin sangatlah sederhana tetapi secara
statistik signifikan bermanfaat dalam pengurangan stroke rekurens.
The International Stroke Trial and the Chinese Acute Stroke Trial
(CAST) menunjukkan manfaat sederhana dari penggunaan aspirin
dalam setting stroke iskemik akut. International Stroke Trial
97
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
98
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
99
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
100
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
101
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
102
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
I. Kontrol Demam
Antipiretik diindikasikan untuk pasien stroke disertai demam,
karena kondisi hipertermia mempercepat cedera neuron iskemik.
Bukti eksperimental yang substansial menunjukkan bahwa hipotermia
otak ringan bersifat neuroprotektif. Penerapan kondisi hipotermia-
terinduksi saat ini sedang dievaluasi dalam uji klinis fase II.
Suhu tubuh yang tinggi dalam 12-24 jam pertama setelah onset
stroke telah dikaitkan dengan hasil prognosis fungsional yang
buruk. Namun, hasil dari uji Paracetamol (Acetaminophen) in Stroke
(PAIS) tidak mendukung penggunaan acetaminophen dosis tinggi
(6 gram setiap hari) pada pasien dengan stroke akut, walaupun
analisis post-hoc menunjukkan kemungkinan efek menguntungkan
pada hasil fungsional pada pasien yang dirawat dengan suhu tubuh
37-39°C.
J. Edema Cerebri
Edema cerebri yang signifikan setelah stroke iskemik dianggap
agak jarang (10-20%). Tingkat keparahan maksimum edema
biasanya mencapai 72-96 jam setelah timbulnya stroke. Indikator
awal iskemia pada manifestasi klinis dan CT-scan non-contrast
(NCCT) adalah indikator independen dari potensi edema dan
103
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
104
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
105
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
K. Kontrol Kejang
Kejang terjadi pada 2-23% pasien dalam beberapa hari pertama
setelah stroke iskemik. Kejang-kejang ini biasanya bersifat fokal,
tetapi bisa juga kejang umum (generalized). Meskipun profilaksis
primer untuk kejang pasca stroke tidak diindikasikan, pencegahan
sekunder kejang berikutnya dengan terapi obat anti-epilepsi
(OAE) standar direkomendasikan.
L. Dekompresi Akut
Dalam kasus pasien dengan dekompensasi cepat atau pasien
dengan status neurologis yang memburuk (deteriorate), penilaian
ulang ABC serta hemodinamik dan pencitraan ulang sangat diindi-
kasikan. Banyak pasien yang mengalami transformasi hemoragik
atau edema serebri progresif akan menunjukkan penurunan klinis
akut. Jarang, pasien mungkin mengalami eskalasi gejala sekunder
akibat peningkatan ukuran penumbra iskemik. Pengamatan yang
106
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
N. Agen Neuroprotektif
Alasan penggunaan agen neuroprotektif adalah bahwa
mengurangi pelepasan neurotransmitter eksitatorik oleh neuron
area penumbra iskemik, sehingga dapat meningkatkan kelangsu-
ngan hidup (viabilitas) neuron-neuron area ini. Meskipun hasil
yang sangat menjanjikan dalam beberapa penelitian pada hewan,
belum ada bukti efikasi agen neuroprotektif tunggal pada stroke
iskemik yang didukung oleh studi klinis manusia secara random-
107
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
O. Prevensi Stroke
Prevensi primer mengacu pada manajemen individu yang
tidak memiliki riwayat stroke. Langkah-langkah pencegahan dapat
mencakup penggunaan agen antiplatelet, statin, olahraga rutin
dan berhenti merokok. Pedoman AHA/ASA 2011 untuk
pencegahan stroke menekankan pentingnya perubahan gaya hidup
untuk mengurangi faktor risiko yang dapat dimodifikasi, dengan
dasar bukti penelitian bahwa terdapat penurunan risiko stroke
sebesar 80% apabila menerapkan pola hidup sehat daripada tidak
menerapkan pola hidup sehat.
Prevensi sekunder mengacu pada perawatan individu yang
sudah terserang stroke. Tindakan dapat termasuk penggunaan
agen anitplatelet, antikoagulan (warfarin atau antikoagulan oral
baru), antihipertensi, statin, dan intervensi gaya hidup. Sebuah
penelitian oleh Warfarin-Aspirin Symptomatic Intracranial Disease
Trial Investigators menyimpulkan bahwa pada pasien stroke yang
memiliki stenosis arteri intrakranial yang signifikan, aspirin harus
digunakan dalam preferensi terhadap warfarin untuk pencegahan
sekunder.
108
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
109
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
110
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
111
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Atrial Fibrilasi
112
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
P. Life’s Simple 7
American Heart Association (AHA) telah mendefinisikan
kesehatan jantung ideal berdasarkan tujuh faktor risiko (Life's
Simple 7) yang dapat ditingkatkan oleh orang-orang melalui pe-
rubahan gaya hidup. Tujuh langkah yang telah direkomendasikan
untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular kini juga menjadi
fokus American Stroke Association (ASA) untuk meningkatkan
kesehatan otak. Tujuh langkah, yang disebut "Life's Simple 7" juga
dapat mencegah demensia yang disebabkan oleh stroke, demensia
vaskular, dan penyakit Alzheimer dan telah dipilih sebagai metrik
untuk menentukan kesehatan otak yang optimal.
Ketujuh kriteria tersebut terdiri dari empat perilaku sehat ideal
dan tiga faktor sehat ideal sebagai berikut: status tidak merokok,
aktivitas fisik sesuai rekomendasi, indeks massa tubuh (IMT)
kurang dari 25 kg/m2, diet sehat yang konsisten dengan pedoman
terbaru, tekanan darah yang tidak diobati kurang dari 120/80
mmHg, kolesterol total yang tidak diobati kurang dari 200 mg/dL,
gula darah puasa (GDP) kurang dari 100 mg/dL.
113
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Berhenti Merokok
114
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Aktivitas Fisik
115
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
116
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
117
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
Q. Konsultasi
Tim stroke atau profesional berpengalaman disiplin ilmu
stroke harus tersedia dalam waktu 15 menit setelah kedatangan
pasien di IGD. Konsultasi lainnya disesuaikan dengan kebutuhan
pasien. Seringkali, terapi okupasi, terapi fisik, terapi wicara, dan
ahli pengobatan dan rehabilitasi fisik dikonsultasikan pada hari
pertama rawat inap.
Konsultasi bidang kardiologi, bedah vaskular, atau bedah saraf
dapat dilakukan berdasarkan hasil pemindaian dupleks karotis,
pencitraan neuroradiologi, ekokardiografi transthoracic dan
transesophageal, dan kursus klinis. Selama dirawat di rumah sakit,
konsultasi tambahan yang bermanfaat termasuk yang berikut:
1. Koordinator perawatan kesehatan rumah
2. Koordinator rehabilitasi
3. Psikiater (umumnya untuk depresi)
4. Ahli diet
118
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
119
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
120
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
BAB 7
PEDOMAN (GUIDELINES) TERAPI
Pepi Budianto, Diah Kurnia Mirawati, Faizal Muhammad
121
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
122
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
123
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
Tabel 7.1 - Deskripsi aplikasi klasifikasi rekomendasi dan Level of Evidence (LoE)
menurut pedoman (guideline) AHA/ASA Tahun 2011.
Class I Class II A Class II B Class III
Keuntungan Keuntungan Keuntungan ≥ Risiko ≥
>>> risiko >> risiko risiko keuntungan
124
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
125
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
126
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
127
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
128
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
129
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
130
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
BAB 8
TERAPI MEDIKAMENTOSA
(FARMAKOLOGIS)
Pepi Budianto, Stefanus Erdana Putra, Faizal Muhammad
131
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
A. Trombolitik (Fibrinolitik)
Agen trombolitik (lebih tepatnya, fibrinolitik) agen yang
mengubah plasminogen yang terperangkap menjadi plasmin dan
menginisiasi fibrinolisis lokal dengan mengikat fibrin dalam
gumpalan.
▶ Alteplase (Actilyse)
Komposisi Alteplase (rekombinan activator plasminogen jenis
jaringan manusia)
Indikasi Pengobatan trombolitik pada infark miokard akut,
emboli pulmonal massif akut dengan hemodinamik
tidak stabil, dan stroke iskemik akut
Dosis Stroke iskemik akut: 0,9 mg/kgBB secara infus
selama 60 menit dengan 10% dosis total diberikan
sebagai bolus IV awal. Terapi mulai diberikan dalam
waktu 3 jam sejak onset gejala
Kontraindikasi (Lihat subbab 7.1, Prosedur Pemberian rt-PA)
Perhatian Perdarahan. Terapi tidak boleh dimulai lebih dari 3
khusus jam setelah onset gejala. Monitor tekanan darah
sampai dengan 24 jam selama terapi
Efek samping Perdarahan, embolisasi Kristal kolesterol atau
trombotik, ekimosis, epitaksis, penurunan drastic
tekanan darah, reaksi anafilaktoid, peningkatan suhu
tubuh
Interaksi obat Antikoagulan kumarin, penghambat agregasi
platelet, heparin dan obat lain yang mempengaruhi
koagulasi, ACE inhibitor
Sediaan Vial 50 mg + vial 50 mL water for injection & IV kit x
1 (Rp 6.547.530)
FDA* C
132
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
B. Anti-Konvulsan
Sementara kejang yang terkait dengan stroke relatif jarang
terjadi, kejang berulang mungkin mengancam jiwa. Umumnya,
agen yang digunakan untuk mengobati kejang berulang juga di-
gunakan pada pasien dengan kejang setelah stroke. Benzodiazepin,
biasanya diazepam dan lorazepam, adalah obat lini pertama untuk
kejang yang berkelanjutan.
▶ Diazepam (Valisanbe)
Komposisi Diazepam
Indikasi Neurotikm psikosomatik, reumatik dan gangguan
otot akibat trauma, gejala putus alkohol, status
epilepticus, kondisi pra dan pasca operasi
Dosis Tab dewasa 2-5 mg, anak 6-14 tahun 2-4 mg, <6 tahun
1-2 mg. Seluruh dosis diberikan 3x/hari/ Ampul
status epilepticus, tetanus atau spasme otot berat
dewasa 5-10 mg IM/IV. Anak 1-2 mg IM/IV
Kontraindikasi Psikosis berat, glaucoma sudut sempit akut. Bayi
premature atau baru lahir, serangan asma akut,
miastenia gravis, Hamil trimester I
Perhatian Epilepsi, gangguan kardiovaskular, hati, dan ginjal.
khusus Insufisiensi pernapasan. Hamil, laktasi, neonates,
lansia. Mengganggu kemampuan mengemudi atau
menjalankan mesin
133
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Lorazepam (Merlopam)
Komposisi Lorazepam
Indikasi Pengobatan jangka pendek gejala ansietas atau
ansietas yang berhubungan dengan depresi
Dosis Dosis lazim: 2-6 mg/hari dalam dosis terbagi. Dosis
harian bervariasi 1-10 mg. Lansia atau pasien kondisi
lemah awal 1-2 mg/hari dosis terbagi. Premedikasi
2-4 mg sebelum tidur atau 1-2 mg sebelum operasi
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap benzodiazepine, glaucoma
sudut sempit, insufisiensi pernapasan berat,
myasthenia gravis, sindrom apnea tidur
Perhatian Jangan mengendarai atau mengoperasikan mesin.
khusus Hamil, laktasi, anak <12 tahun. Insufisiensi
pulmonal kronik, gangguan fungsi hati dan ginjal
Efek samping Sedasi diikuti pusing, lemah, lesu, disorientasi,
depresi, mual, sakit kepala, gangguan tidur, agitasi,
hipotensi, amnesia
Interaksi obat Depresan SSP (barbiturate atau alkohol)
Sediaan Tab salut selaput 0,5 mg x 10 x 10 (Rp 95.000), 2 mg x
10 x 10 (Rp 260.000)
FDA D
C. Antiplatelet
Meskipun agen antiplatelet telah terbukti bermanfaat untuk
mencegah stroke berulang atau stroke setelah serangan iskemik
transien (TIA), efikasi dalam pengobatan stroke iskemik akut belum
134
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Aspirin (Aspilet)
Komposisi Acetylsalicylic acid
Indikasi Pengobatan dan pencegahan angina pectoris dan
infark miokardium
Dosis 1 tab 1x/hari
Kontraindikasi Gangguan perdarahan, asma, ulkus peptikum aktif
Perhatian Dispepsia, disfungsi ginjal dan hati, porfiria, hamil,
khusus laktasi, anak
Efek samping Ulkus peptikum, gangguan GIT, peningkatan waktu
perdarahan, hipoprotrombinemia, reaksi
hipersensitif, pusing, tinnitus
Interaksi obat Alkohol, antikoagulan, probenesid, sulfonilurea
Sediaan Tab kunyah 80 mg x 100 (Rp 36.700)
FDA C, D (jikan digunakan dosis penuh pada trimester III)
▶ Clopidogrel (Clidorel)
Komposisi Clopidogrel
Indikasi Pencegahan kejadian aterotrombotik pada pasien
infark miokard, stroke iskemik, atau penyakit arteri
perifer. Pasien yang menderita ACS, ACS tanpa
elevasi ST (angina tidak stabil atau infark miokard
non-Q wave), termasuk pasien yang menjalani
pemasangan stent sesudah intervensi coroner
perkutan, sebagai kombinasi dengan aspirin,
peningkatan segmen ST pada infark miokard akut,
kombinasi dengan aspirin pada pasien yang
mendapat pengobatan medis dan memenuhi syarat
untuk menjalani terapi trombolitik
Dosis Dewasa 75 mg 1x/hari. Angina tidak stabil 300 mg
kemudian lanjutkan dengan dosis 75 mg 1x/hari
Kontraindikasi Gangguan hati berat, perdarahan patologis aktif
seperti tukak peptic, perdarahan intracranial. Hamil
dan laktasi
135
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
D. Antikoagulan
Antikoagulan seperti warfarin digunakan untuk pencegahan
stroke sekunder.
▶ Warfarin (Simarc-2)
Komposisi Warfarin Na
Indikasi Pengobatan dan pencegahan thrombosis vena. Terapi
tambahan untuk mengatasi penyumbatan koroner
Dosis Dewasa dosis bersifat individual. Dosis awal: 5-10
mg/hari selama 2 hari. Penyesuaian dosis dilakukan
menurut hasil INR. Dosis pemeliharaan 2-10 mg/hr
Kontraindikasi Kondisi potensial perdarahan, pembedahan segera,
anestesi lumbal, pre eclampsia, eclampsia, ancaman
abortus, hamil
Perhatian khusus Kerusakan hati dan ginjal
Efek samping Perdarahan, ileus paralitik, perdarahan uterus
berlebihan, nekrosis pada kulit dan jaringan lain
Interaksi obat Efek obat berkurang oleh pemberian aminoglutetimida,
barbiturate, karbamazepin, griseovulfin, fenobarbital,
primidone, rifampisin, vit.K. Efek obat meningkat oleh
anabolic steroid, amiodarone, antibiotika, simetidin,
klfibrat, danazol, disulfiram, imidazole, anti-fungal,
omeprazole, fenitoin, temoksifen, propafenon, tiroksin
Sediaan Tab 2 mg x 10 x 10 (Rp 120.000)
FDA X
136
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
▶ Dabigatran (Pradaxa)
Komposisi Dabigatran etexilate
Indikasi Pencegahan primer kejadian tromboemboli vena pada
pasien dewasa yang menjalani operasi elektif peng-
gantian os coxae atau total knee surgery. Pencegahaan
stroke dan emboli sistemik dengan atrial fibrilasi
dengan sekurang-kurangnya 1 faktor risiko tambahan
untuk stroke iskemik sebelumnya, TIA, emboli sistemik,
gangguan fungsi ventrikel sinistra
Dosis Untuk pencegahan stroke embolidengan atrial fibrilasi:
150 mg 2 kapsul/hari, terapi harus dilanjutkan seumur
hidup
Kontraindikasi Gangguan ginjal berat (bersihan kreatinin <30mL/
menit), menifestasi hemoragik, lesi organ yang memiliki
risiko perdarahan klinis yang bermakna, tempat yang
dipasangi kateter spinal atau epidural dan selama
berjam-jam pertama setelah kateter dilepas. Pengobatan
bersama dengan ketokonazol sistemik
Perhatian Gangguan hati, risiko perdarahan, anestesi spinal atau
khusus epidural, pungsi lumbal, anak <18 tahun. Hamil dan
laktasi
Efek samping Anemia, trombositopenia, hipersensitivitas, hematoma,
perdarahan, epitaksis, hemoptysis, gangguan GIT dan
hati, hematuria, hematoma traumatik
Interaksi obat Antagonis vit.K, amiodarone, verapamil, kuinidin,
klaritromisin, ketokonazol, rifampisin, St.John’s wort,
karbamazepin
Sediaan Kaps 75 mg x 3 x 10 (Rp 554.950). 110 mg x 3 x 10 (Rp
554.950). 150 mg x 3 x 10 (Rp 554.950)
FDA C
137
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
E. Analgesik
Hipertermia pada stroke akut berpotensi berbahaya dan harus
diobati. Agen dengan potensi risiko perdarahan harus dihindari,
jika mungkin.
▶ Acetaminophen/Paracetamol (Panadol)
Komposisi Paracetamol
Indikasi Meredakan sakit kepala, sakit gigi, myalgia, dan
menurunkan demam yang menyertai flu dan demam
pasca vaksinasi
Dosis Dewasa 1-2 kapl 3-4 x/hari, maks: 8 kapl/hari. Anak
7-12 tahun: ½-1 kapl 3-4x/hr, maks: 4 kapl/hari
Kontraindikasi Gangguan fungsi hati
Perhatian Pasien dengan penyakit ginjal. Dapat meningkatkan
khusus risiko hepatotoksisitas (terutam yang minum
alkohol). Penggunaan obat lain yang mengandung
paracetamol
Efek samping Kerusakan hati akibat pemberian jangka panjang,
dosis besar. Hipersensitivitas
Sediaan Kapl 500 mg x 10 (Rp 6.900)
FDA B
F. Beta-blocker
Manajemen tekanan darah yang optimal pada stroke akut
tetap menjadi bahan perdebatan. Parameter pengobatan sangat
tergantung pada apakah pasien adalah kandidat untuk terapi
fibrinolitik. Sementara tekanan darah target mungkin berbeda,
agen terapeutik utamanya sama.
▶ Labetalol (Trandate)
Komposisi Labetalol HCl
Indikasi Terapi hypertensi emergensi, hipotensive
anaesthesia, hipertensi setelah infark miokard,
hipertensi pada kehamilan, hipertensi.
Dosis Hipertensi emergensi: 20 mg injeksi pelan selama 2
menit, dilanjutkan dengan 40-80 mg setiap 10 menit,
138
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
G. ACE Inhibitor
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor mencegah
konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, vasokonstriktor yang
kuat, sehingga sekresi aldosteron lebih rendah.
▶ Enarapril (Tenaten)
Komposisi Enarapil maleate
Indikasi Hipertensi, gagal jantung
Dosis Dosis umum: 10-40 mg/hari. Hipertensi esensial
awal 5 mg 1x/hari. Pemeliharaan: 10-20 mg 1x/hari.
Lansia awal 2,5 mg 1x/hari.
139
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
▶ Nicardipine (Nidaven)
Komposisi Nicardipine HCl
Indikasi Terapi kedaruratan krisis hipertensi akut selama
pembedahan, Kegawatdaruratan hipertensi
Dosis 0,5-6 mcg/kgBB/menit secara infus drip IV dengan
kecepatan 0,5 mcg/kgBB/ menit hingga tercapai
tekanan darah yang diinginkan dan selanjutnya
lakukan penyesuaian dosis
Kontraindikasi Hipersensitivitas. Dugaan hemostatis inkomplit
sesudah terjadi perdarahan intracranial.
Peningkatan tekanan intracranial pada stadium akut
stroke
Perhatian Gangguan fungsi hati atau ginjal, stenosis aorta.
khusus Hamil, laktasi, anak, lansia
Efek samping Ileus paralitik, hipoksemia, angina, dyspnea,
trombositopenia, gangguan fungsi hati, icterus,
takikardia, palpitasi, rasa panas dan kemerahan
140
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
I. Vasodilator - Neuroprotektor
Vasodilator menurunkan tekanan darah melalui vasodilatasi
langsung (neurotransmisi serebral) dan relaksasi otot polos
pembuluh darah. Vasodilator lebih banyak digunakan untuk me-
nurunkan tekanan darah dalam situasi yang parah atau refraktori
dan harus digunakan dengan hati-hati. Agen neuroprotektor
mencegah dan memblok kematian sel neuron di area iskemik
penumbra. Memperbaiki aliran darah otak serta metabolisme
regional di daerah iskemia.
▶ Citicoline (Beclov)
Komposisi Citicoline
Indikasi Penurunan kesadaran akibat kerusakan atau bedah
otak, trauma, dan infark serta infeksi cerebral.
Mempercepat pemulihan ekstremitas atas pada pasien
dengan hemiplegia yang menyertai apopleksia serebral.
Pasien dengan paralisis ekstremitas bawa yang relative
ringan dalam 1 tahun terakhir dan sedang menjalani
rehabilitasi serta mendapat terapi obat oral biasa
Dosis 1000 mg IV 1x/hari selama 2 minggu berturut-turut
Perhatian Harus diberikan bersama dengan obat yang
khusus menurunkan tekanan intracranial atau anti perdarahan,
jaga agar suhu tubuh tetap rendah pada situasi akut dan
seirus. Berikan secara IV perlahan, pemberian IM hanya
141
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
142
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
BAB 9
PROGNOSIS & EDUKASI PASIEN
Diah Kurnia Mirawati, Hanindya Riani Prabaningtyas, Muhammad Hafizhan
143
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
144
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
145
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
146
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
147
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
148
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
DAFTAR PUSTAKA
149
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
150
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil% 20Riskesdas,
202018.
Krueger, G.R.F., 2014. Netter's Illustrated Human Pathology. Elsevier
Health Sciences.
Liang, D., Bhatta, S., Gerzanich, V. and Simard, J.M., 2007. Cytotoxic
edema: mechanisms of pathological cell swelling.
Neurosurgical focus, 22(5), pp.1-9.
MacKay K, Mensah GA. World Health Organization. Global Burden
of Stroke: The Atlas of Heart Disease and Stroke. Available at
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atl
as_15_burden_ stroke.pdf
Mayo Clinic Staff. 2019. Stroke: Symptoms and Causes, Available at:
https://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/stroke/symptoms-causes/syc-20350113
(Accessed: 2nd February).
Michinaga, S. and Koyama, Y., 2015. Pathogenesis of brain edema
and investigation into anti-edema drugs. International
journal of molecular sciences, 16(5), pp.9949-9975.
Munich, S.A., Shakir, H.J. and Snyder, K.V., 2016. Role of CT
perfusion in acute stroke management. Cor et Vasa, 58(2),
pp.e215-e224.
Musuka, T.D., Wilton, S.B., Traboulsi, M. and Hill, M.D., 2015.
Diagnosis and management of acute ischemic stroke: speed
is critical. Cmaj, 187(12), pp.887-893.
Mwita, C.C., Kajia, D., Gwer, S., Etyang, A. and Newton, C.R., 2014.
Accuracy of clinical stroke scores for distinguishing stroke
subtypes in resource poor settings: A systematic review of
diagnostic test accuracy. Journal of neurosciences in rural
practice, 5(04), pp.330-339.
151
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
152
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
153
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
Yew, K.S. and Cheng, E., 2009. Acute stroke diagnosis. American
family physician, 80(1), p.33.
Yu, Y., Han, Q., Ding, X., Chen, Q., Ye, K., Zhang, S., Yan, S.,
Campbell, B.C., Parsons, M.W., Wang, S. and Lou, M., 2016.
Defining core and penumbra in ischemic stroke: a voxel-and
volume-based analysis of whole brain CT perfusion.
Scientific reports, 6, p.20932.
Zhang, J., Yang, Y., Sun, H. and Xing, Y., 2014. Hemorrhagic
transformation after cerebral infarction: current concepts
and challenges. Annals of translational medicine, 2(8).
Zivelonghi, C. and Tamburin, S., 2018. Mechanical thrombectomy
for acute ischemic stroke: the therapeutic window is larger
but still “time is brain”. Functional neurology, 33(1), p.5.
154
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
TENTANG PENULIS
155
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
156
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
157
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
158
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
CATATAN
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
159
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
160
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar d a n Kl i ni s
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
161
ST R OK E IS K EM I K A KU T
D as ar da n Kl i n i s
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
162
Buku ini membahas mengenai konsep pelayanan stroke iskemik akut terpadu, yaitu
sebuah program pelayanan yang mengedepankan integrasi di dalam penanganan
pasien dengan pendekatan interdisiplin mulai dari pencegahan, pengobatan,
restorasi dan rehabilitasi stroke. Konsep pelayanan stroke terpadu ini membutuhkan
kecermatan di dalam penyusunannya, agar perencanaan konsep ini dapat menjadi
cetak biru atau blue print yang bermanfaat bagi seluruh pemegang kebijakan
pelayanan kesehatan di Indonesia. Sebagai awal dari perencanaan program
pelayanan stroke terpadu yang berkualitas, maka dibutuhkan komitmen, serta orang-
orang berdedikasi nggi dan berminat besar dalam upaya melaksanakan pelayanan
stroke secara terpadu, sehingga dapat menciptakan keadaan yang lebih baik.
Stroke merupakan penyakit berupa gangguan fungsional otak fokal maupun general
secara akut yang terjadi lebih dari 24 jam. Stroke menyerang saat pembuluh darah
yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak tersumbat atau pecah. Saat hal tersebut
terjadi, terdapat bagian otak yang dak mendapat nutrisi dan oksigen, sehingga
dapat terjadi proses kema an sel otak. Terdapat dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik
dimana adanya sumbatan di pembuluh darah, dan stroke hemoragik dimana
pembuluh darah otak pecah. Stroke telah menjadi penyebab kema an ter nggi pada
tahun 2012 menurut WHO country risk profile, yaitu sebanyak 21%. Angka ini dak
berubah secara bermakna sejak tahun 2000 yang berar bahwa penanganan stroke
belum op mal dan membutuhkan perha an khusus. Menurut Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi penyakit stroke di Indonesia meningkat
dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada
tahun 2018. Sebagian besar kejadian stroke tersebut merupakan stroke iskemik.
Stroke memiliki beberapa faktor risiko. Faktor risiko stroke melipu hipertensi, usia di
atas 50 tahun, peningkatan kolesterol total, serta peningkatan gula darah. Pada
peneli an Dina et al. di Sumatera Barat, 69,79% pasien stroke mengalami
peningkatan kadar kolesterol total. Peningkatan kadar kolesterol total dapat
menyebabkan aterosklerosis yang dapat menyebabkan tersumbatnya pembuluh
darah. Salah satu proses yang berperan pada pembentukan aterosklerosis adalah
proses inflamasi. High-sensi vity C-reac ve protein (hs-CRP) merupakan protein fase
akut yang diproduksi oleh hepar yang akan meningkat pada kondisi inflamasi4. Hs-
CRP banyak digunakan sebagai penanda stroke akut. Peningkatan kadar hs-CRP
berhubungan dengan stroke iskemik dan beberapa peneli an juga menunjukkan
hubungan yang sama pada stroke hemoragik.
Stroke merupakan penyebab ter nggi kecacatan kronik kelompok umur di atas 45
tahun. Disabilitas akibat stroke menyebabkan hilangnya produk vitas dan
menyebabkan beban ekonomi dan sosial pada keluarga pasien. Terdapat beberapa
cara untuk menilai disabilitas yang disebabkan oleh stroke, di antaranya
menggunakan Na onal Ins tute of Health Stroke Scale (NIHSS) dan Barthel Index.
NIHSS merupakan sistem scoring yang digunakan untuk menilai secara objek f
disabilitas yang disebabkan oleh stroke secara klinis. Sedangkan Barthel Index menilai
kemampuan ak vitas harian pasien pasca stroke.
786023 975211