Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

SENAM UNTUK NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA


LANSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners


Keperawatan Gerontik

oleh:
Dewi Amaliyah Wahidah

NIM.142311101155

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No.37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember
Telp./Fax (0331) 323450 Jember

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi

: Senam untuk Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)


pada Lansia

Pokok bahasan

: Nyeri punggung bawah

Sub pokok bahasan

: Cara mengatasi nyeri punggung bawah

Sasaran

: Kader lansia dan kelompok lansia.

Tempat

: Balai desa.

A. Analisa Situasi
1. Peserta
Jumlah peserta: 25 orang (kader lansia dan kelompok lansia).
2. Ruangan
Luas ruangan pertemuan dan tempat duduk sesuai dengan jumlah peserta.
3. Sarana / media penyuluhan
Leaf lead.
Laptop.
4. Pembicara
Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK Universitas Jember.

B. Tujuan penyuluhan umum


Setelah mengikuti penyuluhan ini peserta di harapkan mampu mengerti dan
memahami tentang cara mengatasi nyeri punggung bawah dengan senam.

C. Tujuan penyuluhan khusus


Setelah mengikuti penyuluhan ini, peserta di harapkan mampu:
1. Menyebutkan pengertian nyeri punggung bawah dan penyebabnya.
2. Menjelaskan pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi dan langkahlangkah senam untuk nyeri punggung bawah (low back pain) pada lansia.

D. Metode
1. Ceramah
2. Senam

E. Evaluasi
Audien dapat menjelaskan kembali tentang isi penyuluhan yang telah di
sampaikan dalam penyuluhan.

F. Materi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Definisi nyeri punggung bawah (Low Back Pain).


Etiologi timbulnya nyeri punggung bawah (Low Back Pain).
Definisi senam untuk nyeri punggung bawah (Low Back Pain) pada lansia.
Tujuan senam untuk nyeri punggung bawah (Low Back Pain) pada lansia.
Indikasi senam untuk nyeri punggung bawah (Low Back Pain) pada lansia.
Kontraindikasi senam untuk nyeri punggung bawah (Low Back Pain) pada

lansia.
7. Cara senam untuk nyeri punggung bawah (Low Back Pain) pada lansia.

G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap kegiatan
Pembukaan (fase
orientasi): 10 menit

Kegiatan pembicara
- mengucapkan salam

Kegiatan peserta
- menjawab salam

Penyajian materi (fase


kerja):15 menit

Senam (fase kerja): 20


menit

-mengkomunikasikan
tujuan umum dan khusus
dilanjutkan dengan pretest
-menjelaskan
kepada
peserta tentang pokok
materi
di
lanjutkan
membagikan leaf lead

-memperhatikan,
memberikan respon aktif

-menampung
pendapat
peserta dan memberikan
reinforcement di lanjutkan
memberikan
masukan
materi
yang
belum
terbahas

-aktif
mengemukakan
pendapat dan mencatat
penjelasan materi yang di
bahas

-mendengarkan
membaca leaf lead

-melaksanakan senam dan


-memperhatikan
menjadi contoh
menirukan tutor

Penutup (fase terminasi): -menyimpulkan


5 menit
pertemuan

dan

hasil - mencatat kesimpulan

- memberikan post test


- mengucapkan salam

dan

-segera
menjawab
pertanyaan
- menjawab salam

Pembimbing

Mengetahui
Mahasiswa

( Ns. Kushariyadi.,S.Kep M.Kep)


NIP. 760015697

( Dewi Amaliyah Wahidah)


NIM. 142311101055

Materi
A. Definisi nyeri punggung bawah
Nyeri punggung bawah dapat didefinisikan sebagai gangguan muskulokeletal
pada daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan
aktivitas tubuh yang kurang baik (Putranto,dkk, 2014).
B. Etiologi nyeri punggung bawah
Menurut John W. Engstorm dalam Johannes, 2010 yaitu:
1. Congenital/perkembangan
2. Trauma minor (tegang atau keseleo, tertarik)
3. Fraktur
4. Degeneratif
5. Infeksi/inflamasi
6. Postural (sikap duduk tidak baik seperti membungkuk kedepan, tidak
tegap, kepala menunduk)
C. Definisi senam nyeri punggung bawah untuk lansia
Terlampir dalam SOP

SOP
Senam untuk Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)
pada Lansia
Hari

: Senin

Tanggal
: 22 Agustus 2015
Jam
: 08.00-selesai
Tempat: Laboratorium Keperawatan Komunitas PSIK Universitas Jember

SENAM UNTUK NYERI PUNGGUNG


BAWAH
(LOW BACK PAIN) PADA LANSIA
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP

1. PENGERTIAN

2.

TUJUAN

NO DOKUMEN:
TANGGAL
TERBIT:

NO. REVISI:
HALAMAN:
DITETAPKAN OLEH :

Gerakan-gerakan yang dapat mencegah terjadinya nyeri pada


daerah servikal (leher bagian belakang), dorsal, lumbal sakral
dan koksigeal (mulai punggung bagian bawah sampai tulang
ekor) yang menyebar ke bahu, panggul, dan anggota gerak
a. Mengurangi serangan nyeri
b. Merelaksasi oto punggung bagian bawah
c. Mencegah kontraktur (kekakuan)

3.
4.
5.

INDIKASI
KONTRAINDIKASI
PERSIAPAN
PASIEN

6.
7.

PERSIAPAN ALAT
CARA KERJA

Lansia dengan masalah pada daerah punggung bawah


Lansia dengan gangguan osteoporosis yang berat
a. Posisi rileks
b. Memakai baju yang tidak ketat (longgar)
c. Tidak terdapat keluhan nyeri
d. Dilakukan sesuai tahapan
Kursi dan peralatan yang mendukung
1. Posisi istirahat/pemanasan untuk meringankan dan
memudahkan tekanan otot punggung bagian belakang,
kegiatannya:
a. Berpeganglah pada kursi bagian belakang, posisi
jongkok dengan punggung lurus. Lakukan selama 30
detik kemudian berdiri selama 2-5 menit.
Gerakan ini berguna untuk mengistirahatkan bagian
belakang dengan meluruskan tulang pungung dan
tulang panggul.

b. Duduklah dikursi sendiri denan telapak kaki datar


dilantai. Tekuklah bang dengan posisi kepala mencium
lutut. Lakukan posisi tersebut selama 30 detik dan
duduk tegak kembali selama 2-5 menit
Latihan ini bisa mnyebabkan pusing sehingga perlu
hati-hati.

c. Letakkan punggung diatas lantai yang rata dan kedua


betis diatas kursi. Lakukan gerakan ini selama 15
menit.

2. Gerakan latihan inti untuk pemula


a. Letakkan punggung dilantai dengan lutut ditekuk dan
kedua tangan diletakkan dibelakang leger. Telapak
kaki dalam posisi datar dilantai. Tarik napas dalam dan
rileks. Berikan tekanan kecil pada bagian punggung di
lantai. Kencangkan bagian perut dan pantat dengan
posisi kedua tangan lurus dilantaidan telapak tangan
menghadap kebawah. Hal ini akan menyebabkan
ujung bawah tulang panggul berotasi ke depan dan
meratakan punggung dilantai. Lakukan latihan ini

selama 5 detik dengan santai.

b. Letakkan pungung dilantai dengan lutut ditekuk dan


telapak kaki datar dilantai.tarik napas dalam dan
rileks. Angkat dan tarik salah satu lutut ke dada bila
memungkinkan (sesuai kemampuan) dengan kedua
tangan menghadap kebawah. Lakukan latihan ini
selama 3 detik. Setelah itu kaki diluruskan, kemudian
kembali pada awal. Lakukan lagi untuk lutu
sebelahnya.

c. Letakkan punggung dilantai dengan lutut rileks dan


telapak kaki datar dilantai. Tarik napas dalam dan
rileks. Angkat dan tarik kedua lutut dengan kedua
tangan ke dada bila memunkinkan atau sesuai
kemampuan. Lakukan latihan ini selama 3 detik,
setelah latihan kaki diluruskan kembali san rileks.

d. Letakkan punggung dilantai dengan lutut ditekuk.


Tangan lurus telapak tangan menghadap ke bawah dan
telapak kaki datar dilantai.tarik napas dan rileks. Tarik
salah satu lutut ke dada dan angkat kakike atas sejauh
mungkin bila kondisi memungkinkan dan luruskan.
Kemudian kembali ke posisi awal, ulangi untuk kaki
yang satunya.

Catatan: latihan ini penuh dengan peregangan otot


paha sehinga latihan ini tidak dianjurkan untuk kasus
Herniasi Nukleus Pulposus (HNP).
e. Latakkan perut dilantai dengan tangan digengggam
dibelakang pantat. Tarik bahu kebelakang dank e
bawah dengan menekan tangan kearah bawah. Eratkan
bahu atas secara bersama-sama dan palingkan kepala
ke lantai. Ambil napas dalam, lakukan latihan selama
2 detik dengan rileks.

f.

Berdiri tegak dengan tangan lurus dibelakang sambil


mengaitkan jempol tangan yang satu dengan jempol
tangan yan lainnya. Tarik kebawah. Berdirilah dengan
jari-jari kaki. Lihat ke atas sambil tetap mendorong
kebawah. Lakukan latihan ini beberapa detik, ulangi
selama 10 kali atau 2 jam selama anda bekerja.

g. Berdiri dengan punggung bersandar di pintu. Telakkan


tumit 4cm dari pintu. Tarik napas dan dalam rileks.
Tekan punggung pada pintu, kencangkan otot perut
dan pantat sehinnga lutu agak tertekuk. Tekan eher
dipintu dan tekan kedua tangan pada sisi yang
berlawanan, renggankan kedua lutut. Lakukan latihan
ini selama 2 detik dengan rileks.

3. Gerakan latihan untuk yang sudah terampil:


a. Letakkan punggung dengan kedua betis dan lutut
lurus. Tangan lurus dengan posisi tertelungkup. Ambil
napas dan rileks. Agkat kaki kebawah dan keatas
secara bergantian dengan pelan-pelan. Pada latihan ini,
klien harus bebas nyeri dan latihan ini dilakukan

selama beberapa minggu. Sebaiknya konsultasi dulu


pada fisioterapi sebelum memulai latihan.

b. Berpeganglah pada kursi atau meja dan berjongkok


kearah depan. Tegakkan kepala dengan pandangan ke
depan. Pantulkan badan keatas dan kebawah 2 atau 3
kali kemudian berdiri tegak kembali.

c. Letakkan punggung dengan lutut ditekuk dan telapak


kaki datar dilantai. Ambil napas dan rileks. Tarik
badan ke posisi duduk dengan lutut tetap ditekuk dan
tangan berpegangan pada lutut, kemudian kembali ke
posisi awal dan rileks.

8.

HASIL

a. Respon verbal
Klien mengatakan punggung bagian bawahnya tidak

terasa nyeri
b. Respon non-verbal
Relaksasi dari otot servikal (leher bagian belakang),
dorsal, lumbal-sakral dan koksigeal (mulai punggung
bagian bawah sampai tulang ekor), bahu panggul, dan
anggota gerak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a. Kontrol denyut nadi sebelum dan sesudah senam.
b. Respon verbal maupun non-verbal klien terhadap nyeri ketika sebelum,
selama dan setelah senam berlangsung.
Hasil
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama

Denyut nadi
Sebelum
Setelah

Pernyataan Subjektif :
1. Klien mengatakan bahwa nyeri di punggungnya sudah lebih baik.
2. Klien mengatakan bahwa klien merasa senang mendapat pelajaran senam
dan ingin terus mempraktikkannya agar nyerinya hilang.
Pernyataan Objektif:
1. Senam low back pain dilakukan sesuai tahapan.
2. Klien tidak mengeluhkan nyeri sebelum, selama dan sesudah senam.
3. Wajah terlihat klien bahagia, tidak tampak meringis seperti menahan nyeri.
4. Denyut nadi klien masih dalam batas normal.
Pembahasan
Nyeri punggung bawah merupakan penyakit atau kelainan dari vertebra
lumbosakral yang akut maupun kronis (Schwartz, 2000). Nyeri punggung bawah
adalah nyeri yang terbatas pada regio lumbar, tetapi gejalanya lebih merata dan
tidak hanya terbatas pada satu radik saraf, namun secara luas berasal dari diskus
interverbral lumbar (Dachlan, Leo Muchamad, 2009). Kebanyakan nyeri
punggung bawah disebabkan oleh masalah-masalah muskuloskeletal (misalnya:
perenggangan lumbosakral akut, ligamen lumbosakral yang tidak stabil dan
kelemahan otot, osteoartritis medulla, stenosis medulla, masalah-masalah diskus
intervertebra, panjang tungkai yang tidak sama). Pasien lansia kemungkinan
mengalami nyeri punggung yang berkaitan dengan fraktur vertebra osteoporosis
atau metastasis tulang (Baughman & Hackley, 2000). Dalam rangka sebagai
upaya untuk menangani masalah NPB tersebut, maka direkomendasikan bagi para
lansia maupun kasus low back pain lainnya untuk melakukan back excercise atau
senam untuk nyeri punggung bawah. Tujuan dari penatalaksanaan terhadap low

back pain pada prinsipnya adalah untuk menghilangkan nyeri, mengembalikan


aktifitas dan gerakan pada fungsi sebelumnya dan mencegah untuk kambuh.
Senam memiliki pengertian suatu latihan tubuh yang dipilih dan
dikonstruk dengan sengaja dilakukan secara sadar dan terencana disusun secara
sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan
keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Back exercise
memiliki tujuan untuk mengurangi serangan nyeri, meralaksasi otot punggung
bagian bawah, mencegah kontraktur (kekakuan), dan memperbaiki sistem
peredaran darah sehingga mengatasi kemungkinan terjadinya pembengkakan yang
dapat mengganggu gerakan dan fungsi sendi. Selain itu, senam ini apabila
dilakukan secara baik dan benar dalam waktu yang relatif lama akan
meningkatkan kekuatan otot secara aktif sehingga desebut sebgai stabilisasi aktif.
Peningkatan otot juga mempunyai efek peningkatan daya tahan tubuh terhadap
perubahan gerakan atau pembebanan secara statis dan dinamis (Dachlan, Leo
Muchamad, 2009). Senam ini dilaksanakan sekitar 3-5 kali dalam satu miknggu.
Penatalaksanaan lain selain menggunakan senam, secara umum nyeri
punggung bawah ditangani bergantung pada penyebab yang mendasari, dan
apakah nyeri tersebut bersifat akut atau kronis. Penatalaksanaan mencakup:
1. Pembatasan tirah baring pada fase akut (>48 jam) dengan mobilisasi dini,
diikuti program latihan bertahap (perhatikan bahwa tirah baring yang
berlebihan dapat memperburuk kondisi) (Davey, 2005).
2. Pengendalian nyeri misalnya dengan menggunakan analgesik ringan
(contohnya: parasetamol dan Obat Anti Inflamasi Non Steroid) atau obat resep
yang lebih kuat untuk nyeri hebat. Relaksan otot (ex: orfenadrin dan diazepam)
sering digunakan untuk mengobati spasme otot atau masalah neurologis terkait
serta sering dikombinasikan dengan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
untuk menghilangkan nyeri. Tizanidin digunakan untuk mengobati spastisitas
otot dan nyeri punggung kronik, terutama nyeri punggung muskuloskeletal
obat anti-inflamasi non steroid, opioid
3. Antidepresan trasiklik (misalnya amitriptilin) digunakan dalam dosis rendah
untuk nyeri punggung kronik
4. Teknik fisioterapi mungkin mencakup olahraga, pijat, ultrasonografi, aplikasi
dingin (dalam 48 jam pertama), dan aplikasi panas, serta manipulasi spinal.
5. Terapi okupasi.
6. Pada lansia, penggunaan obat-obatan sebaiknya di minimalkan kalau bisa
dihindari, selagi ada terapi non-farmakologis maka didahulukan yang nonfarmakologis, hal ini dikarenakan faktor usia dan organ yang mengalami
penurunan fungsi sehingga apabila banyak mengkonsumsi obat-obatan akan
membahayakan lansia tersebut.
Kesimpulan
Senam untuk nyeri punggung bawah pada lansia merupakan kumpulan
gerakan yang dapat mencegah terjadinya nyeri pada daerah servikal (leher bagian
belakang), dorsal, lumbal sakral dan koksigeal (mulai punggung bagian bawah sampai
tulang ekor) yang menyebar ke bahu, panggul, dan anggota gerak . Senam ini

dikontraindikasikan bagi lansia dengan gangguan osteoporosis yang berat.

Saran
Senam nyeri untuk punggung bawah pada lansia sebaiknya dilakukan
minimal 3-5 kali dalam satu minggu. Klien yang akan melakukan senam ini bukan
merupakan kasus Herniasi Nukleus Pulposus (HNP) maupun osteoporosis yang
berat. Klien dalam posisi rileks dan tidak sedang dalam fase nyeri yang tidak
terkontrol ketika akan melakukan senam, serta selama senam harus dipantau ada
atau tidaknya respon nyeri, apabila klien merasakan nyeri yang tidak dapat diatasi,
senam harus segera dihentikan.

DAFTAR PUSTAKA
Baughman & Hackley. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah: Buku Saku untuk
Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC.
Brooker, Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC.
Dachlan, Leo Muchamad. 2009. Pengaruh Back Exercise pada Nyeri Punggung
Bawah Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. diakses pada tanggal
16
September
2014
pukul
10.30
WIB
melalui
[http://eprints.uns.ac.id/2353/1/02407200905001.pdf].
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.
Putranto, 2014. Hubungan Postur Tubuh Menjahit Dengan Keluhan Low Back
pain (LBP) Pada Penjahit Di Pasar Sentral Kota Makassar. Makassar :
FKM Universitas Hasanuddin
Schwartz, Seymour I. 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

TELAH DIPERIKSA OLEH :

Jember, 8 September 2014

(Ns. Kushariyadi.,S.Kep M.Kep)


NIP. 760015697

(Dewi Amaliyah Wahidah)


NIM. 142311101055

Anda mungkin juga menyukai