Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG DENGUE HAEMORAGIC FEVER

Laporan ini dibuat untuk memenuhi praktik Keperawatan Stase Anak

Disusun Oleh:
Anis Saniyyah Salsabil A (SK.321.007)

Program Studi Profesi Ners

Sekolah TinggiI lmu Kesehatan Kendal

2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata kuliah : Stase Keperawatan Anak

Pokok pembahasan : Dengue Haemoragic Fever (DHF)

Sub pokok bahasan : pencegahan DHF dengan water tepid sponge

Sasaran : Ibu dan anak

Tempat : Ruang Dahlia

Waktu : 30 menit

A. Latar belakang
Anak merupakan individu yang dipandang unik dengan potensi untuk tumbuh dan
kembang yang merupakan proses berkesinambungan mulai dari lahir sampai
dewasa (Jing & Ming 2019). Hal ini menunjukkan bahwa tumbuh kembang anak
adalah proses dimana anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang
optimal, menyesuaikan anak seusianya dan sesuai dengan parameter baku
perkembangan anak.

Menurut (Kemenkes RI 2018) penyakit Dengue Hemoragic Fiver (DHF) di


Indonesia masih menjadi masalah pokok kesehatan di dunia. Penyakit ini dapat
muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur terutama
pada anak. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku
masyarakat. Dengue Haemorragic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang
ditandai dengan demam mendadak 2 – 7 hari tanpa penyebab yang jelas,
lemah/lesu, perdarahan, lebam/ruam, terjadi mimisan, bercak darah, muntah darah,
dan kesadaran menurun atau shock (Wijaya, 2018). Menurut Tomia, dkk (2016)
Penyakit ini memiliki 4 jenis serotipe, yaitu Den-1, Den-2, Den-3, dan Den-4.
Penderita yang tinggal di daerah endemis dapat terinfeksi lebih dari 1 serotipe
selama hidupnya dan penderita DBD ini harus dilakukan pengambilan sampel
serum darah pada penderita yang dirawat pada masa viremia 3 – 5 hari demam
dengan uji serologis IgM dan IgG anti dengue
.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk memberikan penyuluhan
pada orang tua dan anak di ruang Dahlia RSUD DR. H Soewondo Kendal
mengenai pendidikan kesehatan DHF pada anak dan orangtua. Dengan harapan
setelah dilakukan penyuluhan kesehatan masyarakat mengetahui tentang
penyakit DHF dan mampu melakukan pencegahan dan penanganan pada
anggota keluarga. Selain itu diharapkan keluarga mampu memodifikasi dan
menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih untuk menhindari penyakit
DHF.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah penyuluhan diharapkan keluarga klien dan klien dapat mengetahui
tentang cara pencegahan dan penanganan pada anak dengan DHF
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga klien dan
klien mampu:
a. Menjelaskan pengertian dengue haemoraghic fever
b. Menjelaskan penyebab dengue haemoraghic fever
c. Menjelaskan tanda gejala dengue haemoraghic fever
d. Menjelaskan cara penanganan dengue haemoraghic fever
e. Menelaskan pencegahan dengue haemoraghic fever
C. Sasaran
1. Peserta
Orangtua dan anak di Ruang Dahlia RSUD Dr. H Soewondo Kendal
2. Jumlah
2 peserta (orangtua dan anak)
D. Materi (Terlampir)
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Peragaan/ demonstrasi
F. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet
G. Tempat, waktu dan setting tempat

Keterangan :

: Penyaji

: Media

: peserta

H. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Waktu Kegiatan Aktivitas Peserta Media

Persiapan (5 1. Salam perkenalan Menjawab salam -


menit) 2. Apersepsi dan memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan penjelasan perawat

Proses (15 - Menjelaskan tentang - Mendengarkan Lembar


menit) materi perawat balik
1. Pengertian DHF - Aktif bertanya leaflet
2. Penyebab DHF
3. Tanda gejala
DHF
4. Cara penanganan
DHF
5. Cara pencegahan
DHF
6. Cara penanganan
DHF
- Memberikan
kesempatan bertanya
- Menjawab
pertanyaan
- Mendemonstrasikan
penanganan DHF

Penutup (5 1. Melakukan evaluasi - Menjawab leaflet


menit) dengan memberikan pertanyaan
pertanyaan - Menjawab salam
2. Menyimpulkan
3. Memberikan afirmasi
positif
4. Salam penutup
I. Rencana Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan penyuluhan
kesehatan berlangsung, sebagai berikut:
1. Pengertian dengue haemoraghic fever
2. Menjelaskan penyebab dengue haemoraghic fever
3. Menjelaskan Menjelaskan tanda gejala dengue haemoraghic fever
4. Menjelaskan cara penanganan dengue haemoraghic fever
5. Menjelaskan pencegahan dengue haemoraghic fever

J. Evaluasi
1. Mampu menjelaskan kembali definisi dengue haemoraghic fever 90%
dengan benar
2. Mampu menjelaskan kembali penyebab dengue haemoraghic fever 90%
dengan benar
3. Mampu menjelaskan kembali tanda gejala dengue haemoraghic fever 90%
dengan benar
4. Mampu menjelaskan kembali cara pencegahan dengue haemoraghic fever
90% dengan benar
5. Mampu menjelaskan kembali penanganan dengue haemoraghic fever 90%
dengan benar
Lampiran
MATERI

1. Pengertian dengue haemoragic fever


Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD)/dengue
haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue, yang merupakan penyakit infeksi tropis. Penyakit DBD yang
ditularkan oleh Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang dapat ditemukan
diseluruh dunia. Nyamuk yang sudah terinfeksi virus Dengue akan menjadi
infektif selama hidupnya (Amalia, 2016).

2. Penyebab dengue haemoragic fever


Penyebab DHF menurut Hardienegoro (2016) terdiri dari:
a. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus Dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan
nyamuk Aedes (Ae).
b. Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperluan sehari hari
c. Kebiasaan masyarakat yang menyimpan barang bekas dalam keadaan
terbuka
d. Sanitasi lingkungan yang kurang baik
e. Penyediaan air bersih yang langk
f. Penderita tinggal di daerah yang terjangit DHF, penduduk yang berdekatan
memungkinkan penularan melalui nyamuk

3. Tanda dan gejala dengue haemoragic fever


Tanda gejala yang muncul pada anak dengan DHF menurut Kowalak (2016)
yaitu:
a. Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari tanpa
sebab yang jelas, panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik
lagi dan pada hari ke-6 atau ke-7 panas turun mendadak.
b. Manifestasi perdarahan dengan muncul bintik merah di tubuh yang
tidak hilang dengan penekanan, perdarahan gusi, mimisan, perdarahan
pencernaan ditandai dengan feses hitam
c. Akral dingin, nyeri otot, nyeri perut, gelisah, letargi, tidak sadar (DSS,
dengue shock syndrome).
d. Nafsu makan menurun
e. Keluhan mual dan muntah
f. Munculnya diare
g. Tanda gejala dehidrasi (lemas, mata cekung, kurang konsentrasi, kuli
kering dan pucat)

4. Cara pencegahan dengue haemoragic fever


Pencegahan yang dilakukan agar dengue haemoragic fever tidak terulang
menurut Arman (2016) terdiri dari:
a. Bersihkan bak mandi seminggu sekali
b. Perhatikan perabotan rumah tangga yang menampung air, periksa
adanya jentik nyamuk
c. Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama
d. Menggunakan lotion anti nyamuk atau pengharum ruangan anti nyamuk
e. Lakukan PHBS dengan
- Menggunakan jamban sehat
- Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
- Menggunakan air besih
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

5. Cara penanganan dengue haemoragic fever


Penanganan untuk menurunkan suhu tubuh anak demam tinggi selama gejala
DHF dapat melkukan kompres hangat metode water tepid sponge menurut
Suriadi (2016) yaitu:
a. Tujuan
1) Memperlancar sirkuasi darah
2) Menurunkan suhu tubuh
3) Mengurangi rasa sakit
4) Memberiksan rasa hangat, nyaman, dan relaksasi pasien
b. Peralatan yag dibutuhka
1) Termometer digital/raksa
2) Kom kecil dengan air hangat bersuhu sehangat kuku 38-45 derajat
celcius
3) Waslap
c. Tata laksana
1) Pastikasn suhu air tidak terlalu panas untuk mencegah terjadinya
melepuh pada kulit
2) Buka pakaian anak dan berikan perlak pengalas juga selimut
3) Basahu waslap dengan air hangat
4) Letakkan waslap pada area vena besar tubuh seperti di dahi, lipatan
ketiak, lipatan pada, kemudian usapkan pada seluruh tubuh
5) Basahi waslap berkala agar tetap terasa hangat
6) Lakukan water tapeid sponge diulang ulang hingga suhu tubuh turun
kurang lebih 10-20 menit
DAFTAR PUSTAKA

Arman, Iwan. (2016). Waspada Penyebaran Penyakit Menular. Jakarta: EGC


Corwin. (2019). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:EGC

Hardinegoro. (2016). Asuhan keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Medika


Kowalak. (2016). Patofisiologi Anak. Jakarta: EGC

Suriadi & Yuliani, (2016). Asuhan eperawatan Anak dengan Penyakit Menular.
Jaarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai