Proposal Ramadahan Fiks 1
Proposal Ramadahan Fiks 1
PROPOSAL
OLEH
ABD RAHMAN
A 401 18 029
Mengetahui :
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP UNTAD
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
sehingganya kualitas dari pendidikan itu sendiri harus terjamin untuk meningkatkan
kualitas anak bangsa. Seperti halnya yang dielaskan oleh Dewantara & Nurgiansah,
(2021) bahwa Salah satu usaha tersebut dimulai dengan perbaikan sistem
pembelajaran, dari tingkat sekolah dasar sampai pada perguruan tinggi. Perbaikan-
Guru harus mampu membuat suasana belajar yang aktif serta manarik dan tidak
yang bermutu dan berkualitas Putriani et al., (2017). Karena pada dasarnya
pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat membuat suasana kelas
menjadi kondusif, menyenangkan dan tidak membosankan. Salah satu cara untuk
mendapatkan suasana tersebut adalah penggunaan cara atau model yang tepat yang
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
metode, strategi, dan tehnik pembelajaran Helmiati, n.d (2012-19). Hal lain juga
adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
1
merencanakan pembelajaran di dalam kelas. Sehingganya model pembelajaran
belajar siswa yaitu aktivitas siswa dalam proses belajar yang melibatkan
meningkatkan kemampuan yang dimiliki, serta mencapai siswa yang kreatif dan
mampu menguasai konsep-konsep. Hal ini juga dijelaskan menurut Naziah et al.,
(2020) keaktifan belajar merupakan suatu hal yang sangat berperan penting di
dalam setiap peroses belajar mengajar. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa untuk
model pembelajaran yang digunakan guna membangun interaksi belajar siswa serta
keaktifan belajar siswa sangatlah peting guna membangun interaksi belajar antara
3
guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa lainnya. Adapun model
penerapannya.
belajar maupun mengasah kemampuan kognitif dari anak. Seperti hasil penelitian
yang dilakukan oleh Saputra & Ekawati, (2017) yang menjelaskan kemampuan
oleh tim peneliti PGSD Universitas Tadulako. Hasil penelitian dari Maulinda,
(2020) menunjukan bahwa Hasil validasi dari penelitian ini adalah validasi silabus
memperoleh nilai 3,68 dengan kriteria sangat valid, validasi RPP memperoleh nilai
3,64 dengan kriteria sangat valid dan validasi buku panduan model pembelajaran
Nobangan memperoleh nilai 3,70 dengan kriteria sangat valid. Sedangkan tingkat
kepraktisan model pembelajaran Nobangan adalah respon siswa memperoleh nilai
3,62 dengan kriteria sangat praktis, respon guru memperoleh nilai 3,67 dengan
kriteria “sangat praktis” dan respon pengamat nilai Keaktifan memperoleh nilai
model pembelajaran apa saja yang diterapkan oleh guru guna meningkatkan
keaktifan belajar siswa. Peneliti melakukan observasi awal di sekolah SDN 22 Palu
pada kelas IV dengan mewawancarai salah satu guru gelasnya. Berdasarkan hasil
terpacu pada penggunaan model pembelajaran konvensional atau yang sering kali
digunakan secara terus menerus tanpa adanya perubahan seperti motode ceramah,
tanya jawab, dan diskusi sehingga membuat siswa merasa bosan dengan suasana
keaktifan belajar siswa seperti siswa hanya akan menjawab ketika ditanya oleh guru
ketika guru berhenti menjelaskan maka siswa akan diam semuanya atau siswa
tentang penggunaan model pembelajaran apa saja yang tepat sasaran seperti
5
meningkatkan keaktifan belajar dari siswa. Dalam hal ini penggunaan model
pembelajaran yang diawali dengan mencari informasi dari materi atau gambar yang
yang telah diperoleh tersebut dipanggil kembali melalui permainan. Azizah &
kelebihan yaitu :
siswa dapat kita lihat pada beberapa poin yaitu poin satu, dimana dengan
yang diberikan oleh guru. Poin tiga, siswa memiliki banyak kesempatan untuk
sehingga siswa dalam proses pembelajaran lebih aktif. Poin enam, siswa secara
langsung dapat mengetahui bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi
kelemahan, sebagaimana yang dijelaskan menurut Azizah & Rahma, (2021) yaitu:
pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan fasilitas, alat dan biaya yang
lama karena pelaksanaanya di dalam kelas dan di luar kelas. Namun kekurangan-
pembelajaran Nobangan, dan juga penguasaan materi dan konsep dari guru.
diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat, dalam hal ini dapat digunakan
Permainan Tradisional Suku Kaili terhadap Nilai Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV
SDN 22 Palu.
Palu.
7
1.4.1 Sekolah
1.4.2 Guru
IV SDN 22 Palu.
1.4.3 Siswa
Tradisional Suku Kaili dapat membuat pembelajaran lebih aktif dan tidak
1.4.4 Peneliti
Keaktifan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari aktivitas itu sendiri,
karena ketika tidak ada aktivitas maka keaktifan tidak akan pernah muncul. Maka
dalam sebuah proses pembelajaran keaktifan belajar siswa akan muncul ketika
aktivitas siswa terlibat didalamnya. Seperti yang di jelaskan oleh Rizka, (2018)
kreativitas belajar siswa, melalui pengalaman belajar. Hal ini juga dijelaskan oleh
Madaeni, (2019) Keberhasilan belajar dapat dilihat dari tingkat keaktifan siswa,
semakin tinggi tingkat aktivitas belajar siswa maka semakin tinggi pula
al., (2020) Untuk mencapai keterlibatan siswa agar efektif dan efisien dalam
sudut siswa, guru, situasi belajar, program belajar dan dari sarana belajar.
bahwa keaktifan belajar siswa merupakan upaya yang digunakan untuk mencapai
seperti suasana belajar yang kondusif, serta program belajar yang telah
direncanakan oleh guru. Menurut Halik & Aini, (2020) keaktifan belajar adalah
9
suatu hal yang memiliki peran yang sangat penting di dalam setiap peroses belajar
mengajar. Karena dengan adanya daya keaktifan dari siswa di dalam proses
pembelajaran, maka siswa sebagai peserta didik akan lebih cenderung akan
memiliki rasa ketertarikan dan semangat yang tinggi dalam mengikuti proses
pembelajaran.
pembelajaran disertai dengan adanya antusiasme pada diri peserta didik tersebut
Yunitasari et al., (2021) Sehingganya dengan adanya keaktifan ini juga akan
memberikan stimulus terhadap kerja akal dan keinginan siswa untuk menemukan
menjadi sebuah produk pembelajran yang komprehensif Dadi & Kewa, dalam
siswa merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan parsitipasi siswa
dalam belajar, karena dapat memberikan umpan balik pemberian materi dari guru
dengan baik. Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana
11
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sudjana & Ibrahim, (2004)
siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran bila terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
3. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami pesoalan
yang dihadapinya.
masalah.
pembelajaran dapat diukur dengan dua indikator yaitu keaktifan siswa selama
memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui oleh guru, salah satunya adalah
Seperti yang dijelaskan oleh Elliott dalam Halik & Aini, (2020) faktor yang dapat
kegiatan belajar menjadi upaya guru untuk memberikan hasil terbaik. Hal lain juga
disampaikan oleh Irsyad et al., (2020) Keaktifan belajar dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri siswa itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang
bersumber dari luar diri siswa. Faktor internal merupakan kesiapan diri dari siswa
baik secara fisik maupun mental dalam menerima materi yang diberikan oleh guru,
belajar baik itu dari guru, teman kelas, maupun suasana dalam pembelajaran.
yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa secara garis besar dipengaruhi
oleh faktor internal yang berasal dari karakteristik siswa yaitu kesiapan secara fisik
serta mental dalam mengikuti pembelajaran dan faktor eksternal berasal dari
siswa.
beberapa jenis pemilihan keaktifan, hal ini dikarenakan keaktifan tersebut tidak
mengerjakan tugas semata namun terdapatnya umpan balik dari siswa dalam
(Madaeni, 2019).
4. Penguasaan materi
indikator instrumen angket dalam penelitian ini, sehingga peneliti dapat mengetahui
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya”.
Sendangkan definisi lain yang dijelaskan oleh Asyafah, (2019) model pembelajara
pembelajaran yang dipilih oleh guru serta berbagai perlengkapan yang dibutuhkan
seperti media atau bahan ajar, terkait yang digunakan secara langsung ataupun tidak
proses pembelajaran yang tersusun sebagai panduan bagi guru, dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Hal ini juga dijelaskan oleh Helmiati, (2012-19) bahwa model
pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
Winaputra, dalam Tayeb, (2017) Model erat kaitannya dengan pembelajaran yang
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
kegiatan awal hingga pada kegiatan akhir yang disusun secara sistematis yang dapat
Pada peneitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
permainan melempar kemiri yang dijadikan sebagai gacu ke sebuah lingkaran yang
gabungan dari dua kata, yaitu “no” dan “banga”. “No” adalah kata awalan yang
menunjukkan kata kerja dan “banga”, yang secara harafiah berarti “tempurung
kelapa” Azizah & Rahma, (2021). Permainan Nobangan pada umumnya dimainkan
oleh ana laki-laki yang berusia sekitaran 7-14 tahun. Permainan ini dilakukan secara
beregu dengan jumlah pemain antara 2-6 Orang. Permainan ini dapat dilakukan
dimana saja asalkan di atas tanah, seperti di lapangan, pantai, di pekarangan rumah
dan lainnya. Arena permainan akan dibuatkan sebuah lingkaran yang berdiameter
10 cm, sedangkan jarak antara garis batas lemparan pemain dengan lingkaran
sekitaran 6-10 Cm. Adapun peralatan yang akan digunakan yaitu buah kemiri yang
belum dipisahkan dalam tempurungnya, yang dimana buah kemiri tersebut akan
digunakan sebagai pelempar (pataba), dengan ukuran yang lebih besar yang dihiasi
oleh dua helai bulu ekor ayam jantan yang panjang dan beberapa helai bulu lainnya
yang lebih kecil dan pendek. Kemudian kemiri yang dijadikan sebagai taruhannya
Cara membuat gacu pelempar pataba, yaitu dengan memilih kemiri yang
lebih besar, di bagian atasnya akan dilubang dengan ukuran sebesar ujung tangkai
bulu ekor ayam jantan. Cara melubanginya dengan menggunakan pisau atau bor.
Selanjutnya seluruh isi kemiri dikeluarkan, sehingga terdapat rongga pada buah
kemiri tersebut. Setelah itu dimasukkan ujung tangkai bulu ekor ayam jantan, lalu
diteteskan timah putih cair, lalu tunggu hingga kering. Setelah kering di sekitaran
bulu ayam jantan yang panjang itu dipasang lagi bulu yang diambil pada bagian
tersebut adalah aktivitas penting yang bersifat psikis, sosial, dan intelektual yang
memahami dunia sekitar, dan berinteraksi dengan orang lain. Menurut Kamawarni,
dengan mencari informasi dari materi atau gambar yang guru berikan kemudian
pemberian materi kepada siswa baik dari ringkasan materi di buku ataupun melalui
video. Tahap penguatan dilakukan dengan tanya jawab antara guru dan siswa.
Tanya jawab ini bisa dengan meminta siswa untuk membuat pertanyaan, kemudian
saling bertukar pertanyaan antar setiap kelompok untuk mencari solusi atau
jawaban dari pertanyaan tersebut. Tahap terakhir yaitu tahap permainan. Dalam
dimainkan telah dikemas dalam bentuk pembelajaran. (Azizah & Regita, 2021)
Nobangan juga memiliki beberapa tujuan yang penting dalam proses belajar
2016).
permainan Nobangan sebagai budaya suku kaili. Dalam permainan ini banyak
nilai yang terkandung seperti sportivitas, ketekunan, kedisiplinan, kerja keras,
dituntut untuk bermain dan menjawab kartu pertanyaan tersebut, sehingga akan
pembelajaran.
dalam model pembelajaran Nobangan peserta didik akan lebih aktif dalam
akan terlihat kelompok yang mendapatkan skor tinggi dan menjadi pemenang
permainan. Oleh karenanya guru dapat memotivasi peserta didik untuk rajin
dimana model ini mengkolaborasikan permainan khas suku Kaili yaitu Nobangan.
1. Kegiatan Pendahuluan
belajar, agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pada model
2. Kegiatan Inti
mencapai kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. kegiatan inti dalam model
guru untuk membantu menjelaskan suatu materi, dan siswa melakukan diskusi
akan membuat satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang dituliskan dalam
kertas warna-warni untuk dijawab dalam permainan Nobangan. Pada tahapan
permainan. Namun, apabila tidak ada seorang pun yang dapat memasukkan
kemiri taruhan (pota) agar keluar dari lingkaran. Jikalau kemiri pelempar
memilih kartu pertanyaan dalam suatu boks yang sebelumnya telah di acak.
telah dipilihnya bersama anggota kelompok lain, dengan waktu yang telah
ada dalam lingkaran, siswa kemudian akan menghitung poin skor bersama
21
masing tim.
3. Kegiatan Penutup
2. Terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara guru dan siswa.
yang menyenangkan.
4. Menanamkan sifat tanggungjawab, disiplin, cermat dan berfikir kritis pada diri
siswa.
siswa.
6. Secara langsung dapat mengetahui bagaimana tingkat pemahaman siswa
permainan Nobangan.
pendapat masing-masing
Nobangan
Nilai Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SDN 22 Palu. Adapun permasalahan dalam
penelitian ini berkaitan dengan keaktifan belajar siswa. Hal ini didapatkan
berdasarkan hasil wawancara bersama dengan guru kelas IV SDN 22 Palu, diamana
23
diamana dalam proses pembelajaran guru masih terpacu pada penggunaan model
pembelajaran konvensional atau yang sering kali digunakan secara terus menerus
tanpa adanya perubahan seperti motode ceramah, tanya jawab, dan diskusi sehingga
membuat siswa merasa bosan dengan suasana belajar yang monoton. Sehingganya
dengan kondisi tersebut mempengaruhi keaktifan belajar siswa seperti siswa hanya
akan menjawab ketika ditanya oleh guru namun tidak memiliki inisiatif untuk
maka siswa akan diam semuanya atau siswa kurang merespon materi yang
diberikan oleh guru. Sehingganya diperlukan suatu model pembelajaran yang bisa
Dalam hal ini Model pembelajaran Nobangan cukup baik diterapkan dalam
Tadulako. Model ini juga memiliki beberapa kelebihan dalam hal peningkatan
terhadap materi pembelajaran yang telah dijelaskan oleh guru melalui permainan
Nobangan. Oleh karena itu penelitian ini melanjutkan pada tahapan uji keefektifan
Palu.
Kondisi Awal
Permasalahan berkaitan dengan keaktifan belajar dimana Siswa hanya akan menjawab ketika
ditanya oleh guru namun tidak memiliki inisiatif untuk berkontribusi dalam pembelajaran.
Sehingga ketika guru berhenti menjelaskan maka siswa akan diam semuanya atau siswa
kurang merespon materi yang diberikan oleh guru
Hasil
METEDOLOGI PENELITIAN
yang lain dalam kondisi yang dikendalikan. Tujuan penelitian eksperimen ini
nilai Keaktifan siswa. Adapun desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini di pilih secara acak atau random. Adapun jenis Desain Quasi
Design dimana, terdapat dua kelompok kontrol dan eksperimen yang kemudian
pembelajaran yang sebelumnya diterapkan pada kelas IV SDN 22 Palu yaitu guru
25
menjelaskan menggunakan metode ceramah dan siswa menyimak dan mengisi
Eksperimen A¹ X¹ A²
Kontrol B¹ X² B²
(Sugiyono, 2014)
Keterangan :
hal ini didasarkan atas pendapat Arikunto (2010) menyatakan populasi adalah
kontrol.
Adapun variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2
terdapat kemiri lain sebagai taruhannya. Setiap siswa yang berhasil melempar
kemiri taruhan hingga kemiri taruhan keluar dari lingkaran yang telah
disiapkan akan mendapatkan pertanyaan dari guru terkait materi yang telah
b) Variabel terikatnya yaitu nilai keaktifan belajar siswa. Menurut Riswanil dan
Widayati dalam Naziah et al., (2020) keaktifan belajar siswa yaitu aktivitas
siswa dalam proses belajar yang melibatkan kemampuan emosional dan lebih
belajar yang kondusif, serta program belajar yang telah direncanakan oleh
guru.
Pada penelitian ini menggunakan skala pengukuran likert, yaitu skala yang
orang dalam fenomena sosial Neolaka, (2016). Pengukuran skala likert dalam
penelitian ini digunakan untuk mengukur Nilai Keaktifan Belajar Siswa. Dalam
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu-Ragu
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
29
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
kepada siswa kelas IV SDN 22 Palu yaitu pada kelas kontrol pre-test dan post-
keaktifan belajar siswa. Angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung, dan instrumen atau alat pengumpulan nya adalah disebut
angket yang berisi sejumlah pertanyaan yang harus mendapatkan jawaban dari
jawaban dan tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan keperlua nya. Instrumen
penelitian angket yang akan diberikan pada responden, terlebih dahulu dibuatkan
kisi-kisi instrumennya. Adapun indikator dalam angket, merujuk pada pendapat ahli
instrumen yang digunakan adalah mendapatkan data dalam penelitian yang dapat
digunakan atau tidak. Sebelum mengukur validitas, angket perlu untuk diuji coba
ditabulasi dalam rumus Korelasi Product Moment dengan berbantuan SPSS versi
Keterangan:
N = Jumlah responden
taraf kepercayaan 95%. Jika didapatkan harga rxy>rtabel maka butir instrumen dapat
dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga r xy < rtabel maka dapat dikatakan
bahwa instrumen tersebut tidak valid. Dasar pengambilan keputusan uji validitas
Jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item soal angket dinyatakan valid
Jika nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 maka item soal angket dinyatakan tidak valid
diberikan kepada subjek yang sama. Suatu Angket dikatakan reliabel apabila
dihitung menggunakan rumus alpha cronbach dengan berbantuan SPSS versi 26,
Keterangan :
Sebelum masuk ke rumus alpha maka perlu dicari varian tiap butir angket
menggunakan rumus:
2
𝛴 𝑋 2 −(𝛴 𝑋) 𝑁
𝜎𝑏2 = 𝑛
Dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas Cronbach’s Alpha yaitu jika :
Jika nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 > 0,60 maka alat ukur angket tersebut reliabel
Jika nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 0,60 maka alat ukur angket tersebut tidak reliabel.
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
pencapaian indikator dari angket nilai keaktifan siswa dengan standar perhitungan
kriteria yang telah dirumuskan oleh Sugiyono (2014). Berikut tabel nya :
33
5−1
= Lebar Skala = 0,8
5
Indeks Minimum :1
Indeks Maksimum :5
Interval : 5-1 =4
Jarak Interval : (5-1) : 5 = 0,8
3.7.2 Analisis Inferensial
data inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dengan menggunakan uji
normalitas sebagai persyaratan bisa diteliti, apakah data berdistribusi normal atau
tidak. Uji t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil data sebelum
apakah populasi data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas yang dianalisis adalah hasil angket nilai keaktifan siswa
pre-test kelas kontrol dan nilai pre-test kelas eksperimen. Adapun perhitungan yang
26 .
Uji homogenitas merupakan uji perbedan antara dua atau lebih populasi. Uji
berawal dari kondisi yang homogen atau sama Sugiyono, (2014). Uji homogenitas
yang dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil nilai angket keaktifan siswa pre-
test pada kelas eksperimen dan pre-test pada kelas kontrol, yang bertujuan untuk
mengetahui apakah kedua sampel tersebut memiliki varians yang sama atau tidak.
Peneliti melakukan uji homogenitas dengan uji levene atau uji bartlett dengan
Variabel yang diuji hipotesis dalam penelitian ini adalah nilai keaktifan
yang sebelumnya diterapkan pada kelas IV dimana guru menjelaskan materi dengan
maka menerima hipotesis Nol (Ho) model pembelajaran nobangan tidak efektif
35
dalam meningkatkan nilai keaktifan siswa dan menolak hipotesis alternatif (Ha)
Sebaliknya jika nilai signifikansi < α (0,005) maka menolak (Ho) model
pembelajaran nobangan tidak efektif dalam meningkatkan nilai keaktifan siswa dan
keaktifan siswa. Adapun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
Keterangan :
2
S2 = Varians sampel dari kelompok kontrol
Irsyad, T., Wuryandini, E., Yunus, M., & Hadi, D. P. (2020). Analisis Keaktifan
Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Statistika Multivariat. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Undiksha, 12(1), 89–96.
36
37
Dengan Tipe Buzz Group Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ips. Jurnal Basicedu, 5(5), 4120–4126.
Ma’asi, D. (2020). Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh Luar Jaringan (Pjj Luring)
Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas Iv Sdn 2 Salumpaga. Universitas
Tadulako.
Sudjana, N., & Ibrahim. (2004). Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru
Algesindo.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
Tayeb, T. (2017). Analisis Dan Manfaat Model Pembelajaran. 4(2), 48–55.
Yunitasari, I., Tyas, A., & Hardini, A. (2021). Penerapan Model Pbl Untuk
Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Daring Di
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), 1700–1708.
LAMPIRAN LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
No Pernyataan
No Indikator Jumlah
Positif Negatif
1 Persiapan siswa sebelum pembelajaran 1,2 3,4 4
2 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 5,6 7,8 4
3 Kerja sama dalam kelompok 9,10 11,12 4
4 Penguasaan materi 13,14 15,16 4
5 Saling membantu dan menyelesaikan masalah
17,18 19,20 4
Kemampuan siswa mengemukakan pendapat
6 21,22 23,24 4
kelompok
Jumlah pernyataan 12 12 24
38
39
LAMPIRAN II
Angket Uji Coba Nilai Keaktifan Siswa
Nama Siswa :
Kelas :
Sekolah :
No Pernyataan SS S RR TS STS