Anda di halaman 1dari 3

ABSES MAMMAE

Terbentuknya abses diakibatkan terjadi proses peradangan pada payudara. Namun, peradangan

payudara jarang ditemukan dan selama stadium akut biasanya menimbulkan nyeri spontan dan

nyeri tekan di bagian yang terkena.

EPIDEMIOLOGI

Terjadinya infeksi pada wanita yang tidak menyusui jarang terjadi. Terbentuknya abses sebagai

komplikasi mastitis postpartum terjadi kurang dari 10 % dari semua kasus. Abses subareolar

berkembang pada wanita muda atau paruh baya yang tidak menyusui. Neonatal mastitis biasanya

terjadi saat kehamilan yang sudah term, dan berkembang menjadi abses payudara dengan

kejadian kurang dari 50 % jumlah kasus.

ETIOLOGI

Infeksi stafilokokus dapat menyebabkan terbentuknya abses tunggal atau multiple dan juga

terdapat perubahan peradangan akut klinis khas jika abses terletak dekat permukaan. Apabila

abses cukup besar setelah sembuh akan membentuk suatu focus residual parut yang teraba

sebagai indurasi lokal.

Infeksi streptokokus umumnya menyebar ke seluruh payudara, menimbulkan nyeri,

pembengkakan mencolok, nyeri tekan payudara. Apabila mereda tidak seperti pada infeksi

stafilokokus yang meninggalkan jaringan residual, infeksi streptokokus tidak.

MANIFESTASI KLINIS

Area akan terlihat kemerahan, agak keras, dan muncul indurasi pada payudara.
TATALAKSANA ABSES PAYUDARA

Meliputi:

1. Aspirasi (dengan atau tanpa bantuan USG)

2. Insisi

3. Penyaliran

Bila abses telah terbentuk, pus harus dikeluarkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara insisi atau

penyaliran, yang biasanya membutuhkan anastesi umum. Tetapi juga dapat dilakukan dengan

aspirasi, dengan bantuan Ultrasound bila tersedia. Ultrasound berguna sebagai alat diagnosis

abses payudara dan dengan dilakukan secara menyeluruh, aspirasi pus dengan bantuan

ultrasound dapat bersifat kuratif. Hal ini mempunyai efek yang kurang nyeri dan melukai jika

dibandingkan dengan insisi dan penyaliran, dan dapat dilakukan dengan anestesi local, sering

dilakukan pada pasien rawat jalan.

Pengobatan sistemik dengan antibiotic

sesuai dengan sensitivitas organisme biasanya dibutuhkan sebagai tambahan. Namun, antibiotic

saja tanpa pengeluaran pus tidak mempunyai arti. Hal ini disebabkan karena dinding abses

melindungi bakteri pathogen dari pertahanan tubuh dan membuat tidak mungkin untuk mencapai

kadar antibiotik yang efektif dalam jaringan yang terinfeksi.

Untuk menjamin agar pemberian ASI yang baik terus berlangsung, penatalaksanaannya adalah

sebagai berikut :

 Bayi sebaiknya tetap bersama ibu sebelum dan sesudah pembedahan

 Bayi dapat terus menyusui dari payudara yang sehat


 Saat ibu menjalani pembedahan , bila sekiranya ibu tidak dapat menyusui selama lebih

dari 3 jam, maka bayi sebaiknya diberi makanan lain

 Sebagai bagian dari persiapan bedah, ibu dapt memeras ASInya dari payudara yang sehat,

dan diberikan ke bayi dengan menggunakan cangkir saat ibu dalam pengobatan

 Segera setelah ibu sadar kembali (bila diberikan anestesi umum) atau segera setelah

pembedahan selesai, ibu dapat menyusui kembali pada payudara yang sehat

 Segera setealah nyeri pada luka memungkinkan, ibu dapt kembali menyusui dari

payudara yang terkena.

 Bila pada mulanya bayi tidak mau mengisap dari payudara yang terkena, penting untuk

memeras ASI sampai bayi mulai mengisap kembali

 Bila produksi ASI pada payudara yang terkena berhenti, pengisapan merupakan jalan

yang paling efektif untuk merangsang peningkatan produksi

 Untuk sementara waktu, bayi dapat terus menyusu dari payudara yang sehat, hingga

payudara yang terkena pulih kembali.

Anda mungkin juga menyukai