Anda di halaman 1dari 5

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT SARAF

KEJANG UMUM TONIK KLONIK et causa SUSPEK ENSEFALITIS VIRAL AKUT

Disusun Oleh:

Dennison Laurensius Mulya

01073180142

Pembimbing:

Dr. Anyeliria Sutanto, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT SILOAM LIPPO VILLAGE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
PERIODE 8 - 21 JUNI 2020
TANGERANG
BAB I
ANALISAS KASUS

Berdasarkan hasil alloanamnesis yang diperoleh dari keluarga pasien, keluhan utama
datang ke UGD yaitu kejang yang terjadi 1 jam SMRS, kejang terjadi secara tiba-tiba, tanpa
adanya tanda-tanda sebelum kejang, serangan terjadi sebanyak 2 kali dengan durasi masing-
masing kejang 2 menit, diawali dengan kaku seluruh tubuh dan dilanjutkan dengan kelojotan
pada seluruh tubuh. Setelah kejang berhenti, pasien lemas dan bingung tanpa adanya gejala
defisit neurologis.
Kejang kasus baru yang terjadi pada pasien ini merupakan jenis kejang umum tonik
klonik. Kejang umum biasanya tidak diawali dengan tanda aura, pasien tidak sadarkan diri
dan tidak respon terhadap panggilan, diawali dengan kaku seluruh tubuh yang merupakan
fase tonik dan dilanjutkan dengan fase klonik yaitu gerekan berkontraksi secara ritmik.1
Kejang dapat terjadi akibat riwayat trauma kepala, masalah vaskular, infeksi,
metabolik, neoplasma otak dan masalah degeneratif. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Diagnosis kejang akibat riwayat trauma kepala dapat disingkirkan atas dasar hasil
anamnesis tidak ada riwayat trauma kepala dan dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-
tanda jejas trauma. Kejang akibat neoplasma otak juga dapat disingkirkan atas dasar tidak
ditemukannya gejala defisit neurologis secara progresif kronik (motorik, sensorik dan
refleks), nyeri kepala sedang hingga berat kronik, penurunan berat badan dan riwayat
neoplasma lainnya. Kejang akibat metabolik dapat disingkirkan seperti hipoglikemia karena
pasien memiliki riwayat diabetes dan rutin konsumsi obat penurun gula yaitu metformin, obat
ini sangat jarang menyebabkan hipoglikemia, sebelum terjadinya kejang pasien sedang
makan malam Bersama keluarganya. Hyponatremia masih dapat dipertimbangkan sebelum
dipastikan dengan pemeriksaan kadar serum natrium, tetapi dari hasil anamnesis pasien tidak
ada riwayat restriksi garam atau diet garam. Kejang akibat infeksi dapat dipikirkan karena
dari hasil anamnesis ditemukan keluhan demam yang tidak terlalu tinggi (meriang) dan dari
pemeriksaan fisik ditemukan suhu pasien sebesar 38,5℃. Kejang dapat terjadi akibat
masalah vaskular dan pada pasien ini memiliki faktor resiko vaskular yaitu diabetes melitus
tipe 2 tidak terkontrol yang dapat menimbulkan kondisi stroke, tetapi dari hasil pemeriksaan
fisik tanpa adanya defisit neurologis dapat disingkirkan kejadian stroke. Kejang akibat
masalah degeneratif dapat disingkirkan karena onset gejala pasien yang tergolong cepat atau
akut.1
Infeksi pada sistem saraf pusat yang banyak ditemukan di klinis adalah meningitis,
ensefalitis dan meningoensefalitis. Ketiga jenis infeksi dibedakan beradasarkan lokasi yang
terlibat dan dapat menyebabkan kondisi kejang, dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik,
kejadian meningitis dapat disingkirkan karena tidak ditemukannya gejala nyeri kepala hebat,
demam tinggi presisten, penurunan kesadaran progresif, leher tegang atau kaku, photofobia
dan dari pemeriksaan fisik tidak ditemukannya tanda rangsang meningeal positif.
Meningoensefalitis dapat dipikirkan pada pasien ini karena gejala dari ensefalitis dapat
ditemukan dan disertai gejala dari meningitis pada pasien dengan meningoensefalitis,
walaupun dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan gejala dan tanda
pemeriksaan yang mengarah pada keterlibatan meningitis. Untuk memastikannya perlu
pencitraan kepala MRI untuk melihat keterlibatan struktur otak yang terinfeksi pada pasien
ini. 2,3
Infeksi pada parenkim otak atau yang sering disebut ensefalitis dapat ditemukan
gejala-gejala seperti penurunan kesadaran, perubahan mental akut, demam, kejang, adanya
defisit neurologis onset baru dan dengan atau tanpa penemuan klinis bermakna pada
pemeriksaan fisik karena pada ensefalitis lebih sering terjadi flu like symptoms.3
Pasien berdasarkan gejala sudah memenuhi kriteria mayor yaitu adanya perubahan
personalitas atau kebiasaan selama 2 hari tanpa danya penyebab yang jelas atau tejadi secara
tiba-tiba seperti salah mengenali tempat dan waktu, mulai lupa mengenali orang-orang
dirumah, mudah lupa setelah meletakan kaca mata, sering tidak nyambung dalam berbicara,
mudah marah, sulit tidur, 2 hari terakhir pasien tidak bisa mengontrol BAK (mengompol).
Pasien juga memenuhi 2 kriteria minor meliputi demam dengan suhu 38,5 ℃ sejak 2 hari,
terjadinya kejang umum tonik klonik pertama (kasus baru). Sehingga pada pasien ini
dicurigai kejang terjadi akibat ensefalitis, tetapi perlu beberapa pemeriksaan penunjang yang
dapat menegakan diagnosis secara adekuat.4
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis ensefalitis dicurigai kuat
dikarenakan infeksi virus. Kasus ensefalitis viral merupakan kasus terbanyak ditemukan dari
seluruh jenis infeksi ensefalitis, sebanyak 70% kasus dan diantaranya 60% disebabkan oleh
virus herpes simpleks. selain itu gejala yang ditemukan tergolong ringan hingga sedang, pada
infeksi bakteri yang menyebabkan ensefalitis dapat ditemukan perburukan klinis secara
cepat.2
Infeksi yang terjadi pada pasien sehingga dicurigai ensefalitis merupakan kasus
primer karena dari hasil anamnesis tidak ditemukannya lokasi infeksi lainnya dan pada
pemeriksaan fisik ditemukan dalam batas normal. Pasien memimiliki beberapa faktor resiko
seperti faktor usia lansia (>60 tahun) dan memiliki riwayar diabetes melitus tipe 2 tidak
terkontrol. Seperti yang diketahui bahwa pasien dengan usia lansia lebih rentan terhadap
infeksi yang berhubungan dengan kerja sistem imun yang menurun dan kondisi fisik yang
lebih terbatas, diperberat dengan kondisi diabetes yang merupakan penyakit yang dapat
menurunkan fungsi imun pada tubuh.5,6
Diagnosis banding pada pasien ini mengarah pada bakterial ensefalitis karena pada
pasien gejala tidak khas mengarah pada suatu infeksi tertentu. Diagnosis banding kedua yaitu
meningoensefalitis karena pada kondisi ini dapat ditemukan gejala klinis ensefalitis dan
meningitis. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah
lengkap, pungsi lumbar, EEG (electroensefalografi), penctiraan kepala berupa CT scan non
kontras atau MRI untuk mengetahui etiologis ensefalitis dan keterlibatan struktural yang
terjadi pada pasien.

Diagnosis kerja sementara berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada
pasien yaitu:

Diagnosis Kerja Kejang umum tonik klonik ec susp ensefalitis viral akut

Diagnosis Banding Kejang umum tonik klonik ec ensefalitis bakterial


Kejang umum tonik klonik ec meningoensefalitis

Kejang, perubahan perilaku dan emosi, DM tipe 2


Diagnosis Klinis
Diagnosis Topis Lobus temporal, occipital, parietal
Diagnosis Etiologis Infeksi
Diagnosis Inflamasi parenkim otak
Patologis
BAB II
DAFTAR PUSTAKA

1. Aminoff MJ, Greenberg DA, Simon RP. Polyneuropathies, Peripheral Nerve Lesions.
2015.
2. Said S, Kang M. Viral Encephalitis. [Updated 2019 Dec 16]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470162/
3. Auwaerter, Paul. "Encephalitis." Johns Hopkins ABX Guide, The Johns Hopkins
University, 2020. Johns Hopkins Guide,
www.hopkinsguides.com/hopkins/view/Johns_Hopkins_ABX_Guide/540190/all/
Encephalitis.
4. Encephalitis, Table 3." Johns Hopkins ABX Guide, The Johns Hopkins University,
2017. Johns Hopkins Guide,
www.hopkinsguides.com/hopkins/view/Johns_Hopkins_ABX_Guide/540639/all/
Encephalitis__Table_3.
5. Venkatesan A. Diagnosis and management of acute encephalitis. Neurology: Clinical
Practice. 2014;18(2):206–215.
6. Michael A Hansen, Mohammed S Samannodi, Rodrigo Lopez Castelblanco, Rodrigo
Hasbun, Clinical Epidemiology, Risk Factors, and Outcomes of Encephalitis in Older
Adults, Clinical Infectious Diseases, Volume 70, Issue 11, 1 June 2020, Pages 2377–
2385, https://doi.org/10.1093/cid/ciz635

Anda mungkin juga menyukai