Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENELITIAN

Effect of Dynamic and Static Stretching on Hamstring Muscle


Flexibility in Recreational Athlete

Efek Peregangan Otot Statis dan Dinamis Terhadap Fleksibilitas


Otot Hamstring pada Atlet Rekreasional

Peneliti Utama
Dr. dr. John Butar Butar, Sp.OT

Anggota
dr. Rio Aditya
dr. Tommy Mandagi
Mellvin Telasman
Patricia Budimulia

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN


TANGERANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Efek Peregangan Otot Statis dan Dinamis Terhadap


Fleksibilitas Otot Hamstring pada Atlet Rekreasional
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Dr. dr. John Butar Butar, Sp.OT
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIK : 20070290
d. Jabatan Struktural : Lektor
e. Jabatan Fungsional : Block Chair Musculoskeletal
f. Fakultas / Jurusan : Kedokteran
g. Pusat Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
h. Alamat : Jln. Boulevard Jend. Sudirman, Lippo Karawaci,
Tangerang
i. Telepon / Faks : (021) 54210130, 54210131 / (021) 54210133
j. Alamat Rumah : Tiara Barat 2 no. 1 Pondok Hijau Golf, Gading
Serpong, Tangerang
k. Telepon/Faks/E-mail : 08159869919
3. Jangka Waktu Penelitian : 1 bulan
4. Pembiayaan : Mandiri

Mengetahui, Tangerang, ……………………


Wakil Dekan Bidang Penelitian Ketua Peneliti,
dan Community Service

Dr. dr. Cucunawangsih, Sp.MK Dr. dr. John Butar Butar, Sp.OT
(NIK : 20070318) (NIK : 20070290)

Menyetujui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Prof. Dr. Dr. dr. Eka Julianta Wahjoepramono, Sp.BS, PhD


(NIK : 20011092)

2
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan 2

Daftar Isi 3

Bab I 5

Pendahuluan 5

1.1. Latar Belakang 5


1.2. Rumusan Masalah 6
1.3. Pertanyaan Penelitian 6
1.4. Tujuan Penelitian 7
1.4.1. Tujuan Umum 7

1.4.2. Tujuan Khusus 7

1.5. Manfaat Penelitian 7


1.5.1. Manfaat Akademik 7

1.5.2. Manfaat Praktis 7

Bab II 8

Tinjauan Pustaka 8

2.1. Teknik Peregangan Otot 8


2.2. Otot Hamstring 9
2.4. Kekakuan Otot 9
2.4.1. Definisi 9

2.4.2. Kekakuan Otot Hamsring 10

Bab III 11

Kerangka Teori dan Kerangka Konsep 11

3.1. Kerangka Teori 11


3.2. Kerangka Konsep 12
3.3. Definisi Operasional 13
3.4. Hipotesis 14
3.5. Variabel Penelitian 14
Bab IV 15

3
Metodologi Penelitian 15

4.1 Desain Penelitian 15


4.2. Lokasi dan Waktu 15
4.3. Bahan dan Cara Penelitian 15
4.3.1. Bahan Penelitian 15

4.3.2. Cara Penelitian 15

4.4. Populasi Penelitian 17


4.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 17
4.5.1. Kriteria Inklusi 17

4.5.2. Kriteria Eksklusi 17

4.6. Besar Sampel 17


4.7. Cara Pengambilan Sampel 17
4.8. Timeline Penelitian 19
4.9. Alur Penelitian 20
4.10. Pengolahan Data 21
4.11. Etika Penelitian 21
4.12. Organisasi Penelitian 21
4.13. Biaya Penelitian 21

Lampiran

Lampiran 1. Informed Consent


Lampiran 2. Data Awal Peserta dan Form Pemeriksaan
Lampiran 3. Buku Log Latihan

Daftar Pustaka

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kelenturan otot merupakan suatu faktor yang penting untuk seorang individu
dapat bergerak dan melakukan aktifitas fisik dengan optimal.Otot yang kaku dapat
membatasi performa fisik dan juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
cedera olahraga. Otot hamstring merupakan contoh dari otot yang memiliki
tendensi untuk mengalami kekakuan.1 Beberapa studi mendapatkan bahwa
Kekakuan pada otot hamstring merupakan faktor risiko terjadinya cedera pada
ekstremitas bawah,plantar fascitis, dan juga cedera punggung bawah.2,3,4
Untuk meningkatkan fleksibilitas otot hamstring perlu dilakukan peregangan
otot.Peregangan otot dapat meningkatkan performa, mencegah terjadinya cedera,
mengurangi nyeri otot dan meningkatkan fleksibilitas. 5Terdapat beberapa jenis
teknik peregangan untuk meningkatkan fleksibilitas otot, yaitu peregangan statis,
peregangan dinamis, dan peregangan balistik .6 Namun teknik peregangan balistik
sudah tidak direkomendasikan lagi karena dapat meningkatkan risiko cedera .7
Teknik peregangan statis lebih sering digunakan sebelum melakukan olahraga
karena dipercaya dapat mengurangi risiko cedera dan meningkatkan
performa.8Selain itu, teknik peregangan statis didapatkan lebih superior
dibandingkan dengan teknik peregangan dinamis dalam meningkatkan
fleksibilitas otot.9,10Namun, dengan semakin banyaknya penelitian yang
berkembang, teknik peregangan statis didapatkan mengurangi performa
olahraga .11,12
Teknik peregangan dinamis ditemukan dapat meningkatkan fleksibilitas otot lebih
dari teknik peregangan dinamis.Ditambah, teknik peregangan dinamis tidak
memberikan dampak yang buruk terhadap performa olahraga.13,14 Karena alasan
inilah, teknik peregangan dinamis lebih direkomendasikan sebagai alternatif dari
peregangan statis.
Walaupun demikian, masih terdapat kontroversi mengenai teknik mana yang lebih
efektif dalam meningkatkan Range of motion sendi dan juga meningkatkan
performa olahraga. Beberapa kelompok peneliti meyakini bahwa peregangan

5
statis lebih efektif dan tidak berdampak buruk pada performa olahraga bila
dilakukan lebih dari 2 jam sebelum olahraga atau pertandingan dan kelompok
lainnya meyakini peregangan dinamis lebih efektif dan mampu meningkatkan
performa olahraga.15,16
Studi oleh Behm dan Chaouachi 2011 menyarankan untuk melakukan kombinasi
teknik peregangan statis dan dinamis untuk mengurangi efek negatif dari
peregangan statis.Berdasarkan studi tersebut, tidak didapatkan perbedaan
penurunan performa signifikan antara kombinasi teknik peregangan statis dan
dinamis dengan teknik peregangan yang biasa dilakukan.17 Sayangnya, penilaian
terhadap fleksibilitas otot pada penelitian ini tidak dilakukan .Maka dari itu, masih
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menjawab kontroversi yang ada .

1.2. Rumusan Masalah


Peregangan telah banyak digunakan di berbagai aktifitas fisik untuk
meningkatkan range of motion (ROM) sendi.Terdapat 2 jenis peregangan yang
banyak dipakai dan terbukti dapat meningkatkan ROM, yaitu peregangan statis
dan peregangan dinamis.Namun beberapa studi mendapatkan bahwa teknik
peregangan statis memiliki efek negatif terhadap kekuatan otot sehingga lebih
disarankan menggunakan teknik peregangan dinamis.13,14 Di sisi lain, beberapa
studi mendapatkan bahwa teknik peregangan dinamis tidak lebih efektif daripada
teknik peregangan statis dan tidak berdampak pada performa olahraga.9,10 Karena
masih banyaknya perbedaan pendapat mengenai teknik peregangan mana yang
paling efektif untuk meningkatkan fleksibilitas otot, maka studi lebih lanjut perlu
untuk dilakukan. Diharapkan melalui penelitian ini, kontroversi mengenai teknik
peregangan mana yang paling efektif dapat terjawab dan untuk mengetahui
perbedaan efektifitas antara peregangan statis, dinamis, dan juga kombinasi
keduanya. Selain itu, belum banyak dilakukan studi mengenai efek dari
kombinasi peregangan statis dan dinamis terhadap fleksibilitas otot hamstring.

1.3. Pertanyaan Penelitian


1. Apakah teknik peregangan statisyang dilakukan selama 2 menitlebih
efektif dibandingkan dengan teknik peregangan dinamisuntuk

6
meningkatkan fleksibilitas otot hamstring?
2. Apakah kombinasi teknik peregangan statis dan dinamis yang dilakukan
selama 2 menit lebih efektif dibandingkan dengan teknik peregangan statis
untuk meningkatkan fleksibilitas otot hamstring?
3. Apakah kombinasi teknik peregangan statis dan dinamis yang dilakukan
selama 2 menit lebih efektif dibandingkan dengan teknik peregangan
dinamis untuk meningkatkan fleksibilitas otot hamstring?
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas teknik peregangan statis , teknik peregangan
dinamis , dan kombinasi keduanya terhadap peningkatan fleksibilitas otot
hamstring.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. mengetahui efektifitas teknik peregangan statis terhadap fleksibilitas otot
hamstring.
2. mengetahui efektifitas teknik peregangan dinamis terhadap fleksibilitas
otot hamstring.
3. mengetahui efektifitas kombinasi teknik peregangan statis dan dinamis
terhadap fleksibilitas otot hamstring.
4. Mengetahui jenis teknik peregangan yang paling efektif terhadap
fleksibilitas otot hamstring
5. mengetahui tingkat kepatuhan dari atlet rekreasional terhadap anjuran
peregangan otot hamstring
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan mengenai jenis
teknik peregangan yang paling efektif untuk meningkatkan fleksibilitas otot
hamstring pada atlet rekreasional.
1.5.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi Daftar Pustaka bagi praktisi olah raga,
pelatih, dan klinisi untuk mengetahui teknik yang paling efektif
dalammeningkatkan fleksibilitas otot hamstring.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teknik Peregangan Otot


Pergerakan manusia bergantung pada banyaknya Range of Motion (ROM) yang
tersedia pada sendi sinovial.Secara umum, ROM dipengaruhi oleh dua faktor
anatomis, yaitu persendian dan otot.Pengendalian sendi dipengaruhi geometri
sendi dan kongruensi serta struktur kapsuloligamen yang mengelilingi sendi.Otot
memberikan ketegangan pasif dan aktif; ketegangan pasif otot bergantung pada
sifat struktural otot dan fasia disekelilingnya, sementara kontraksi dinamik otot
memberikan ketegangan aktif.Secara struktural, sifat viskoelastis otot
memberikan ketegangan pasif. Ketegangan aktif dihasilkan dari sifat
neurorefleksif otot, terutama inervasi motor neuron perifer (neuron motor alfa)
dan aktifasi refleksif (neuron motor gamma).6
Secara umum, peregangan fokus untuk menambah panjang dari unit
muskulotendinous atau dengan kata lain meningkatkan jarak antara origo dan
insersio otot. Ketegangan otot berbanding terbalik dengan panjang otot;
berkurangnya ketegangan otot akan meningkatkan panjang otot, dan sebaliknya.
Peregangan terhadap otot akan memberikan ketegangan pada struktur lain seperti
kapsul sendi dan fasia.6 Terdapat tiga teknik peregangan otot yang paling sering
digunakan, yaitu statik, dinamik, dan pre-contraction stretches.
Jenis peregangan yang paling sering digunakan adalah tipe peregangan
statik, dimana posisi spesifik dipertahankan sementara otot diberi ketegangan
sampai terasa sensasi teregang dan gerakan diulang.Teknik ini dapat dilakukan
secara pasif dengan bantuan pasangan, atau secara aktif oleh subjek sendiri
(peregangan mandiri).6Terdapat dua jenis tipe peregangan dinamik, yaitu
peregangan aktif dan balistik.Peregangan aktif melibatkan pergerakan tungkai
sampai ROM maksimal dan diulangi beberapa kali. Peregangan balistik berupa
gerakan berulang yang cepat dan seperti “bouncing” pada akhir dari ROM;
namun karena meningkatkan risiko cedera, jenis peregangan ini tidak lagi
direkomendasikan oleh American College of Sports Medicine. Jenis pre-
contraction stretching yang paling sering digunakan adalah peregangan

8
Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF). Jenis teknik ini secara umum
adalah meminta subjek untuk melakukan 75-100% dari kontraksi maksimal,
menahannya selama 10 detik, lalu relaksasi. Teknik peregangan statik, dinamik,
dan PNF sama-sama efektif dalam meningkatkan ROM dan fleksibilitas otot.6,18,19
Teknik peregangan yang tepat merupakan kunci utama untuk meningkatkan
fleksibilitas otot. Beberapa penelitian menyarankan bahwa peregangan sebaiknya
dilakukan selama 30 detik dengan setidaknya 3-5 set. 20Untuk mendapatkan
peningkatan maksimal terhadap fleksibilitas, peregangan sebaiknya dilakukan
sebanyak 5 kali atau lebih dalam satu minggu.19
2.2. Otot Hamstring
Hamstring muscle complex (HMC) merupakan salah satu grup otot besar yang
terdiri dari 3 kumpulan otot diantaranya M. biceps femoris, M. semitendinosus
dan M. semimembranosus.Semua 3 otot ini memiliki origo di tuber
ischiadicum.M.biceps femoris caput longum berasal dari aspek medial tuber
ischiadicum sedangkan M.biceps femoris caput brevis berasal dari lateral linea
aspera, lateral linea supracondylar dan intermuscular septum.21Bagian distal
M.biceps femoris tendon berinsertio pada caput fibulae dan condylus lateralis
tibiae. Serupa dengan M.bicepts femoris, M.semitendinosus juga mempunyai
tendon yang panjang di bagian distal dan ini yang menyebabkan otot untuk rentan
robek.M.semitendinosus dan M.semimembranosus terletak pada pars proximalis
tibiae posteromedial.Tendon dari M.semimembranosus termasuk sebagai pes
anserinus.22 Kompleks otot hamstring, kecuali M.biceps femoris caput brevis
adalah otot biartikuler.Otot ini berperan untuk membatasi range of motion karena
mempunyai kekakuan intrinsik.Ketegangan pada otot ini meningkat oleh gerakan
sendi fisiologis dan oleh karena ini juga yang membuat otot ini lebih rentan robek.
2.4. Kekakuan Otot
2.4.1. Definisi
Muscle tightness atau kekakuan otot disebabkan oleh penunurunan kemampuan
deformasi otot, sehingga mengakibatkan penurunan range of motion dari
sendi.Kekakuan otot terjadi karena adanya peningkatan ketegangan dari
mekanisme aktif maupun pasif.Secara pasif, otot dapat memendek melalui
adaptasi postural atau scarring; secara aktif, otot dapat memendek karena spasme

9
atau kontraksi. Apapun penyebabnya, kekakuan otot membatasi dapat ROM dan
dapat membuat ketidakseimbangan otot.6 Otot hamstring merupakan kelompok
otot yang memiliki tendensi untuk memendek. 23
2.4.2. Kekakuan Otot Hamsring
Penurunan fleksibilitas otot tidak hanya mengurangi tingkat fungsional, tetapi
juga menyebabkan kerusakan pada sistem muskuloskeletal akibat penggunaan
yang berlebihan atau overuse. Kerusakan biasa terjadi pada multi-joint muscles
dimana memiliki fungsi eksursi yang besar dan persentase yang tinggi dari fast-
twitch muscle fibers, dan otot hamstring telah dilaporkan menjadi bagian otot
yang paling sering mengalami kerusakan. 24
Kekakuan otot hamstring dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan
ekstensi lutut untuk mencapai lebih dari 160° pada posisi fleksi pinggul 90°
melalui pemeriksaan Passive Knee Extension (PKE) dan pengukuran sudut
poplitea.25 Kekakuan otot hamstring dapat juga didefinisikan sebagai
ketidakmampuan untuk mencapai sudut 65° pada pemeriksaan Straight Leg Raise
Test (SLRT).26
Beberapa teknik peregangan telah terbukti untuk meningkatkan fleksibilitas otot
hamstring, salah satunya adalah teknik peregangan statis yang dilakukan secara
mandiri dan juga peregangan dinamis.27Peregangan otot hamstring dapat
dilakukan melalui teknik peregangan statis ,Straight Leg Raise. Teknik ini
dilakukan dengan subjek pada posisi supine dan menghadap tembok dengan lutut
ekstensi sebisa mungkin mendekati 180.Subjek diminta untuk mendekatkan
pahanya sedekat mungkin ke tembok dan sejajar dengan lantai.Tumit kaki subjek
harus menyentuh tembok.Posisi ini dipertahankan selama 30 detik sebanyak 4
repetisi.
Teknik lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan ROM otot hamstring
adalah melalui teknik peregangan otot dinamis. Peregangan otot dilakukan dengan
subjek pada posisi supine, lutut dipertahankan pada posisi ekstensi penuh dan
diikuti dengan fleksi maksimal dari sendi pinggul.Setiap pergerakan diikuti
dengan 5 detik periode istirahat.Peregangan ini dilakukan selama 2 menit setiap
harinya.10

10
BAB III
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Teori

Jenis Kelamin

Cedera Otot
Usia Kelainan pada Sendi
Penggunaan obat
Temperatur Otot pelemas otot
Fleksibilitas Otot

Panjang Otot

Indeks Massa Tubuh

Peregangan Otot

Peregangan Statis Peregangan Dinamis

Peregangan Aktif Peregangan Pasif Peregangan Aktif Peregangan Balistik

3.2. Kerangka Konsep

Peregangan Otot Statis Fleksibilitas Otot


Hamstring

Variabel Perancu
 Penggunaan obat pelemas otot
 Generalized joint laxity 11
 Olahraga dalam 24 jam terakhir
Peregangan Otot Dinamis Fleksibilitas Otot
Hamstring

Variabel Perancu
 Penggunaan obat pelemas otot
 Generalized joint laxity
 Olahraga dalam 24 jam terakhir
 Nyeri pada otot hamstring

Kombinasi Peregangan Fleksibilitas Otot


Otot Statis dan Dinamis Hamstring

Variabel Perancu
 Penggunaan obat pelemas otot
 Generalized joint laxity
 Olahraga dalam 24 jam terakhir
 Nyeri pada otot hamstring
3.3. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Metode Skala Hasil
Pengukuran

1 Jenis kelamin Sifat jasmani atau Kuesioner Nominal 0 = laki-laki


rohani yang yang diisi 1 = perempuan
membedakan dua peserta

12
makhluk sebagai
betina dan jantan
atau wanita dan pria

2 Fleksibilitas Karakteristik Pengukuran Nominal 0 = fleksibel


intrinsik dari sudut ROM 1 = tidak fleksibel
jaringan tubuh yang maksimal otot
menentukan range of tertentu
motion (ROM) yang menggunakan
dapat dicapai tanpa inklinometer
cedera pada satu
sendi atau kelompok
sendi. (75)

3 Kekakuan otot Ketidakmampuan Pengukuran nominal 0 = terdapat


hamstring ekstensi lutut untuk sudut poplitea kekakuan
mencapai lebih dari pada 1 = tidak terdapat
160° pada fleksi pemeriksaan kekakuan
pinggul 90° PKE.

4 Indeks massa Suatu ukuran untuk IMT = BB / Ordinal 0 = IMT kurang dari
tubuh melihat status nutrisi TB2 18 kg/m2 (BB
pada orang dewasa. BB dengan kurang)
Didapatkan dengan timbangan 1 = IMT di antara 18
cara membagi berat TB dengan dan 25 kg/m2 (BB
dalam stature meter normal)
kilogram dengan 2 = IMT di antara 25
kudrat dari tinggi dan 30 kg/m2 (BB
dalam meter (kg/m2) berlebih)
3 = IMT lebih dari
30 kg/m2 (obesitas)

5 Peregangan Teknik peregangan Nominal


Statis dimana posisi

13
spesifik
dipertahankan
sementara otot diberi
regangan sampai
terasa sensasi
teregang dan teknik
peregangan
dilakukan oleh
subjek sendiri tanpa
bantuan orang lain.

6 Peregangan Dilakukan dengan Nominal


Dinamis melibatkan otot-otot
dan persendian,
gerakan peregangan
ini dilakukan secara
perlahan dan
terkontrol dengan
gerakannya yang
berpusat pada
pangkal persendian.

7 Kelemahan ROM sendi yang Kelemahan Nominal 0 = terdapat


sendi melebihi ROM sendi kelemahan sendi
menyeluruh normal, dapat berupa menyeluruh menyeluruh
(Generalized satu sendi atau diukur melalui 1 = tidak terdapat
Joint Laxity) menyeluruh. [74] sistem skoring kelemahan sendi
Beighton and menyeluruh.
Horan Joint
Mobility Index
(BHJMI),
dimana skor 5-

14
9 dinyatakan
memiliki
kelemahan
sendi
menyeluruh.

3.4. Hipotesis
Kombinasi teknik peregangan statis dan dinamis lebih efektif untuk meningkatkan
fleksibilitas otot hamstring dibandingkan dengan peregangan statis dan dinamis
sendiri.
3.5. Variabel Penelitian

● Variabel bebas / independen : Peregangan Statis, Peregangan Dinamis,


Kombinasi peregangan statis dan dinamis.

● Variabel terikat / dependen : Fleksibilitas Otot Hamstring

● Variabel kontrol : Jenis kelamin, durasi melakukan


peregangan, teknik melakukan peregangan

▪ Variabel perancu : Penggunaan obat pelemas otot,


Generalized joint laxity , Olahraga dalam 24 jam terakhir, Nyeri pada otot
hamstring, Kepatuhan subjek, ketepatan dalam melakukan teknik
peregangan.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan pendekatan studi
prospektif menggunakan double-blinded randomized control trial.

15
4.2. Lokasi dan Waktu
Pengambilan data dilakukan di poli bedah ortopedi Siloam Hospital Lippo Village
selama 4 minggu pada bulan Mei – Juni 2018.
4.3. Bahan dan Cara Penelitian
4.3.1. Bahan Penelitian
● Baseline bubble inclinometer
4.3.2. Cara Penelitian
A. Data mengenai jenis kelamin, umur, jenis olahraga yang dimainkan, riwayat
cedera sebelumnya, IMT, tungkai dominan, tingkatan kompetisi, penggunaan
brace, dan permukaan lapangan didapatkan melalui kuesioner.
B. Pengukuran fleksibilitas otot hamstring, quadricep, iliopsoas, iIliotibial band dan
gastrocnemius menggunakan inklinometer (baseline inclinometer). Pengukuran
dilakukan oleh fisioterapis dan dokter. Pada saat pemeriksaan, subjek tidak
mengenakan alas kaki apapun. Pengukuran untuk masing-masing otot akan
dijelaskan sebagai berikut :
a. Fleksibilitas Otot Hamstring
Fleksibilitas otot hamstring diukur melalui pengukuran sudut poplitea.Sudut
poplitea subjek diukur dengan posisi supine dan fleksi pinggul pasif 90°. Setelah
itu inklinometer diletakan diantara tuberositas tibia dan maleolus lateral pada
posisi jarum 0°. Kemudian dilakukan ekstensi lutut secara pasif sampai pasien
merasakan nyeri atau rasa tertarik pada otot hamstring dan sudut poplitea diukur.

C. Penilaian kelemahan sendi menyeluruh


Penilaian kelemahan sendi menyeluruh menggunakan Beighton and Horan Joint
Mobility Index (BHJMI), dimana nilai skor adalah antara 0 dan 9.Skor yang
semakin besar menunjukan kelenturan sendi yang semakin besar. Pemeriksaan
yang dilakukan untuk sistem skoring ini adalah :
a. Dorsifleksi pasif jari-jari tangan melebihi 90° (satu poin untuk setiap
tangan) – dua poin
b. Aposisi pasif ibu jari ke arah flexor lengan bawah (satu poin untuk setiap
ibu jari) – dua poin
c. Hiperekstensi siku melebihi 10° (satu poin untuk setiap siku) – dua poin

16
d. Hiperekstensi lutut melebihi 10° (satu poin untuk setiap lutut) – dua poin
e. Fleksi badan dengan lutut ekstensi penuh hingga telapak tangan dapat
menyentuh lantai dengan penuh – satu poin.
Satu poin diberikan apabila kriteria terpenuhi, dan nol poin apabila tidak
memenuhi.Subjek dengan skor 5-9 mengindikasikan adanya kelemahan sendi
menyeluruh.
D. Indeks massa tubuh (IMT)
Pengukuran tinggi badan subjek menggunakan tali ukur (dalam satuan cm) dan
berat badan subjek diukur menggunakan timbangan berat badan portabel (dalam
satuan kg). Setelah diukur tinggi dan berat badan kemudian akan dihitung IMT
dengan rumus berat badan (kg) / tinggi badan (m2).
E. Teknik Peregangan Statik
Peregangan otot hamstring dilakukan melalui teknik Straight Leg Raise.Teknik ini
dilakukan dengan subjek pada posisi supine dan menghadap tembok dengan lutut
ekstensi sebisa mungkin mendekati 180.Subjek diminta untuk mendekatkan
pahanya sedekat mungkin ke tembok dan sejajar dengan lantai.Tumit kaki subjek
harus menyentuh tembok.Posisi ini dipertahankan selama 30 detik sebanyak 4
repetisi.
F. Teknik Peregangan Dinamis
Peregangan otot dilakukan dengan subjek pada posisi supine, lutut dipertahankan
pada posisi ekstensi penuh dan diikuti dengan fleksi maksimal dari sendi
pinggul.Setiap pergerakan diikuti dengan 5 detik periode istirahat.Peregangan ini
dilakukan selama 2 menit setiap harinya.

4.4. Populasi Penelitian


Mahasiswa/I fakultas kedokteran Universitas Pelita Harapan yang memenuhi
kriteria sebagai atlet rekreasional.
4.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.5.1. Kriteria Inklusi
- Atlet rekreasional
- Usia 17-25 tahun

17
- Mahasiswa/i fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan aktif
4.5.2. Kriteria Eksklusi
- Sedang mengikuti kompetisi olahraga
- Mengonsumsi obat pelemas otot
- Sedang mengalami cedera otot hamstring
- Sedang mengalami nyeri pada otot hamstring
- Melakukan olahraga setidaknya 24 jam sebelum pemeriksaan
4.6. Besar Sampel

Keterangan :
Z(didapatkan dari tabel Z) dengan kesalahan tipe I 10%
Z (didapatkan dari tabel Z) dengan kekuatan 80%
SD2 = 1,28
X1 – X2 = 11.22
Maka didapatkan jumlah sampel minimal untuk tiap grup adalah 22 sampel.

4.7. Cara Pengambilan Sampel


Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah
community-based non-probability sampling dengan consecutive sampling. Peneliti
meminta subjek untuk bersedia menjadi peserta penelitian, Kemudian seluruh
subjek akan diidentifikasi lalu diperiksa apakah memenuhi kriteria inklusi dan
tidak termasuk dalam kriteria eksklusi. Jika terdapat sampel yang tidak sesuai
maka digantikan dengan subjek lain yang memenuhi kriteria, sesuai dengan
prosedur. Setelah itu sampel yang memenuhi kriteria akan dijelaskan mengenai
penelitian yang akan diikuti dan diminta persetujuan untuk mengikuti penelitian
dengan persetujuan tertulis. Subjek yang tidak bersedia mengikuti penelitian
boleh menolak dan mundur dari penelitian sebagai sampel.

18
4.8. Timeline Penelitian
Memberikan informed consent kepada subjek penelitian.

Memberikan kuesioner penelitian kepada subjek


yang menandatangani informed consent

19
Peneliti utama melakukan pemeriksaan fisik kepada subjek yang meliputi : pengukuran
IMT; fleksibilitas otot hamstring ; penilaian kelemahan sendi menyeluruh; Hasil
pemeriksaan diberikan kepada asisten peneliti.

Asisten peneliti membagi subjek menjadi tiga grup secara acak, yaitu grup peregangan
statis, peregangan dinamis, dan kombinasi peregangan statis dan dinamis.Asisten
peneliti mengajarkan ketiga grup teknik peregangan dan memberi instruksi yang
sesuai dengan pembagian grup.

Follow up melalui pesan elektronik via whatsapp oleh asisten peneliti setiap hari pada
hari ke-1 hingga hari ke-5 setiap minggunya untuk memastikan kepatuhan subjek
sesuai dengan instruksi masing-masing grup dan teknik yang dilakukan sudah tepat.

Setelah 4 minggu subjek akan diminta datang kembali untuk diperiksa fleksibilitas
otot hamstring oleh peneliti utama.

Pengumpulan dan pengolahan data akhir.

4.9. Alur Penelitian

Penelitian disetujui oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Har

Identifikasi populasi sampel

Memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasukTidak


dalamMemenuhi
kriteria eksklusi
kriteria inklusi

Persetujuan tertulis/ informed consent Tidak diikutsertakan dalam penelitian

Bersedia mengikuti penelitian Tidak bersedia mengikuti penelitian 20


Pengambilan data awal dengan pengisian kuesioner oleh peserta dan pemeriksaan fisik

Kelompok Intervensi Kelompok kontrol


Peregangan Statis selama 2 menit dilakukan 5 kali
Tidak dalam seminggu
melakukan peregangan
Peregangan dinamis selama 2 menit dilakukan 5 kali dalam seminggu
Kombinasi peregangan statis dan dinamis selama total 2 menit dilakukan 5 kali dalam seminggu
(dilakukan selama 4 minggu)

Pemeriksaan fisik ulang setelah 4 mingguPengumpulan data dan analisis data

4.10. Pengolahan Data


Pengolahan data penelitian ini akan diolah menggunakan software SPSS Statistics
versi 23.

4.11. Etika Penelitian


Persetujuan etik untuk melakukan penelitian akan diajukan ke Komite Etik
Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH). Saat melakukan
pengambilan data awal, informed consent dan surat persetujuan partisipasi dalam
penelitian akan diberikan. Pasien harus mengerti tujuan, prosedur, dan manfaat
dari penelitian ini.

4.12. Organisasi Penelitian


Peneliti Utama : Dr. dr. John Butar Butar, Sp.OT
Anggota :

21
● dr. Rio Aditya
● dr. Tommy Mandagi
● Mellvin Telasman
● Patricia Budimulia

4.13. Biaya Penelitian


Penelitian ini menggunakan biaya pribadi.

22
LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed consent

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (PSP)


UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari,


mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin
timbul dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah
dijawab dengan memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari
keikut sertaannya, maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini,
yang berjudul: Efek dari Peregangan Otot Statis dan Dinamis Terhadap
Fleksibilitas Otot Hamstring pada Atlet Rekreasional

Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa
tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan
formulir persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip saya.
Saya setuju:
Ya/Tidak*)

Tgl.: Tanda tangan (bila tidak


bisa dapat digunakan
cap jempol)
Nama Peserta:
Usia:
Alamat:
Nama Peneliti:

Nama Saksi:

*) coret yang tidak perlu


Lampiran 2. Data Awal Peserta dan Form Pemeriksaan
Kami tim peneliti akan melakukan penelitian tentang “ Efek Peregangan Otot
Statis dan Dinamis Terhadap Fleksibilitas Otot Hamstring pada Atlet
Rekreasional”. Berkenaan dengan hal ini, kami mohon kesediaan peserta
penelitian untuk menjawab kuesioner ini jika memenuhi syarat peserta.Adapun
data individu yang telah dikumpul tidak dipublikasikan.

Syarat
● Bukan merupakan atlet profesional
● Merupakan mahasiswa/i Universitas Pelita Harapan
● Melakukan kegiatan olahraga setidaknya 1 kali dalam seminggu
● Tidak sedang mengikuti kompetisi olahraga
● Tidak sedang mengunakan obat pelemas otot
● Tidak sedang mengalami cedera otot hamstring
● Tidak sedang mengalami nyeri pada otot hamstring
● Tidak melakukan olahraga setidaknya 24 jam sebelum pemeriksaan

Data Antropometri
● Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
● Usia : tahun
● Berat badan : kg
● Tinggi badan : cm
● Indeks Massa Tubuh : (underweight / normal / overweight /
obesitas)

Rutinitas olahraga
Melakukan olahraga setidaknya sebanyak : 1 / 2 / 3/ 4 kali dalam seminggu
Jenis Olahraga :

Kelemahan Sendi Menyeluruh : [ ya / tidak ]


● Dorsifleksi pasif jari-jari tangan melebihi 90° [ / 2 poin]
● Aposisi pasif ibu jari ke arah flexor lengan bawah [ / 2 poin]
● Hiperekstensi siku melebihi 10° [ / 2 poin]
● Hiperekstensi lutut melebihi 10° [ / 2 poin]
● Fleksi badan dengan lutut ekstensi penuh hingga telapak tangan dapat
menyentuh lantai dengan penuh [ / 1 poin]
Total : poin [kelemahan sendi menyeluruh > 4]

Pemeriksaan Fleksibilitas Otot Hamstring


● Otot Hamstring kanan / kiri
● ROM baseline   :    /
● ROM minggu ke-4  :
Lampiran 3. Buku Log Latihan

Buku log latihan untuk static stretching


Nama: ______
Minggu 1

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Set:

Durasi: s s s s s s s

Minggu 2

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Set:

Durasi: s s s s s s s

Minggu 3

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Set:

Durasi: s s s s s s s

Minggu 4

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Set:

Durasi: s s s s s s s

Buku log latihan untuk dynamic stretching


Nama: ________
Minggu 1

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Durasi: min min min min min min min


Minggu 2

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Durasi: min min min min min min min

Minggu 3

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Durasi: min min min min min min min

Minggu 4

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Durasi: min min min min min min min

Buku log latihan untuk kombinasi dynamic dan static stretching


Nama: ________
Minggu 1

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Set

Durasi
s min s min s min s min s min s min s min

Minggu 2

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Set

Durasi
s min s min s min s min s min s min s min

Minggu 3

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


Set

Durasi
s min s min s min s min s min s min s min

Minggu 4

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Set

Durasi
s min s min s min s min s min s min s min

Daftar Pustaka
1. Odunaiya N A, Hamzat T K. The Effects of Static Stretch Duration on the
Flexibility of Hamstring Muscles. African J Biomed Res [Internet].
2005;8:79–82. Available from: http://www.bioline.org.br/md
2. Witvrouw E, Danneels L, Asselman P, Have TD, Cambier D, D’Have T,
et al. Muscle flexibility as a risk factor for developing muscle injuries in
male professional soccer players. A prospective study. Am J Sports Med.
2003;31(1):41–6.
3. Labovitz JM, yu J, Kim C. The Role of Hamstring Tightness in Plantar
Fasciitis. Foot Ankle Spec. 2011;4(3):141–4.
4. Shoukat H, Arshad HS, Sharif F, Fatima A, Shoukat F. Research Article
Effects of Different Stretching Times on Range of Motion in Patients with
Hamstring Tightness: A Randomised Control Trial. Ann King Edward
Med Univ. 2017;23(4):554–9.
5. Bradley P, Portas M, Olsen P. The effect of static, ballistic, and
proprioceptive neuromuscular facilitation stretching on vertical jump
performance. J Strength Cond Res. 2007;21(1):223–6.
6. Page P. Current concepts in muscle stretching for exercise and
rehabilitation. Int J Sports Phys Ther [Internet]. 2012;7(1):109–19.
Available from: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=3273886&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
7. Medicine ACoS. ACSM’s guidelines for exercise testing and prescription.
7th ed. Baltimore: Lippincot Williams Wilkins; 2006.
8. Chomiak J, Junge a, Peterson L, Dvorak J. Severe injuries in football
players. Influencing factors. Am J Sports Med. 2000;28(5):S58–68.
9. Sullivan KO, Murray E, Sainsbury D. hamstring flexibility in previously
injured subjects. 2009;9:1–9.
10. Paul J, Balakrishnan P, Izham M. Comparative Effect of Static and
Dynamic Stretching Exercise to Improve Flexibility of Hamstring Muscles
among Non Athletes. Int J Physiother [Internet]. 2014;1(4):195. Available
from: http://ijphy.org/articles/october14/IJPHY-2014-01-04-44.pdf
11. Winchester JB, Nelson AG, Landin D, Young MA, Schexnayder IC. Static
Stretching Impairs Sprint Performance in Collegiate Track and Field
Athletes. J Strength Cond Res [Internet]. 2008;22(1):13–9. Available
from: http://content.wkhealth.com/linkback/openurl?
sid=WKPTLP:landingpage&an=00124278-200801000-00004
12. Matheus P, Eurico W, Valmor T, Ronei P, Anthony B. Differential Effects
of 30- Vs. 60- Second Static Muscle Stretching on Vertical Jump
Performance. J Strength Cond Res. 2014;28(12):3440–6.
13. Ryan ED, Everett KL, Smith DB, Pollner C, Thompson BJ, Sobolewski
EJ, et al. Acute effects of different volumes of dynamic stretching on
vertical jump performance, flexibility and muscular endurance. Clin
Physiol Funct Imaging. 2014;34(6):485–92.
14. Paradisis GP, Pappas PT, Theodorou AS, Zacharogiannis EG, Skordilis
EK, Smirniotou AS. Effects of Static and Dynamic Stretching on Sprint
and Jump Performance in Boys and Girls. J Strength Cond Res.
2014;28(1):154–60.
15. Torres EM, Kraemer WJ, Vingren JL, Volek JS, Hatfield DL, Spiering
BA, et al. Effects of stretching on upper-body muscular performance. J
Strength Cond Res. 2008;22(4):1279–85.
16. McMillian D, Moore J, Hatler B, Taylor D. Dynamic vs. static-stretching
warm up: the effect on power and agility performance. J Strength Cond
Res. 2006;20(3):492–9.
17. Chaouachi A, Castagna C, Chtara M, Brughelli M, Turki O, Galy O, et al.
Effect of warm-ups involving static or dynamic stretching on agility,
sprinting, and jumping performance in trained individuals. J Strength
Cond Res. 2010;24(8):2001–11.
18. O’Sullivan K, Murray E, Sainsbury D. hamstring flexibility in previously
injured subjects. BMC Musculoskelet Disord. 2009;9:1–9.
19. Fasen JM, O’Connor AM, Schwartz SL, Watson JO, Plastaras CT, Garvan
CW, et al. A randomized controlled trial of hamstring stretching:
comparison of four techniques. J Strength Cond Res [Internet].
2009;23(2):660–7. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19204565
20. Mchugh MP, Cosgrave CH. To stretch or not to stretch : the role of
stretching in injury prevention and performance. Scand J Med Sci Sports.
2010;169–81.
21. Miller SL. The Proximal Origin of the Hamstrings and Surrounding
Anatomy Encountered During Repair<sbt aid="1135990">A
Cadaveric Study</sbt> J Bone Jt Surg [Internet]. 2007;89(1):44.
Available from: http://jbjs.org/cgi/doi/10.2106/JBJS.F.00094
22. Koulouris G, Connell D. Evaluation of the hamstring muscle complex
following acute injury. Skeletal Radiol. 2003;32(10):582–9.
23. Odunaiya N A, Hamzat T K. The Effects of Static Stretch Duration on the
Flexibility of Hamstring Muscles. African J Biomed Res [Internet].
2005;8:79–82. Available from: http://www.bioline.org.br/md
24. Lim KI, Nam HC, Jung KS. Effects on hamstring muscle extensibility,
muscle activity, and balance of different stretching techniques. J Phys
Ther Sci. 2014;26(2):209–13.
25. Wassem M, Nuhmani S, Ram CS, Wassem M, Nuhmani S, Ram CS.
Wassim M et al Original article : Efficacy of Muscle Energy Technique on
hamstring muscles flexibility in normal Indian collegiate males . Wassim
M et al. Calicut Med J. 2009;7(4):1–5.
26. Carregaro RL, Silva LCCB, Coury HJCG. Comparison Between Two
Clinical Tests for the Evaluation of Posterior Thigh Muscles Flexibility.
Brazilian J Phys Ther. 2007;11(2):13–6.
27. Moesch J, Mallmann JS, Vieira L, Ciqueleiro RT, Ricardo G, Bertolini F.
Effects of three protocols of hamstring muscle stretching and paravertebral
lumbar. Fisioter em Mov. 2014;27(1):85–92.

Anda mungkin juga menyukai