TB MILIER
Disusun oleh :
Richie Fernando
(01073190186)
Pembimbing:
TANGERANG
DAFTAR ISI
BAB I: LAPORAN KASUS 2
1.1 Identitas Pasien 2
1.2 Anamnesis 3
1.3 Pemeriksaan Fisik 6
1.4 Pemeriksaan Penunjang 8
1.5 Resume 9
1.6 Diagnosis Kerja 9
1.7 Terapi 9
1.8 Prognosis 9
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 10
2.1 TB Milier 10
2.1.1 Definisi 10
2.1.2 Epidemiologi 10
2.1.3 Etiologi 10
2.1.4 Patogenesis 11
2.1.5 Manifestasi Klinis 12
2.1.6 Diagnosis 13
BAB III: ANALISA KASUS 15
DAFTAR PUSTAKA 16
1
BAB I
LAPORAN KASUS
Keluhan Utama
Demam sejak 3 minggu SMRS
2
Riwayat Penyakit Keluarga
- Pasien tidak memiliki riwayat keluhan serupa di keluarga
- Pasien menyangkal adanya penyakit hipertensi, diabetes melitus, asma
Riwayat Kebiasaan
- Pasien meiliki riwayat merokok 1,5 pak perharinya pada tahun 2008-2017
- Pasien tidak mengkonsumsi alcohol
Riwayat Diet
- Pasien makan sebanyak 3 kali dalam sehari dengan porsi 1 piring
3
Keadaan Sirkulasi
● Tekanan Darah : 110/60 mmHg
● Nadi : 80x/menit
● Suhu : 36.4 oC
● O2 : 99%
Keadaan Pernapasan
● Frekuensi : 17x/menit
● Bau Napas : (-)
Status Generalis
Sistem Deskripsi
Kepala Normosefali
Wajah Normofasial
4
kaku kuduk (-), JVP tidak meningkat
Paru-paru Inspeksi:
- Perkembangan rongga
dada simetris, Tidak ada
penggunaan otot bantu
napas.
Palpasi:
- Perkembangan dada
simetris
Perkusi:
Auskultasi:
5
Palpasi: Nyeri tekan (-)
CBC
Differential
Count 0% 0-1 %
Basofil 2% 1-3 %
Eusinofil 2% 2-6 %
Neutrofil Batang 55% 50-70 %
Neutrofil Segmen 35% 25-40 %
Limfosit 6% 2-8 %
Monosit
6
Total Bilirubin 0,31 mg/dL 0.20-1.2 mg/dL
eGFR 94 mL/menit/1.73 m 2
> 60 mL/menit/1.73 m 2
Kesan: Pemeriksaan darah lengkap tidak ada hasil yang signifikan untuk diagnosis di
pasien ini.
7
X – Ray thorax PA
Mantoux Test: +
8
1.5 Resume
Pasien atas nama Tn. MAC, usia 28 tahun datang dengan keluhan demam sejak 3 minggu
SMRS. Demam muncul dari pagi sampai sore hari. Suhunya berkisar antara 37,8 oC –
38,4oC. Pasien mengeluhkan adanya penurunan berat badan sebanyak 2 kg dalam 1
minggu. Pasien juga mengeluhkan adanya keringat malam. Pasien mengeluh adanya
rasa mual yang tidak disertai dengan muntah. Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri
perut sejak 2 tahun yang lalu, sudah berobat dan didiagnosa GERD. Saat ini nyeri perut
bertambah hingga pasien tidak kuat untuk duduk lama. Dahulu pasien dapat duduk 2 jam
dan baru terasa sakit. Sekarang pasien hanya dapat duduk selama 5 menit dan rasa sakit
sudah terasa. Pasien memiliki riwayat bronkitis pada tahun 2017. Pada CT abdomen
tanggal 31 Maret 2021 didapat adanya nodul milier paru bilateral. Dilakukan Mantoux
test dan hasilnya positif
1.7 Terapi
Non – Farmakologik
- Edukasi
Farmakologik
1.8 Prognosis
Ad Vitam: Dubia ad bonam
Ad Funcionam: Dubia ad bonam
Ad Sanactionam: Dubia ad bonam
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Epidemiologi
Menurut laporan WHO tahun 2015, diperkirakan secara global, ada sekitar 9,6 juta kasus
TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan. Dengan 1,5 juta kematian
karena TB dimana 480.000 kasus adalah perempuan. Sedangkan di Indonesia sendiri,
diperkirakan ada sekitar 1 juta kasus TB pertahunnya (399 per 100.00 penduduk) dengan
100.000 kematian pertahun (41 per 100.000 penduduk). Namun dari angka ini,
sebenernya Indonesia sudah berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB
di tahun 2015 jika dibandingkan pada tahun 1990, yang dimana angka prevalensi TB pada
tahun 1990 adalah sebesar > 900 per 100.000 penduduk. Untuk TB milier sendiri
diperkirakan ada sekitar 1,5% dari total pasien TB secara global.3,4
2.1.3 Etiologi
Penyebab dari tuberculosis adalah kuman Mycobacterium tuberculosis. Spesies dari
Mycobacterium sendiri memiliki banyak jenisnya, seperti Mycobacterium africanum,
Mycobacterium bovis. Kuman-kuman ini dikenal juga dengan sebutan Bakteri Tahan
Asam (BTA). Adapun kelompok lain dari Mycobacterium tuberculosis dapat
menyebabkan gangguan saluran nafas yang dikenal dengan MOTT (Mycobacterium Other
Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan
pengobatan TB. Mycobacterium tuberculosis memiliki bentuk batang dengan panjan 1-
10 mikron dan lebar 0,2-0,6 mikron, dapat tahan asam dalam pewarnaan dengan metode
10
Ziehl Neelsen yang nantinya akan terlihat batang bewarna merah dibawah mikroskop.
Bakteri ini juga dapat hidup di suhu rendah antara 4oC sampai -70oC. Bakteri ini sangat
sensitive terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultra violet, sehingga paparan langsung
terhadap bakteri ini akan dapat dengan mudah mematikan bakteri ini dalam hitungan
menit. Penyebab dari TB milier sendiri adalah akibat adanya kondisi imunosupresi pada
penderita, seperti kanker, transplantasi, infeksi HIV, diabetes.4
2.1.4 Patogenesis
Penyakit TB sendiri ditransmisikan melalui hirupan terhadap droplet yang mengandung
kuman Mycobacterium tuberculosis. Droplet ini dapat bertahan di udara selama beberapa
jam. Setelah droplet ini terhirup, nantinya ia akan masuk kedalam saluran pernafasan dan
nantinya akan bertemu dengan makrofag. Makrofag nantinya akan mengenali struktur
kuman, Pathogen Associated Molecular Patterns (PAMP) dengan menggunakan
membrane Pattern Recognition Receptors (PRR). PRR nantinya akan menginisiasi proses
fagositosis terhadap pathogen oleh makrofag. Patogen yang termakan nantinya akan
dihancurkan lewat proses phagosome-lysosome fusion dan asidifikasi. Namun,
Mycobacterium tuberculosis bisa menumbangkan proses ini dan menghindari
penghancuran oleh makrofag. Pada dasarnya, respons system imun bawaan yang
dimediasi oleh makrofag akan memiliki 3 hasil utama, yakni apoptosis, nekrosis, atau
makrofag yang tetap hidup dalam keadaan terinfeksi. Apabila terjadi apoptosis, maka itu
berarti pathogen berhasil dihancurkan oleh makrofag. Apabila terjadi nekrosis, maka
pathogen akan terbebas dan dapat menginfeksi makrofag lain. Apabila ada makrofag yang
tetap hidup dalam keadaan terinfeksi, maka sangat memungkinkan kuman tersebut
berkembang biak lebih banyak sebelum respon system imun adaptif diaktifkan oleh sel T.
Selanjutnya sel dendritik akan ikut sebagai respon system imun adaptif. Nantinya dia
akan membawa kuman Mycobacterium tuberculosis ke kelenjar getah bening, dan pada
akhirnya akan mengaktivkan sel T dan sel B. Sel T dan B yang sudah teraktivasi akan
mengontrol pertumbuhan kuman dengan memproduksi sitokin dan antibody. Sel T
regulatori akan mengontrol inflamasi lewat produksi IL-10 dan TGF-B. Ciri khas dari
infeksi Mycobacterium tuberculosis adalah adanya tuberculoma atau granuloma.
Granuloma merupakan makrofag yang terinfeksi yang telah mengalami perubahan
11
morfologis menjadi sel epiteloid dan dikelilingi oleh sel dendritic, neutrophil, sel B, sel
T.5,6,7,8
12
terjadi TB ekstraparu, maka gejala yang timbul tergantung dari organ yang terserang.
Pada meningitis TB akan muncul gejala kaku kuduk. Pada TB pleura akan muncul nyeri
pada dada. Pada TB limfadenitis akan ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah
bening. 9,10
2.1.6 Diagnosis
Diagnosis TB dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Pada anamnesis, gejala utama yang timbul pada pasien TB adalah batuk
berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk bisa disertai dengan adanya darah. Selain itu
ada juga sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
berkeringat di malam hari, dan juga demam lebih dari satu bulan. Selain itu juga dapat
ditanyakan factor resiko seperti kontak erat dengan pasien TB, tinggal ditempat padat
penduduk. Pada pemeriksaan fisik, biasa ditemukan adanya ronkhi bahas atau suara napas
melemah di apex paru, tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastinum. Lalu pada
pemeriksaan laboratorium, biasa ditemukan adanya limfositosis, peningkatan ESR, dan
penurunan HB. bisa dilakukan pemeriksaan sputum dengan cara sewaktu dan pagi, selain
itu bisa juga dilakukan pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM) TB. Pemeriksaan ini
menggunakan metode Xpert MTB/RIF. Pada penunjang x-ray thorax bisa didapat adanya
bercak berawan pada lapang pari disertai adanya kavitas dan bintik kalsifikasi.
Gambar 2. X-ray toraks dengan opasitas homogen yang pekat di lobus kanan tengah dan
bawah dari TB paru11
13
Pada kasus TB milier, akan terlihat bercak granular diseluruh lapang paru
14
BAB III
ANALISA KASUS
Berdasarkan data dari anamnesis, didapatkan bahwa pasien memiliki keluhan utama demam
sejak 3 minggu SMRS dengan suhu 37.8 - 38.4. Demam yang dikeluhkan pasien dapat
dipikirkan disebabkan oleh bakteri karena demam akibat infeksi bakteri tidak meningkat
tinggi, sedangkan pada infeksi yang disebabkan oleh virus, demam umumnya bersuhu tinggi
dan umumnya self-limiting. Pasien juga mengeluhkan adanya gejala keringat malam dan
penurunan nafsu makan. Keluhan tersebut merupakan gejala yang sering terjadi pada pasien
Tuberkulosis, sehingga masih dapat dipikirkan adanya infeksi Tuberkulosis pada pasien.
Dari hasil pemeriksaan CT scan abdomen yang dilakukan pasien pada 31 Maret 2021,
didapatkan adanya nodul milier paru bilateral yang dicurigai sebagai TB milier. Pada Xray
thorax pada 1 April 2021, tidak ditemukan adanya infiltrate ataupun nekrosis kaseosa pada
kedua lapang paru sehingga diagnosis TB paru dapat disingkirkan. Pasien juga
mengeluhkan adanya nyeri perut dimana dapat dicurigai juga TBnya menginfeksi abdomen
sehingga dapat dicurigai TB abdomen.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Ray, S., Kundu, S., Sonthalia, N., Talukdar, A. and Khanra, 2013. Diagnosis and
management of miliary tuberculosis: current state and future perspectives. Therapeutics and
Clinical Risk Management, p.9.
7. Heemskerk, D., Caws, M., Marais, B. and Farrar, J., 2021. Pathogenesis. [online]
Ncbi.nlm.nih.gov. Available at:
<https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK344406/#:~:text=Transmission%20of%20TB
%20is%20by,singing%20may%20also%20expel%20bacilli.> [Accessed 1 May 2021].
10. Cdc.gov. 2021. Signs & Symptoms | Basic TB Facts | TB | CDC. [online] Available at:
<https://www.cdc.gov/tb/topic/basics/signsandsymptoms.htm> [Accessed 1 May 2021].
16
11. Basem Abbas Al U. The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis (TB) in Primary
Care. Journal of Family Medicine and Disease Prevention. 2018;4(1).
17