Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

Disusun Oleh :
Thasya Ratu Renalita (1102016229)

Pembimbing :

dr. Donny Gustiawan Koesnadi Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD KABUPATEN BEKASI
03 JANUARI – 12 FEBRUARI 2022
I. IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. N
 Umur : 43 tahun
 Tanggal Lahir : 21 – 12 - 1978
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Griya Bagasari, Sukatani
 Suku : Sunda
 Pendidikan : -
 Pekerjaan : PBI
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 No Rekam Medis : 219299
 Tanggal Masuk RS : 02 Januari 2022
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada pasien dan keluarga pada
tanggal 02 januari 2022, di ICU RSUD Kabupaten Bekasi
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran sejak 3 jam SMRS

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi pada tanggal 02 januari 2022 pukul
01.30 WIB datang dengan penurunan kesadaran sejak 3 jam SMRS. Menurut pengamatan
keluarga, napas pasien tampak cepat dan sesak.

4 hari SMRS pasien mengeluhkan tangan luka bernanah dari jari-jari tangan dan ibu
jari kedua kaki. Kulit menjadi berwarna kehitaman, berbau amis, disertai nyeri dan
kesemutan yang hilang timbul. Demam (+) 37.8 C. Mual, muntah disangkal. Batuk pilek
disangkal.

Pasien mengeluhkan sering buang air kecil dan menjadi lebih sering minum. Namun,
mulut pasien terasa kering dan pasien mudah merasa haus. Frekuensi Buang air kecil 7x
dalam sehari disertai berbusa dan berwarna kuning keruh. Nafsu makan pasien meningkat
dan ada penurunan berat badan 5kg. BAB tidak ada keluhan. 3 jam SMRS mendadak
pasien tidak sadarkan diri sehingga dibawa ke RS. Pasien terdapat Riwayat DM sejak 4
tahun yang lalu.
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 TB paru, Pnemonia, Acute coronary syndrome, disangka
V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
 Riwayat DM (+) pada ibu, terkontrol dengan pengobatan
 Riwayat Hipertensi (+) pada ibu, terkontrol dengan pengobatan
 Riwayat Hiperkolesterolemia disangkal

VI. RIWAYAT PEMAKAIAN OBAT


 Pasien tidak berobat, pasien mengaku hanya minum madu pahit
 Untuk luka bernanah, pasien membersihkan dengan Nacl

VII. RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL


 Pasien suka mengkonsumsi Teh manis dan kue-kue manis saat pagi hari
 Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol

VIII. STATUS GENERALIS


 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Composmentis GCS:15 E:4 M:6 V:5
 Tekanan Darah : 120/90 mmHg
 Nadi : 95x/menit, regular, tengangan kuat, volume cukup.
 Suhu : 36,6 º C suhu aksila
 Pernapasan
 Frekuensi : 20x /menit
 Irama : Reguler
 Pernapasan patologis :-
 Gizi
 BB : 40 Kg
 TB : 150 cm
 IMT :17.7

IX. ASPEK KEJIWAAN


1. Tingkah laku : Baik
2. Proses pikir : Koheren
3. Kecerdasan : Baik
X. PEMERIKSAAN FISIK
1. KULIT
 Warna : Sawo matang, tidak ikterik, turgor baik, jaringan parut (-),
CRT < 2 detik
 Pucat : Tidak pucat
 Jaringan parut : Tidak ada
 Turgor : Baik, < 2 detik

2. KEPALA
 Bentuk : Normocephalous
 Rambut : Putih, pertumbuhan merata, tidak mudah dicabut

3. MATA
 Palpebral : edema -/-, hiperemis -/-
 Konjungtiva : pucat -/-
 Sklera ikterik : -/-
 Lain-lain : pupil bulat isokor 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+
4. TELINGA
 Bentuk daun telinga : Normal
 Pendengaran : Dalam batas normal
 Nyeri tekan tragus : -/-
 Serumen : -/-

5. HIDUNG DAN SINUS PARANASAL

 Napas cuping hidung : -/-


 Septum : Tidak ada deviasi
 Nyeri tekan : -/-
 Sekret : -/-
 Polip : -/-

6. MULUT
 Mukosa bibir kering
7. LEHER
 Trakea : Pembesaran KGB(-), deviasi trakea (-)
 Kelenjar tiroid : Tidak teraba pembesaran
 Kelenjar lymphonodi : Tidak teraba pembesaran KGB

9. PARU- PARU
 Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, skar (-), diameter AP:T (1:2)
 Palpasi : Fremitus vokal dan fremitus taktil paru kanan = kiri
 Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler, rhonkii -/- basal paru, wheezing -/-
10. JANTUNG
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis tidak teraba linea midclavicularis sinistra
ICS V, midclavicularis sinistra, pulsus parasternal (-),
pulsus epigastrium (-)
 Perkusi
 Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
 Batas jantung kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra 
 Batas Pinggang Jantung : ICS 3 Linea parasternalis sinistra
 Auskultasi: BJ I II normal, gallop (-), murmur (-)
Pemeriksaan JVP : 5±2 cm

 Auskultasi : 90x/menit, S1 bertepatan dengan pulsasi A.radialis,


S1 dan S2 normal, reguler, S2 > S1 pada daerah basal,
S1 > S2 pada daerah apeks, tidak terdapat splitting,
murmur (-) Gallop(-).
11. ABDOMEN
 Inspeksi : Datar, simetris, tidak membuncit, tidak ada sikatrik
 Auskultasi : Bising usus (+), normal pada 4 kuadran
 Palpasi : Supel, Tidak ada nyeri tekan, llien tidak teraba, shifting
dullness (-), ballotement (-), undulasi (-).
 Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen.

12. EKSTREMITAS
 Ekstremitas superior : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2 detik.
 Ekstremitas inferior : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2 detik.

Status Lokalis
Pemeriksaan penunjang
 02 Januari 2022 pukul 03:19 WIB
Hasil Satuan Nilai
normal
Analisa Gas Darah
Suhu Tubuh 37 'C
pH L 7.060 7.350-7.450
Hasil Satuan Nilai normal
PCO2 LL 15.0 mm Hg 35-45
URINALISA
Makroskopis
Warna Kuning kuning
Kekeruhan Agak Keruh Jernih
Kimia Urin
pH 5.0 4.6-8.0
Sedimen
Berat Jenis 1.015 1.001- 1.035
Eritrosit(urin)
Glukosa Positif5-8
3 mg/dL /LPB (-) Negatif<5
Leukosit
Protein (urin) Positif8-10
1 mg/dL /LPB Negatif <5
Sel Epitel
Urobilinogen 0,2Positif 1 mg/dL /LPB <1.0 +1
Kristalsamar
Darah (-) Negatif
Negatif (-) Negatif
(urin)
Silinder Negatif
Bilirubin (-) Negatif (-) Negatif
Bakteri (-) Negatif (-) Negatif
Nitrit (-) Negatif (-) Negatif
Keton Positif 1 mg/dL (-) Negatif
Leukosit Esterase (-) Negatif (-) Negatif
02 Januari 2022 pukul 03:05 WIB
Hasil Satuan Nilai normal
PO2 H 147.7 mm Hg 83-108
HCO3 L 4.3 mmol/L 20-24
TCO2 L 4.8 mmol/L 21-25
Base Excess L -26.2 mmol/L -3.3-1.2
O2CT H 98.2 95.0-98.0
SBC L 7.8 22-26

 02 Januari 01.30

Gula Darah Sewaktu HH 499 mg/dL 80-170

 08 Januari 2022 pukul 07:51 WIB


Hasil Satuan Nilai


normal

Darah Lengkap

Hemoglobin L 10.1 g/dL 12.0-16.0

Hematokrit L 26 % 38.0-47.0

Eritrosit L 3.55 106/uL 4.20-5.40

MCV L 74 fL 80 – 96

MCH 29 pg/mL 28 – 33

MCHC H 38 g/dL 33 – 36

Trombosit 343 103/uL 150 – 450

Leukosit H 15.1 103/uL 5,0 – 10,0

Hasil Satuan Nilai


normal
Hitung jenis

Basofil 0 % 0.0-1.0

Eosinofil L0 % 1.0-6.0

Neutrofil H 73 % 50 - 70

Limfosit L 19 % 20 - 40

NLR 3.84 <= 5.80

Monosit 8 % 2-9

Laju Endap H 45 mm/jam < 15


Darah (LED)
HEMOSTATIS

Waktu 2.00 menit 1-3


perbadahan
Waktu 4.30 menit 1-6
pembekuan
Kimia Klinik

SGOT (AST) 8 U/L <32

SGPT (ALT) 5 U/L <31

Ureum
Kreatinin
Ureum H 46 mg/dL 15-40

Kreatinin H 1.4 mg/dL 0.51-


0.95
eGFR L 46.1 mmL/min/1.73m2 >60
Hasil Satuan Nilai normal

Glukosa Sewaktu H 194 mg/dL 80-170


stik
Paket Elektrolit

Natrium 140 mmol/L 136 -146

Kalium 3,5 mmol/L 3.5 - 5.0

Klorida (Cl) 105 mmol/L 98 - 106

Protein Total L 4.9 g/dL 28 – 33

Albumin L 2.9 g/dL 33 – 36

Globulin L 2.0 g/dL 150 – 450

Hasil Satuan Nilai normal


URINALISA
Makroskopis
Warna Kuning kuning
Kekeruhan Keruh Jernih
Kimia Urin
pH 7.0 4.6-8.0
Berat Jenis 1.015 1.001- 1.035
Glukosa (urin) Positif 3 mg/dL (-) Negatif
Protein (urin) Positif 1 mg/dL Negatif
Urobilinogen 0,2 mg/dL <1.0
Darah samar (urin) (-) Negatif (-) Negatif

Bilirubin (-) Negatif (-) Negatif


Nitrit (-) Negatif (-) Negatif
Keton Positif 2 mg/dL (-) Negatif
Leukosit Esterase Positif 1 (-) Negatif

Sedimen
Eritrosit 20-40 /LPB <5
Leukosit 3-5 /LPB <5
Sel Epitel Positif 1 /LPB +1
Kristal Negatif
Silinder Negatif
Bakteri (-) Negatif (-) Negatif
 11 Januari 2022 pukul 08:06 WIB

Hasil Satuan Nilai


normal
Darah Lengkap
Hemoglobin L 10.2 g/dL 12.0-16.0
Hematokrit L 27 % 38.0-47.0
Eritrosit L 3.53 106/uL 4.20-5.40
MCV L 76 fL 80 – 96
MCH 29 pg/mL 28 – 33
MCHC H 38 g/dL 33 – 36
Trombosit 402 103/uL 150 – 450
Leukosit 8.1 103/uL 5,0 – 10,0

Hasil Satuan Nilai normal


Hitung jenis
Basofil 0 % 0.0-1.0
Eosinofil 2 % 1.0-6.0
Neutrofil 56 % 50 - 70
Limfosit 31 % 20 - 40
NLR 1.81 <= 5.80
Monosit H 11 % 2-9
Laju Endap H 42 mm/jam < 15
Darah (LED)
Kimia Klinik
SGOT (AST) 21 U/L <32
SGPT (ALT) 13 U/L <31
Ureum
Kreatinin
Ureum 16 mg/dL 15-40
Kreatinin 0.9 mg/dL 0.51-0.95
eGFR 78.6 mmL/min/1.73m2 >60
Hasil Satuan Nilai normal

Glukosa H 246 mg/dL 80-170


Sewaktu stik
Paket
Elektrolit
Natrium 139 mmol/L 38.0-47.0

Kalium 3.8 mmol/L 4.20-5.40

Klorida (Cl) 101 mmol/L 80 – 96

Protein Total L 5.5 g/dL 28 – 33

Albumin L 3.2 g/dL 33 – 36

Globulin L 2.3 g/dL 150 – 450

Hasil Satuan Nilai normal

URINALISA

Makroskopis

Warna Kuning kuning

Kekeruhan Agak Keruh Jernih

Kimia Urin

pH 5.0 4.6-8.0

Berat Jenis 1.015 1.001- 1.035

Glukosa Positif 3 mg/dL (-) Negatif


(urin)
Protein (urin) Positif 1 mg/dL Negatif

Urobilinogen 0,2 mg/dL <1.0

Darah samar (-) Negatif (-) Negatif


(urin)
Bilirubin (-) Negatif (-) Negatif

Nitrit (-) Negatif (-) Negatif

Keton Positif 1 mg/dL (-) Negatif


Leukosit (-) Negatif (-) Negatif
Esterase
Sedimen

Eritrosit 5-8 /LPB <5

Leukosit 8-10 /LPB <5

Sel Epitel Positif 1 /LPB +1

Kristal Negatif

Silinder Negatif

Bakteri (-) Negatif (-) Negatif


 EKG

Irama jantung Sinus reguler


Heart Rate 115x/menit
Aksis Normoaksis
Kesan Normal sinus rhythm
 THORAX

- Trachea : ditengah
- Jantung :< 50%
- Aorta: tidak ada sclerosis, tidak elongation tidak melebar
- Paru : corakan bronkovaskular <2/3 lapang paru
- Hilus : tidak melebar, tidak menebal dan tidak suram
- Diafragma : licin
- Sudut costophrenicus: lancip
- Tulang intak
- Jaringan lunak baik
Kesan : Torax tampak normal
RESUME

Pasien Ny. N 43 tahun datang ke ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi pada tanggal 2 januari
2022 pukul 01.30 WIB datang diantar keluarga dengan penurunan kesadaran sejak 3 jam
SMRS. Pasien tampak lemas, napas pasien cepat dan sesak keluhan lemas seluruh tubuh
sejak 4 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan polyuria, polidipsi, polifagia dan mulut kering.
BAK berbusa keruh. Diketahui bahwa pasien suka mengkonsumsi makanan dan minuman
manis. Pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, compos mentis, dan tanda-tanda vital dalam
batas normal, didapatkan mukosa bibir kering. Pemeriksaan abdomen tidak didapatkan nyeri
tekan poada 4 kuadran, lainnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium
ditemukan, leukositosis, netrofilia, limfositopenia, ureum kreatinin meningkat, penurunan
eGFR, hipoalbumin Asidosis metabolik, glucosuria, ketonuria, proteinuria, hiperglikemi.
Pemeriksaan thorax kesan normal. EKG didapatkan sinus Takikardi.
 DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
- Ketoasidosis Diabetik
- Syok sepsis
- Ulkus diabetikum a/r pedis et manus bilateral
- AKI
- Hiperkalemia

Diagnosis banding
- CKD

PERENCANAAN
 Rencana Pemeriksaan

1. Rontgen pedis dan manus bilateral


2. Profile lipid
3. Kultur
 Rencana Terapi

Non Farmakologis
1. Tirah baring
2. IVFD NaCl 0.9% 2-3L dalam 1-3 jam
3. O2 nasal canul 2-3 LPM.
 Rencana Terapi
Farmakologis

1. Ceftriaxone 1 x 2gr IV
2. Inj. Biknat 75 mEq dalam D5% 250 cc, drip dalam 3-4 jam
3. Pro renal 1x2mg PO
4. Kalitek 3x1 mg
5. Bolus insulin 4U IV, selanjutnya 0,1 Insulin 0,1 unit/kg/jam
6. Sleeding scale insulin> GDS<250 per 6 jam
7. Vasokonstriktor 0.02 mg/kgbb,titrasi bertahap hingga target >MAP 65
 PROGNOSIS
- Quo ad Vitam: dubia ad bonam
- Quo ad Functionam : dubia
- Quo ad Sanactionam : dubia
FOLLOW UP

 02 januari 2022 (IGD)

S : Penurunan kesadaran, Sesak nafas(+) lemas, Demam (+) batuk (-),


BAK berbusa.
O :
GCS (E3 M4 V6)= Somnolen
TTV TD : 80/50 mmHg
Suhu :37,8C
HR : 101 x/menit
RR : 25x/menit
Nadi : 95x/menit
SpO2 : 98 %
PF : mukosa bibir kering, akral dingin
A : KAD Syok sepsis, AKI
P : - Observasi KU dan TTV
• Ceftriaxone 1 x 2gr IV
• Inj. Biknat 75 mEq dalam D5% 250 cc, drip dalam 3-4 jam
• Pro renal 1x2mg PO
• Kalitek 3x1
• Bolus insulin 4U IV, selanjutnya 0,1 Insulin 0,1 unit/kg/jam
• Sleeding scale insulin> GDS<250 per 6 jam
• Vasokonstriktor 0.02 mg/kgbb,titrasi bertahap hingga target >MAP 65
 10 Januari 2022 (ICU)

S : Sesak (-) lemas, BAK tidak berbusa. Demam (-)


O :
Composmentis (E4M5V6))
TTV TD : 110/80 mmHg
Suhu :37,2 C
HR : 101 x/menit
RR : 20x/menit
Nadi : 108x/menit
SpO2 : 98 %
PF : mukosa bibir kering, akral hangat
A : KAD, Sepsis, AKI, post op debridement
P :- Observasi KU dan TTV
- -Ceftriaxone 1 x 2gr
-Biknat
-IV Insulin 0,1 unit/kg/jam
-Sleeding scale insulin> GDS<250

11 Januari 2022 (Bangsal Anggrek)


 S : Sesak (-) lemas, BAK tidak berbusa. Demam (-)
O :
TTV TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,4 C
HR : 98 x/menit
RR : 20 x/menit
Nadi : 104x/menit
SpO2 : 98 %
PF : mukosa bibir kering, akral hangat
A : KAD, Sepsis, AKI, post op debridement
P :- Observasi KU dan TTV
- -Ceftriaxone 1 x 2gr
-Biknat
-IV Insulin 0,1 unit/kg/jam
-Sleeding scale insulin> GDS<250
BAB II
ANALISA KASUS
KAD
 Apakah penegakan diagnosis pada pasien ini sudah benar?
Ketoasidosis diabetic (KAD) adalah salah satu komplikasi akut diabetes yang sangat
berhubungan dengan kualitas edukasi yang diberukan kepada seorang pengidao DM
tipe 2, sementara pada DM tipe 1, seringkali ketoasidosis merupakan pintu awal
diagnosis.

 Trias biokimiawi pada KAD adalah hiperglikemia, ketonemia dan atau ketonuria,
serta asidosis metabolic.

Anamnesis

Gambar 1. Manifestasi KAD.2


Pemeriksaan fisik:
-Tanda-tanda dehidrasi
-Nafas kussmaul jika asidosis berat
-Takikardi
-Hipotensi atau syok
-Penurunan berat badan
Pemeriksaann penunjang:
-Hiperglikemia
-Ketonemia ketonuria
-Asidosis metabolik
-Gula lebih dari 250mg/dL dianggap kriteria diagnosis utama KAD pH yang kurang
dari 7.35
Kasus:

 Pada pasien Ny. N dari anamnesis didapatkan

-Penurunan kesadaran

-Penurunan berat badan.

-riwayat DM (masih ada gejala klasik DM yaitu polidipsi, polifagia dan polyuria).

-lemas

Pada pemeriksaan fisik : - pola nafas cepat dan dalam (nafas kussmaul)

Pada pemeriksaan penunjang:

- GDS meningkat >250 atau hiperglikemia

- terdapat ketonuria, dan

- terdapat asidosis metabolik (pH 7,06 , HCO3 4,3)

- anion gap : 53,5 (tinggi)

 Apakah penyebab keluhan pada pasien ini?

Pencetus tersering terjadinya KAD adalah infeksi. Pencetus lain diantaranya adalah
menghentikan atau mengurangi insulin, infark miokard, stroke akut, pankreatitis, dan
obat-obatan. Awitan baru atau penghentian pemakaian insulin seringkali menjadi sebab
DM tipe 1 jatuh pada keadaan KAD. Pada beberapa pasien yang dianggap DM tipe 2,
kadang-kadang tidak ditemukan pencetus yang jelas dan setelah diberikan insulin dalam
periode pendek keadaannya cepat membaik, bahkan tidak membutuhkan medikasi sama
sekali. Varian diabetes seperti tersebut dalam literatur disebut diabetes tipe 1,5.

Kasus
Riwayat penyakit sekarang DM sudah 4 tahun. KAD adalah komplikasi akut dari DM
yang tidak terkontrol, terjadi peningkatan hormone kontraregulator (glucagon, kortisol,
dll) sehingga meningkatkan terjadinya lipolysis dan menyebabkan hiperglikemia.

Tatalaksana:

Kasus:
Pada pasien sudah ditatalaksana dengan adekuat sesuai dengan guidline KAD. Dimana
terapi awal yang diberikan adalah resusitasi cairan, dilanjutkan dengan insulin.
Koreksi kalium dan bikarbonat diberikan atas dasar indikasi tertentu (kalium <3,3
mEq/L)
SYOK SEPSIS
1. Apakah penegakan diagnosis pada pasien ini sudah benar? (syok sepsis)
Sepsis merupakan respons sistemik pejamu terhadao infeksi dimana pathogen atau toksin
dilepskan kedalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivasi proses inflamasi.
Sepsis:
Keadaan klinis berkaitan dengan infeksi dengan manifestasi SIRS
Sepsis berat:
Sepsis yang disertai dengan disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi termasuk asidosis
laktat, oliguria dan oenurunan kesadaran.
Sepsis dengan hipotensi:
Sepsis dengan tekanan darah sistol<90 mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik >409
mmHg dan tidak ditemukan penyebab hipotensi lainnya.
Renjatan septik
Sepsis dengan hipotensi meskipun telah diberikan resusitasi cairan secara adekuat atau
memerlukan vasopressor untujk mempertahankan tekanan darah dan pefusi organ.1

Tatalaksana:

1. Cairan

Pemberian cairan merupakan terapi awal resusitasi pasien sepsis, atau sepsis dengan
hipotensi dan peningkatan serum laktat. Cairan resusitasi adalah 30 mg/kgBB cairan

kristaloid; tidak ada perbedaan manfaat antara koloid dan kristaloid. Pada kondisi
tertentu seperti penyakit ginjal kronis, dekompensasi kordis, harus diberikan lebih
hati–hati

2. Vasopressor
Tabel . Tatalaksana Vasepressor.3
AKI
Sepsis adalah penyebab utama AKI di ICU. Dilaporkan 45-70% AKI dikaitkan dengan
tingkat mortalitas tinggi. Infeksi adalah salah satu penyebab AKI pre renal.

Acute Kidney Injury


Kriteria penegakkan diagnosis Acute Kidney Disease menurut International Kidney Disease:
Improving Global Outcomes (KDIGO) adalah:
- Peningkatan serum kreatinin (SCr) ≥ 0,3 mg/dL ( ≥ 26,5 μmol/L) dalam 48 jam; atau
- Peningkatan SCr ≥ 1,5 x baseline, yang terjadi atau di asumsikan terjadi dalam kurun
waktu 7 hari sebelumnya; atau
- Volume urin < 0,5 mL/kgBB/jam selama > 6 jam
Dimana pada pasien ini terdapat penurunan volume urin < 0,5 mL/kgBB/jam selama
> 6 jam atau 2 hari, dan juga peningkatan Serum Creatinin (SCr) ≥ 0,3 mg/dL ( ≥ 26,5
μmol/L) dalam 48 jam yaitu sebesar 8.7 mg/dL
ULKUS DIABETIKUM A/R PEDIS ET MANUS BILATERAL

- Salah satu komplikasi dari Diabetes melitus yang jangka Panjang adalah ulkus
diabetikum

Tahap Kriteria serum kreatinin Kriteria produksi urin


1. Peningkatan serum kreatinin ≥ 25 μ mol/L (0,3 Produksi urin < 0.5
mg/dl) dalam 48 jam atau peningkatan 1,5-1,9 cc/kgBB selama lebih dari
kali dari kadar kreatinin referensi 6 jam
2. Peningkatan serum kreatinin 2-2.9 kali dari Produksi urin
kadar kreatinin referensi <0.5cc/kgBB selama lebih
dari 12 jam
3. Peningkatan serum kreatiniin 3 kali kadar Produksi urin <0.3
serum sebelumnya, atau serum kreatinin ≥ 4 cc/kgBB selama lebih dari
mg/dl atau telah memerlukan terapi 24 jam atau anuri selama
penggantu ginjal(tanpa melihat tahapannya) 12 jam
Tabel . Tahap AKI.2
Tabel . Kategori AKI. 2

Kasus :

Onset: 1 minggu
Kreatinin: 1,1 mg/ld
Ureum : 75 mg/dl
GFR: 61,6 ml/mim/1,73m2
Kasus :
Terdapat infeksi. Salah satu penyebab terjadinya AKI adalah infeksi, sebelum muncul gejala
AKI, pasien mengalami syok sepsis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI Jilid I. InternaPublishing: Jakarta.
2. Jameson JL, et al. 2018. Harrison’s Principles of Internal Medicine 20th Edition. McGraw Hill:
New York.
3. Putra, I. 2019. Update Tatalaksana Sepsis. RSUD Kota Surakarta, Surakarta, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai