Disusun Oleh :
Thasya Ratu Renalita (1102016229)
Pembimbing :
Pasien datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi pada tanggal 02 januari 2022 pukul
01.30 WIB datang dengan penurunan kesadaran sejak 3 jam SMRS. Menurut pengamatan
keluarga, napas pasien tampak cepat dan sesak.
4 hari SMRS pasien mengeluhkan tangan luka bernanah dari jari-jari tangan dan ibu
jari kedua kaki. Kulit menjadi berwarna kehitaman, berbau amis, disertai nyeri dan
kesemutan yang hilang timbul. Demam (+) 37.8 C. Mual, muntah disangkal. Batuk pilek
disangkal.
Pasien mengeluhkan sering buang air kecil dan menjadi lebih sering minum. Namun,
mulut pasien terasa kering dan pasien mudah merasa haus. Frekuensi Buang air kecil 7x
dalam sehari disertai berbusa dan berwarna kuning keruh. Nafsu makan pasien meningkat
dan ada penurunan berat badan 5kg. BAB tidak ada keluhan. 3 jam SMRS mendadak
pasien tidak sadarkan diri sehingga dibawa ke RS. Pasien terdapat Riwayat DM sejak 4
tahun yang lalu.
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
TB paru, Pnemonia, Acute coronary syndrome, disangka
V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat DM (+) pada ibu, terkontrol dengan pengobatan
Riwayat Hipertensi (+) pada ibu, terkontrol dengan pengobatan
Riwayat Hiperkolesterolemia disangkal
2. KEPALA
Bentuk : Normocephalous
Rambut : Putih, pertumbuhan merata, tidak mudah dicabut
3. MATA
Palpebral : edema -/-, hiperemis -/-
Konjungtiva : pucat -/-
Sklera ikterik : -/-
Lain-lain : pupil bulat isokor 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+
4. TELINGA
Bentuk daun telinga : Normal
Pendengaran : Dalam batas normal
Nyeri tekan tragus : -/-
Serumen : -/-
6. MULUT
Mukosa bibir kering
7. LEHER
Trakea : Pembesaran KGB(-), deviasi trakea (-)
Kelenjar tiroid : Tidak teraba pembesaran
Kelenjar lymphonodi : Tidak teraba pembesaran KGB
9. PARU- PARU
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, skar (-), diameter AP:T (1:2)
Palpasi : Fremitus vokal dan fremitus taktil paru kanan = kiri
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, rhonkii -/- basal paru, wheezing -/-
10. JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba linea midclavicularis sinistra
ICS V, midclavicularis sinistra, pulsus parasternal (-),
pulsus epigastrium (-)
Perkusi
Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas Pinggang Jantung : ICS 3 Linea parasternalis sinistra
Auskultasi: BJ I II normal, gallop (-), murmur (-)
Pemeriksaan JVP : 5±2 cm
12. EKSTREMITAS
Ekstremitas superior : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2 detik.
Ekstremitas inferior : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2 detik.
Status Lokalis
Pemeriksaan penunjang
02 Januari 2022 pukul 03:19 WIB
Hasil Satuan Nilai
normal
Analisa Gas Darah
Suhu Tubuh 37 'C
pH L 7.060 7.350-7.450
Hasil Satuan Nilai normal
PCO2 LL 15.0 mm Hg 35-45
URINALISA
Makroskopis
Warna Kuning kuning
Kekeruhan Agak Keruh Jernih
Kimia Urin
pH 5.0 4.6-8.0
Sedimen
Berat Jenis 1.015 1.001- 1.035
Eritrosit(urin)
Glukosa Positif5-8
3 mg/dL /LPB (-) Negatif<5
Leukosit
Protein (urin) Positif8-10
1 mg/dL /LPB Negatif <5
Sel Epitel
Urobilinogen 0,2Positif 1 mg/dL /LPB <1.0 +1
Kristalsamar
Darah (-) Negatif
Negatif (-) Negatif
(urin)
Silinder Negatif
Bilirubin (-) Negatif (-) Negatif
Bakteri (-) Negatif (-) Negatif
Nitrit (-) Negatif (-) Negatif
Keton Positif 1 mg/dL (-) Negatif
Leukosit Esterase (-) Negatif (-) Negatif
02 Januari 2022 pukul 03:05 WIB
Hasil Satuan Nilai normal
PO2 H 147.7 mm Hg 83-108
HCO3 L 4.3 mmol/L 20-24
TCO2 L 4.8 mmol/L 21-25
Base Excess L -26.2 mmol/L -3.3-1.2
O2CT H 98.2 95.0-98.0
SBC L 7.8 22-26
02 Januari 01.30
Darah Lengkap
Hematokrit L 26 % 38.0-47.0
MCV L 74 fL 80 – 96
MCH 29 pg/mL 28 – 33
MCHC H 38 g/dL 33 – 36
Basofil 0 % 0.0-1.0
Eosinofil L0 % 1.0-6.0
Neutrofil H 73 % 50 - 70
Limfosit L 19 % 20 - 40
Monosit 8 % 2-9
Ureum
Kreatinin
Ureum H 46 mg/dL 15-40
Sedimen
Eritrosit 20-40 /LPB <5
Leukosit 3-5 /LPB <5
Sel Epitel Positif 1 /LPB +1
Kristal Negatif
Silinder Negatif
Bakteri (-) Negatif (-) Negatif
11 Januari 2022 pukul 08:06 WIB
URINALISA
Makroskopis
Kimia Urin
pH 5.0 4.6-8.0
Kristal Negatif
Silinder Negatif
- Trachea : ditengah
- Jantung :< 50%
- Aorta: tidak ada sclerosis, tidak elongation tidak melebar
- Paru : corakan bronkovaskular <2/3 lapang paru
- Hilus : tidak melebar, tidak menebal dan tidak suram
- Diafragma : licin
- Sudut costophrenicus: lancip
- Tulang intak
- Jaringan lunak baik
Kesan : Torax tampak normal
RESUME
Pasien Ny. N 43 tahun datang ke ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi pada tanggal 2 januari
2022 pukul 01.30 WIB datang diantar keluarga dengan penurunan kesadaran sejak 3 jam
SMRS. Pasien tampak lemas, napas pasien cepat dan sesak keluhan lemas seluruh tubuh
sejak 4 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan polyuria, polidipsi, polifagia dan mulut kering.
BAK berbusa keruh. Diketahui bahwa pasien suka mengkonsumsi makanan dan minuman
manis. Pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, compos mentis, dan tanda-tanda vital dalam
batas normal, didapatkan mukosa bibir kering. Pemeriksaan abdomen tidak didapatkan nyeri
tekan poada 4 kuadran, lainnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium
ditemukan, leukositosis, netrofilia, limfositopenia, ureum kreatinin meningkat, penurunan
eGFR, hipoalbumin Asidosis metabolik, glucosuria, ketonuria, proteinuria, hiperglikemi.
Pemeriksaan thorax kesan normal. EKG didapatkan sinus Takikardi.
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
- Ketoasidosis Diabetik
- Syok sepsis
- Ulkus diabetikum a/r pedis et manus bilateral
- AKI
- Hiperkalemia
Diagnosis banding
- CKD
PERENCANAAN
Rencana Pemeriksaan
Non Farmakologis
1. Tirah baring
2. IVFD NaCl 0.9% 2-3L dalam 1-3 jam
3. O2 nasal canul 2-3 LPM.
Rencana Terapi
Farmakologis
1. Ceftriaxone 1 x 2gr IV
2. Inj. Biknat 75 mEq dalam D5% 250 cc, drip dalam 3-4 jam
3. Pro renal 1x2mg PO
4. Kalitek 3x1 mg
5. Bolus insulin 4U IV, selanjutnya 0,1 Insulin 0,1 unit/kg/jam
6. Sleeding scale insulin> GDS<250 per 6 jam
7. Vasokonstriktor 0.02 mg/kgbb,titrasi bertahap hingga target >MAP 65
PROGNOSIS
- Quo ad Vitam: dubia ad bonam
- Quo ad Functionam : dubia
- Quo ad Sanactionam : dubia
FOLLOW UP
Trias biokimiawi pada KAD adalah hiperglikemia, ketonemia dan atau ketonuria,
serta asidosis metabolic.
Anamnesis
-Penurunan kesadaran
-riwayat DM (masih ada gejala klasik DM yaitu polidipsi, polifagia dan polyuria).
-lemas
Pada pemeriksaan fisik : - pola nafas cepat dan dalam (nafas kussmaul)
Pencetus tersering terjadinya KAD adalah infeksi. Pencetus lain diantaranya adalah
menghentikan atau mengurangi insulin, infark miokard, stroke akut, pankreatitis, dan
obat-obatan. Awitan baru atau penghentian pemakaian insulin seringkali menjadi sebab
DM tipe 1 jatuh pada keadaan KAD. Pada beberapa pasien yang dianggap DM tipe 2,
kadang-kadang tidak ditemukan pencetus yang jelas dan setelah diberikan insulin dalam
periode pendek keadaannya cepat membaik, bahkan tidak membutuhkan medikasi sama
sekali. Varian diabetes seperti tersebut dalam literatur disebut diabetes tipe 1,5.
Kasus
Riwayat penyakit sekarang DM sudah 4 tahun. KAD adalah komplikasi akut dari DM
yang tidak terkontrol, terjadi peningkatan hormone kontraregulator (glucagon, kortisol,
dll) sehingga meningkatkan terjadinya lipolysis dan menyebabkan hiperglikemia.
Tatalaksana:
Kasus:
Pada pasien sudah ditatalaksana dengan adekuat sesuai dengan guidline KAD. Dimana
terapi awal yang diberikan adalah resusitasi cairan, dilanjutkan dengan insulin.
Koreksi kalium dan bikarbonat diberikan atas dasar indikasi tertentu (kalium <3,3
mEq/L)
SYOK SEPSIS
1. Apakah penegakan diagnosis pada pasien ini sudah benar? (syok sepsis)
Sepsis merupakan respons sistemik pejamu terhadao infeksi dimana pathogen atau toksin
dilepskan kedalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivasi proses inflamasi.
Sepsis:
Keadaan klinis berkaitan dengan infeksi dengan manifestasi SIRS
Sepsis berat:
Sepsis yang disertai dengan disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi termasuk asidosis
laktat, oliguria dan oenurunan kesadaran.
Sepsis dengan hipotensi:
Sepsis dengan tekanan darah sistol<90 mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik >409
mmHg dan tidak ditemukan penyebab hipotensi lainnya.
Renjatan septik
Sepsis dengan hipotensi meskipun telah diberikan resusitasi cairan secara adekuat atau
memerlukan vasopressor untujk mempertahankan tekanan darah dan pefusi organ.1
Tatalaksana:
1. Cairan
Pemberian cairan merupakan terapi awal resusitasi pasien sepsis, atau sepsis dengan
hipotensi dan peningkatan serum laktat. Cairan resusitasi adalah 30 mg/kgBB cairan
kristaloid; tidak ada perbedaan manfaat antara koloid dan kristaloid. Pada kondisi
tertentu seperti penyakit ginjal kronis, dekompensasi kordis, harus diberikan lebih
hati–hati
2. Vasopressor
Tabel . Tatalaksana Vasepressor.3
AKI
Sepsis adalah penyebab utama AKI di ICU. Dilaporkan 45-70% AKI dikaitkan dengan
tingkat mortalitas tinggi. Infeksi adalah salah satu penyebab AKI pre renal.
- Salah satu komplikasi dari Diabetes melitus yang jangka Panjang adalah ulkus
diabetikum
Kasus :
Onset: 1 minggu
Kreatinin: 1,1 mg/ld
Ureum : 75 mg/dl
GFR: 61,6 ml/mim/1,73m2
Kasus :
Terdapat infeksi. Salah satu penyebab terjadinya AKI adalah infeksi, sebelum muncul gejala
AKI, pasien mengalami syok sepsis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI Jilid I. InternaPublishing: Jakarta.
2. Jameson JL, et al. 2018. Harrison’s Principles of Internal Medicine 20th Edition. McGraw Hill:
New York.
3. Putra, I. 2019. Update Tatalaksana Sepsis. RSUD Kota Surakarta, Surakarta, Indonesia.