Disusun oleh:
M Joyo Santoso
4112022035
Pembimbing:
dr. Donny Gustiawan, Sp.PD
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan keluarga pasien
pada tanggal 26 November 2022 di RSUD Kabupaten Bekasi, Bangsal Anggrek 1 Kamar
No. 2
a. Keluhan Utama
Mual dan muntah yang memberat 1 hari SMRS.
b. Keluhan Tambahan
Demam, Nyeri kepala, dan nyeri perut sejak 5 hari SMRS.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Ny. L, 40 tahun, datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi dengan keluhan
mual dan muntah sejak 2 hari SMRS yang memberat sejak 1 hari SMRS. Mual dirasakan terus
menerus dan muntah ±4-5 kali sehari ±100cc, muntah berupa cairan.
Pasien juga mengeluhkan demam sejak 5 hari SMRS. Demam naik turun dengan suhu
tertinggi mencapai 38°C, demam meningkat terutama pada siang hari. Demam
dirasakan pada hari pertama hingga hari ke tiga, lalu pada hari keempat dan kelima
demam mulai berkurang. Keluhan lain berupa nyeri kepala cenat - cenut terus menerus
yang dirasakan pada kepala belakang sejak 5 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan
nyeri perut sejak 5 hari SMRS. Pada tangan, kaki, dan perut pasien didapatkan bintik-
bintik merah 2 hari SMRS.
Pasien sudah sempat berobat ke klinik 3 hari SMRS dan diberikan obat, tetapi pasien
lupa obat yang diberikan, lalu keluhan demam dan sakit kepala berkurang.
2
Riwayat Pengobatan
Pasien berobat ke klinik 3 hari SMRS, dan diberikan obat – obatan, akan tetapi pasien
lupa obat yang diberikan.
3
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kulit : Kulit sawo matang, ikterik (-), lesi (-), terdapat petekie pada extremitas
atas dan bawah
b. Kepala : Normocephal
c. Leher : Trakea di medial, pembesaran KGB (-).
d. Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor., memar di
Palpebra +/-
e. Telinga: Normotia, otorrhea -/-, sekret -/-.
f. Hidung: Tidak ada kelainan, deviasi septum (-), sekret -/-, rhinorrhea -/-.
g. Mulut : Sianosis (-), faring hiperemis (-), lidah kotor (coated tongue) (-).
h. Thorax
Paru-paru
Inspeksi : pergerakan dada simetris, normochest, sikatriks (-), diameter
AP:T (1:2)
Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus vocal dan taktil paru kanan dan
kiri . simetris
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : nafas vesikuler (+/+),bronkial (+/+)
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat ICS V midclavicular sinistra
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V midclavicular sinistra
Perkusi :
o Batas jantung kanan : ICS V linea parasternalis dextra
4
o Batas jantung kiri : ICS V linea midclavicular sinistra
o Batas pinggang jantung : ICS IV linea parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
i. Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar, sikatriks (-), spider nevi (-) Terdapat
petekie
Auskultasi : bising usus (+) 16x/menit
Palpasi : nyeri tekan (+) pada daerah epigatrium dan
perbesaran.
Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen tes undulasi (-),
Shifting dullnes (-)
i. Ekstremitas
Bagian Atas : akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2 detik
Bagian Bawah : akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2 detik
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
25-11-2022
Darah Lengkap
Ht 44 % 38,0 – 47,0
MCV 86 fL 80 – 96
5
MCH 32 pg/mL 28 – 33
MCHC 37 gr/dL 33 – 36
Neutrofil 52 % 50 – 70
Limfosit 42 H % 20 – 40
Monosit 6 % 2–9
Kimia Klinik
Ureum Kreatinin
6
Ureum 49 H mg/dL 21-43
Kimia Klinik
Paket Elektrolit
Serologi
7
26/11/2022
Darah Lengkap
Ht 40 % 38,0 – 47,0
27/11/2022
Darah Lengkap
Ht 39 % 38,0 – 47,0
8
Eritrosit 4.47 106/uL 4,20 – 5,40
Dengeu Rapid
Anti Dengue igM Reaktif
Anti Dengeu igG Reaktif
28/11/2022
Darah Lengkap
Ht 33 % 38,0 – 47,0
MCV 87 fL 80 – 96
MCH 31 pg/mL 28 – 33
MCHC 36 gr/dL 33 – 36
9
Basofil 0 % 0,0 - 1,0
Neutrofil 61 % 50 – 70
Limfosit 23 H % 20 – 40
Monosit 16 % 2-9
Kimia Klinik
Ureum Kreatinin
10
Kimia Klinik
Paket Elektrolit
11
b. Pemeriksaan Rontgen Thorax
Kesan:
Trakea ditengah, tidak ada deviasi
Aorta tidak elongatio, tidak ada sklerotik aorta
CTR <50%, tidak kardiomegali
Corakan bronkovaskular <2/3 lapang paru, corakan normal
Hillus tidak melebar
Diafragma licin
Sinus controfrenicus lancip
Tulang intak
Jaringan lunak baik
Conclusion:
Cor dan pulmo dalam batas normal
c. Pemeriksaan EKG
12
Irama sinus regular
Hert rate 100x/menit
axis normal
Pr interval 0,12 s
Qrs complex 0,08 s
Segmen ST : Isoelektrik
VI. RESUME
Ny. L 40 tahun, datang dengan keluhan mual dan muntah sejak 2 hari SMRS yang
memberat sejak 1 hari SMRS, dengan frekuensi muntah ±4-5 kali sehari ±100cc.
Keluhan disertai dengan demam naik turun, nyeri kepala, nyeri perut sejak 5 hari SMRS.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi 108x, pada kulit didapatkan
petekie pada extremitas atas, bawah, dan perut. Terdapat nyeri tekan pada epigastrium dan
hipokondrium sinistra. Pada pemeriksaan laboratorium pada 25/11/2022 didapatkan
penurunan trombosit (8 103/uL), eosinophil (0%), kalium (3.4 g/dL), klorida (97 g/dL), dan
terdapat peningkatan limfosit (42 %), LED (25mm/jam), SGOT (268 U/L), SGPT (118
U/L), Ureum (49 mg/dL), dan glukosa sewaktu (209 mg/dL). Pada 26/11/2022 Terdapat
penurunan trombosit yaitu (19 103/uL). Pada 27/11/2022 terdapat trombositopenia (32
103/uL) dan Anti Dengue igM Anti Dengue igG Reaktif.
13
Dengeu Haemoragic Fever Grade II
X. RENCANA PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Gelafusal 500cc 20 tpm
Lansoprazol 1x30mg
Ondansentron 3x4mg
Dexametason 3x1amp
Snmc 3x1vial
Paracetamol 3x500mg
HP Pro 2x1
Curcuma 3x1
XI. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
14
BAB II
ANALISIS KASUS
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengeue
dalah pemeriksaan kadar hemoglobin,hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi
untuk melihat adanya limfositosis realtif disertai gambaran limfosit plasma biru.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengan tehknik RT-PCR namun karena
Teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibody spesifik
terhadap dengue berupa antibodi total, igM maupun igG lebih banyak.
16
Diagnosis ITP sebagian besar ditegakkan berdasarkan gambaran klinis adanya gejala dan atau
tanda perdarahan, disertai penurunan jumlah trombosit (trombositopeni). Pemeriksaan laboratorium
lainnya dapat membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab trombositopeni yang lain.
Alat diagnostik untuk orang dewasa dan anak-anak yang diduga ITP dikelompokkan menjadi 3
bagian berdasarkan rekomendasi. Sebuah diagnosis dugaan ITP dibuat berdasarkan riwayat pasien,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah lengkap, dan pemeriksaan apus darah tepi dan tidak
disarankan untuk penyebab lain dari trombositopenia. Tidak ada pemeriksaan gold standar yang
dipercaya bisa menegakkan diagnosis. Respon terhadap terapi ITP spesifik, misalnya,
imunoglobulin intravena (IVIg) dan intravena anti-D adalah mendukung diagnosis tetapi
pengecualian pada ITP sekunder.
A. Riwayat Pasien
17
durasi trombositopenia kronis atau gangguan perdarahan lain. Jika diagnosis ITP
tegakkan, kontraindikasi atau indikasi diberikan terapi kortikosteroid harus dicatat.
Keturunan trombositopenia harus dipertimbangkan pada pasien dengan trombositopenia
kronik yang dipengaruhi oleh pengobatan dan pada mereka dengan riwayat keluarga
trombositopenia atau gangguan perdarahan.6,8
B. Pemeriksaan fisik harus normal selain dari manifestasi perdarahan, splenomegali ringan
dapat ditemukan pada pasien yang lebih muda, tapi splenomegali sedang atau berat
menunjukkan penyebab lain. Gejala sistemik, seperti demam atau penurunan berat
badan, hepatomegali, limfadenopati atau mungkin menunjukkan gangguan yang
mendasari seperti HIV, Systemic lupus erythematosus (SLE), atau penyakit
limfoproliferatif. 6
Pemeriksaan Penunjang
Untuk memastikan diagnosis Idiopathic Thrombocytopenic Purpura, dilakukan dengan
pemeriksaan laboratorium yang tepat. Pemeriksaan dapat dilakukan antara lain dengan
pemeriksaan:
1. Pemeriksaan darah rutin, akan didapatkan nilai trombosit yang rendah (< 150.000)
dengan jumlah eritrosit (apabila tidak terjadi perdarahan yang berat) dan leukosit
dalam batas normal.
18
tidak berespon baik dengan terapi. Meskipun tidak dianjurkan, banyak ahli pediatrik
hematologi merekomendasikan dilakukan pemeriksaan sumsum tulang sebelum
memulai pemberian kortikosteroid untuk menyingkirkan kasus leukemia akut.
Demam
Karena adanya proses inflamasi pada DHF yaitu produksi dari produk Sitokin seperti IL-6,
dan TNF dilepaskan dari sel-sel ini dan memasuki sirkulasi sistemik, lalu meningkatkan
set point hipotalamus sitokin yang bersirkulasi ini menyebabkan demam dengan
menginduksi sintesis PGE2.
Pada demam berdarah dengue ditandai dengan dua atau lebih manisfestasi klinis
Nyeri kepala
Nyeri retro orbital
Myalgia
Atralgia
Ruam pada kulit
manifestasi perdarahan ( petekie atau uji bending positif)
Mual dan muntah.
Leukopenia
trombositopenia
Kenaikan Hematokrit
Pada pasien ini terdapat keluhan pada nyeri kepala, terdapat ruam pada kulit. Dan pada
pemeriksaan lab terdapat trombositopenia, dan kenaikan hematokrit
trombsitopenia terjadi akibat dari reaksi antibodi melawan virus. Terjadi supresi sumsum tulang,
destruksi, dan pemendekkan masa hidup trombosit. Pada supresi sumsum terjadi supresi
megakariosit, sehingga kadar megakariosit meningkat. Kompleks virus merangsang agregasi
trombosit. Agregat melewati RES sehingga dihancurkan, sehingga terjadi peningkatan destruksi
trombosit di perifer. Kedua hal tersebut yang menyebabkan trombositopenia.
■ Secara umum, penujang cairan (oral + IV) merupakan pemeliharaan (untuk satu hari) +
19
defisit 5% (cairan oral dan IV bersama-sama), untuk diberikan selama 48 jam. Misalnya, pada
anak dengan berat badan 20 kg, defisit 5% adalah 50 ml/kg x 20 = 1000 ml. Pemeliharaannya
adalah 1500 ml untuk satu hari. Jadi, total M + 5% adalah 2500 ml. Volume ini akan
diberikan selama 48 jam pada pasien non-syok. Tingkat penggantian IV harus disesuaikan
dengan tingkat kehilangan plasma, dipandu oleh kondisi klinis, tanda-tanda vital, output urin
dan kadar hematokrit.
20
a. Omeprazole 40mg 2x IV
Omeprazole merupakan penghambat pompa proton yang mampu menghambat sekresi
asam lambung, yang digunakan untuk mengatasi penyakit peptic dan untuk mencegah
perdarahan berulang pada saluran cerna bagian atas.
b. Ondasentron 4mg 3x IV
Pemberian obat ini digunakan sebagai antiemetic. Ondancentron merupakan
antagonis reseptor 5-HT3 (reseptor yang membantu memodulasi kontraksi dan
relaksasi otot polos pada saluran pernafasan dan gastrointestinal dan pembuluh darah,
rangsangan muntah, timbulnya perubahan mood dan induksi tidur).5
c. Paracetamol
untuk antipiretik dan analgesic
e. Curcuma
Diberikan curcuma dengan indikasi peningkatan SGOT dan SGPT. Mekanisme aksi
Kurkumin: anti-inflamasi (penghambatan COX); merangsang produksi dan pelepasan
empedu; antispasmodik; hepatoprotektif; antioksidan2
f. Lansoprazole
penghambat sekresi asam lambung yang efektif. Lansoprazole secara spesifik
menghambat (H+/K+) ATPase (pompa proton) dari sel parietal di mukosa lambung.
21
Daftar Pustaka
22
23