Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI KASUS

DENGEU HAEMORAGIC FEVER GRADE 1

Disusun oleh:
M Joyo Santoso
4112022035

Pembimbing:
dr. Donny Gustiawan, Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI PERIODE
31 OKTOBER – 07 JANUARI 2022
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. L
Usia : 40 Tahun
Tanggal Lahir : 15 Mei 1982
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Kp. Panderesan, Bentur jaya Kab Bekasi
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Tanggal masuk RS : 25 November 2022
Tanggal pemeriksaan : 26 November 2022
No. Rekam Medis : 249***

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan keluarga pasien
pada tanggal 26 November 2022 di RSUD Kabupaten Bekasi, Bangsal Anggrek 1 Kamar
No. 2
a. Keluhan Utama
Mual dan muntah yang memberat 1 hari SMRS.
b. Keluhan Tambahan
Demam, Nyeri kepala, dan nyeri perut sejak 5 hari SMRS.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Ny. L, 40 tahun, datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi dengan keluhan
mual dan muntah sejak 2 hari SMRS yang memberat sejak 1 hari SMRS. Mual dirasakan terus
menerus dan muntah ±4-5 kali sehari ±100cc, muntah berupa cairan.
Pasien juga mengeluhkan demam sejak 5 hari SMRS. Demam naik turun dengan suhu
tertinggi mencapai 38°C, demam meningkat terutama pada siang hari. Demam
dirasakan pada hari pertama hingga hari ke tiga, lalu pada hari keempat dan kelima
demam mulai berkurang. Keluhan lain berupa nyeri kepala cenat - cenut terus menerus
yang dirasakan pada kepala belakang sejak 5 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan
nyeri perut sejak 5 hari SMRS. Pada tangan, kaki, dan perut pasien didapatkan bintik-
bintik merah 2 hari SMRS.
Pasien sudah sempat berobat ke klinik 3 hari SMRS dan diberikan obat, tetapi pasien
lupa obat yang diberikan, lalu keluhan demam dan sakit kepala berkurang.

2
Riwayat Pengobatan

Pasien berobat ke klinik 3 hari SMRS, dan diberikan obat – obatan, akan tetapi pasien
lupa obat yang diberikan.

Riwayat Penyakit Dahulu

● Riwayat asam urat (-)


● Riwayat Jantung (-)
● Riwayat Hipertensi (-)
● Riwayat Paru (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat Jantung (-)


● Riwayat Hipertensi (-)
● Riwayat Diabetes Mellitus (-)
● Riwayat Paru (-)

III. STATUS GENERALIS


Keadaan Umum
a. Kesadaran : kompos mentis (E4V5M6)
b. Keadaan sakit : Sakit sedang
c. Tanda-tanda Vital :
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 100x/menit, regular
 Suhu : 36,5C
 Respiration Rate : 20x/menit
 SpO2 : 98% on room air

3
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kulit : Kulit sawo matang, ikterik (-), lesi (-), terdapat petekie pada extremitas
atas dan bawah
b. Kepala : Normocephal
c. Leher : Trakea di medial, pembesaran KGB (-).
d. Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor., memar di
Palpebra +/-
e. Telinga: Normotia, otorrhea -/-, sekret -/-.
f. Hidung: Tidak ada kelainan, deviasi septum (-), sekret -/-, rhinorrhea -/-.
g. Mulut : Sianosis (-), faring hiperemis (-), lidah kotor (coated tongue) (-).
h. Thorax
Paru-paru
 Inspeksi : pergerakan dada simetris, normochest, sikatriks (-), diameter

AP:T (1:2)
 Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus vocal dan taktil paru kanan dan
kiri . simetris
 Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
 Auskultasi : nafas vesikuler (+/+),bronkial (+/+)
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
 Inspeksi : iktus kordis terlihat ICS V midclavicular sinistra
 Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V midclavicular sinistra
 Perkusi :
o Batas jantung kanan : ICS V linea parasternalis dextra

4
o Batas jantung kiri : ICS V linea midclavicular sinistra
o Batas pinggang jantung : ICS IV linea parasternalis sinistra
 Auskultasi : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
i. Abdomen
 Inspeksi : Perut tampak datar, sikatriks (-), spider nevi (-) Terdapat
petekie
 Auskultasi : bising usus (+) 16x/menit
 Palpasi : nyeri tekan (+) pada daerah epigatrium dan

hipocandrium sinistra, hepar dan lien tidak ada

perbesaran.
 Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen tes undulasi (-),
Shifting dullnes (-)

i. Ekstremitas
 Bagian Atas : akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2 detik
 Bagian Bawah : akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2 detik

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
25-11-2022

Darah Lengkap

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Hb 16 gr/dL 12,0 – 16,0

Ht 44 % 38,0 – 47,0

Eritrosit 5.06 106/uL 4,20 – 5,40

MCV 86 fL 80 – 96

5
MCH 32 pg/mL 28 – 33

MCHC 37 gr/dL 33 – 36

Trombosit 8 LL 103/uL 150 – 450

Leukosit 5.4 103/uL 5,0 – 10,0

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Basofil 0 % 0,0 - 1,0

Eosinofil 0L % 1,0 – 6,0

Neutrofil 52 % 50 – 70

Limfosit 42 H % 20 – 40

NLR 1.24 % <=5,80

Monosit 6 % 2–9

LED 25 H mm/jam < 15

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Kimia Klinik

SGOT (AST) 268 H U/L < 32

SGPT (ALT) 118 H U/L < 31

Ureum Kreatinin

6
Ureum 49 H mg/dL 21-43

Kreatinin 0.9 mg/dL 0,51 – 0.95

eGFR 80.2 mL/min/1.73 m2 > 60 mL/Min/1.73 m2

Kimia Klinik

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Glukosa Sewaktu H 209 mg/dL 80 – 170

Paket Elektrolit

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Natrium 143 g/dL 136 – 146

Kalium 3.4 L g/dL 3,5 - 5,0

Klorida (Cl) 97 L g/dL 98 – 106

Serologi

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Antigen SARS COV-2 Negatif Negatif

7
26/11/2022

Darah Lengkap

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Hb 14.5 gr/dL 12,0 – 16,0

Ht 40 % 38,0 – 47,0

Eritrosit 4.63 106/uL 4,20 – 5,40

Trombosit 19 103/uL 150 – 450

Leukosit 6.6 103/uL 5,0 – 10,0

27/11/2022

Darah Lengkap

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Hb 14.0 gr/dL 12,0 – 16,0

Ht 39 % 38,0 – 47,0

8
Eritrosit 4.47 106/uL 4,20 – 5,40

Trombosit 32 103/uL 150 – 450

Leukosit 11 103/uL 5,0 – 10,0

Dengeu Rapid
Anti Dengue igM Reaktif
Anti Dengeu igG Reaktif

28/11/2022

Darah Lengkap

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Hb 12 gr/dL 12,0 – 16,0

Ht 33 % 38,0 – 47,0

Eritrosit 3.83 106/uL 4,20 – 5,40

MCV 87 fL 80 – 96

MCH 31 pg/mL 28 – 33

MCHC 36 gr/dL 33 – 36

Trombosit 67 103/uL 150 – 450

Leukosit 10.8 103/uL 5,0 – 10,0

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

9
Basofil 0 % 0,0 - 1,0

Eosinofil 0L % 1,0 – 6,0

Neutrofil 61 % 50 – 70

Limfosit 23 H % 20 – 40

NLR 1.24 % <=5,80

Monosit 16 % 2-9

LED 56 H mm/jam < 15

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Kimia Klinik

SGOT (AST) 75 U/L < 32

SGPT (ALT) 73 U/L < 31

Ureum Kreatinin

Ureum 37 H mg/dL 21-43

Kreatinin 0.8 mg/dL 0,51 – 0.95

eGFR 92,5 mL/min/1.73 m2 > 60 mL/Min/1.73 m2

10
Kimia Klinik

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Glukosa Sewaktu 131 mg/dL 80 - 170

Paket Elektrolit

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Natrium 140 g/dL 136 - 146

Kalium 4.2 g/dL 3,5 - 5,0

Klorida (Cl) 104 g/dL 98 - 106

11
b. Pemeriksaan Rontgen Thorax

Kesan:
 Trakea ditengah, tidak ada deviasi
 Aorta tidak elongatio, tidak ada sklerotik aorta
 CTR <50%, tidak kardiomegali
 Corakan bronkovaskular <2/3 lapang paru, corakan normal
 Hillus tidak melebar
 Diafragma licin
 Sinus controfrenicus lancip
 Tulang intak
 Jaringan lunak baik
Conclusion:
Cor dan pulmo dalam batas normal

c. Pemeriksaan EKG

12
Irama sinus regular
Hert rate 100x/menit
axis normal
Pr interval 0,12 s
Qrs complex 0,08 s
Segmen ST : Isoelektrik

Kesan : Sinus Normal

VI. RESUME
Ny. L 40 tahun, datang dengan keluhan mual dan muntah sejak 2 hari SMRS yang
memberat sejak 1 hari SMRS, dengan frekuensi muntah ±4-5 kali sehari ±100cc.
Keluhan disertai dengan demam naik turun, nyeri kepala, nyeri perut sejak 5 hari SMRS.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi 108x, pada kulit didapatkan
petekie pada extremitas atas, bawah, dan perut. Terdapat nyeri tekan pada epigastrium dan
hipokondrium sinistra. Pada pemeriksaan laboratorium pada 25/11/2022 didapatkan
penurunan trombosit (8 103/uL), eosinophil (0%), kalium (3.4 g/dL), klorida (97 g/dL), dan
terdapat peningkatan limfosit (42 %), LED (25mm/jam), SGOT (268 U/L), SGPT (118
U/L), Ureum (49 mg/dL), dan glukosa sewaktu (209 mg/dL). Pada 26/11/2022 Terdapat
penurunan trombosit yaitu (19 103/uL). Pada 27/11/2022 terdapat trombositopenia (32
103/uL) dan Anti Dengue igM Anti Dengue igG Reaktif.

VII. DIAGNOSIS KERJA


 Dengeu Haemoragic Fever

VIII. DIAGNOSIS BANDING

13
 Dengeu Haemoragic Fever Grade II

IX. RENCANA PEMERIKSAAN


 Pemantauan TTV dan KU
 Pemeriksaan H2TL/hari
 Darah lengkap/3 hari

X. RENCANA PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
 Gelafusal 500cc 20 tpm
 Lansoprazol 1x30mg
 Ondansentron 3x4mg
 Dexametason 3x1amp
 Snmc 3x1vial
 Paracetamol 3x500mg
 HP Pro 2x1
 Curcuma 3x1

XI. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : dubia ad bonam

Quo Ad Functionam : dubia ad bonam


Quo Ad Sanactionam : dubia ad bonam

14
BAB II
ANALISIS KASUS

1. Apakah penegakkan diagnosis akhir pada pasien ini sudah benar?


Dengue haemorrhagic fever adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot/ nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati. Trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Pada DBD terkadi pembesaran
plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi ( Peningkatan hematokrit) atau
penumpukan cairan di rongga tubuh.

Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengeue
dalah pemeriksaan kadar hemoglobin,hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi
untuk melihat adanya limfositosis realtif disertai gambaran limfosit plasma biru.

Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengan tehknik RT-PCR namun karena
Teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibody spesifik
terhadap dengue berupa antibodi total, igM maupun igG lebih banyak.

 Leukosit dapat normal atau turun pada hari ke tiga


 Trombosit umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8
 Hematokrit : Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukanya peningkatan
hematokrit >20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke 3 demam
 Hemostasis : dilakukan pemeriksaan PT, APTT fibrinogen, D-Dimer atau FDP pada
keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah
 Protein / albumin dapat terjadi hippoproteinemia akibat kebocoran plasma
 SGOT/SGPT dapat meningkat
 Ureum, kreatinin bila didapatkan gangguan fungsi ginjal
 Elektrolit sebagai parameter pemantaun pemberian cairan
 Golongan darah dan cross match ( Uji cocok serasi : bila akan diberikan transfuse
darah atau komponen darah.)
 Imunoserologi dilakukan pemeriksaan igM dan igG terhadap dengue
IgM terdeteksi mulai hari ke 3-5 meningkat sampai minggu ke 3, menghilang setelah
60-90 hari
IgG pada infeksi primer, igG mulai terdeteksi pada hari ke 14 pada infeksi sekunder
igG mulai terdeteksi mulai hari ke 2.
 Uji Hi dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari
perawatan, uji ini digunakan untuk kepentingan surveilans
 NS 1 antigen NS1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai hari ke
delapan, sensitivitas antigen NS 1 berkisar 63% - 93,4% dengan spesifitas 100% sama
tingginya dengan spesifitas gold standard kultur virus. Hasil negatif antigen NS 1
tidak menyingkirkan adanya infensi virus dengue

Diagnosis DHF berdasarkan kriteria WHO


 Demam atau Riwayat demam akut antara 2-7 hari biasanya bifasik
 Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut
- Uji bending poisitif
15
- Petekie, ekimosis, atau purpura
- Perdarahan mukosa (tersering, epitaksis atau perdarahan gusi)
- Hematemesis atau melena
● Trombositopenia ( jumlah trombosit < 100.000/ul)
● Terdapat minimal satu tanda- tanda plasma leakage
- Peningkatan hematokrit >20%
- Tandan kebocoran plasma seperti, efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia

16
Diagnosis ITP sebagian besar ditegakkan berdasarkan gambaran klinis adanya gejala dan atau
tanda perdarahan, disertai penurunan jumlah trombosit (trombositopeni). Pemeriksaan laboratorium
lainnya dapat membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab trombositopeni yang lain.

Alat diagnostik untuk orang dewasa dan anak-anak yang diduga ITP dikelompokkan menjadi 3
bagian berdasarkan rekomendasi. Sebuah diagnosis dugaan ITP dibuat berdasarkan riwayat pasien,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah lengkap, dan pemeriksaan apus darah tepi dan tidak
disarankan untuk penyebab lain dari trombositopenia. Tidak ada pemeriksaan gold standar yang
dipercaya bisa menegakkan diagnosis. Respon terhadap terapi ITP spesifik, misalnya,
imunoglobulin intravena (IVIg) dan intravena anti-D adalah mendukung diagnosis tetapi
pengecualian pada ITP sekunder.

A. Riwayat Pasien

Trombositopenia dapat disebabkan oleh banyak kondisi termasuk penyakit sistemik,


infeksi, obat-obatan, dan gangguan hematologi primer. Sekitar 60% kasus anak, ada
riwayat dari infeksi. Sebelumnya peningkatan risiko ITP juga terkait dengan vaksinasi.
Vaksin mumps measles rubella (MMR), perdarahan setelah operasi sebelumnya,
perdarahan gigi, dan trauma harus dipertimbangkan ketika memperkirakan mungkin

17
durasi trombositopenia kronis atau gangguan perdarahan lain. Jika diagnosis ITP
tegakkan, kontraindikasi atau indikasi diberikan terapi kortikosteroid harus dicatat.
Keturunan trombositopenia harus dipertimbangkan pada pasien dengan trombositopenia
kronik yang dipengaruhi oleh pengobatan dan pada mereka dengan riwayat keluarga
trombositopenia atau gangguan perdarahan.6,8

B. Pemeriksaan fisik harus normal selain dari manifestasi perdarahan, splenomegali ringan
dapat ditemukan pada pasien yang lebih muda, tapi splenomegali sedang atau berat
menunjukkan penyebab lain. Gejala sistemik, seperti demam atau penurunan berat
badan, hepatomegali, limfadenopati atau mungkin menunjukkan gangguan yang
mendasari seperti HIV, Systemic lupus erythematosus (SLE), atau penyakit
limfoproliferatif. 6

Pemeriksaan Penunjang
Untuk memastikan diagnosis Idiopathic Thrombocytopenic Purpura, dilakukan dengan
pemeriksaan laboratorium yang tepat. Pemeriksaan dapat dilakukan antara lain dengan
pemeriksaan:

1. Pemeriksaan darah rutin, akan didapatkan nilai trombosit yang rendah (< 150.000)
dengan jumlah eritrosit (apabila tidak terjadi perdarahan yang berat) dan leukosit
dalam batas normal.

2. Pemeriksaan darah tepi, akan didapatkan trombositopenia dengan eritrosit dan


leukosit dengan morfologi normal. Dijumpai trombosit muda dengan ukuran yang
lebih besar (megatrombosit).

3. Pemeriksaan PT dan APTT dalam batas normal, fibrinogen normal.

4. Monoclonal antigen capture assay. Pengukuran trombosit dihubungkan dengan


antibodi, secara langsung untuk mengukur trombosit yang berkaitan dengan
antibodi.

5. Pemeriksaan sumsum tulang normal atau peningkatan jumlah megakariosit dan


agranuler, serta tidak mengandung trombosit. 4,6
Pedoman dari america society of
hematology menyatakan pemeriksaan sumsum tulang tidak diperlukan pada usia >
40 tahun, pasien dengan gambaran tidak khas ( gambaran sitopeni) atau pasien yang

18
tidak berespon baik dengan terapi. Meskipun tidak dianjurkan, banyak ahli pediatrik
hematologi merekomendasikan dilakukan pemeriksaan sumsum tulang sebelum
memulai pemberian kortikosteroid untuk menyingkirkan kasus leukemia akut.

2. Apakah penyebab keluhan pada pasien ini?

Demam

Karena adanya proses inflamasi pada DHF yaitu produksi dari produk Sitokin seperti IL-6,
dan TNF dilepaskan dari sel-sel ini dan memasuki sirkulasi sistemik, lalu meningkatkan
set point hipotalamus sitokin yang bersirkulasi ini menyebabkan demam dengan
menginduksi sintesis PGE2.

Pada demam berdarah dengue ditandai dengan dua atau lebih manisfestasi klinis

 Nyeri kepala
 Nyeri retro orbital
 Myalgia
 Atralgia
 Ruam pada kulit
 manifestasi perdarahan ( petekie atau uji bending positif)
 Mual dan muntah.
 Leukopenia
 trombositopenia
 Kenaikan Hematokrit

Pada pasien ini terdapat keluhan pada nyeri kepala, terdapat ruam pada kulit. Dan pada
pemeriksaan lab terdapat trombositopenia, dan kenaikan hematokrit

trombsitopenia terjadi akibat dari reaksi antibodi melawan virus. Terjadi supresi sumsum tulang,
destruksi, dan pemendekkan masa hidup trombosit. Pada supresi sumsum terjadi supresi
megakariosit, sehingga kadar megakariosit meningkat. Kompleks virus merangsang agregasi
trombosit. Agregat melewati RES sehingga dihancurkan, sehingga terjadi peningkatan destruksi
trombosit di perifer. Kedua hal tersebut yang menyebabkan trombositopenia.

3. Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah adekuat?

■ Secara umum, penujang cairan (oral + IV) merupakan pemeliharaan (untuk satu hari) +
19
defisit 5% (cairan oral dan IV bersama-sama), untuk diberikan selama 48 jam. Misalnya, pada
anak dengan berat badan 20 kg, defisit 5% adalah 50 ml/kg x 20 = 1000 ml. Pemeliharaannya
adalah 1500 ml untuk satu hari. Jadi, total M + 5% adalah 2500 ml. Volume ini akan
diberikan selama 48 jam pada pasien non-syok. Tingkat penggantian IV harus disesuaikan
dengan tingkat kehilangan plasma, dipandu oleh kondisi klinis, tanda-tanda vital, output urin
dan kadar hematokrit.

Indikasi cairan IV:


bila pasien tidak dapat memperoleh asupan cairan oral yang memadai atau sedang muntah.
bila HCT terus meningkat 10% -20% meskipun telah menjalani rehidrasi oral.
syok / syok yang akan datang.
Durasi terapi cairan intravena tidak boleh melebihi 24 hingga 48 jam bagi mereka yang
mengidapnya syok. Namun, bagi pasien yang tidak mengalami syok, durasi pemberian
infus terapi cairan mungkin harus lebih lama tetapi tidak lebih dari 60 hingga 72 jam.

Pada Ny. L pemberian menggunakan rumus


1500+20x(50-20) dalam 24jam
= 2100cc dalam24jam / 525 cc dalam 6 jam

20
a. Omeprazole 40mg 2x IV
Omeprazole merupakan penghambat pompa proton yang mampu menghambat sekresi
asam lambung, yang digunakan untuk mengatasi penyakit peptic dan untuk mencegah
perdarahan berulang pada saluran cerna bagian atas.
b. Ondasentron 4mg 3x IV
Pemberian obat ini digunakan sebagai antiemetic. Ondancentron merupakan
antagonis reseptor 5-HT3 (reseptor yang membantu memodulasi kontraksi dan
relaksasi otot polos pada saluran pernafasan dan gastrointestinal dan pembuluh darah,
rangsangan muntah, timbulnya perubahan mood dan induksi tidur).5

c. Paracetamol
untuk antipiretik dan analgesic

d. untuk antipiretik dan analgesic

e. Curcuma

Diberikan curcuma dengan indikasi peningkatan SGOT dan SGPT. Mekanisme aksi
Kurkumin: anti-inflamasi (penghambatan COX); merangsang produksi dan pelepasan
empedu; antispasmodik; hepatoprotektif; antioksidan2

f. Lansoprazole
penghambat sekresi asam lambung yang efektif. Lansoprazole secara spesifik
menghambat (H+/K+) ATPase (pompa proton) dari sel parietal di mukosa lambung.

21
Daftar Pustaka

1. Jameson, J.L. 2018. Harrison’s Principles on Internal Medicine. McGraw-Hill Education.


Halaman 318
2. Medscape. https://reference.medscape.com/drug/curcumin-curcuma-longa-turmeric-
344529#10 .
3. Suhendro. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta:Interna Publishing.
Hal 543.
4. WHO. 2011. Comperhensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue
Haemorrhagic Fever. South East Asia: WHO.
5. WHO. 2009. Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Preventation, and Control

22
23

Anda mungkin juga menyukai