Disusun oleh:
Mellvin Telasman 00000022072
Pembimbing:
dr. Dyana Safitri Velies, SpOG(K), MKes
Disusun oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
SEPTEMBER 2018
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL
Proposal saya bukan merupakan terjemahan dari buku teks dan bukan merupakan
duplikasi jurnal yang diterbitkan.
Mellvin Telasman
ii
ABSTRACT
iii
ABSTRAK
Latar belakang: Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak
menuju dewasa yang ditandai dengan terjadinya perubahan di dalam tubuh yang
memungkinkan terjadinya masalah reproduksi, pada wanita disebut menstruasi.
Menstruasi merupakan proses yang melibatkan hormon, organ seksual, dan sistem
saraf. Salah satu masalah reproduksi adalah gangguan siklus menstruasi yang
disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah status gizi. Lemak secara
teori terbukti sebagai bagian penting dalam proses menstruasi dalam mengubah
kolestrol menjadi estrogen yang disebut estradiol. Siklus menstruasi normal terjadi
antara 20 - 35 hari. Tujuan: Mengetahui dampak asupan lemak terhadap durasi
siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan UPH . Metode:
Desain penelitian adalah potong lintang. Teknik pengambilan sampling yang
digunakan adalah insidental sampling terhadap 62 responden. Teknik pengumpulan
data menggunakan kuesioner siklus menstruasi, food recall 2x24 jam (1 hari libur
dan 1 hari kerja), dan tabel konversi dan analisis data menggunakaan ANNOVA
SPSS.
Kata kunci: lemak, menstruasi, remaja, siklus menstruasi.
iv
DAFTAR ISI
v
4.5.1. KRITERIA INKLUSI ......................................................................................... 15
4.5.2. KRITERIA EKSKLUSI ...................................................................................... 15
4.6. BESAR SAMPEL ............................................................................................................ 15
4.7. CARA PENGAMBILAN SAMPEL ................................................................................ 16
4.9. ALUR PENELITIAN ....................................................................................................... 17
4.10. PENGOLAHAN DATA.................................................................................................. 18
4.11. ETIKA PENELITIAN .................................................................................................... 18
4.12. ORGANISASI PENELITIAN ....................................................................................... 18
4.13. BIAYA PENELITIAN .................................................................................................... 18
BAB V. DANA PENELITIAN ..................................................................................................... 19
BAB VI. JADWAL PENELITIAN.............................................................................................. 20
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 30
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
makanan secara seimbang untuk menghindari gangguan pada saat menstruasi, dan
jika hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang
mengakibatkan rasa tidak nyaman atau rasa nyeri selama siklus menstruasi.11
Remaja perempuan yang kekurangan asupan lemak akan berdampak pada
penurunan fungsi reproduksi. Kadar lemak atau kolestrol yang rendah akan
membuat sekresi hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) menurun
yang akan mengakibatkan penurunan sekresi dari FSH (Folikel Stimulating
Hormone) dan LH (Leuteinizing Hormone) juga hormon estrogen dan hormon
progesteron akan terganggu. Hormon steroid estrogen yang menurun
mengakibatkan LH juga akan menurun sehingga tidak menghasilkan sel telur yang
matang yang akan menyebabkan siklus menstruasi yang terlalu lama. 12
2
1.3. Pertanyaan Penelitian
Apakah jumlah asupan lemak memiliki dampak terhadap durasi siklus
menstruasi?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa
yang ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan di dalam tubuh yang
memungkinkan untuk bereproduksi.13 Penduduk remaja di Indonesia sudah
mencapai 64 juta yang dimana merupakan 27,6% dari total penduduk Indonesia.
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, hanya 15,3%
remaja perempuan yang mengerti tentang masalah gangguan menstruasi.14 Salah
satu masalah kesehatan reproduksi pada remaja adalah gangguan siklus
menstruasi.15
Menurut Depkes RI tahun 2005 masa remaja dapat dikategorikan kedalam
kelompok umur, dimana secara umum masa remaja berlangsung pada rentang usia
12 - 20 tahun. Masa remaja dapat dikategorikan lagi menjadi 3 periode yaitu usia
12 - 15 disebut remaja awal, 15 - 18 remaja menengah, dan 18 - 20 sebagai remaja
akhir.16
2.2 Pubertas
Pubertas adalah sebuah proses ketika seorang anak mengalami perubahan
secara fisik, psikis, dan kematangan fungsi seksual. Pubertas juga dapat digunakan
sebagai indikator perubahan biologis secara morfologi dan fisiologi yang terjadi
dari masa anak menuju dewasa, terutama pada proses perubahan organ reproduksi.
Pertumbuhan organ reproduksi menyebabkan seorang perempuan untuk bisa
mengalami proses menstruasi17, sedangkan pada anak laki- laki yaitu pada saat
keluarnya carian semen. Waktu terjadi proses kematangan seksual pada laki - laki
dan perempuan berbeda, secara garis besar dipengaruhi oleh asupan gizi.16
Pubertas terjadi secara berbeda, serta pada waktu yang berbeda juga
tergantung pada jenis kelamin sebuah individu. Pada anak laki - laki masa pubertas
terjadi saat seorang remaja laki - laki mengalami mimpi basah yang terjadi pada
usia sekitar 14 tahun. 18 Pada anak perempuan, proses pubertas dimulai saat adanya
pertumbuhan rambut pubis dan payudara. Sekitar 2 tahun setelah masa pubertas,
terjadi menstruasi yang pertama (menarche) pada usia sekitar 12 tahun sebagai
4
tanda akhir dari masa pubertas.18 Saat menstruasi terjadi secara teratur,
pertumbuhan fisik pada perempuan mulai melambat.19
2.3 Menstruasi
2.3.1 Fase folikuler
Pada awal dari proses menstruasi, hypothalamus akan mensekresi hormon yang
disebut human gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang berfungsi untuk
menstimulasi hypophysis anterios untuk mensekresi leutinizing hormone (LH) dan
juga follicle stimulating hormone (FSH). FSH dan LH berperan penting dalam
proses pematangan dari sel – sel folikel pada ovarium yang nantinya akan
berkembang untuk proses reproduksi. Sekresi dari LH akan menstimulasi sel theca
yang merupakan bagian dari sel folikel untuk memproduksi sebuah enzyme yang
disebut desmolase, dan FSH akan menstimulasi sel granulosa yang juga merupakan
bagian dari sel folikel untuk memproduksi sebuah enzyme yang disebut aromatase.
Desmolase berperan untuk mengubah cholesterol menjadi andorostenedione
(androgen) dan aromatase berperan untuk mengubah andorostenedione menjadi
estrogen. 20
Konsentrasi estrogen yang rendah akan menstimulasi sinyal negatif kembali
kepada hipotalamus dan hipofisis anterior untuk menurunkan tingkat sekresi dari
FSH & LH yang berfungsi untuk memilih folikel yang paling matang dan
mendegradasi folikel lainnya. Awalnya, sel folikel hanya memiliki 1 lapisan sel
granulosa, sel theca dan oocyte primer yang disebut sebagai primordial folikel.
Seiring berjalannya waktu, primordial folikel akan mengalami proses pematangan
menjadi folikel matang dalam kurun waktu 2 minggu. Estrogen akan terus
meningkat dalam proses pematangan folikel tersebut yaitu hari ke-14.20
2.3.2 Ovulasi
Pada akhir dari fase folikuler, estradiol (estrogen) meningkat drastis.
Peningkatan estradiol yang drastis akan menstimulasi signal positif terhadap
hypothalamus dan hypophysis anterior untuk meningkatkan tingkat sekresi dari LH
dan FSH untuk memicu proses ovulasi. 20
5
Peningkatan LH dan FSH yang drastis ini menstimulasi proses ovulasi. Ovulasi
terjadi ketika oocyte sekunder terlepas dari permukaan ovarium. Ovulasi akan
terjadi dalam kurun waktu 36 – 48 jam setelah kenaikan LH dan FSH.20
6
2.4 Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai
datangnya mensturasi periode berikutnya. Siklus menstruasi terjadi selama 28 hari.
Rata-rata siklus menstruasi normal terjadi sekitar 21-35 hari sedangkan yang
temasuk gangguan siklus menstruasi meliputi polimenorrhea (<20 hari),
oligomenorrhea (>35 hari), dan amenorrhea (>3 bulan) . Siklus menstruasi normal
bergantung pada tindakan dan interaksi hormon yang dilepaskan dari hipotalamus-
hipofisis-ovarium dan efeknya pada endometrium .22 Pemendekan siklus
menstruasi yang menyebabkan siklus menstruasi lebih singkat (polimenore)
berhubungan dengan penurunan kesuburan dan keguguran sedangkan pemanjangan
siklus menstruasi (oligomenore) berhubungan dengan kejadian anovulasi,
infertilisasi, dan keguguran. 23
7
2.6 Pengaruh asupan makanan terhadap siklus menstruasi
Keadaan status gizi perempuan usia subur pada umumnya dipengaruhi oleh
pola konsumsi makan, kebanyakan dari para remaja perempuan memiliki status gizi
yang rendah, hal ini disebabkan karena keterbatasan makanan atau membatasi
sendiri makanannya karena faktor ingin langsing. Gizi yang kurang pada
perempuan dapat mempengaruhi pematangan seksual, pertumbuhan, fungsi organ
tubuh, dan dapat menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan
berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik jika asupan nutrisinya baik.
Asupan gizi yang tidak kuat dapat mempengaruhi ketidakteraturan menstruasi pada
kebanyakan remaja perempuan.25
Zat gizi utama dapat dibagi menjadi 3 yaitu karbohidrat, protein, dan juga
lemak. Diantara zat gizi utama tersebut, karbohidrat, dan protein tidak memiliki
teori yang kuat untuk mendukung peran mereka masing - masing dalam proses
menstruasi.
2.6.1 Lemak
Makanan yang memiliki zat gizi yang tinggi dan berlemak tinggi akan
menyebabkan berat badan yang berlebih pada remaja perempuan. Hal ini akan
disertai dengan kandungan kolesterol yang meningkat. Adanya kolestrol yang
berlebih maka dapat menjadi prekusor dari hormon estrogen. Pada remaja
perempuan dengan status gizi lebi, terkhususnya lemak dapat mengalami gangguan
menstruasi. Hormon estrogen berperan sangat penting dalam proses menstruasi.
Selain dari ovarium, estrogen juga diproduksi oleh jaringan adiposa yang juga
sering kali disebut sebagai lemak. Peningkatan hormon estrogen tersebut
menyebabkan terjadi peningkatan hormon androgen yang dapat mengganggu
perkembangan folikel sehingga tidak terjadi kematangan folikel. Selain itu
peningkatan estrogen juga dapat merangsang hipotalamus dan kelenjar hipofisis
sehingga produksi luteinizing hormone (LH) semakin banyak. LH yang terlalu
cepat keluar dapat menyebabkan hiperandrogenisme kadar testosteron yang rendah
sehingga ovulasi tidak terjadi.26
8
BAB III
Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
9
3.2. Kerangka Konsep
10
3.3. Definisi Operasional
11
4 Stress stress adalah suatu depression Kuesioner Nominal 10
12
3.4. Hipotesis
Jumlah asupan lemak yang kurang akan memperpanjang durasi siklus menstruasi.
13
BAB IV
Metodologi Penelitian
14
4.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.5.1. Kriteria Inklusi
- Masih mengalami menstruasi
- Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Pelita Harapan
- Sudah melewati masa menarche minimal selama 2 tahun
(Ζ𝛼 + Ζ𝛽)*
𝑛 = +3
[0,5𝑙𝑛(1 + 𝑟)(1 − 𝑟)]*
(1.64 + 0.84 )*
𝑛 = +3
[0,5 × 𝑙𝑛 (1 + 0.7)(1 − 0.7)]*
Keterangan :
Za = konstanta (1.64)
Zb = konstanta power (0.84)
ln = konstanta dimana ln (e) = 2.718281828459
𝑟 = 0.7 nilai korelasi
Maka didapatkan jumlah sampel minimal untuk tiap grup adalah 62 sampel.
15
4.7. Cara Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah
community-based non-probability sampling dengan Insidental sampling. Peneliti
meminta subjek untuk bersedia menjadi peserta penelitian, kemudian subjek akan
diidentifikasi lalu diperiksa apakah memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk
dalam kriteria eksklusi. Jika terdapat sampel yang tidak sesuai maka digantikan
dengan subjek lain yang memenuhi kriteria. Setelah itu sampel akan dijelaskan
mengenai penelitian yang akan diikuti dan diminta persetujuan untuk mengikuti
penelitian dengan persetujuan tertulis. Subjek yang tidak bersedia mengikuti
penelitian boleh menolak dan mundur dari penelitian sebagai sampel.
16
4.9. Alur Penelitian
17
4.10. Pengolahan Data
Pengolahan data penelitian ini akan diolah menggunakan software ANNOVA SPSS
Statistics versi 23.
Penelitian ini memiliki manfaat bagi banyak orang sebagai sumber pengetahuan
terkhususnya para perempuan yang masih mengalami menstruasi. Penelitian ini
tidak merugikan siapapun namun subjek dibutuhkan untuk mengingat asupan
makanan mereka dan juga tanggal menstruasi. Pasien berhak untuk menolak atau
mundur dari penelitian ini di tengah – tengah proses penelitian berjalan, jika tidak
berkenan. Penelitian ini dilakukan secara adil tanpa memandang suku/ras/agama
dari subjek, semua subjek akan diperlakukan dengan cara yang sama.
18
BAB V
Dana Penelitian
Transportasi
Alat tulis
Lain - lain
1 Biaya tidak terduga - - -
TOTAL Rp. 1.475.000,00
19
BAB VI
Jadwal Penelitian
3 Analisa data
4 Laporan
20
LAMPIRAN
21
Form Menstruasi
22
Tabel Konversi
Tabel data nutrisi makanan penukar URT sumber lemak
Bahan makanan Berat (gram) URT
Kelapa 30 1 sdm
23
Formulir Food Recall 24 jam
24
Informed Consent
25
26
27
DASS 42 (kuesioner stress)
28
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Fithra F. Permasalahan gizi pada remaja putri. 2014 [cited 2018 Sep 13];
Available from: http://grahailmu.co.id/previewpdf/978-602-262-209-3-
1253.pdf
2. Kementrian Kesehatan RI. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. 2014
[cited 2018 Sep 13]; Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin
reproduksi remaja-ed.pdf
3. Putro KZ. Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.
Aplikasia. 2017;17(1):25–32.
4. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. 2008;530–45.
5. Prathita YA, Lipoeto NI. Artikel Penelitian Hubungan Status Gizi dengan
Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas. Http://JurnalFkUnandAcId. 2017;6(1):104–9.
6. Chavez-Macgregor M, Elias SG, Charlotte Onland-Moret N, Van Der
Schouw YT, Gils CH Van, Monninkhof E, et al. Postmenopausal Breast
Cancer Risk and Cumulative Number of Menstrual Cycles [Internet]. 2005
[cited 2018 Sep 13]. Available from:
https://pdfs.semanticscholar.org/635e/8e7ed26f11962a81020cd20064bb4c3
d59bf.pdf
7. Atrian MK, Mirbagher-ajorpaz N, Abbaszadeh F. Nursing Practice Today
Association between menstrual cycle regularity and obesity-related
anthropomet- ric indices in dormitory students of Kashan University of
Medical Sciences , Iran. 2014;1(2):101–6.
8. Handayani. Dengan Usia Menarche Anak Sekolah Dasar Di Sd
Muhammadiyah Gkb 1 Gresik. 2013;191–8.
9. Price SAWLM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 2005
[cited 2018 Sep 13]; Available from:
http://library.poltekkespalembang.ac.id/gigi/index.php?p=show_detail&id=
807
30
10. Sitoayu L, Pertiwi DA, Mulyani EY. Kecukupan zat gizi makro, status gizi,
stres, dan siklus menstruasi pada remaja. J Gizi Klin Indones [Internet].
2017;13(3):121–8. Available from:
https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/article/view/17867
11. Satriani, Naifular F. Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada
Remaja Puteri di Prodi D-III Kebidanan Samarinda. Mahakam Midwifery
J. 2016;1(Ii):106–14.
12. Novitasari I. Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi dengan Siklus
Menstruasi pada Siswi SMA Negri Colomadu. 2016 [cited 2018 Sep
20];13. Available from: http://eprints.ums.ac.id/42582/25/NASKAH
PUBLIKASI.pdf
13. Fillah Fithra Dieny. Permasalahan gizi pada remaja putri. [cited 2018 Sep
13]; Available from: http://grahailmu.co.id/previewpdf/978-602-262-209-
3-1253.pdf
14. pusat data dan informasi kementrian kesehatan. departemen kesehatan.
[cited 2018 Sep 13]; Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin
reproduksi remaja-ed.pdf
15. Access O. Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada
Remaja Putri di SMA Al-Azhar Surabaya Correlation between Nutritional
Status and Menstrual Disorders of Female. 2018;172–81.
16. Jafar N. Pertumbuhan Remaja. Univ Hasanuddin. 2005;1–21.
17. Latifah H, Ratnaningsih D. Jurnal Permata Indonesia Tingkat Pengetahuan
Tentang Pubertas pada Remaja Putri Kelas VIII di SMP Muhamadiyah III
Depok Sleman. 2016 [cited 2018 Nov 19]; Available from:
http://www.permataindonesia.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/01.-
Jurnal-PI_Hani-Kusminatun-Dwi.pdf
18. Triyanto E. Pengalaman Masa Pubertas Remaja Studi Fenomenologi Di
Purwokerto. Ners. 2006;5 No.2(2003):1–7.
19. Pubertas Dan Menarche Terhadap Tinggi Badan Mahasiswa Kebidanan U,
Handayani R, Purwanti D, Fatmaningrum W, Studi Pendidikan Bidan
31
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya P, Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga D, et al. The Age of
Puberty and Menarche toward Body Height of Midwifery Students
[Internet]. Vol. 13, JURNAL MKMI. 2017 [cited 2018 Nov 13]. Available
from: https://media.neliti.com/media/publications/213159-none.pdf
20. Dalgleish T, Williams JMG., Golden A-MJ, Perkins N, Barrett LF, Barnard
PJ, et al. William’s Obstetrics. Vol. 136, Journal of Experimental
Psychology: General. 2007. 23-42 p.
21. Dalgleish T, Williams JMG., Golden A-MJ, Perkins N, Barrett LF, Barnard
PJ, et al. Williams Obstetrics. Vol. 136, Journal of Experimental
Psychology: General. 2007. 23-42 p.
22. Deligeoroglou E, Creatsas G. Menstrual Disorders. In: Endocrine
development [Internet]. 2012 [cited 2018 Nov 8]. p. 160–70. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22846527
23. Gudmundsdottir SL, Flanders WD, Augestad LB. A longitudinal study of
physical activity and menstrual cycle characteristics in healthy Norwegian
women-The Nord-Trøndelag Health Study. Nor Epidemiol.
2011;20(2):163–71.
24. Anwar I. Hubungan Asupan Lemak Terhadap Siklus Menstruasi. 2012
[cited 2018 Oct 11]; Available from: http://repository.unimus.ac.id
25. Rossalia K. Hubungan status Gizi dengan Keteraturan Menstruasi pada
Mahasiswi Universitas Lampung yang Tinggal di Asrama Rusunawa Unila
ELVIRA. 2018 [cited 2018 Nov 13]; Available from:
http://digilib.unila.ac.id/30302/3/SKRIPSI TANPA BAB
PEMBAHASAN.pdf
26. Amerta N. Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada
Remaja Putri di SMA Al-Azhar Surabaya Correlation between Nutritional
Status and Menstrual Disorders of Female. 2018;172–81.
27. Fleeson W, Jayawickreme E, Jones ABAP, Brown NA, Serfass DG,
Sherman RA, et al. Analisis Angka Kecukupan Gizi dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya di Kecamatan Medan Deli. J Pers Soc Psychol
32
[Internet]. 2017;1(1):1188–97. Available from:
https://osf.io/nf5me%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.tree.2015.01.012%0Aht
tps://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/1047840X.2017.1373546%0A
http://dx.doi.org/10.1016/j.lindif.2016.07.011%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016
/j.paid.2017.06.011%0Ahttp://programme.exo
28. Permadi W, Obstetri B, Fk G, Rsup U/, Hasan D, Bandung S. Terapi
Hormon pada Menopause [Internet]. 2013 [cited 2018 Nov 8]. Available
from: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/Makalah-
Terapi-Hormon-pada-Menopause.pdf
29. Azrimaidaliza A. Asupan Zat Gizi Dan Penyakit Diabetes Mellitus. J
Kesehat Masy Andalas [Internet]. 2011;6(1):36–41. Available from:
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/86
33