Anda di halaman 1dari 88

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN PUSKESMAS

DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS JANUARI 2020


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

ANALISIS MASALAH UPAYA KESEHATAN MASAYARAKAT (UKM)


ESENSIAL PUSKESMAS KANDAI
PADA TAHUN 2019

Oleh:
Ayub Samad Haliuddin, S.Ked. K1A114010
Nur Martina Rufia, S.Ked. K1A114035
Waode Fitriani, S.Ked. K1A114047
Wa de Zuhraeni Puspa M., S.Ked. K1A115048
Muh. Zainsa Asfar, S.Ked. K1A115086

Pembimbing:
dr. I Putu Sudayasa, M.Kes.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

1. Ayub Samad Haliuddin, S.Ked. K1A114010


2. Nur Martina Rufia, S.Ked. K1A114035
3. Waode Fitriani, S.Ked. K1A114047
4. Wa de Zuhraeni Puspa M., S.Ked. K1A115048
5. Muh. Zainsa Asfar, S.Ked. K1A115086

Judul Laporan Puskesmas : Analisis Masalah Upaya Kesehatan Masayarakat (UKM)


Esensial Puskesmas Kandai Pada Tahun 2019

Telah menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik pada Bagian IKM-IKK Fakultas


Kedokteran Universitas Halu Oleo, Laporan Puskesmas tentang Analisis Masalah Upaya
Kesehatan Masayarakat (UKM) Esensial Puskesmas Kandai Pada Tahun 2019.

Kendari, Januari 2020


Mengetahui,
Pembimbing

dr. I Putu Sudayasa, M.Kes.


NIP. 19690730 200212 1 003

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Puskesmas yang berjudul “Analisis Masalah Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Esensial Puskesmas Kandai Pada Tahun 2019” dengan baik. Penulisan laporan ini
untuk melengkapi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini banyak hambatan dan
tantangan didapatkan, namun atas bantuan dari berbagai pihak yang memberikan
bimbingan, motivasi, dan disertai kemauan yang kuat sehingga penulis dapat mengatasi
semua itu. Oleh karena itu, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada Kepala
Puskesmas Kandai dr. Sri Rahayu Hasba dan dr. I Putu Sudayasa, M. Kes. sebagai
pembimbing atas segala bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah dan kendala
dalam proses penyusunan referat ini dapat teratasi dan terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga laporan puskesmas ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan para pembaca pada umunya serta dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya. Atas segala bantuan dan perhatian baik berupa tenaga, pikiran dan materi pada
semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengucapkan terima
kasih.
Kendari, Januari 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas..........................................................................................................3
B. Sumber Daya Manusia.......................................................................................13
C. Tahapan Analisis Masalah Puskesmas...............................................................16
BAB III METODE PENGUMPULAN DATA
A. Data yang Dikumpulkan....................................................................................27
B. Cara Pengambilan Data......................................................................................27
BAB IV SITUASI PUSKESMAS
A. Puskesmas Kandai..............................................................................................28
B. Kondisi Geografis..............................................................................................30
C. Situasi Derajat Kesehatan..................................................................................36
D. Upaya Kesehatan................................................................................................39
E. Posyandu............................................................................................................42
F. Tenaga Kesehatan..............................................................................................43
G. Sarana dan Prasarana..........................................................................................44
BAB V IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial..............................................................45
B. Besar Masalah (Kriteria A)................................................................................47
C. Kegawatan Masalah (Kriteria B).......................................................................49
D. Kemudahan Penanggulangan Masalah (Kriteria C)...........................................51
E. PEARL Faktor....................................................................................................53
F. Nilai Prioritas Masalah.......................................................................................55

iii
G. Analisis Penyebab Masalah................................................................................56
H. Prioritas Penyebab Masalah...............................................................................58
I. Pengambilan Keputusan.....................................................................................58
J. Alternatif Pemecahan Masalah..........................................................................60
BAB VI
A. Simpulan............................................................................................................62
B. Saran...................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................63
LAMPIRAN.....................................................................................................................64

iv
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman


Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 22
Tabel 23
Tabel 24
Tabel 25
Tabel 26

v
Tabel 27
Tabel 28
Tabel 29
Tabel 30
Tabel 31
Tabel 32
Tabel 33
Tabel 34
Tabel 35
Tabel 36.
Tabel 37
Tabel 38
Tabel 39
Tabel 40
Tabel 41
Tabel 42
Tabel 43
Tabel 44
Tabel 45
Tabel 46
Tabel 47
Tabel 48
Tabel 49
Tabel 50
Tabel 51
Tabel 52
Tabel 53
Tabel 54
Tabel 55

vi
Tabel 56
Tabel 57
Tabel 58
Tabel 59
Tabel 60
Tabel 61
Tabel 62
Tabel 63
Tabel 64
Tabel 65
Tabel 66
Tabel 67
Tabel 68
Tabel 69
Tabel 70
Tabel 71
Tabel 72
Tabel 73
Tabel 74

vii
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman


Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu upaya yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan akses
pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah dengan meningkatkan akses terhadap
pelayanan kesehatan dasar. Sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di tingkat primer, puskesmas mengambil peran penting, dalam hal ini
puskesmas bertanggung jawab dalam hal pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Kondisi bangunan puskesmas dan sarananya, jaringan puskesmas, dan tenaga di
puskesmas sangat penting diketahui untuk meningkatkan kinerja puskesmas. Semua
digunakan sebagai masukkan dalam hal mengambil keputusan berkaitan dengan proses
manajemen pembangunan puskesmas disetiap jenjang administrasi kesehatan
(Kementrian Kesehatan RI, 2016).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional karena menyentuh hampir disemua aspek kehidupan.
Pembangunan sangat terkait dan dipengarui oleh aspek demografi/kependudukan,
keadaan dan pertumbuhan ekonomi perkembangan lingkungan fisik dan biologis.
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator yang
digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan seperti angka kesakitan
serta kematian ibu dan bayi.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu tatanan yang mencakup komponen
masukan (input) yang berpa data tentang kesehatan dan yang terkait, komponen proses
dan komponen keluaran (output). Informasi kesehatan dan yang terkait digunakan
sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam
manajemen kesehatan dilakukan untuk perumusan kebijakan, perencanaan strategis,
manajemen operasional dan manajemen transaksi.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.

1
2

Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat mencakup


perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan dalam
suatu sistem. Penanggung jawab UKM esensial, UKM pengembangan dan keperawatan
kesehatan masyarakat, yang membawahi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM, pelayanan
gizi yang bersifat UKM, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat, dan/atau pelayanan UKM pengembangan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui analisis masalah, prioritas penyebab, dan alternatif pemecahan
masalah pencapaian upaya kesehatan masyarakat (UKM) esensial Puskesmas
Kandai pada tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan promosi kesehatan tahun
2019 di Puskesmas Kandai
b. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan kesehatan lingkungan tahun
2019 di Puskesmas Kandai
c. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan kesehatan ibu, anak, dan
keluarga berencana tahun 2019 di Puskesmas Kandai
d. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan gizi tahun 2019 di Puskesmas
Kandai
e. Untuk mengetahui pencapaian program pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit tahun 2019 di Puskesmas Kandai
f. Untuk membuat Rencana Usulan Kegiatan (RUK) bagi program yang tidak
mencapai target
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya (Permenkes RI Nomor43, 2019).
2. Tujuan Puskesmas
Menurut Permenkes RI No. 43 tahun 2019 tentang puskesmas,
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas sebagaimana
dimaksudkan adalah dalam rangka mewujudkan kecamatan sehat. Kecamatan
sehat sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk mencapai kabupaten/kota sehat
(Permenkes RI Nomor 43, 2019).
3. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
a. Paradigma Sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi dalam
upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
b. Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.

3
4

c. Kemandirian Masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
d. Ketersediaan Akses Pelayanan Kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.
e. Teknologi Tepat Guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan
tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan Kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM
dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan
yang didukung dengan manajemen Puskesmas (Permenkes RI Nomor 43,
2019).
4. Tugas Puskesmas
a. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
b. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud,
Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga
c. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud adalah salah satu cara Puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga (Permenkes RI Nomor 43, 2019).
5. Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Permenkes
RI No.43, 2019 tentang Puskesmas, Puskesmas memiliki fungsi :
a. Menyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
5

Selain menyelenggarakan fungsi di atas, Puskesmas dapat berfungsi


sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip, dan/atau
sebagai jejaring rumah sakit pendidikan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan
Puskesmas sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program
internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan sebagaimana dimaksud
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Permenkes
RI Nomor 43, 2019).
6. Wewenang Puskesmas
Berdasarkan Permenkes RI No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas, dalam
melaksanakan fungsi penyelenggaraan fungsi UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
a. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan
masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama
dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
f. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok,
dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial,
budaya, dan spiritual
i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan
j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan
respon penanggulangan penyakit
6

k. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga


l. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama
dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Dalam rangka menyelenggarakan fungsi UKP, Puskesmas memiliki
wewenang sebagai berikut (Permenkes RI Nomor 43, 2019):
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor
biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter –
pasien yang erat dan setara
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif
c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu,
berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi
f. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
h. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas
i. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan
j. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Selain memiliki kewenangan sebagaimana dimaksud di atas, Puskesmas
memiliki wewenang dalam melakukan pembinaan terhadap Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya (Permenkes No. 43, 2019).
7

7. Azas Penyelenggaraan Puskesmas


a. Azaz Pertanggung Jawaban Wilayah
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah pertanggung
jawaban wilayah. Dalam arti Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain
sebagai berikut (Kepmenkes RI Nomor 128, 2004):
1) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan, sehingga
berwawasan kesehatan
2) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya
3) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya
4) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata
dan terjangkau di wilayah kerjanya
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh puskesmas
pembantu, puskesmas keliling, bidan di desa serta berbagai upaya kesehatan di
luar gedung puskesmas lainnya (outreach activities) pada dasarnya merupakan
realisasi dari pelaksanaan azas pertanggung jawaban wilayah (Kepmenkes RI
Nomor.128, 2004).
b. Azaz Pemberdayaan Masyarakat
Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan
masyarakat. Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan,
keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap
upaya puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
melalui pembentukkan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan
yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan
masyarakat antara lain (Kepmenkes RI Nomor128, 2004):
1) Upaya kesehatan ibu dan anak : posyandu, polindes, Bina Keluarga Balita
(BKB)
2) Upaya pengobatan : posyandu, Pos Obat Desa (POD)
8

3) Upaya perbaikan gizi : posyandu, panti pemulihan gizi, Keluarga Sadar


Gizi (Kadarzi)
4) Upaya kesehatan sekolah : dokter kecil, penyertaan guru dan orang
tua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren)
5) Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair),Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
6) Upaya kesehatan usia lanjut : posyandu usila, panti wreda
7) Upaya kesehatan kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
8) Upaya kesehatan jiwa : posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM)
9) Upaya pembinaan pengobatan tradisional : Taman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra)
10) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif) : dana sehat,
Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana keagamaan.
c. Azaz Keterpaduan
Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah keterpaduan.
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan
secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam
keterpaduan yang perlu diperhatikan, yakni (Kepmenkes RI Nomor 128, 2004):
1) Keterpaduan Lintas Program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab
puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
a) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi,promosi kesehatan, pengobatan
b) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) : keterpaduan kesehatan lingkungan
dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan
reproduksi remaja dan kesehatan jiwa
c) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi,
promosikesehatan, kesehatan gigi
9

d) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan jiwa,


promosi kesehatan
2) Keterpaduan Lintas Sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan
penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi)
dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk
organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas
sektor antara lain:
a) Upaya Kesehatan Sekolah : keterpaduan ellit kesehatan dengan
camat,lurah/kepala desa, pendidikan, agama
b) Upaya promosi kesehatan : keterpaduan ellit kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian
c) Upaya kesehatan ibu dan anak : keterpaduan ellit kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
PKK, PLKB
d) Upaya perbaikan gizi : keterpaduan ellit kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha,
PKK, PLKB
e) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan : keterpaduan ellit kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha,
organisasi kemasyarakatan
f) Upaya kesehatan kerja : keterpaduan ellit kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.
d. Azaz Rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki
oleh puskesmas terbatas. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai
masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi)
harus ditopang oleh azas rujukan (Kepmenkes RI Nomor 128, 2004).
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
10

secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana
pelayanan kesehatan yang sama (Kepmenkes RI Nomor 128, 2004).
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni (Kepmenkes RI Nomor
128, 2004):
1) Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus
penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana
pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun vertikal).
Sebaliknya pasien paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan
sederhana, dirujuk ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
a) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik
(biasanya operasi) dan lain-lain
b) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap
c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga puskesmas dan
ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.
2) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan, dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila
satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat
tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
11

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan upaya kesehatan masyarakat


dibedakan atas tiga macam :
a) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.
b) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.
c) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan
Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional diselenggarakan
apabila puskesmas tidak mampu. Secara skematis pelaksanaan azas
rujukan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Pelaksanaan azas rujukan (Kepmenkes RI Nomor 128, 2004)


8. Upaya Kesehatan Puskesmas
12

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan


perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari
sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP).
a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75
Tahun 2014, Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya
kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial antara lain:
a) Pelayanan promosi kesehatan
b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
d) Pelayanan gizi; dan
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi
dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya pengembangan yang
dilakukan Puskesmas antara lain:
a) Pelayanan kesehatan jiwa
b) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d) Pelayanan kesehatan olahraga
13

e) Pelayanan kesehatan indera


f) Pelayanan kesehatan lansia
g) Pelayanan kesehatan kerja
h) Pelayanan kesehatan lainnya
Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah

suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang

ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,

pengurangan penderitaan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 75 Tahun 2014).

b. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)


Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:

1) Rawat jalan

2) Pelayanan gawat darurat

3) Pelayanan satu hari (One Day Care)

4) Home Care

5) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

B. Sumber Daya Manusia


1. Definisi
Sumber Daya Manusia kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara
aktif dan profesional di bidang kesehatan, baik yang berpendidikan formal
kesehatan maupun tidak. Ketersediaan SDM kesehatan yang dikaji dalam tulisan
ini yaitu ketersediaan Dokter, Dokter Gigi, Bidan, Perawat, Tenaga Gizi, Tenaga
Kesehatan Masyarakat, Tenaga Farmasi, Sanitarian, dan Analis.
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015).
Sumber Daya Manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan
tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan
14

dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah


pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,
karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah. Jenis Tenaga Kesehatan
sebagaimana paling sedikit terdiri atas: Dokter atau dokter layanan primer, Dokter
gigi, Perawat, Bidan, Tenaga kesehatan masyarakat, Tenaga kesehatan lingkungan,
Ahli teknologi laboratorium medik, dan Tenaga gizi dan tenaga kefarmasian
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014).
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah modal utama dalam pembangunan
nasional. Oleh karena itu, kualitas SDM perlu terus ditingkatkan sehingga
memiliki daya saing tinggi, yang antara lain ditandai dengan meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks
Kesetaraan Gender (IKG).
Peningkatan tersebut dilaksanakan melalui pengendalian jumlah penduduk,
peningkatan taraf pendidikan, serta peningkatan derajat kesehatan. Untuk itu harus
diantisipasi berbagai tantangan yang ada (Permenkes RI No 39 Tahun 2016).
Tantangan dalam pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat berupa
peningkatan upaya promotif dan preventif, peningkatan pelayanan kesehatan ibu
dan anak, perbaikan gizi, pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
peningkatan pengawasan obat dan makanan, serta peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan.
Di samping itu juga penurunan disparitas akses dan mutu pelayanan
kesehatan, pemenuhan sarana dan prasarana, serta pemenuhan tenaga kesehatan.
Secara khusus tantangan utama dalam lima tahun ke depan adalah berupa
peningkatan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), penyiapan penyedia
pelayanan kesehatan, dan pengelolaan jaminan kesehatan yang efektif dan efisien
(Permenkes RI No 39 Tahun 2016).
2. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan (SDMK)
Program pengembangan dan pemberdayaan SDMK diatur dalam Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Peningkatan sumber
15

daya manusia di Puskesmas diutamakan untuk ketersediaan 5 jenis tenaga


kesehatan(Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Adapun 5 jenis tenaga kesehatan yaitu tenaga kesehatan masyarakat,
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian dan analis kesehatan. Upaya
untuk mendorong tercapainya target pembangunan kesehatan nasional, terutama
melalui penguatan layanan kesehatan primer, Kementerian Kesehatan
mengembangkan program Nusantara Sehat. Program ini menempatkan tenaga
kesehatan di tingkat layanan kesehatan primer dengan metode team-based
(Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pada
pasal 21 ditetapkan bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan serta pemberdayaan (pembinaan dan pengawasan mutu) tenaga
kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Untuk
meningkatkan SDM Kesehatan, dalam SKN yang ditetapkan pada tahun 2009
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan diselenggarakan melalui 4
(empat) upaya pokok, yaitu : perencanaan SDM kesehatan, pengadaan SDM
kesehatan, pendayagunaan SDM kesehatan, pemberdayaan (pembinaan dan
pengawasan mutu) SDM kesehatan.
a. Sasaran
Sasaran program pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan
adalah meningkatnya ketersediaan dan mutu sumber daya manusia kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan kesehatan.
Indikator pencapaian sasaran adalah:
1) Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
sebanyak 5.600 Puskesmas
2) Persentase RS kabupaten/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis
dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.
3) Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak
56.910 orang(Kementerian Kesehatan RI, 2015)
b. Kegiatan
Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akan
dilakukan adalah:
1) Standardisasi, sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM
16

2) Pendidikan Tinggi dan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan


3) Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
4) Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
5) Pengelolaan Mutu Pendidikan Tinggi
6) Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan
7) Perencanaan SDM Kesehatan
8) Pelaksanaan Internship Tenaga Kesehatan
9) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
10) Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi
11) Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan(Kementerian Kesehatan
RI, 2015)

C. Tahapan Analisis Masalah Puskesmas


1. Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan
dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas, agar dapat
merumuskan kebutuhan pelayanan dan pemenuhan harapan masyarakat yang
rasional sesuai dengan keadaan wilayah kerja Puskesmas. Tahap ini dilakukan
dengan cara:
a. Mengumpulkan Data Kinerja Puskesmas
Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan gambaran
status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.Adapun data kinerja
dan status kesehatan masyarakat diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016).
b. Analisis Data
Beberapa metode analisis data yang dapat dilaksanakan di Puskesmas
adalah sebagai berikut:

1) Analisis Deskriptif
Menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat dalam tabel sesuai
karakteristik data yang ditampilkan, termasuk nilai rata-rata, nilai minimal
dan maksimal, serta nilai kuartil. Misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi
17

bayi, kisaran nilai maksimal dan minimal cakupan imunisasi bayi (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016).
2) Analisis Komparatif
Menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data wilayah
yang satu dengan wilayah lainnya atau membandingkan dengan
target/standar tertentu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur, antar
sumber data. Secara khusus, dengan tersedianya data kesehatan yang
terpilah menurut jenis kelamin, dapat dikomparasikan derajat kesehatan,
upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan antara laki-laki dan
perempuan. Misalnya perbandingan prevalensi gizi buruk pada balita laki-
laki dan perempuan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016).
3) Analisis Hubungan Dalam Program dan Antar Program
Analisis hubungan dalam program dan antar program adalah analisis
yang menjelaskan hubungan/keterkaitan variabel dalam dan atau antar
program yang secara logika memiliki hubungan. Analisis Hubungan Dalam
Program misalnya cakupan K1, K4, Persalinan Normal (PN) dan KN.
Analisis Hubungan Antar Program misalnya KIA dengan Imunisasi
(cakupan TT 2-5 dengan cakupan K4 dan temuan TN; cakupan KN1 dengan
cakupan HB0) (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016).
c. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui
Survey Mawas Diri/Community Self Survey (SMD/CSS)
1) Survei Mawas Diri
Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan
masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat
untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain
ketersediaan sumber daya, serta peluang-peluang yang dapat dimobilisasi
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016).
2) Survei Mawas Diri
Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data
sekunder, pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada dan
18

membangun kesepakatan bersama masyarakat dan kepala desa/kelurahan,


untuk bersama-sama mengatasi masalah kesehatan di masyarakat.
3) Instrumen Survei Mawas Diri (SMD)/Community Self Survey (CSS)
Intrumen SMD/CSS disusun Puskesmas sesuai masalah yang
dihadapi dan masalah yang akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen yang
disusun mencakup format pendataan yang dilakukan wakil masyarakat
yang dapat mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan dapat
memberi informasi (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016).
2. Identifikasi Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi
masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang ditemukan. Masalah
dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who, When, Where, Why and
How/Apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, kapan masalah itu terjadi,
dimana masalah itu terjadi, kenapa dan bagaimana masalah itu terjadi) (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016).
Tabel 1. Contoh tabel identifikasi masalah

No. Upaya Target Pencapaian Masalah


1 UKM Esensial

a. Promosi Kesehatan

b. .......

2 UKM Pengembangan

3 UKP

3. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah


Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi masalah,
ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau adanya keterkaitan satu masalah
dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan jalan
19

kesepakatan tim.Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan


berbagai macam metode seperti metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan
sebagainya.
a. Metode USG
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan
menentukan skala nilai 1–5 atau 1–10. Isu yang memiliki total skor tertinggi
merupakan isu prioritas (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016).
Tabel 2. Contoh matriks pemecahan masalah dengan metode USG
No
Masalah U S G Total
.
1 Masalah A 5 3 3 11
2 Masalah B 4 4 4 12
3 Masalah C 3 5 5 13
Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 (5 = sangat besar, 4 = besar, 3 =
sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil). Atas dasar contoh tersebut maka isu yang
merupakan prioritas adalah Isu C.
b. Metode Delbeque dan Delphi
Metode Delbeque adalah metoda kualitatif dimana prioritas masalah
penyakit ditentukan secara kualitatif oleh panelexpert. Caranya sekelompok
pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang perlu ditetapkan
prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-masing penyakit
tersebut. Para expert kemudian menuliskan urutan prioritas masalah dalam
kertas tertutup. Kemudian dilakukan semacam perhitungan suara. Hasil
perhitungan ini disampaikan kembali kepada para expert dan setelah itu
dilakukan penilaian ulang oleh para expert dengan cara yang sama (Symond,
2013).
Metode lain yang mirip dengan Delbeque adalah metode Delphi. Dalam
metode Delphi sejumlah pakar (panelexpert) melakukan diskusi terbuka dan
mendalam tentang masalah yang dihadapi dan masing-masing mengajukan
pendapatnya tentang masalah yang perlu diberikan prioritas. Diskusi berlanjut
20

sampai akhirnya dicapai suatu kesepakatan (konsensus) tentang masalah


kesehatan yang menjadi prioritas (Symond, 2013).
c. Metode Hanlon
Penggunaan metode Hanlon dalam penetapan altematif prioritas jenis
intervensi yang akan diiakukan menggunakan 4 kriteria masing-masing: (1)
Kelompok kriteria 1 yaitu besamya masalah (magnitude) (2) Kelompok kriteria
2 yaitu Tingkat kegawatan masalah (emergency/seriousness) (3) Kelompok
kriteria 3 yaitu kemudahan penanggulangan masalah (causability) (4)
Kelompok kriteria 4 yaitu dapat atau tidaknya program dilaksanakan
menggunakan istilah PEARL faktor (Symond, 2013).
Metode ini menggunakan pendapat anggota secara curah pendapat
(brainstorming) untuk menentukan nilai dan bobot. Dari masing-masing
kelompok kriteria diperoleh nila dengan jalan melakukan scoring dengan skala
tertentu, kemudian kelompok kriteria tersebut dimasukkan kedalam formula
dan hasil yang didapat makin tinggi nilainya maka itulah prioritas jenis
program yang didahulukan (menjadi prioritas intervensi) (Symond, 2013).
1) Menetapkan Kriteria Kelompok I: Besarnya masalah (magnitude)
Anggota kelompok merumuskan faktor apa saja yang digunakan untuk
menentukan besarnya masalah, misalnya (1) Besarnya persentasi/
prevalensi penduduk yang menderita langsung karena penyakit tersebut (2)
Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan perorang rata-rata perbulan
untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut (3) Besarnya kerugian yang
diderita (Symond, 2013).
2) Menetapkan Kriteria kelompok II: Kegawatan (Emergency/Seriousness)
Langkah ini berbeda dengan langkah pertama dimana banyak
menggunakan data kuantitatif untuk menentukan nilai. Menentukan tingkat
kegawatan lebih bersifat subjektif. Pada langkah ini kelompok menentukan
tingkat kegawatan misalnya dengan melihat faktor-faktor berikut ini: (a)
Tingkat urgensinya (b) Kecenderungannya (c) Tingkat keganasannya.
Berdasarkan 3 faktor ini anggota menentukan nilai dengan skala 0-10
(Symond, 2013).
3) Menetapkan Kriteria Kelompok III: Kcmudahan Penanggulangan
21

Masing-masing anggota katakanlah jumlah anggota 6 orang


memberikan nilai antara 1-5 berdasarkan prakiraan kemudahan
penanggulangan masing-masing masalah. Angka 1 berarti bahwa masalah
tersebut sulit ditanggulangi dan angka 5 berarti bahwa masalah tersebut
mudah dipecahkan. Kelompok menentukan kriteria berdasarkan
kemampuan dan tersedianya sumber daya untuk menyelesaikan masalah
tersebut dengan kriteria (Symond, 2013).
l = Sangat Sulit
2 = Sulit
3 = Cukup Sulit/Cukup Mudah
4 = Mudah
5 = Sangat Mudah.
Contoh simulasi hasil konsensus yang dicapai. Pada langkah ini
memberikan nilai rata-rata sebagai berikut:
Masalah A = 3+2+1+4+3+2+4 dibagi 6 = 19/6 = 3,17
Masalah B = 2+2+3+2+2+3+3 dibagi 6 = 17/6 = 2,83
Masalah C = 3+4+5+3+3+5+4 dibagi 6 = 27/6 = 4,5
4) Menetapkan Kriteria kelompok kriteria IV: PEARL Faktor
Kelompok kriteria IV terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan
dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dan faktor tersebut
meliputi:
P = Kesesuaian (Appropriateness)
E = Secara ekonomi murah (Economic feasibility)
A = Dapat diterima (Acceptability)
R = Tersedia sumber daya (Resources availability)
L = Legalitas terjamin (Legality)

Masing-masing masalah harus diuji dengan faktor PEARL.


Tujuannya adalah untuk menjamin terselenggaranya program dengan baik.
Jawaban hanya dua yaitu ya atau tidak. Jawaban ya nilai 1 dan jawaban
tidak nilainya 0. Dengan cara aklamasi atau voting maka tiap faktor dapat
diperoleh angka 1 atau 0 untuk masing-masing masalah (Symond, 2013).
22

Menetapkan Nilai Prioritas Total (NPT) Setelah nilai rata rata


kelompok I, II, III, dan IV ditetapkan maka nilai rata-rata tersebut
dimasukan dalam tabel berikut untuk penetapan skor tertinggi. Skor
tertinggi pada setiap pemecahan masalah akan menjadi prioritas untuk
intervensi program seperti tabel berikut (Symond, 2013).
Tabel 3. Contoh matriks penilaian prioritas total
Rata-rata
Rata-rata Kemudahan Faktor Prioritas
Masalah Besar
Kegawatan Penanggulangan PEARL Intervensi
Masalah
A 6,6 6,6 3,17 1 138,1
B 5,6 5,6 2,83 1 87,8
C 5,3 5,3 4,5 0 0
Berdasarkan rekapitulasi nilai rata-rata dari ke empat kelompok
kriteria yang ditetapkan maka rangking 1 untuk intervensi kegiatan ada pada
pemecahan masalah A dan rangking 2 pemecahan masalah B dan
pemecahan masalah C tidak dapat dilaksanakan karena dari nilai faktor
PEARL tidak layak untuk dilaksanakan (Symond, 2013).
4. Mencari Akar Penyebab Masalah
Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari akar
penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan data
yang ada (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016). Beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam mencari akar penyebab
masalah yaitu:
a. Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish bone)
Langkah-langkah penyusunannya meliputi:
1) Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
2) Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala ikan.
3) Tetapkan kategori utama dari penyebab.
4) Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
5) Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada masing-
masing kategori.
6) Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori
utama yang lain.
23

7) Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub


penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.
8) Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah, dan lain-lain
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016).
b. Pohon Masalah (Problem Trees)
Langkah-langkah penyusunannya meliputi:
1) Tuliskan “masalah” pada kotak di puncak pohon masalah.
2) Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
3) Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak
dibawahnya dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
4) Lakukan curah pendapat dan fokuskan pada masing-masing kategori.
5) Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori
utama yang lain.
6) Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub
penyebab dan letakkan pada kotak yang ada dibawahnya.
7) Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dan lain-lain
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016).
Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari:
1) Input (Sumber Daya): sarana, prasarana, alat kesehatan, tenaga, obat dan
bahan habis pakai, anggaran dan data
2) Proses (Pelaksanaan Kegiatan)
3) Lingkungan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016)

c. Metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)


Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk
mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan
kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengenai peluang dan ancaman dapat
24

diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan, dokumen pemerintah,


pemasok, kalangan perbankan, rekan di perusahaan lain (Nisak, 2015).
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan
dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian, perencanaan strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang
saat ini. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang
(opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght)
dan kelemahan (weakness) (Nisak, 2015).
1) Unsur-unsur SWOT
a) Faktor eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhiterbentuknya opportunities
and threats (Odan T). Dimana faktor ini menyangkutdenga kondisi-
kondisi yang terjadi di luarperusahaan yang mempengaruhi
dalampembuatan keputusan perusahaan. Faktorini mencakup lingkungan
industri danlingkungan bisnis makro, ekonomi,politik, hukum teknologi,
kependudukan, dan sosial budaya (Nisak, 2015).
b) Faktor internal
Faktor internal ini mempengaruhiterbentuknya
strenghtsandweaknesses(S dan W). Dimana faktor ini
menyangkutdengan kondisi yang terjadi dalamperusahaan, yang mana
ini turutmempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan
(decisionmaking) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam
manajemen fungsional : pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya
manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen
dan budaya perusahaan (corporateculture) (Nisak, 2015).
2) Matriks Analisis SWOT
Analisis SWOT membandingkan antara factor eksternal peluang dan
ancaman dengan factor internal kekuatan dan kelemahan. Faktor internal
dimasukan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi internal atau
25

IFAS (Internal Strategic Factor Analisis Summary). Faktor eksternal


dimasukkan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi eksternal
EFAS (Eksternal Strategic Factor Analisis Summary). Setelah matrik faktor
disusun, kemudian hasilnya dimasukkan dalam model kuantitatif, yaitu
matrik SWOT untuk merumuskan strategi kompetitif perusahaan (Nisak,
2015).
Tabel 4. Matrik faktor strategi eksternal (EFAS)
EFAS Bobot Rating Bobot x Rating Keterangan
Peluang √ √ √
Jumlah √ √ √
Ancaman √ √ √
Jumlah √ √ √
Total √ √ √

Tabel 5. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS)


IFAS Bobot Rating Bobot x Rating Keterangan
Kekuatan √ √ √
Jumlah √ √ √
Kelemaha √ √ √
n
Jumlah √ √ √
Total √ √ √

5. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah


Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan kesepakatan
di antara anggota tim dengan didahului brainstorming (curah pendapat). Bila tidak
terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara pemecahan masalah (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016). Langkah-langkah
pemecahan masalah sebagai berikut:

a. Brainstorming (Curah Pendapat)


Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat tentang
suatu topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam periode waktu
yang singkat dan bebas dari kritik.
Manfaat dari brainstorming adalah untuk:
1) Mendapatkan ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya
2) Pengembangan kreatifitasi berpikir dari anggota tim
26

3) Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim) (Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016).
b. Kesepakatan di antara Anggota Tim
Berdasarkan hasil dari curah pendapat (brainstorming). Hasil kesepakatan
dipergunakan sebagai bahan penyusunan rencana
c. Bila Tidak Terjadi Kesepakatan
Digunakan metode Tabel cara pemecahan masalah sebagai berikut:
Tabel 6. Contoh Tabel Pemecahan Masalah
Alternatif Pemecahan
Prioritas Penyebab
No. Pemecahan Masalah Ket.
Masalah Masalah
Masalah Terpilih
1
2
3
4
(Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016).
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

A. Data yang Dikumpulkan


Data yang diambil untuk analisis referat ini adalah data primer dan data
sekunder. Data Primer diperoleh melalui survei observasi dan wawancara langsung
dengan petugas di tiap-tiap ruangan yang bertanggungjawab atas program promosi
kesehatan, program kesehatan lingkungan, program KIA dan KB, program gizi, dan
program pencegahan dan pengendalian penyakit di Puskesmas Kandai pada tahun
2019. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui:
1. Data profil puskesmas tahun 2018
2. Data cakupan program promosi kesehatan tahun 2019
3. Data cakupan program pelayanan kesehatan lingkungan tahun 2019
4. Data cakupan program pelayanan KIA dan KB tahun 2019
5. Data cakupan program gizi tahun 2019
6. Data cakupan program pencegahan dan pengendalian penyakit tahun 2019

B. Cara Pengambilan Data


Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh dari survei, observasi, dan wawancara. Survei
dilakukan kepada petugas yang bertanggungjawab atas program promosi kesehatan,
program kesehatan lingkungan, program KIA dan KB, program gizi, dan program
pencegahan dan pengendalian penyakit di Puskesmas Kandai tahun 2019. Observasi
dilakukan setelah survei dilaksanakan dengan mengidentifikasi masalah-masalah dari
informasi yang diperoleh, kemudian dilakukan wawancara.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi literatur,
profil Puskesmas Kandai dan pencatatan pelaporan dari tiap petugas yang
bertanggungjawab atas program promosi kesehatan, program kesehatan lingkungan,
program KIA dan KB, program gizi, dan program pencegahan dan pengendalian
penyakit di Puskesmas Kandai tahun 2019. Kedua data tersebut akan di analisis
dengan melihat target dan cakupan serta melihat kekuatan, kelemahan, kesempatan
dan ancaman dari pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan persalinan

27
28

normal, pelayanan home care, dan pelayanan rawat inap di Puskesmas Kandai tahun
2019.
BAB IV
SITUASI PUSKESMAS

A. Puskesmas Kandai
1. Visi
Terwujudnya peningkatan mutu dan aksesibilitas pelayanan kesehatan serta
peningkatan derajat kesehatan masyarakat menuju Kecamatan Kendari sehat 2025.
2. Misi
Misi pembangunan Puskesmas Kandai adalah mendukung tercapainya misi
Pembangunan Kesehatan Nasional yaitu :
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Kandai
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Kandai
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan keluarga dan masyarakat
serta lingkungannya
3. Program Pokok
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga
maupun fasilitasnya karena kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-
beda. Namun kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
a. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)
b. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)
c. Usaha Peningkatan Gizi
d. Keluarga Berencana (KB)
e. Kesehatan Lingkungan
f. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

29
30

4. Program Lain
a. Upaya Pengobatan termasuk pelayanan darurat kecelakaan
b. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Kesehatan Olah Raga
c. Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
e. Usaha Kesehatan Jiwa
f. Kesehatan Mata
g. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
h. Kesehatan Usia Lanjut
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional
5. Fungsi
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan
Kesehatan
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah
kerjanya sehingga penggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,
serta aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat:
1) Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat
2) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan
3) Ikut menetapkan dan memantau pelaksanaan program kesehatan
4) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
5) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri
6) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
31

c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan:
1) Pelayanan kesehatan perorangan
2) Pelayanan kesehatan masyarakat

B. Kondisi Geografis
1. Letak Geografis dan Batas Wilayah
Sejarah Puskesmas Perawatan Kandai Kota Kendari merupakan bangunan
atau gedung peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun
1927 dan telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain sebagai berikut :
a. Dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1927
b. Dilakukan Rehabilitasi Oleh Pemeri`ntah Jepang pada tahun 1942 – 1945
c. Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 – 1960
d. Menjadi RSU Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989
e. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001
f. Menjadi RSU Abunawas Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan Perda.
Kota Kendari No. 17 Tahun 2001
g. Menjadi Puskesmas Kandai tanggal 2 Januari 2012
Puskesmas Perawatan Kandai merupakan sebuah puskesmas yang
memiliki 4 wilayah kerja yaitu :
a. Kelurahan Gunung Jati
b. Kelurahan Jati Mekar
c. Kelurahan Kandai
d. Kelurahan Kampung Salo
Dengan luas lahan 3.527 M2 dan luas bangunan 1.800 M2. Adapun batas –
batas wilayahnya adalah :
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sanua
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kendari Cadi
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Dapudapura
- Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
32

Gambar 3. Peta wilayah kerja Puskesmas Kandai


2. Keadaan Penduduk
Tabel 29. Distribusi jumlah penduduk perkelurahan

No. Kelurahan Jumlah KK


1 Gunung Jati 9.645 938
2 Jati Mekar 3.340 784
3 Kandai 2.938 656
4 Kampung Salo 2.451 640
5 Total 18.374 3.018
33

Gambar 4. Grafik distribusi jumlah penduduk perkelurahan


Tabel 30. Jumlah rumah dan RT/RW
No. Kelurahan Jumlah Rumah Jumlah RT / RW

1. Gunung Jati 675 12 / 4

2. Jati Mekar 1.544 24 / 8

3. Kandai 947 15 / 4

4. Kampung salo 2.190 17 / 6

JUMLAH 5.356 58 / 22

Tabel 31. Sarana pendidikan (PT Negeri/Swasta) dan sarana ibadah


Sarana Pendidikan Sarana Ibadah
No. Kelurahan
AK
TK SD MTSN SMP SMA Masjid Musholah Gereja
/PT

1. Gunung jati 2 2 - 1 - - 3 - -

2. Jati mekar 2 2 - - - - 3 - -

3. Kandai 1 2 1 2 - 1 - 1

4. Kampung salo 3 2 - - - - 1 1 -

Jumlah 7 7 2 2 2 - 8 1 1

3. Keadaan Lingkungan
a. Rumah Sehat
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila :
34

1) Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan


ruang gerak yang cukup dan terhindar dari kebisingan yang menganggu
2) Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup,
komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dan penghuni rumah

3) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni


rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vector penyakit dan tikus dan kepadatan hunian yang tidak
berlebihan
4) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan Adapun
presentase rumah sehat yang ada di wilayah kerja puskesmas Kandai tahun
2018 Jumlah Rumah yang diperiksa 5.356 Yang memenuhi syarat
kesehatan 4392 ( 82%).
b. Akses terhadap Air Minum Berkualitas

Gambar 5. Grafik rumah tangga terhadap akses air minum berkualitas


c. Jarak Sumber Air Minum dengan Kotoran/Tinja
Di wilayah kerja puskesmas Kandai persentase rumah tangga dengan
sumber air minum dari sumur gali pribadi/umum, sumur bor dan Mata air
terlindungi menurut jarak ketempat penampungan akhir kotoran/tinja sebanyak
97 % rumah tangga memiliki jarak sumber air minum terhadap tempat
penampungan kotoran akhir / tinja > 10 meter. Sedangkan sebanyak 3 %
memiliki jarak ≤ 10 meter
d. Ketersediaan Akses terhadap Sanitasi yang Layak (Jamban Sehat)
Tabel 32. Akses penduduk terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat)
Kelurahan Jamban Sehat Semi Jamban Sehat Akses penduduk
Permanen (JSSP) Permanen terhadap fasilitas
35

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah sanitasi yang layak


sarana Pengguna Sarana Pengguna (jamban sehat)

Kandai 130 1.103 510 1.835 2.983

Jati Mekar 157 1.327 463 2.013 3.340

Gunung Jati 293 4.010 628 5.635 9.645

Kampung Salo 120 700 513 1.751 2.451

Total 700 7.140 2.114 11.234 18.374

Gambar 6. Persentase cakupan ketersediaan jamban

4. Keadaan Perilaku Masyarakat


a. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar
Di wilayah kerja Puskesmas Kandai sampai dengan Desember 2018
Jumlah yang terdaftar sebagai peserta BPJS FKTP Puskesmas Kandai baik dari
BPJS Kesehatan/mandiri, BPJS Ketenaga Kerjaan dan Jamkesmas yang
sekarang menjadi Kartu Indonesia Sehat (KIS) berjumlah 5.566 Jiwa (Sumber:
BPJS Kesehatan) masih sangat sedikit dari jumlah penduduk yang ada
diwilayah ini, selain karena ke tidak tahuan masyarakat akan pentingnya BPJS,
karena kurangnya sosialisasi dari Pihak BPJS kesehatan juga karena masih
banyaknya penduduk kurang mampu yang tidak terdaftar sebagai penerima
Kartu Indonesia Sehat (KIS).
36

Gambar 7. Persentase kunjungan dengan kartu prabayar tahun 2018

b. PHBS Masyarakat
Untuk mencapai rumah tangga yang ber PHBS, terdapat sepuluh upaya
untuk dilakukan yaitu :
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2) Memberikan bayi ASI eksklusif
3) Menimbang Balita Setiap Bulan
4) Menggunakan Air Bersih
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6) Menggunakan Jamban Sehat
7) Memberantas jentik dirumah sekali seminggu
8) Makan sayur dan buah setiap hari
9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10) Tidak merokok di dalam rumah
Tabel 33. Persentase rumah tangga ber-PHBS
No Desa/Kel Rumah Tangga

Jumlah Jumlah % Dipantau Jumlah Ber % Ber-


Dipantau PHBS PHBS

1 Gunung Jati 898 597 66,4 197 21.9%

2 Jati Mekar 237 128 35,8% 109 32.5%

3 Kandai 370 234 36.9% 136 21.4%


37

4 Kampung Salo 370 234 36.9% 136 21.4%

Jumlah 1395 817 134,2 578

c. UKS
Usaha kesehatan sekolah atau UKS merupakan usaha yang dilakukan sekolah
untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan
sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah Tujuan
diselenggarakannya program UKS secara umum untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan
lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya. Sedangkan tujuan khusus untuk memupuk kebiasaan
hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup :

1) Penurunan angka kesakitan anak sekolah


2) Peningkatan kesehatan peserta didik (fisik, mental, sosial)
3) Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam
usaha peningkatan kesehatan di sekolah
4) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah
5) Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk
narkotika, rokok, alkohol dan obat-obatan berbahaya lainnya.
Tabel 34. Persentase sekolah (ada ruang UKS dan tidak ada ruang UKS)
No. Sekolah Jml Pencapaian
Ada Ruang % Tidak Ada %
UKS Ruang UKS
1 TK / RA 5 4 80 1 20
2 SD / MI 7 7 100 0 0
3 SMP / MTS 3 2 80 1 20
4 SMK / SMA 2 2 100 0 0
Total 17 15 50 2 40

C. Situasi Derajat Kesehatan


1. Mortalitas
38

a. Angka Kematian Bayi


(AKB)
Angka kematian bayi merujuk kepada jumlah bayi yang meninggal pada
pase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1000
kelahiran hidup. Di wilayah kerja Puskesmas Kandai untuk tahun 2018
terdapat 1 Kematian Bayi, kecenderungan penurunan AKB dapat dipengaruhi
oleh pemeratan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Pendapatan
masyarakat yang meningkat juga dapat berperan melalui perbaikan gizi yang
pada gilirannya mempengaruhi daya tahan terhadap serangan penyakit.
b. Angka Kematian Balita
(AKABA)
Angka kematian Balita atau AKABA menggambarkan peluang untuk
meninggal pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Di wilayah
puskesmas Kandai jumlah angka kematian balita (AKABA) berjumlah 2 orang.

Tabel 35. Jumlah AKB dan AKABA


Jumlah Kematian

Kelurahan Bayi Balita Jumlah

L P L P

Kandai - - - - -

Jati Mekar - - - 1 1

Gunung Jati 1 - - 1 2

Kampung Salo - - - - -

Total 1 - - 2 3

c. Angka Kematian Ibu


Maternal (AKI)
Dalam Upaya penurunan angka kematian ibu, puskesmas Kandai,
pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin setiap
ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai
dari saat hamil, pertolongan persalinan dari tenaga kesehatan terlatih,
39

perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan
jika terjadi komplikasi, memperoleh cuti hamil dan melahirkan, serta akses
terhadap keluarga berencana. Disamping itu, pentingnya melakukan intervensi
lebih kehulu yakni kepada kelompok remaja dan dewasa muda dalam upaya
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Di wilayah puskesmas
Kandai jumlah angka kematian ibu Maternal (AKI) berjumlah 0 orang.
d. Angka Kematian Kasar
(AKK)
Angka kematian di wilayah kerja Puskesmas Kandai pada tahun 2018
telah membuahkan hasil yang memuaskan, dalam arti tingkat kematian pada
tahun 2018 ini menurun dibanding tahun sebelumnya Angka Kematian
Kasar/1000 Penduduk
e. Umur Harapan Hidup
(UHH)
Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan
umur harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka
terhadap perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga
perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan
Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir, meningkatnya umur harapan
hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya
peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.
2. Morbiditas
Adapun 10 besar penyakit yang ditemukan pada tahun 2018 pada
Puskesmas Kandai adalah sebagai berikut:
Tabel 36. 10 besar penyakit di Puskesmas Kandai tahun 2018
No. Penyakit Jumlah

1 ISPA 2941

2 Penyakit ispa lain 892

3 Chepalgia 793

4 Penyakit khusus lain 734

5 Hipertensi 725

6 Vulnus 704
40

7 Penyakit Rematik 667

8 DKA 474

9 Mylalgia 412

10 Dialipedesmia 335

Tabel 37. Cakupan kegiatan kesehatan jiwa tahun 2018


No Jenis Penyakit Jumlah

1 Skizofrenia 17

2 Ganguan Kecemasan 54

3 Insomnia 11

3. Status Gizi
a. Bayi Dengan Berat Badan lahir Rendah (BBLR)
Berat badan lahir rendah  (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah
satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.
BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR karena premature atau BBLR
karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup
bulan tetapi berat badannya kurang. Sementara itu jumlah BBLR  di
Kecamatan Jati Mekar sebanyak 6 bayi ( 0,8 %) dari 739 bayi lahir hidup. Bayi
dengan BBLR yang ditangani sebesar 6 bayi (100 %) dari jumlah bayi yang
BBLR.

b. Status Gizi Balita


Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita
adalah pengukuran secara anthropometric yang menggunakan indeks berat
badan menurut umur (BB/U). Status gizi balita di Puskesmas Kandai tahun
2018, sebagai berikut:
1) Gizi buruk = 0 Orang atau 0 %
41

2) Gizi kurang = 0 Orang atau 0 %

3) Gizi Baik = 834 Orang atau 99 %

4) Gizi Lebih = 0 Orang atau 0 %

c. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)


Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur (WUS)
umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas
(LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam
mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk
melahirkan bayi BBLR. Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan
standar LILA <23,5cm. Jumlah status gizi wanita usia subur kurang energi
kronik (KEK) di puskesmas Kandai berjumlah orang atau 2,95 %.

D. Upaya Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan Dasar
a. Pelayanan Gizi
Tabel 38. Cakupan program gizi tahun 2018
No. Jenis Kegiatan Sasaran Target (%) Pencapaian

1 Pemberian Fe 1 Ibu hamil 813 100% 789

2 Pemberian Fe 3 Ibu hamil 813 100% 803

3 Distribusi Vit. A Balita 3124 100% 2686

4 Distribusi Vit. A Bayi 369 100% 369

5 Vit. A Bufas 739 100% 739

6 Cakupan Garam Beryodium 1008 100% 1008

7 Cakupan Balita Gizi Buruk 0 0 0

8 Cakupan Balita Gizi Kurang

9 Cakupan Balita BGM

10 Jumlah Balita Ditimbang (D) 3844 100% 3530

11 Jumlah yang Naik BB (N) 3844 100% 3105

b. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Tabel 39. Cakupan program KIA tahun 2018
No. Jenis kegiatan Sasaran Target Kumulatif %
42

(tahun) (tahun)

1 K1 381 100% 100 100%

2 K4 381 95% 375 97%

3 Persalinan Nakes 364 100% 359 95%

4 Kunjungan nifas lengkap 364 100% 364 100%

5 Penanganan komplikasi 76 100% 100 100%


obtetri

6 KB 2.678 75% 2.568 90%

7 Kematian Ibu 0 100% 0 100%

8 Lahir Hidup 348 100% 348 100%

9 Lahir Mati 0 100% 0 100%

11 BBLR 0 0 0,8%

12 Penanganan Komplikasi 363 100% 364 100%


Neonatus

15 Pelayanan Bayi 348 100% 348 100%

16 Pelayanan Anbal 1.802 100% 1.802 100%

17 Apras 540 100% 540 100%

18 Penjaringan Anak Sekolah 840 100% 840 100%

c. Pelayanan Imunisasi
Tabel 40. Cakupan imunisasi rutin tahun 2018
No Jenis Kegiatan Sasaran Target (%) Cakupan Capaian (%)

1 BCG 739 100% 739 100%

2 DPT HB 1 739 100% 739 100%

3 DPT HB 2 739 100% 739 100%

4 DPT HB 3 739 100% 739 100%

5 POLIO 1 739 100% 739 100%

6 POLIO 2 739 100% 739 100%

7 POLIO 3 739 100% 739 100%

8 POLIO 4 739 100% 739 100%

9 CAMPAK 739 100% 739 100%


43

10 UNIJEK 739 100% 739 100%

11 TT 1 813 100% 813 100%

12 TT 2 813 95% 803 98,7%

2. Pemanfaatan Obat
Tabel 41. 20 besar pemakaian obat
No. Nama Obat Sediaan Jumlah

1 Parasetamol tablet 500 mg Tablet 24.956

2 Vitamin B kompleks tablet Tablet 21.196

3 Amoksisilin kapsul 500 mg Tablet 18.530

4 Asam askorbat (vit. C) tablet 50 mg Tablet 17.343

5 Klorfeniramin maleat (ctm) tablet 4 mg Tablet 13.672

6 Tablet Tambah Darah Kombinasi Tablet 13.400

7 Deksametason tablet 0,5 mg Tablet 12.650

8 Antasida doen tablet. Kombinasi Tablet 11.913

9 Gliseril Guayakolat tablet 100 mg Tablet 10.356

10 Ambroksol tablet 30 mg Tablet 9.820

11 Asam mefenamat kaplet 500 mg Kaplet 9.455

12 Tiamin Hcl mononitrat (vit B1) tablet 50 Tablet 8.932

13 Piridoksin Hcl tablet 10 mg Tablet 7.960

14 Kalsium laktat (kalk) tablet 500 mg Tablet 7.648

15 Piridoksin Hcl tablet 10 mg Tablet 7.084

16 Amlodipin tablet 10 mg Tablet 6.919

17 Ranitidine tablet 150 mg Tablet 6.355

18 Catirizine tab Tablet 5.976

19 Natrium Diklofenat 50 mg Tablet 5.862

20 Simvastatin 10 mg Tablet 5.715


44

3. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang


Puskesmas Kandai terletak di Kelurahan Kandai dimana wilayah kerja
Puskesmas Kandai terdapat 2 jenis sarana kesehatan yaitu sarana kesehatan
pemerintah dan sarana kesehatan bersumber daya masyarakat, dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 42. Jenis dan jumlah sarana kesehatan
No. Jenis Sarana Kesehatan Jumlah

1 Sarana kesehatan pemerintah:


1
 Puskesmas rawat inap 1
 Puskesmas pembantu
2 Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat:
9
 Posyandu Balita 4
 Posyandu Lansia
45

Rumah Sakit
Tipe A
Rumah Sakit
Tipe B
RSUD ABUNAWAS:
menerimasuratrujukan, anamnesis
RumahSakitdgn ulang, pemeriksaanfisik, Rumah Sakit
strata sama penangananpasien GD, dgn strata sama
kemudianpemeriksaanpenunjang,
penentuan diagnose,
pasienkebidananlgsgdiantarke VK
dgnsuratrujukan ,
memberikanrujukanbalik/ feed back
Puskesmas Non PONED kepengirim, informed UGD Pusk.
- Puskesmas
consent/persetujuantindakan Menerimapasien,
Menerimasuratrujukandanmemb RANAP/PONED: anamnesis ulang,
erirujukanbalikkalautdkdilanjutk menerimaRujukandriPus diagnose, tindakan,
anketgktlbhtinggi kesmas Non-PONED, informed consent
- Anamnesis ulang, memberirujukbalikbilatd
pemeriksaanfisik, lab dasar, kdilanjutkanketgkttinggi (ersetujuanTindakan)
penentuandiagnosa danmemberikantindaka
- Pengobatan oral, injeksi, infus n
DI
POLINDES/PUSTU/BPJS/Dokter/Pera
watpraktekdilakukan
anamnesis/pemeriksaanfisik, POSYANDU
melakukanpertolongan sprit dilakukanpengambilan data nama,
pemasanganinfusdantornikuet,obat
oral,
umur,
suntikandanmenyiapkankelengkapanad alamatdankeluhanatauanamnesias
ministrasisptsuratrujukan, informed ederhanaolehkaderdgnsuratpenga
consent ntarrujukan
ASYARAKAT UMUM / PASIEN DENGAN
(persetujuantindakan)pencatatandiregis
ter danmenyiapkansaranatransportasiMASALAAHNYA

Keterangan:

= RujukanVertikal (Utama)
= RujukanHorisontal
= RujukanBalik
= Hanyauntukkeadaangawat
Gambar 8. Bagan rujukan pasien Puskesmas Kandai tahun 2018

E. Posyandu
Posyandu yang tersebar di 4 (Empat) Kelurahan. Setiap Posyandu dibina oleh
beberapa orang petugas dari Puskesmas. Pembina Posyandu diwajibkan hadir setiap
ada Posyandu di kelurahan binaannya. Untuk lebih jelasnya, dapat Posyandu yang
berada dalam wilayah kerja Puskesmas Kandai secara keseluruhan termasuk dalam
kategori Posyandu Pratama, Puskesmas Madya, Posyandu Purnamadan Posyandu
Mandiri. Terdapat 9 (Sembilan) buah dilihat pada tabel berikut:
46

Tabel 16. Hasil telaah kemandirian pos pelayanan terpadu

No. Nama Posyandu Strata Jumlah Kader


1 Kasi Ibu Mandiri 5
2 Tekukur Mandiri 5
3 Gelatik Purnama 5
4 Kutilang Mandiri 5
5 Belibis Purnama 5
6 Garuda Madya 5
7 Melati Mandiri 5
8 Mawar Purnama 5
9 Merpati Mandiri 5

F. Tenaga Kesehatan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas
Kandai memiliki beberapa staf sebagai pelaksana tugasnya, yang masing-masing
bekerja sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Tabel 17. Jumlah Ketenagaan di Puskesmas Kandai
Jumlah Yang Ada
No. Jenis Ketenagaan
PNS Honorer/Kontrak

1 Dokter Umum 1 Orang

2 Dokter Gigi 1 Orang

3 Ners 3 Orang 1 Orang

4 S.1 Keperawatan 0 Orang 1 Orang

5 D.III. Keperawatan 3 Orang 2 Orang

6 S.1 Kesmas 3 Orang 1 Orang

7 D.Iv Kebidanan 1 Orang 1 Orang

8 SPK 0 Orang 1 Orang

9 SPRG 0 Orang

10 D.III Kebidanan 3 Orang 1 Orang

11 Apoteker 2 Orang

12 PPB 2 Orang

13 D.III Kesling 1 Orang

14 D.III Gizi 2 Orang


47

15 SPRG 0 Orang

16 S.1 Gizi 0 Orang 1 Orang

17 S.1 Farmasi 0 Orang 0 Orang

18 D.III Farmasi 1 Orang

19 D.1 Kebidanan 0 Orang

20 S.1 Non Kesehatan 2 Orang

21 D.III Analis 0 0 Orang

22 SMA 1 Orang

Total 28

G. Sarana dan Prasarana


Tabel . Sarana dan prasarana
Kelurahan
No. Sarana/Prasarana Jati Gunung Kampung Jumlah
Kandai
Mekar Jati Salo

1. Sarana Kesehatan
Pemerintah

Puskesmas Induk 1 1

2. Sarana Kesehatan
Bersumber

Posyandu 1 3 3 2 9

Posyandu Lansia 1 1 1 1 4

SD Dengan Dokter Kecil 1 1 1 1 4

Poskeskel 1 1

Dokter Praktek Swasta 0 0 0 0` 0

Bidan Praktek Swasta 0 0 0 0 0

3. Kendaraan Operasional

Kendaraan Roda 4 3

Kendaraan Roda 2 0
BAB V
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

Identifikasi masalah Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial di Puskesmas


Kandai pada tahun 2019 terdiri atas 5 indikator meliputi pelayanan promosi kesehatan,
pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan KIA dan KB, pelayanan gizi, dan pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit. Dari hasil pengumpulan dan analisis data,
diketahui pencapaian kinerja Puskesmas dan identifikasi masalah yang ditemui. Untuk
mempermudah dalam melakukan identifikasi masalah, dapat dilaksanakan dengan
membuat daftar masalah yang dikelompokan menurut jenis upaya, target, pencapaian dan
masalah yang ditemukan (selisih antara target dan pencapaian).

A. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial


Tabel 7. Program upaya kesehatan masyarakat esensial di Puskesmas Kandai pada
tahun 2019
Target Pencapaian Selisih
No. Indikator
% % %
Kesehatan Ibu dan Anak
1 K1 100% 100% 0

2 K2 95% 97% -2%

3 Persalinan Nakes 100% 95% 5%

4 Kunjungan nifas lengkap 100% 100% 0

5 Penanganan komplikasi obtetri 100% 100% 0

6 KB 75% 90% -15%

7 Kematian Ibu 100% 100% 0

8 Lahir Hidup 100% 100% 0

9 Lahir Mati 100% 100% 0

10 BBLR 0,8% -0,8

11 Penanganan Komplikasi Neonatus 100% 100% 0

12 Pelayanan Bayi 100% 100% 0

13 Pelayanan Anbal 100% 100% 0

14 Apras 100% 100% 0

48
49

15 Penjaringan Anak Sekolah 100% 100% 0

Imunisasi
16 HB0 100 99,7 0,3
17 BCG/p1 100 75,6 24,4
18 DPT-HB-Hib1/p2 100 87 13
19 DPT-HB-Hib/P3 100 91,4 8,6
20 DPT-HB-Hib3/p4 100 99,5 0,5
Target Pencapaian Selisih
No. Indikator
% % %
Imunisasi

21 IPV 100 79,7 20,3


22 Campak 100 106,5 -6,5
23 TT1 100 41,3 58,7
24 TT2 100 39 61
25 TT3 100 22,4 77,6
26 TT4 100 15 85
27 TT5 100 14 86
Gizi
28 Pemberian Fe 1 Ibu hamil 100% 97,4 2,6

29 Pemberian Fe 3 Ibu hamil 100% 98,7 1,3

30 Distribusi Vit. A Balita 100% 85,9 14,4

31 Distribusi Vit. A Bayi 100% 100 0

32 Vit. A Bufas 100% 100 0

33 Cakupan Garam Beryodium 100% 100 0

34 Jumlah Balita Ditimbang (D) 100% 91,8 8,2

35 Jumlah yang Naik BB (N) 100% 80,7 19,3

P2M
36 Positif TBC 100 62% 38
37 Positif DBD 100 100 0
38 Diare 100 42,1 57,9
39 ISPA 90 13,4 76,6

Pemeriksaan Hepatitis HIV/AIDS Pada


40 100 65 35
Ibu Hamil

Promosi Kesehatan
41 Pembinaan PHBS RT 100 16,8 83,5
42 Penyuluhan DBD dan PHBS di Sekolah 100 100 0
Kesehatan Lingkungan
43 Sarana Air Bersih 68 59 9
50

44 JAGA 78 57 21
45 SPAL 92 70 22
46 TPS 92 70,1 21,9
47 Lingkungan Perumahan 92 70 22
48 TPM 85 62,3 22,7
49 TTU 80 45,7 34,3

Penentuan prioritas masalah berdasarkan pada penentuan NPD dan NPT


program yang telah dijalankan yang ditentukan melalui nilai dari empat faktor, yaitu
menilai besar (kuantitas) masalah, menentukan kegawatan masalah, meninjau
kemudahan penanggulangan, dan menetapkan ketentuan PEARL faktor.

B. Besar Masalah (Kriteria A)


Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval menggunakan rumus sebagai
berikut:
1. Kelas N = 1 + 3,3 log 49
= 1 + 3,3 log 49
= 1 + 3,3 (1,690)
= 1 + 5,57
= 6,57 ≈ 7
2. Interval = ( nilai tertinggi – nilai terendah )
Jumlah kelas
= (86–(-15)) / 7
= 14,42
Tabel 8. Besar masalah terhadap pencapaian program
Besar Masalah Terhadap Pencapaian Program
Nilai
Interval
-15 -(- -0,59 13,85- 28,27- 42,69- 57,2- 71,53-
No. Indikator 0,58) -13,84 28,26 42,68 57,1 71,52 86
Nilai
10,5
1,5 3 4,5 6 7,5 9
(10)
Kesehatan Ibu dan Anak
1 K1 √ 3
2 K2 √ 1,5
3 Persalinan Nakes √ 3
Kunjungan nifas
4 √ 3
lengkap
Penanganan
5 komplikasi obtetri √ 3
51

6 KB √ 1,5

7 Kematian Ibu √ 3

8 Lahir Hidup √ 3
9 Lahir Mati √ 3
10 BBLR √ 1,5
Penanganan
11 Komplikasi Neonatus √ 3

12 Pelayanan Bayi √ 3
Besar Masalah Terhadap Pencapaian Program
Nilai
Interval
-15 -(- -0,59 13,85- 28,27- 42,69- 57,2- 71,53-
No. Indikator 0,58) -13,84 28,26 42,68 57,1 71,52 86
Nilai
10,5
1,5 3 4,5 6 7,5 9
(10)
Kesehatan Ibu dan Anak
13 Pelayanan Anbal √ 3

14 Apras √ 3
Penjaringan Anak
15 Sekolah √ 3

Imunisasi
16 HB0 √ 3
17 BCG/p1 √ 4,5
18 DPT-HB-Hib1/p2 √ 3
19 DPT-HB-Hib/P3 √ 3
20 DPT-HB-Hib3/p4 √ 3
21 IPV √ 4,5
22 Campak √ 1,5
23 TT1 √ 9
24 TT2 √ 9
25 TT3 √ 10,5
26 TT4 √ 10,5
27 TT5 √ 10,5
Gizi
Pemberian Fe 1 Ibu
28 hamil √ 3

Pemberian Fe 3 Ibu
29 hamil √ 3

30 Distribusi Vit. A Balita √ 4,5

31 Distribusi Vit. A Bayi √ 3


52

32 Vit. A Bufas √ 3
Cakupan Garam
33 Beryodium √ 3

Jumlah Balita
34 Ditimbang (D) √ 3

Jumlah yang Naik BB


35 (N) √ 4,5

P2M
36 Positif TBC √ 6
37 Positif DBD √ 3
38 Diare √ 6
39 ISPA √ 10,5
Pemeriksaan Hepatitis
HIV/AIDS Pada Ibu
40 Hamil √ 6

Besar Masalah Terhadap Pencapaian Program


Nilai
Interval
-15 -(- -0,59 13,85- 28,27- 42,69- 57,2- 71,53-
No. Indikator 0,58) -13,84 28,26 42,68 57,1 71,52 86
Nilai
10,5
1,5 3 4,5 6 7,5 9
(10)
Promosi Kesehatan
41 Pembinaan PHBS RT √ 10,5
Penyuluhan DBD dan
42 √ 3
PHBS di Sekolah
Kesehatan Lingkungan
43 Sarana Air Bersih √ 3
44 JAGA √ 4,5
45 SPAL √ 4,5
46 TPS √ 4,5
Lingkungan
47 √ 4,5
Perumahan
48 TPM √ 4,5
49 TTU √ 6

C. Kegawatan Masalah (Kriteria B)


Tabel 45 . Penilaian kegawatan masalah (Nilai 1-5)

Keganasan Urgensi Biaya


5 : Sangat ganas 5 : Sangat mendesak 5 : Sangat murah
4 : Ganas 4 : Mendesak 4 : Murah
3 : Cukup bepengaruh 3 : Cukup mendesak 3 : Cukup murah
53

2 : Kurang ganas 2 : Kurang mendesak 2 : Mahal


1 : Tidak ganas 1 : Tidak mendesak 1 : Sangat mahal

Tabel 9. Kegawatan masalah


Kegawatan Masalah
No Indikator Tingkat Nilai
Keganasan Biaya
Urgensi
Kesehatan Ibu Dan Anak
1 K1 5 5 5 15
2 K2 5 5 5 12
3 Persalinan Nakes 5 5 4 12
4 Kunjungan nifas lengkap 5 5 5 11
5 Penanganan komplikasi obtetri 5 5 3 12
6 KB 3 3 5 14
7 Kematian Ibu 5 5 5 13
8 Lahir Hidup 5 5 5 14
9 Lahir Mati 5 5 5 8
Kegawatan Masalah
No Indikator Tingkat Nilai
Keganasan Biaya
Urgensi
Kesehatan Ibu Dan Anak
11 Penanganan Komplikasi
Neonatus 4 5 4 13

12 Pelayanan Bayi 4 4 4 12
13 Pelayanan Anbal 4 4 4 12
14 Apras 4 4 4 12
15 Penjaringan Anak Sekolah 3 3 5 11
Imunisasi
16 HB0 3 4 5 12
17 BCG/p1 5 5 5 15
18 DPT-HB-Hib1/p2 4 5 5 14
19 DPT-HB-Hib/P3 3 5 5 13
20 DPT-HB-Hib3/p4 4 5 5 14
21 IPV 3 2 5 10
22 Campak 3 3 5 11
23 TT1 4 4 5 13
24 TT2 4 3 5 12
25 TT3 4 3 5 12
26 TT4 4 3 5 12
27 TT5 4 3 5 12
Gizi
28 Pemberian Fe 1 Ibu hamil 5 5 5 15
54

29 Pemberian Fe 3 Ibu hamil 5 5 5 15


30 Distribusi Vit. A Balita 4 5 5 14
31 Distribusi Vit. A Bayi 4 5 5 14
32 Vit. A Bufas 4 5 5 14
33 Cakupan Garam Beryodium 3 4 5 12
34 Jumlah Balita Ditimbang (D) 4 4 5 13
35 Jumlah yang Naik BB (N) 4 4 5 13
P2M
36 Positif TBC 5 5 5 15
37 Positif DBD 5 5 5 15
38 Diare 5 5 5 15
39 ISPA 5 5 5 15
40 Pemeriksaan Hepatitis
4 4 5 13
HIV/AIDS Pada Ibu Hamil
Promosi Kesehatan
41 Pembinaan PHBS RT 4 4 5 13
42 Penyuluhan DBD dan PHBS di
Sekolah 4 4 5 13

Kegawatan Masalah
No Indikator Tingkat Nilai
Keganasan Biaya
Urgensi
Kesehatan Lingkungan
43 Sarana Air Bersih 4 5 4 13
44 JAGA 4 4 5 13
45 SPAL 4 4 5 13
46 TPS 4 4 5 13
47 Lingkungan Perumahan 4 3 5 12
48 TPM 4 3 5 12
49 TTU 4 3 5 12

D. Kemudahan Penanggulangan Masalah (Kriteria C)


1. Tidak mudah = 5
2. Agak mudah = 4
3. Cukup mudah= 3
4. Mudah =2
5. Sangat mudah= 1
55

Tabel 10. Kemudahan penanggulangan


Kemudahan
No. Indikator
Penanggulangan
Kesehatan Ibu Dan Anak
1 K1 2
2 K2 2
3 Persalinan Nakes 3
4 Kunjungan nifas lengkap 2
5 Penanganan komplikasi obtetri 4

6 KB 2

7 Kematian Ibu 3

8 Lahir Hidup 3

9 Lahir Mati 3
10 BBLR 4

11 Penanganan Komplikasi Neonatus 4

12 Pelayanan Bayi 2

13 Pelayanan Anbal 2

14 Apras 2

15 Penjaringan Anak Sekolah 2

Imunisasi
16 HB0 3
17 BCG/p1 4
18 DPT-HB-Hib1/p2 4
Kemudahan
No. Indikator
Penanggulangan
Imunisasi
19 DPT-HB-Hib/P3 3
20 DPT-HB-Hib3/p4 3
21 IPV 4
22 Campak 3
23 TT1 3
24 TT2 3
25 TT3 3
26 TT4 3
27 TT5 3
Gizi
28 Pemberian Fe 1 Ibu hamil 2

29 Pemberian Fe 3 Ibu hamil 2


56

30 Distribusi Vit. A Balita 2

31 Distribusi Vit. A Bayi 2

32 Vit. A Bufas 2

33 Cakupan Garam Beryodium 2

34 Jumlah Balita Ditimbang (D) 2

35 Jumlah yang Naik BB (N) 2

P2M
36 Positif TBC 3
37 Positif DBD 3
38 Diare 4
39 ISPA 4
40 Pemeriksaan Hepatitis HIV/AIDS Pada Ibu Hamil 4
Promosi Kesehatan
41 Pembinaan PHBS RT 2
42 Penyuluhan DBD dan PHBS di Sekolah 2
Kesehatan Lingkungan
43 Sarana Air Bersih 3
44 JAGA 2
45 SPAL 2
46 TPS 2
47 Lingkungan Perumahan 2
48 TPM 2
49 TTU 2

E. PEARL Faktor (Kriteria D)


Tabel 49. Kriteria PEARL faktor
1. Propriety Kesesuaian dengan program daerah/nasional/dunia
2. Economy Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya
3. Acceptability Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan lembaga terkait
4. Resources Tersedianya sumber daya
5. Legality Tidak melanggar hukum dan etika
Skor yang digunakan, yaitu:
0 = setuju
1 = tidak setuju

Tabel 11. PEARL faktor


57

PEARL
No. Indikator Hasil
P E A R L
Kesehatan Ibu dan Anak
1 K1 1 1 1 1 1 1
2 K2 1 1 1 1 1 1
3 Persalinan Nakes 1 1 1 1 1 1
4 Kunjungan nifas lengkap 1 1 1 1 1 1
5 Penanganan komplikasi obtetri 1 1 1 1 1 1

6 KB 1 1 1 1 1 1

7 Kematian Ibu 1 1 1 1 1 1

8 Lahir Hidup 1 1 1 1 1 1

9 Lahir Mati 1 1 1 1 1 1
10 BBLR 1 1 1 1 1 1

11 Penanganan Komplikasi Neonatus 1 1 1 1 1 1

12 Pelayanan Bayi 1 1 1 1 1 1

13 Pelayanan Anbal 1 1 1 1 1 1

14 Apras 1 1 1 1 1 1

15 Penjaringan Anak Sekolah 1 1 1 1 1 1

Imunisasi
16 HB0 1 1 1 1 1 1
17 BCG/p1 1 1 1 1 1 1
18 DPT-HB-Hib1/p2 1 1 1 1 1 1
19 DPT-HB-Hib/P3 1 1 1 1 1 1
20 DPT-HB-Hib3/p4 1 1 1 1 1 1
21 IPV 1 1 1 1 1 1
PEARL
No. Indikator Hasil
P E A R L
22 Campak 1 1 1 1 1 1
23 TT1 1 1 1 1 1 1
24 TT2 1 1 1 1 1 1
25 TT3 1 1 1 1 1 1
26 TT4 1 1 1 1 1 1
27 TT5 1 1 1 1 1 1
Gizi
28 Pemberian Fe 1 Ibu hamil 1 1 1 1 1 1

29 Pemberian Fe 3 Ibu hamil 1 1 1 1 1 1

30 Distribusi Vit. A Balita 1 1 1 1 1 1

31 Distribusi Vit. A Bayi 1 1 1 1 1 1

32 Vit. A Bufas 1 1 1 1 1 1
58

33 Cakupan Garam Beryodium 1 1 1 1 1 1

34 Jumlah Balita Ditimbang (D) 1 1 1 1 1 1

35 Jumlah yang Naik BB (N) 1 1 1 1 1 1

P2M
36 Positif TBC 1 1 1 1 1 1
37 Positif DBD 1 1 1 1 1 1
38 Diare 1 1 1 1 1 1
39 ISPA 1 1 1 1 1 1
40 Pemeriksaan Hepatitis HIV/AIDS Pada Ibu 1 1 1 1 1 1
Hamil
Promosi Kesehatan
41 Pembinaan PHBS RT 1 1 1 1 1 1
42 Penyuluhan DBD dan PHBS di Sekolah 1 1 1 1 1 1
Kesehatan Lingkungan
43 Sarana Air Bersih 1 1 1 1 1 1
44 JAGA 1 1 1 1 1 1
45 SPAL 1 1 1 1 1 1
46 TPS 1 1 1 1 1 1
47 Lingkungan Perumahan 1 1 1 1 1 1
48 TPM 1 1 1 1 1 1
49 TTU 1 1 1 1 1 1

F. Nilai Prioritas Masalah


Setelah kriteria A, B, C, dan D ditetapkan, nilai tersebut dimasukan ke dalam rumus :
1. Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A+B) x C
2. Nilai Prioritas Total (NPT) = (A+B) x C x D
Tabel . Nilai prioritas masalah
No. Indikator A B C D NPD NPT
Kesehatan Ibu dan Anak
1 K1 3 15 2 1 36 36
2 K2 1,5 12 2 1 27 27
3 Persalinan Nakes 3 12 3 1 45 45
4 Kunjungan nifas lengkap 3 11 2 1 28 28
5 Penanganan komplikasi obtetri 3 12 4 1 60 60

6 KB 1,5 14 2 1 31 31

7 Kematian Ibu 3 13 3 1 48 48

8 Lahir Hidup 3 14 3 1 51 51

9 Lahir Mati 3 8 3 1 33 33
10 BBLR 1,5 11 4 1 50 50

11 Penanganan Komplikasi Neonatus 3 13 4 1 64 64


59

12 Pelayanan Bayi 3 12 2 1 30 30

13 Pelayanan Anbal 3 12 2 1 30 30

14 Apras 3 12 2 1 30 30

15 Penjaringan Anak Sekolah 3 11 2 1 28 28

Imunisasi
16 HB0 3 12 3 1 45 45
17 BCG/p1 4,5 15 4 1 78 78
18 DPT-HB-Hib1/p2 3 14 4 1 68 68
19 DPT-HB-Hib/P3 3 13 3 1 48 48
20 DPT-HB-Hib3/p4 3 14 3 1 51 51
21 IPV 4,5 10 4 1 58 58
22 Campak 1,5 11 3 1 37,5 37,5
23 TT1 9 13 3 1 66 66
24 TT2 9 12 3 1 63 63
25 TT3 10,5 12 3 1 67,5 67,5
26 TT4 10,5 12 3 1 67,5 67,5
27 TT5 10,5 12 3 1 67,5 67,5
Gizi
28 Pemberian Fe 1 Ibu hamil 3 15 2 1 36 36

29 Pemberian Fe 3 Ibu hamil 3 15 2 1 36 36

30 Distribusi Vit. A Balita 4,5 14 2 1 37 37

No. Indikator A B C D NPD NPT


Gizi
31 Distribusi Vit. A Bayi 3 14 2 1 34 34

32 Vit. A Bufas 3 14 2 1 34 34

33 Cakupan Garam Beryodium 3 12 2 1 30 30

34 Jumlah Balita Ditimbang (D) 3 13 2 1 32 32

35 Jumlah yang Naik BB (N) 4,5 13 2 1 35 35

P2M
36 Positif TBC 6 15 3 1 63 63
37 Positif DBD 3 15 3 1 54 54
38 Diare 6 15 4 1 84 84
49 ISPA 10,5 15 4 1 102 102
40 Pemeriksaan Hepatitis HIV/AIDS Pada Ibu 6 13 4 1 76 76
Hamil
Promosi Kesehatan
41 Pembinaan PHBS RT 10,5 13 2 1 47 47
42 Penyuluhan DBD dan PHBS di Sekolah 3 13 2 1 32
Kesehatan Lingkungan
43 Sarana Air Bersih 3 13 3 1 48 48
60

44 JAGA 4,5 13 2 1 35 35
45 SPAL 4,5 13 2 1 35 35
46 TPS 4,5 13 2 1 35 35
47 Lingkungan Perumahan 4,5 12 2 1 33 33
48 TPM 4,5 12 2 1 33 33
49 TTU 6 12 2 1 36 36

Adapun yang menjadi prioritas masalah Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


Esensial di Puskesmas Kandai pada tahun 2019, yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) dari program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M).

G. Analisis Penyebab Masalah


Analisis masalah dilakukan untuk menentukan kemungkinan penyebab masalah
ISPA dengan metode pendekatan sistem (input, proses, lingkungan, dan output).
Pendekatan input meliputi 5M (Man, Money, Methode, Material, Machine).

Tabel 13. Analisis kemungkinan penyebab masalah ISPA

KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB


Input Man - Masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang
PHBS)
- Beberapa tenaga kesehatan masih belum
melaksanakan tugasnya secara disiplin dan penuh
tanggung jawab dalam memberikan penyuluhan
kepada masyarakat melalui lintas program terkait
Money Adanya kecemburuan antara tenaga kesehatantanpa
disadari dapat mengganggu efisiensi dan efektivitas
kinerja program terkait.
Material Masih kurangnya sarana dan prasarana yang
mendukung jalannya program tersebut.
Metode Penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat
tentangISPA masih belum maksimal
Marketing Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan yang
disampaikan petugas ke masyarakat untuk mendukung
pemberantasan penyakit ISPA.
Lingkungan - Masih ada keluarga yang tidak mengetahui dampak
yang ditimbulkan rokok bagi anggota keluarga
- Masih banyak masyarakat yang kurang antusias
61

karena belum memahami pentingnya pemanfaatan


pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan puskesmas
Proses P1 Tidak ada masalah
(perencanaan)
P2 Petugas puskesmas masih kurang koordinasi terkait
(Pelaksanaan) program yang dijalankan sehingga program belum
sepenuhnya terlaksana dengan baik.
P3 Pengawasan dan monitoring oleh penanggung jawab
(Pengawasan) bagian belum dilakukan secara maksimal

H. Prioritas Penyebab Masalah


Adapun prioritas penyebab masalah yaitu :
a. Masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang PHBS.
b. Beberapa tenaga kesehatan masih belum melaksanakan tugasnya secara disiplin
dan penuh tanggung jawab dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat
melalui lintas program terkait.
c. Adanya kecemburuan antara tenaga kesehatantanpa disadari dapat mengganggu
efisiensi dan efektivitas kinerja program terkait.
d. Masih kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung jalannya program
tersebut
e. Penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentangISPA masih belum maksimal
f. Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan yang disampaikan petugas ke masyarakat
untuk mendukung pemberantasan penyakit ISPA.
g. Masih ada keluarga yang tidak mengetahui dampak yang ditimbulkan rokok bagi
anggota keluarga.
h. Masih banyak masyarakat yang kurang antusias karena belum memahami
pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan puskesmas.
62

i. Petugas puskesmas masih kurang koordinasi terkait program yang dijalankan


sehingga program belum sepenuhnya terlaksana dengan baik.
j. Pengawasan dan monitoring oleh penanggung jawab bagian belum dilakukan
secara maksimal

I. Pengambilan Keputusan
Dari analisis prioritas penyebab masalah maka di bawah ini ditampilkan tabel
paired comparison dan tabel kumulatif untuk menyelesaikan suatu masalah yang
berupa masyarakat beresiko tinggi.

Tabel 14. Tabel Paired Comparison

A B C D E F G H I J Total

A A A A A A A A A A
B B D E F G H I J
C D E F G H I J
D D D G H I J
E F G H I J
F G F I J
G H I J
H I J
I J
J
Total vertikal 9 1 0 2 0 1 0 0 0 0
Total horizontal 0 0 0 2 2 3 5 5 7 8
Total 9 1 0 4 2 4 5 5 7 8 45

Tabel 15. Tabel Kumulatif


No
Kode Total Persentase Kumulatif
.
1 A 9 9/45X100% 20 % 20 %
2 J 8 8/45X100% 17,79 % 37,79 %
63

3 I 7 7/45X100% 15,56 % 53,35 %


4 G 5 6/45X100% 13,33 % 66,68 %
5 H 5 6/45X100% 13,33% 66,68 %
6 D 4 4/45X100% 8,89 % 84,46 %
7 F 4 4/45X100% 8,89% 84,46%
8 E 2 2/45X100% 4,44 % 93,34 %
9 B 1 1/45X100% 2,22% 97,78 %
10 C 0 0/45X100% 0% 100%

Berdasarkan nilai kumulatif untuk menyelesaikan suatu masalah ISPA dengan


menyelesaikan 5 penyebab masalah (< 80%) yaitu :
1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang PHBS.
2. Pengawasan dan monitoring oleh penanggung jawab bagian belum dilakukan
secara maksimal
3. Petugas puskesmas masih kurang koordinasi terkait program yang dijalankan
sehingga program belum sepenuhnya terlaksana dengan baik.
4. Masih ada keluarga yang tidak mengetahui dampak yang ditimbulkan rokok bagi
anggota keluarga.
5. Masih banyak masyarakat yang kurang antusias karena belum memahami
pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
puskesmas.

J. Alternatif Pemecahan Masalah


Adapun alternatif pemecahan masalah yaitu :
1. Sosialisasi dan penyuluhan tentang PHBS rumah tangga dalam bentuk home visit.
2. Pemantauan dan pengawasan kinerja pegawai di Puskesmas Kandai secara berkala
3. Sosialisasi dan penyuluhan tentang dampak rokok bagi keluarga
4. Melakukan sosialisasi disetiap kelurahan mengenai pentingnya mendapatkan
pelayanan dari tenaga kesehatan Puskesmas Kandai
Dari alternatif pemecahan masalah tersebut maka dibuatkan kriteria mutlak yaitu:
Tabel 16. Kriteria mutlak untuk pelaksanaan RUK
Input
64

1 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakukan
2 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakukan
3 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakukan
4 1 1 1 1 1 1 Dapat
dilakukan

Tabel . Plan of Action (PoA) masalah upaya kesehatan masyarakat (UKM) esensial
Puskesmas Kandai tahun 2019
Rencana Sumber
Tujuan Sasaran Target Waktu Tempat Personil Biaya
Kegiatan Dana
Sosialisasi dan Meningkatkan Masyarakat 100% Bulan Setiap Petugas Biaya BOK
penyuluhan pengetahuan wilayah Januari sd. rumah kesehatan Transportasi,
tentang PHBS ibu pentingnya kerja Desember warga di akomodai, dll
rumah tangga ber-PHBS Puskesmas 20120 Puskesmas Rp. 750.000,- x
dalam bentuk Kandai Kandai 4 orang = Rp
Home isite 3.000.000,-
Selama 1 tahun
Total Rp
3.000.000,-
Pemantauan Untuk Seluruh 100% Tiap akhir Puskesmas Kepala Tidak ada Tidak
dan meningkatkan pegawai di bulan Kandai Puskesmas ada
pengawasan kedisiplinan Puskesmas Kandai
kinerja dan tanggung Abeli baik bersama-
pegawai di jawab pada ASN sama
Puskesmas pegawai di maupun non dengan
Kandai secara Puskesmas ASN penanggun
berkala Kandai g jawab
program

Sosialisasi dan Untuk Keluarga 100% Bulan Setiap Petugas Biaya BOK
penyuluhan meningkatkan yang Januari sd. Rumah kesehatan Transportasi,
tentang pengetahuan memiliki Desember warga yang Puskesmas akomodasi, dll =
dampak rokok ibu tentang balita dalam 20120 memiliki Kandai Rp. 500.000,- x
bagi keluarga bahaya rokok rumah balita 4 orang = Rp
pada balita 2.000.000,-
Selama 1 tahun
Total Rp
2.000.000,-
Melakukan Untuk Seluruh 100% Tiap 4 bulan 4 kelurahan Petugas Pemateri 1 BOK
sosialisasi meningkatkan warga di yang ada di kesehatan orang x Rp
disetiap kesadaran wilayah wilayah Puskesmas 150.000.- = Rp
kelurahan pentingnya kerja kerja Kandai 150.000,- x 3
mengenai mendapatkan Puskesmas Puskesmas kali sosialisasi =
65

pentingnya pelayanan dari Kandai Kandai Rp 450.000,- x


mendapatkan tenaga 4 kelurahan =
pelayanan dari kesehatan Rp 1.800.000,-
tenaga Puskesmas Snack peserta
kesehatan Kandai sosialisasi Rp
Puskesmas 15.000,- x 50
Kandai orang = Rp
750.000,- x 3
kali sosialisasi =
Rp 2.250.000,-
x 4 kelurahan =
Rp 9.000.000,-
Total Rp
10.800.000,-
BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
1. Adapun yang menjadi prioritas masalah Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Esensial di Puskesmas Kandai pada tahun 2019, yaitu kejadian Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) dari program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M).
2. Prioritas penyebab masalah tersebut adalah:
a. Masih kurangnya
kesadaran masyarakat tentang PHBS
b. Pengawasan dan
monitoring oleh penanggung jawab bagian belum dilakukan secara maksimal
c. Petugas puskesmas masih
kurang koordinasi terkait program yang dijalankan sehingga program belum
sepenuhnya terlaksana dengan baik
d. Masih ada keluarga yang
tidak mengetahui dampak yang ditimbulkan rokok bagi anggota keluarga
e. Masih banyak masyarakat
yang kurang antusias karena belum memahami pentingnya pemanfaatan
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan puskesmas
3. Alternatif penyelesaian penyebab masalah tersebut adalah:
a. Sosialisasi dan penyuluhan
tentang PHBS rumah tangga dalam bentuk home visit
b. Pemantauan dan
pengawasan kinerja pegawai di Puskesmas Kandai secara berkala
c. Sosialisasi dan penyuluhan
tentang dampak rokok bagi keluarga
d. Melakukan sosialisasi
disetiap kelurahan mengenai pentingnya mendapatkan pelayanan dari tenaga
kesehatan Puskesmas Kandai

B. Saran
1. Diharapkan laporan ini dapat dijadikan sumber pemahaman kepada masyarakat
dan petugas kesehatan di puskesmas tentang pentingnya PHBS untuk mencegah
ISPA.

66
67

2. Diharapkan laporan ini dapat menjadi solusi manajemen program terbaru untuk
mengatasi masalah ISPA.
3. Diharapkan laporan ini dapat dijadikan sebagai contoh cara menganalisis masalah
di puskesmas dan membuat rencana usulan kegiatan (RUK).
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian PPN/Bappenas. 2017. Ringkasan Kebijakan Kondisi Pembiayaan dan


Tantangan Sumber Daya Manusia Saat Ini di Puskesmas. Kompak: Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015


tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 128/MENKES/SK/II/2004 tentang


Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyrakat.

Nisak, Z. 2013. Analisis SWOT Untuk Menentukan Strategi Kompetitif. Jurnal Ekbis
9(2):468-476.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dalam Pendekatan Keluarga.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.

Salamate, G.A., Rattu, A.J.M., Pangemanan, J.M. 2014. Analisis Perencanaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara.
JIKMU 4(4):625-633.

Symond, D. 2013. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis Intervensi
Kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah. Jurnal Kesehatan
Masyarakat 7(2):94-100.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Kementrian Kesehatan RI, 2014. Buku Ajar Imunisasi. Direktorat Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan. Jakarta.

68
69

Lampiran 1. Grafik Target dan Capaian Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
Puskesmas Kandai pada Tahun 2019
1. Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K2) dan Persalinan Nakes
101
100
99
98
97 % Target
96 % Capaian (Jan-
95 Des)
94
93
92

2. Kunjungan nifas lengkap&Penanganan Komplikasi Obstetri (

120
100
80
% Target
60
% Capaian (Jan-
40 Des)

20
0
Kunjungan Penanganan
Nif... Komplika...
70

3. Keluarga Berencana (KB), Lahir Hidup dan Lahir Mati


120
100
80
60 % Target
% Capaian (Jan-
40 Des)

20
0

4. BBLR, Penanganan Komplikasi Neonatus dan Pelayanan Bayi

120
100
80
60 % Target
% Capaian (Jan-
40 Des)

20
0
71

5. Pelayanan Anbal, Apras, dan Penjaringan Anak Sekolah

120
100
80
60 % Target
% Capaian (Jan-
40 Des)

20
0

6. Imunisasi HB0 dan BCG/P1

120
100
80
% Target
60
% Capaian (Jan-
40 Des)

20
0
HB0 BCG/P1
72

7. Imunisasi DPT-HB-Hib/p2, DPT-HB-Hib/p3 dan DPT-HB-Hib/p4


105

100

95
% Target
90 % Capaian (Jan-
Des)
85

80

8. Imunisasi IPV dan Campak

120
100
80
% Target
60
% Capaian (Jan-
40 Des)

20
0
IPV Campak
73

9. Imunisasi TT1,TT2 dan TT3


120
100
80
60 % Target
% Capaian (Jan-
40 Des)

20
0
TT1 TT2 TT3

10. Imunisasi TT4 dan TT5

120
100
80
% Target
60
% Capaian (Jan-
40 Des)

20
0
TT4 TT5
74

11. Pemberian Fe 1 Ibu Hamil dan Pemberian Fe 3 Ibu Hamil

100.5
100
99.5
99
98.5 % Target
98 % Capaian (Jan-
97.5 Des)
97
96.5
96
Pemberian Pemberian
Fe 1... Fe 3...

12. Distribusi Vit. A Balita, Distribusi Vit. A Bayi dan Vit A Bufas
105
100
95
90 % Target
% Capaian (Jan-
85 Des)

80
75
Vit A Vit A ... Vit A B...
Ba...
75

13. Cakupan Garam Beryodium, Jumlah Balita ditimbang dan jumlah yang naik BB
120
100
80
60 % Target
% Capaian (Jan-
40 Des)

20
0

14. Positf TBC, positif DBD dan Diare


120
100
80
60 % Target
% Capaian (Jan-
40 Des)

20
0
Positif... Positif... Diare
76

15. ISPA dan Pemeriksaan Hepatitis, HIV/AIDS pada Ibu Hamil

120
100
80
60
40 % Target
20 % Capaian
0 (Jan-Des)

16. Pembinaan PHBS RT dan Penyuluhan DBD dan PHBS di Sekolah

120
100
80
60
% Target
40
20 %
Capaian
0 (Jan-Des)
Pembinaan Penyuluhan
PHBS RT DBD dan
PHBS di
Sekolah
77

17. Sarana Air Bersih, JAGA, dan SPAL


100
90
80
70
60
50 % Target
40 % Capaian (Jan-
30 Des)
20
10
0
Sarana ... JAGA SPAL

18. TPS dan Lingkungan Perumahan

100
80
60
40 % Target
20 %
Capaian
0 (Jan-Des)
TPS Lingkungan
Perumahan
78

19. TPM dan TTU

100
80
60
40 % Target
20 %
Capaian
0 (Jan-Des)
TPM TTU

Lampiran 2. Dokumentasi kegiatan

Mengikuti kegiatan pertemuan lintas sector wilayah kerja Puskesmas Kandai


79

Kegiatan penyuluhan kepada pasien mengenai Diabetes Militus Tipe 2

Kegiatan Mengikuti Program Posyandu Lansia di wilayah Puskesmas Kandai)

Kegiatan mengikuti Program Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kandai

Anda mungkin juga menyukai