Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 4

Fadil Apriawan Arifin


K1A1 14 145
Siti Nurjaha Taiso
K1A1 16 019
Natasya Kartika Maharani
K1A1 16 067
Ishmah Farah Adiba Nurdin
K1A1 16 100
Rismawati Tryanche
K1A1 16 132
VISUM ET REPERTUM
Pembukaan :

Tidak ada logo instansi

Pendahuluan :

1. Nomor dan tanggal surat permintaan visum : ADA


2. Identitas penyidik : ADA
3. Identitas dokter : TIDAK ADA
4. Identitas korban : ADA
5. Tempat pemeriksaan : TIDAK ADA
6. Waktu diterimanya surat visum: TIDAK SESUAI harusnya 24 februari 2016
7. Alasan mengapa dilakukan visum : ADA

Pemberitaan :
Visum hidup harus dicantumkan anamnesis dalam bentuk “kronologis kejadian”,
TTV, dan pada pemberitaan yaitu hasil pemeriksaan dalam bentuk angka
dituliskan dalam bentuk huruf pada visum
Kesimpulan :
Tidak ada kualifikasi luka
Penutup :
Tidak ada pernyataan “berdasarkan keilmuannya”
IDENTIFIKASI FORENSIK
Scenario 5

Sebuah kantong plastik dengan isi ditemukan ditepi sungai oleh pemulung. Pada saat
dibuka berisi tulang panggul dan dilaporkan kekantor polisi. Polisi kemudian membawa tulang
panggul tersebut kebagian kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UHO untuk dikakukan
identifikasi. Pada pemeriksaan didapatkan ramus ischiopubis elevasi, simfisis tinggi bentuk
segitiga, incisura ischiadica bentuk L, arcus pubis 90 derajat, permukaan aurical dengan
granulasi kasar seragam, simfisis pubis sebagian besar halus sekitar fase 7 Todd.
 Identifikasi sisa-sisa manusia

1. Umum

- kerangka manusia atau bukan : ya kerangka manusia ditemukan tulang panggul


(pelvis)
- Penentuan jumlah korban : 1
- Penentuan jenis kelamin : Wanita
- Perkiraan tinggi badan : -
- Perkiraan umur : fase 7 Todd = 35-39 tahun
- Penentuan ras : Tidak dapat ditentukan
2. Khusus
- Pemeriksaan sidik jari
- Pemeriksaan golongan darah
- Tanda-tanda pekerjaan/kebiasaan
- Gigi geligi
- Warna kulit mata dan rambut
- Cacat kelainan bawaan
- Tato
- Kelainan patologis/parut
Pada skenario tidak dapat dilakukan pem. Khusus

Penentuan jenis kelamin

Pria
Wanita

Ramus ischio Bagian atas korteks sedikit Concave,


pubis elevasi elevasi nyata
Symphisis pubis Tinggi , segi tiga Rendah, segi
empat

Incisura J shape L shape


ischiadica

Arcus pubis < 90 derajat > 90 derajat

Penentuan umur menurut TODD pada phase symphysis pubic


THANATOLOGI
Scenario 5

Seorang laki-laki 49 tahun yg berprofesi sebagai gojek meninggal setelah gantung diri dikamar.
Jenazah kemudian dibawa ke kamar jenazah RSP UHO Kendari untk dilakukan pemeriksaan. Pada
pemeriksaan didapatkan kesan gizi kurang dan tanda mati lemas.

 Cara kematian

Pada skenario cara kematian tidak wajar

 Mekanisme kematian

Mati lemas/asfiksia

 Sebab kematian: kekerasan tumpul (jerat)

 Waktu kematian
pada skenario tidak dapat ditentukan karena tidak dipaparkan, harusnya :

- lebam mayat (livor mortis) pada daerah eksremitas dan distal serta daerah skrotum.

- kaku mayat (rigor mortis): Lebih cepat karena pada skenario disebutkan bahwa jenazah
mengalami gizi kurang.

- Penurunan suhu tubuh (algor mortis): cepat

- Pembusukkan (decomposition,putrefaction) lebih cepat = udara 8, air 2, tanah 1

PENGANIAYAAN

SKENARIO 4

Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke RS ingin meminta Visum karena telah
dianiaya suami temannya. Pada pemeriksaan terdapat luka terbuka pada bibir dan tonjolan pipi
kiri

 Jenis kasus: penganiayaan

 Jenis kekerasan : kekerasan tumpul (sering terjadi luka pada penonjolan tulang)

 Jenis luka : luka robek

 Kualifikasi luka

Luka sedang (minimal luka robek, apalagi pada bibir karena dapat menghalangi untuk
makan )

 Bubyek hukum

KUHP pasal 351 ayat 1

PENGANIAYAAN
SKENARIO 3

Seorang laki-laki berusia 33 tahun dibawa ke IGD RS setelah menjadi korban


begal. Pada pemeriksaan didapatkan korban tampak sesak, luka terbuka pada dada kanan
belakang sesuai sela iga 7 bentuk celah, foto thoraks menunjukan hiperlusensi hemithorak
dextra.

 Jenis Kasus :

penganiayaan

 Jenis Kekerasan :

Kekerasan tajam

 Jenis Luka :

Luka Tusuk (bentuk celah)

 Kualifikasi Luka :

Luka berat karena pnemotoraks

Luka berat / luka derajat III / luka golongan A


Luka derajat III menurut KUHP pasal 90 ada 6, yaitu:
- Luka atau penyakit yang tidak dapat sembuh atau membawa bahaya maut
- Luka atau penyakit yang menghalangi pekerjaan korban selamanya
- Hilangnya salah satu panca indra korban
- Cacat besar
- Terganggunya akan selama > 4 minggu
- Gugur atau matinya janin dalam kandungan ibu

 Aspek Hukum :

KUHP 351

Pasal 1: Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,

Pasal 2: Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun.

KUHP 353
Pasal 1: penganiayaan dengan bencana terlebih dahulu diancam dengan pidan penjara paling
lama empat tahun

Pasal 2: jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun

KUHP 354

Pasal 1: barangsiapa yang sengaja melukai berat orang laindiancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun

KUHP 355

Pasal 1: penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun

KEKERASAN SEKSUAL

SKENARIO 4

Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa ke RS dengan keluhan demam dan nyeri BAK.
Pasien dikonsulkan ke forensik pada aloanamnesis diketahui sempat mengalami kekerasan
seksual oleh ayah kandung yang dalam kondisi mabuk 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan hiperemis pada introitus vagina, robekan selaput dara arah jam 6, warna kemerahan,
swab vagina (+) sperma.

 Jenis kekerasan : KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), kekerasan terhadap anak
(KtA)
 Tanda persetubuhan :

Langsung = robekan selaput dara arah jam 6, adanya sperma

Tidak langsung = -

 Waktu persetubuhan

 Sperma dalam liang vagina masih dapat bergerak pada waktu 4-5 jam post coital; sperma
masih dapat ditemukan tidak bergerak sampai sekitar 24-36 jam post coital, dan bila
wanitanya mati masih akan dapat ditemukan sampai 7-8 hari.

 Perkiraan saat terjadinya persetubuhan juga dapat ditentukan dari proses penyembuhan
dari selaput dara yang robek, yang pada umumya penyembuhan tersebut akan dicapai
dalam waktu 7-10 hari post coitus
Tanda kehamilan : -

 Aspek medikolegal :

UU No 23 Tahun 2004
ETIKA KEDOKTERAN

Seorang perempuan berusia 19 tahun didiagnosis dengan appendicitis akut kemudian


dilakukan operasi laparatomi. Saat operasi dokter tidak sengaja meninggalkan kassa di dalam
perut pasien karena terburu-buru akan melakukan operasi di Rumah Sakit lainnya setelah operasi
pasien mengalami peritonitis. Dokter meminta izin untuk dilakukan operasi pengambilan kasa
tersebut. Keluarga pasien memperkarakan dokter tersebut.

 Aspek hukum

Pasal 11 (1) huruf B UU tenaga kesehatan :

(1) Dngan tdk mengurangi ketentuan-ketentuan dlm kitab undang-undang hokum pidana dn
peraturan perundang-undangan yg lain maka terhadap tenaga kesehatan dapat dilakukan
tindakan-tindakan administrative dlm hal sebagai berikut:

A. Melalaikan kewajiban

B. Melakukan sesuatu hal yg seharusnya tdk boleh diperbuat oleh seorang tenaga kesehatan,
baik mengingat sumpah jabatannya maupun mengingan sumpah tenaga kesehatan

C. mengabaikan sesuatu yg seharusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan

D. Melanggar sesuatu ketentuan menurut atau berdasarkan undang-undang

 Kitab undang-undang hokum pidana pasal 360 (1) dn (2)

1. Barang siapa karena kehilafan me nyebabkan org luka berat dipidana dngn pidana penjara
selama-lamanya 1 thn

2. Barang siapa dngn kehilafan menyebabkan org luka sedemikian rupa sehingga org itu
menjadi sakit sementara atau tdk dpt menjalankan jabatan atau pekerjaannya sementara,
dipidana dngn pidana penjara selama-lamanya 9 bln atau pidana dngn pidana kurungan
selama-lamanya 6 bln atau pidana denda setinggi-tingginya 4.500 rupiah.

 Prinsip Moral Dasar

- beneficient

 Melanggar kodeki

 pasal 11 : berkewajiban melindungi makhluk insani sesuai kemampuannya


jenis malpraktek

 Melanggar uu praktik kedokteran pasal 51 dn 66 (1) dn (3)

 MKEK IDI wilayah


 Pelanggaran aspek disiplin (butir 1 dn 6)

butir 1 : Melakukan praktik kedokteran dngn tdk kompeten

butir 6 : Tidak melakukan tindakan atau asuhan medis yg memadai pda


situasi tertentu yg dapat membahayakan pasien

 Termasuk dalam malpraktik pidana

Malpraktik pidana karena kealpaan (negligence), misalnya terjadi cacat atau kematian
pda pasien aktibat tindakan dokter yg kurang hati” dngan tertinggalnya alat-alat oprasi
didalam rongga tubuh pasien.

• Kelalaian medik:

Yang bersifat ringan, biasa (culpa levis)

Seseorang tidak melakukan apa yang seorang biasa, wajar, dan berhati-hati akan
melakukan, atau justru melakukan apa yang orang wajar tidak akan melakukan dalam
situasi yang meliputi keadaan tersebut.

Malpraktik
kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk menerapkan tingkat keterampilan dan
pengetahuannya didalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan terhadap
seorang pasien yang lazimnya diterapkan dalam mengobati dan merawat orang sakit atau
terluka dilingkungan wilayah yang sama.

Anda mungkin juga menyukai