DEFINISI
Demam chikungunya adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh golongan arbovirus yakni
virus chikungunya. Virus ini ditularkan terutama dalam sylvatic cycle melibatkan nyamuk Aedes.
Virus Chikungunya menyebabkan suatu spektrum penyakit yang luas yakni demam, rash yang
karakteristik, ketidak berdayaan sendi, yang dapat bertahan selama beberapa bulan.
EPIDEMIOLOGI
Virus CHIK telah banyak dilaporkan di hampir semua bagian benua Afrika seperti yang
diperlihatkan oleh derajat prevalensi antibodi IgM terhadap virus ini dan isolasi virus dari nyamuk
di negara-negara seperti Pantai Gading, Republik Afrika Tengah, dan Senegal.Di Asia, wabah CHIK
dilaporkan terjadi di daerah urban di mana Ae. aegypti dan Ae. albopictus menjadi vektornya.
Daerah-daerah endemik CHIK di Asia dan Asia Tenggara meliputi India, Pakistan, Myanmar, Sri
Langka, Philippines, Indonesia dan Malaysia. Bertambahnya rasa keprihatinan mengenai penyakit
ini adalah karena kecepatan dan luas penyebarannya. Sejumlah kejadian wabah banyak
dilaporkan di beberapa negara. Di India, epidemi yang pertama terjadi pada tahun 1963 di
Calcutta, kemudian menyusul wabah kedua tahun 1973. Tetapi kemunculannya kembali
(re-emergensi) terjadi di India Selatan tahun 2005,sejak itu wabah CHIK berkembang luas,
mengenai banyak orang dan hingga saat ini jumlah kasus mencapai sekitar 180.000. Penyebaran
penyakit virus ini dilaporkan kebanyakan di bagian India Selatan dekat Samudera Hindia dan Teluk
Bengal, sedangkan di bagian utara tidak dijumpai adanya kasus CHIK. Meskipun infeksi tidak
sampai menyebabkan kematian, bertambahnya jumlah kasus yang luar biasa banyaknya sejak
tahun 2005 itu telah menimbulkan kepanikan. Pada 2006, diperkirakan sekitar 1,38 juta orang di
sepanjang bagian selatan dan tengah India menunjukan gejala-gejala CHIK. Insidens penyakit
mungkin lebih tinggi dari pada yang dilaporkan karena faktor-faktor seperti kesalahan dalam
pengelompokan dan ketidak- tepatan penggolongan penyakit. Wabah yang terjadi di India pada
1963 dan 1973 disebabkan oleh virus jenis (genotipe) Asia, tetapi epidemi CHIK tahun 2005 yang
terjadi di pulau-pulau Samudera Hindia (pulau-pulau Reunion, Mayotte, Mauritius, Seychelles)
dan yang terjadi di India 2006, disebabkan oleh virus genotipe Afrika Timur. Ada anggapan bahwa
terjadinya mutasi virus, rendahnya derajat imunitas dari penduduk setempat, pengendalian
vektor yang kurang memadai, dan globalisasi dalam masalah perdagangan dan perjalanan (travel),
merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya resurgensi infeksi. Antara bulan Maret dan April
2006, wabah CHIK dilaporkan terjadi di Bagan Pancor, Perak, Malaysia, mengenai lebih dari 200
orang dan merupakan wabah kedua yang dilaporkan di Malaysia.
ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah virus chikungunya , yang dikenal dengan nama Alphavirus dari
famili Togaviridae dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Masa
inkubasi virus adalah 2-4 hari, dan gejala klinis dapat berlangsung selama 3-10 hari. Gejala ini
bisa hilang sendiri, namun rasa nyeri masih tertinggal selama berhari-hari sampai
berbulan-bulan.
FAKTOR RESIKO
2. Keberadaan Jentik
Keberadaan jentik yang berada di lingkungan rumah seperti berada di botol dan kaleng bekas,
cangkir plastik dan lain-lain akan menyebabkan penyebaran penyakit Chikungunya karena
jentik-jentik tersebut akan berkembangbiak menjadi pupa dan nyamuk dewasa
3. Kepadatan Hunian
Kepadatan penghuni yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara luas lantai
dengan jumlah penghuni ≥8 m2/orang dan kepadatan penghuni tidak memenuhi syarat
kesehatan bila diperoleh hasil bagi antara luas lantai dengan jumlah penghuni <8 m2/orang.
Suatu rumah
dikatakan padat bila anggota keluarga yang tinggal dalam ruangan dengan ukuran luas minimal 8
m2 digunakan lebih dari dua orang.
4. Kebiasaan menguras Tempat Penampungan Air (TPA) seperti bak mandi atau tempat-tempat
penampungan air sekurang-kurangnya satu minggu sekali untuk mencegah tempat perindukan
nyamuk Aedes
dari nyamuk Aedes karena nyamuk menghisap darah guna pematangan sel
telur
MANIFESTASI KLINIS
PENGOBATAN
Sehingga kini masih tiada pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan vaksin yang berguna sebagai
tindakan preventif juga belum ditemukan. Pengobatannya hanya bersifat simptomatis dan
supportif seperti pemberian analgesik, antipiretik, anti inflamasi. Pemberian aspirin kepada
penderita demam chikungunya ini tidak dianjurkan karena dikuatiri efek aspirin terhadap platelet.
Pemberian chloroquine phosphate sangat efektif untuk arthritis chikungunya kronis . Penularan
wabah chikungunya yang semakin berkembang membuat para peneliti berminat
mengembangkan agen
antivirus baru, RNAi Ianya bertindak mencegah infeksi yang ditimbulkan virus.
KOMPLIKASI
Penyebab morbiditas yang tertinggi adalah dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit dan
hipoglikemia. Beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi meskipun jarang berupa gangguan
perdarahan, komplikasi neurologis, pneumonia dan gagal nafas .
PENCEGAHAN
Melihat masih tiada kematian karena chikungunya yang dilaporkan dan tiada
pengobatan spesifik dan vaksin yang sesuai, maka upaya pencegahan sangat
penular dengan cara membasmi jentik nyamuk. Individu yang menderita demam
chikungunya ini sebaiknya diisolasi sehingga dapat dicegah penularannya ke orang
lain. Tindakan pencegahan gigitan nyamuk bisa dilakukan dengan menggunakan obat
nyamuk dan repelan tetapi pencegahan yang sebaiknya berupa pemberantasan sarang
kawasan perumahan bukan hanya pada beberapa rumah sahaja. Untuk itu perlu
yang tepat (modifikasi lingkungan, biologi dan kimiawi) yang aman, murah dan
ramah lingkungan.
PROGNOSIS
Penyakit ini bersifat self limiting diseases, tidak pernah dilaporkan adanya
sempurna, 3,7% mengalami kekakuan sendi atau mild discomfort, 2,8% mempunyai
persistent residual joint stiffness tapi tidak nyeri dan 5,6% mempunyai keluhan sendi