Anda di halaman 1dari 17

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA KASUS KECIL

FAKULTAS KEDOKTERAN 5 JANUARI 2018


UNIVERSITAS HALU OLEO

DEPRESI SEDANG DENGAN GEJALA SOMATIK


(F32.11)

PENYUSUN :

Ferra Husdiningsih, S.Ked

K1A1 13 018

PEMBIMBING :

dr. Junuda RAF, M.Kes, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA Khusus Kepanitraan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN Jumat, 5 Januari 2018
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

STATUS PASIEN

No. Status / No. registrasi : 05 97 44

NAMA DOKTER MUDA : Ferra Husdiningsih, S.Ked

NAMA PASIEN : Ny. Wa Bansi


(dengan nama ayah/marga) :

1
No. Status / No. registrasi : 05 97 44
Masuk RS : 05 Januari 2018

Nama : Ny. Wa Bansi

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal lahir : Todohua, 25 Mei

1985

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Suku Bangsa : Bugis

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Todohua, Kendari Barat, Sulawesi Tenggara

No. Hp : 085255882277

Dikirim Oleh : Keluarga (Kemenakan)

Dokter yang Mengobati : dr. Junuda RAF, M.Kes., Sp.KJ

Diagnosa Sementara : Depresi Sedang dengan Gejala Somatik (F32.11)


Gejala Utama : Susah tidur

2
LAPORAN PSIKIATRIK :

I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama dan alasan MRSJ
Susah tidur
B. Riwayat Gangguan Sekarang
1. Keluhan dan Gejala
Pasien berinisial Ny. B, 33 tahun, Islam, suku Bugis, menikah,
Ibu Rumah Tangga, dibawa oleh kemenakannya ke Poliklinik Psikiatri
Rumah Sakit Jiwa dr. Soeparto Hardjohusodo dengan keluhan susah
tidur yang dirasakan sejak 2 minggu lalu. Keluhan disertai dengan
pusing, kosentrasi yang kurang, cepat capek, sering menghayal dan
kadang pula menangis, hanya bisa tidur beberapa menit saja kemudian
terbangun kembali dan sering merasa takut yang tidak jelas tanpa
sebab. Ia mengaku tidak memiliki selera makan seperti dulu lagi. Ia
menyangkal adanya penurunan berat badan. Ia juga menyangkal
pernah melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain ataupun
mencium sesuatu yang tidak bisa dicium oleh orang lain.
Menurut dari keterangan keluarga yang mengantar pasien yaitu
kemenakannya tidak mengetahui penyebab awal dari keluhannya,
begitu juga pasien sendiri tidak mengetahui pasti penyebab awal dari
susah tidur yang dialami oleh pasien. Namun pasien mengaku pernah
merasakan hal yang sama 5 bulan yang lalu dan dirawat 3 hari di RS
karena pasien didiagnosa dyspepsia oleh dokter yan menangani.
Namun pasien belum pernah memeriksakan diri ke Poli Psikiatri
sebelumnya. Pasien mengeluhkan sakit uluh hati yang dialaminya
mejalar sampai ke belekang dan leherr pasien.
Pasien tinggal bersama bersama suami kedua dan anak kedua
dari suami keduanya. Pasien telah bercerai dengan suami pertama pada
tahun 2013 karena mantan suaminya merantau ke Malaysia dan selama
4 tahun tidak pernah pulang. Sedangkan anak pertamanya tinggal
bersama mertua dari suami pertama dan pasien menikah lagi pada

3
tahun 2015 dan memiliki seorang anak laki-laki. Pasien ingin tinggal
bersama anak pertamanya namun mantan mertua pasien tidak
mengijinkan. Anak pertamanya diambil oleh mantan mertua pasien
sejak berusia tahun 2016 sejak pasien melahirkan anak ke duanya.
Anak pertama pasien pernah berkunjung ke rumah pasien 5 bulan yang
lalu namun hanya menginap 1 malam saja karena di jemput oleh
mantan mertua pasien. Pasien mengaku merasa sedih karena anak
pertamanya tidak lama bersamanya. Dan sampai sekarang passion
masih sering memikirkan anak pertamanya. Sejak menngalami keluhan
ini keluarga pasien tidak ada yang menyebut-nyebut anak pertamanya
namun pasien masih sering menanyakan anak pertamanya. Pasien
sering ingin menelpon anaknya melalui mantan mertuanya namun
panggilan telpon dari pasien selalu ditolak.
Riwayat penyakit lain terkait fisik (+) Dyspepsia. Riwayat
gangguan kejiwaan dalam keluarga dengan keluhan yang sama (-).
Riwayat merokok (+), alkohol (+), konsumsi obat-obatan terlarang (-).
2. Hendaya/Disfungsi
 Hendaya sosial : Tidak Ada
 Hendaya pekerjaan : Tidak ada
 Hendaya waktu senggang : Ada, yaitu pasien kadang menangis,
suka menghayal dan merasa takut tanpa asebab
3. Faktor stressor psikososial : Tidak ada
4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit dan psikis
sebelumnya : Ada
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Penyakit fisik : Dyspepsia
2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif : Tidak ada
3. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya: Tidak Ada
D. Riwayat Kehidupan Pribadi :
1. Riwayat Pranatal dan Perinatal :

4
Pasien lahir dari kehamilan yang direncanakan, cukup bulan, dengan
cara normal oleh dukun. Pasien tidak mengetahui apakah ibunya
mengalami sakit dan minum obat-obatan selama mengandungnya
ataupun setelah melahirkannya. Tidak ada riwayat gangguan
pernapasan, riwayat kuning ataupun kejang.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (usia 1-3 tahun) :
Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak pada umumnya, pasien
tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangan dan
pertumbuhannya. Tidak ada kejadian trauma atau terjatuh pada pasien.
Pasien merupakan anak yang aktif dan dapat bermain dengan teman
seumurannya.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (usia 4-11 tahun) :
Pada periode ini, pasien menjalani pendidikannya di SD 07 Kendari
Barat. Pasien menjalani kehidupan masa kanak pertengahan tanpa ada
riwayat perawatan di rumah sakit atau riwayat penyakit lainnya. Tidak
ada trauma atau kejadian berarti yang diingat oleh pasien.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir Remaja (usia 12-18 tahun) :
Pasien sudah tidak melanjutkan pendidikan SMP dan seterusnya
karena terkendala ekonomi. Sehingga pasien sering merasa minder
terhadap teman-teman seumuranya yang masih berrsekolah, pasien
cenderung pendiam dan sering memilih aktivitas yang dilakukan
sendiri.
5. Riwayat Masa Dewasa :
a. Riwayat Pendidikan :
- SD 07 Kendari Barat
b. Riwayat Pekerjaan :
Pasien melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
b. Riwayat Pernikahan :
Pasien menikah tahun 2008 dengan suka sama suka, namun karena
suami pasien merantau selama 4 tahun dan tidak pernah pulang,

5
pasien bercerai dengan suami pertamanya. Pasien menikah lagi
tahun 2015.
c. Riwayat Kehidupan Spiritual :
Pasien jarang shalat dan mengaji
d. Riwayat Forensik :
Tidak ada
6. Riwayat Kehidupan Keluarga :
:

Keterangan : : Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Keluhan yang Sama

Gambar 1. Genogram Keluarga


Pasien merupakan anak keempat dari dua bersaudara. Hubungan
pasien dengan suami maupun saudara baik. Pasien saat ini tinggal di
serumah bersama suami dan anaknya.
7. Riwayat Kehidupan Sekarang :
Pasien saat ini tinggal di Kecamatan Kendari Barat bersama suami dan
anaknya,
8. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya :
Pasien menyadari bahwa dirinya sedang sakit sejak 5 bulan yang lalu
dan saat ini. Pasien tidak mengetahui penyebab pasti dari keluhan yang
dialaminya. Pasien ingin sembuh dari penyakitnya dan melanjutkan

6
kehidupannya seperti dahulu dan tinggal bersama anak dan istrinya.
Saat ini pasien tidak merasa putus asa maupun timbul niat untuk
membahayakan dirinya.

II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (Tanggal 05 Januari 2018; Pukul


09.46 WITA)
A. Deskripsi Umum :
1. Penampilan umum :
Pasien datang dengan keadaan umum baik, memakai jilbab hitam, kulit
sawo matang, wajah tampak sesuai dengan umur, mengenakan baju
lengan panjang berwarna pink, dan celana panjang berbahan jeans dan
sandal berwarna biru. Pakaian rapi kesan perawatan diri baik.
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: Tampak tenang
4. Pembicaraan : Baik
5. Sikap terhadap pemeriksa : Cukup terbuka dan kooperatif

B. Keadaan Afektif (mood), Perasaan, dan Empati :


1. Mood : Hipotimia
2. Ekspresi afektif : Afek depresi
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual :
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai dengan
taraf pendidikan
2. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) :
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
3. Daya ingat :
a. Panjang : Baik

7
b. Sedang : Baik
c. Pendek : Baik
d. Segera : Baik
4. Daya konsentrasi dan perhatian : Baik
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Baik
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonaisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berfikir :
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Baik
b. Kontinuitas : Baik
2. Hendaya berbahasa : Tidak Ada
3. Isi pikiran
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls : Baik
G. Daya Nilai dan Tilikan :
1. Norma sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian realitas : Baik
4. Tilikan : Derajat 6, menyadari sepenuhnya tentang situasi
dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan
H. Taraf Dapat Dipercaya :
Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS

8
A. Status Internus : Antropometri
TD : 110/70 mmHg TB : 149 cm
N : 90 x/menit BB : 50 kg
P : 20 x/menit IMT : 22,5 kg/m2 (Normal)
B. Status Neurologis :
GCS : E4M6V5
Pupil : bulat, isokor
Pemeriksaan neurologis lain tidak dilakukan.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Fisik-biologis : Tidak ada
2. Psikometri : Tidak ada

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA :


Pasien berinisial Ny. B, 33 tahun, Islam, suku Bugis, menikah, Ibu
Rumag Tangga, dibawa oleh kemenakannya ke Poliklinik Psikiatri Rumah
Sakit Jiwa dr. Soeparto Hardjohusodo dengan keluhan susah tidur yang
dirasakan sejak 2 minggu lalu. Keluhan disertai dengan pusing, kosentrasi
yang kurang, cepat capek, sering menghayal dan kadang pula menangis, hanya
bisa tidur beberapa menit saja kemudian terbangun kembali dan sering merasa
takut yang tidak jelas tanpa sebab. Ia mengaku tidak memiliki selera makan
seperti dulu lagi. Ia menyangkal adanya penurunan berat badan. Ia juga
menyangkal pernah melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain
ataupun mencium sesuatu yang tidak bisa dicium oleh orang lain.
Menurut dari keterangan keluarga yang mengantar pasien yaitu
kemenakannya tidak mengetahui penyebab awal dari keluhannya, begitu juga
pasien sendiri tidak mengetahui pasti penyebab awal dari susah tidur yang
dialami oleh pasien. Namun pasien mengaku pernah merasakan hal yang sama
5 bulan yang lalu dan dirawat 3 hari di RS karena pasien didiagnosa dyspepsia
oleh dokter yan menangani. Namun pasien belum pernah memeriksakan diri

9
ke Poli Psikiatri sebelumnya. Pasien mengeluhkan sakit uluh hati yang
dialaminya mejalar sampai ke belekang dan leher pasien.
Pasien tinggal bersama suami kedua dan anak kedua dari suami
keduanya. Pasien telah bercerai dengan suami pertama pada tahun 2013
karena mantan suaminya merantau ke Malaysia dan selama 4 tahun tidak
pernah pulang. Sedangkan anak pertamanya tinggal bersama mertua dari
suami pertama dan pasien menikah lagi pada tahun 2015 dan memiliki
seorang anak laki-laki. Pasien ingin tinggal bersama anak pertamanya namun
mantan mertua pasien tidak mengijinkan. Anak pertamanya diambil oleh
mantan mertua pasien sejak berusia tahun 2016 sejak pasien melahirkan anak
ke duanya. Anak pertama pasien pernah berkunjung ke rumah pasien 5 bulan
yang lalu namun hanya menginap 1 malam saja karena di jemput oleh mantan
mertua pasien. Pasien mengaku merasa sedih karena anak pertamanya tidak
lama bersamanya. Dan sampai sekarang passion masih sering memikirkan
anak pertamanya. Sejak menngalami keluhan ini keluarga pasien tidak ada
yang menyebut-nyebut anak pertamanya namun pasien masih sering
menanyakan anak pertamanya. Pasien sering ingin menelpon anaknya melalui
mantan mertuanya namun panggilan telpon dari pasien selalu ditolak.
Riwayat penyakit lain terkait fisik (+) Dyspepsia. Riwayat gangguan
kejiwaan dalam keluarga dengan keluhan yang sama (-). Riwayat merokok
(+), alkohol (+), konsumsi obat-obatan terlarang (-).
Pasien datang dengan keadaan umum baik, pakaian rapi kesan
perawatan diri baik. Kesadaran kompos mentis, tampak tenang, cukup terbuka
dan kooperatif terhadap pemeriksa. Mood hipotimia, afek depresi, serasi,
empati dapat dirabarasakan. Tidak terdapat hendaya social dan hendaya
pekerjaan, terdapat hendaya waktu senggang dan faktor stressor psikososial.
Halusinasi dan waham (-). Tilikan derajat 6. Fungsi intelektual, pemeriksaan
fisik dan neurologis dalam batas normal. Status gizi normal.

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL


o Aksis I :

10
1. Berdasarkan hasil anamnesis, ditemukan adanya pola perilaku yang
secara khas klinik cukup bermakna yaitu adanya hendaya waktu
senggang sehingga digolongkan dalam Gangguan Jiwa.
2. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak didapatkan
penyakit/gangguan sistemik otak atau lainnya yang dapat
menyebabkan disfungsi otak sehingga dapat digolongkan dalam
Gangguan Jiwa Non-organik.
3. Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis ditemukan adanya gangguan
persepsi berupa halusinasi auditorik, dan adanya gejala psikotik lain
sehingga digolongkan dalam Gangguan Mental Psikotik
4. Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan mental, didapatkan
pasien menunjukkan afek depresi, mudah lelah, kurang semangat,
kurang kosentrasi dan susah tidur sehingga dapat dikategorikan
sebagai Episode Depresi Sedang dengan Gejala Somatik (F32.11)
Diagnosis Banding:
- Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
- Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2)
5. Aksis II :
Berdasarkan anamnesis dari uraian riwayat kehidupan pribadi,
pasien cenderung pendiam dan sering memilih aktivitas yang
dilakukan sendiri, sehingga dapat disimpulkan pasien memiliki Ciri
Kepribadian Skizoid.
o Aksis III :
Dyspepsia
o Aksis IV :
Mantan mertua pasien yang tidak mengijinkan pasien untuk
bertemu dengan anak pertamanya.
o Aksis V :
GAF Scale 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

11
VII. DAFTAR PROBLEM :
 Organobiologik: Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter
sehingga membutuhkan psikofarmaka.
 Psikologik: Terdapat gangguan dengan suasana perasaan dan terdapat
masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga membutuhkan
psikoterapi.
 Sosiologik: Terdapat hendaya waktu senggang, sehingga
membutuhkan sosioterapi.
VIII. PROGNOSIS
Faktor pendukung :
 Tilikan pasien akan penyakitnya baik dan sangat ingin sembuh
 Dukungan dari keluarga agar pasien bisa sembuh terlebih dari orang
tua dan istri
Faktor penghambat :
 Mertua Pasien yang tidak mengijinkan pasien untuk tinggal bersama
anaknya
Prognosis :
 Dubia et bonam

IX. RENCANA TERAPI


A. Psikofarmaka
Haloperidol 0,5 mg 0-1-1
Alprazolam 0,5 mg 0-1-1
Amytriptilin 25 mg 0-0-1
B. Psikoterapi
Terapi Suportif dan Cognitive Behaviour Therapy
Memberikan dorongan semangat serta empati secara emosional terhadap
pasien sehingga sangat membantu dan bermanfaat dalam proses
penyembuhan pasien, dan memberikan pengertian bahwa semua penyakit
dapat disembuhkan.
C. Sosioterapi

12
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang - orang terdekat pasien
tentang keadaan pasien dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar
dapat membantu proses penyembuhan pasien dan sering mengajak pasien
berkomunikasi.
X. DISKUSI/PEMBAHASAN :
F32.11. Episode Depresi Sedang dengan Gejala Somatik
- Sekurang-kurangnya harus adda 2 dari 3 gejala utama depresi
seperti pada episode depresi ringan (F30.0);
- Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala
lainnya;
- Lamanya seluruh episode berlangssung minimum 2 minggu.
- Menghadapi kesulitan nyata untuk menghadapi kegiatan social,
pekerjaan dan urusan rumah tangga.

XII.FOLLOW UP
(Tidak dilakukan)

13
XIII. DIALOG ANAMNESIS
Autoanamnesis dan Alloanamnesis
DM : Dokter Muda
KP : Keluarga Pasien
P : Pasien
DM : Assalamualaikum, pak?
P : Pernah dok
perkenalkan saya Ferra
DM : Kita ingat kapan pak ?
Husdiningsih, dokter muda P : 5 bulan yang mi dok
DM : Kita yang tinggal satu
bagian psikiatri yang
rumah bu ?
bertugas hari ini, kalau
KP : Bukan dok, saya
boleh tau namata siapa?
kemenakannya cuman
Dan kita siapanya pasien ?
datang antar karena
P : Waalaikumsalam dok,
suaminya tidak bisa antar
nama saya Bansi
KP : Saya keluarganya dok, dok
DM : Kita pernah berobat pake
kemenakannya
DM : Oh Iya, ibu Bansi kalau obat kampung saat pertama
boleh tau apa keluhan ta kali seperti ini?
P : Tidak dok
datang kesini?
DM : Kalau dulu pas 5 bulan
P : Susah tidur dok
DM : Sudah berapa lama ini lalu, kita tidak ingat apa
susah tidurnya pak ? terus penyebab awalnya kita
kalau tidur malam berapa begini ?
P : Awalnya karena saya
lama ?
P : Kurang lebih 2 minggu dibilang dokter sakit maag
dok. Kalau tidur malam dok. Sering nyeri uluh
cuman beberapa menit saja hatiku.
DM : Kenapa bisa begitu ? kita KP : Sudah pernah mi dirawat 1
tau apa penyebabnya? hari karena penyakit
Awalnya sampai kita susah maagnya ini dok, 5 bulan
tidur bu? yang lalu
P : Itu saya tidak tau dok, tiba- DM : Terus ada keluhan lain ta
tiba saja begini selain ini susah tidur ? sakit
DM : Pernah begini sebelumnya
kepala kah, tidak ada nafsu

14
makan, rasa putus asa atau pertama
DM : Sekarang tinggal sama
gelisah ?
P : Itu saja dok saya suka siapa ?
P : Sama suami dan anakku
menghayal pernah juga
DM : Kalau boleh tau kenapa
katanya sa menangis tiba-
hubungannya tidak baik
tiba, terus saya suka sekali
dengan manta suaminnya
lemas itu tapi saya masih
bu?
bisa menyapu atau P : Karena anak pertamaku
memasak dalam rumah, dok
DM : Kenapa anak pertamanya
gelisah kadang dok kalau
dok?
sudah terbangun, kalau
P : Dia diambil sama mantan
putus asa tidak toh
mertuaku, jadi sekarang
DM : Ada kita pernah dengar
saya jarang sekali ketemu
suara-suara atau setan
dia bahkan saya menelpon
begitu ?
P : Tidak pernah dok untuk bicara sama anakku,
DM : Oh iya ini kan sudah
mertuaku yang angkat.
menikah, kalau boleh tau
Kalau tidak, kadang
kapan menikahnya?
sengaja di tolak
P : Tahun 2015
DM : Ini menikah karena panggilanku
DM : Kapan terakhir kali ketemu
memang suka sama suka
anak pertamanya bu?
atau dijodohkan ?
P : 5 bulan mi dok, dia datang
P : Suka sama suka
DM : Sudah punya anak ? hanya 1 malam kasihan tapi
P : Sudah, ada 1 laki-laki
di jemputmi lagi sama
DM : Saat ini bagaimana
neneknya
hubungan sama bapak ibu,
DM : Kenapa ?
suami, anak, teman sama P : Neneknya tidak mau dia
keluarga ? baik ? atau ada tinggal dengan saya
DM : Kenapa cerai sama suami
yang tidak baku cocok ?
P : Ini suami kedua dok, pertama bu? Dijodohkan
sebelumnya sya pernah mi atau suka sama suka bu?
P : Suka sama suka dok, tapi
menikah tapi saya tidak
karena juga ekonomi jadi
baku baik sama yang

15
dia merantau. Tapi sudah 4 DM : Oh iya, dirumahnya kita
tahun tidak pulang-pulang ada yang merokok kah atau
jadi saya minta cerai saja minum-minum begitu ?
KP : Sejak itu anaknya pulang P : Tidak ada dok
DM : Kalau sekolah ta
dok dia mulai mi malas
bagaimana dulu ini?
makan, sering sekali
Sampai kuliah ?
tanyakan ananknya. Tapi
P : Saya hanya tamat SD dok
kami tidak ada yang DM : Kita anak ke berapa dari
merespon dok berapa bersaudara bu?
DM : Kenapa tidak direspon bu? P : Anak 4 dari 6 bersaudara
KP : Kita tidak mau da ingat-
dok.
ingat terus anaknya, karena DM : Oh iya pak kalau begitu,
mertuanya itu keras dok kita tunggu mi dulu dih.
DM : Berapa usia anak ta ?
Kalau dapat mi giliran ta
P : 10 tahun
DM : Ada dikeluarga ta yang nanti dipanggil.
P : Oh iya dok
sama sakit ta ini ?
DM : Terima kasih pak
P : Tidak ada dok

16

Anda mungkin juga menyukai