Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang akan dicapai melalui

pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh

penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat , memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

serta memilki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh Wilayah Republik

Indonesia.

Dengan diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 yang telah direvisi dengan

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25

Tahun 1999 Jo Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Daerah dan Pusat merupakan suatu peluang bagi daerah untuk meningkatkan kualitas

pelayanan umum termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan. Hal ini bersamaan

momentumnya dengan datangnya milenium baru dimana sektor kesehatan telah mengubah

paradigmanya dari paradigma sakit (yang selama ini menjadi pegangan bagi setiap insan

yang berkecimpung dalam bidang kesehatan) menjadi paradigma sehat.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi tersebut Puskesmas Kemumu sebagai salah

satu pemberi pelayanan kesehatan di kecamatan argamakmur kabupaten bengkulu utara

ikut serta dalam mewujudkan visi pembangunankesehatan 2011-2014 yaitu “mewujudkan

masyarakat yang sehat, mandiri dan berkeadilan” dengan misi yaitu :

1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta

lingkungannya.

2. Mendorong kemandirian masyarakat dalam hidup sehat

3. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

4. Meningkatkan pemanfaatan sarana & prasarana kesehatan


Secara makro paradigma sehat mengandung makna bahwa pembangunan kesehatan

diarahkan kepada pembangunan yang berwawasan lingkungan, karena masalah kesehatan

saling berkait erat dengan masalah-masalah lingkungan. Secara mikro paradigma sehat

mengisyaratkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan agar masyarakat mampu dan

mau berperilaku hidup sehat, sehingga mereka bisa mandiri dalam menjaga dan mengatasi

masalah kesehatan mereka sendiri.

Dalam rangka mendorong kemandirian masyarakat di bidang kesehatan perlu

dilakukan kajian yang mendalam mengenai visi dan misi pembangunan kesehatan serta

nilai nilai yang mendasarinya. Visi adalah gambaran masa depan yang dipilih dan hendak

diwujudkan pada suatu saat yang ditentukan dengan perhitungan yang realistis, sehingga

memiliki sifat yang menantang untuk diwujudkan ”Visi Pembangunan Kesehatan

Bengkulu Utara ″ untuk mencapaian tujuan millennium Development Goals (MDGs)

Dengan memperhatikan secara seksama tentang perkembangan, permasalahan, dan isu

strategis dalam pembangunan kesehatan, serta sesuai dengan arah, tujuan, sasaran serta

kebijakan pembangunan kesehatan tahun 2011-2014, maka program-program

pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terpadu dan sinergis oleh semua pelaku

pembangunan kesehatan, baik pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta. Program

program yang dilaksanakan selama yaitu :

1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat

2. Lingkungan Sehat

3. Upaya Kesehatan Masyarakat

4. Upaya Kesehatan Perorangan

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

6. Perbaikan gizi masyarakat

7. Sumber Daya Kesehatan

8. Obat dan Perbekanan Kesehatan

9. Pengawasan Obat dan Makanan

10. Pengembangan Obat Asli di Indonesia

2
Untuk mencapai tujuan pembangunan jangka panjang bidang kesehatan tersebut

telah ditetapkan program jangka pendek yaitu program tahunan sebagai upaya yang harus

dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalan setiap tahun anggaran. Program

– program tersebut telah disusun setiap tahun anggran yang disesuaikan dengan

permasalahan yang dihadapi. Program-program tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk

kegiatan dengan tujuan, sasaran dan target yang telah ditetapkan. Dengan demikian disetiap

Akhir tahun anggaran perlu dilakukan evaluasi akhir tahun untuk mengetahui apakah tujuan

dari rencana pembangunan dalam setiap akhir tahun anggaran telah dapat dicapai.

Dengan demikian maka setiap akhir tahun anggaran pelaksanaan pembangunan

kesehatan perlu dilaporkan hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan agar dapat

diketahui permasalahan dan kendala yang dihadapi. Pelaksanaan pembangunan kesehatan

jangka pendek yang telah dilaksanakan pada Tahun 2011 selama satu tahun anggaran adalah

merupakan rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun dan merupakan

langkah awal baik untuk bahan pertimbangan dalam menentukan arah kebijakan, program

dan kegiatan perioritas selanjutnya sampai pada Tahun 2012.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum : Untuk mengetahui gambaran keadaan pembangunan kesehatan di

Puskesmas Kemumu tahun 2011

2. Tujuan Khusus : 1. Mengetahui kondisi geografi, demografi dan sosial ekonomi

masyarakat di Puskesmas Kemumu

2. Mengidentifikasi sumber daya kesehatan yang menyangkut

tenaga, sarana dan prasarana di Puskesmas Kemumu

3. Mengetahui derajat kesehatan di Puskesmas Kemumu

4. Mengetahui upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas Kemumu

5. Mengidentifikasi masalah kesehatan di Puskesmas Kemumu

6. Menentukan Perioritas Masalah Kesehatan

BAB II

3
SITUASI WILAYAH

A. Kondisi Geografis

Puskesmas Kemumu Yang Terletak di kecamatan Argamakmur terletak  80 Km

dari Ibukota Provinsi Bengkulu . Luas wilayah Puskesmas Kemumu 62.3 Km², yang

terdiri dari 10 desa wilayah kerja yang terdiri 9 desa dan 1 Kelurahan. Wilayah kerja

Puskesmas kemumu berbatasan : sebelah Utara dan barat berbatasan dengan wilayah kerja

Puskesmas Gunung Alam, sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas

Dusun Curup sedangkan sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja puskesmas Lubuk

Durian.

B. Kondisi Demografi

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kemumu berdasarkan data primer yang

diperoleh dari petugas yang ada didesa tahun 2011 berjumlah:10161 jiwa , dan 2721 KK

dengan rata – rata jiwa rumah tangga 3.73 dan kepadatan penduduk 2km/jiwa. Dimana

mempunyai perincian laki-laki 5186 jiwa , dan perempuan 4975 jiwa. Berdasarkan data

primer tersebut Desa dengan jumlah penduduk terbanyak adalah desa Kemumu (2271

Jiwa ), dan yang paling sedikit adalah adalah desa Gardu (396 Jiwa ).

Dibawah ini dapat dilihat jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan umur di

Puskesmas Kemumu pada Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.

Kepadatan penduduk rata-rata di Puskesmas Kemumu dari tahun ke tahun

terus meningkat. Jumlah Penduduk Tahun 2008 erjumlah 8703 Jiwa dengan tingkat

kepadatan penduduk pada tahun 2008 sebesar 140.3 jiwa/Km2,, Sedangkan pada tahun

2009 meningkat menjadi sebesar 141.97 jiwa/Km2. . Tahun 2011 meningkat menjadi

152.2.

C. Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi Sosial dan ekonomi penduduk Puskesmas Kemumu dapat diuraikan

sebagai berikut :

4
1. Kondisi Sosial Budaya

Puskesmas Kemumu terdiri dari, 10 Desa wilayah Kerja, yang mempunyai latar

belakang Budaya yang berbeda yaitu antara penduduk Asli ( Suku Rejang ) dengan

warga Eks Transmigrasi yang mempunyai latar belakang budaya Jawa, Bali dan Sunda ,

dengan Mayoritas pekerjaan Petani, ( 75 % ), Ladang / Kebun (15 %), Lain –lain 10 %

terdiri dari pedagang, PNS , Buruh serta lainnya . Suku Rejang, terdapat di Desa Air

merah, Gardu, Kali I, Kali II, Pematang Sapang dan Pagar Banyu. Suku Jawa dan Bali,

umumnya terdapat di lokasi permukiman transmigrasi. Juga terdapat suku-suku

lainnya; Melayu, padang dll , yang umumnya bekerja sebagai pedagang, dan PNS .

Kondisi Keagamaan di Puskesmas Kemumu dengan mayoritas penduduk

memeluk agama Islam 90% dari total jumlah penduduk, Nasrani 2% dari total

penduduk , dan agama lainnya Hindu, 8 % dari total penduduk ini terdapat didesa Eks

Transmigrasi Suku bali didesa Sumber Agung.

Angka Harapan hidup penduduk perempuan Puskesmas Kemumu pada tahun

2011 adalah 65,3 tahun dan angka harapan hidup untuk laki-laki 63,8 tahun, dengan

rasio beban tanggungan 56,50 %, untuk rasio Jenis Kelamin 103,5 % , perempuan yang

melek huruf 92,75 % dan laki-laki 93,26 %, rata-rata perempuan masuk sekolah usia

5,5 tahun dan laki-laki 6,5 tahun.

Secara administratif Puskesmas Kemumu terdiri dari 10 desa yang terdiri dari 1

kelurahan dan 9 desa, jumlah desa tertinggal berjumlah 6 desa (60 %).

2. Kondisi Ekonomi

Pendapatan perkapita penduduk di Puskesmas Kemumu dari data tahun mulai

tahun 2008-2011 yang menunjukkan angka kenaikan yang cukup signifikan dengan

pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku sebagai berikut : Tahun 2008 sebesar

Rp.3.150.000- KK/Tahun, Tahun 2009 sebesar Rp.3.650.000- KK/Tahun, untuk tahun

2011 Rp. 5.150.000,-KK/Tahun. Pada Tahun 2011 memiliki kenaikan yang signifikan

oleh karena kenaikan harga komoditi perkebunan seperti karet dan sawit karena sebagian

penduduk bermata pencaharian sebagai petani perkebunan.. Tingkat pendapatan ini

5
dihitung berdasarkan pendapatan kasar KK/ Tahun ( Sumber. Laporan Pendataan Bidan

Desa Tahun 2011 ), Jumlah Penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Kemumu

adalah 4112 jiwa dengan 1209 KK Miskin, Kriteria miskin yang digunakan adalah

berdasarkan kriteria statistik yaitu : Keluarga tidak bisa makan 2 kali sehari, Keluarga

yang tidak mampu mengobati anak/anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan,

Keluarga terkena PHK atau kehilangan lapangan kerja, Keluarga terdapat anak yang

“drop out” sekolah karena masalah ekonomi.

Angka beban tanggungan secara kasar dapat digunakan sebagai indikator

kemajuan ekonomi suatu daerah. Makin tinggi ratio angka beban penghasilan berarti

makin sedikit penduduk usia produktif (15 tahun - 65 tahun) dan semakin banyak sumber

daya yang harus dibagikan kepada kelompok tidak produktif. Angka beban tanggungan

di Puskesmas Kemumu tahun 2009 sebesar 52.42 pada tahun 2011 menjadi 56,50 ini

mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dari penduduk usia produktif ini akan

berdampak positif , karena angka ketergantungannya relatif besar dibandingkan dengan

usia produktifnya.

Industri kecil dan Koperasi di Puskesmas Kemumu tidak banyak yang

berkembang hal ini disebabkankan karena wilayah kerja Puskesmas Kemumu merupakan

daerah pertanian dan Kebun. Menurut data dari Wilayah Kerja Puskesmas kemumu

mempunyai Koperasi 1 Unit di Kelurahan Kemumu, dan Usaha Kecil 2 Unit di desa

Kemumu dan Sumber Agung, Usaha Kecil kurang berkembang karena kemauan dan

keterampilan yang dimiliki masyarakat masih berkurang .

Usaha Pertanian dan perkebunan perorangan, merupakan usaha yang

merupakan sumber pendapatan utama daerah Puskesmas Kemumu. Hasil Pertanian

berupa padi merupakan andalan utama diwilayah kerja puskesmas Kemumu terutama di

kelurahan Kemumu yang merupakan salah satu Lumbung beras di Kabupaten Bengkulu

Utara, hasil pertanian lainnya berupa sayur dan kacang –kacangan, sehingga dapat

memenuhi kebutuhan pangan didaerah setempat. Untuk hasil Perkebunan Perorangan

mulai produktif sejak empat tahun yang lalu sehingga hal ini dapat meningkatkan daya

6
beli masyarakat dan pemenuhan kebutuhan, termasuk pangan/ gizi dan secara tidak

langsung akan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Usaha pendukung ekonomi lainnya yaitu di sektor perikanan / peternakan, sektor

ini hanya sedikit dikembangkan diwilayah kerja Puskesmas Kemumu dan mayoritas

hanya usaha sampingan dan hanya untuk pemenuhan kebutuhan sendiri, secara tidak

langsung dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi.

D. Kondisi Sarana dan Tenaga Kesehatan

1. Sarana Kesehatan

Untuk penyelenggaraan upaya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kemumu di

bantu oleh 9 bidan desa Bidan desa yang tersebar disetiap desa di wilayah kerja

Puskesmas Kemumu dengan fasilitas 4 Pustu, 2 poskesdes, 10 Posyandu dan 4 Polindes

1 desa dengan tidak ada petugas bidan desa yaitu desa Gardu.. Serta sarana pendukung

berupa 2 Pusling dengan kondisi 1 baik dan 1 rusak berat. Di wilayah kerja Puskesmas

Kemumu dengan Luas Wilayah 62.3 Km2, dengan 10 desa wilayah kerja .

Adapun Rasio masing-masing sarana kesehatan di Puskesmas Kemumu adalah

sebagai berikut :

1. Rasio Puskesmas terhadap Posyandu 1 : 10

2. Rasio Posyandu terhadap KK 1 : 176.9

3. Rasio Posyandu terhadap Kader 1 : 10

4. Rasio Kader terhadap 100 KK 1 : 10

5. Rasio Puskesmas terhadap Polindes 1 : 5

6. Rasio Desa terhadap Polindes 1 : 2

Partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang

diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu di Puskesmas Kemumu, mempunyai

potensi yang cukup besar ini terlihat dengan rasio posyandu dengan jumlah desa

sebanyak 10. Berarti disetiap desa diPuskesmas Kemumu sudah terdapat satu

Posyandu.

7
Persentase posyandu dengan strata Purnama (40 % ), Madya (60%), Untuk

Katagori Mandiri (0 %) sedangkan target nasional 40%. (SPM 2011) Berarti tingkat

pasrtisipasi masyarakat masih rendah, masyarakat belum merasakan upaya kesehatan

yang merupakan tanggung jawab masyarakat. Peluang yang ada cukup besar untuk

meningkatkan starata posyandu. Sedangkan strata posyandu madya 60 % yang

mempunyai peluang untuk ditingkatkan ke strata Posyandu Purnama.

Rasio kader posyandu dengan jumlah penduduk, masih kecil ini berarti beban

seorang kader dalam melakukan upaya menumbuhkan partisipasi masyarakat terutama

posyandu sangat berat.

Peran serta masyarakat terhadap kepedulian terhadap Ketersediaan polindes di

Puskesmas Kemumu sudah mencapai (50 %), berarti berdasarkan jumlah desa masih

ada (50 %) desa di Puskesmas Kemumu yang belum mempunyai polindes. Sedangkan

potensi yang ada dimasyarakat cukup besar yaitu dengan adanya program pemerintah

Bidan Desa.

Untuk mengetahui besarnya pasrtisipasi masyarakat terhadap ketersediaan

polindes sebagai tempat dalam mengatasi masalah KIA dapat tercermin berdasarkan

data berikut yaitu partisipasi masyarakat terhadap kemandirian polindes sebagai sarana

dalam mengatasi masalah kesehatan rendah ini ditunjukkan persentase polindes

purnama dan mandiri (0%). Peluang yang ada cukup besar ini dapat dilhat dengan

tingginya polindes yang mempunyai starata madya ( 100%). Ketersediaan Pos Obat

Desa Belum tersaedia, ini dapat diusahakan berdasarkan tingginya jumlah kader

kesdehatan di Puskesmas Kemumu.

Sedangkan semangat solidaritas sosial berdasarkan besarnya penduduk yang

terlindungi Asuransi tahun 2011, meliputi Askes 37 %,Dana Sehat Sekolah 90 %

Potensi cukup besar, yaitu UU Jamkesnas tahun 2004. menyatakan setiap orang berhak

atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak.

2. Ketenagaan

Ketenagaan Puskesmas Kemumu dapat dilihat pada tabel berikut :

8
Tabel 2
Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kemumu
Tahun 2011
    Rasio Target Target
NO Tenaga Kesehatan Total Thp Pddk Th. 2011 Th. 2011
Tahun
    Th.2009 2011   
  Dokter Umum 2 11.31 27.13 40 %
  Dokter Gigi 0 0 0 0%
  Dokter Spesialist Internist 0 0 5.50 6%
  Bidan 18 201.11 59.0 100%
  Perawat 12 120,66 112.16 117%
  Gizi 1 11.31 12,7 22%
  Apoteker / As. Apoteker 1 11.31 6.32 10%
  Akademi Kesehatan Lingkungan 1 10,06 20.46 40%
  Sarjana Kesehatan Masyarakat 5 45.22 18.18 40
   Keterapian Fisik 0 0 2.53 4
Daya serap tenaga kesehatan oleh jaringan pelayanan kesehatan di Puskesmas

Kemumu berdasarkan latar belakang pendidikan profesi hampir memenuhi dari target

yang ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari tabel diatas hal tersebut berhasil karena

penerimaan dan penambahan tenaga kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam

rangka untuk memmenuhi kebutuhan masyarakat, dan usulan dari Puskesmas tenaga

kesehatan yang dibutuhkan.

Rasio tenaga kesehatan yang ada dan jumlah penduduk Puskesmas Kemumu yang

berjumlah 9945 jiwa, tenaga dokter umum di Puskesmas Kemumu berjumlah 2 orang

berstatus 1 PTT dan 1 PNS , dengan rasio perbandingan dokter dengan penduduk kira-

kira 1:11.31 masih dibawah target yang ditetapkan, dokter gigi tidak ada. Jumlah

penempatan perawat keseluruhan 12 orang dengan rasio perbandingan perawat

dengan penduduk 8.83 per 100.000 penduduk hamper memenuhi target, Tenaga Bidan

termasuk PTT Tahun 2011 di Puskesmas Kemumu tahun 2011 berjumlah 2 orang yang

ditempatkan di Desa memiliki ratio 192.20 telah melebihi target sebesar 133.12

sehinnga kebutuhan bidan di Puskesmas Kemumu dapat dikatakan cukup. Secara

umum di Puskesmas Kemumu untuk tenaga kesehatan Cukup, Tetapi masih perlu

upaya menambah tenaga kesehatan terutama tenaga analis Seperti Labor., perawat gigi

dan dokter gigi. Sumber Daya Tenaga Kesehatan ( SDM ) di Puskesmas Kemumu perlu

ditingkatkan mutunya terutama tenaga Puskesmas sebagai ujung tombak dalam

9
pembangunan kesehatan dengan melakukan berbagai pembenahan, hal ini tercermin

dari kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan belum optimal, juga supaya

masyarakat di Puskesmas Kemumu lebih mudah mendapat pelayanan kesehatan secara

cepat dan tepat.

Berbagai peningkatan karier, pendidikan dan pelatihan-pelatihan secara

berjenjang dan berkelanjutan di Puskesmas Kemumu tetap dilaksanakan . Sampai saat

ini sistem sertifikasi, registrasi dan lisensi SDM kesehatan secara nasional di

Puskesmas Kemumu belum mencakup aspek profesionalisme.

Sejak bergulirnya Otonomi Daerah tahun 2000 peningkatan karir dan

pengembangan tenaga kesehatan menjadi fokus utama Dinas Kesehatan . Untuk

peningkatan karir pegawai di lingkungan telah dilakukan pendidikan dan pelatihan

fungsional seperti pelatihan untuk jabatan fungsional penyuluh dan administrator

kesehatan. Untuk Peningkatan jenjang pendidikan banyak dilakukan oleh staf

Puskesmas Kemumu dengan mengikuti program Izin belajar ke janjang Pendidikan S1

maupun ketingkat akademi .

3. Pembiayaan

Sumber pembiayaan Puskesmas Kemumu berasal dari Operasioanal Puskesmas, pada

tahun 2011 pembiayaan puskesmas di tambah juga dari dana BOK (bantuan operasional

kesehatan) yang di tujukan untuk kegiatan preventif dan promotif kegiatan puskesmas dalam

rangka meningkatkan ststus kesehatan masyarakat. Sedangkan untuk pembiayaan Yankesdas

Sesuai dengan jenis Kunjungannnya, Yang meliputi Pasien umum sejak bulan mei 2009 tidak

dipungut biaya berdasarkan paraturan daerah,, untuk Pasien Peserta Jamkesmas gratis, dan

dibayarkan klaim jasa pasien berdasarkan Perda melalui bendahara Jamkesmas Puskesmas

termasuk persalinan, Untuk pasien dana sehat dibayarkan berdasarkan Kapitasi, termasuk

pasien Askes.

10
BAB III

STATUS KESEHATAN

A. Derajat Kesehatan

1. Tingkat Kematian

Tabel.3.

11
Jumlah Kematian Ibu dan Anak di Puskesmas Kemumu

No Kesehatan Ibu dan Anak 2011

  a. Mortalitas  

1 Jumlah ibu meninggal 0

2 Jumlah bayi meninggal 0

3 Jumlah balita meninggal 4

4 Sebab utama kematian ibu 0

5 Sebab utama kematian bayi -

6 Sebab utama kematian balita -

Sumber : Laporan Kegiatan KIA Puskesmas Kemumu

Angka Kematian Bayi (IMR) di Puskesmas Kemumu menurut Laporan KIA

Puskesmas Kemumu tahun 2011 jumlah bayi meninggal tidak ada, Untuk Balita

meninggal selama tahun 2011 sebanyak 4 orang, yang ditemukan didesa pematang

sapang 1 orang yang disebabkan jatuh dari ketinggian / Trauma, di kali II disebabkan

karena keracunan, di desa sidodadi 2 orang 1 disebabkan oleh penyakit tumor, 1 tidak

diketahui penyebabnya.

2. Angka Kesakitan

Penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas Kemumu dari tahun ke tahun masih

didominasi oleh penyakit menular. 10 penyakit terbanyak yang terjadi pada tahun 2011

yang paling tinggi adalah penyakit ispa, malaria klinis, gastritis, penyakit kulit, dararah

tinggi, radang sendi, infeksi kulit dan Hipertensi, penyakit gigi dan rematik.

3. Status Gizi

Status gizi Balita di Puskesmas Kemumu meliputi dari jumlah balita yang ada

sebanyak 891 orang yang ditimbang 709 orang (79.57%) selama penimbangan yang naik BB

12
nya 594 orang (83.78%) orang, terdapat BGM 12 Orang (1.69) , BGT 50 (7.05%) orang,

Persentase BGM dan BGT 8.74%.

Jumlah bayi BGM Gakin 8 orang Persentase mendapatkan MP Asi 100%, Jumlah

Balita Mendapat Vit A 2 kali . A 870 Orang ( 97.64 % ), Balita dengan gizi buruk 2 orang

dan 100 % (2 orang ) mendapat perawatan.

Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 adalah 250 orang ( 89.93%) dari 278

jumlah bumil yang ada, Jumlah Fe 3 233 orang ( 83.81 % ).

B. Upaya Pelayanan Kesehatan

Upaya pelayanan kesehatan yang telah dilakukan di Puskesmas Kemumu yang

telah diwujudkan dalam program dan kegiatan sampai pada tahun 2011 adalah :

1. Kegiatan KIA

Berbagai kegiatan yang dilaksanakan diharapkan mampu mendorong laju

penurunan Angka Kematian Bayi dan Kematian Ibu, mulai dari pelayanan tingkat dasar di

desa oleh bidan maupun pada tingkat rujukan primer dan sekunder. Peningkatan sember

daya manusia terus dipacu melalui pembinaan & pelatihan baik ditingkat bidan Desa

Maupun di Puskesmas.

Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak telah dilakukan

berbagai kegiatan yang dapat menekan angka kematian ibu dan anak. Pada tahun 2011

Program Upaya Kesehatan yang dilakukan untuk kegiatan KIA yaitu :

1. Pelatihan bidan desa melalui bidan koordinator untuk penyampaian

informasi baru dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2. Supervisi oleh kepala Puskesmas, bidan koordinator dan Program lainnya

kepda seluruh bidan desa secara berkala dan teratur dalam rangka

pembinaan bagi petugas didesa untuk meningkatkan mutu pelayanan

yang diberikan kepada masyarakat.

3. Tanya jawab terhadap permasalahan yang ada di desa setiap setiap

bulannya pada saat minilokakarya puskesmas.

13
Adapun hasil cakupan kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2011 adalah

sebagai berikut :

(1). Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4)

Tahun 2011, jumlah ibu hamil 278 orang, dengan target K1 (90 %) dan K4 (85 %)

sampai dengan akhir Tahun 2011 dapat dilayani kunjungan ibu hamil ke petugas

kesehatan sebagai berikut :

a. K1 = 234 Bumil (84,17 %)

b. K4 = 247 Bumil (88.85 %)

Angka tersebut sudah tercapai dari target SPM tahun 2011.

(2). Pertolongan Persalinan

Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan ditargetkan 90 % dari semua

perkiraan persalinan selama tahun 2011, terdapat 199 persalinan, dari seluruh

persalinan tersebut ditolong oleh tenaga kesehatan (100%).

(3). Kunjungan Neonatus ( KN )

Hasil Kunjungan Neonatus (KN) Tahun 2011 berjumlah 199 kunjungan

neonatus dari total persalinan (100 %)

(4). Ibu Hamil Resiko Tinggi

Jumlah ibu hamil pada tahun 2011 berjumlah 278 orang dan terdapat ibu

hamil Resti 25 orang Jumlah Ibun hamil resti yang ditangani 17 orang ( 30,57 % ).

(5). Kematian Ibu

Selama Tahun 2011 Kemtaian ibu di wilayah kerja Puskesmas Kemumu tidak

terjadi, ini merupakan keberhasilan bagi petugas yang ada di desa untuk lebih

tanggap dan cepat dalam penanganan kasus yang ada.

(6). Kelahiran Bayi

Tahun 2011 terjadi Kelahiran sebanyak 199 bayi, dengan perincian :

a. Ditolong tenaga kesehatan : 199 (100%)

b. Ditolong dukun bayi : 0

c. Jumlah kematian bayi : 0

14
d. Jumlah lahir mati : 0

e. Jumlah lahir hidup : 199 bayi

(7). Kesehatan Anak

Selama Tahun 2011 dapat dihasilkan kegiatan sebagai berikut.

a. Bayi lahir hidup BB < 2.5 Kg : 0 orang

b. Bayi lahir hidup BB > 2.5 Kg : 199 orang

c. Jumlah kunjungan bayi (0 –1 Thn) : 199 orang

d. Jumlah kunjungan Balita (1-5 Thn) : 709 orang

e. Jumlah murid TK diperiksa : 882 orang

f. Jumlah murid TK dirujuk : 0 orang

g. Jumlah bayi lahir mati : 0 orang

h. Jumlah kematian

1. Kematian perinatal (0-7) hr : 0 orang

2. Kematian neonatal : 0 orang

3. Kematian bayi : 0 orang

4. Kematian anak balita : 4 orang

2. Kegiatan GIZI

Dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat telah dilakukan berbagai

kegiatan perbaikan gizi masyarakat. DiPuskesmas Kemumu pada tahun 2011 masih

terdapat kasus gizi buruk 2 orang , bumil KEK 2 orang . Dengan ditemuinya kasus gizi

tersebut sudah dilakukan penanganan dengan pemberian PMT, bagi balita dan diberikan

PMT bagi Bumil bagi bumil KEK. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk upaya

perbaikan gizi pada Tahun 2011 adalah :

a. Penyuluhan Gizi Masyarakat

- Penyuluhan di posyandu, Pokmas

- Pelayanan Gizi di Sekolah (SLTP, SMU)

15
b. Penanggulangan

- Distribusi MP-ASI

- PMT Balita & Bumil KEK

c. Penanggulangan GAKY

- Pemantauan Garam Beryodium

- Evaluasi Pemetaan GAKY

d. Penanggulangan KVA

- Survey Anemia Siswa SLTP/SMU

- Distribusi Sirop Besi & Tablet Besi pada balita, remaja sekolah dan bumil

e. Sistem Kewaspadaan Pangan & Gizi

- Distribusi Kapsul Vit. A Dosis tinggi

f. Pengembangan & Pembinaan Tenaga Gizi

- Pemantauan Status Gizi

- Pengumpulan & Pengolahan Data Rawan Pangan & Gizi

- Monitoring Rawan Pangan & Gizi

Pada Tahun 2011 kasus gizi buruk sebesar 0.8 % atau 2 balita gizi buruk

mengalami Penurunan prevalensi gizi buruk ini disebabkan adanya upaya PMT

pemulihan pada anak balita . Namun demikian kasus gizi buruk masih manjadi ancaman

yang serius karena masih ada kasus gizi buruk yang belum dapat diatas yaitu sebanyak 2

anak balita. cakupan D/S sebesar 79,57 % Program penimbangan anak balita dapat

menjadi kontrol terhadap kesehatan anak balita sehingga dengan banyaknya anak yang

ditimbang dapat segera diketahui status gizinya.

Cakupan program pada ibu hamil yang mendapat Fe pada tahun 2011 adalah

sebesar Fe1 250 (89,93%) dari 278 kehamilan Fe 3 , 233 ( 83,81 %). Dari wanita hamil

yang ada di Puskesmas Kemumu tersebut terdapat ibu hamil yang menderita Kurang

Energi Kronik (KEK) sebanyak 2 orang .

16
Distrbusi Kapsul Vitamin A pada balita di Puskesmas Kemumu pada Tahun 2011

telah mencapai 1806.Permasalahan yang dihadapi dalam mpelaksanaan kegiatan

Program Gizi selama tahun 2011 adalah :

1. Masih ada masyarakat yang tidak mengerti pentingnya gizi bagi bayi dan Balita

2. Adanya anggapan masyarakat untuk anaknya jika sudah lengkap imunisasi maka tidak

ditimbang ke posyandu sehingga susah di deteksi.

3. Ibu Balita banyak yang tinggal dikebun sehingga tidak datang pada saat kegiatan

posyandu.

3. Kegiatan P2M

Program pencegahan dan pemberantasan penyakit di Puskesmas Kemumu dari tahun

ke tahun masih selalu mengalami perubahan baik dari segi perencanaan teknis operasional

maupun jumlah kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk menekan angka kesakitan dan

kematian melalui program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit di Puskesmas Kemumu

secara lengkap adalah sebagai berikut :

a. P2 Malaria

1. Pengobatan Penderita dan PCD (Passive Case Detection)

Penemuan, pengobatan penderita Malaria dan PCD ditujukan pada setiap kasus

klinis Malaria dengan pencapaian pada tahun 2011 sebanyak 183 kasus Malaria

Klinis malaria dengan pemeriksaan laoratorium 4 kasus dengan pangobatan pasien

187kasus.

Permasalahan :

(a). Masih ditemui penderita yang tidak disiplin/tidak sesuai dengan anjuran petugas

dalam meminum obat sehingga sering terjadi kekambuhan.

(b). Tidak tersedianya tenaga Laboran / analis sesuai dengan latar belakang

pendidikan sehingga untuk pemeriksaan masih menemui permasalahan.

17
2. P2 Arbovirosis

Sampai dengan Desember 2011 di wilayah Puskesmas Kemumu tidak ditemukan

kasus DBD.

b. P2 Filaria

Selama tahun 2011 diwilayah kerja Puskesmas Kemumu tidak Kasus Filaria yang

ditemukan

c. P2 Rabies

Kasus gigitan hewan tersangka rabies (GHTR) di wilayah Kemumu selama

tahun 2011 tidak terjadi kasus.

d. P2 TB Paru

Di Propinsi Bengkulu pada umumnya dan Puskesmas Kemumu pada khususnya

bila dilaksanakan survey secara terus-menerus akan ditemukan banyak suspek TB Paru,

hanya saja masyarakat merasa takut dan malu untuk memeriksakan diri karena menurut

keyakinannya penyakit tersebut disebabkan karena termakan racun.

Hasil pengobatan di lapangan dengan menggunakan regimen WHO (Ketegori

1 s/d Kategori 3) secara umum berjalan dengan baik. Namun tidak demikian halnya

dengan pemeriksaan ulang dahak penderita TB Paru. Padahal tersedia dukungan dana

pengawasan dari petugas Puskesmas lewat DOTS dan pengawasan oleh keluarga

penderita lewat PMO. Hal ini terlihat dari pencatatan Kartu Pengobatan (TB-01)

dimana banyak yang belum diisi dengan lengkap dan juga tidak ada catatan

pemeriksaan dahak ulang sehingga angka konversi penderita menjadi kurang valid.

Hasil kegiatan program P2 TBC selama periode 2011 adalah;

1. TB Paru Klinis : 114 Kasus

2. BTA Positif : 10 Kasus

3. Penderita diobati

- BTA Positif : 10 org

- TB Klinis : :

4. Angka kesembuhan : 2 kasus ( 8 pasien Masih dalam Pengobatan )

18
Hal ini dimungkinkan adanya beberapa kendala:

1. Adanya rasa malu dari masyarakat, untuk datang berobat TBC.

2. Adanya anggapan dari masyarakat bahwa TB itu penyakit kena Racun.

3. Pasien merasa bosan untuk berobat secara berulang – ulang pada pemeriksaan

awal.

Permasalahan :

1. Sepanjang Tahun 2011, angka penemuan kasus belum mencapai target yang

ditetapkan sebesar 1,3/1000 penduduk.

2. Pemeriksaan ulang dahak pada akhir tahap intensif dan akhir pengobatan sering

tidak dilakukan sehingga penentuan pengobatan penderita tidak dilakukan secara

efektif.

3. Tidak adanya tenaga Analis sehingga perlu rujukan untuk pemeriksaan

dahak/sputum.

e. P2 Kusta

Selama tahun 2011 di wilayah kerja puskesmas Kemumu tidak ditemui kasus untuk

penyakit Kusta

f. P2 ISPA

Dalam program P2 ISPA golongan umur yang menjadi sasaran adalah golongan

umur Balita dengan klasifikasi ISPA :

 Bukan Pneumonia

 Pneumonia

 Pneumonia Berat

Untuk menentukan diagnosis sesuai dengan klasifikasi maka ditentukan dengan

standar frekuensi tarikan nafas sesuai dengan golongan umur dan tarikan dinding dada

bagian bawah. Adapun standar klasifikasi tersebut adalah :

 Umur 0 – 2 bulan : 60 kali/menit

 Umur 2 – 12 bulan ( 1 tahun ) : 50 kali/menit

 Umur 12 – 60 bulan ( 5 tahun ) : 40 kali/menit

19
Bila anak dengan masing-masing golongan umur mempunyai frekuensi nafas

sama atau lebih dari standar tersebut maka sudah tergolong dalam penderita

Pneumonia. Apabila frekuensi nafas melebihi dari standar dengan disertai tarikan

dinding dada bagian bawah maka diklasifikasikan ke Pneumonia Berat. Khusus untuk

golongan umur 0 – 2 bulan hanya diklasifikasikan menjadi Bukan Pnemonia dan

Pnemonia Berat saja.

Realisasi program P2 ISPA untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Jumlah penderita Ispa pada anak balita yang tercatat sebanyak 509 penderita,. yang

terdiri dari 135 bayi dan anak golongan usia 1- 5 tahun sebanyak 374 kasus.

g. P2 Diare

Memasuki milenium ketiga ini, program pemberantasan penyakit diare (P2 Diare)

masih menjadi salah satu prioritas program di lingkungan Direktorat Jenderal

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Dit. Jend.

PPM & PLP). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa selain penyakit diare memang

masih mempunyai angka kesakitan yang tinggi (280/1000 penduduk) dan sering timbul

dalam Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan fatalitas kasus yang besar, juga merupakan

bagian komitmen kita dengan Konferensi Tingkat Tinggi Anak (World Summit

Children) tahun 1990 di Amerika Serikat.

Mengacu pada hal tersebut diatas ditambah dengan kenyataan masih cukup

tingginya kasus diare di Puskesmas Kemumu yang disebabkan oleh kondisi rendahnya

pengetahuan masyarakat, topografi dan perubahan iklim maupun kemungkinan-

kemungkinan lain maka program P2 Diare masih urgen untuk dilaksanakan.

Hasil Kegiatan yang telah dilakukan program P2 Diare Puskesmas Kemumu

tahun 2011 adalah :

 Sasaran : 9945 penduduk

 Total penemuan penderita diare : 315 (100%) dilakukan pengobatan penderita

 Balita yang mengalami diare : 308 (100%) dilakukan pengobatan.

20
Untuk program P2 Diare secara umum tidak ada permasalahan yang berarti, hal ini

dimungkan karena:

1. Ketersedian obat yang mencukupi.

1. Tidak adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang bermakna.

2. Masyarakat sudah mampu melakukan pencegahan dan pengobatan tingkat pertama

dengan baik.

g. Epidemiologi dan Imunisasi

1. Surveilans Penyakit

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan laporan mingguan (W2) maupun

laporan kejadian luar biasa yang dilakukan oleh petugas puskesmas, secara umum

tidak ada kejadian luar biasa yang ada diwilayah kerja Puskesmas Kemumu.

2. Surveilans AFP

Pada tahun 2011 tidak ditemukan Kasus AFP

3. Kesehatan Haji

Secara kuantitas jemaah calon haji tahun 2011 yang melakukan kes. Haji di

puskesmas kemumu sebanyak 4 orang.

4. Pengamatan Penyakit PD3I

Selama tahun 2011 kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2011 tidak

terdapat kasus

5. Pengamatan Penyakit Non PD3I

1. Rabies

Selama Tahun 2011 tidak terjadi kasus Rabies.

2. Campak

Sepanjang tahun 2011 tidak ditemukan kasus Campak

j. Imunisasi

21
Pelaksanaan Imunisasi yang dilaksanakan meliputi 3 langkah kegiatan, yakni

Imunisasi Rutin, Pekan Imunisasi Nasional (PIN Polio) dan Bulan Imunisasi Anak

Sekolah (BIAS Campak).

Hasil kegiatan Imunisasi pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:

a. Imunisasi Rutin:

- BCG : 201 (101,01%)

- DPT 3 : 197 (98,99%)

- Polio 4 : 200 (100,50.%)

- Campak : 209 (105,03%)

Diwilayah Puskesmas Kemumu Untuk desa/ kel. UCI pada Tahun 2011 Mencapai

90%.

2.Kegiatan PSM

Program Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan program utama

dari Program Promosi Kesehatan (Promkes). Program Promkes perlu diselenggarakan

dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata dalam

pembangunan kesehatan. Sebab saat ini Promkes memainkan peranan yang sangat penting

dalam mensosialisasikan program kesehatan dan mewujudkan upaya memasyarakatkan

dan membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diberbagai tatanan, yang

pada akhirnya dapat mewujudkan Bengkulu Utara Sehat, Berdaya dan Mandiri tahun

2011. Untuk mencapai prasyarat tersebut telah diupayakan berbagai kegiatan dan berbagai

indikator yang telah ditentukan.

Program Peningkatan Perilaku Sehat bertujuan memberdayakan individu, keluarga

dan masyarakat dalam bidang kesehatan untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi

kesehatannya sendiri dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan

produktif. Dari hasil survey PHBS di Puskesmas Kemumu tahun 2003 menunjukkan

angka yang tinggi dalam kriteria klasifikasi Sehat I dibandingkan dengan klasifikasi Sehat

IV yang menjadi target pencapaian. Artinya perilaku hidup bersih dan sehat dari masing-

22
masing tatanan masih sangat rendah dan sangat membutuhkan dukungan penanganan

melalui upaya peningkatan kegiatan yang berkesinambungan.

Selama tahun 2011 survey kegiatan PHBS tidak dilakukan. Akan tetapi berdasarkan

data tahun 2006 persentase rumah tangga berPHBS yang dipantau sebanyak 8618, dan

diperoleh 552 yang berPHBS

A. Pengembangan Sarana/Media Penyuluhan (Promosi Kesehatan)

Sedangkan sarana perlengkapan / media Promosi kesehatan yang menunjang

program peningkatan perilaku sehat di masyarakat, yang terdapat di Puskesmas

Kemumu dapat dirinci menurut jenis dan kondisi sebagai berikut :

1. TOA : 1 Unit ( Baik )

2. Wireless : 1 Unit ( Baik )

3. Alat Peraga Lainnya ( stiker, Poster, Buku – buku Penyuluhan )

B. Kegiatan Penyuluhan/Promosi kesehatan

1. Penyebar luasan informasi melalui media poster, leaflet, lembar balik dan buku

panduan.

Adapun tujuan penyebar luasan informasi melalui media ini agar informasi dapat

diterima kepada masyarakat luas baik langsung maupum melalui penjelasan petugas

dan kader kesehatan, media yang tersebar melalui media ini sebanyak 2000

buah/lembar, tersebar disemua Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Polindes.

2. Penyuluhan langsung secara berkala di Posyandu.

3. Penyuluhan dikelompok - kelompok potensial / organisasi yang ada dimasyarakat

( PKK, Risma, Karang Taruna , Dasawisma, Kelompok tani dll )

4. Penyuluhan di Sekolah – sekolah.

D. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Melalui UKBM

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan berbagai bentuk peran serta

masyarakat dalam lembaga UKBM serta meningkatkan kemandirian masyarakat dalam

menyelenggarakan upayua pelayanan kesehatan sebagai wadah peran serta masyarakat

untuk bermitra dengan pemerintah dalam memberdayakan program kesehatan.

23
Keluarga dan masyarakat disamping sebagai obyek pelayanan kesehatan,

diharapkan sekaligus sebagai subyek dalam membangun/meningkatkan pelayanan

kesehatan maupun derajat kesehatan masyarakat melalui peran sertanya dalam

pembangunan kesehatan. Utamanya dalam pemberdayaan keluarga dan masyarakat

dalam meningkatkan dan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber daya

Masyarakat (UKBM) sebagai wujud peran serta dalam pembangunan kesehatan.

Berbagai bentuk UKBM yang ada di masyarakat dapat menjadi lembaga/wadah

bagi masyarakat dalam peran sertanya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Bentuk UKBM yang ada di Puskesmas Kemumu itu antara lain; Posyandu, Polindes,

Toga, UKS, Dana Sehat,. Peran serta masyarakat dalam UKBM tersebut sangat

menentukan tingkat perkembangan dari bentuk-bentuk UKBM tersebut. Dari hasil

pembinaan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas, sampai dengan tahun 2011 di

Puskesmas Kemumu diperoleh data dasar UKBM sebagai berikut :

1. Desa dengan Posyandu : 10 Desa ( 100 %)

2. Posyandu : 10 Posyandu

3. Desa dengan Polindes : 4 Desa ( 54,2%) + 1 Poskesdes

4. Polindes/ Poskesdes : 4 Polindes

7. Desa dengan Dana Sehat : 2 Desa

8. Desa dengan TOGA : 10 Desa

13. Kelompok Dana Sehat Lain : 9 Kelompok Termasuk dana sehat sekolah

15. Peserta Dana Sehat (Jiwa) : 3126 Jiwa

16. Kader aktif : 100 Orang

17. Desa siaga : 10 Desa .

Sedangkan hasil telaah tingkat perkembangan UKBM yang ada di Puskesmas

Kemumu pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :

1. Tingkat Perkembangan Posyandu.

Dari 10 posyandu, 60 % pada tingkat Madya, 40 %pada tingkat Purnama .

2. Tingkat Perkembangan Taman Obat Keluarga (TOGA).

24
Dari 10 desa dengan TOGA, 10 desa pada tingkat Madya ( 100 % )

5. Tingkat Perkembangan Poliklinik Desa (Polindes).

Dari 4 Polindes yang ada, 3 masih pada tingkat Pratama ( 75 % ), 1 polindes pada

tingkat Madya, (25 %)

E. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)

Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2005 dapat dilaporkan bahwa

pencapaian program JPKM adalah sebagai berikut;

1. Jumlah peserta Askes : 553 orang

2. Jumlah peserta Jamsostek : 0 orang

3. Gakin : 4112 orang

5. Jumlah peserta JPKM Sekolah : 1616 orang

Hambatan yang terjadi dalam pengembangan program JPKM ini adalah

kurangnya/belum optimalnya dukungan dari pihak pelaku JPKM, sebagian masyarakat

peserta JPKM merupakan peserta JPKMM / Mendapat kartu Gakin sehingga

masyarakat enggan untuk membayar iuran karena sudah ada kartu Askeskin yang

gratis.

5. Kegiatan Kesehatan Lingkungan

A. Pengawasan Kualitas Air dan Penyehatan Lingkungan Permukiman

1. Penyehatan Lingkungan Permukiman

Sampai dengan bulan Desember tahun 2011, dapat diketahui cakupan sarana

kesehatan lingkungan di Puskesmas Kemumu sebagai berikut:

a. Jumlah rumah = 2060

b. Cakupan rumah sehat = 75,03%

c. Cakupan jamban keluarga = 75.03%

d. Cakupan sarana pembuangan air limbah = 31,39%

Adapun hasil cakupan sarana kesehatan lingkungan TAHUN 2011 adalah :

25
1. Jumlah keluarga dengan akses air bersih :

a. Ledeng : 591 KK

b. SPT : 12 KK

c. SGL : 1755 KK

d. PAH : 3 KK

2. Keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar :

a. Jamban : 1169 KK / 75.03%

b. Tempat Sampah : 1558/ 35,24 %

c. Pengelolaan Air limbah : 1558 / 31,39 %

C. Program Kesehatan Kerja, Tempat-Tempat Umum dan pengelolaan

makanan

1. Pengawasan dan Pembinaan Tempat-tempat Umum dan pengelolaan makanan /TUPM

Hasil kegiatan secara garis besar adalah : Jumlah total TUPM 6, yang diperiksa 6,

memenuhi syarat sebanyak 2 (33,33%) , TUPM Lainnya 110 yang diperiksa 110,

jumlah yang memenuhi syarat 3 (2,97%).

2. Pengawasan dan Pembinaan Makanan dan Minuman

Pengawasan dan pembinaan tempat penjualan/pengelolaan makanan/minuman (TPM)

pada tahun 2011 dilakukan dengan kegiatan berupa penyuluhan ke sekolah – sekolah

yang mempunyai kantin, di Posyandu dengan sasaran ibu –ibu penjual kue – kue

tradisional dan warung / pasar tradisonal dan pengawasan penelolaan industri kecil

yang ada diwilayah kerja puskesmas Kemumu sebanyak 2 industri kecil yang berada di

desa Kemumu ( inmdustri rumah tangga pembuatan Tahu & tempe ) 1 di desa Sumber

Agung.

3. Pengawasan dan Pembinaan TP2 Pestisida

Pengawasan dan pembinaan TP2 Pestisida pada tahun 2011 , dengan memberikan

penyuluhan – penyuluhan kepada masyarakat.

26
C. Permasalahan

1. Kondisi geografis wilayah kerja puskesmas Kemumu yang letaknya berjauhan

menjadikan kendala dalam pelaksanaan program.

2. Dukunngan masyarakat dan pengetahuan masyarakat tentang sanitasi dan kesehatan

lingkungan masih rendah.

3. Penyuluhan yang dilakukan hanya sebatas penyuluhan tidak / kurang respon dari

masyarakat.

6. Kegiatan Penyelidikan KLB

Selama tahun 2011 di Puskesmas Kemumu tidak ditemukan kejadian luar biasa ( KLB )

C. Identifikasi Masalah Kesehatan

Dari gambaran kesehatan di Puskesmas Kemumu yang telah diuraikan di atas

dilakukan penepatan penyakit atau masalah kesehatan yang masih menjadi beban. Dalam

penetapan penyakit atau masalah tersebut dilihat dari hasil berbagai upaya kesehatan yang

telah dilaksanakan melaui program dan kegiatan dengan cara merumuskan masalah terlebih

dahulu. Perumusan masalah atau identifikasi masalah tersebut dapat dilihat dengan cara

yaitu :

1. Apa masalahnya dan berapa besar terjadinya kesenjangan terjadinya masalah tersebut

2. Dimana masalah tersebut terjadi

3. Siapa yuang memepengauhi adanya maslah

4. Kapan masalah tersebut terjadi

5. Keadaan bagaimana masalah tersebut dirasakan

6. Tingkat disabilitasnya untuk penyakit kronik

Adapun hasil identifikasi masalah yang yang masih menjadi beban daerah

Puskesmas Kemumu adalah sebagai berikut :

1. Pencapaian pemberian ASI ekslusif masih rendah dari 199 bayi 64 orang (32,16) yang

diberi ASI ekslusif , dibandingkan dengan standar pelayanan minimal (SPM) untuk

tahun 80 % target SPM 2011.

27
2. Prevalensi penyakit malaria di Puskesmas Kemumu sebesar 19.29 per 1000 masih lebih

tinggi dibandingkan target Bengkulu Sehat 2011 sebesar 11,5 per 1000 pada tahun 2011

3. Angka N/D pada program gizi 83,78 % masih jauh dari target SPM 2011 sebesar

91.19% dan masih rendahnya angka kunjungan balita D/S yaitu 79,57 %.

28
BAB IV

PERIORITAS MASALAH

A. Tehnik Penetapan Masalah Perioritas

Dari hasil identifikasi masalah kesehatan yang ditemui, Prioritas masalah ditetapkan

berdasarkan dampak dari masalah tersebut (akibat yang ditimbulkan / kesakitan dan

kematian ), dan berdasarkan pentingnya masalah tersebut jika tidak ditangani dengan

segera selanjutnya perlu dilakukan penetapan masalah kesehatan perioritas.

B. Penetapan Masalah Perioritas

Penetapan masalah kesehatan perioritas berdasarkan berdasarkan efek / akibat

kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh permasalahan yang ada maka ditetapkan

masalah perioritas di Puskesmas Kemumu adalah sebagai berikut :

1 Prevalensi penyakit malaria di Puskesmas Kemumu sebesar 19.29 per 1000 masih

lebih tinggi dibandingkan target Bengkulu Sehat 2011 sebesar 11,5 per 1000 pada

tahun 2011.

2. Pencapaian pemberian ASI ekslusif masih rendah dari 199 bayi 64 orang (32,16)

yang diberi ASI ekslusif , dibandingkan dengan standar pelayanan minimal (SPM)

untuk tahun 80 % target SPM 2011.

3. Angka N/D pada program gizi 83,78 % masih jauh dari target SPM 2011 sebesar

91.19% dan masih rendahnya angka kunjungan balita D/S yaitu 79,57 %.

29
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan penyusunan laporan tahunan dilakukan di Puskesmas Kemumu pada

Tahun 2011 adalah merupakan kegiatan - kegiatan penyelenggaraan pemerintahan selama

tahun 2011. Kegiatan Adapun beberapa masalah yang masih menjadi beban di Puskesmas

Kemumu sampai pada Tahun 2011 adalah sebagai berikut :

2 Prevalensi penyakit malaria di Puskesmas Kemumu sebesar 19.29 per 1000 masih

lebih tinggi dibandingkan target Bengkulu Sehat 2011 sebesar 11,5 per 1000 pada

tahun 2011.

2. Pencapaian pemberian ASI ekslusif masih rendah dari 199 bayi 64 orang (32,16)

yang diberi ASI ekslusif , dibandingkan dengan standar pelayanan minimal (SPM)

untuk tahun 80 % target SPM 2011.

3. Angka N/D pada program gizi 83,78 % masih jauh dari target SPM 2011 sebesar

91.19% dan masih rendahnya angka kunjungan balita D/S yaitu 79,57 %.

B. Saran

Dari hasil penetapan perioritas masalah kesehatan di Puskesmas Kemumu, maka

upaya yang perlu dilakukan dalam rangka untuk memecahkan masalah tersebut adalah :

1. Secara teknis pemberantasan penyakit malaria di Puskesmas Kemumu masih

belum optimal. Upaya yang perlu dilakukan adalah perlunya dilakukan

intervensi terhadap kondisi lingkungan yang yang merupakan faktor resiko

terhadap tmbulnya penyakit malaria.

2. Perlunya melakukan proteksi terhadap penduduk yang tinggal di daerah endemis

malaria dengan melakukan penyuluhan, memberikan bantuan kelambu,

penyemprotan dan pemberian abate dan lain-lain.

30
3. Perlunya melakukan pemeriksaan Slide darah pada setiap penderita malaria

dengan menggunakan mikroskop.

4. Perlunya penyajian data hasil kegiatan secara terus menerus tertama insiden dan

prevalensi serta informasi lainnya yang berhubungan dengan penyakit malaria,

sehingga dapat dilakukan evaluasi menganai keberhasil program P2 Malaria.

5. Perlunya pengembangan kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program untuk

kegiatan pada tahun mendatang.

6. Untuk pemberian ASI ekslusif perlu dilakukan penyuluhan dan kegiatan

promotif dan intervensi yang memungkinkan pemberian ASI ekslusif bagi bayi.

7. Pemberian ASI ekslusif bagi bayi perlu penyuluhan pentingnya ASI ekslusif,

dilakukan pelatihan tentang ASI ekslusif bagi ibu hamil, ibu yang memiliki bayi

dan perlunya petugas dalam memebrikan petunjuk teknis tentang ASI ekslusif.

8. Bagi petugas di desa dalam memberikan pelayanan persalinan perlu ketegasan

dalam pemeberian ASI ekslusif bagi ibu bersalin, dan tidak memberikan

anjuran untuk memberikan PASI selama masa menunggu ASI produksi, dan

tidak menerima donasi susu formula bayi untuk memasarkan produk tersebut

kepada ibu bersalin.

9. Untuk meningkatkan angka D/S dan N/D, perlu dilakukan kegiatan berupa

promotif tentang kesehatan Balita, pemberian reward pada kegiatan posyandu.

10. Petugas kesehatan mampu memberikan dan membangun kesadaran masyarakat

tentang prilaku hidup sehat untuk menyongsong pembangunan yang berpijak

pada pola pembangunan yang berwawasan MDGs.

31

Anda mungkin juga menyukai