PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar masyarakat wilayah kerja
Puskesmas Baso dapat meningkatkan derajat kesehatannya melalui deteksi dini
semenjak masa kehamilan. Dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan
derajat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Baso.
Kecamatan baso terletak pada posisi 10027 57.9” BT dan -017’ 10.32’
LS - 45 dengan jarak tempuh dari ibu kota Kabupaten Agam +85 km. Secara
geografis luas kecamatan Baso adalah 70.30 km dengan ketinggian berkisar 500-
1000 M dari permukaan laut.
Wilayah Kecamatan Baso dialiri oleh beberapa sungai dan sungai tersebut
dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar aliran sungai untuk mendukung usaha
pertanian dan keperluan sehari-hari.
1. Dokter Umum 5
2. Dokter Gigi 2
3. Apoteker 2
6. Bidan 16
7. Perawat 6
8. Perawat Gigi 2
9. Tenaga/Ahli Gizi 2
15. Sopir 2
16. Satpam 2
17. Tenaga K3 2
TOTAL 56
Berdasarkan data diatas, jelas terlihat posisi tenaga kesehatan dan
non kesehatan sebagai berikut:
TINJAUAN TEORI
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu
target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke
5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai
tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil
survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,
namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium
masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.
Kaum lelaki pun dituntut harus berupaya ikut aktif dalam segala
permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung jawab. Selain masalah
medis, tingginya kematian ibu juga karena masalah ketidaksetaraan gender, nilai
budaya, perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan
melahirkan. Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah
peristiwa alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat
perhatian dari masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan
perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama suami.
4T (Terlambat)
1. Terlambat deteksi dini adanya resiko tinggi pada ibu hamil di tingkat
keluarga
2. Terlambat untuk memutuskan mencari pertolongan pada tenaga kesehatan
3. Terlabat untuk datang di fasilitas pelayanan kesehatan
4. Terlambat untuk mendapatkan pertolongan pelayanan kesehatan yang
cepat dan berkualitas di fasilitas pelayanan kesehatan
4T (Terlalu), yang mempunyai resiko tinggi:
1. Terlalu muda
2. Terlalu tua
3. Terlalu sering
4. Terlalu banyak
berikut ini akan dilakukan pengelompokkan analisa masalah kesehatan ibu anak di
Puskesmas Baso :
Masalah :
1. Masih tinggi angka kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Baso, dimana pada tahun 2021 ditemukan 54 ibu hamil mengalami
anemia.
2. Kunjungan ibu hamil ke Puskesmas/Pustu/Polindes masih rendah
3. Belum optimalnya pemanfaatan kelas ibu hamil
Prioritas Masalah :
Kunjungan ibu hamil ke Puskesmas/Pustu/Polindes masih rendah
Analisa Masalah :
1. Masih banyaknya masyarakat yang lebih menyukai pergi ke praktek
swasta, karena di Puskesmas tidak terdapat USG
2. Masih ada ibu hamil yang tinggal tidak menetap
3. Masih ada ibu hamil dengan tingkat pengetahuan rendah
4. Pemantauan pada ibu hamil belum maksimal dilaksanakan
Alternatif Pemecahan Masalah :
1. Setiap kunjungan ibu hamil ke Ruang Pelayanan Ibu Puskesmas dilakukan
pemeriksaan USG pada TM 1 kali dan TM 3 1x.
2. Pelacakan ibu hamil k4
3. Kunjungan dokter ke kelas ibu hamil
4. Pendataan sasaran
5. Memberikan informasi kepada pasien bahwa di Poli Ibu bisa dilakukan
USG melalui kelas ibu hamil
6. Memberikan sosialisasi/pelatihan kepada bidan desa serta kader
Kegiatan Promotif :
a. Melakukan penyuluhan pada ibu hamil yang berkunjung di kelas ibu
hamil
b. Memberikan pelatihan kepada bidan Pembina wilayah
c. Melakukan pelatihan kepada kader
Kegiatan Preventif :
1. Melakukan pemeriksaan USG pada Ibu Hamil di TM 1 1 kali dan TM 3 1
kali untuk deteksi faktor risiko yang ada pada ibu hamil.
2. Melakukan skrining dan penyuluhan pada pasangan catin
Gambar 5. Pemeriksaan USG pada ibu hamil
Kegiatan Kuratif :
1. Melakukan pemberian obat sesuai gejalanya
2. Melakukan rujukan ke FKTRL untuk kasus bumil resti
4.3. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan USG di ruang pelayanan ibu efektif dilakukan sejak bulan Januari 2022.
No. Bulan Jumlah
1 Januari 115
2 Februari 97
3 Maret 98
4 April 97
5 Mei 109
6 Juni 141
Tabel 2.Jumlah Kunjungan ke Ruang Pelayanan Ibu
Terdapat kecenderungan peningkatan kunjungan ke ruang pelayanan ibu dalam 3 bulan terakhir.
Hasil pencapaian K1 di puskesmas Baso hingga bulan April pada tahun 2022 :
Gambar 6 Grafik K1
K4 adalah cakupan ibu hamil yang memperoleh pelayanan antental sesuai standar,
2 kali pada trimester III disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.
Berikut adalah hasil pencapaian K4 di puskesmas Baso hingga bulan April pada
tahun 2022 :
Gambar 7 Grafik K4
K6 adalah cakupan ibu hamil yang memperoleh pelayanan antental sesuai standar,
minimal 6 kali selama hamil. Berikut adalah hasil pencapaian K6 di puskesmas
Baso hingga bulan April pada tahun 2022 :
Gambar 8. Grafik K6
Dari grafik K1,K4, dan K6 untuk Puskesmas Baso masih belum memenuhi target.
Jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi yang terdata tahun 2021 :
Tabel 3. Jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi yang terdata tahun 2021
Bulan Jumlah
Januari 2
Februari 2
Maret 0
April 2
Mei 0
Juni 1
Juli 3
Agustus 2
September 0
Oktober 2
November 2
Desember 1
Jumlah 15
Data ibu hamil dengan risiko tinggi yang terdata tahun 2022 :
Table 4. Jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi yang terdata tahun 2022
Bulan Jumlah
Januari 4
Februari 4
Maret 2
April 0
Mei 3
Juni 3
Jumlah 16
Terjadi peningkatan deteksi risiko pada ibu hamil dibanding tahun 2021.