Anda di halaman 1dari 33

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah termasuk negara yang mengalami percepatan pertambahan
penduduk berusia 60 tahun ke atas. Sejak tahun 2000 Indonesia telah menjadi negara
berstuktur tua karena jumlah penduduk lanjut usia telah mencapai 7,18% dari jumlah
penduduk Indonesia dan diperkirakan akan meningkat menjadi 9,77% pada tahun
2010 dan 11,34 % pada tahun 2020 (Survei Sosial Ekonomi Nasional/SUSENAS
2004). Pada tahun 2025, diperkirakan menjadi 13% dan selanjutnya pada tahun 2050
menjadi 25%. Menurut data United Nations Department Economic Social
Affair/UNDESA 2007, perempuan merupakan mayoritas dari populasi lanjut usia
Indonesia, bahkan lebih besar lagi pada populasi yang lebih tua (the oldest old), yaitu
lebih dari 50% pada tahun 1950 dan diproyeksikan akan meningkat terus sampai
dengan tahun 2050. Selain itu, pada kelompok umur 80 tahun ke atas merupakan
populasi yang lebih tinggi lagi. Saat ini, hampir 60% kelompok umur 80 tahun ke atas
adalah perempuan dan proporsi ini diperkirakan meningkat sampai dengan 64% pada
tahun 2030.
Meningkatnya jumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai permasalahan yang
kompleks bagi lanjut usia itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Secara
alami proses menjadi tua mengakibatkan para lanjut usia mengalami perubahan fisik
dan mental, yang mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya. Transisi demografi
ke arah menua akan diikuti oleh transisi epidemiologi ke arah penyakit degeneratif
seperti rematik, diabetes, hipertensi, jantung koroner, neoplasma. Angka kesakitan
penduduk lanjut usia tahun 2009 sebesar 30,46% artinya bahwa setiap 100 orang
lanjut usia, sekitar 30 orang diantaranya mengalami sakit. Angka kesakitan penduduk
lanjut usia perkotaan 27,20% lebih rendah dibandingkan lanjut usia pedesaan 32,96%.
Hal ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk lanjut usia di perkotaan relatif
lebih baik dibandingkan lanjut usia di daerah pedesaan. Bila dilihat perkembangannya,
derajat kesehatan penduduk lanjut usia relatif tidak berbeda. Angka kesakitan
penduduk lanjut usia pada tahun 2005 sebesar 29, 98%, tahun 2007 sebesar 31,11%,
dan tahun 2009 sebesar 30,46 %. Pola yang serupa terjadi baik di perkotaan maupun
di pedesaan.
Kebiasaan berobat serta cara berobat yang dilakukan seseorang, merupakan
salah satu faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah orang yang
bersangkutan telah memiliki perilaku hidup sehat. Berdasarkan Profil Penduduk Lanjut
Usia 2009, ternyata 32,24% lanjut usia mencari pengobatan di puskesmas, Namun

1
masih ada yang mengobati sendiri dengan menggunakan obat modern 60,47% dan
obat tradisional 10,87%. 10
Berdasarkan informasi berbagai sumber, gangguan yang sering menjadi masalah
terhadap kemandirian lanjut usia dikenal dengan istilah “14 i”, yaitu immobilisasi
(berkurangnya kemampuan gerak), instabilitas postural (berdiri dan berjalan tidak
stabil atau mudah jatuh), intellectual impairment (gangguan intelektual), isolation
(depresi), insomnia (susah tidur), inkontinensia urine (mengompol), impotence
(impotensi), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), infection (infeksi),
inanition (kurang gizi), irritable colon (gangguan saluran cerna), iatrogenesis
(menderita penyakit akibat obat-obatan), impaction (konstipasi), impairment of vision,
hearing, taste, smell, communication, convalenscence, skin integrity (gangguan
pancaindera, komunikasi, penyembuhan dan kulit), impecunity (berkurangya
kemampuan keuangan). Kemunduran fungsi tubuh dan kemunduran peran akan
sangat berpengaruh pada kemandirian lanjut usia.
Menurut perundangan yang berlaku di Indonesia yang tertuang di Undang-Undang
Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang kesehatan lansia. Puskesmas
sebagai pemberi pelayanan kesehatan diharuskan memiliki ketentuan-ketentuan
umum dalam memberikan pelayanan termasuk kepada lansia, diantaranya: 1)
Kesehatan adalah keadaan sehat secara sosial dan ekonomi sehingga bisa hidup
produktif; 2) Sumberdaya kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi; 3) Perbekalan kesehatan sebagai peralatan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan; 4) Sediaan farmasi meliputi segala jenis obat, kosmetik, bahan dan
obat tradisional; 5) Alat kesehatan adalah semua instrument dan peralatan penunjang
upaya kesehatan; 6) Tenaga kesehatan adalah segala bentuk pengabdian bidang ilmu
kesehatan yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan; 7) Fasilitas merupakan
tempat penyelenggaraan upaya kesehatan meliputi promotif, preventi, kuratif dan
rehabilitative baik oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat; 8) Teknologi
kesehatan adalah bagian upaya pelayanan kesehatan yang berupa diagnose,
pencegahan dan penanganan masalah kesehatan; 9) Upaya kesehatan adalah semua
kegiatan terintegrasi untuk meningkatkan derajat kesehatan; 10) Semua
penyelenggara upaya kesehatan bagi masyarakat baik pemerintah pusat, daerah,
disebut penanggung jawab dan penyelenggara upaya kesehatan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

B. Deskripsi Organisasi

2
Visi misi kabupaten brebes
VISI
“Menuju Brebes Unggul, Sejahtera dan Berkeadilan”

MISI

Misi Kabupaten Brebes tahun 2017 – 2022 adalah:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak mulia, cerdas, sehat
dan berdaya saing tinggi berbasis pada nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
melalui pendidikan dan kesehatan.
2. Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah
sesuai rencana tata ruang dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam,
lingkungan hidup dan prinsip-prinsip pembangungan berkelanjutan.
3. Meningkatkan pengembangan pertanian, ekonomi kerakyatan dengan memperkuat
inovasi daerah dan investasi guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang
berbasis kearifan lokal.
4. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah daerah yang profesional, efektif dan
efisien serta menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban daerah.
5. Memantapkan tata kelola pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa
menjadi desa yang maju dan mandiri.
6. Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender serta pemenuhan hak anak dalam
partisipasi pembangunan dan mewujudkan perlindungan sosial

VISI, MISI, TUJUAN DAN TATA NILAI PUSKESMAS KERSANA

A. VISI
Visi Puskesmas Kersana adalah :
Menjadi Puskesmas dengan pelayanan PRIMA menuju masyarakat Kersana sehat.

B. MISI
Misi Puskesmas Kersana adalah :
1. Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat yang Optimal.
2. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Profesional, Merata dan
Terjangkau oleh Masyarakat.

3
3. Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Berperilaku Hidup Sehat Dalam Upaya
Kesehatan Secara Menyeluruh.

C. TUJUAN
Tujuan Puskesmas Kersana adalah mewujudkan masyarakat yang :
1. Menjadi Puskesmas terbaik pilihan masyarakat;
2. Memberikan layanan kesehatan yang berorientasi pada kepuasan
pasien;
3. Mewujudkan tata kelola Puskesmas yang profesional, akuntabel
dan efektif dan efisien.

D. TATA NILAI
Tata nilai Puskesmas Kersana adalah PRIMA :
1. Profesional: Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan
Kesehatan yang terbaik.
2. Ramah: Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan
rekan sekerja.
3. Inisiatif & Inovatif: Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif
serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.
4. Malu: Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
5. Akuntabel: Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung jawabkan.

E. MOTTO
Melayani dengan hati, kepuasan Anda merupakan kepuasan Kami.

4
A. URAIAN TUGAS
I. Kepala Puskesmas

Tupoksi:
Memimpin Puskesmas dalam menjalankan fungsi Puskesmas sesuai dengan azas
penyelenggaraan Puskesmas dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis dinas.

Tanggung Jawab:
Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas.

Kewenangan:
1. Menetapkan kebijakan di Puskesmas;
2. Memimpin pelaksanaan kegiatan Puskesmas;
3. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan Puskesmas;
4. Mendistribusikan tugas sesuai dengan kompetensi petugas.

Uraian Tugas:
1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di Puskesmas;

5
2. Mengendalikan perencanaan, pemanfaatan serta pencatatan anggaran dan
kekayaan daerah pada Puskesmas berdasarkan dokumen perencaan
anggaran Puskesmas sebagai acuan anggaran pelaksanaan seluruh kegiatan
Puskesmas;
3. Menyusun dan menetapkan rencana operasional kegiatan Puskesmas yang
meliputi program dan kegiatan Puskesmas berdasarkan petunjuk teknis
kegiatan;
4. Menetapkan kebijakan operasional di bidang Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Ketatausahaan maupun di
bidang Jaringan Pelayanan dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
5. Mengkoordinasikan dan membina pelaksanaan kegiatan Puskesmas
berdasarkan petunjuk teknis kegiatan;
6. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan
petunjuk teknis kegiatan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan
rencana kerja yang telah diterapkan;
7. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada petugas sesuai dengan
kompetensi petugas dan kondisi Puskesmas;
8. Memberikan petunjuk arahan dan bimbingan teknis kepada semua staf di
Puskesmas;
9. Melaksanakan konsolidasi dan desiminasi informasi kepada semua staf di
Puskesmas;
10. Menerima laporan sebagai bahan evaluasi program/kegiatan dari semua staf;
11. Mengevaluasi dan menilai secara periodik pelaksanaan kegiatan Puskesmas
berdasarkan pedoman yang berlaku untuk mendapatkan hasil kerja yang
akurat dan sebagai bahan dalam menyusun program kerja berikutnya;
12. Menyajikan dan melaporkan pelaksanaan kegiatan di Puskesmas serta kinerja
Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan, sebagai suatu
pertanggungjawaban kepala Puskesmas;
13. Melaksanakan pembinaan sikap perilaku dan disipilin pegawai, peningkatan
kompetensi dan penilaian kinerja setiap pegawai, selaku individu dan dalam
organisasi Puskesmas dalam urusan pemerintah daerah di bidang kesehatan
berdasarkan peraturan – peraturan tentang disiplin pegawai agar tercipta
situasi kerja yang kondusif;
14. Menetapkan kebijakan yang terkait dengan kegiatan Puskesmas;
15. Menilai prestasi kerja setiap staf sebagai bahan pertimbangan dalam
peningkatan karier;

6
16. Melaksanakan koordinasi dan menjalin kerja sama lintas sektor dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat;
17. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai
dengan perintah yang diberikan baik secara lisan maupun tulisan untuk
menciptakan situasi yang kondusif di bidang kesehatan.

II. Tim Mutu Puskesmas

Tupoksi:
Bertugas sebagai penanggung jawab dalam proses perencanan sampai dengan
evaluasi dan pelaporan program mutu Puskesmas.

Uraian Tugas:
1. Merumuskan kebijakan mutu Puskesmas;
2. Menyusun manual mutu Puskesmas;
3. Mencanakan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi program mutu
manajerial, UKM dan pelayanan UKP/klinis;
4. Menyelenggarakan workshop dan diklat mutu di Puskesmas;
5. Melaksanakan diseminasi pelaksanaan dan hasil program mutu Puskesmas;
6. Melaporkan pelaksanaan program mutu Puskesmas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten;

III. Kepala Tata Usaha

Tupoksi:
Bertugas mengkoordinasikan kegiatan di Umum, Kepegawaian, Keuangan, Sistem
Informasi, Perencanaan dan Penganggaran di Puskesmas agar berjalan dengan
baik.

Uraian Tugas:
1. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di Umum, Kepegawaian, Keuangan,
Sistem Informasi, Perencanaan dan Penganggaran;
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di Umum, Kepegawaian,
Keuangan, Sistem Informasi, Perencanaan dan Penganggaran;
3. Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas berhalangan
hadir;

7
4. Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja Tata Usaha serta;
5. Menghimpun rencana dan program kerja Puskesmas;
6. Melaksanakan kegiatan pengelolaan Tata Usaha;
7. Mengkoordinasikan peraksanaan kegiatan umum, kepegawaian, keuangan,
sistem informasi, perencanaan dan penganggaran;
8. Melaksanakan pengelolaan, penyusunan dan mengkoordinasikan surat
menyurat, tata naskah Puskesmas dan stempel Puskesmas serta legalisasi
surat-surat produk Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
9. Melaksanakan kegiatan pengelolaan kerumahtanggaan, perlengkapan,
kearsipan dan keprotokolan;
10. Meraksanakan kegiatan pemeriharaan dan pengamanan kantor
11. Melaksanakan kegiatan pemberian informasr yang menyangkut pelaksanaan
tugas;
12. Melaksanakan penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan Tata Usaha sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas
baik sesuai secara lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.

IV. Penanggung Jawab UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)

Tupoksi:
Bertugas mengkoordinasi kegiatan UKM, baik kegiatan UKM essensial ataupun
UKM pengembangan serta kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat.

Uraian Tugas:
1. Melaksanakan koordinasi perencanaan, pelayanan, dan evaluasi kegiatan di
setiap program UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat);
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di setiap program UKM;
3. Mengkoordinir pelayanan kesehatan masyarakat baik dengan pihak internal
maupun eksternal;
4. Menerima konsultasi tentang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
pasien dan keluarga pasien;
5. Berkoordinasi lintas program dan lintas sektor;
6. Mengkoordinir upaya pemberdayaan masyarakat dan pembangunan
berwawasan kesehatan;

8
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan yang berhubungan
dengan tugas pokok dan fungsinya.

V. Penanggung Jawab UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan)

Tupoksi:
Bertugas mengkoordinasi kegiatan pendaftaran, pelayanan pemeriksaan umum,
pelayanan KIA-KB, pelayanan gawat darurat, pelayanan kesehatan gigi dan mulut,
rawat inap, laboratorium, farmasi dan pelayanan persalinan.

Uraian Tugas:
1. Melaksanakan koordinasi perencanaan, pelayanan, evaluasi dan kegiatan di
setiap pelayanan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan);
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di setiap pelayanan UKP;
3. Menjaga mutu pelayanan kesehatan perseorangan dan keselamatan pasien
sesuai dengan standar pelayanan;
4. Melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas secara kolaborasi sesuai
dengan kondisi pasien;
5. Melaksanakan koordinasi lintas program dan lintas sektor;
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan yang berhubungan
dengan tugas pokok dan fungsinya.

VI. Penanggung Jawab jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas


Pelayanan Kesehatan

Tupoksi:
Bertugas membawahi dan mengkoordinasi kegiatan Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, bidan desa dan berkoordinasi dengan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan

Uraian Tugas:
1. Melaksanakan koordinasi perencanaan, pelayanan, evaluasi dan kegiatan di
Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, bidan desa;
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, bidan desa;
3. Melaksanakan koordinasi dengan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan;

9
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

C. Tugas dan Fungsi

A. Tupoksi Peserta
Menurut keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara nomor :
139/KEP/M.PAN/11/2003 tentang jabatan fungsional dokter dan angka kreditnya,
Dokter adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan.
Tugas pokok Dokter, adalah memberikan pelayanan kesehatan ada sarana
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat
dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat. Rincian Kegiatan
Dokter Pertama, yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama;
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama;
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum;
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum;
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederahana;
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
9. Melakukan Pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan Pemulihan mental kompleks tingkat I;
11. Melakukan Pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan Pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan Pemeliharaan kesehatan anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi;
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit;
20. Melakukan penyuluhan medik;
21. Membuat catatan Medik rawat jalan;

10
22. Membuat catatan Medik rawat inap;
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
27. Melakukan Visum et repertum tingkat sederhana;
28. Melakukan Visum et repertum kompleks tingkat I;
29. Menjadi saksi ahli;
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium;
32. Melakukan Tugas jaga panggilan/on call;
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit;
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana.

Selain itu, peserta juga mendapat tugas tambahan dari Kepala Puskesmas
sebagai Penanggung Jawab Tim UKP yang tupoksinya sebagai berikut :
Tupoksi:
Bertugas mengkoordinasi kegiatan pendaftaran, pelayanan pemeriksaan umum,
pelayanan KIA-KB, pelayanan gawat darurat, pelayanan kesehatan gigi dan mulut,
rawat inap, laboratorium, farmasi dan pelayanan persalinan.

Uraian Tugas:
1. Melaksanakan koordinasi perencanaan, pelayanan, evaluasi dan kegiatan di
setiap pelayanan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan);
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di setiap pelayanan UKP;
3. Menjaga mutu pelayanan kesehatan perseorangan dan keselamatan pasien
sesuai dengan standar pelayanan;
4. Melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas secara kolaborasi sesuai
dengan kondisi pasien;
5. Melaksanakan koordinasi lintas program dan lintas sektor;
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan yang berhubungan
dengan tugas pokok dan fungsinya.

D. IDENTIFIKASI ISU
berikut identifikasi beberapa isu terkait temuan di uptd puskesmas kersana
1. ISU KE-1 :

11
Petugas Kesehatan di BP umum belum lengkap mengisi rekam medis

a) Kondisi saat ini adalah Puskesmas sebagai fasilitan pelayanan


Kesehatan menyelenggarakan upaya Kesehatan masyarakat dan upaya
Kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promoif, preventif dan kuratif demi tercapainya derajat Kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginta. Pelayanan BP umum sebagai salah
satu pelayanan yang tersedia di puskesmas membrikan pelayanan
kedokteran umum berupa pemeriksaan Kesehatan, pengobatan dan
penyuluhan kepada pasien atau masyarakat agar tidak terjadi penularan
dan komplikasi penyakit, serta meningkatkan pengetahuan pasien
terhadap penyakitnya. Kelengkapan pengisian rekam medis berupa
SOAP sangat penting bagi petugas Kesehatan dan pasien. Rekam medis
adalah alat komunikasi yang digunakan untuk pencatatan anamnesa
hingga Riwayat pemeriksaan pasien yang berkunjung di BP umum.
Karena banyak kunjungan pasien pada BP umum di Puskesmas Kersana
, pencatatan kelengkapan di rekam medis menjadi tidak lengkap.
b) Dampak jika isu tersebut tidak diselesaikan adalah dapat terjadi
kesulitan dalam menggali Riwayat penyakit pasien sebelumnya. Pada
rekam medis lengkap di sertakan dari identitas hingga pemeriksaan
penunjang pasien sehingga memudahkan untuk mengikuti perjalanan
penyakit pasien dan memberikan pengobatan yang tepat.
c) Keterkaitan isu tersebut dengan agenda 3 adalah Manajemen ASN
sebagai ASN yang melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab
dan integritas tinggi. Sebagai ASN wajib melaksanakan pelayanan public
dengan profesionalitas.

12
Gambar 1. Rekam medis belum lengkap

KELENGKAPAN REKAM MEDIS


lengkap
20%

belum
lengkap
80%

Gambar 2. Presentase kelengkapan pengisian rekam medis

2. ISU KE-2
Belum optimalnya pelayanan Lansia di UPTD Puskesmas Kersana

a) Kondisi saat ini adalah berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 67


tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang menjadi pedoman dan
landasan hukum bagi Pimpinan khususnya pengelola program kesehatan lanjut
usia dalam melakukan pengembangan program di puskesmas. Kemenkes
mengembangkan Puskesmas Santun Lansia yaitu puskesmas yang
melaksanakan secara komprehensif upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dan rujukan kepada lanjut usia yang dilakukan secara proaktif, baik,

13
sopan, memberikan kemudahan dan dukungan bagi lanjut usia. Pelayanan
pasien lansia didalam puskesmas belum berjalan baik karena beberapa hal
yaitu, pasien lansia masiih mengantri bersama dengan pasien lain untuk
mendapatkan pemeriksaan di BP umum, pasien lansia menunggu di area-area
yang tidak di prioritaskan sehingga sulit untuk mendengar panggilan saat akan
diperiksa

b) Dampak jika isu tersebut tidak diselesaikan adalah jumlah kunjungan pasien
lansia menurun karena pasien lansia tidak nyaman dalam mendaftar, menunggu
antrian bahkan bisa terlewat apabila tidak mendengar nama dipanggil jika duudk
terlalu jauh dari ruang pemeriksaan.

c) Keterkaitan isu tersebut adalah fungsi manajemen ASN sebagai Pelaksana


Kebijakan Publik yaitu mendukung pemerintah untuk mensukseskan program
Puskesmas Santun lansia yaitu keberhasilan pembangunan kesehatan dengan
meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Keterkaitan isu dengan agenda 3
pada whole of government , puskesmas sebagai pemberi pelayanan public harus
memiliki koordinasi dalam pengembangan strategi dengan mempertimbangkan
dampak dari fasilitas puskesmas dengan layanan terhadap lansia.

Gambar 3. Belum ada kursi prioritas lansia

14
3. ISU KE-3
Belum optimalnya penerapan standar Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas Kersana

a. Kondisi saat ini adalah tim PPI belum berjalan baik untuk pengkajian
dan evaluasi jenis sampah, dibuktikan dengan karyawan dan/atau
pengunjung masih membuang sampah belum sesuai dengan jenis
tempatnya. Seharusnya diberi identitas sesuai warna dan jenis
sampahnya untuk memudahkan dalam memilah sampah, sehingga
jenis sampah yang dapat didaur ulang bisa dilakukan dengan baik.
Perlu juga edukasi secara berkala pada masyarakat / pengunjung
puskesmas tentang jenis sampah.
b. Dampak jika isu tersebut tidak diselesaikan adalah lingkungan
puskesmas belum terlihat bersih, meningkatnya angka penularan
akibat infeksi, meningkatkan resiko kejadian tidak di inginkan pada
petugas kebersihan jika isu tersebut tidak diselesaikan adalah
lingkungan puskesmas belum terlihat bersih, meningkatnya angka
penularan akibat infeksi, meningkatkan resiko kejadian tidak di
inginkan pada petugas kebersihan
c. Keterkaitan isu dengan Agenda 3 adalah manajemen ASN DALAM
kode etik ASN dengan menggunakan kekayaan atau barang milik
negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.

4. ISU KE 4
Petugas Kesehatan tidak patuh prokes saat memberikan pelayanan Kesehatan

a. Kondisi saat ini adalah semua individu baik petuags Kesehatan


maupun pasien wajib menggunakan masker karena pandemic covid19
masih belum berakhir. Penggunaan masker tersebut berguna untuk
menghindari partikel-partikel virus berpindah dari masing-masing
individu.
b. dampak jika isu tersebut tidak diselesaikan adalah mengikatnya angka
kesakitan covid19 dan penyakit ispa yang menular melalui droplet
c. Keterkaitan isu tersebut adalah manajemen ASN dalam kode etik ASN
melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan serta
melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin

15
Gambar 5. Petugas tidak menggunakan masker

E. PERUMUSAN DAN PENETAPAN CORE ISU


a. APKL

Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanaan menggunakan pendekatan


Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak) digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu isu sebagai

berikut

Tabel 2. 1 Parameter APKL


No. Indikator Keterangan
1 2 3
1 Aktual (A) Benar – benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan di kalangan
masyarakat
2 Problematik (P) isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu
dicarikan solusinya
3 Kekhalayakan (K) isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak
4 Layak (L) isu yang masuk akal, logis, realistis,
serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya

16
Adapun skoring 1-5 APKL adalah sebagai berikut :

5 : Sangat Penting, 4 : Penting, 3 : Cukup Penting, 2 : Kurang Penting, 1 :


Tidak Penting

Dari kriteria yang telah dijelaskan diatas, ditetapkan

beberapa isu yang ada pada UPTD Puskesmas Kersana menggunakan


pendekatan APKL:

Tabel 1 Analisis Isu dengan APKL


No Identifikasi Isu A P K L Keterangan
1. Petugas Kesehatan di BP + + + + Memenuhi
umum belum lengkap mengisi Syarat
rekam medis

2. Belum optimalnya pelayanan + + + + Memenuhi


Lansia di UPTD Puskesmas Syarat
Kersana

3. Belum optimalnya penerapan + + + + Memenuhi


standar Pencegahan dan syarat
Pengendalian Infeksi (PPI) di
Puskesmas Kersana

4 Petugas Kesehatan tidak patuh - - + + Tidak


prokes saat memberikan memenuhi
pelayanan Kesehatan syarat

Berdasarkan tabel analisa APKL diatas, maka diperoleh tiga isu


utama yang memenuhi syarat untuk dianalisa lebih lanjut. Adapun
ketiga isu tersebut adalah sebagai berikut :

1. Petugas Kesehatan di BP umum belum lengkap mengisi rekam medis

17
2. Belum optimalnya pelayanan Lansia di UPTD Puskesmas Kersana
3. Belum optimalnya penerapan standar Pencegaran dan Pengendalian Infeksi
(PPI) di UPTD Puskesmas Kersana

Dari ketiga isu utama hasil analisa APKL tersebut maka dianalisis lebih
lanjut dengan menggunakan analisis USG.

b. USG

Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu


metode skoring untuk menyusun urutan priorotas isu yang harus
diselesaikan. Pada tahap ini masing-masing masalah dinilai tingkat
risiko dan dampaknya. Bila telah didapatkan jumlah skor maka dapat
menentukan priorotas masalah. Langkah skoring dengan
menggunakan metode USG adalah membuat daftar akar masalah,
membuat tabel matriks prioritas masalah dengan bobot skoring 1-5
dan nilai yang tertinggi sebagai prioritas masalah. Uuntuk lebih
jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat
diuraikan sebagai berikut :

U (Urgency): Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,

dianalisis dan ditinjaklanjuti.

S (Seriousness): Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan


akibat yang ditimbulkan.

G (Growth): Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu

tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya

18
Tabel 2. 3 Analisis Isu dengan USG
Urgency Seriousness Growth

1: tidak penting 1: akibat yang 1: tidak berkembang


2: kuran gpenting ditimbulkan tidak seriua 2 : 2: kurang
3: cukup penting akibat yang di timbulkan berkembang 3:
4: penting kurang serius cukup
5: sanngat penting 3 : akibat yang berkembang 4:
ditimbulkan cukup serius berkembang 5:

4 : akibat yang sangat

ditimbulkan sangat serius berkembang

Dalam proses penetapan isu yang berkualitas atau isu yang bersifat
aktual. Penetapan kriteria isu yang berkualitas adalah menggunakan
kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth) seperti tabel berikut :

Tabel 2. 4 Analisis Isu dengan USG


No. Identifikasi Isu U S G Total Ranking
1 Petugas Kesehatan di BP 4 5 5 14 2
umum belum lengkap
mengisi rekam medis

2 Belum optimalnya 5 5 5 15 1
pelayanan Lansia di UPTD
Puskesmas Kersana

3 Belum optimalnya 4 4 4 12 3
penerapan standar
Pencegahan dan
Pengendalian
Infeksi (PPI) di
Puskesmas
Kersana

Berdasarkan Analisis USG di atas, maka isu yang dipilih adalah “Belum
optimalnya pelayanan Lansia di UPTD Puskesmas Kersana”.

19
BAB II.
ANALISIS ISU DAN GAGASAN PEMECAHAN MASALAH

A. Gagasan Pemecahan Isu (Masalah)


menggunakan metode fishbone diagram untuk mencari akar penyebab terjadinya
masalah. Fishbone diagram atau diagram tulang ikan lebih menekankan pada
hubungan sebab-akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai Cause-and-Effect
Diagram. Diagram fishbone akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu
efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui branstorming.
Masalah akan menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia,
material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai
sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui brainstorming (Lembaga Administrasi
Negara, 2019).
Berikut diagram Fishbone Optimalisasi Pelayanan Lansia di UPTD Puskesmas
Kersana

Gambar 1.2 Analisis Fishbone Isu Prioritas

20
B. Berdasarkan Analisis Fishbone di atas, diketahui bahwa akar penyebab dari
isu “Belum Optimalnya Pelayanan Lansia di UPTD Puskesmas Kersana”
adalah sebagai berikut :

Method : Skrining lansia belum berjalan optimal karena terbatasnya


waktu dan belum tersedianya SPO (Standar Prosedur
Operasional) pelayanan lansia

Man
: Pasien lansia merasa pelayanan antri dan kurangnya
sosialisasi petugas pada lansia

Machine : Alur pemeriksaan lansia belum optimal

: Terbatasnya ruang pelayanan didalam puskesmas dan


belum tersedianya kursi prioritas untuk pasien ;lansia
menunggu antrian
Material

Gagasan kreatif untuk isu yang diangkat adalah dengan pengadaan kursi prioritas
lansia didalam Gedung Puskesmas Kersana

C. Rencana, Tahapan dan Output Kegiatan


No Rencana Kegiatan Tahapan Kegiatan Ouput Kegiatan
1 Konsultasi dengan a. Penulis melakukan a. mendapat hsil diskusi
kepala puskesmas konsultasi dengan kepala yang terarah
puskesmas mengenai b. mendapat alur
pengadaan kursi lansia pelayanan pasien
b. Penulis mencatat masukan lansia
dari kepala puskesmas c. notulensi
c. Penulis memaparkan
tentang pengadaan kursi
lansia dan pengguanaan
nya pada lokmin bulanan
puskesmas

2. Membuat buku a. mengumpulkan materi Buku panduan


panduan panduan pelayanan lansia pelayanan lansia
pelayanan lansia b. Menyusun buku panduan
pelayanan lansia

21
3 Mengumpulkan a. Penulis mencari contoh a. Mendapat contoh
contoh kursi kursi prioritas di internet desain dari internet
prioritas b. Penulis mengumpulkan b. mendapatkan
beberapa contoh label kursi contoh desain kursi
prioritas prioritas lansia
c. Membuat leaf let alur c. mendapat leaf let
pelayanan lansia alur pelayanan lansia

4 Membuat desain a. Penulis membuat desain a. penulis


label kursi prioritas label kursi prioritas mendapatkan desain
b. penulis menempatkan kursi yang sesuai
prioritas di ruang tunggu b. penulis
puskesmas menempelkan pada
c. membagikan leaf let kursi yang akan
digunakan
c. leaf let dibagikan
kepada pengunjung
5 Mengevaluasi a. penulis mengevaluasi a. banyak lansia
penggunaan kursi
penggunaan kursi prioritas menggunakan kursi
lansia
b. penulis mengambil piroritas di ruang
dokumentasi saat pasien tunggu
lansia duduk di kursi lansia b. lansia mendapatkan
kenyamanan dan
kemudahan dengan
adanya kursi priorita
c. daf tar pengguna
kursi prioritas lanisa

D. Katerkaitan Kegiatan dengan Mata Pelatihan (Agenda II dan III)


No Rencana Kegiatan Keterkaitan dengan Agenda Keterkaitan dengan
II Agenda III
1 Konsultasi dengan kepala Akuntabel Manajemen ASN
puskesmas Loyal WOG
Kompeten
Harmonis
Kolaboratif
2. Membuat buku panduan Berorientasi pelayanan Manajemen ASN
pelayanan lansia Akuntabel WoG
Kompeten

22
3 Mengumpulkan contoh Akuntabel Manajemen ASN
kursi prioritas Adaptif Smart ASN
kompeten
4 Membuat desain label kursi Berorientasi pelayanan Manajemen ASN
prioritas Akuntabel Smart ASN
Adaptif
Kompeten
5 Mengevaluasi penggunaan Berorientasi pelayanan Manajemen ASN
kursi lansia adaptif WOG

E. Identifikasi Dampak Pemecahan Isu (Bagi Peserta, Unit Kerja dan Pemkab Brebes)
Indetif ikasi Dampak Bagi Peserta Bagi Unit Kerja Bagi Pemkab
Isu (Isu yang dipilih) (Tempat peserta Barebes
bekerja)
1. mengadakan kursi Memudahkan dalam Mengurangi antrian Meningkatkan
prioritas di ruang memberikan pelayanan dan meningkatkan kepercayaan
tunggu Puskesmas kesehatan. Pelayanan survei kepuasan pasien terhadap
Kersana Kesehatan menjadi pasien pelayanan
lebih ef ektif dan ef isien kesehatan di
wilayah pemkab
Brebes
2. membuat alur Memudahkan peserta Memudahkan Meningkatkan
pelayanan pasien dalam melaksanakan pegawai lain untuk kepercayaan
lansia pemeriksaan medis menmberi perhatian pasien terhadap
lebih kepada pasien f asilitas
lansia Kesehatan di
Pemda brebes

F. Kontribusi Terhadap Visi, Misi, Tujuan serta Nilai – Nilai Pemkab Brebes
Fokus Kontribusi Uraian Kontribusi
Visi Pengadaan kursi prioritas lansia di f asilitas Kesehatan pemkab
Brebes meningkatkan kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan
yang disediakan oleh pemkab Brebes, sesuai dengan visi pemkab
Brebes yaitu
a. Brebes unggul
b. Brebes sejahtera
c. Brebes berkeadilan
Misi peserta yang melakukan perubahan positif di lingkungan pemkab
Brebes menignkatkan akuntabilitas individu peserta , sesuai dengan
misi pemkab Brebes no 1 yaitu menignkatkan Sumber daya

23
manusia yang berakhlak mulia, cerdas sehat dan berdaya saing
tinggi berbasis pada nilai-nilai ketuhanan yang maha Esa melalui
Pendidikan dan kesehatan
Tujuan Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah daerah yang
prof essional, ef ektif dan ef isien serta memnciptakan stabilitas
keamanan dan ketertiban daerah
Nilai – Nilai Organisasi 1. Prof esional: Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam
(Pemkab Brebes) memberikan pelayanan Kesehatan yang terbaik.
2. Ramah: Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh
masyarakat dan rekan sekerja.
3. Inisiatif & Inovatif : Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri
dengan ide-ide kreatif serta memberi terobosan bagi
peningkatan pelayanan kesehatan.
4. Malu: Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya.
5. Akuntabel: Memberikan pelayanan kesehatan sesuai
pedoman dan standar pelayanan yang ditetapkan, dapat
diukur dan dipertanggung jawabkan.

24
BAB III.
RENCANA PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Ahli pertama, Dokter umum, Puskesmas Kersana .


Identifikasi Isu : 1. Petugas Kesehatan di BP umum belum lengkap mengisi rekam medis
2. Belum optimalnya pelayanan pasien lansia di Puskesmas Kersana
3. Belum optimalnya penerapan standar pencegahan dan pengendalian inf eksi (PPI) di Puskesmas Kersana
4. Petugas Kesehatan tidak patuh prokes saat memberikan pelayanan kesehatan
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya pelayanan pasien lansia di Puskesmas Kersana
Gagasan Pemecahan : Pengadaan kursi prioritas lansia di Puskesmas Kersana
Isu .

Matrik Rancangan Aktualisasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Pemkab Brebes Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Pelatihan Tusi/Tujuan Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Konsultasi
1 dengan A. Penulis A.mendapat hsil Pada saat berkoordinasi A. Kegiatan ini sesuai Kegiatan ini sesuai
1. kepala puskesmas melakukan diskusi yang dengan kepala puskesmas dengan tujuan dengan tata nilai
konsultasi dengan terarah saya akan menrapkan nilai Puskesmas Kersana puskesmas
kepala puskesmas B.mendapat Berakhlak sebagai berikut : untuk mewujudkan tata Kersana yaitu
mengenai catatan mengenai A.Keterkaitan dengan Kelola puskesmas yang prof esional,
pengadaan kursi alur pelayanan agenda 2 : akuntabel , nilai prof essional, akuntabel Ramah,
lansia akuntabel yang diterapkan dan ef ektif serta ef isien .

25
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Pelatihan Tusi/Tujuan Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
B.Penulis lansia dalam yaitu melaksanakan B.kegiatan ini sesuai Inisiatif ,Malu dan
mencatat Gedung dengan tanggung jawab dengan tujuan Pemkab Akuntabel
masukan dari saling mempercayai, Brebes yaitu
kepala puskesmas konsistensi dengan Meningkatkan
C. Penulis kesepakatan dan penyelenggaraan
memaparkan memberikan kejelasan atas pemerintah daerah yang
tentang usulan. prof essional, ef ektif dan
pengadaan kursi ef isien serta
lansia dan kolaboratif yaitu memnciptakan stabilitas
pengguanaan nya terlaksananya trust building keamanan dan ketertiban
pada lokim dengan membangun daerah
bulanan kepercayaan dengan
puskesmas stakeholder dan
terbentuknya komitmen
terhadap proses dan
pemahaman Bersama
berkaitan dengan kejelasan
misi untuk mencapai
keuntungan Bersama
loyal, kompeten, harmonis,
dan

26
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Pelatihan Tusi/Tujuan Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
B.Keterkaitan dengan
agenda 3 : manajemen
ASN dan wog
Membuat
2 buku A.mengumpulkan Buku panduan A.Keterkaitan dengan Kegiatan ini sesuai Kegiatan ini sesuai
panduan pelayanan materi panduan pelayanan lansia agenda 2 : dengan tujuan pemkab dengan tata nilai
2. lansia pelayanan lansia berorientasi pelayanan yaitu Brebes yaitu puskesmas Kersana
B. Menyusun buku dengan tujuan memberikan Meningkatkan yaitu prof esional,
panduan pelayanan pelayanan prima kepada penyelenggaraan Ramah,
lansia masyarakat dan adanya rasa pemerintah daerah yang Inisiatif ,Malu dan
bangga untuk berkontribusi prof essional, ef ektif dan Akuntabel
dalam melayani bangsa ef isien serta
memnciptakan stabilitas
akuntabel yaitu saya akan keamanan dan ketertiban
menrapkan nilai Berakhlak daerah
sebagai berikut :
A.Keterkaitan dengan
agenda 2 : akuntabel , nilai
akuntabel yang diterapkan
yaitu melaksanakan
dengan tanggung jawab
saling mempercayai,
konsistensi dengan
kesepakatan dan

27
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Pelatihan Tusi/Tujuan Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
memberikan kejelasan atas
usulan.
dan kompeten
B. Keterkaitan dengan
agenda 3 : manajemen ASN
dan wog
Mengumpulkan A.Penulis mencari A.Mendapat A.Keterkaitan dengan Kegiatan ini sesuai dengan Kegiatan ini sesuai
contoh kursi contoh kursi contoh desain dari agenda 2 : akuntabel, adaptif tujuan pemkab Brebes dengan tata nilai
3 prioritas prioritas di internet internet Kompeten yaitu : terus yaitu Meningkatkan puskesmas Kersana
B.Penulis B. Membuat desain belajar dan mengembangkan penyelenggaraan yaitu prof esional,
mengumpulkan c. mendapat leaf let kemampuan kompetensi diri, pemerintah daerah yang Ramah,
beberapa contoh yang diinginkan membantu orang lain belajar prof essional, ef ektif dan Inisiatif ,Malu dan
label kursi prioritas danmelaksanakan tugas ef isien serta Akuntabel
c. membuat leaf let dengan baik sesuai dengan memnciptakan stabilitas
modernisasi keamanan dan ketertiban
B.Keterkaitan dengan daerah
agenda 3 : manajemen ASN
dan Smartt ASN
Membuat desain A.Penulis A.penulis A.Keterkaitan dengan Kegiatan ini sesuai dengan Kegiatan ini sesuai
label kursi prioritas membuat desain mendapatkan agenda 2 : Berorientasi tujuan pemkab Brebes dengan tata nilai
label kursi prioritas desain yang sesuai Pelayanan yaitu dengan yaitu Meningkatkan puskesmas Kersana
4 tujuan memberikan penyelenggaraan yaitu prof esional,

28
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Pelatihan Tusi/Tujuan Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
B.penulis B.penulis pelayanan prima kepada pemerintah daerah yang Ramah,
menempatkan menempelkan masyarakat dan adanya rasa prof essional, ef ektif dan Inisiatif ,Malu dan
kursi prioritas di pada kursi yang bangga untuk berkontribusi ef isien serta Akuntabel
ruang tunggu akan digunakan dalam melayani bangsa memnciptakan stabilitas
puskesmas c. penulis , akuntabel dan kompeten keamanan dan ketertiban
c. membagikan membagikan B. Keterkaitan dengan daerah
leaf let leaf let kepada agenda 3 : manajemen ASN
pengunjung dan smart ASN
puskesmas
Mengevaluasi A.penulis A.banyak lansia A.Keterkaitand engan Kegiatan ini sesuai dengan Kegiatan ini sesuai
penggunaan kursi mengevaluasi menggunakan agenda 2 : berorientasi tujuan pemkab Brebes dengan tata nilai
5 lansia penggunaan kursi kursi piroritas di pelayanan yaitu yaitu dengan yaitu Meningkatkan puskesmas Kersana
prioritas ruang tunggu tujuan memberikan penyelenggaraan yaitu prof esional,
B.penulis B. Lansia pelayanan prima kepada pemerintah daerah yang Ramah,
mengambil mendapatkan masyarakat dan adanya rasa prof essional, ef ektif dan Inisiatif ,Malu dan
dokumentasi saat kenyamanan dan bangga untuk berkontribusi ef isien serta Akuntabel
pasien lansia kemudahan dalam melayani bangsa memnciptakan stabilitas
duduk di kursi dengan adanya dan adaptif keamanan dan ketertiban
lansia kursi prioritas B.Keterkaitan dengan daerah
agenda 3 : manajemen ASN
dan wog

29
Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Mata Pelatihan (MP) Agenda II BerAKHLAK
Kegiatan
No Mata Pelatihan Jumlah Aktualisasi per MP
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
1. Berorientasi Pelayanan 0 1 1 1 1 4
2. Akuntabel 1 1 1 1 1 5
3. Kompeten 1 1 1 1 1 5
4. Harmonis 1 0 0 0 1 2
5. Loyal 1 0 0 0 0 1
6. Adaptif 0 0 0 0 1 1
7. Kolaboratif 1 0 0 0 1 2
Jumlah Aktualisasi per 5 3 3 3 6
Kegiatan

30
B. JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

Matrik Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan/ AGUSTUS SEPTEMBER
No
Tahapan Kegiatan I II III IV I II
1. Konsultasi dengan
kepala puskesmas
2. Membuat buku
panduan pelayanan
lansia
3. Mengumpulkan contoh
kursi prioritas lansia
4. Membuat desain label
kursi prioritas
5. Mengevaluasi
pengguaan kursi lansia

C. INDENTIFIKASI KENDALA DAN RENCANA ANTISIPASINYA


No Potensi Kendala Rencana Tindakan Antisiapasi
1 Petugas Kesehatan belum Evaluasi pelayanan lansia berkala saat
sepenuhnya memahami alur lokmin bulanan
pelayanan lansia
2 Kurangnya kursi prioritas Rencana penambahan kursi prioritas
lansia lansia

31
ALOKASI WAKTU

KEGIATAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER


NO
AKTUALISASI
2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
8 9 0 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 0
Penulis
melakukan
konsultasi
a dengan kepala
1
. puskesmas
mengenai
pengadaan
kursi lansia
Penulis
mencatat
b
masukan dari
.
kepala
puskesmas
Penulis

HUT KEMERDEKAAN RI KE 77
memaparkan
TAHUN BARU HIJRIAH

tentang
pengadaan
c
kursi lansia dan
.
pengguanaan
nya pada
lokmin bulanan
puskesmas
mengumpulka
n materi
a
2 panduan
.
pelayanan
lansia
Menyusun
b buku panduan
. pelayanan
lansia
Penulis
mencari
a
3 contoh kursi
.
prioritas di
internet

32
Penulis
mengumpulka
b
n beberapa
.
contoh label
kursi prioritas
c Membuat
. Leaflet
Penulis
a membuat
4
. desain label
kursi prioritas
Penulis
menempatkan
b kursi prioritas
. di ruang
tunggu
puskesmas
c Pembagian
. Leaflet
Penulis
a mengevaluasi
5
. penggunaan
kursi prioritas
Penulis
mengambil
b dokumentasi
. saat pasien
lansia duduk di
kursi lansia

33

Anda mungkin juga menyukai