-disampaikan oleh-
MGS. M. Rizqi Al Fadli, S.IP, M.Si
Bappeda Provinsi Bengkulu
-dalam forum-
Pertemuan Teknik Penyusunan Profil Kesehatan
2
PENDAHULUAN
• Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pencapaian
1 pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan
minimal di bidang kesehatan adalah Profil Kesehatan;
• Profil Kesehatan berisi berbagai data/informasi (terpilah-Implementasi PUG)
2 yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat dan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan SPM bidang Kesehatan;
• Penyusunan Profil Kesehatan pada level Kabupaten/Kota perlu dicermati,
3 sehingga dapat dikompilasi menjadi Profil Kesehatan Provinsi dan selanjutnya
menjadi Profil Kesehatan Indonesia serta dapat dikomparasikan antara satu
daerah dengan daerah lain;
• Pengarusutamaan Gender (PUG) adalah salah satu strategi pembangunan yang
4 dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender melalui pengintegrasian
permasalahan, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki
harus dimasukan ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi dari seluruh kebijakan, program, proyek dan kegiatan di berbagai
bidang kehidupan dan pembangunan.
• Data terpilah menurut jenis kelamin atau yang sering disebut data gender
5 sangat penting artinya dalam setiap penyusunan perencanaan
kebijakan/program/kegiatan pembangunan. Data ini dapat disebut sebagai
dasar utama dalam mengidentifikasi isu-isu gender yang masih terjadi di
masyarakat;
JENIS DATA DAN INFORMASI
Catatan kegiatan
Puskesmas baik untuk
kegiatan dalam gedung
maupun luar gedung
Catatan kegiatan yang
dilaksanakan langsung
Catatan kegiatan oleh Dinas Kesehatan
rumah sakit termasuk Unit
Dokumen Kantor
Data
Statistik, Kantor BKKBN, Dokumen Hasil Survei
Bappeda, Dinas
Kabupaten/Kota,
Pendidikan, dan Kantor
Pengolahan Data Survei Provinsi atau
Elektronik, dan institusi Survei Nasional
terkait lainnya
PENGUMPULAN DATA
1 Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah. Pengolahan data meliputi empat proses
yaitu editing data, entri data, cleaning data, dan validasi data;
2 Data pada tabel-tabel kemudian dilakukan analisis
• Analisis Deskriptif adalah upaya menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat
a.
dalam tabel sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata,
angka minimum dan maksimum, misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi bayi,
kisaran cakupan imunisasi bayi
• Analisis Komparatif adalah upaya menjelaskan data dengan membandingkan
b.
karakteristik data wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau perbandingan data
antar waktu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur, misalnya perbandingan
cakupan K4 antara Puskesmas A dengan Puskesmas B
• Analisis Kecenderungan adalah upaya untuk menjelaskan data dengan
c.
membandingkan data antar waktu dalam periode yang relatif panjang, misalnya
kecenderungan jumlah penderita DBD selama lima tahun terakhir
• Analisis Hubungan adalah upaya untuk menjelaskan hubungan/pengaruh antara
d.
variabel yang satu dengan variabel lainnya perlu suatu uji statistik
3 Untuk mendapatkan hasil analisis data yang baik diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, khususnya epidemiologi
4 Bentuk sajian informasi, antara lain dalam bentuk teks, tabel, grafik, map atau kombinasinya
PENYAJIAN DATA
Bar Chart, yaitu sajian distribusi frekuensi yang digambarkan dalam bentuk bar
(batang) untuk membandingkan satu nilai atau lebih dari beberapa kategori
PENYAJIAN DATA
Line Diagram, Grafik Garis, yaitu grafik yang berbentuk garis untuk
menggambarkan trends/perkembangan suatu nilai dari waktu ke waktu.
PENYAJIAN DATA
Pie Diagram, yaitu yaitu grafik berbentuk lingkaran yang terbagi ke dalam
beberapa bagian untuk membandingkan suatu nilai (proporsi) dari beberapa
kategori.
PENYAJIAN DATA
Scatter Diagram, yaitu grafik yang berupa kumpulan titik-titik yang berserak yang
menyajikan sepasang pengamatan (data) dari suatu hal/keadaan (yang diletakkan
pada sumbu horisontal dan sumbu vertikal) untuk memperlihatkan ada/tidaknya
hubungan antara keduanya
PENYAJIAN DATA
Peta, grafik yang diwujudkan dalam bentuk peta suatu daerah di mana bagian-
bagiannya menunjukkan distribusi frekuensi. Peta ini terutama digunakan untuk
menunjukkan distribusi sesuatu dikaitkan dengan geografi
Kondisi dan Data Makro
di Provinsi Bengkulu
16
DKI Jakarta 3.77
Bali 4.25
Rata2 Sumber : BPS, 2017
Perbandingan Tingkat Kemiskinan
Nasional
Kalimantan Selatan 4.73
10,64% Prov. Bengkulu Maret Tahun 2017
Kep. Bangka Belitung 5.2
Kalimantan Tengah 5.37 11. Data BPS menunjukkan bahwa tingkat
Banten 5.45 kemiskinan di Provinsi Bengkulu jika
Kepulauan Riau 6.06 dibandingkan dengan provinsi lain masih
Kalimantan Timur 6.19 berada dibawah rata-rata nasional yang
Maluku Utara 6.35
mencapai 10,64%.
Sumatera Barat 6.87
Kalimantan Utara 7.22 22. Angka Kemiskinan sebesar 16.45%,
Riau 7.78 menggeser peringkat Prov. Bengkulu dari
Kalimantan Barat 7.88 posisi tertinggi menjadi posisi kedua
Sulawesi Utara 8.1 tertinggi di P. Sumatera setelah Prov. Aceh.
Jambi 8.19
Untuk mengukur
Jawa Barat 8.71 33. Bila melihat angka secara Year on Year
kemiskinan, BPS
Sulawesi Selatan 9.38 menggunakan konsep (YoY), maka angka kemiskinan Provinsi
Sumatera Utara 10.22 kemampuan memenuhi Bengkulu menurun sebanyak 0,87% dari
Indonesia 10.64 kebutuhan dasar (basic
needs approach). Dengan
Maret 2016. Penurunan angka kemiskinan
Sulawesi Barat 11.3 ini diikuti oleh penurunan Indeks
pendekatan ini,
Jawa Timur 11.77 kemiskinan dipandang Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan;
Sulawesi Tenggara 12.81 sebagai ketidakmampuan
Jawa Tengah 13.01 dari sisi ekonomi untuk
DI Yogyakarta 13.02 memenuhi kebutuhan
Sumatera Selatan 13.19 dasar makanan dan
bukan makanan yang
Lampung 13.69 diukur dari sisi
Sulawesi Tengah 14.14 pengeluaran. Jadi
NTB 16.07 Penduduk Miskin adalah
Bengkulu 16.45 penduduk yang memiliki
Aceh 16.89 rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan
Gorontalo 17.65 dibawah garis
Maluku 18.45 kemiskinan.
NTT 21.85 *BPS
Papua Barat 25.1
Papua 27.62
Perkembangan Kondisi Kemiskinan
18.59 di Provinsi Bengkulu
340 19.00
18.34
18.30
335 18.50
17.88
17.75
17.70
17.51
17.49
17.48
330 18.00
17.36
17.32
17.16
17.09
17.03
325 17.50
16.45
320 17.00
315 16.50
310 16.00
2010 324.9
300 15.00
1.1 Selama periode 2009 – Maret 2017, tingkat kemiskinan di Provinsi bengkulu mengalami
perkembangan yang fluktuatif. Angka kemiskinan terjadi paling tinggi pada Maret 2009 yang mencapai
sebesar 18,59% dan pada posisi Maret 2017, angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu merupakan yang
terendah yang menembus 16,45%.
2.2 Selama kurun waktu tersebut, angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu turun sebesar 2,14%.
19
1 Salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan Gini Ratio, Maret 2017
adalah Gini ratio. Nilai GiniRatio berkisar antara 0 – 1.
Berdasarkan daerah tempat
Semakin tinggi nilai ini ratio menunjukkan ketimpangan 3
tinggal Gini ratio di daerah
yang semakin tinggi. perkotaan pada Maret 2017
tercatat sebesar 0,390. Angka ini
2 Dari tabel, dapat terlihat bahwa ketimpangan
menurun sebesar 0,015 poin
pendapatan menurun, atau bisa dikatakan mendekati dibanding Gini ratio September
pemerataan, meskipun tidak terlalu signifikan 2016 yang sebesar 0,405.
Gini Ratio Provinsi Bengkulu, 2016-2017 4 Untuk daerah perdesaan Gini
ratio Maret 2017 tercatat 0,305.
Daerah/Tahun Kot Des Kot+Des
Angka ini meningkat 0,009 bila
Dari tabel di
September atas, dapat
2016 terlihat0,296
0,405 bahwa ketimpangan
0,354 pendapatan menurun, atau bisa
dibandingkan Gini ratio
dikatakan
Maret 2017mendekati 0,390
pemerataan,
0,305meskipun tidak terlalu signifikan.September
0,351 Berdasarkan daerah
2016 yang tempat
Sebesar
tinggal Gini ratio di daerah perkotaan pada Maret 2017 tercatat sebesar 0,296.0,390. Angka ini
menurun sebesar 0,015 poin
Perbandingan dibanding
Gini Gini 2017
Ratio, Maret ratio September 2016 yang sebesar 0,405.
Gini ratio Provinsi Bengkulu
0.432
0.430
0.413
0.407
0.403
0.397
posisi Maret 2017, berada pada
0.396
0.396
0.394
0.393
0.390
0.384
0.382
0.371
0.365
0.361
0.359
0.355
0.354
0.351
0.347
0.343
0.343
0.335
0.334
0.334
Gorontalo
Riau
Aceh
Bengkulu
Banten
Sumsel
Kep. Babel
Kepri
Kalsel
Bali
Sulsel
Jambi
Kaltim
Jatim
DIY
Sumbar
Kalbar
Sulbar
NTT
DKI Jakarta
Papua Barat
Jabar
Kaltara
Maluku Utara
Sumut
Sulteng
Indonesia
Sultra
Papua
Sulut
NTB
Lampung
Kalteng
Jateng
77.94
77.16
76.49
76.16
75.71
75.31
74.92
69.33
68.71
68.57
68.59
68.28
68.34
68.06
67.63
67.61
67.51
67.46
67.27
66.77
66.67
66.61
66.55
66.52
66.35
66.11
65.96
65.84
65.77
65.58
65.51
65.47
65.45
65.44
65.35
65.31
65.22
64.95
64.92
64.79
64.68
64.72
64.61
64.47
64.44
64.19
64.16
64.04
67.5
63.86
63.75
63.71
63.71
63.44
63.41
63.17
63.15
63.12
62.94
62.95
66.5
62.84
62.54
62.43
62.32
61.85
61.87
61.55
61.39
61.01
64.1
63.9
60.27
63.5
62.6
62.1
61.7
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Individu FAKIR MISKIN di Prov. Bengkulu
Sumber: Data Terpadu untuk Program Penanganan Fakir Miskin, SK Mensos RI No. 32/HUK/2016
• Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu selama 3 tahun terakhir Pertumbuhan Sisi Pengeluaran (y-o-y, Persen)
berada di kisaran 5-6 persen dan cenderung berada di atas rata-rata
nasional.
• Ekonomi Bengkulu di 2016 tumbuh terutama didorong oleh
investasi dan ekspor. Kuatnya ekonomi Bengkulu ditopang baik dari
permintaan domestik yang meningkat dan tumbuh tinggi serta
permintaan eksternal yang mulai pulih terutama mitra dagang
Bengkulu.
• Pada sisi lapangan usaha, peningkatan bersumber dari sektor
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor; dan Pertanian, Kehutanan,dan Perikanan (memiliki
kontribusi ekonomi besar)
• Perbaikan ekonomi didukung oleh tren perbaikan harga komoditas Pertumbuhan Sisi Produksi (y-o-y, Persen)
sawit dan karet selain itu berakhirnya kebijakan pembatasan
volume ekspor karet oleh AETS mendorong kinerja ekspor karet. Uraian
2016
I II III IV Total
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,2 2,8 3,6 4,0 3,2
Pertambangan dan Penggalian 0,7 0,9 1,2 0,9 0,9
Industri Pengolahan 5,6 6,0 6,1 5,3 5,7
Pengadaan Listrik dan Gas 10,2 19,0 25,0 17,6 17,8
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, Daur Ulang -1,8 -2,1 1,6 5,3 0,7
Konstruksi 5,7 6,7 6,6 7,2 6,6
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu menurut Lapangan Usaha 2013 - 2016 (1/2)
LAPANGAN USAHA
Kontribusi ADHB Pertumbuhan ADHK • Pola pergerakan pertumbuhan
2014 2015* 2016** 2014 2015* 2016** ekonomi Provinsi Bengkulu selama 4
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 31.44 30.65 29.85 2.46 2.26 3.16
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 23.56 23.00 22.37 2.84 2.70 2.93 tahun terakhir cenderung mengikuti
a. Tanaman Pangan
b. Tanaman Hortikultura
10.17
3.83
9.82
3.82
9.39 1.32
3.82 -1.22
-0.03
5.85
1.25
5.60
pola laju pertumbuhan sektor
c. Tanaman Perkebunan 4.74 4.57 4.34 5.35 3.77 1.42 pertanian, kehutanan dan
d. Peternakan 4.20 4.19 4.20 6.22 4.79 5.46
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0.62 0.60 0.61 8.82 1.80 5.75 perikanan. Sehingga laju
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu
3 Perikanan
0.73
7.15
0.69
6.96
0.64
6.85
1.13
1.48
-0.74
1.11
-2.25
4.53
perekonomian Bengkulu di tahun
B Pertambangan dan Penggalian 4.16 3.97 3.74 6.19 1.18 0.96 mendatang sangat tergantung pada
1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi
2 Pertambangan Batubara dan Lignit 1.91 1.78 1.60 11.59 -0.64 -2.25 kinerja sektor ini.
3 Pertambangan Bijih Logam 0.04 0.04 0.04 5.88 - -
4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 2.21 2.16 2.10 2.31 2.63 3.42 • Penurunan laju pertumbuhan sektor
C
Industri Pengolahan
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas
6.29
6.18
6.20
6.36
4.71
5.75
pertanian, kehutanan dan perikanan
2 Industri Makanan dan Minuman 5.61 5.48 5.52 6.84 4.51 6.03 didorong oleh penurunan
3 Industri Pengolahan Tembakau
4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0.00 0.00 0.00 - - - pertumbuhan sub sektor
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang
0.00
0.00
0.00
-
-
-
perkebunan dan sub sektor
Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya tanaman pangan yang sempat
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan 0.01 0.01 0.01 - - -
Reproduksi Media Rekaman tumbuh rendah di tahun 2015.
8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0.00 0.00 0.00
9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0.42 0.43 0.43 3.27 6.33 5.95 • Sektor pertanian, kehutanan dan
10 Industri Barang Galian bukan Logam
11 Industri Logam Dasar
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
-
-
-
perkebunana berkontribusi
12 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik;
dan Peralatan Listrik
0.20 0.20 0.19 2.74 5.33 - terhadap perekonomian Provinsi
13 Industri Mesin dan Perlengkapan Bengkulu sekitar kurang lebih 30
14 Industri Alat Angkutan
15 Industri Furnitur
0.04
0.04
0.04
-
6.25
-
persen, dengan kecenderungan
16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan Peralatan
0.01 0.01 0.01 - 50.00 - kontribusi yang menurun.
PERTUMBUHAN EKONOMI PROV. BENGKULU
• Tingkat pengangguran di Bengkulu Tengah cenderung lebih rendah dibandingkan dengan tingkat
pengangguran nasional. Secara umum, pola pergerakan penurunan dan peningkatan tingkat
pengangguran terbuka Bengkulu jauh lebih signifikan dibandingakan dengan pola pergerakan
penurunan tingkat pengangguran nasional.
• Berbeda dengan tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan Bengkulu tergolong masih tinggi dan
mengalami perlambatan penurunan. Selama empat tahun terakhir, tingkat kemiskinan Bengkulu
berada di kisaran 17 persen dan tidak mengalami penurunan yang signifikan.
• Rendahnya tingkat pengangguran dan tingginya tingkat kemiskinan menunjukkan bahwa tingkat
pendapatan yang dimiliki masih sangat rendah (dibawah garis kemiskinan).
Perkembangan TPT Provinsi Bengkulu 2011-2016 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Bengkulu 2011-2016
7.00 6.56
6.50 6.14 6.25 6.18 20
5.94 17.75
6.00 5.61 17.5 17.51 17.09 17.16 17.03
18
5.50 4.91
5.00 4.74
16
4.50
4.00 3.61 3.47 14
3.30 12.49
3.50 11.46
3.00 12 10.96 11.13 10.70
2.37 10.06
2.50
2.00 10
2011 2012 2013 2014 2015 2016 BENGKULU Nasional
8
TPT Bengkulu TPT Nasional 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Elastisitas Pertumbuhan Ekonomi dengan Tingkat Pengangguran
Terbuka dan Tingkat Kemiskinan Sangat Rendah...
• Secara umum, rata-rata pertumbuhan ekonomi di Bengkulu tergolong cukup tinggi. Namun, pertumbuhan yang tinggi
tersebut belum mampu mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan masih sangat rendah.
• Secara umum, rata-rata pertumbuhan ekonomi 1 persen berdampak pada penurunan kemiskinan sebesar kurang dari
0,02 persen (hampir tidak ada dampak sama sekali) dan hanya di beberapa Kabupaten antara lain Kabupaten Mukomuko
dan Kabupaten Lebong.
• Secara umum, rata-rata pertumbuhan ekonomi 1 persen berdampak pada penurunan tingkat pengengguran sebesar 0,07
persen -0,1 persen. (sangat rendah) dan hanya di Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma dan Muko-Muko.
Analisis Kuadran Pertumbuhan Ekonomi dan TPT Analisis Kuadran Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan
Dampak Peningkatan Ekonomi terhadap
Peningkatan IPM masih relatif cukup rendah.
Kepahiang
AKB (y)
17.00
15.00
Muko Muko
Bengkulu Tengah
13.00
Bengkulu Selatan
Rejang Lebong
11.00
Lebong Kaur
7.00 12.00 17.00 22.00
9.00
Seluma
7.00
Kota Bengkulu
Bengkulu Utara
5.00
Kemiskinan (x)
Analisis Korelasi Kemiskinan & AKI
Kepahiang 250.00
Kota Bengkulu
AKI (y)
210.00
190.00
170.00
150.00
Rejang Lebong
Seluma
130.00
Bengkulu Utara
110.00
Lebong Bengkulu Selatan
Bengkulu Tengah
90.00
Kaur
70.00
Kemiskinan (x)
Kondisi Fertilitas & KB di Prov. Bengkulu Tahun 2016
Sumber: BPS Prov. Bengkulu, Susenas 2016
41.76
41.76
Rejang Lebong 13.48 26.80 27.07 32.66
35.82
Bengkulu Utara 15.02 22.32 29.79 32.86
28.28
Kaur 14.85 24.44 25.52 35.18
22.48
Seluma 16.25 27.26 25.11 31.38
20.01
16.47
Mukomuko 27.53 22.92 23.24 26.32
Lebong 14.26 21.82 26.27 37.64
9.95
Kepahiang 18.77 21.49 28.72 31.02
Bengkulu Tengah 22.93 27.24 17.96 31.87
Kota Bengkulu 13.75 13.29 20.61 52.35 ≤ 16 17 - 18 19 - 20 21+
Provinsi Bengkulu 16.47 22.48 41.76 35.82
2015 2016
1. Masih ditemukan sebesar 16.47% wanita di Provinsi Bengkulu yang menikah dibawah usia
16 tahun dan 22,48% yang menikah diusia 17-18 tahun;
2. Wanita dengan usia perkawinan dibawah 16 tahun dan usia 17-18 tahun mengalami
peningkatan kurun waktu 2015-2016;
3. Pernikahan usia dini meningkatkan resiko peningkatan AKI dan AKB;
Kondisi Fertilitas & KB di Prov. Bengkulu Tahun 2016
Sumber: BPS Prov. Bengkulu, Susenas 2016
46.45
Bengkulu Selatan 9.18 20.79 23.74 46.28
Rejang Lebong 8.15 21.53 27.72 42.60
37.11
Bengkulu Utara 7.47 16.40 32.17 43.97
Kaur 8.10 19.02 28.41 44.47
26.64
26.03
22.45
Seluma 9.49 22.10 24.98 43.43
18.07
Mukomuko 16.89 20.23 24.20 38.69
13.8
Lebong 8.01 21.76 26.21 44.02
9.45
Kepahiang 7.88 16.06 30.23 45.83
Bengkulu Tengah 14.42 25.17 21.03 39.37
Kota Bengkulu 8.29 8.88 20.62 62.20
Provinsi Bengkulu 9.45 18.07 26.03 46.45 ≤ 16 17 - 18 19 - 20 21+
2015 2016
1. Masih ditemukan sebesar 9.45% wanita di Provinsi Bengkulu yang hamil dibawah usia 16
tahun dan 18.07% yang hamil diusia 17-18 tahun;
2. Wanita dengan usia kehamilan dibawah 16 tahun dan usia 17-18 tahun mengalami
penurunan kurun waktu 2015-2016;
3. Pernikahan usia dini meningkatkan resiko peningkatan AKI dan AKB;
Praktik pembuatan DIAGRAM KARTESIUS (SCATTER)
Indikator Y
Sumbu Y
Y max (+)
tick
Angka rata2
sebagai pusat
sumbu
Y min (-)
Indikator X
Terima Kasih