Anda di halaman 1dari 40

Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah

PENYUSUNAN PROFIL KESEHATAN


MELALUI ANALISIS DAN PENYAJIAN DATA YANG INTERAKTIF

-disampaikan oleh-
MGS. M. Rizqi Al Fadli, S.IP, M.Si
Bappeda Provinsi Bengkulu

-dalam forum-
Pertemuan Teknik Penyusunan Profil Kesehatan

- Kamis, 24 Agustus 2017 -


PENYUSUNAN PROFIL KESEHATAN

2
PENDAHULUAN

• Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pencapaian
1 pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan
minimal di bidang kesehatan adalah Profil Kesehatan;
• Profil Kesehatan berisi berbagai data/informasi (terpilah-Implementasi PUG)
2 yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat dan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan SPM bidang Kesehatan;
• Penyusunan Profil Kesehatan pada level Kabupaten/Kota perlu dicermati,
3 sehingga dapat dikompilasi menjadi Profil Kesehatan Provinsi dan selanjutnya
menjadi Profil Kesehatan Indonesia serta dapat dikomparasikan antara satu
daerah dengan daerah lain;
• Pengarusutamaan Gender (PUG) adalah salah satu strategi pembangunan yang
4 dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender melalui pengintegrasian
permasalahan, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki
harus dimasukan ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi dari seluruh kebijakan, program, proyek dan kegiatan di berbagai
bidang kehidupan dan pembangunan.
• Data terpilah menurut jenis kelamin atau yang sering disebut data gender
5 sangat penting artinya dalam setiap penyusunan perencanaan
kebijakan/program/kegiatan pembangunan. Data ini dapat disebut sebagai
dasar utama dalam mengidentifikasi isu-isu gender yang masih terjadi di
masyarakat;
JENIS DATA DAN INFORMASI

Indikator yang tercantum dalam profil kesehatanmenyajikan data


indikator kesehatan dan indikator lain yang terkait kesehatan yang
meliputi

1 Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial


ekonomi
Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data
2 kesakitan, dan data gizi.
Data Upaya Kesehatan yang terdiri atas pelayanan kesehatan
3 dasar, pelayanan kesehatan rujukan, perilaku hidup sehat, dan
upaya kesehatan lingkungan.
Data Sumber Daya Kesehatan, antara lain tenaga kesehatan,
4 sarana kesehatan, UKBM, pembiayaan kesehatan, obat dan
perbekalan kesehatan.
5 Data terkait lainnya.
SUMBER DATA

Catatan kegiatan
Puskesmas baik untuk
kegiatan dalam gedung
maupun luar gedung
Catatan kegiatan yang
dilaksanakan langsung
Catatan kegiatan oleh Dinas Kesehatan
rumah sakit termasuk Unit

Sumber Pelaksana Teknis


Kesehatan

Dokumen Kantor
Data
Statistik, Kantor BKKBN, Dokumen Hasil Survei
Bappeda, Dinas
Kabupaten/Kota,
Pendidikan, dan Kantor
Pengolahan Data Survei Provinsi atau
Elektronik, dan institusi Survei Nasional
terkait lainnya
PENGUMPULAN DATA

1• Data untuk penyusunan Profil Kesehatan dapat dikumpulkan secara


pasif dan secara aktif.
•a. Secara pasif: petugas pengelola data di Dinas Kesehatan
menunggu laporan yang berasal dari Puskesmas, dari seksi-seksi
di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan laporan
hasil kegiatan Program/ Proyek dan dari Rumah Sakit serta UPT
di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tersebut;
•b. Secara aktif: petugas pengelola data di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota berupaya aktif mengumpulkan data ke
Puskesmas, ke Rumah Sakit, ke Instansi Dinas Kabupaten/Kota
terkait. (Tingkat keberhasilan pengumpulan data secara aktif
jauh lebih besar dibandingkan dengan pengumpulan data
secara pasif
2• Ditinjau dari metode pengumpulan data, terdapat dua metode yaitu:
• metode rutin
•a. metode non-rutin
b.
PENGUMPULAN DATA

1 Pengumpulan data metode rutin


a.
Dilakukan secara terus menerus yang merupakan kegiatan pengelolaan
data harian
b. Dikumpulkan dari catatan kegiatan harian atau rekam medik pasien baik
yang berkunjung ke Puskesmas maupun Rumah Sakit serta catatan
kegiatan pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas
c. Umumnya dilakukan oleh petugas unit kesehatan, namun demikian juga
dapat dilakukan oleh kader kesehatan yang melakukan pencatatan
kegiatan di Posyandu atau lainnya
d.
Dapat dilakukan dengan periode waktu mingguan, bulanan, triwulan,
semester atau tahunan

2 Pengumpulan data metode non rutin


a. Adalah pengumpulan data sewaktu
Dilakukan melalui survei, dengan lingkup Kabupaten/Kota, Propinsi atau
b.
Nasional yang periodenya bisa tahunan, tiga tahunan atau lima tahunan
PENGUMPULAN DATA

1 Masing-masing metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan


a. Survei misalnya, membutuhkan biaya yang besar dan tidak
diulang dalam periode yang pendek sehingga sulit untuk
menggambarkan tren
b. Sebaliknya catatan kegiatan rutin mampu menggambarkan tren
dengan periode pendek misalnya bulanan, namun karena
kualitas datanya sangat tergantung pelaksanaan pencatatan di
masing-masing unit kerja maka gambaran tren tidak terpola
dengan benar
2 Idealnya data rutin merupakan tulang punggung sumber data
a. Di negara maju misalnya, vital registration merupakan catatan
yang sangat diandalkan untuk menghitung angka kelahiran,
angka kematian dan angka harapan hidup, sedangkan medical
record diandalkan untuk menghitung angka kesakitan
3 Dengan demikian perlu upaya mengembangkan vital registration
dan medical record
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

1 Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah. Pengolahan data meliputi empat proses
yaitu editing data, entri data, cleaning data, dan validasi data;
2 Data pada tabel-tabel kemudian dilakukan analisis
• Analisis Deskriptif adalah upaya menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat
a.
dalam tabel sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata,
angka minimum dan maksimum, misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi bayi,
kisaran cakupan imunisasi bayi
• Analisis Komparatif adalah upaya menjelaskan data dengan membandingkan
b.
karakteristik data wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau perbandingan data
antar waktu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur, misalnya perbandingan
cakupan K4 antara Puskesmas A dengan Puskesmas B
• Analisis Kecenderungan adalah upaya untuk menjelaskan data dengan
c.
membandingkan data antar waktu dalam periode yang relatif panjang, misalnya
kecenderungan jumlah penderita DBD selama lima tahun terakhir
• Analisis Hubungan adalah upaya untuk menjelaskan hubungan/pengaruh antara
d.
variabel yang satu dengan variabel lainnya  perlu suatu uji statistik
3 Untuk mendapatkan hasil analisis data yang baik diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, khususnya epidemiologi
4 Bentuk sajian informasi, antara lain dalam bentuk teks, tabel, grafik, map atau kombinasinya
PENYAJIAN DATA

Bar Chart, yaitu sajian distribusi frekuensi yang digambarkan dalam bentuk bar
(batang) untuk membandingkan satu nilai atau lebih dari beberapa kategori
PENYAJIAN DATA

Line Diagram, Grafik Garis, yaitu grafik yang berbentuk garis untuk
menggambarkan trends/perkembangan suatu nilai dari waktu ke waktu.
PENYAJIAN DATA

Pie Diagram, yaitu yaitu grafik berbentuk lingkaran yang terbagi ke dalam
beberapa bagian untuk membandingkan suatu nilai (proporsi) dari beberapa
kategori.
PENYAJIAN DATA

Scatter Diagram, yaitu grafik yang berupa kumpulan titik-titik yang berserak yang
menyajikan sepasang pengamatan (data) dari suatu hal/keadaan (yang diletakkan
pada sumbu horisontal dan sumbu vertikal) untuk memperlihatkan ada/tidaknya
hubungan antara keduanya
PENYAJIAN DATA

Pictogram, yaitu grafik yang berupa gambar bentuk-bentuk nyata seperti


gambar orang, gambar tempat tidur, dan lain-lain
PENYAJIAN DATA

Peta, grafik yang diwujudkan dalam bentuk peta suatu daerah di mana bagian-
bagiannya menunjukkan distribusi frekuensi. Peta ini terutama digunakan untuk
menunjukkan distribusi sesuatu dikaitkan dengan geografi
Kondisi dan Data Makro
di Provinsi Bengkulu

16
DKI Jakarta 3.77
Bali 4.25
Rata2 Sumber : BPS, 2017
Perbandingan Tingkat Kemiskinan
Nasional
Kalimantan Selatan 4.73
10,64% Prov. Bengkulu Maret Tahun 2017
Kep. Bangka Belitung 5.2
Kalimantan Tengah 5.37 11. Data BPS menunjukkan bahwa tingkat
Banten 5.45 kemiskinan di Provinsi Bengkulu jika
Kepulauan Riau 6.06 dibandingkan dengan provinsi lain masih
Kalimantan Timur 6.19 berada dibawah rata-rata nasional yang
Maluku Utara 6.35
mencapai 10,64%.
Sumatera Barat 6.87
Kalimantan Utara 7.22 22. Angka Kemiskinan sebesar 16.45%,
Riau 7.78 menggeser peringkat Prov. Bengkulu dari
Kalimantan Barat 7.88 posisi tertinggi menjadi posisi kedua
Sulawesi Utara 8.1 tertinggi di P. Sumatera setelah Prov. Aceh.
Jambi 8.19
Untuk mengukur
Jawa Barat 8.71 33. Bila melihat angka secara Year on Year
kemiskinan, BPS
Sulawesi Selatan 9.38 menggunakan konsep (YoY), maka angka kemiskinan Provinsi
Sumatera Utara 10.22 kemampuan memenuhi Bengkulu menurun sebanyak 0,87% dari
Indonesia 10.64 kebutuhan dasar (basic
needs approach). Dengan
Maret 2016. Penurunan angka kemiskinan
Sulawesi Barat 11.3 ini diikuti oleh penurunan Indeks
pendekatan ini,
Jawa Timur 11.77 kemiskinan dipandang Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan;
Sulawesi Tenggara 12.81 sebagai ketidakmampuan
Jawa Tengah 13.01 dari sisi ekonomi untuk
DI Yogyakarta 13.02 memenuhi kebutuhan
Sumatera Selatan 13.19 dasar makanan dan
bukan makanan yang
Lampung 13.69 diukur dari sisi
Sulawesi Tengah 14.14 pengeluaran. Jadi
NTB 16.07 Penduduk Miskin adalah
Bengkulu 16.45 penduduk yang memiliki
Aceh 16.89 rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan
Gorontalo 17.65 dibawah garis
Maluku 18.45 kemiskinan.
NTT 21.85 *BPS
Papua Barat 25.1
Papua 27.62
Perkembangan Kondisi Kemiskinan
18.59 di Provinsi Bengkulu

340 19.00

18.34
18.30

335 18.50

17.88
17.75
17.70

17.51
17.49

17.48
330 18.00
17.36

17.32
17.16
17.09

17.03
325 17.50

16.45
320 17.00
315 16.50
310 16.00

Mar 2017 316.98


2009 324.1

2010 324.9

Sep 2011 305.6

Mar 2012 314.4

Sept 2012 313.7

Mar 2013 331.4

Sept 2013 323.5

Mar 2014 320.9

Sept 2014 316.5

Mar 2015 334.1

Sept 2015 322.8

Mar 2016 328.6

Sept 2016 325.6


305 15.50
Mar 2011 305.3

300 15.00

Jumlah Penduduk miskin % Kemiskinan

1.1 Selama periode 2009 – Maret 2017, tingkat kemiskinan di Provinsi bengkulu mengalami
perkembangan yang fluktuatif. Angka kemiskinan terjadi paling tinggi pada Maret 2009 yang mencapai
sebesar 18,59% dan pada posisi Maret 2017, angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu merupakan yang
terendah yang menembus 16,45%.
2.2 Selama kurun waktu tersebut, angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu turun sebesar 2,14%.
19
1 Salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan Gini Ratio, Maret 2017
adalah Gini ratio. Nilai GiniRatio berkisar antara 0 – 1.
Berdasarkan daerah tempat
Semakin tinggi nilai ini ratio menunjukkan ketimpangan 3
tinggal Gini ratio di daerah
yang semakin tinggi. perkotaan pada Maret 2017
tercatat sebesar 0,390. Angka ini
2 Dari tabel, dapat terlihat bahwa ketimpangan
menurun sebesar 0,015 poin
pendapatan menurun, atau bisa dikatakan mendekati dibanding Gini ratio September
pemerataan, meskipun tidak terlalu signifikan 2016 yang sebesar 0,405.
Gini Ratio Provinsi Bengkulu, 2016-2017 4 Untuk daerah perdesaan Gini
ratio Maret 2017 tercatat 0,305.
Daerah/Tahun Kot Des Kot+Des
Angka ini meningkat 0,009 bila
Dari tabel di
September atas, dapat
2016 terlihat0,296
0,405 bahwa ketimpangan
0,354 pendapatan menurun, atau bisa
dibandingkan Gini ratio
dikatakan
Maret 2017mendekati 0,390
pemerataan,
0,305meskipun tidak terlalu signifikan.September
0,351 Berdasarkan daerah
2016 yang tempat
Sebesar
tinggal Gini ratio di daerah perkotaan pada Maret 2017 tercatat sebesar 0,296.0,390. Angka ini
menurun sebesar 0,015 poin
Perbandingan dibanding
Gini Gini 2017
Ratio, Maret ratio September 2016 yang sebesar 0,405.
Gini ratio Provinsi Bengkulu

0.432
0.430
0.413
0.407
0.403
0.397
posisi Maret 2017, berada pada
0.396
0.396
0.394
0.393
0.390
0.384
0.382
0.371
0.365
0.361
0.359
0.355
0.354
0.351
0.347
0.343
0.343
0.335
0.334
0.334

posisi 0,351. Posisi tersebut


0.330
0.329
0.327
0.325
0.318
0.317
0.315
0.308
0.282

berada dibawah posisi nasional


yang mencapai 0,393. Hal ini
berarti ketimpangan di provinsi
Bengkulu sudah dapat ditekan
pada level dibawah capaian
nasional, dan perekonomian
Maluku

Gorontalo
Riau

Aceh

Bengkulu

Banten
Sumsel
Kep. Babel

Kepri

Kalsel

Bali

Sulsel
Jambi
Kaltim

Jatim

DIY
Sumbar

Kalbar

Sulbar

NTT

DKI Jakarta
Papua Barat

Jabar
Kaltara

Maluku Utara
Sumut

Sulteng

Indonesia
Sultra

Papua
Sulut
NTB
Lampung

Kalteng

Jateng

penduduk di kelas bawah


semakin menguat.
20
Kondisi IPM Provinsi Bengkulu
Perkembangan IPM Provinsi Bengkulu 1.1 Pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu terus
mengalami kemajuan yang ditandai dengan
160.00 1.8
67.09 67.70 68.31 68.90 69.55 70.18 meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia
140.00 66.53 1.6
(IPM) Provinsi Bengkulu, IPM Provinsi Bengkulu
120.00 1.37 1.4
mencapai 69,33. Angka ini meningkat sebesar 0,74
1.2
100.00 1.08 poin dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar
0.93
0.99 1
80.00 0.83 0.8
68,59 atau dengan laju percepatan 1,08 persen.
0.78
60.00 68.06 68.59 69.33 0.6
65.35 65.96 66.61 67.50 2. Status pembangunan manusia di Provinsi
40.00 2
0.4 Bengkulu masuk dalam kategori “sedang”, dimana
20.00 0.2 komponen pembentuk IPM juga mengalami
0.00 0 peningkatan.
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
3. Pada Tahun 2016, IPM Prov. Bengkulu menempati
BENGKULU INDONESIA 3
Pertumbuhan IPM Bengkulu posisi 18 tertinggi se-Indonesia.

Perbandingan IPM per Provinsi di Indonesia Tahun 2016


79.60
78.38
74.59
73.99
73.65
71.20
71.05
70.96
70.73
70.18
70.05
70.00
70.00
69.98
69.76
69.74
69.62
69.55
69.33
69.31
69.20
69.13
69.05
68.24
67.65
67.60
67.47
66.63
66.29
65.88
65.81
63.60
63.13
62.21
58.05
Komponen Angka Harapan Hidup di Provinsi Bengkulu

Angka Harapan Hidup (Tahun)


Wilayah
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Provinsi Bengkulu 67.82 67.98 68.16 68.33 68.37 68.50 68.56
Bengkulu Selatan 66.95 67.00 67.03 67.05 67.06 67.16 67.20
Rejang Lebong 67.20 67.28 67.34 67.39 67.42 67.52 67.58
Bengkulu Utara 67.28 67.32 67.35 67.37 67.38 67.38 67.40
Kaur 65.36 65.41 65.43 65.45 65.46 65.76 65.84
Seluma 66.31 66.35 66.38 66.39 66.40 66.70 66.77
Mukomuko 65.57 65.66 65.74 65.80 65.83 65.83 65.88
Lebong 61.95 62.00 62.01 62.01 62.01 62.31 62.39
Kepahiang 66.51 66.55 66.60 66.63 66.65 66.95 67.03
Bengkulu Tengah 67.57 67.60 67.61 67.61 67.61 67.62 67.63
Kota Bengkulu 69.31 69.36 69.40 69.44 69.46 69.46 69.49

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017


Komponen Harapan Lama Sekolah di Provinsi Bengkulu

Harapan Lama Sekolah (Tahun)


Wilayah
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Provinsi Bengkulu 11.59 11.88 12.20 12.78 13.01 13.18 13.38
Bengkulu Selatan 12.07 12.55 12.61 12.99 13.42 13.45 13.46
Rejang Lebong 11.46 11.76 12.09 12.42 12.76 13.11 13.23
Bengkulu Utara 10.91 11.45 11.98 12.44 12.78 12.81 12.82
Kaur 11.11 11.42 11.73 12.42 12.82 12.85 12.94
Seluma 10.59 11.20 11.62 12.03 12.55 12.59 12.60
Mukomuko 10.66 11.15 11.36 11.72 12.10 12.48 12.49
Lebong 10.76 10.86 10.96 11.07 11.39 11.72 12.15
Kepahiang 10.93 11.46 11.67 11.95 12.30 12.31 12.66
Bengkulu Tengah 10.95 11.51 11.79 12.07 12.35 12.54 12.95
Kota Bengkulu 14.12 14.16 14.21 14.30 14.36 14.71 15.16

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017


Komponen Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Bengkulu

Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)


Wilayah
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Provinsi Bengkulu 7.85 7.93 8.01 8.09 8.28 8.29 8.37
Bengkulu Selatan 8.14 8.24 8.36 8.71 8.75 8.76 8.77
Rejang Lebong 7.38 7.54 7.57 7.59 7.60 7.90 8.03
Bengkulu Utara 6.83 7.13 7.27 7.74 7.80 7.81 7.82
Kaur 7.69 7.71 7.73 7.76 7.76 7.78 7.80
Seluma 7.06 7.09 7.11 7.13 7.37 7.38 7.55
Mukomuko 6.93 7.06 7.19 7.33 7.40 7.42 7.85
Lebong 7.35 7.35 7.35 7.35 7.62 7.77 7.86
Kepahiang 7.06 7.14 7.18 7.22 7.50 7.51 7.83
Bengkulu Tengah 6.36 6.48 6.65 6.81 6.86 6.88 6.89
Kota Bengkulu 10.92 11.04 11.17 11.29 11.44 11.45 11.46
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017
Komponen Pengeluaran per Kapita di Provinsi Bengkulu

Pengeluaran Perkapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)


Wilayah
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Provinsi Bengkulu 8,459 8,572 8,682 8,803 8,864 9,123 9,492

Bengkulu Selatan 8,486 8,526 8,566 8,606 8,777 8,951 9,044


Rejang Lebong 8,320 8,469 8,631 8,813 8,869 9,050 9,520
Bengkulu Utara 8,832 8,923 9,025 9,145 9,293 9,444 9,566
Kaur 6,883 6,947 7,022 7,114 7,232 7,599 7,842
Seluma 6,726 6,761 6,807 6,870 6,894 7,077 7,335
Mukomuko 9,165 9,179 9,203 9,243 9,269 9,296 9,482
Lebong 9,167 9,601 9,914 10,132 10,210 10,363 10,682
Kepahiang 8,082 8,197 8,307 8,486 8,545 8,605 8,701
Bengkulu Tengah 7,710 7,749 7,799 7,865 7,885 8,163 8,425
Kota Bengkulu 11,095 11,299 11,518 11,759 11,873 12,277 12,698

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017


Perkembangan IPM Kab/Kota di Provinsi Bengkulu

Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia


1 di tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi. IPM pada
level Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu berkisar
antara 64,04 (Seluma) hingga 77,94 (Kota Bengkulu).
Peningkatan IPM di tingkat provinsi Bengkulu juga
2 tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode
2015 hingga 2016, seluruh kabupaten/kota mengalami
peningkatan IPM.
Pembangunan manusia di kabupaten/kota di Provinsi
3 Bengkulu pada tahun 2016 berada pada status
“sedang”. Dari 10 kab/kot, hanya pembangunan
manusia di Kota Bengkulu yang berada pada status
“tinggi”, sedangkan 9 kab lain berada pada status
“sedang”.

Perkembangan IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2016

77.94
77.16
76.49
76.16
75.71
75.31
74.92
69.33

68.71
68.57
68.59

68.28

68.34
68.06

67.63
67.61

67.51

67.46
67.27
66.77

66.67
66.61

66.55

66.52

66.35
66.11
65.96

65.84

65.77

65.58
65.51

65.47

65.45

65.44
65.35

65.31

65.22
64.95
64.92

64.79

64.68
64.72
64.61

64.47

64.44
64.19

64.16
64.04
67.5

63.86
63.75

63.71
63.71

63.44
63.41
63.17

63.15

63.12
62.94

62.95
66.5

62.84

62.54
62.43
62.32
61.85

61.87
61.55
61.39

61.01

64.1
63.9
60.27
63.5

62.6
62.1

61.7
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Individu FAKIR MISKIN di Prov. Bengkulu
Sumber: Data Terpadu untuk Program Penanganan Fakir Miskin, SK Mensos RI No. 32/HUK/2016

Jumlah Individu Miskin dengan Status Kesejahteraan


Kab/Kota Total
Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4
BENGKULU SELATAN 10,154 13,285 14,479 9,287 47,205
BENGKULU TENGAH 12,545 12,841 12,647 5,969 44,002
BENGKULU UTARA 8,898 24,710 26,492 24,995 85,095
KAUR 11,760 15,149 13,728 9,540 50,177
KEPAHIANG 15,791 19,857 2,409 905 38,962
KOTA BENGKULU 63,201 12,937 3,683 2,591 82,412
LEBONG 13,850 13,870 7,580 1,313 36,613
MUKOMUKO 14,998 19,849 14,279 2,628 51,754
REJANG LEBONG 43,213 33,058 14,947 2,052 93,270
SELUMA 20,015 24,105 18,712 10,540 73,372
Grand Total 214,425 189,661 128,956 69,820 602,862
Sumber: BDT 2015 TNP2K, diolah
27
PERTUMBUHAN EKONOMI PROV. BENGKULU

• Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu selama 3 tahun terakhir Pertumbuhan Sisi Pengeluaran (y-o-y, Persen)
berada di kisaran 5-6 persen dan cenderung berada di atas rata-rata
nasional.
• Ekonomi Bengkulu di 2016 tumbuh terutama didorong oleh
investasi dan ekspor. Kuatnya ekonomi Bengkulu ditopang baik dari
permintaan domestik yang meningkat dan tumbuh tinggi serta
permintaan eksternal yang mulai pulih terutama mitra dagang
Bengkulu.
• Pada sisi lapangan usaha, peningkatan bersumber dari sektor
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor; dan Pertanian, Kehutanan,dan Perikanan (memiliki
kontribusi ekonomi besar)
• Perbaikan ekonomi didukung oleh tren perbaikan harga komoditas Pertumbuhan Sisi Produksi (y-o-y, Persen)
sawit dan karet selain itu berakhirnya kebijakan pembatasan
volume ekspor karet oleh AETS mendorong kinerja ekspor karet. Uraian
2016
I II III IV Total
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,2 2,8 3,6 4,0 3,2
Pertambangan dan Penggalian 0,7 0,9 1,2 0,9 0,9
Industri Pengolahan 5,6 6,0 6,1 5,3 5,7
Pengadaan Listrik dan Gas 10,2 19,0 25,0 17,6 17,8
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, Daur Ulang -1,8 -2,1 1,6 5,3 0,7
Konstruksi 5,7 6,7 6,6 7,2 6,6

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan


Sepeda Motor 6,7 7,2 7,9 9,3 7,8

Transportasi dan Pergudangan 6,0 5,9 5,0 5,7 5,6


Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,6 9,6 9,7 9,8 9,7
Informasi dan Komunikasi 7,5 7,1 6,8 7,4 7,2
PERTUMBUHAN EKONOMI PROV. BENGKULU

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu menurut Lapangan Usaha 2013 - 2016 (1/2)

LAPANGAN USAHA
Kontribusi ADHB Pertumbuhan ADHK • Pola pergerakan pertumbuhan
2014 2015* 2016** 2014 2015* 2016** ekonomi Provinsi Bengkulu selama 4
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 31.44 30.65 29.85 2.46 2.26 3.16
  1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 23.56 23.00 22.37 2.84 2.70 2.93 tahun terakhir cenderung mengikuti
 
 
a. Tanaman Pangan
b. Tanaman Hortikultura
10.17
3.83
9.82
3.82
9.39 1.32
3.82 -1.22
-0.03
5.85
1.25
5.60
pola laju pertumbuhan sektor
  c. Tanaman Perkebunan 4.74 4.57 4.34 5.35 3.77 1.42 pertanian, kehutanan dan
  d. Peternakan 4.20 4.19 4.20 6.22 4.79 5.46
  e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0.62 0.60 0.61 8.82 1.80 5.75 perikanan. Sehingga laju
 
 
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu
3 Perikanan
0.73
7.15
0.69
6.96
0.64
6.85
1.13
1.48
-0.74
1.11
-2.25
4.53
perekonomian Bengkulu di tahun
B Pertambangan dan Penggalian 4.16 3.97 3.74 6.19 1.18 0.96 mendatang sangat tergantung pada
  1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi            
  2 Pertambangan Batubara dan Lignit 1.91 1.78 1.60 11.59 -0.64 -2.25 kinerja sektor ini.
  3 Pertambangan Bijih Logam 0.04 0.04 0.04 5.88 - -
  4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 2.21 2.16 2.10 2.31 2.63 3.42 • Penurunan laju pertumbuhan sektor
C
 
Industri Pengolahan
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas  
6.29
 
6.18
 
6.20
 
6.36
 
4.71
 
5.75
pertanian, kehutanan dan perikanan
  2 Industri Makanan dan Minuman 5.61 5.48 5.52 6.84 4.51 6.03 didorong oleh penurunan
  3 Industri Pengolahan Tembakau            
  4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0.00 0.00 0.00 - - - pertumbuhan sub sektor
 
 
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang
 
0.00
 
0.00
 
0.00
 
-
 
-
 
-
perkebunan dan sub sektor
Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya tanaman pangan yang sempat
  7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan 0.01 0.01 0.01 - - -
Reproduksi Media Rekaman tumbuh rendah di tahun 2015.
  8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0.00 0.00 0.00     
  9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0.42 0.43 0.43 3.27 6.33 5.95 • Sektor pertanian, kehutanan dan
 
 
10 Industri Barang Galian bukan Logam
11 Industri Logam Dasar
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00 
-
 
-
 
-
perkebunana berkontribusi
  12 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik;
dan Peralatan Listrik
0.20 0.20 0.19 2.74 5.33 - terhadap perekonomian Provinsi
  13 Industri Mesin dan Perlengkapan             Bengkulu sekitar kurang lebih 30
 
 
14 Industri Alat Angkutan
15 Industri Furnitur
 
0.04
 
0.04
 
0.04
 
-
 
6.25
 
-
persen, dengan kecenderungan
  16 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan Peralatan
0.01 0.01 0.01 - 50.00 - kontribusi yang menurun.
PERTUMBUHAN EKONOMI PROV. BENGKULU

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu menurut Lapangan Usaha 2013-2016 (2/2)


Kontribusi ADHB Pertumbuhan ADHK
LAPANGAN USAHA
2014 2015* 2016** 2014 2015* 2016** • Sektor kedua terbesar yang memberikan
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.06 0.07 0.08 18.52 -3.13 16.13 kontribusi pada pertumbuhan ekonomi
  1 Ketenagalistrikan 0.06 0.06 0.08 14.81 -3.23 20.00
  2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 0.00 0.00 0.00     -
Provinsi Bengkulu adalah sub sektor
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
0.20 0.20 0.19 2.38 2.33 -
perdagangan besar dan eceran yang
Ulang
F Konstruksi 4.83 4.85 4.94 6.31 4.02 6.60
memberikan kontribusi sekitar 13 persen
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
13.41 13.35 13.88 6.98 7.03 7.81
terhadap keseluruhan perekonomian
Motor
  1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 3.34 3.34 3.33 8.22 5.51 4.83
Provinsi Bengkulu dan terus mengalami
  2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda
10.07 10.01 10.55 6.64 7.49 8.72
peningkatan.
Motor
H Transportasi dan Pergudangan 7.59 7.86 7.92 6.35 6.90 5.62 • Sektor ketiga terbesar adalah sektor Real
  1 Angkutan Rel
  2 Angkutan Darat
 
4.20
 
4.36
 
4.37
 
6.94
 
7.25
 
6.27
Estate yang kontribusinya meningkat
  3 Angkutan Laut 1.07 1.10 1.06 2.58 5.54 1.91 cukup tajam pada 2016 dibandingkan
  4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0.09 0.09 0.09 3.23 3.13 3.03 tahun sebelumnya.
  5 Angkutan Udara 2.08 2.15 2.25 7.30 6.97 6.36
  6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 0.15 0.15 0.15 8.00 5.56 7.02 • Sektor keempat terbesar adalah sektor
I
 
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
1 Penyediaan Akomodasi
1.47 1.53 1.60 9.13 8.75 9.62 transportasi dan pergudangan,
0.09 0.09 0.10 6.90 6.45 6.06
  2 Penyediaan Makan Minum 1.38 1.44 1.50 9.27 8.89 9.83 khususnya sub sektor angkutan darat dan
J Informasi dan Komunikasi 3.46 3.46 3.48 7.73 6.64 7.22 angkutan udara yang kontribusinya
K Jasa Keuangan dan Asuransi 3.63 3.55 3.51 5.35 3.52 5.82
  1 Jasa Perantara Keuangan 2.97 2.87 2.84 4.62 2.88 5.88 menunjukkan peningkatan dari tahun ke
  2 Asuransi dan Dana Pensiun 0.02 0.02 0.02 - 14.29 - tahun..
  3 Jasa Keuangan Lainnya 0.64 0.66 0.66 9.05 6.55 5.33
  4 Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 - - - • Namun perlu diperhatikan konsentrasi
L Real Estat 4.00 4.02 12.99 6.32 6.13 5.55
M,N Jasa Perusahaan 2.04 2.14 2.16 6.36 7.38 6.64
kinerja sektor perdagangan dan sektor
0 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
8.93 9.47 9.67 6.35 8.58 5.65
transportasi apakah hanya terpusat di
Wajib
P Jasa Pendidikan 6.35 6.46 6.46 8.61 8.15 5.32
perkotaan (kota Bengkulu) yang nantinya
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.45 1.53 1.60 9.50 8.49 8.87 dapat mendorong kesenjangan antar
R,S,T, Jasa lainnya
U 0.68 0.71 0.75 8.62 9.13 9.45 kabupaten/kota semakin lebar.
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100.00 100.00 100.00 5.48 5.13 5.30
PERTUMBUHAN EKONOMI PROV. BENGKULU
Kabupaten Muko-Muko
• Secara umum, kinerja
5,66 % (2015) 5,85% (2016) perekonomian Provinsi Bengkulu
pada tahun 2016 cukup baik
Kabupaten Lebong
dengan laju pertumbuhan ekonomi
4,99 % (2015) 5,21 %(2016) kabupaten/kota diatas 5 persen,
kecuali Kota Bengkulu yang mampu
Kabupaten Rejang Lebong tumbuh diatas 6 persen.
• Tiga Kabupaten/Kota yang
5,20 % (2015) 5,30 %(2016)
Kabupaten Bengkulu Utara memberikan kontribusi terbesar
Kabupaten Kepahiang (lebih dari 55 persen) yaitu Kota
5,07% (2015) 5,01%(2016)
Bengkulu, Kabupaten Rejang
5,72 % (2015) 5,74 %(2016) Lebong dan Kabupaten Bengkulu
Kabupaten Bengkulu Tengah
Utara juga mampu tumbuh diatas 5
Kabupaten Seluma persen.
5,01 % (2015) 5,04 %(2016)
4,32 % (2015) 5,01% (2016) • Dalam RPJMN 2015-2019, masih
Kota Bengkulu terdapat satu kabupaten yang
6,02 % (2015) 6,17 %(2016) dikategorikan sebagai Kabupaten
Tertinggal yaitu Kabupaten Seluma.
Kabupaten Bengkulu Selatan Jumlah penduduk yang masih
sedikit dan belum berkembangnya
5,14% (2015) 5,32 %(2016) potensi daerah perlu menjadi
Kabupaten Kaur
perhatian dalam pengembangan
4,96 % (2015) 5,34%(2016) Kabupaten Seluma sehingga
diharapkan pada akhir tahun 2019
dapat terentaskan sebagai
Kabupaten Tertinggal.
Penurunan Tingkat Kemiskinan dan Tingkat
Pengangguran Terbuka Mengalami Perlambatan…

• Tingkat pengangguran di Bengkulu Tengah cenderung lebih rendah dibandingkan dengan tingkat
pengangguran nasional. Secara umum, pola pergerakan penurunan dan peningkatan tingkat
pengangguran terbuka Bengkulu jauh lebih signifikan dibandingakan dengan pola pergerakan
penurunan tingkat pengangguran nasional.
• Berbeda dengan tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan Bengkulu tergolong masih tinggi dan
mengalami perlambatan penurunan. Selama empat tahun terakhir, tingkat kemiskinan Bengkulu
berada di kisaran 17 persen dan tidak mengalami penurunan yang signifikan.
• Rendahnya tingkat pengangguran dan tingginya tingkat kemiskinan menunjukkan bahwa tingkat
pendapatan yang dimiliki masih sangat rendah (dibawah garis kemiskinan).

Perkembangan TPT Provinsi Bengkulu 2011-2016 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Bengkulu 2011-2016

7.00 6.56
6.50 6.14 6.25 6.18 20
5.94 17.75
6.00 5.61 17.5 17.51 17.09 17.16 17.03
18
5.50 4.91
5.00 4.74
16
4.50
4.00 3.61 3.47 14
3.30 12.49
3.50 11.46
3.00 12 10.96 11.13 10.70
2.37 10.06
2.50
2.00 10
2011 2012 2013 2014 2015 2016 BENGKULU Nasional
8
TPT Bengkulu TPT Nasional 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Elastisitas Pertumbuhan Ekonomi dengan Tingkat Pengangguran
Terbuka dan Tingkat Kemiskinan Sangat Rendah...

• Secara umum, rata-rata pertumbuhan ekonomi di Bengkulu tergolong cukup tinggi. Namun, pertumbuhan yang tinggi
tersebut belum mampu mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan masih sangat rendah.
• Secara umum, rata-rata pertumbuhan ekonomi 1 persen berdampak pada penurunan kemiskinan sebesar kurang dari
0,02 persen (hampir tidak ada dampak sama sekali) dan hanya di beberapa Kabupaten antara lain Kabupaten Mukomuko
dan Kabupaten Lebong.
• Secara umum, rata-rata pertumbuhan ekonomi 1 persen berdampak pada penurunan tingkat pengengguran sebesar 0,07
persen -0,1 persen. (sangat rendah) dan hanya di Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma dan Muko-Muko.

Analisis Kuadran Pertumbuhan Ekonomi dan TPT Analisis Kuadran Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan
Dampak Peningkatan Ekonomi terhadap
Peningkatan IPM masih relatif cukup rendah.

Analisis Kuadran Pertumbuhan Ekonomi dan IPM


• Rata-rata pertumbuhan ekonomi
1 persen berdampak pada
peningkatan IPM sebesar tingkat
kemiskinan sebesar 0,1 besaran
indeks.
• Peningkatan rata-rata IPM
terbesar berada di Bengkulu
Utara, sedangkan peningkatan
terendah berada di Kota
Bengkulu.
• Mengingat Kota Bengkulu sudah
memiliki nilai IPM yang cukup
tinggi, maka secara spasial
peningkatan IPM perlu
difokuskan di Kabupaten
Kepahiang, Muko-Muko dan
Bengkulu Selatan.
Analisis Korelasi Kemiskinan & AKB
19.00

Kepahiang
AKB (y)

17.00

15.00

Muko Muko
Bengkulu Tengah
13.00

Bengkulu Selatan
Rejang Lebong
11.00

Lebong Kaur
7.00 12.00 17.00 22.00

9.00
Seluma

7.00
Kota Bengkulu
Bengkulu Utara

5.00

Kemiskinan (x)
Analisis Korelasi Kemiskinan & AKI

Kepahiang 250.00

Kota Bengkulu
AKI (y)

Muko Muko 230.00

210.00

190.00

170.00

7.00 12.00 17.00 22.00

150.00
Rejang Lebong
Seluma

130.00
Bengkulu Utara

110.00
Lebong Bengkulu Selatan

Bengkulu Tengah
90.00
Kaur

70.00

Kemiskinan (x)
Kondisi Fertilitas & KB di Prov. Bengkulu Tahun 2016
Sumber: BPS Prov. Bengkulu, Susenas 2016

% Umur Perkawinan Pertama (Tahun) Wanita dengan Usia Perkawinan


Kabupaten/Kota Pertama Tahun 2015 - 2016
≤ 16 17 - 18 19 - 20 21 +
Bengkulu Selatan 14.11 24.21 26.13 35.55

41.76
41.76
Rejang Lebong 13.48 26.80 27.07 32.66

35.82
Bengkulu Utara 15.02 22.32 29.79 32.86

28.28
Kaur 14.85 24.44 25.52 35.18

22.48
Seluma 16.25 27.26 25.11 31.38

20.01
16.47
Mukomuko 27.53 22.92 23.24 26.32
Lebong 14.26 21.82 26.27 37.64

9.95
Kepahiang 18.77 21.49 28.72 31.02
Bengkulu Tengah 22.93 27.24 17.96 31.87
Kota Bengkulu 13.75 13.29 20.61 52.35 ≤ 16 17 - 18 19 - 20 21+
Provinsi Bengkulu 16.47 22.48 41.76 35.82
2015 2016
1. Masih ditemukan sebesar 16.47% wanita di Provinsi Bengkulu yang menikah dibawah usia
16 tahun dan 22,48% yang menikah diusia 17-18 tahun;
2. Wanita dengan usia perkawinan dibawah 16 tahun dan usia 17-18 tahun mengalami
peningkatan kurun waktu 2015-2016;
3. Pernikahan usia dini meningkatkan resiko peningkatan AKI dan AKB;
Kondisi Fertilitas & KB di Prov. Bengkulu Tahun 2016
Sumber: BPS Prov. Bengkulu, Susenas 2016

% Umur Kehamilan Pertama (Tahun) Wanita dengan Usia Kehamilan


Kabupaten/Kota
≤ 16 17 - 18 19 - 20 21 + Pertama Tahun 2015 - 2016

46.45
Bengkulu Selatan 9.18 20.79 23.74 46.28
Rejang Lebong 8.15 21.53 27.72 42.60

37.11
Bengkulu Utara 7.47 16.40 32.17 43.97
Kaur 8.10 19.02 28.41 44.47

26.64
26.03
22.45
Seluma 9.49 22.10 24.98 43.43

18.07
Mukomuko 16.89 20.23 24.20 38.69

13.8
Lebong 8.01 21.76 26.21 44.02

9.45
Kepahiang 7.88 16.06 30.23 45.83
Bengkulu Tengah 14.42 25.17 21.03 39.37
Kota Bengkulu 8.29 8.88 20.62 62.20
Provinsi Bengkulu 9.45 18.07 26.03 46.45 ≤ 16 17 - 18 19 - 20 21+

2015 2016
1. Masih ditemukan sebesar 9.45% wanita di Provinsi Bengkulu yang hamil dibawah usia 16
tahun dan 18.07% yang hamil diusia 17-18 tahun;
2. Wanita dengan usia kehamilan dibawah 16 tahun dan usia 17-18 tahun mengalami
penurunan kurun waktu 2015-2016;
3. Pernikahan usia dini meningkatkan resiko peningkatan AKI dan AKB;
Praktik pembuatan DIAGRAM KARTESIUS (SCATTER)

Indikator Y

Sumbu Y

Y max (+)

tick

X min (-) X max (+)


Sumbu X

Angka rata2
sebagai pusat
sumbu

Y min (-)

Indikator X
Terima Kasih

JL. Pembangunan No. 15, Padang Harapan


Kota Bengkulu, 38224

Office Phone/Fax : 0736 - 21255


40
Author present by : Mgs. M. Rizqi Al Fadli, S.IP, M.Si

Anda mungkin juga menyukai