Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Dalam tatanan desentralisasi atau otonomi daerah di bidang kesehatan kualitas
sistem informasi kesehatan di tingkat Kabupaten sangat di tentukan oleh sistem
informasi yang berkualitas di tingkat Kecamatan / Puskesmas oleh karena itu kami
membuat profil UPTD Kecamatan Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang Kaman
yang menyajikan informasi kesehatan secara menyeluruh di wilayah UPTD Kecamatan
Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang Kaman tahun 2021 khususnya cakupan
pelayanan Kesehatan sebagai dasar evaluasi tahunan dan pemantauan kinerja bagi
petugas kesehatan di wilayah kerja UPTD UPTD Kecamatan Sanaman Mantikei
Puskesmas Tumbang Kaman.
Upaya pelayanan kesehatan dititik beratkan pada pelayanan dasar sebagai upaya
terpadu yang diselenggarakan melalui kegiatan pokok, karena Puskesmas merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat di samping memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok (Departemen Kesehatan 1991).
Di tingkat Kabupaten, visi ini telah diterjemahkan dalam visi Kabupaten Katingan
yaitu “ Katingan "Cerdas Sehat dan Terbuka" Untuk Mewujudkan Masyarakat Yang
maju, Mandiri adil dan Merata” Visi Kabupaten ini dijadikan dasar bagi visi Dinas
Kesehatan Kabupaten Katingan yang tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra)
Tahun 2019-2023, yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Melalui
Peningkatan Derajat Kesehatan”.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, seluruh upaya kesehatan yang telah
dilakukan oleh sektor kesehatan, non kesehatan, swasta, dan peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah

Profil PUSKESMAS TUMBANG KAMAN | 2021 1


kesehatan perlu dicatat dan dikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi
Kesehatan (SIK).
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based diarahkan untuk
penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu guna
pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Salah
satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah dokumen Profil Kesehatan
Kabupaten Katingan yang merupakan gambaran situasi kesehatan di wilayah
Kabupaten Katingan dan diterbitkan setiap tahun. Setiap edisi memuat berbagai data
dan informasi tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan
kesehatan seperti data kependudukan, pendidikan, fasilitas kesehatan, pencapaian
program-program kesehatan dan keluarga berencana.
Dengan diterbitkannya Profil Kesehatan UPTD Kecamatan Sanaman Mantikei
Puskesmas Tumbang Kaman Tahun 2021 ini dapat diketahui gambaran situasi derajat
kesehatan masyarakat (angka kematian, status gizi, angka kesakitan), upaya
kesehatan (pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku
hidup masyarakat, keadaan lingkungan), sumber daya kesehatan (sarana kesehatan,
tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan) di Kabupaten Katingan Tahun 2021.
Semua informasi yang terangkum dalam dokumen Profil Kesehatan tersebut
dipergunakan dalam rangka proses perencanaan, pemantauan dan mengevaluasi
pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Katingan pada Tahun 2021, serta
pembinaan dan pengawasan program di bidang kesehatan.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Puskesmas juga melaksanakan upaya-
upaya kesehatan berupa Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan upaya tersebut
diharapkan terwujud tujuan pembangunan kesehatan dengan tercapainya kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal.
UPTD Kecamatan Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang Kaman sebagai salah
satu ujung tombak dalam upaya pembangunan kesehatan tersebut khususnya di
wilayah Kecamatan Sanaman Mantikei, dalam mengukur keberhasilan pembangunan
kesehatan melalui beberapa program yang dilaksanakan akan menggunakan beberapa
indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 2


Untuk mengukur keberhasilan dari program tersebut akan menggunakan indikator
sebagai berikut;
1. Indikator Derajat Kesehatan sebagai hasil akhir, yang meliputi indikator mortalitas,
morbiditas dan status gizi.
2. Indikator Hasil Antara, yang meliputi indikator untuk keadaan lingkungan, perilaku
hidup, akses dan mutu pelayanan kesehatan.
3. Indikator Proses dan Masukan yang meliputi, indikator pelayanan kesehatan, sumber
daya kesehatan, manajemen kesehatan dan kontribusi sektor terkait.

Profil Kesehatan UPTD Kecamatan Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang


Kaman ini merupakan salah satu sarana untuk menggambarkan situasi dan kondisi
kesehatan masyarakat di Kecamatan Sanaman Mantikei dan merupakan salah satu
sarana untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah tersebut berdasarkan indikator-indikator yang tercantum di atas.

B. Metode Pengumpulan Data


Data untuk penyusunan Profil Kesehatan UPTD Kecamatan Sanaman Mantikei
Puskesmas Tumbang Kaman ini dikumpulkan dari laporan bulanan Puskesmas.
melalui Laporan yang diperoleh dari Pemegang program dikumpulkan secara rutin/
terus menerus dari kegiatan pengelolaan data harian. Data dikumpulkan dari catatan
kegiatan harian atau rekam medik pasien yang berkunjung ke Puskesmas serta
catatan kegiatan pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas. Pengumpulan data
dilakukan secara berkala baik di kelurahan/desa maupun di puskesmas

C. Pengolahan dan Analisis Data


Data yang telah dikumpulkan, dientri ke dalam format tabel profil yang telah
disediakan, sebagaimana tercantum pada lampiran Profil Kesehatan ini. Berdasarkan
data yang ada pada tabel-tabel kemudian dilakukan analisis. Dilakukan empat jenis
analisis data yaitu :

1. Analisis Deskriptif
Yakni menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat di dalam tabel sesuai
karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata, angka minimum
dan maksimum.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 3


2. Analisis Komparatif
Yakni menjelaskan data dengan cara membandingkan karakteristik data wilayah
satu dengan wilayah lainnya atau perbandingan data antar waktu, antar jenis
kelamin, antar kelompok umur.
3. Analisis Kecenderungan
Yakni menjelaskan data dengan membandingkan data antar waktu dalam
periode yang relatif panjang.
4. Analisis Hubungan
Yakni menjelaskan hubungan/keterkaitan antara variabel satu dengan variabel
lainnya.

D. Sistimatika Penulisan
Data dan informasi disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan grafik, dengan
sistimatika penyajian sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil UPTD Kecamatan
Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang Kaman dan sistematika dari
penyajiannya.
Bab II Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kecamatan Sanaman Mantikei.
Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum
lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi,
pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
Bab III Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan, dan angka status gizi masyarakat Kecamatan Sanaman Mantikei.
Bab IV Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan
kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang
Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 4
diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan Sanaman
Mantikei Puskesmas Tumbang Kaman
Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab VI Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting perlu disimak dan telah
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan UPTD Kecamatan Sanaman
Mantikei Puskesmas Tumbang Kaman di tahun 2020. Selain keberhasilan-
keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang
dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.

Lampiran
Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kecamatan Sanaman
Mantikei dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang
responsif gender.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 5


BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

A. Luas Wilayah
Luas Sanaman Mantikei adalah : 2.727,38 Km. Berdasarkan data dari kantor
BPS Kabupaten Katingan akhir tahun 2020 penduduk Kecamatan Sanaman Mantikei
berjumlah 11.006 jiwa yang terdiri dari laki-laki 5.739 jiwa dan perempuan 5.267
jiwa. Batas wilayah Sanaman Mantikei sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan Kecamatan Petak Malai
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Manuhing Kab Gunung mas
3. Sebelah Selatan berbatasan Kecamatan Katingan Tengah
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Marikit

B. Jumlah Desa
Pembagian desa di Kecamatan Sanaman Mantikei dapat dilihat pada tabel
berikut :

Kecamatan Sanaman Mantikei terdiri dari 14 Desa, yaitu :


1. Desa Dehes
2. Desa Rantau Bangkiang
3. Desa Tumbang Labehu
4. Desa Tumbang Kaman
5. Desa Tumbang Manggu
6. Desa Kamanto
7. Desa Kuluk Habuhus
8. Desa Tumbang Kanei
9. Desa Pangka
10. Desa Tumbang Atei
11. Desa Tumbang Mangara
12. Desa Tumbang Kawei
13. Desa Tumbang Taranei
14. Desa Daya Manunggal

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 6


C. Kependudukan
1. Jumlah dan Pertumbuhan penduduk
. Berdasarkan data dari kantor BPS Kabupaten Katingan akhir tahun 2017
penduduk Kecamatan Sanaman Mantikei berjumlah 11.006 jiwa yang terdiri
dari laki-laki 5.739 jiwa dan perempuan 5.267 jiwa. Jumlah penduduk
tertinggi terdapat di desa Tumbang Manggu. Jumlah penduduk terendah di
desa Daya Manunggal.
2. Persentase Penduduk Desa
Presentase penduduk tertinggi terdapat di Desa Tumbang Manggu sebesar
34,19 %, sedangkan yang terendah terdapat di Desa Tumbang Daya Manunggal
sebesar 1,42 %. persentase penduduk per Desa adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Persentase Penduduk Per-Desa di Kec Sanaman mantikei Tahun 2020
No Desa Jumlah %
1 Dehes 395 3,59%
2 Rantau Bangkiang 1.163 10,57%
3 Tumbang Labehu 221 2,01%
4 Tumbang Kaman 1.982 18,01%
5 Tumbang Manggu 3.944 35,83%
6 Kamanto 291 2,64%
7 Kuluk Habuhus 526 4,78%
8 Tumbang Kanei 370 3,36%
9 Tumbang Pangka 304 2,76%
10 Tumbang Atei 1.040 9,45%
11 Tumbang Mangara 185 1,68%
12 Tumbang Kawei 172 1,56%
13 Tumbang Taranei 263 2,39%
14 Daya Manunggal 150 1,36%
Jumlah 11.006 100 %

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 7


3. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga
Jumlah rumah tangga di Sanaman Mantikei pada tahun 2020 berjumlah
2.480 rumah tangga. Jumlah rumah tangga terbanyak terdapat di Desa
Tumbang Manggu sebanyak 922 rumah tangga, dan paling sedikit terdapat di
Desa Daya Manunggal sejumlah 34 rumah tangga.
Tabel. 2.1
Jumlah Rumah Tangga/ Desa
Jumlah Rumah Rata-rata jiwa
No Desa Jiwa Tangga per Rumah
Tangga
1 Dehes 395 77 5
2 Rantau Bangkiang 1.163 230 4
3 Tumbang Labehu 221 75 4
4 Tumbang Kaman 1.982 420 4
5 Tumbang Manggu 3.944 922 5
6 Kamanto 291 55 4
7 Kuluk Habuhus 526 124 4
8 Tumbang Kanei 370 85 5
9 Tumbang Pangka 304 63 4
10 Tumbang Atei 1.040 226 4
11 Tumbang Mangara 185 47 6
12 Tumbang Kawei 172 55 4
13 Tumbang Taranei 263 67 4
14 Daya Manunggal 150 34 4
Jumlah 11.006 2.480

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 8


4. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis Kelamin
Jumlah penduduk Sanaman Mantikei pada tahun 2020 berdasarkan jenis
kelamin adalah laki-laki 5.739 orang dan perempuan 5.267 orang.

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Angka Kematian (Mortality)


Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesakitan,
karena biasanya merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab atau proses
interaksi dari berbagai faktor lain yang secara sendiri ataupun bersama-sama hingga
menyebabkan terjadinya kematian. Walaupun penyebab kematian dapat dibedakan
menjadi penyebab secara langsung dan tidak langsung. Salah satu alat untuk menilai
keberhasilan program pembangunan kesehatan adalah dengan melihat perkembangan
angka kematian setiap tahunnya.
Dalam memahami Angka Kematian (Mortality) pembaca perlu memahami
perbedaan “Angka Kematian” dengan “Jumlah Kematian”. “Angka Kematian”
merupakan konversi dari jumlah kematian, Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA) menunjukkan jumlah bayi dan dan jumlah balita yang mati
pada kurun waktu tertentu per 1.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Ibu (AKI)
menunjukkan jumlah ibu yang mati karena masalah kesehatan terutama kehamilan
dan persalinan, pada kurun waktu tertentu per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan
“Jumlah Kematian” merupakan jumlah bayi, jumlah balita atau jumlah ibu yang mati di
tiap besaran riil kelahiran hidup di wilayah tertentu.
Maksud konversi jumlah kematian ke angka kematian adalah supaya kematian
dapat dibandingkan kondisinya dari tahun ke tahun, atau dibandingkan dengan daerah
lain dan angka kematian nasional.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)


AKB didefinisikan sebagai jumlah kematian bayi yang berusia kurang dari
satu tahun di suatu wilayah tertentu selama satu tahun per 1.000 kelahiran hidup.
AKB merupakan indikator yang sensitif terhadap ketersediaan, pemanfaatan dan
kualitas pelayanan kesehatan, terutama pelayanan perinatal. Pola penyakit

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 9


penyebab tertinggi kematian perinatal di Indonesia menurut Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) 1995 antara lain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),
komplikasi perinatal dan diare. Pada tahun 2001 pola penyebab kematian bayi ini
tidak banyak berubah dari penyebab-penyebab sebelumnya, yakni karena
sebab-sebab perinatal, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, tetanus
neonatarum, saluran cerna dan penyakit saraf.
Penyebab kematian bayi berupa sebab-sebab perinatal antara lain karena
rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, rendahnya
perilaku preventif dan kuratif pada masa kehamilan, serta masyarakat yang
bersikap negatif terhadap perkembangan kehamilan yang sehat.
Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA) dan laporan kegiatan maternal dan perinatal, jumlah kelahiran hidup
dan jumlah kematian bayi di Kecamatan Sanaman Mantikei pada tahun 2019-
2021 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Jumlah Kelahiran Hidup, Jumlah Kematian Bayi dan Angka
Kematian Bayi di Kec. Sanaman Mantikei Tahun 2019-2021
Angka Kematian Bayi/
Jumlah Lahir Jumlah
No. Tahun 1.000 Kelahiran Hidup
Hidup Kematian Bayi
(dilaporkan)
1. 2019 249 1 249
2. 2020 167 2 167
3. 2021 171 1 172
Sumber Data : Laporan bulanan pemegang program KIA/KB (Lampiran Tabel 4 dan Tabel 5)

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 10


Grafik 3.1. Angka Kematian Bayi di Kecamatan Sanaman mantikei Tahun 2019-2021

2. Angka Kematian Balita (AKABA)


Sumber Data : KIA/KB (Lampiran Tabel 5)

AKABA didefinisikan sebagai jumlah kematian anak berumur di bawah 5


tahun di suatu wilayah tertentu selama satu tahun per 1.000 kelahiran hidup.
AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan balita seperti gizi, sanitasi,
penyakit menular dan kecelakaan. Selain itu indikator ini juga menggambarkan
tingkat kesejahteraan sosial ekonomi dalam arti tingkat kemiskinan penduduk.
Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA) dan laporan kegiatan maternal dan perinatal, jumlah kelahiran hidup
dan jumlah kematian Balita di Kecamatan Sanaman Mantikei pada tahun 2020-
2021 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Jumlah Kelahiran Hidup, Jumlah Kematian Balita dan Angka
Kematian Balita di Kec. Sananam Mantikei Tahun 2019-2021
Angka Kematian
Jumlah
Jumlah Lahir Balita/ 1.000
No. Tahun Kematian
Hidup Kelahiran Hidup
Balita
(dilaporkan)
1. 2019 249 2
2. 2020 167 2
3. 2021 171 4
Sumber Data : Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kab. Katingan (Lampiran Tabel 4 dan Tabel 5)

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 11


Grafik 3.2. Angka Kematian Balita di Kabupaten Katingan Tahun 2019-2021

Sumber data : Laporan program KIA/KB (Lampiran Tabel 5)

3. Angka Kematian Ibu (AKI)


AKI didefinisikan sebagai jumlah kematian perempuan selama jangka
waktu tertentu yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas untuk
setiap 100.000 kelahiran yang terjadi selama periode tersebut. Penyebab
kematian terbanyak adalah perdarahan, eklamsia dan infeksi jalan lahir.
Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA) dan laporan kegiatan maternal dan perinatal, jumlah kelahiran hidup
dan jumlah kematian Ibu di Kecamatan Sanaman Mantikei pada tahun 2018-
2020 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3. Jumlah Kelahiran Hidup, Jumlah Kematian Ibu dan Angka
Kematian Ibu di Kabupaten Katingan Tahun 2019-2021
Angka Kematian Ibu/
Jumlah Lahir Jumlah
No. Tahun 100.000 Kelahiran
Hidup Kematian Ibu
Hidup (dilaporkan)
1. 2019 249 1 1
2. 2020 167 1 1
3. 2021 171 1 1
Sumber Data : Laporan program KIA/KB (Lampiran Tabel 6)

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 12


Grafik 3.3. Angka Kematian Ibu di Kec. Sanaman Mantikei Tahun 2019-2021

Sumber Data : Laporan program KIA/KB (Lampiran Tabel 6)

B. Angka Kesakitan
1. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit “Acute Flaccid
Paralysis” (AFP) Per 100.000 Penduduk ˂ 15 Tahun
AFP atau “Acute Flacid Paralysis” yaitu Jumlah Kasus AFP non Polio yang
ditemukan diantara 100.000 penduduk <15 tahun per tahun di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
Pada tahun 2019-2021 tidak ditemukan adanya kasus AFP.

2. Prevalensi Tuberkulosis
TB Paru merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Sebagian besar penderita TB Paru adalah kelompok produktif. Semakin tinggi
angka prevalensi TB Paru menunjukkan semakin tingginya kemungkinan
penularan akibat rendahnya kualitas kesehatan lingkungan masyarakat,
khususnya lingkungan pemukiman dan perumahan.
Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 13
Prevalensi TB Paru BTA+ adalah kasus yang ada (baik kasus baru maupun
kasus lama) per 100.000 penduduk pada wilayah dan kurun waktu tertentu.
Prevalensi TB Paru BTA+ tahun 2019 adalah 68,42% per 100.000 penduduk
Kabupaten Katingan.

3. Angka Penemuan Kasus dan Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+


Penemuan penderita TB Paru BTA+ adalah penemuan penderita TB Paru
melalui pemeriksaan dahak dan diberikan tata laksana dan OAT di satu wilayah
pada kurun waktu tertentu. Penderita TB Paru BTA+ sembuh adalah penderita
TB Paru yang setelah menerima pengobatan anti TB Paru dinyatakan sembuh
(hasil pemeriksaan dahaknya menunjukkan 2 kali negatif).
Tahun 2021 terdapat kasus TB Paru yang ditemukan berjumlah 7 kasus,
BTA positif, 1 kasus TB kelenjar, 3 kasus TB RO+ dan 1. Kasus menerima
Lanjutan pengobatan dari Rumah sakit mas Amsyar Kasongan melalui data
tersebut terjadi Penurunan Temuan kasus TB Paru di wilayah kerja UPTD
Kecamatan Sanaman Mantikei Puskesmas tumbang Kaman
Dari kasus di tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa tidak semua
penderita TB Paru BTA+ dapat diintervensi dengan pengobatan DOTS. Ada
beberapa hal yang berperan terhadap dintervensi atau tidak diintervensinya
kasus TB Paru BTA+ antara lain :
a. Kemauan dan kesadaran penderita untuk berobat.
b. Pemahaman penderita terhadap risiko bahaya penyakit TB
Paru bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain disekitarnya.
c. Proaktifitas dari tenaga kesehatan di Puskesmas, Puskesmas
Pembantu dan Poskesdes/Polindes untuk melacak dan menemukan
penderita TB Paru BTA+.
d. Ketersediaan obat TB Paru di Puskesmas, Puskesmas
Pembantu.
e. Akses masyarakat ke Puskesmas, untuk memperoleh
pengobatan. Masih banyak masyarakat yang memiliki akses terbatas
dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk ke sarana
kesehatan sehingga membuat mereka enggan untuk menyelesaikan
pengobatan TB Paru.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 14


Grafik 3.4. Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ di Kec. Sanaman Mantikei
Tahun 2019-2021

Sumber Data : laporan P2P

4. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani


Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau nafas sesak.
Penemuan penderita Pneumonia adalah penemuan dan tata laksana penderita
pneumonia yang mendapat antibiotik sesuai standar atau pneumonia berat
dirujuk ke RS di satu wilayah pada kurun waktu tertentu.
Pada tahun 2019 tidak ditemukan balita dengan pneumonia Sedangkan
Pada tahun 2020 ditemukan 2 balita dengan pneumonia dan ditangani sebanyak
2 atau 100% yang ditangani dan pada tahun 2021 tidak ditemukan balita dengan
pneumonia.

5. Persentase HIV/AIDS Ditangani


Yang dimaksud HIV yang ditangani adalah klien yang mendapat
penanganan HIV/AIDS sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 15


Pada tahun 2019 sampai 2020 tidak terdapat kasus HIV AIDS di
Kecamatan sanaman Mantikei dan pada tahun 2021 ditemukan 1 kasus HIV
positif pada ibu hamil di desa Tumbang Atei.

6. Persentase Infeksi Menular Seksual (IMS) Diobati


Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin
adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Yang termasuk PMS
adalah Sypillis, Gonorhoe, Herpes, termasuk HIV/AIDS.
Tahun 2019 sampai 2021 di Kecamatan Sanaman Mantikei tidak terdapat
kasus IMS.

7. Kasus Diare Ditangani


Diare adalah buang air besar lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja,
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya dan berlangsung kurang dari 14
hari. Diare jika dibiarkan tanpa penanggulangan yang tepat berisiko
menyebabkan kematian penderita akibat dehidrasi atau kekurangan cairan
tubuh.
Jumlah penderita Pada tahun 2019 untuk semua golongan umur dan jenis
kelamin sebanyak 115 kasus, tertangani 100%. Pada tahun 2020 untuk semua
golongan umur dan jenis kelamin sebanyak 135 kasus, tertangani 100%. Pada
tahun 2021 untuk semua golongan umur dan jenis kelamin sebanyak 98 kasus,
tertangani 100%.

Hal ini menunjukkan adanya potensi kasus diare yang besar di Sanaman
Mantikei. Oleh karena itu upaya penyuluhan kesehatan lingkungan dan
peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang tata laksana bagi
penderita diare sangat signifikan dalam menurunkan jumlah kasus diare serta
mengurangi risiko kematian akibat diare.

8. Prevalensi dan Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat


Penyakit Kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan
oleh Mycobacterium Leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh
lain kecuali susunan saraf pusat. Angka Prevalensi penderita kusta (kusta baru

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 16


dan kasus lama) per 10.000 penduduk pada wilayah dan kurun waktu tertentu
adalah 0,1 per 10.000 penduduk kabupaten Katingan. RFT (Release From
Treatment) adalah Penderita kusta yang selesai berobat yaitu penderita kusta
yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu (RFT Rate) di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Tahun 2019 sampai 2021 ada 1 (satu) kasus
ditemukan Penderita Kusta di Kecamatan Sanaman Mantikei

9. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I)
Penyakit menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) adalah
penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio,
Hepatitis B.

Grafik 3.5. Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I) di Kec. Sanaman Mantikei tahun 2019-
2021)

Sumber Data : PWS Pemegang program

10. Angka Kesakitan dan Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) Per
100.000 Penduduk dan Persentase DBD Ditangani

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 17


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty. Di Kecamatan Sanaman Mantikei pada
tahun 2020 terdapat 6 kasus dengan persentase DBD. Diatangani dan
dilakansakan PE. Dan pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus DBD
Diperlukan peningkatan upaya promotif dan preventif dari Puskesmas
berupa penyadaran bagi masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk,
menghindari gigitan nyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar serta
tidak terlalu mengandalkan upaya kuratif berupa fogging focus mengingat upaya
tersebut kurang efektif karena tidak membunuh jentik nyamuk dan kurang efisien
karena membutuhkan biaya tinggi dengan hasil yang kurang optimal.

Grafik 3.6. Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kec. Sanaman
Mantikei Tahun 2019-2021

Sumber Data :Pemegang program DBD


11. Angka Kesakitan dan Kematian Malaria
Yang dimaksud dengan suspek adalah kasus dengan gejala klinis (demam
tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah. Sedangkan malaria
positif adalah kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai
menggigil) dengan pemeriksaan darah di laboratorium. Pada tahun 2019-2021
ditemukan 4 kasus positif Malaria.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 18


12. Kasus Penyakit Filariasis Ditangani
Yang dimaksud dengan penderita filariasis ditangani adalah kasus filariasis
yang mendapatkan tata laksana di unit pelayanan dan diikuti tata laksana rumah
tangga. Pada tahun 2019-2021 tidak ditemukan kasus filiariasis. Sejak tahun
2015 sampai 2018 telah dilaksanakan belkaga (bulan eliminasi kaki gajah) yang
dilaknsakan pada bulan oktober, dilaknakan 4 tahun berturut-turut.
C. Status Gizi
Perbaikan Gizi Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat.
Adapun sasarannya adalah meningkatnya status gizi masyarakat maupun institusi
dalam rangka meningkatkan taraf kecerdasan dan produktivitas sumber daya manusia.

Gambaran mengenai status gizi di Kecamatan Sanaman Mantikei adalah :

1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)


Bayi lahir ditimbang adalah jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera
setelah lahir. BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram yang
ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. BBLR
ditangani adalah penanganan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal
dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan
eksklusif, pencegahan infeksi berupa mata, tali pusat, kulit, dan pemberian
imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu bayi muda (MTBM);
penanganan penyulit/komplikasi/masalah pada BBLR dan penyuluhan perawatan
neonatus di rumah mengunakan buku KIA.
pada tahun 2019 jumlah bayi yang berstatus BBLR sebanyak 3 Pada tahun
2020 bayi berstatus bblr sebanyak 0 kasus. Pada tahun 2021 bayi berstatus
BBLR sebyak 0 kasus

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 19


Grafik 3.7. Jumlah Bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Kec.
Sanaman Mantikei Tahun 2019-2021

Sumber Data : Pemegang Program KIA/KB


Intervensi terhadap BBLR perlu dilakukan sedini mungkin untuk mencegah
beberapa hal seperti terjadinya kasus malnutrisi yang dapat mengarah kepada
gizi buruk dan mengakibat terjadinya lost generation bagi generasi penerus.

2. Persentase Balita dengan Gizi Buruk


Yang di maksud dengan balita yang naik berat badannya adalah balita
yang ditimbang (D) di posyandu maupun di luar posyandu yang berat badannya
naik di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. BGM (Bawah Garis Merah)
adalah Balita yang ditimbang, berat badannya berada pada garis merah atau di
bawah garis merah pada KMS. Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-Score <-3, dan telah dibuktikan dengan
tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmuskwashiorkor). Tidak
ditemukan kasus gizi buruk.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 20


BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Upaya Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan upaya pelayanan kesehatan


masyarakat, dengan sasaran meningkatnya pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang
berhasil guna dan berdaya guna serta terjangkau oleh segenap anggota masyarakat melalui
penyediaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta dengan peran serta aktif masyarakat dan sistem pembiayaan pra upaya,
pembuatan dan pengembangan pengobatan tradisional, surveilans epidemiologi penyakit
menular dan tidak menular, imunisasi, kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi,
kesehatan matra, penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan serta
pengembangan sistem pelayanan kesehatan di daerah terpencil.

A. Pelayanan Kesehatan
1. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1, K4, Persentase Persalinan
oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan,
Persentase Ibu Nifas Mendapat Pelayanan
Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan oleh petugas
kesehatan kepada ibu dalam masa kehamilan dengan tujuan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala, serta upaya penjaringan penyimpangan
agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik
dan selamat sehingga memperoleh bayi yang sehat. Kunjungan antenatal
sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada
triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga,
atau yang sering disebut dengan K4 ibu hamil.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekapitulasi Tahun 2019 jumlah ibu
hamil sebanyak 250 orang, dengan K1 sebanyak 240 (96%) dan K4 sebanyak
225 (90 %). Pada tahun 2020 jumlah ibu hamil sebanyak 270 orang, dengan K1
sebanyak 270 (100%) dan K4 sebanyak 249 (98,42 %). Pada tahun 2021 jumlah
ibu hamil sebanyak 189 orang, dengan K1 sebanyak 175 (88,3%) dan K4
sebanyak 133(67,1 %).
Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 21
Tabel 4.1. Jumlah Ibu Hamil, Jumlah K4 dan Persentase K4 di Kecamatan
Sanaman Mantikei Tahun 2019-2021

No. Tahun Jumlah Ibu Hamil K4 Persentase


1. 2019 250 225 90,0
2. 2020 270 249 92,2
3. 2021 189 133 67,1

Sumber Data : Program KIA/KB (Lampiran Tabel 29)

Grafik 4.1. Persentase Cakupan K4 di Kecamatan Sanaman Mantikei Tahun


2019-2021

Sumber Data : Pemegang program KIA/KB (Lampiran Tabel 29)

2. Persentase Cakupan Imunisasi TT dan Persentase Ibu Hamil yang


Mendapatkan Tablet Fe, Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani,
Cakupan Neonatus Komplikasi yang Ditangani
Dalam pelayanan antenatal dikenal adanya pelayanan atau asuhan standar
minimal “5T” yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 22


uteri, pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT), serta pemberian tablet besi (Fe)
minimal 90 tablet atau pemberian Fe3.
Pemberian imunisasi TT bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit
tetanus pada ibu dan bayi yang akan dilahirkannya, sedangkan pemberian tablet
Fe pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah atau menanggulangi anemia gizi
besi pada ibu hamil. Pencapaian TT2 dan Fe3 ibu hamil dapat dilihat pada
berikut ini :

Tabel 4.2 Jumlah Ibu Hamil, Jumlah TT2, Persentase TT2, Jumlah Fe3 dan
Persentase Fe3 di Kecamatan Sanaman Mantikei pada Tahun
2019-2021.

No Tahun Jumlah Ibu Hamil TT2 Persentase Fe3 Persentase


1. 2019 250 - - 200
2. 2020 270 90 - 200
3. 2021 189 89 - 200
Sumber Data : PWS KIA dan Imunisasi UPTD Kec.Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang
Kaman

Seperti diuraikan diatas, selain memeriksa keadaan ibu dan janin secara
berkala, pelayanan antenatal juga bertujuan untuk menjaring penyimpangan atau
faktor-faktor risiko bahaya kehamilan pada ibu hamil. Jumlah dan persentase
ibu hamil risiko tinggi di Kecamatan Sanaman Mantikei Tahun 2019 sampai
dengan tahun 2021 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Jumlah Ibu Hamil, Jumlah Ibu Hamil Risiko Tinggi dan Persentase
Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kecamatan Sanaman Mantikei Tahun
2019-2021
Jumlah Ibu Ibu Hamil
No. Tahun Persentase
Hamil Risiko Tinggi
1. 2019 250 1 0,71
2. 2020 270 4 1,48
3. 2021 189 4
Sumber Data : PWS KIA/KB

3. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita, Ibu Nifas


Cakupan pemberian vitamin A adalah cakupan bayi, anak balita, dan ibu
nifas per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yaitu vitamin A

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 23


dosis 100 µA untuk bayi 6-11 bulan, vitamin A dosis 200 µA untuk anak balita
12-59 bulan.
Pada tahun 2018 cakupan pemberian vitamin A pada bayi mencapai
100% , pada anak balita mencapai 99,5%, dan pada ibu nifas mencapai 71 %.
Pada tahun 2019 cakupan pemberian vitamin A pada bayi 100%, pada anak
balita mencapai 100%, dan pada ibu nifas mencapai 77%. Tahun 2020 cakupan
pemberian vitamin A pada bayi 98%, pada anak balita 99%, dan pada ibu nifas
88%. Tahun 2021 cakupan pemberian vitamin A pada bayi 98%, pada anak
balita 99%, dan pada ibu nifas 88%.

4. Persentase Peserta KB Aktif, KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi


Yang dimaksud Pasangan Usia Subur (PUS) adalah Pasangan suami istri
yang pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah
ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 49 tahun.

5. Cakupan Kunjungan Neonatus dan Bayi


Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi (umur 1-12 bulan) termasuk
neonatus (umur 1-28 hari) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan, paling sedikit 4 kali untuk bayi, 2 kali pada neonatus, di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.

Cakupan kunjungan neonatus (KN) dan cakupan kunjungan bayi di


Kecamatan Sanaman Mantikei pada tahun 2019 - 2021 adalah :

Tabel 4.4 Jumlah Bayi, Kunjungan Neonatus, Persentase Kunjungan


Neonatus, Kunjungan Bayi dan Persentase Kunjungan Bayi di
Kecamatan Sanaman Mantikei Tahun 2019-2021
Kunj. Kunj.
No Tahun Jumlah Bayi Persentase Persentase
KN Bayi
1. 2019 - - - - -

2. 2020 270 249 98,42 249 98,42

3. 2021 171 172 99,98 171 100

Sumber Data : PWS KIA/KB

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 24


6. Persentase Desa yang Mencapai “Universal Child Immunization” (UCI),
Cakupan Imunisasi Bayi, Cakupan Imunisasi Mr
Pada tahun 2020 dari 14 Desa, yang mencapai Desa UCI sebanyak 5
Desa atau 35.71 %. Bayi yang mendapat imunisasi HB<7 hari berjumlah 145
atau 63,59 %, imunisasi BCG + Polio 1 berjumlah 235 atau 103,07 %, imunisasi
DPT/HB-Hib(1) + Polio 2 berjumlah 220 atau 83,33 %, Imunisasi DPT/HB-Hib(2)
+ Polio 3 berjumlah 224 atau 83,33 %, Imunisasi DPT/HB-Hib(3) + Polio 4
berjumlah 173 atau 93%, imunisasi IPV berjumlah 109 atau 95%, imunisasi
campak berjumlah 121 atau 77%, Imunisasi Campak+Rubella (MR) berjumlah 51
atau 84,0 % imunisasi dasar lengkap berjumlah 187 atau 82,02 %. Pada tahun
2018 dilaksanakan BIAS pada bulan agustus dan Nopember imunisasi MR
sebanyak 307/100%, imunisasi DT kelas I 291/92% dan Imunisasi TD kelas II
303/93,39%.
Pada tahun 2020 dilaksanakan kampanye imunisasi MR dengan sasaran
anak usia 9 bulan-15 tahun total jumlah yang mendapat imuniasi MR sebanyak
3456.
7. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai bayi
berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain. Sedangkan bayi
yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak
lahir hingga berusia 6 bulan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan PWS KIA
Kabupaten Katingan, pencapaian ASI Eksklusif pada tahun 2019-2021 adalah
sebagai berikut :

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 25


Tabel 4.5. Jumlah Bayi, Jumlah Bayi Diberi ASI Eksklusif dan Persentase
Bayi Diberi ASI Eksklusif di Kecamatan Sanaman Mantikei tahun
2019-2021

Jumlah Bayi Diberi


No. Tahun Jumlah Bayi Persentase
ASI Eksklusif
1. 2019 240 177 73,75%
2. 2020 249 196 72,59%
3. 2021 171 171 100%
Sumber Data : PWS KIA/KB (Lampiran Tabel 39)

Selain karena pengaruh adat istiadat dan budaya, rendahnya pemberian


ASI eksklusif di Kec. Sanaman Mantikei disebabkan beberapa hal yakni : 1)Multi
persepsi petugas kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif; 2)Sebagian besar
ibu bekerja tidak dapat secara penuh memberikan Asi secara eksklusif kepada
bayinya; 3) Masih kurangnya pemahaman dan kesadaran ibu terutama di daerah
perkotaan tentang pentingnya ASI eksklusif dan gizi ibu menyusui yang baik; 4)
Pengetahuan ibu tentang perawatan payudara sejak awal kehamilan dan
pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas produksi ASI masih rendah
sehingga sebagian besar ibu ASI nya tidak/belum keluar di saat-saat pertama
kelahiran bayi sehingga untuk sementara waktu diberikan susu formula.

8. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan dan Cakupan Pelayanan


Anak Balita.
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan dari tahun 2019-2021 dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6. Persentase Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Tahun 2019-2021

Balita Gizi Buruk


No. Tahun Mendapat Perawatan
Jumlah
N %
1. 2019 1 1 100%
2. 2020 0 0 0
3. 2021 1 1 100%
Sumber Data : PWS KIA/KB (Lampiran Tabel 48)

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 26


9. Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia
Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan usia lanjut adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang ada pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah posyandu lansia pada tahun
2018 terdapat 7 poslan sebanyak 245 orang, tahun 2019 terdapat 10 poslan
sebanyak 387 dan 2020 terdapat 10 poslan sebanyak 350 orang.

10. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat


Sampai dengan akhir tahun 2020 di UPTD Kec. Sanaman Mantikei
Kabupaten Katingan sarana kesehatan baru dibangun Rawap Inap beserta IGD,
penatalaksanaan kegawat darurat dilaksanakan di Ruang IGD.

11. Persentase Desa Terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) yang Ditangani < 24
jam, Attack Rate dan CFR Menurut Jenis KLB
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
Desa/Kelurahan dalam waktu tertentu. Sedangkan Desa/Kelurahan yang
mengalami KLB yang ditangani adalah kejadian luar biasa yang ditangani kurang
dari 24 jam pada suatu Desa/Kelurahan di satu wilayah kerja dalam
periode/kurun waktu tertentu. Pada tahun 2018 sampai 2020 tidak tercatat ada
nya KLB.

12. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap, Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada
Anak SD dan Setingkat
Pemeriksaan gigi dan mulut adalah bentuk upaya promotif, preventif, dan
kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan gigi sulung,
pengobatan, dan penambalan sementara, yang dilakukan baik di sekolah
maupun dirujuk ke Puskesmas minimal 2 kali dalam setahun.
Di Puskesmas Tumbang Kaman pada tahun 2019, 2020 dan 2021
Pelayanan di Poli Gigi ada kendala karena alat rusak, juga tidak memiliki tenaga
Dokter Gigi hanya memiliki 1 tenaga perawat gigi. Selain kegiatan pelayanan di
Puskesmas juga dilaksanakan kegiatan di luar gedung seperti UKGS (Promotif
dan Preventif).

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 27


B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Program jaminan kesehatan dilaksanakan oleh Pemerintah dengan tujuan
untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan sehingga semua
penduduk/masyarakat tanpa terkecuali mendapatkan pelayanan kesehatan. Dan
karena tidak semua masyarakat mampu untuk membayar pelayanan kesehatan
yang telah diterimanya, maka pemerintah menyediakan dana untuk membantu
masyarakat yang tidak mampu agar tetap dapat memperoleh pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan.

Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2020 peserta jaminan


pemeliharaan kesehatan tercatat sebanyak 3.111 peserta. Peserta jaminan
pemeliharaan kesehatan dari asuransi swasta dan perusahaan sebanyak 0,
meskipun dalam kenyataan di lapangan terdapat anggota masyarakat yang
menggunakan asuransi swasta dan perusahaan tapi kemungkinan tidak tercatat.

2. Cakupan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di


Sarana Kesehatan
Pada tahun 2019 Jumlah kunjungan rawat jalan di dalam ataupun di luar
gedung Puskesmas Tumbang Kaman adalah 1475 kunjungan yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Tumbang Kaman,
termasuk yang mendapat pelayanan di Poli Umum, Poli Gigi, KIA, pelayanan di
Puskesmas keliling, dsb.
Sedangkan jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas Tumbang Kaman
pada tahun 2019 adalah 124 kunjungan. Dan kunjungan Ganguan jiwa di
Puskesmas Tumbang Kaman sebanyak 19 kunjungan
Pada tahun 2020 Jumlah kunjungan rawat jalan di dalam ataupun di luar
gedung Puskesmas Tumbang Kaman adalah 1493 kunjungan yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Tumbang Kaman,
termasuk yang mendapat pelayanan di Poli Umum, Poli Gigi, KIA, pelayanan di
Puskesmas keliling, dsb.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 28


Sedangkan jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas Tumbang kaman
pada tahun 2020 adalah 124 kunjungan. Pada tahun 2021 Jumlah kunjungan
rawat jalan di dalam ataupun di luar gedung Puskesmas Tumbang Kaman adalah
1488 kunjungan yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di wilayah
Puskesmas Tumbang Kaman, termasuk yang mendapat pelayanan di Poli
Umum, Poli Gigi, KIA, pelayanan di Puskesmas keliling, dsb.
Sedangkan jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas Tumbang kaman
pada tahun 2021 adalah 88 kunjungan.

C. Perilaku Hidup Masyarakat


1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS
Yang dimaksud dengan rumah tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat) adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup
bersih dan yang meliputi 10 indikator yaitu :
a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan;
b. Balita diberi ASI eksklusif;
c. Balita ditimbang setiap bulan;
d. Menggunakan air bersih;
e. Mencuci tangan denga air bersih dan sabun;
f. Menggunakan Jamban Sehat;
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu;
h. Makan sayur dan buah setiap hari;
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari;
j. Tidak merokok di dalam rumah.

Agar masyarakat memiliki kesadaran untuk menerapkan indikator di atas,


maka perlu adanya peningkatan pemberdayaan masyarakat yang berpengaruh
terhadap perubahan perilaku, dan mampu membantu mempromosikannya
sekaligus mempraktekkan hidup bersih dan sehat dalam aktivitas sehari-hari.

D. Keadaan Lingkungan

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 29


Keadaan lingkungan yang sehat sangat berpengaruh dengan kualitas hidup
manusia. Beberapa keadaan yang dapat menggambarkan keadaan lingkungan yang
sehat diantaranya adalah rumah sehat, penduduk yang memiliki akses air minum yang
layak, penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan, penduduk yang
memiliki akses sanitasi layak, desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM), tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan, dan
Tempat pengelolaan Makan (TPM) yang memenuhi syarat higiene sanitasi.
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria minimal : akses air minum,
akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan yang dihitung kumulatif dari
tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 ada 1312 rumah yang dinyatakan rumah sehat
dengan berbagai kriteria penilaian.
Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas layak
adalah jumlah penduduk yang akses terhadap air minum berkualitas (layak) seperti air
minum yang terlindung meliputi air ledeng(keran), keran umum, hydrant umum,
terminal air, Penampungan Air Hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung,
sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan
kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk didalamnya
air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tangki, air sumur, dan mata
air tidak terlindung.
Penduduk yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi layak (jamban sehat)
adalah penduduk yang memanfaatkan fasilitas pembuangan tinja (jamban) yang
digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus mata rantai penularan
penyakit, dilengkapi dengan tangki septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL),
dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir
tidak mencemari sumber air/tanah.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 30


BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Program Sumber Daya Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan sumber daya


kesehatan. Adapun sasarannya adalah meningkatnya mutu dan penyebaran tenaga
kesehatan serta meningkatnya ketersediaan sarana prasarana dan dukungan logistik pada
unit pelayanan kesehatan secara merata, terjangkau dan dimanfaatkan oleh masyarakat
termasuk penduduk miskin di daerah tertinggal maupun di daerah kumuh di perkotaan.

A. Sarana Kesehatan
1. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat
Program obat, makanan dan Bahan berbahaya bertujuan untuk
meningkatkan pengawasan terhadap obat dan makanan dari bahan berbahaya.
Adapun sasarannya adalah masyarakat terlindungi dari bahaya psikotropika dan
zat adiktif serta bahan berbahaya lainnya dan terlindungi dari penggunaan
sediaan farmasi, makanan dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan
mutu dan keamanan, terjaminnya ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan
obat bermutu yang diperlukan masyarakat.
Ketersediaan obat-obatan untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas pada
tahun 2021 sesuai dengan kebutuhan Puskesmas ditambah dengan stok obat
tahun 2020, sehingga pengadaan obat PKD yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Katingan sesuai dengan kebutuhan, yang dihitung sesuai
dengan jumlah pemakaian Puskesmas selama satu tahun.

2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan di Puskesmas Tumbang Kaman di dukung dengan
sarana kesehatan yang terdiri dari 1 unit bangunan Puskesmas Rawat jalan dan
inap yang bergabung, 9 unit bangunan puskesmas pembantu, 3 unit Polindes.
3. Posyandu Menurut Strata dan UKBM
Pada tahun 2021 di Puskesmas Tumbang Kaman terdapat 14 Desa
dengan jumlah Posyandu sebanyak 14 buah.
.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 31


B. Tenaga Kesehatan
Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai macam profesi tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dan
mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan atau pencegahan penyakit dengan
tidak mengabaikan upaya pengobatan dan pemulihan.

Jumlah Pegawai UPTD Kesehatan Tumbang Kaman : 36 Orang


1. Jumlah Pegawai Puskesmas Induk : 22 Orang
2. Jumlah Pegawai Pustu : 13 Orang
3. Jumlah Pegawai Polindes : 1 Orang

Status Pegawai :
1. Jumlah Pegawai PNS : 28 Orang
2. Jumlah Pegawai PHL : 7 Orang
3. Jumlah Pegawai PTT : 0 Orang
4. Jumlah Tenaga TKS : 0 Orang
5. Jumlah Tenaga NS : 1 Orang

KETERANG
No PENDIDIKAN JUMLAH TEMPAT KERJA
AN
1 2 3 4 5
UPTD Kec Sanaman Mantikei
1 Dokter Umum 2 Org PNS, PHL
puskesmas Tumbang Kaman
2 Dokter Gigi - - -
UPTD Kec Sanaman Mantikei
3 SKM 3 Org puskesmas Tumbang Kaman PNS, PHL
UPTD Kec Sanaman Mantikei
4 S.Kep 1 Org puskesmas Tumbang Kaman PNS

UPTD,Pustu, PNS,CPNS,
5 Perawat 12 Org
Poskesdes PHL,TKS
UPTD Kec Sanaman Mantikei
6 Perawat Gigi 1 Org PNS
Puskesmas Tumbang Kaman
PNS,CPNS,,
7 Bidan 20 Org UPTD, Pustu, Poskesdes
NS
Pekerja UPTD Kec Sanaman Mantikei Operator
9 1 Org Puskesmas Tumbang Kaman
Kesehatan Komputer
UPTD Kec Sanaman Mantikei
11 Asisten Apoteker 2 Org Puskesmas Tumbang Kaman PHL, NS

UPTD Kec Sanaman Mantikei


12 Tenga Gizi 2 Org PNS, NS
Puskesmas Tumbang Kaman
Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 32
Tabel 5.1. Sumber Data Tata Usaha Puskesmas (Desember 20121)

C. Pembiayaan Kesehatan
1. Alokasi Anggaran Kesehatan

1. BOK (Biaya Operasional Kegiatan)

Tabel 5.2 Jumlah Alokasi Anggaran Kesehatan Dana BOK Puskesmas Tumbang
Kaman tahun 2021

Tabel 5.2. Sumber Bendahara BOK Puskesmas

2. Operasional Puskesmas

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 33


Tabel 5.3 Jumlah Alokasi Anggaran Kesehatan Dana Operasional Puskesmas
Tumbang Kaman Tahun 2021
NO BULAN RUPIAH KETERANGAN
1 2 3 4
1 Januari 6.561.280
2 Pebruari 4.268.220
3 Maret 3.650.610
4 April 19.904.730
5 Mei 13.319.000
6 Juni 5.700.560
7 Juli 6.925.450
8 Agustus 4.628.450
9 September 4.543.370
10 Oktober 5.694.860
11 Nopember 7.583.000
12 Desember 3.562.000
JUMLAH Rp. 86.341.530
Tabel 5.2. Sumber Bendahara Operasional Puskesmas

3. DANA KAPITASI JKN (JAMINAN KESEHATAN NASIONAL/BPJS/KIS)


Tabel 5.4 Jumlah Alokasi Anggaran Kesehatan Dana kapitasi Puskesmas
Tumbang Kaman Tahun 2021

Sumber Data : Bendahara Kapitasi puskesmas Tumbang Kaman

2. Sistim Manajemen Kesehatan

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 34


Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan/pengendalian yang berkelanjutan. Jajaran Dinas
Kesehatan Kabupaten Katingan mempunyai peran penting yang strategis dalam
sistem manajemen kesehatan ini. Dari tingkat Kabupaten,
Kecamatan/Puskesmas sampai bidan di desa perlu memahami peran masing-
masing dalam manajemen kesehatan, guna mengatasi masalah kesehatan
masyarakat yang ada dan meningkatkan status kesehatan. Prosedur kerja dan
mekanisme kerja perlu kejelasan dan dipahami oleh masing-masing individu
yang berperan dalam manajemen kesehatan.
Agar fungsi-fungsi manajemen berjalan baik, maka keberadaan sistem
informasi manajemen perlu dikembangkan, termasuk sumber daya manusia yang
mampu melakukan analisis informasi secara berkelanjutan. Untuk itu
kelengkapan sarana dan perangkat lunakpun harus dipenuhi dan dikembangkan.
Data yang ada saat ini masih sangat terbatas, hal ini menunjukkan bahwa Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) perlu dioptimalkan kembali baik dari segi pendanaan
maupun sumber daya manusia, mengingat data merupakan sumber informasi
yang sangat diperlukan dalam manajemen.
Manajemen SDM kesehatan merupakan faktor penunjang yang sangat
penting dalam pembangunan kesehatan, sehingga tersusunnya rencana induk
SDM sangat diperlukan. Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan telah melakukan
berbagai upaya untuk mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia
kesehatan, salah satunya adalah melalui penyesuaian tugas pokok dan fungsi
dinas dengan menambahkan seksi perencanaan sumber daya kesehatan pada
bidang sumber daya manusia kesehatan yang sebelumnya tidak ada. Melalui
tugas pokok dan fungsi seksi tersebut diharapkan perencanaan sumber daya
manusia kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan bagi masyarakat di
Kabupaten Katingan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 35


BAB VI
KESIMPULAN

1. Pada profil kesehatan tahun 2021 data jumlah Penduduk Kecamatan Sanaman
Mantikei menggunakan data jumlah penduduk tahun 2020 sebesar 11.006 jiwa.
2. Situasi Derajat Kesehatan :
a. Angka Kematian
Rendahnya jumlah kematian bayi, kematian balita dan jumlah kematian ibu yang
merupakan indikator derajat kesehatan di Kabupaten Katingan merupakan
keadaan yang sangat diharapkan, namun perlu ditindaklanjuti dengan validasi
data dan pelacakan secara berkesinambungan agar data yang diperoleh benar-
benar sesuai dengan kondisi sebenarnya. Berdasarkan rekapitulasi laporan
bulanan Puskesmas tahun 2021 ada 1 Orang Kematian Bayi pada Tahun 2021,
dengan jumlah kematian ibu yaitu 1 orang. Data ini termasuk data dari Pustu.

b. Angka Kesakitan :
/100.000
- Angka Insidens TB Paru 7 Org 86,94
Penduduk
- Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS 1 0 Kasus
- Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 0 0 Kasus
- Jumlah Diare Ditemukan dan Ditangani 26 0 Kasus
- Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 0 0 Kasus
/100.000
- Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) 0 0
Penduduk
/10.000
- Angka Prevalensi Kusta 0 0
Penduduk
- Jumlah Kasus Campak 0 0 Kasus
/100.000
- Incidence Rate DBD 0 0
Penduduk
/100.000
- Angka Kesakitan Filariasis 0 0
Penduduk

3. Situasi Upaya Kesehatan


1 Pelayanan Kesehatan
.
Kunjungan Ibu Hamil (K4) 133 Org 67,1 %
Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan 167 Org 84,3 %
Pelayanan Ibu Nifas 167 Org 84,3 %
Bumil Risti/Komplikasi Ditangani 4 100 Orang
Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani 4 4 orang
Bayi Mendapat Vitamin A 127 100 %
Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 36
Anak Balita Mendapat Vitamin A 415 100 %
Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 171 100 %
Kunjungan Neonatus 3 Kali (KN Lengkap) 172 100 %
Desa/Kelurahan UCI 8 81,9 %
Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif 128 75,7 %
Desa/Kel. Terkena KLB Ditangani < 24 Jam 0 100 %
2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 
.
Kunjung
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 1493
an
Kunjung
Cakupan Kunjungan Rawat Inap 88
an
3 Sumberdaya Kesehatan :
.
a. Sarana Kesehatan 
Puskesma
Jumlah Puskesmas Perawatan 1
s
Jumlah Posyandu 14 Posyandu
Jumlah Posyandu Aktif 100 %
b. Tenaga Kesehatan
Dokter Umum 2 Orang
Dokter Gigi 0 Orang
SKM 3 Orang
S.Kep 1 Orang
Perawat 12 Orang
Perawat Gigi 1 Orang
Bidan 20 Orang
SPK 0 Orang
Pekerjaan Kesehatan 1 Orang
Analis Kesehatan 1 Orang
Asisten Apoteker 2 Orang
SPA Gizi 1 Orang
6
Pembiayaan Kesehatan
.  
Rupia
Total Anggaran Kesehatan Rp Rp. 981.270.680
h

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 37


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2003. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di


Kabupaten/ Kota. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Pusat Data dan
Informasi Departemen Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI, 2015. Juknis Penyusunan Profil 2015. Jakarta

UPTD Kecamatan Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang Kaman, 2020. Profil


Kesehatan 2019, Kasongan.
UPTD Kecamatan Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang Kaman, 2019. Profil
Kesehatan 2018, Kasongan.

Profil UPTD KEC Sanaman Mantikei PuskesmaS Tumbang kaman | 2021 38

Anda mungkin juga menyukai