Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta


didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan
berkembang secara harmonis dan setinggi – tingginya menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas.Kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud diselenggarakan melalui sekolah formal
dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain. Ketentuan mengenai kesehatan sekolah
ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
Usaha Kesehatan Sekolah / Madrasah yang selanjutnya disingkat UKS/M adalah kegiatan
yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan. UKS/M bertujuan untuk meningkatka mutu pendidikan dan prestasi belajar
peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menciptakan
lingkungan pendidikan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis peserta didik. Sasaan UKS/M dalam Peraturan Bersama ini meliputi peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat sekolah.
Kegiatan pokok UKS/M dilaksanakan melalui Trias UKS/M adalah pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Pendidikan kesehatan
sebagaimana dimaksud meliputi: meningkatkan pengetahuan, perilaku, sikap, dan keterampilan
untuk hidup bersih dan sehat; Penanaman dan pembiasaan hidup bersih dan sehat serta daya
tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar;Pembudayaan pola hidup sehat agar dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari – hari.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud antara lain meliputi: Stimulasi
deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK);Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan
kesehatan berkala; Pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut; Pembinaan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS); Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)/ pertolongan pada penyakit
(P3P); Pemberian imunisasi; Tes kebugaran jasmani; Pemberantasan sarang nyamuk (PSN);
Pemberian tablet tambahdarah; Pemberian obat cacing; Pemanfaatan halaman sekolah sebagai
taman obat keluarga (TOGA) / apotek hidup; Penyuluhan kesehatan dan konseling; Pembinaan
dan pengawasan kantin sehat; Informasi gizi; Pemulihan pasca sakit ; Rujukan kesehatan ke
puskesmas / rumah sakit.
Pembinaan lingkungan sekolah sehat sebagaimana dimaksud meliputi: Pelaksanaan
kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerindangan, dan kekeluargaan (7K);
Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas asap rokok,pornografi,
narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA), dan kekerasan; Pembinaan kerja sama
antar masyarakat sekolah;
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit
gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintag, Pemerintah
Daerah, dan / atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan.
Kesehatan gigi dan mulut sebagaimana dimaksud dilaksanakan melalui pelayanan
kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha kesehatan gigi
sekolah. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas
pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
BAB II
UKS (UNIT KESEHATAN SEKOLAH)

1.1 Trias UKS


Trias UKS adalah tiga program pokok dalam pembinaan dan pengembangan UKS, meliputi;
1. Pendidikan Kesehatan
Merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup
sehat. Adalah upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsikan perilaku kesehatan
dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberi
kesadaran dan sebagainya. Upaya gara perilaku individu, kelompok dan masyarakat
mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Secara konsep: penkes merupakan upaya mempengaruhi/mengajak orang lain
(individu, keompok, masyarakat) agar berperilaku hidup sehat. Secara operasional:
penkes adalah semua kegiatan untuk memberikan/ meningkatkan pengetahuan, sikap dan
praktek masyarakat dalam memelihara dan meingkatkan kesehatannya.
2. Pelayanan Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga
merupakan tingkat efisiensi fungsional dan / atau metabolisme organisme, sering implisit
manusia.
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat
Lingkungan fisik, misalnya : menjaga kebersihan kelas dan halaman sekolah,
memperhatiakn pengaturan pencahayaan ( ventilasi ) ruangan, pengaturan jarak, tempat
duduk, dan papan tulis, dll. Lingkungan mental dan sosial, antara lain : menciptakan
suasana hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah.

1.2 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan


Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) adalah untuk memberikan pertolongan
pertama pada kecelakaan ditempat kejadian dengan cepat dan tepat sebelum tenaga medis
datang atau sebelum korban dibawa kerumah sakit agar kejadian yang lebih buruk dapat
dihindari. Tujuannya adalah mencegah maut dan mempertahankan hidup, mencegah
penurunan kondisi badan atau cacat.

A. Prinisip P3K
1. Penolong mengamankan diri lebih dulu sebelum bertindak
2. Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian agar bebas dari bahaya
3. Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu terjadi kecelakaan
4. Usahakan menghubungi dokter/ambulans/rumah sakit atau yang berwajib
(polisis/Keamanana setempat)
5. Tindakan pertolongan dalam urutan yang tepat

B. Teknik dalam P3K


1. Prioritas dalam P3K
a. Urutan tindakan secara umum:
1) Cari keterangan penyebab kecelakaan
2) Amankan korban dari tempat berbahaya
3) perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan
kesadaran.
4) segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5) apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
b. Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan
tindakan untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru
kemudian setelah stabil disusul tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
lain. Gawat darurat adalah suatu kondisi dimana korban dalam keadaan terancam
jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat itu juga jiwanya tidak bisa
terselamatkan.
2. Pembalutan
a. Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang
telah ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta
infeksi.
b. Kegunaan pembalutan adalah:
1) menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
2) melakukan tekanan
3) mengurangi atau mencegah pembengkakan
4) membatasi pergerakan
5) mengikatkan bidai.
c. Macam-macam pembalutan:
1) Pembalutan segitiga atau mitela
Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan
tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah
satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm
sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
2) Pembalut Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi
paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit),
Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).
3) Pembalut Pita Gulung.
4) Pembalut Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.
Bentuk dan anggota tubuh yang dibalut :
a) Bundar, pada kepala
b) Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada
lengan bawah dan betis
c) Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan,
lengan atas, jari tangan.
d) Tidak karuan bentuknya, pada persendian
3. Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang
yang patah.
a. Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah.
b. Syarat pemasangan bidai:
1) Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
2) Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
3) Bidai dibungkus agar empuk.
4) Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan
kelonggaran.
c. Alat-alat bidai:
1) Papan, bamboo, dahan
2) Anggota badan sendiri
3) Karton, majalah, kain
4) Bantal, guling, selimut
4. Pernafasan buatan
Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya
adalah melakukan oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
a. Tersedak,
b. Tenggelam
c. Sengatan Listrik,
d. Penderita tak sadar,
e. Menghirup gas dan atau kurang oksigen,
f. serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.
Fase RJP:
A = Airway control (pengeluasaan jalan napas),
B = Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)
C = Circulation (pengenalan ada tidaknya denyut nadi)
C. Evakuasi dan Transportasi
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain
yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang
sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan
perawatan darurat selama perjalanan.
Cara pengangkutan korban:
1. Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan,
dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang
2. Pengangkutan dengan alat (tandu)
Rangkaian pemindahan korban:
a. persiapan,
b. pengangkatan korban ke atas tandu,
c. pemberian selimut pada korban
d. Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:
a. pengangkatan korban,
b. Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh
(paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.
c. Sikap mengangkat.: Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari
cedera.
d. Posisi siap angkat dan jalan.
Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
1) menaik, bila tungkai tidak cedera,
2) menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
3) mengangkut ke samping,
4) memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
5) kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.
Transportasi Merupakan kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke tempat yang
fasilitas perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit. Biasanya dilakukan bagi pasien/
korban cedera cukup parah sehingga harus dirujuk ke dokter.
1. Tata cara pemindahan korban:
Dasar melakukan pemindahan korban; aman, stabil, cepat, pengawasan korban, pelihara
udara agar tetap segar.
2. Syarat pemindahan korban:
a. korban tentang keadaan umumnya cukup baik
b. tidak ada gangguan pernapasan
c. pendarahan sudah di atasi
d. luka sudah dibalut
e. patah tulang sudah dibidai
Sepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu dilakukan pemantauan dari korban
tentang:
1) Keadaan umum korban
2) Sistem persyarafan (kesadaran)
3) Sistem peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)
4) Sistem pernapasan
5) Bagian yang mengalami cedera.
D. Kecelakaan dan Pertolongannya
1. Pingsan Yaitu korban tidak sadarkan diri tetapi nafasnya ada.
Macam-macam pingsan:
a. Pingsan karena sengatan matahari
1) Gejalanya: penghentian keringat yang tiba-tiba, korban lemah, sakit kepala,
tidak dapat berjalan tegak, suhu tubuh 40-41ºC, pernapasan cepat dan tidak
teratur.
2) Pertolongan: baringkan ditempat teduh dan banyak angin, komperes seluruh
tubuh dengan air dingin, usahakan agar tidak mengigil dengan memijat kaki
dan tangan, bila keadaan tidak membaik bawa kerumah sakit.
b. Pingsan karena kelelahan/ kelaparan
1) Gejalanya: Kedinginan dan berkeringat, lemah, pandangan berkunang-kunang,
kesadaran menurun.
2) Pertolongan: baringkan ditempat datar, letakkan kepala lebih rendah dari
kaki,buka baju bagian atas, dan kendurkan pakaian yang menekan. Bila
muntah miringkan kepala, beri bau-bauan yang merangsang, setelah sadar beri
minuman air gula.
2. Shock Yaitu: peredaran darah terganggu karena kekurangan cairan sehingga
mengakibatkan terganggunya alat tubuh.
a. Gejalanya: kesadaran menurun, denyut nadi cepat >140/menit dan semakin lama
melambat bahkan hilang, penderita mual, kbadan dingin, lembab&pucat,napas
tidak teratur, pandangan kosong,tidak bercahaya, pupil melebar.
b. Pertolongan: Baringkan kepala lebih rendah dari kaki kecuali gegar otak, tarik
lidah penderita keluar, bersihkan hidung dan mulut dari sumbatan, selimuti,
hentikan pendarahan bila ada patah tulang pasang bidai, bawa keRS
3. Keseleo :Keadaan dimana persendian keluar dari sendinya, lalu kembali lagi.
Pertolongannya:
a. Istirahatkan korban dengan letak keseleo ditnggikan
b. Boleh dikomperes air hangat dan urut hati-hati
c. Bila lutut dipasang kness dekker, lakukan pembalutan agar keras pada bagian lain
d. Bawa ke RS untuk memastikan apakah ada retak atau patah tulang
4. Patah tulang :Menurut kontaminasinya:
a. patah tulang tertutup: ujung tulang tak berada di luar
tanda-tanda: gerakan tak normal, tambahan adanya bengkak, sakit bila digerak.
Pertolongan: usahakan tulang yang patah tidak bergerak dengan memasang bidai dan
bawa ke RS.
b. Patah tulang terbuka: ujung tulang berada di luar.
Tanda-tanda: tulang mencuat keluar, menjadi kotor, pendarahan sulit dihentikan.
Pertolongan: mencuci luka dengan air bersih, tulang yang keluar dimasukan, tutup
dengan kassa steril, gunakan anti septic, pasang perban elastic dan setelah selesai
pasang bidai dan langsung transportasi.
c. Jenis patah tulang dan pertolongannya:
1) patah tulang belakang, Sulit ditentukan bila keliru akan fatal
Pertolongan: bila korban jatuh atau jatuh terduduk yang keras dan mengeluh sakit
di punggung dan nyeri jika ditekan maka korban tidak boleh duduk,
punggung harus tetap datar dan di transportasi dalam keadaan telentang dan
di bidai.
2) Patah tulang panggul. Sulit menentukannya
Pertolongan: bila korban jatuh terduduk atau miring dan mengeluh nyeri dan
sakit untuk duduk, maka langsung saja di transportasi dalam keadaan berbaring.
3) Patah tulang rusuk.
Tanda-tanda: ada trauma, untuk bernapas dalam sakit, nyeri tekan napas tertahan.
Pertolongan: hati-hati jangan sampai mengangkat dengan menekan daerah
dada karena bisa jadi patahan tulang rusuk menembus paru-paru ynag akan
berakibat fatal. Dapat dibantu dengan pemasangan plester lebar dari
punggung, memutar ke dada, secara perlahan langsung transportasi ke RS,
korban dalam keadaan duduk atau berbaring asal bagian yang patah tidak
tertekan.
4) Patah tulang kecil-kecil.
Pertolongan: untuk meta karpal dan jari-jari tangan, korban menggenggam bola
karsa kemudian dibalut dengan elastic perban. Tetapi untuk metatarsalia dan
jari-jari kaki cukup langsung dipasang perban elastic.
5. Penyakit Penggunungan (Mountain Sickness)
Terjadi pada ketinggian 2000 mdpl reaksinya tergantung pada daya tahan tubuh orang
yang bersangkutan:
a. Penyakit kegunungan yang akut.
Gejala: penderita merasa pusing, sakit kepala, lelah, mengantuk, kedinginan,
mual, dan muntah-muntah, pucat, sesak, gelisah, susah konsentrasi, susah tidur. Hal
ini karena oksigen daam tubuh berkurang.
Pertolongan: Istirahatkan selama 24 s.d. 48 jam, bila tidak ada perubahan turunkan
ke tempat yang lebih rendah.
b. Penyakit pegunungan akut disertai kelainan paru-paru.
Terjadi pada ketinggian diatas 3000 mdpl, Gejala: munculnya 36 jam setelah tiba di
tempat tersebut.
Tanda-tanda: batuk kering, bahkan batuk berdarah, seesak napas, dada terasa
teretekan denyut nadi makin cepat, penderita pucat, membiru kemudian pingsan.
Pertolongan: baringkan dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya,
berikan pernapasan buatan bila perlu, turunkan penderita ke tempat yang lebih
rendah, bawa ke RS.
6. Luka bakar. Luka disebabkan karena api, benda-benda panas, air panas, liran listrik, dan
bahan kimia. Derajat Luka Bakar:
a. Derajat I: hanya mengenai permukaan (epidermis), berupa warna kemerahan
pada kulit, ada rasa nyeri, biasanya sembuh spontan dalam waktu 7-10 hari.
b. Derajat II: mengenai lapisan dermis, terjadi gelembung berisi cairan, terasa
nyeri, dengan peralatan baik sembuh dalam waktu 10-14 hari. 20
c. Derajat IIB: mengenai dermis bagian dalam, gelembung-gelembung biasanya
pecah, warna pucat, rasa nyeri, embuh lma dan menimbulkan bekas.
d. Derajat III: seluruh lapisan kulit rusak, sembuh lama dan menimbulkan cacat yang
hebat.
Luka bakar harus melihat pada derajat kedalaman, permukaan, dan luas luka bakar
tersebut. Bahaya luka bakar luas adalah kondisi dehidrasi yang mengancam jiwa
penderita.
Pertolongan: Pertama, kita harus membebaskan tubuh penderita dari bahan
penyebab. Daerah yang terbakar cukup cukup di rendam/ di siram dengan air dingin
(jangan air es) karena akan menambah sakit. Luka bakar yang luas perlu segera
mendapatkan tambahan cairan untuk mencegah dehidrasi, jika wilayah terbakar >
10% penderita harus dirawat di RS.
7. Tenggelam.
Pertolongan beri pernapasan buatan, raba denyut nadi leher, bila tidak teraba
lakukan pijatan jantung dengan cara menekan atau memukul dada korban denga telapak
tangan, melakukan sampai korban sadar, kosongkan air dalam perut dengan
memiringkan kepala korban sedikit lebih rendah dari perut, kemudian letakan ke
atas belakang hingga air keluar dari mulut.
8. Benda Asing yang Masuk Kedalam Tubuh
a. Benda asing dihidung, misalnya pacet. Caranya:
1) Letakkan segelas air dingin didepan rongga agar pacet keluar atau
meneteskan air tembakau kehidung
2) Setelah pacet melepaskan gigitannya, tarik dengan pinset
b. Benda asing ditelinga, misalnya serangga. Caranya: matikan serangga dengan :
teteskan beberapa tetes minyak atau Beri air hangat agar terangsang untuk keluar.
9. Gigitan Binatang : Binatang jika mengigit akan menimbulkan 3 masalah yaitu:
a. Perlukaan cara mengatasi: mencuci luka sampai bersih dengan air mengalir. ,
Menghilangkan adanya benda asing , membuang jaringan yang mati ,memberikan
anti septic menjahit luka (tatanan pelayanan kesehatan)
b. Infeksi cara mengatasi berikan antibiotik.
c. Keracunan,cara mengatasi:
1) tenangkan penderita agar tidak cepat menjalar,
2) baringkan penderita dengan posisi yang lebih rendah dari jantung
3) memberikan ikatan yang kuat di atas dan bawah tempat yang digigit
4) cuci sampai bersih
5) istirahatkan tempat yang digigit
6) menghindari manipulasi (pijit-pijit)
7) kirim ke RS
10. keracunan makanan
Pertolongan: jika sadar, usahakan penderita muntah dengan memekan langit-langit
tenggorokan dengan jari melalui mulut. Setelah muntah beri norit / arang ditumbuk
halus. Bila keadaan tidak membaik, kirim ke RS

1.3 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Penyakit infeksi nosokomial masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,
baik di negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang termasuk Indonesia.
Infeksi nosokomial berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acquired infection) Dengan
berkembangnya sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang perawatan pasien,
sekarang perawatan tidak hanya di rumah sakit saja, melainkan juga di fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, bahkan perawatan di rumah (home care).
Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan
perawatan atau penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak sesuai dengan prosedur tindakan
akan berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien lain atau bahkan pada
petugas kesehatan itu sendiri. Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal
infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital acquired infection) diganti
dengan istilah baru yaitu “Healthcare-associated infections” (HAIs) dengan pengertian yang
lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Juga tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang
didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi
atau didapat di rumah sakit, selanjutnya disebut sebagai infeksi rumah sakit atau infeksi
nosokomial (Hospital infection).
Untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya infeksi nosokomial/HAIs maka
dilakukan upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).Tujuan PPI untuk mencegah
terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit
dengan mempertimbangkan Cost Efectiveness. Untuk dapat melakukan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI), perlu memiliki pengetahuan mengenai konsep dasar penyakit
infeksi maupun pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial/HAIs.
Dibawah ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian tentang infeksi dan kolonisasi,
inflamasi, rantai penularan penyakit, faktor risiko terjadinya infeksi nosokomial (HAIs), cara
penularan penyakit infeksi ,dampak infeksi nosokomial/HAIs, faktor –faktor keberhasilan
PPI, serta strategi pencegahan dan pengendalian infeksi.

Pengertian
1. Kolonisasi: merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi, dimana
organisme tersebut hidup, tumbuh dan berkembang biak, tetapi tanpa disertai adanya
respon imun atau gejala klinik. Pada kolonisasi, tubuh pejamu tidak dalam keadaan
suseptibel. Pasien atau petugas kesehatan bisa mengalami kolonisasi dengan kuman
patogen tanpa menderita sakit, tetapi dapat menularkan kuman tersebut ke orang lain.
Pasien atau petugas kesehatan tersebut dapat bertindak sebagai “Carrier”.
2. Carrier adalah orang yang mengalami kolonisasi tanpa sakit
3. Kontaminasi, Adanya mikroorganisme disuatu objek/peralatan

a. Infeksi: merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi (organisme),
dimana terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik.

b. Penyakit infeksi: merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi
(organisme) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik.

c. Penyakit menular atau infeksius: adalah penyakit (infeksi) tertentu yang dapat berpindah
dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

d. Inflamasi (radang atau perdangan lokal): merupakan bentuk respon tubuh terhadap suatu
agen (tidak hanya infeksi, dapat berupa trauma, pembedahan atau luka bakar), yang
ditandai dengan adanya sakit/nyeri (dolor), panas (calor), kemerahan (rubor),
pembengkakan (tumor) dan gangguan fungsi.

e. “Systemic Inflammatory Response Syndrome” (SIRS): sekumpulan gejala klinik atau


kelainan laboratorium yang merupakan respon tubuh (inflamasi) yang bersifat sistemik.
Kriteria SIRS bila ditemukan 2 atau lebih dari keadaan berikut : (1) hipertermi atau
hipotermi atau suhu tubuh yang tidak stabil, (2) takikardi (sesuai usia), (3) takipnoe
(sesuai usia), serta (4) leukositosis atau leukopenia (sesuai usia) atau pada hitung jenis
leukosit jumlah sel muda (batang) lebih dari 10%. SIRS dapat disebabkan karena infeksi
atau non-infeksi seperti trauma, pembedahan, luka bakar, pankreatitis atau gangguan
metabolik. SIRS yang disebabkan infeksi disebut “Sepsis”.

f. Infeksi nosokomial: Infeksi yang terjadi/didapat dirumah sakit atau pernah dirawat di
rumah sakit dalam waktu lebih 48 jam.

g. “Healthcare-associated infections” (HAIs) : An infection occurring in a patient during the


process of care in a hospital or other healthcare facility which was not present or
incubating at the time of admission. This includes infections acquired in the hospital but
appearing after discharge, and also occupational infections among staff of the facility.

Pencegahan dan Pengendalian infeksi


Pengendalian infeksi nosokomial adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan serta pembinaan dalam upaya menurunkan angka kejadian infeksi di rumah
sakit. Untuk melakukan tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi perlu mengetahui rantai
penularan infeksi. Apabila satu mata rantai dapat dihilangkan atau dirusak, maka penularan
infeksi dapat dicegah atau dihentikan.
Komponen yang diperlukan sehingga terjadi penularan infeksi tersebut adalah:

1. Agen infeksi (infectious agent) adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi.
Agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, ricketsia, jamur dan parasit. Ada tiga faktor
pada agen penyebab yang mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu : patogenitas, virulensi
dan jumlah mikroorganisme.

2. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak dan
siap ditularkan kepada orang lain. Reservoir yang paling umum adalah manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan bahan-bahan organik lainnya. Pada orang
sehat, permukaan kulit, selaput lendir saluran napas atas, usus dan vagina merupakan
reservoir yang umum.

3. Pintu keluar (portal of exit) adalah jalan darimana agen infeksi meninggalkan reservoir.
Pintu keluar meliputi saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran kemih dan
kelamin, kulit dan membrana mukosa, transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.

4. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari
reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada beberapa cara penularan yaitu : (1) kontak :
langsung dan tidak langsung, (2) droplet, (3) airborne, (4) melalui vehikulum (makanan,
air/minuman, darah) dan (5) melalui vektor (biasanya serangga dan binatang pengerat).

5. Pintu masuk (portal of entry) adalah tempat dimana agen infeksi memasuki pejamu (yang
suseptibel). Pintu masuk bisa melalui saluran pernapasan, pencernaan, saluran kemih dan
kelamin, selaput lendir, serta kulit yang tidak utuh (luka).

6. Pejamu (host) yang suseptibel, adalah orang yang tidak memiliki daya tuhun tubuh yang
cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah terjadinya infeksi atau penyakit.
Faktor yang khusus dapat mempengaruhi adalah umur, status gizi, status imunisasi,
penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma atau pembedahan, pengobatan dengan
imunosupresan. Faktor lain yang mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau
etnis tertentu, status ekonomi, gaya hidup, pekerjaan dan herediter

Faktor Risiko infeksi nosokomial/ “Healthcare-associated infections” (HAIs)

• Umur : neonatus dan lansia lebih rentan.

• Status imun yang rendah/terganggu (imuno-kompromais) : penderita dengan penyakit


kronik, penderita keganasan, obat-obat imunosupresan.

• Interupsi barier anatomis :

- Kateter urin : meningkatkan kejadian infeksi saluran kemih (ISK).

- Prosedur operasi : dapat menyebabkan infeksi luka operasi (ILO) atau “surgical
site infection” (SSI).
- Intubasi pernapasan : meningkatkan kejadian : Ventilator Associated Infection
(VAP).

- Kanula vena sentral dapat menimbulkan , “Blood Stream Infection” (BSI).

- Luka bakar dan trauma.

• Implantasi benda asing :

- “indwelling catheter”

- “surgical suture material”

- “cerebrospinal fluid shunts”

- “valvular / vascular prostheses”

• Perubahan mikroflora normal : pemakaian antibiotika yang tidak bijaksana menyebabkan


timbulnya kuman yang resisten terhadap berbagai antimikroba.

Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi antara suseptibilitas pejamu, agen
infeksi (patogenitas, virulensi dan dosis) serta cara penularan. Identifikasi faktor risiko pada
pejamu dan pengendalian terhadap infeksi tertentu dapat mengurangi insiden terjadinya infeksi
nosokomial/(HAIs), baik pada pasien ataupun pada petugas kesehatan.

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi terdiri dari :

1. Peningkatan daya tahan pejamu. Daya tahan pejamu dapat meningkat dengan pemberian
imunisasi aktif (contoh vaksinasi Hepatitis B), atau pemberian imunisasi pasif
(imunoglobulin). Promosi kesehatan secara umum termasuk nutrisi yang adekuat akan
meningkatkan daya tahan tubuh.

2. Inaktivasi agen penyebab infeksi. Inaktivasi agen infeksi dapat dilakukan dengan metode
fisik maupun kimiawi. Contoh metode fisik adalah pemanasan (Pasteurisasi atau
Sterilisasi) dan memasak makanan seperlunya. Metode kimiawi termasuk klorinasi air,
disinfeksi peralatan dan lingkungan, serta penggunaan antibiotika.

3. Memutus rantai penularan. Hal ini merupakan cara yang paling mudah untuk mencegah
penularan penyakit infeksi, tetapi hasilnya sangat bergantung kepada ketaatan petugas
dalam melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan. Tindakan pencegahan ini telah
disusun dalam suatu “Isolation Precautions” (Kewaspadaan Isolasi) yang terdiri dari dua
pilar/tingkatan yaitu “Standard Precautions” (Kewaspadaan Standar/Baku) dan
“Transmission-based Precautions” (Kewaspadaan berdasarkan cara penularan). Prinsip
dan komponen apa saja dari kewaspadaan baku akan dibahas pada bab berikutnya.

4. Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure Prophylaxis” / PEP) terhadap


petugas kesehatan. Hal ini terutama berkaitan dengan pencegahan agen infeksi yang
ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya, yang sering terjadi karena luka tusuk
jarum bekas pakai atau pajanan lainnya. Penyakit yang perlu mendapat perhatian adalah
hepatitis B, Hepatitis C dan HIV.

Dampak Infeksi
 Lama hari rawat meningkat
 Peningkatan morbiditas dan mortalitas
 Peningkatan biaya
 Adanya tuntutan hukum
 Mutu pelayanan rumah sakit menurun
 Citra rumah sakit menurun

Manfaat Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Pengendalian infeksi nosokomial sangat bermanfaat bagi pasien maupun rumah sakit
antara lain yaitu menekan dan mengurangi kejadian infeksi, menekan dan menurunkan
morbiditas dan mortalitas, mengurangi lama hari perawatan, mengurangi biaya perawatan, serta
meningkatkan mutu dan citra rumah sakit dengan adanya angka infeksi yang rendah.

1.4. Etika Batuk


Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara menutup
hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju, sehingga bakteri tidak menyebar ke
udara dan tidak menular ke orang lain. Etika batuk diperuntukkan bagi Anda yang sedang
mengalami batuk atau bersin. Seperti yang kita ketahui bahwa saat batuk atau bersin
maka kita dapat menyebarkan kuman dalam jumlah ribuan hingga jutaan ke udara dan
disaat yang sama orang yang berada disekitar kita menghirup udara yang sudah
mengandung kuman akibat dari batuk maupun bersin. Oleh sebab itu untuk menghindari
hal ini, etika batuk dan bersin merupakan hal yang harus diterapkan pada kehidupan
sehari-hari.

a. Penyebab terjadinya batuk


Batuk adalah reaksi yang terjadi apabila sel-sel pada saluran udara di belakang
kerongkongan teriritasi. Apabila terdapat iritan pada paru-paru, reaksi alami tubuh adalah
batuk untuk mengeluarkan iritan. Apa saja penyebab batuk?
1. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misalnya : flu,
bronchitis dan penyakit yang cukup serius meskipun jarang, misalnya : pneumoni, TBC,
kanker paru.
2. Alergi
 Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan. Misalnya :
debu, asap, makanan, cairan.
 Mengalirnya cairan hidung kearah tenggorokan dan masuk ke saluran pernapasan.
Misalnya : rhinitis alergi, batuk pilek.
 Penyempitan pada saluran pernapasan. Misalnya : asma.

b. Kebiasaan batuk yang salah


Sering kali pada saat batuk kita mengabaikan etika batuk, sehingga menyebabkan
virus yang dikeluarkan saat batuk dapat menyebar dan terhirup oleh orang lain. Berikut
beberapa kebiasaan batuk yang salah dan sering kita lakukan.

 Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum


 Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat batuk
dan bersin
 Membuang ludah atau batuk disembarangan tempat.
 Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarangan tempat.
 Tidak menggunakan masker saat flu atau bersin.

c. Etika batuk dan bersin


Seperti hal lainnya, batuk dan bersin juga memiliki etika. Banyak orang yang
salah langkah saat mengalami batuk dan bersin, kebanyakan malah menutup mulut dan
hidungnya dengan telapak tangan, meskipun tujuan nya baik namun hal ini belum tentu
benar, karena kuman dapat berpindah ke tangan dan menyebar tanpa kita sadari melalui
sentuhan atau bersalaman. Lalu, bagaimana etika batuk dan bersin yang benar? Berikut
caranya :
a. Tutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lengan baju anda bila batuk atau bersin
b. Buang tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah
c. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis
alcohol
d. Saat anda flu atau batuk gunakan masker agar orang lain tidak tertular. Tidak meletakkan
masker bekas dipakai pada leher Karena bisa menyebar kembali virus dan bakteri ketika
digunakan kembali.

1.5 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) adalah sebuah gerakan yang bertujuan
untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku
masyarakat yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan
perilaku hidup bersih sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis
masyarakat.
Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk memenuhi
kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta pembangunan pemukiman yang
layak huni. Ketiganya merupakan infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan
masyarakat hidup sehat.
Setidaknya terdapat 7 langkah penting dalam rangka menjalankan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat. Ketujuh langkah tersebut merupakan bagian penting dari pembiasaan pola
hidup sehat dalam masyarakat guna mencegah berbagai masalah kesehatan yang beresiko
dialami oleh masyarakat Indonesia. Berikut ini 7 langkah GERMAS yang dapat menjadi
panduan menjalani pola hidup yang lebih sehat.
1. Melakukan Aktivitas Fisik
Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim melakukan
aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun berolah raga. Kemudahan –
kemudahan dalam kehidupan sehari – hari karena bantuan teknologi dan minimnya waktu
karena banyaknya kesibukan telah menjadikan banyak orang menjalani gaya hidup yang
kurang sehat. Bagian germas aktivitas fisik merupakan salah satu gerakan yang
diutamakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.
2. Makan Buah dan Sayur
Keinginan untuk makan makanan praktis dan enak seringkali menjadikan
berkurangnya waktu untuk makan buah dan sayur yang sebenarnya jauh lebih sehat dan
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa jenis makanan dan minuman seperti junk
food dan minuman bersoda sebaiknya dikurangi atau dihentikan konsumsinya.
Menambah jumlah konsumsi makanan dari buah dan sayur merupakan contoh
GERMAS yang dapat dilakukan oleh siapapun.
Masalah selanjutnya adalah bagaimana cara mengatasi agar anak mau makan
buah dan sayur, untuk hal ini anda dapat mengaplikasikan jurus tips anak mau makan
buah dan sayur sebagai berikut yaitu salah satunya dengan mengkreasikan makanan dari
buah dan sayur dengan mengubahnya menjadi tampilan yang menarik, contohnya dari
karakter kartun yang disukai anak menggunakan buah tomat dan sayur ketimun sehingga
tadinya anak susah makan buah dan sayur menjadi mau makan sayur dan buah.
Adapun salah satu kampanye GERMAS adalah kampanye makan buah dan
sayur yang memberikan informasi betapa besarnya manfaat dan kenapa harus makan
buah dan sayur setiap hari. Karena anda harus memahami pentingnya kenapa harus
makan buah dan sayur setiap hari, berikut adalah dampak akibat kurang makan buah dan
sayur untuk kesehatan tubuh, contohnya seperti permasalahan BAB, peningkatan risiko
penyakit tidak menular, tekan darah tinggi dan lainnya.
Dengan memahami pentingnya perilaku makan buah dan sayur, diharapkan
masyarakat dapat dengan lebih aktif untuk meningkatkan kampanye makan buah dan
sayur untuk tingkatkan kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia.
3. Tidak Merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi
kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup sehat dan akan
berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang – orang di sekitarnya. Meminta
bantuan ahli melalui hipnosis atau metode bantuan berhenti merokok yang lain dapat
menjadi alternatif untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok; baik itu
efek buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang di sekitarnya.
5. Melakukan Cek Kesehatan Berkala
Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup sehat adalah
dengan lebih baik dalam mengelola kesehatan. Diantaranya adalah dengan melakukan
cek kesehatan secara rutin dan tidak hanya datang ke rumah sakit atau puskesmas ketika
sakit saja. Langkah ini memiliki manfaat untuk dapat memudahkan mendeteksi penyakit
atau masalah kesehatan lebih dini.
Ada beragam informasi media cek kesehatan yang memberikan tips cek kesehatan
secara berkala, apa saja sebenarnya jenis cek kesehatan berkala yang dapat anda lakukan
untuk mengetahui kondisi kesehatan anda? Berikut adalah beberapa contoh pengecekan
yang bisa dilakukan.
 Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Secara Rutin
Melakukan Pengecekan Berat Badan berguna agar anda bisa mendapatkan
nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya dapat menentukan apakah
berat badan dan tinggi badan Anda sudah berada dalam kondisi ideal atau
berisiko terkena penyakit tidak menular (PTM)
 Cek Lingkar Perut Secara Berkala, Dengan melakukan Cek Lingkar Perut
secara berkala anda bisa mengontrol lemak perut, jika berlebihan dapat
menyebabkan penyakit seperti stroke, diabetes hingga serangan jantung
 Cek Tekanan Darah, Pengecekan Tekanan Darah dapat membantu anda
mendeteksi adanya risiko stroke, hipertensi hingga jantung
 Cek Kadar Gula Darah Berkala, Anda dapat mengetahui kadar glukosa
dalam darah dengan jenis pengecekan kesehatan berkala ini, hasilnya anda
dapat mengetahui potensi diabetes
 Cek Fungsi Mata Telinga
 Cek Kolesterol Tetap, Pengecekan Kolesterol terbagi tiga yaitu LDL
(Kolesterol "Buruk"), HDL (Kolesterol "Baik") dan Trigliserida
 Cek Arus Puncak Ekspirasi, Pengecekan ini adalah salah satu cek
kesehatan dalam pengujian fungsi paru, pengecekan ini biasa dilakukan
pada penderita asma atau penyakit lainnya untuk menilai kemampuan
paru-paru
 Cek dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim, Pengecekan ini biasanya
dilakukan dengan pemeriksaan berkala seperti Test PAP SMEAR dan Test
IVA
 Cek Sadari Periksa Payudara Sendiri, Lalu berikutnya dalam ragam cek
kesehatan berkala yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri.
6. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Bagian penting dari germas hidup sehat juga berkaitan dengan meningkatkan
kualitas lingkungan; salah satunya dengan lebih serius menjaga kebersihan lingkungan.
Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala kecil seperti tingkat rumah tangga dapat
dilakukan dengan pengelolaan sampah. Langkah lain yang dapat dilakukan adalah
menjaga kebersihan guna mengurangi resiko kesehatan seperti mencegah perkembangan
vektor penyakit yang ada di lingkungan sekitar.
7. Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat; salah
satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan kotoran. Aktivitas
buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan resiko penularan berbagai jenis
penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.
Secara umum, tujuan GERMAS adalah menjalani hidup yang lebih sehat. Gaya
hidup sehat akan memberi banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas kesehatan
hingga peningkatan produktivitas seseorang. Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan
dari gaya hidup sehat adalah lingkungan yang bersih dan sehat serta berkurangnya resiko
membuang lebih banyak uang untuk biaya berobat ketika sakit.
1.6 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan nya PHBS di kelompokkan
menjadi lima tatanan yaitu :
1. PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS
yang melakukan 10 PHBS yaitu :
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi ASI ekslusif
c. Menimbang balita setiap bulan
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
h. Makan buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah

2. PHBS di Sekolah
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS
di sekolah yaitu :
a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
d. Olahraga yang teratur dan terukur
e. Memberantas jentik nyamuk
f. Tidak merokok di sekolah
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
h. Membuang sampah pada tempatnya

3. PHBS di Institusi Kesehatan


PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam
mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di
institusi kesehatan.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS
di Institusi Kesehatan yaitu :
a. Menggunakan air bersih
b. Menggunakan Jamban
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Tidak merokok di institusi kesehatan
e. Tidak meludah sembarangan
f. Memberantas jentik nyamuk

4. PHBS di Tempat Kerja


PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para
pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :
a. Tidak merokok di tempat kerja
b. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
c. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang
air besar dan buang air kecil
e. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
f. Menggunakan air bersih
g. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar
h. Membuang sampah pada tempatnya
i. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

5. PHBS di Tempat – Tempat Umum


PHBS di Tempat - tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempa t umu m agar tahu, mau
dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan
tempat - tempat Umum Sehat.Tempat - tempat Umum adalah sarana yang
diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk
kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah,
sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.Ada beberapa
indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat - Tempat
Umum yaitu :
a. Menggunakan air bersih
b. Menggunakan jamban
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Tidak merokok di tempat umum
e. Tidak meludah sembarangan
f. Memberantas jentik nyamuk
Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama
lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan.
Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan
yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang.
Oleh karena itu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya promotif dan
preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat penting
dan strategis untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau
Health Promoting School ( Sekolah yang mempromosikan kesehatan ). Health Promoting School
adalah sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang
berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan
aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan
kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks
dan bervariasi. Pada anak usia TK/RA dan SD/MI biasanya berkaitan dengan kebersihan
perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai
sabun, serta membersihkan kuku dan rambut. Pada anak usia SMP/MT dan SMU/MA (remaja),
masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku berisiko seperti perilaku
merokok, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan
yang tak diinginkan (KTD), abortus yang tidak aman, Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk
HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, stress dan trauma.

Berkaitan dengan hal itu, pelaksanaan UKS di tingkat TK/RA dan SD/MI berbeda
dengan tingkat SMP/MT dan SMU/MA. Pelaksanaan UKS di SMP/MT dan SMU/MA lebih
difokuskan pada pencegahan perilaku berisiko yang biasanya sering dilakukan remaja sesuai
dengan ciri dan karakteristiknya yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba
sesuatu hal yang baru serta penanganan akibatnya. Murid usia SMP/MT dan SMU/MA (remaja)
perlu dibina agar menjalankan hidup sehat lewat keterapilan hidup sehari-hari (life skill
education). Sementara untuk anak usia TK/RA dan SD/MI, memupuk kebiasaan PHBS sedini
mungkin dengan membentuk kebiasaan menggosok gigi dengan benar, mencuci tangan, serta
membersihkan kuku dan rambut.

Upaya penerapan PHBS di Sekolah

Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Jumlah usia sekolah yang cukup besar yaitu 30 % dari jumlah
penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan
PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Beberapa kegiatan peserta didik dalam menerapkan PHBS di sekolah antara lain jajan di
warung/kantin sekolah karena lebih terjamin kebersihannya; mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun; menggunakan jamban di sekolah serta menjaga kebersihan jamban; mengikuti
kegiatan olah raga dan aktifitas fisik sehingga meningkatkan kebugaran dan kesehatan peserta
didik; memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin; tidak merokok, memantau
pertumbuhan peserta didik melalui pengukuran BB dan TB; serta membuang sampah pada
tempatnya.

Dengan menerapkan PHBS di sekolah oleh peserta didik, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah, maka akan membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan
kemandirian dalam mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sekolah sehat.

1.7. Makanan Sehat

Menurut Hulme, “makanan sehat dan bergizi” adalah makanan dalam arti yang
sesungguhnya dan mampu menikmati makanan tersebut. Makanan yang sehat harus terdiri dari
makanan utama dan makanan penunjang. Makanan bergizi adalah makanan yang cukup kwalitas
dan kawantitasnya serta mengandung unsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan. Syarat makanan bergizi meliputi:

A. mengandung protein,karbohidrat,lemak,vitamin dan mineral yang cukup


B. mengenyangkan
C. termasuk dalam 4 sehat 5 sempurna
D. bersih dari bakteri dan kuman atau penyakit
E. makanan yang tidak mengandung bahan adittif dan kimia

Sedangkan makanan sehat adalah makanan yang memenuhi syarat kesehatan dan jika
dimakan tidak menimbulkan penyakit serta keracunan. Selain itu makanan sehat dapat diartikan
makanan yang beragam, bergizi, dan berimbang, serta aman bila dikonsumsi. Makanan bergizi
tidak harus berupa makanan yang berharga mahal daan lezat, tetapi yang terpenting adalah zat-
zatt yang terkandung di dalamnya. Makanan bergizi harus mengandung energi, pembangun, dan
pengatur dalam jumlah yang seimbang. Sedangkan makanan seimbang ialah makanan-makanan
yang memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan. Makanan
seimbang yang dimaksud haruslah memiliki kandungan zat gizi yang meliputi: karbohidrat,
lemak, protein,mineral, dan vitamin.
Makanan yang beragam, bergizi, dan berimbang dan aman untuk dikonsumsi
diimplementasikan kedalam 13 pesan dasar gizi seimbang diperuntukkan untuk semua kelompok
umur, kecuali bayi yang berumur antara 0 – 4 bulan (hanya asi saja), yaitu :
a. Makanlah aneka ragam makanan
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat,setengah dari kecukupan energi
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
e. Gunakan garam beryodium
f. Makanlah makanan sumber zat besi
g. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan
h. Biasakan makan pagi
i. Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya
j. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
k. Hindari minum minuman beralkohol
l. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
m. Bacalah label pada makanan yang dikemas
Manfaat makan sehat untuk tubuh kita :
1. Sebagai sumber energi
2. Sebagai pembangun tubuh
3. Sebagai pelindung tubuh
4. Menjaga tubuh dari kondisi stres
5. Meningkatkan inteligensi
6. Memelihara reproduksi

Contoh-contoh makanan sehat :


1. Beras Merah
Serat dan nutrisi beras merah sangat baik sekali untuk penderita diabetes dan mereka
yang ingin terhindar dari penyakit tersebut.
2. Brokoli
Sayuran mempunyai banyak kandungan seperti antioksidan, vit C, K, E, B, mineral,
kalsium, zat besi, kalium, dan beta karoten. Oleh karena itu brokoli bisa mencegah berbagai
penyakit diantaranya seperti penyakit kanker, penyakit kanker, penyakit jantung, penyakit stroke,
tulang keropos, dan penyakit lainnya.
3. Bayam
Bayam salah satu jenis tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaatnya yaitu seperti
dapat menghaluskan kulit, dapat menghambat enzime tirosinase, mampu memperbaiki kerja
insulit, mejaga stamina otot, untuk membangun tulang dan juga gigi, imput saraf, kinerja
jantung, serta pembekuan darah yang benar. Bayam terdiri dari dua jenis yaitu bayam merah dan
bayam hijau. Secara umum kedua bayam tersebut memiliki kandungan gizi dan manfaat yang
sama.
4. Teh hitam
Teh hitam juga mempunyai kandungan anti peradangan dan bisa meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap penyakit kanker, penyakit diabetes, dan penyakit jantung.
5. Ikan salmon
Ikan salmon ini sumber dari asam lemak Omega-3 yang terbaik. Manfaat ikan salmon
yaitu dapat memerangi penyakit jantung, menurunkan resiko kanker, dapat melindungi sendi,
memperbaiki mooa dan kognisi serta dapat mengobati masalah mata seperti mata kering.
6. Yoghurt
Yoghurt ini sebenarnya salah satu produk susu yang mengandung banyak bakteri baik.
Dan selain itu, yoghurt dengan kultur aktif dapat membantu mengobati kondisi pencernaan
seperti sembelit, diare, intoleransi laktosa, kanker usus besar, penyakit usus serta mencegah
osteoporosis, dan mengatur tekanan darah.
7. Alpukat
Buah ini penuh lemak tak jenuh. Alpukat mempunyai vit C dan E, kalium, dan lutein.
Alpukat mampu mencegah kanker, penyakit jantung, dan masalah mata.
8. Telur
Meski belakangan ini telur sering dicap buruk oleh kalangan masyarakat, akan tetapi telur
merupakan makanan yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral. Manfaat dari telur
diantaranya dapat meningkatkan konsentrasi, menjaga berat badan agar tetap sehat,
mengembangkan otak, memperkuat penglihatan, serta dapat mencegah cacat lahir dan kanker
payudara.
9. Pisang
Sumber yang kaya akan kalium dan serat. Buah ini dapat menurunkan tekanan darah,
menjaga kesehatan tulang, saluran pencernaan, dan mencegah perkembangan kanker.
10. Strawberry
Strawberry dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular, mengatur kadar gula darah
(yang memainkan peran dalam menyembuhkan dan mengobati diabetes) dan melawan penyakit
berbahaya lain seperti kanker.
11. Tomat
Tomat banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh kita. Manfaat tomat diantaranya adalah
dapat membantu menurunkan resiko gangguan jantung, menghilangkan kelelahan dan dapat
menambah nafsu makan, menghambat pertumbuhan sel kanker (pada prostat, leher rahim,
payudara, dan endometrium), memperlambat penurunan fungsi mata karena pengaruh usia,
mengurangi resiko radang usus buntu, membantu menjaga kesehatan (seperti organ hati, ginjal,
dan mencegah kesulitan buang air besar), mengobati diare, meningkatkan jumlah sperma pada
pria, memulihkan fungsi lever, dan bisa mengatasi kegemukan.
12. Jeruk
Buah jeruk ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita. Manfaat jeruk diantaranya
adalah menurunkan resiko kanker usus besar, sebagai sistem kekebalan tubuh, membantu
melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang menimbulkan tanda-tanda penuaan,
membantu mempertahankan keremajaan kulit meski usia swudah beranjak 50 tahun, membantu
mendukung produksi hemoglobin dan juga membantu menjaga tekanan darah tetap normal,
membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, dan bisa menurunkan resiko serangan kanker
paru-paru.
13. Apel
Buah apel memiliki banyak manfaat bagi kesehatan kita, diantaranya yaitu dapat
mencegah asma, mengurangi berat badan, mencegah kanker payudara, mencegah kanker usus,
mencegah kanker paru-paru, dapat melindungi tulang, mencegah kanker hati, menurunkan kadar
kolestrol, mengontrol diabetes, membersihkan dan menyegarkan mulut.
14. Kopi
Manfaat kopi untuk kesehatan ternyata banyak sekali, meskipun terkadang banyak orang
yang beranggapan jika kopi termasuk minuman yang tidak sehat. Berdasarkan penelitian, kopi
mengandung banyak antioksidan yang perlu diperlukan oleh tubuh agar terhindar dari radikal
bebas. Manfaat dari kopi yaitu mengobati diabetes, mengurangi resiko sroke, mencegah kanker,
mengurangi resiko liver.
15. Gandum murni
Otak membutuhkan suplai atau sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan.
Gandum murni memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Serat yang
terkandung dalam gandum murni dapat membantu mengatur pelepasan glukosa dalam tubuh.
Gandum juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf.

Fungsi makanan bergizi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, tetapi lebih
utama adalah untuk mendapatkan tenaga, mendapatkan zat-zat pembangun bagi sel-sel tubuh,
mempertinggi daya tahan tubuh terhadap penyakit, serta untuk menjamin kelancaran segala
macam proses yang terjadi di dalam tubuh. Makanan yang dikonsumsi setiap hari hendaknya
mengandung unsur-unsur pengasil tenaga, pembangun sel-sel, dan mengatur segala macam
proses dalam tubuh. Sesuai dengan kegunaannya, maka makanan yang masuk ke dalam tubuh
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Makanan sebagai sumber tenaga terutama yang mengandung hidrat arang.
b. Makanan sebagai sumber zat pembangun, digunakan sebagai pembentukan sel-sel
jaringan tubuh yang baru, pembentukan sel darah merah, sel darah putih, dan zat
kekebalan atau antibody.
c. Makanan sebagai sumber zat pengatur, mutlak diperlukan walaupun sangat sedikit.

1. Ciri-ciri makanan bergizi dan sehat dan makanan tidak bergizi dan sehat
a. Ciri-ciri makanan bergizi dan sehat
1. Tidak banyak mengandung lemak-lemak hewani
2. Rendah garam dan MSG, penggunaan penyedap rasa yang banyak beredar di pasaran
memang membuat makanan terasa gurih dan nikmat, tapi bukan berarti menjadi lebih
sehat
3. Banyak mengandung sayuran atau serat
4. Tidak/ sedikit menggunakan bahan pengawet. Setiap bahan makanan yang dikemas
umumnya menggunakan bahan pengawet, seperti bumbu kaldu, makanan kaleng dsb.
5. Menggunakan sedikit minyak goreng
6. Mengandung zat-zat gizi seperti: karbohidrat, protein, vitamin, lemak, mineral, dan air

b. Ciri-ciri makanan tidak sehat


1. Mengandung formalin
2. Mengandung zat-zat kimia berbahaya
3. Memiliki bahan pengawet

4. Syarat Makanan bergizi dan Sehat


Didalam pemberian makanan yang bergizi dan sehat pada balita mempunyai beberapa
kriteria yaitu:
a. Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur
b. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang , bahan makanan yang
tersedia setempat kebiasaan, dan selera terhadap makanan
c. Bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima
d. Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan.

5. Pengaruh makanan bergizi terhadap kesehatan


Makanan sebagai sumber energy dan zat pembangun tubuh merupakan elemen penting
dalam tubuh manusia. Makanan akan memberikan dampak yang cukup besar terhadap ketahanan
dan kondisi tubuh serta pertumbuhan tulang dan gigi. Makanan akan diproses didalam tubuh, dan
diserap sari-sari makanannya untuk kemudian dibakar dan diedarkan keseluruh bagian tubuh
sesuai dengan fungsinya. Makanan akan mempengaruhi perkembangan sel , jaringan serta organ
pada tubuh manusia. Apabila tubuh kemasukan bahan makanan yang mengandung toksin maka
tubuh akan bereaksi serta memicu kerusakan pada bagian tubuh tertentu.
Tanpa makanan tubuh tidak akan bekerja dengan baik. Badan tidak akan berkembang
serta tumbuh dan bekerja dengan baik. Makanan mengandung beberapa asupan bahan yang
diperlukan oleh tubuh. Tapi terkadang kesadaran akan pentingnya makanan yang sehat
dihiraukan oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya makanan sehat serta kebutuhan akan efisiensi waktu dan ekonomi menyebabkan
masyarakat lebih memilih makanan instan dan murah.
Masyarakat tidak menyadari bahwa makanan-makanan instan, serta makanan yang
mengandung pemanis dan pengawet buatan uang banyak beredar di masyarakat telah
menyebabkan tingkat kesehatan menurun serta memicu penyakit berbahaya dalam jangka
panjang. Harga makanan yang cenderung murah, menarik dan praktis menyebabkan makanan
sehat terpinggirkan, apalagi terkadang pengemasan makanan sehat kurang menarik dan kurang
enak jika dibandingkan dengan makanan cepat saji dan makanan yang mengandung bahan
berbahaya. Jika makanan yang dikonsumsi tidak mengandung bahan-bahan yang diperlukan
tubuh maka tubuh akan mengalami defisiensi seperti busung lapar, lupus, dll. Jika kelebihan
makanan maka timbul penyakit seperti obesitas, diabetes, dll. Oleh karena itu pemenuhan gizi
seimbang sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan.
A. Menu makanan Gizi dan Seimbang

Makanan bergizi seimbang adalah makanan beraneka ragam yang dikonsumsi dalam satu
hari yang mengandunmg zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Pengertian makanan seimbang ialah penjabaran makanan-makanan yang memiliki
kandungan gizi yang sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan.
Makanan seimbang yang dimaksud haruslah memiliki kandungan zat gizi yang meliputi:
a. Karbohidrat
Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena zat inilah yang memiliki peran penting
sebagai penopang sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari-hari tubuh manusia. Zat
karbohidrat terdapat pada makanan:
1) Tepung-tepungan
Penting adanya untuk senantiasa mengonsumsi salah satu makanan sumber tepung-
tepungan setiap kali makan. Contohnya: nasi, kentang mie, ubi, singkong, dan lainnya. Bila
tubuh mengalami ketidakcukupan zat karbohidrat, maka gejala paling awal yang paling mudah
didapati adalah tubuh terasa lebih cepat lelah karena kekurangan tenaga dari biasanya.
2) Gula
Gula bisa didapat pada makanan, antara lain: gula pasir, gula merah, gula batu, sirup,
madu dan kue manis. Namun perlu diwaspadai, pola konsumsi gula perlu dibatasi. Meninjau
karena zat gula tidak memiliki kandungan zat gizi lainnya kecuali karbohidrat. Dengan demikian
kebanyakan gula hanya akan mengakibatkan kegemukan pada tubuh.
b. Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga, namun karena bentuknya lebih memakan waktu dan
sulit diserap oleh tubuh. Lemak merupakan zat yang bersifat sebagai cadangan energi bagi tubuh.
Lemak yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Lemak terdapat pada minyak,
margarin, santan, kulit ayam, kulit bebek dan lemak hewan lainnya.
c. Protein
Protein berfungsi untuk pertumbuhan tubuh dan mengganti jaringan yang rusak pada
tubuh. Jelas sekali kebutuhan zat protein sudah mutlak dibutuhkan oleh tubuh setiap hari. Protein
terdapat pada: Ikan, ayam, daging, telur, susu, tahu, tempe serta kacang-kacangan.
d. Vitamin & Mineral
Vitamin dan mineral memiliki fungsi untuk membantu melancarkan kinerja tubuh.
Vitamin dan mineral banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan.
e. Serat
Serat memiliki banyak fungsi bagi tubuh, diantara lain :
 Membantu menurunkan glukosa darah
 Membantu menurunkan lemak darah
 Melancarkan buang air besar
 Membuat perut terasa lebih kenyang
Serat terdapat pada makanan jenis roti gandum, buah, dan sayuran segar, kacang-
kacangan, tahu, tempe, bekatul.

B. Membuat Daftar Menu Makanan Bergizi Seimbang


Syarat menyusun menu makanan harus memperhatikan :
1. Nilai gizi makanan
2. Biaya yang tersedia
3. Mudah diselenggarakan
4. Diterima anggota keluarga
Menu yang bergizi lengkap dan seimbang harus mengandung:
1. Bahan makanan sumber tenaga : nasi, roti, kentang
2. Bahan makanan sumber zat pembangun. Protein hewani: telur, ikan, daging, susu,
keju,Protein nabati : tempe, tahu.
3. Bahan makanan sumber zat pengatur. Sayuran : bayam, buncis, wortel, tomat,Buah :
pisang, pepaya, jeruk, apel
4. Untuk membuat menu yang bergizi lengkap dan seimbang perlu disusun dari ketiga
golongan bahan makanan di atas, dan dapat ditambahkan jenis makanan yang dapat
memperkaya rasa menu misalnya minyak, mentega, gula.
5. Banyaknya kalori yang harus dikomsumsi dan jumlah kalorinya disesuaikan dengan
umur.
6. Buat suatu pola dan susunan menu untuk suatu jangka waktu yang diinginkan (misal 3
hari, 5 hari, 10 hari)
7. Mula-mula cantumkan makanan pokok dalam daftar menu tersebut buat variasi untuk
penganekaragaman.
8. Cantumkan lauk pauk, dipilih dari protein yang berasal dari hewani dan dari tumbuh-
tumbuhan (nabati ). Buat bervariasi setiap hari.
9. Cantumkan sayuran, usahakan setiap hari menggunakan sayuran yang berwarna hijau.
10. Kemudian cantumkan buah. Penggunaan sayuran dan buah yang sedang musim akan
sangat membantu masalah biaya.
11. Terakhir cantumkan makanan selingan, usahakan menggunakan beranekaragam bahan
makanan. Misalnya pecel, bubur kacang hijau, kolak ubi dan sebagainya.

Contoh daftar menu makanan bergizi seimbang dalam satu hari :

VARIASI DAN BAHAN KANDUNGAN NUTRISI


KOMPOSISI MAKANAN
Pagi : Nasi goreng, telor Beras 350 g Kalori 2.363,5 kkal
mata sapi, acar, the manis

Ikan kembung 100 g Protein 95,55 g

Telor 50 g Lemak 45,83 g


Siang : Nasi, ikan bakar, Tempe 100 g Karbohidrat 405,42 g
tempe, sayur asem, buah
pisang

Sayuran 200 g Vit. A 13.088 Sl

Cabe 10 g Vit. B1 1.450 mg


Camilan : bubur kacang Gula pasir 35 g Vit. C 171 mg
hijau, air putih

Fe 27,32 mg
Malam : nasi, tempe Tempe 100 g Ca 827,3 mg
bacem, sayur asem, buah
pisang.

Sayuran 200 g P 1.511,9 mg

1.8.Kantin Sehat
Kantin sekolah sehat memiliki syarat sebagai berikut:
 Ada persediaan air bersih untuk mengolah makanan, mencuci tangan dan mencuci
peralatan makan.
 Mempunyai tempat penyimpanan bahan makanan dan peralatan makan yang bebas
dari serangga dan hewan pengerat.
 Ada tempat khusus penyimpanan bahan bukan pangan (sabun cuci piring, cairan anti
serangga) yang terpisah dari tempat penyimpanan bahan pangan.
 Tempat yang bersih dan tertutup untuk pengolahan dan persiapan penyajian makanan.
 Kasir berada di tempat khusus, minimal orang yang bertugas di kasir tidak bertugas
menyiapkan makanan karena kuman penyakit dapat tersebar ke makanan melalui
tangan yang habis memegang uang.
 Mempunyai tempat pembuangan sampah padat, cair dan gas.
 Pastikan juga jajanan kemasan yang dijual di kantin belum kadaluarsa dan sudah lolos
sertifikasi BPOM.

Persyaratan sanitasi kantin sesui Kepmenkes diatas meliputi faktor bangunan, konstruksi, dan
fasilitas sanitasi, sebagai berikut :

Bangunan

 Bangunan kantin kokoh, kuat dan permanen.


 Ruangan harus ditata sesuai fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus karyawan,
arus bahan makanan dan makanan jadi serta barangbarang lainnya yang dapat mencemari
makanan.
Konstruksi

 Lantai harus dibuat kedap air, rata, tidak licin, kering dan bersih.
 Dinding. Permukaan dinding harus rata, kedap air dan dibersihkan.
 Ventilasi. Ventilasi alam harus cukup menjamin peredaran udara dengan baik, dapat
menghilangkan uap, gas, asap, bau dan debu dalam ruangan. Ventilasi buatan diperlukan
bila ventilasi alam tidak dapat memenuhi persyaratan.
 Pencahayaan. Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan
pekerjaan pengolahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan ruangan.
 Atap. Tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus dan serangga lainnya.
 Langit-langit. Permukaan rata, bersih, tidak terdapat lubang-lubang.

Fasilitas sanitasi

 Air bersih. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat fisik (tidak berbau, tidak berasa,
tidak berwarna, jernih), serta jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan.
 Air limbah. Air limbah mengalir dengan lancar, sistem pembuangan air limbah harus
baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, saluran pembuang air limbah tertutup.
 Toilet. Tersedia toilet, bersih. Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan dan bak
air. Tersedia sabun/deterjen untuk mencuci tangan. Di dalam toilet harus tersedia bak dan
air bersih dalam keadaan cukup.
 Tempat sampah. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat,
mempunyai tutup. Tersedia pada setiap tempat/ruang yang memproduksi sampah.
Sampah dibuang tiap 24 jam.
 Tempat cuci tangan. Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah
dicapai oleh tamu dan karyawan. Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air mengalir,
sabun/deterjen, bak penampungan yang permukaanya halus, mudah dibersihkan dan
limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup.
 Tempat mencuci peralatan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan
mudah dibersihkan. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bilik/bak pencuci yaitu untuk
mengguyur, menyabun dan membilas.
 Tempat mencuci bahan makanan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan
mudah dibersihkan.
 Tempat penyimpanan air bersih (tandon air) harus tertutup sehingga dapat menahan
masuknya tikus dan serangga.

Ruang dapur, ruang makan dan penyajian

 Dapur. Dapur harus bersih, ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan hewan
lainnya.
 Ruang makan. Ruang makan bersih, perlengkapan ruang makan (meja, kursi, taplak
meja), tempat peragaan makanan jadi harus tertutup, perlengkapan bumbu kecap, sambal,
merica, garam dan lain-lain bersih.

Penerapan beberapa parameter diatas pada dasarnya bertujuan untuk meminimalisasi faktor
makanan sebagai media penularan penyakit dan masalah kesehatan. Persyaratan sanitasi tersebut
juga sebagai salah satu bentuk sistem kewaspadaan dini, juga sebagai alat untuk menilai faktor
resiko. Prosedur ini umum, dalam kaitan dengan hygiene dan sanitasi makanan, kita kenal
sebagai system Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). Sistem ini pada dasarnya
merupakan pendekatan yang mengidentifikasikan hazard spesifik dan tindakan untuk
mengendalikannya. Yang dimaksud dengan hazard – dapat berupa agens biologis, kimiawi, atau
agen fisik - pada makanan yang berpotensi menyebabkan efek yang buruk pada kesehatan.

Berikut beberapa syarat yang dituntut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum
memberikan piagam bintang atau gelar kantin sehat, antara lain:

1. Tidak menjual jajan yang tidak memenuhi kualifikasi sehat, seperti yang
mengandung zat berbahaya atau mikroba.
2. hygienis dan sanitasi
Peralatanan juga diperhatikan. Makanan yang matang dan mentah harus
dipisahkan. Pisau harus bersih, setelah digunakan untuk makanan mentah dicuci
terlebih dahalu. Lihat kondisi tempat sampah yang cukup bersih.
3. Tidak memberi keleluasaan pada anak untuk mengambil jajanan sendiri
4. Ada wastafel atau tempat cuci tangan
5. Penjaga kantin harus tahu benar jajan dan produsen yang menitipkan barang
dagangan di kantinnya, baik kualitas dagangan dan cara pengolahannya.
6. Botol saus atau kecap yang ditutup rapat

Ketentuan umum penilaian dalam pemilihan kantin yang higienis, adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kualitas air baik (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, jernih)
b. Memiliki ventilasi yang baik
c. Pengelolaan air limbah kantin harus baik: mengalir dengan lancar, sistem
pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air,dan
saluran pembuang air limbah tertutup
d. Memiliki tempat sampah yang tertutup dengan jumlah dan posisi yang memadai
e. Tersedia tempat cuci tangan dan tempat cuci peralatan dan bahan makanan yang
terpisah satu sama lain dan dilengkapi dengan air kran, saluran pembuangan air
tertutup, bak penampungan dan sabun
f. Memiliki tempat yang tertutup untuk menyimpan peralatan memasak dan
perangkat makan sehingga terbebas dari hama
g. Memiliki lingkungan tempat pencucian peralatan yang harus bersih
h. Alat dan bahan pembersih yang digunakan harus terjaga kondisinya
i. Tempat pengolahan makanan harus bersih, rapi, dan higienis
j. Tempat display/etalase makanan yang tertutup
k. Penjaja makanan yang terjaga kebersihan dan terbebas dari penyakit menular
l. Sekolah berhasil memaparkan kebutuhan yang mendesak dari pembenahan kantin
yang bersangkutan
m. Sekolah memenuhi atau paling tidak memenuhi seluruh kriteria penilaian “Kantin
Higienis Sunlight”
n. Sekolah memiliki program yang baik terhadap upaya pembenahan kantin yang
akan dilakukan
o. Program yang diajukan dari sekolah dasar yang mengirimkan submisi data harus
sesuai dengan kapasitas sekolah yang bersangkutan (contoh: ukuran kantin, letak
kantin, dan sumber daya manusia yang memadai.
BAB III

USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

3.1 Definisi UKGS


Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang
ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta
didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya
kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan
mulut.

3.2 Tujuan UKGS


UKGS memiliki tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:
 Tujuan Umum
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal.
 Tujuan Khusus:
o Meningkatnya pengetahuan, sikap dan tindakan peserta didik dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut.
o Meningkatnya peran serta guru, dokter kecil, orang tua dalam upaya promotif-
preventif.
o Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta didik yang
memerlukan
.
3.3 Sasaran UKGS
Sasaran UKGS yaitu peserta didik (murid sekolah) mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan
sederajat.

3.4 Pelaksana UKGS


Pelaksana UKGS yaitu Kepala Puskesmas, Dokter Gigi, Perawat Gigi, Guru dan Dokter
Kecil.
3.5 Kesehatan Gigi dan Mulut
3.5.1 Anatomi Gigi dan Mulut
a. Rongga Mulut

Terdiri dari gigi, bibir, gusi, lidah disertai jaringan lunak lainnya yaitu bagian dalam
pipi (mukosa pipi), langit-langit mulut dan kelenjar ludah.
b. Gigi
Terdapat 4 macam bentuk gigi, yaitu:

Secara berurutan dari kiri ke kanan: gigi taring, gigi seri, gigi geraham kecil dan gigi
geraham besar.
Anatomi Gigi

Pertumbuhan Gigi
Terdapat dua fase yaitu pertumbuhan gigi sulung, pertumbuhan gigi campuran dan
periode gigi tetap.Pada periode ini gigi berjumlah sebanyak 20 buah.

Gigi Atas : Waktu tumbuh


Seri Pertama 8 - 12 bulan
Seri Kedua 9 – 13 bulan
Taring 16 – 22 bulan
Geraham Pertama 13 – 19 bulan
Geraham ke dua 25 – 33 bulan
Gigi Bawah : Waktu tumbuh
Geraham ke dua 23 – 31bulan
Geraham Pertama 14 – 18 bulan
Taring 17 – 23 bulan
Seri Kedua 10 - 16 bulan
Seri Pertama 6 - 10 bulan
Pertumbuhan Gigi Campuran

Proses tersebut terjadi antara usia 6-14 tahun. Dimana gigi sulung yang goyang sebaiknya
didiamkan karena akan tanggal sendiri, kecuali jika gigi pengganti sudah tampak akan
tumbuh, segera dibawa ke dokter gigi.
Periode Gigi Tetap
Gigi Atas Waktu tumbuh
Seri pertama 7 – 8 tahun
Seri kedua 8 – 9 tahun
Taring 11 – 12 tahun
Geraham kecil pertama 10 – 11 tahun
Geraham kecil kedua 10 – 12 tahun
Geraham besar pertama 6 – 7 tahun
Geraham besar kedua 12 – 13 tahun
Geraham besar ketiga 17 – 21 tahun
Gigi Bawah Waktu tumbuh
Geraham besar ketiga 17 – 21 tahun
Geraham besar kedua 11 – 13 tahun
Geraham besar pertama 6 – 7 tahun
Geraham kecil kedua 11 – 12 tahun
Geraham kecil pertama 10 – 12 tahun
Taring 9 – 10 tahun
Seri pertama 7 – 8 tahun
Seri kedua 6 – 7 tahun
Pada periode ini gigi berjumlah sebanyak 32 buah.

3.5.2 Kelainan Gigi dan Penyakit Mulut


a. Karies Dentis
Karies dentis/gigi adalah kerusakan jaringan gigi hingga membentuk lubang, ditandai
atau diawali dengan terbentuknya bercak putih pada gigi yang lama kelamaan akan
membentuk lubang. Proses ini terbentuk akibat kebiasaan tidak menyikat gigi setelah
makan sehingga bakteri, kuman dan sisa makanan akan berkumpul pada permukaan
gigi, membentuk asam yang akan mengikis/demineralisasi email gigi dan lama
kelamaan terbentuk lubang.

Karies rawan terjadi pada bagian gigi yang sering menjadi tempat tersangkutnya sisa
makanan, yaitu: dicelah-celah antar gigi, pada lekuk-lekuk permukaan kunyah gigi
geraham, pada perbatasan gigi dan gusi.
Perjalanan Karies

Dari kiri ke kanan:


1. Karies permukaan : menyerang bagian permukaan gigi, kadang tidak terlihat, pasien
kadang tidak memiliki keluhan namun kadang pula merasa ngilu terutama jika
terkena makanan/minuman dingin.
2. Karies menengah : menyerang dentin atau bagian dalam gigi, dapat terlihat dengan
jelas, pasien mengeluh ngilu jika terkena makanan dan bertambah parah jika terkena
makanan panas/dingin.
3. Karies dalam : menyerang gigi bagian dalam yang mengandung saraf. Lubang terlihat
jelas dan besar, pasien mengeluh sakit senat senut hingga tidak bisa tidur, dan gigi
yang terkena dapat mengalami infeksi akar hingga gusi bengkak dan bernanah
sehingga harus dicabut

Ada beberapa langkah penting dalam memutuskan perawatan yang tepat untuk kasus
karies sebagai berikut:
- Relief of pain (menghilangkan rasa sakit)
Tindakan yang dapat dilakukan pada kunjungan pertama adalah menghilangkan
rasa sakit dan melenyapkan peradangan. Untuk menghilangkan rasa sakit pada
peradangan gigi yang masih vital (pulpitis) dapat dilakukan pemberian zinc oksid
eugenol (ZnO). Untuk gigi yang non vital (gangren pulpa) lakukan trepanasi kemudian
diberikan obat-obatan melalui oral (antibiotik, analgetik). Bila dijumpai abses, berikan
premedikasi terlebih dahulu, kemudian lakukan insisi.
- Menghentikan proses karies
Tiap kavitas meskipun kecil mempunyai jaringan nekrotik. Setelah rasa sakit
hilang kavitas dipreparasi untuk membuang semua jaringan yang nekrotik sehingga
proses karies terhenti. Pada beberapa kasus yang tidak dapat ditambal langsung, lakukan
tambalan sementara lebih dahulu, misal pada hiperemi pulpa, berikan pulp capping (Ca
– hidroksid).
- Diet
Anjuran untuk melakukan diet kontrol dan jelaskan mengenai DHE dan oral
hygiene. Lakukan oral profilaksis pada gigi.
- Perawatan dan restorasi
Perawatan dan pembuatan restorasi tergantung pada diagnosa masing-masing gigi
misalnya pulpotomi, pulpektomi, pencabutan, pembuatan amalgam atau crown.
- Topikal aplikasi
Lakukan topikal aplikasi dengan larutan fluor pada gigi sebagai preventif. Pada
evaluasi bila tidak dijumpai karies baru, topikal aplikasi tidak dilakukan lagi, cukup
dengan pemakaian pasta gigi yang mengandung fluor.
- Evaluasi
Evaluasi secara periodik setiap 3 bulan sampai diperoleh keadaan oral hygene yang
baik dan diet yang sesuai dengan anjuran. Koreksi faktor sistemik (bila ada), saliva
(terutama bila berhubungan dengan stres) bila perawatan yang telah dilakukan tidak
berhasil.

b. Gingivitis dan Periodotitis


Gingivitis yang biasa disebut penyakit gusi atau penyakit periodontal, adalah
peradangan pada gusi yang menyebabkan gusi sekitar leher gigi membengkak, berwarna
lebih merah dari biasanya serta mudah berdarah. Penyakit ini dimulai dengan
pertumbuhan bakteri di dalam mulut dan mungkin berakhir – jika tidak dirawat dengan
benar dengan kehilangan gigi yang disebabkan oleh perusakan dari jaringan yang
mengelilingi gigi-gigi.
Gingivitis dan periodontitis adalah dua stadium yang berbeda dari penyakit gusi.
Gingivitis biasanya mendahului periodontitis. Tidak semua gingivitis berlanjut ke
periodontitis. Pada keadaan awal dari gingivitis, bakteri-bakteri dalam plaque terbentuk,
menyebabkan gusi-gusi meradang (merah dan bengkak) dan seringkali dengan mudah
berdarah sewaktu menyikat gigi. Meskipun gusi-gusi mungkin teriritasi, gigi-gigi masih
dengan kuat tertanam dalam rongga-rongga. Tidak ada kerusakan tulang atau jaringan
lain yang tidak dapat dikembalikan telah terjadi pada stadium ini.
Jika gingivitis dibiarkan tidak dirawat, maka dapat berlanjut ke periodontitis. Pada
orang dengan periodontitis, lapisan bagian dalam dari gusi dan tulang menjauh dari gigi-
gigi dan membentuk kantong-kantong (pockets). Ruang-ruang kecil ini antara gigi-gigi
dan gusi-gusi mengumpulkan puing-puing (kotoran) dan dapat menjadi terinfeksi. Sistem
imun tubuh melawan bakteri-bakteri ketika plaque menyebar dan tumbuh di bawah garis
gusi.
Racun-racun – yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri dalam plaque serta enzim-
enzim tubuh yang “baik” yang terlibat dalam memerangi infeksi-infeksi – mulai
mengurai tulang dan jaringan penghubung yang memegang gigi-gigi pada tempatnya.
Ketika penyakitnya berlanjut, kantong-kantong (pockets) mendalam dan lebih banyak
jaringan gusi dan tulang yang dirusak. Ketika ini terjadi, gigi-gigi tidak lagi tertanam
pada tempatnya, mereka menjadi lebih kendur, dan kehilangan gigi terjadi. Penyakit gusi,
nyatanya, adalah penyebab utama yang membuat terjadinya kehilangan gigi pada kaum
dewasa.
Gejala yang tampak ketika melakukan pemeriksaan gigi akibat terjadinya gangguan
periodontitis antara lain:
1. Perdarahan gusi. Infeksi dan peradangan pada gusi bisa memicu terjadinya
perdarahan pada gusi.
2. Perubahan warna gusi. Perubahan warna gusi disebabkan oleh aktifitas bakteri
anaerob dalam kantung gusi atau bisa juga disebabkan infeksi pada jaringan akar
gigi.
3. Bau mulut. Bau mulut atau halitosis disebabkan aktivitas kuman dan bakteri atau bisa
juga dipicu oleh pembusukan sisa makanan pada kantong kuman.
4. Pada pemeriksaan mulut dan gigi, gusi tampak bengkak dan berwarna merah
keunguan.
5. Akan tampak endapan plak atau karang di dasar gigi disertai kantong yang melebar
pada gusi.

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi periodontitis, antara


lain:
- Scaling
Scaling merupakan tindakan untuk menghilangkan kalkulus dan bakteri dari
permukaan gigi dan di bawah gusi. Hal tersebut dapat dilakukan oleh dokter gigi dengan
menggunakan instrumen atau perangkat ultrasonik.
- Root planning
Root planing merupakan tindakan menghaluskan permukaan akar, dan mengecilkan
penumpukan kalkulus lebih lanjut.
- Antibiotik
Penggunaan antibiotik topikal atau oral dapat membantu pengendalian infeksi bakteri.
Antibiotik topikal umumnya menjadi pengobatan pilihan. Mereka dapat mencakup
larutan kumur antibiotik atau penyisipan benang dan gel yang mengandung antibiotik
dalam kantong di antara gigi dan gusi. Namun, antibiotik oral mungkin diperlukan untuk
sepenuhnya menghilangkan bakteri penyebab infeksi.
- Perawatan Bedah
Jika pasien memiliki periodontitis yang mungkin tidak merespon atau tidak membaik
dengan perawatan non bedah dan kebersihan mulut yang baik. Pada kasus ini, pengobatan
periodontitis mungkin memerlukan operasi gigi
c. SAR
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) dikenal juga dengan istilah apthae, atau canker sores,
merupakan suatu penyakit mukosa mulut yang paling sering terjadi. Di Indonesia orang awam
lebih mengenalnya dengan istilah sariawan. Karakteristik dari penyakit ini yaitu ditandai oleh
ulser berulang yang menyakitkan di rongga mulut dan berbentuk bulat atau oval dan dikelilingi
inflamasi.
Meskipun tidak ada penyebab utama atau spesifiknya, SAR dapat dikaitkan dengan
trauma lokal, stres, alergi makanan, perubahan hormon, defisiensinutrisi atau
vitamin,predisposisi genetik,disregulasi imun, infeksi lokal, kelainan sistemik, dan paparan
bahan kimia.
Terapi yang diberikan kepada pasien untuk kasus SAR adalah pemberian vitamin B12
dan asam folat ditujukan untuk membantu penyembuhan lesi ulserasi. Berdasarkan beberapa
sumber literatur obat-obatan yang biasa digunakan untuk perawatan lesi SAR adalah :
- Kortikosteroid
Kortikosteroid tidak mempercepat penyembuhan dari ulser yang terjadi, namun dapat
mengurangi rasa sakit dari peradangan yang terjadi. Obat ini hanya diberikan kepada mereka
yang mengalami SAR dengan jarak 2-3 minggu sekali. Obat ini perlu digunakan selama 2 bulan,
lalu dihentikan selama satu bulan untuk menilai apakah ada penyakit tanpa pengobatan.
- Pasta Triamcinolone
Merupakan kortikosteroid dalam sediaan gel yang dapat beradaptasi pada mukosa yang
lembab. Ketika diaplikasikan dengan benar,gel dapat beradaptasi pada mukosa untuk satu atau
beberapa jam, namun kesulitan yang mungkin timbul adalah saat mengaplikasikan gel pada ulser
kadang kurang menempel dengan baik karena kondisi rongga mulut selalu dalam keadaan basah.
Obat ini hanya berguna pada pasien dengan ulser yang dapat mudah dijangkau dari bagian depan
mulut dan untuk pasien yang dapat mengikuti instruksi dengan baik.
- Larutan Chlorheksidin 0,2%
Larutan ini dapat juga digunakan sebagai obat kumur untuk SAR, digunakan tiga kali
sehari setelah makan dan dikumurkan selama satu menit. Obat ini terbukti dapat mengurangi
durasi dan ketidaknyamanan dari SAR.
- Vitamin B12, asam Folat dan zat besi
Vitamin B12 merupakan salah satu nutrisi yang menjaga kesehatan jaringan syaraf dan
membantu pembentukan sel darah merah yang berperan dalam proses penyembuhan jaringan.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui
paru-paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah
bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin. Oksigen diangkut dari seluruh tubuh
sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan. Proses ini
merupakan proses oksigenasi dan merupakan nutrisi penting dalam proses penyembuhan ulser.
Asam folat berfungsi bekerja sama dengan vitaminB12 dalam pembentukan sel-sel darah
merah dan membantu zat besi bekerja dengan baik dalam tubuh. Zat besi juga berfungsi dalam
pembentukan sel darah merah, zat besi membawa oksigen ke seluruh tubuh pada hemoglobin.
Sebuah penelitian melaporkan bahwa perawatan SAR dengan vitamin B12 1000 mcg/hari selama
6 bulan menghasilkan kesembuhan pada 100% pasien, sedangkan perawatan SAR dengan
vitamin B12 500 mcg/hari hanya menghasilkan kesembuhan pada 30% pasien.

3.5.3 Cara Menyikat Gigi Yang Baik


Terdapat dua cara menyikat gigi yang baik dan benar tergantung masalah giginya, yaitu
teknik bass dan teknik stillman.
1. Teknik Bass
Indikasi teknik Bass adalah untuk pasien dengan dan tanpa penyakit periodontal.
Menekankan penyikatan di daerah sulkus gingiva. Pertama-tama sudut sikat diletakkan pada
marginal gingiva mengarah ke apical dengan sudut 45 derajat terhadap sumbu gigi, masuk ke
dalam sulkus. Kemudian sikat digetarkan atau diputar pendek-pendek di tempat 10-20 kali,
meliputi 2-3 gigi.
3.5.4 Teknik Sikat Gigi
Ada beberapa macam teknik menyikat gigi:
a. Teknik Horizontal
Menyikat gigi dengan teknik horizontal merupakan gerakan menyikat gigi ke depan ke
belakang dari permukaan bukal dan lingual (Ginanjar, 2006). Letak bulu sikat tegak
lurus pada permukaan labial, bukal, palatinal, lingual, dan oklusal dikenal sebagai
scrub brush. Caranya mudah dilakukan dan sesuai dengan bentuk anatomi permukaan
kunyah (Ginanjar, 2006). Abrasi yang disebabkan oleh penyikatan gigi dengan arah
horizontal dan dengan penekanan berlebih adalah bentuk yang paling sering ditemukan
.
Gambar 1. Menyikat dengan teknik horizontal
b. Teknik vertical
Menyikat gigi dengan metode teknik vertical merupakan cara yang mudah dilakukan,
sehingga orang-orang yang belum diberi pendidikan bisa menyikat gigi dengan teknik
ini (Nio, B.K., 1987). Arah gerakan menyikat gigi ke atas ke bawah dalam keadaan
rahang atas dan bawah tertutup. Gerakan ini untuk permukaan gigi yang menghadap ke
bukal/labial, sedangkan untuk permukaan gigi yang menghadap lingual/palatal,
gerakan menyikat gigi ke atas ke bawah dalam keadaan mulut terbuka. Cara ini
terdapat kekurangan yaitu bila menyikat gigi tidak benar dapat menimbulkan resesi
gusi sehingga akar gigi terlihat (Ginanjar, 2006).

Gambar 2. Menyikat gigi dengan teknik vertical


c. Teknik Roll
Menyikat gigi dengan teknik roll merupakan gerakan sederhana, paling dianjurkan,
efisien, dan menjangkau semua bagian mulut. Bulu sikat ditempatkan pada permukaan
gusi, jauh dari permukaan oklusal. Ujung bulu sikat mengarah ke apex. Gerakan
perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga permukaan bagian belakang kepala
sikat bergerak dalam lengkungan. Waktu bulu sikat melalui mahkota gigi,
kedudukannya hampir tegak terhadap permukaan email. Ulangi gerakan ini sampai ±12
kali sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini dapat menghasilkan pemijatan gusi dan
membersihkan sisa makanan di daerah interproksimal (Ginanjar, 2006). Menyikat gigi
dengan roll teknik untuk membersihkan kuman yang menempel pada gigi. Teknik roll
adalah menggerakan sikat seperti berputar (Rubianto, 2006).

Gambar 3. Menyikat gigi dengan teknik roll


d. Teknik Charter‘s
Teknik menyikat gigi ini dilakukan dengan meletakkan bulu sikat menekan pada gigi
dengan arah bulu sikat menghadap permukaan kunyah/oklusal gigi. Arahkan 45º pada
daerah leher gigi. Tekan pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan
minimal 10 kali pada tiap-tiap area dalam mulut. Gerak berputar dilakukan terlebih
dulu untuk membersihkan daerah mahkota gigi. Metode ini baik untuk membersihkan
plak di daerah sela-sela gigi, pada pasien yang memakai orthodontic cekat/kawat gigi
dan pada pasien dengan gigi tiruan yang permanen (Donna Pratiwi, 2009)
e. Teknik Bass
Teknik penyikatan ini ditujukan untuk membersihkan daerah leher gingival dan untuk
ini, ujung sikat dipegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat terletak 45º terhadap
sumbu gigi geligi. Ujung bulu sikat mengarah ke leher gingival. Sikat kemudian
ditekan kearah gingiva dan digerakkan dengan gerakan memutar yang kecil sehingga
bulu sikat masuk ke daerah leher gingival dan juga terdorong masuk diantara gigi
geligi. Teknik ini dapat menimbulkan rasa sakit bila jaringan terinflamasi dan
sensitive. Bila gingival dalam keadaan sehat, teknik bass merupakan metode
penyikatan yang baik, terbukti teknik ini merupakan metode yang paling efektif untuk
membersihkan plak (Depkes, 1991).
f. Teknik Stillman
Teknik ini mengaplikasikan dengan menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara
berulang-ulang. Setelah sampai di permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar.
Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45º
dengan sumbu tegak gigi seperti pada metode bass (Donna Pratiwi, 2009).
g. Teknik Fone’s / Teknik Sirkuler
Metode gerakkan sikat secara horizontal sementara gigi ditahan pada posisi menggigit
atau oklusi. Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas
dan bawah (Donna Pratiwi, 2009)
h. Teknik Fisiologis
Teknik ini digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu sikat yang lunak. Metode ini
didasarkan pada anggapan bahwa penyikatan gigi menyerupai jalannya makanan, yaitu
dari mahkota kearah gusi. Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan gigi, sedangkan
tangkai sikat gigi dipegang horizontal (Be Kie Nio., 1987)
i. Teknik Kombinasi
Teknik ini menggabungkan teknik menyikat gigi horizontal (kiri-kanan), vertical (atas-
bawah) dan sirkular (memutar), (Rini, 2007). Setelah itu dilakukan penyikatan pada
lidah di seluruh permukaannya, terutama bagian atas lidah. Gerakan pada lidah tidak
ditentukan, namun umumnya adalah dari pangkal belakanglidah sampai ujung lidah
(Donna Pratiwi, 2009).
BAB IV
HUBUNGAN UKS DAN UKGS

Situasi kesehatan anak usia sekolah belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Kondisi kesehatan anak usia sekolah khususnya tingkat SD/MI seringkali sangat terkait dengan
perilaku konsumsi makanan dan perilaku hidup bersih dan sehat mereka sendiri. Tertera di atas
adalah hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 yang mendapatkan 10 perilaku berisiko pada
anak usia sekolah terkait kesehatan antara lain kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi
makanan asin, perilaku BAB tidak di jamban, konsumsi makanan manis, kurang aktifitas fisik,
tidak menggosok gigi sebelum tidur.
Landasan hokum penyelenggaraan UKS ialah:
1. UUD 1945
Pasal 28 B
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 79
(1) Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar,
tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumer daya
manusia yang berkualitas
(2) Kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan melalui
sekolah formal dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain.
Untuk mewujudkan model sekolah/madrasah sehat, kegiatan pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat (Trias UKS) dilaksanakan terintegerasi
dengan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan keseharian di sekolah.

1. Pendidikan Kesehatan
a. Literasi kesehatan seperti berdiskusi tentang materi kesehatan
b. Cuci tangan bersama
c. Pendidikan gizi seimbang dengan sarapan dan kudapan bersama pada sesi literasi atau
PBS/pembiasaan, seperti sarapan bersama, kudapan bersama dan sikat gigi bersama
d. Aktivitas fisik pada jam istirahat dan pergantian jam pembelajaran
2. Pelayanan Kesehatan
a. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala
b. Imunisasi dan pemberian obat cacing
3. Pembinaan Lingkungan Sehat
a. Pembinaan kantin dan pedagang kaki lima di sekitar lingkungan sekolah
b. Pengelolaan sampah
c. Ketahanan pangan di sekolah
d. Pemberantasan sarang nyamuk
e. Pembinaan kader kesehatan sekolah
f. Suasana sekolah yang menyenangkan
BAB V
KESIMPULAN

Situasi kesehatan anak usia sekolah belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Kondisi kesehatan anak usia sekolah khususnya tingkat SD/MI seringkali sangat terkait dengan
perilaku konsumsi makanan dan perilaku hidup bersih dan sehat mereka sendiri. Hasil Riset
Kesehatan Dasar Tahun 2013 yang mendapatkan 10 perilaku berisiko pada anak usia sekolah
terkait kesehatan antara lain kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi makanan asin, perilaku
BAB tidak di jamban, konsumsi makanan manis, kurang aktifitas fisik, tidak menggosok gigi
sebelum tidur.
Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan
berkembang secara harmonis dan setinggi – tingginya menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas. Kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud diselenggarakan melalui sekolah formal
dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain.
Usaha Kesehatan Sekolah(UKS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. UKS bertujuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis peserta didik. Sedangkan Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk
memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan
yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta
didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.

Anda mungkin juga menyukai