Pembimbing:
Disusun oleh :
Dokter Internsip UPT Puskesmas Kampung Sawah
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SW
Umur : 37 Tahun
JenisKelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Suku Bangsa : Betawi
Warga Negara : Indonesia
Nomor RM : 21422
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 06 Juli 2019, pada pukul
10.00 WIB di Poli Umum UPT Puskemas Kampung Sawah.
Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala ± 1 hari sebelum masuk
Puskesmas Kampung Sawah.
Riwayat pengobatan
Pasien mengaku bahwa ia belum pernah mengonsumsi obat untuk
menghentikan nyeri kepala nya.
Riwayat kebiasaan
Pasien mengaku sering tidur terlalu malam karena banyaknya pekerjaan yang
harus diselesaikan.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : - Tekanan darah : 100/70 mmHg
- Suhu : 36.7oC
- Nadi : 80 x/menit
- Pernapasan : 20 x/menit
Nutrisi : - BB : 56,9 kg
-TB : 151 cm
- IMT : 25,0
Status Generalis
Kepala-Leher
Kulit : Berwarna kuning langsat, ikterus (-), sianosis (-)
Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut
berwarna hitam terdistribusi merata, tidak mudah
dicabut
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Umbilicus : Masuk merata
Permukaan Kulit : Tanda-tanda inflamasi (-), sianosis (-), venektasi
(-),massa (-), vena kolateral (-), papula (-), petekie (-), purpura (-),
ekimosis (-),spider navy (-).
Distensi (-)
Ascites (-)
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Koordinasi Gait/Keseimbangan
Gerakan Abnormal
▪ Tremor : -
V. Diagnosis Kerja
Tension Type Headache
Farmakologi
VIII. Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad bonam
Ad Fungtionam : Dubia Ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
b. Penyebab
Otot wajah, leher dan kulit kepala menjadi tegang karena:3
Anxietas atau stress
Bertahan pada satu posisi dalam waktu lama
Injury, seperti kecelakaan mobil
Depresi
Nyeri kepala juga dapat dipicu oleh:3
Tidur yang terlalu sedikt atau terlalu banyak
Makan yang terlalu sedikt atau terlalu banyak
Minum alkohol berlebihan
Bekerja keras indoor atau outdoor
Kondisi medis tertentu
c. Epidemiologi6,7
Frekuensi : Di Amerika Serikat, TTH merupakan sindrom nyeri
kepala primer yang paling sering
Internasional : Rasmussen et al melaporkan prevalensi seumur hidup
TTH 69% laki-laki dan 88% perempuan pada populasi Danish. Pasien
memiliki pengalaman lebih dari satu sindrom nyeri kepala primer. Pada satu
studi oleh Ulrich et al, prevalensi 1 tahun TTH adalah sama diantara
individu dengan dan tanpa migraine.
Jenis Kelamin : Perempuan lebih sering daripada laki-laki. Ratio TTH
perempuan dan laki-laki sekitar 1,4:1. Pada Chronic type tension headache
1,9:1.
Usia : TTH dapat terjadi pada semua usia, tetapi onset remaja
hingga dewasa muda lebih sering.
Anamnesa
Onset nyeri dari TTH dapat memberikan gambaran seperti berdenyut dan
terkadang seperti gambaran klinis dari migren. Kombinasi dari migren dan TTH
dapat memberikan durasi nyeri yang lebih lama, menetap dan lebih berat.
o Lokasi Frontal-occipital
o Insomnia
o Otot tegang dan seperti terikat pada region leher, occipital serta frontal
o Terdapat pada 75% pasien yang mengalami nyeri kepala kronis selama 5
tahun
o Sulit berkonsentrasi
➢ Onset nyeri kepala yang baru pada pasien usia muda dapat dipikirkan
penyebabnya adalah TTH
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik sulit ditemukan penyebab dari nyeri kepala dari TTH.
➢ Otot tegang dan nyeri pada daerah perikranial atau leher (tidak selalu)
➢ Nyeri pada penekanan arteri temporalis dan daerah trigger zone (tidak
selalu)
Nyeri bertambah dengan fleksi leher dan pergangan dari otot leher
f. Diagnosis6,9
Diagnosis Primer
o Nyeri bilateral
o Nausea
o Vomitus
Diagnosis Subdivisi
➢ Episodic (<15 hari/bulan) atau kronis (>15 hari/bulan selama > 6 bulan)
g. Diagnosis Banding6,9
Metabolic disorders
Hypoxia (eg, chronic obstructive pulmonary disease, sleep
apnea)
Hypercapnia
Hypoglycemia
Studi Imaging
i. Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan adalah pedekatan psiklogik (psikoterapi), fisiologik
(relaksasi) dan farmakologik (analgesik, sedativa dan minor transquilizers).
Dalam praktek, diperlukan penjelasan yang cukup mengenai latar belakang
munculnya nyeri agar penderita mengerti tentang permasalahan yang selama ini
kurang atau tidak disadarinya. Penjelasan tentang berbagai macam pemeriksaan
tambahan yang perlu dan yang tidak perlu akan sangat bermanfaat bagi
penderita.1
Analgesik seperti aspirin atau acetaminophen atau NSAID lain yang
sangat membantu, tetapi hanya untuk waktu yang singkat. Tension headache
memberi respon terbaik terhadap penggunaan hati-hati salah satu dari beberapa
obat yang mengurangi kecemasan atau depresi, ketika gejala terakhir timbul.10
Beberapa pasien memberi respon terhadap ancillary measure seperti
massase, meditasi dan teknik biofeedback. Pengobatan analgesik yang lebih
kuat sebaiknya dihindari. Raski melaporkan berhasilnya terapi dengan calcium
channel blocker, phenelzine atau cyproheptadine. Ergotamin dan propanolol
tidak efektif kecuali jika terdapat gejala migren dan tension headache. Teknik
relaksasi sangat menolong pasien bagaimana cara menghadapi anxietas dan
stress.10
Penanganan3 :
Istirahat dengan tenang, ruangan gelap hingga gejala berkurang dan
hilang.
Konsumsi obat nyeri seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen.
Pijat leher, bahu dan punggung. Letakkan heat, an ice pack, or a cold
washcloth pada area yang nyeri.
Segera ke dokter bila:
o Sakit kepala yang lebih sakit dari biasanya
o Muntah berulang.
o Numbness or tingling wajah, lengan atau kaki.
o Lengan dan kaki lemah.
o Perubahan visual yang tidak segera hilang
Terapi Farmakologik:
400 mg PO q3-4h
Ibuprofen Advil, Motrin, Nuprin,
generic
Combination Analgesics
Acetaminophen, 325 mg, plus butalbital, Phrenilin, generic 1-2 tablets; max 6 per day
50 mg
Prophylactic Medications
➢ Regulasi lifestyle
➢ Hindari Stres
o Meditasi
o psikoterapi
➢ Fisioterapi
➢ Terapi alternatif
o Akupuntur
o Acupressure
o Therapeutic touch
o Aromatherapy (contoh : peppermint, green apple)
salep topikal (contoh : salicylic acid, piroxicam [Feldene], ketoprofen
[Orudis, Oruvail])
j. Prognosis
TTH merupakan nyeri kepala yang selalu kambuh, akan tetapi nyeri
kepala ini tidak berbahaya. Terapinya hanya bersifat simptomatis tetapi
kadang juga dapat hilang total. TTH dapat sembuh sempurna bila
penyebabnya di hilangkan. Pengunaan obat TTH yang lama dapat
menyebabkan nyeri kepala bertambah berat atau rebound headache.12
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien dengan nama Ny. SW usia 36 tahun dengan keluhan yeri kepala
dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan seperti
ditekan-tekan. Nyeri dimulai dari dahi hingga kepala bagian tengah dan terasa
berat terutama di daerah kepala bagian belakang dan tengkuk. Nyeri dirasakan
terus menerus dan tidak hanya pada satu sisi kepala. Tidak ada mual dan muntah.
Tidak ada fotophobia ataupun fonophobia. Susah tidur karena memeiliki masalah
Pada pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pasien pada laporan kasus ini
pasien ini diberikan ibuprofen 3x400mg dan vitamin b komplek 2x1 tab.
DAFTAR PUSTAKA