Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009

tentang kesehatan pada pasal 46 menyebutkan untuk mewujudkan derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kersehatan terpadu

dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan

masyarakat dan pada pasal 47 menyebutkan bahwa upaya kesehatan diselenggarakan

dalm bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitative yang diselenggarakan secara terpadu menyeluruh dna

berkesinambungan.

Menurut data World Health Organization (WHO), bahwa Indonesia merupakan

Negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India.

Peningkatan konsumsi rokok akan berdampak semakin tingginya beban penyakit

akibat merokok. WHO telah menetapkan bahwa tanggal 31 Mei sebagai hari bebas

tembakau sedunia. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya perhatian dunia

terhadap akibat negatif rokok bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Pada umumnya kesehatan mulut sangat dipengaruhi oleh kebersihan gigi dan

mulut itu sendiri (Gary. S.J, 2015). Salah satu penyebab seseorang mengabaikan

masalah kesehatan gigi dan mulutnya adalah faktor pengetahuan tentang kebersihan

gigi dan mulut yang kurang (Yohanes I, 2013). Rongga mulut yang merupakan pintu

1
2

gerbang masuknya makanan dan minuman, termasuk bahan-bahan lain diantaranya

kuman penyakit dan asap rokok. Bahan-bahan yang masuk akan ditanggapi oleh

tubuh baik secara lokal maupun sistemik (Indah 2005).

WHO melalui studi tentang kualitas kesehatan dan harapan hidup rata-rata

manusia di seluruh dunia menetapkan kriteria baru kelompok usia yang membagi

kehidupan manusia ke dalam 5 kelompok usia sebagai berikut: usia 0 - 17 tahun

masuk kriteria anak-anak di bawah umur, usia 18 – 65 tahun masuk kriteria pemuda,

usia 66 – 79 tahun masuk kriteria setengah baya, usia 80 – 99 tahun masuk kriteria

orang tua, usia 100 tahun ke atas masuk kriteria orang tua usia panjang.

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik

menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Rokok terdiri dari kertas berbentuk

pipa yang berisi daun tembakau, biasanya terdapat filter pada ujung rokok yang

berada di dekat mulut. (Sitepoe, 2003).

Tembakau pada rokok dapat mengiritasi di rongga mulut, karena adanya hasil

berupa nikotin, tar, karbon monoksida, kandungan yang lain seperti primidin,

ammonia, metal alkohol dan panas.

Penelitian dari kebersihan gigi dan mulut ini pernah dilakukan oleh Sukmawati

(Oktober, 2012) dengan judul “Perbedaan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Pada

Perokok dan Non Perokok”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebersihan

gigi dan mulut pada perokok reratanya lebih besar sebesar 1,49 daripada yang bukan

perokok sebesar 1,42. Hasil uji statistic menunjukkan ada perbedaan yang signifikan

antara OHI-S respondenn yang bukan perokok dengan responden yang perokok.

Peneliti memilih di Klinik Utama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi

karena bekerja di institusi tersebut dan pasien-pasien yang berkunjung masih


3

banyaknya perokok terutama pegawai laki-laki. Tujuan penulisan studi pustaka ini

adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan status kebersihan gigi

dan mulut pada pasien perokok di Klinik Utama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas

Bumi tahun 20

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka didapatkan

rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pasien perokok di

Klinik Utama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi tahun 2019?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut pada pasien perokok

di Klinik Utama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui data penilaian skor DI dan CI pasien perokok di

Klinik Utama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi tahun 2019

b. Untuk mengetahui data penilaian skor OHIS pasien perokok di Klinik

Utama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi tahun 2019


4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Pasien Klinik Utama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dapat

memperoleh data penilaian status kebersihan gigi dan mulut sehingga pasien

melaksanakan instruksi rencana perawatan yaitu skeling.

2. Bagi Institusi Jurusan Keperawatan Gigi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah hasil karya tulis

ilmiah sehingga dapat dijadikan referensi pada perpustakaan Jurusan

Keperawatan Gigi.

3. Bagi Peneliti

a. Mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian deskriptif.

b. Mendapatkan pengetahuan tentang gambaran status kebersihan gigi dan

mulut pada pasien perokok di Klinik Utama Direktorat Jenderal Minyak

dan Gas Bumi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Klinik Utama Ditjen Migas yang beralamat

di Gedung Migas Jalan H.R. Rasuna Said Kav B5 Kuningan Jakarta Selatan

dengan sampel penelitian sejumlah 50 pasien yang berkunjung selama bulan

April 2019. Lokasi penelitian dipilih karena tempat peneliti bertugas serta belum

pernah dilakukan pemeriksaan gigi dengan indeks DI dan CI serta OHI-S.

Pengambilan data dilakukan melalui pemeriksaan gigi geligi tetap dengan

menggunakan alat bantu pemeriksaan pada gigi penentu mulai dari rahang atas

kanan hingga gigi penentu rahang bawah kanan. Hasil penilaian Debris Index
5

dan Calculus Index dicatat ke dalam formulir status kebersihan gigi (OHI-S)

kemudian dihitung indeks OHI-S dengan menjumlahkan skor DI dan CI.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Rongga Mulut

Rongga mulut dibentuk oleh 2 rahang, yaitu rahang atas dan rahang bawah. Bila

seseorang membuka mulut maka akan terlihat bagian-bagian rongga mulut, yaitu:

1. Bibir

Bibir ialah bagian dari rongga mulut yang tampak dari luar, terdiri dari

bibir atas dan bibir bawah. Fungsi dari bibir antara lain:

a. Menjaga makanan dan minuman agar tidak sampai tercecer keluar mulut.

b. Merasakan panas dan dinginnya makanan/minuman.

c. Membantu kita dalam berbicara.

d. Membentuk mimik dan kecantikan wajah.

2. Gusi

Gusi Jaringan lunak di sekitar mahkota gigi disebut gusi, gusi

termasuk alat penyangga gigi. Pada umumnya gusi berwarna merah muda,

akan tetapi ada pula gusi yang berwarna kehitam-hitaman atau kecoklat-

coklatan, ini disebabkan karena adanya zat pigmen didalam gusi itu.

Fungsi gusi adalah untuk melindungi serat-serat halus yang mengikat

akar gigi kepada tulang rahang.

3. Lidah

Lidah terdiri dari otot-otot yang dilapisi oleh selaput lendir. Otot-otot

tersebut dapat digerak-gerakkan. Fungsi utama lidah adalah sebagai alat

6
7

perasa serta pengecap makanan, untuk menjilat, berbicara, pengecap

makanan, selain itu juga dapat membantu menelan.

4. Gigi geligi

Gigi geligi terdapat pada rahang atas dan rahang bawah, Gigi terbagi

menjadi dua bagian, yaitu :

a. Mahkota gigi yaitu bagian gigi yang tampak dalam rongga mulut

b. Akar gigi yaitu bagian gigi yang tertanam di tulang rahang, bagian ini

tertutup oleh gusi.

5. Jaringan lunak lainnya.

Yang dimaksud dengan jaringan ini adalah seluruh jaringan lunak

meliputi bagian pipi, bibir, langit-langit dan jaringan lunak dibawah lidah.

Pada jaringan lunak ini banyak kelenjar yang menghasilkan air liur/ ludah.

Kelenjar ludah yang utama terdapat di jaringan lunak bagian pipi pada rahang

atas kiri dan kanan masing -masing satu buah dan dibawah lidah.

Fungsi ludah/saliva adalah untuk :

a. Melindungi semua jaringan mulut, karena mengandung zat yang dapat

mencegah terjadinya infeksi.

b. Bahan pelicin sehingga makanan mudah- ditelan dan melancarkan

pergeseran antara bibir, pipi dan lidah.

c. Mengandung bahan untuk mencerna makanan.


8

Gambar 2.1 Penampang Rongga Mulut

B. Kebersihan Gigi dan Mulut

Kebersihan gigi dan mulut adalah tindakan pemeliharaan atau menjaga rongga

mulut agar tetap bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya karies, penyakit jaringan

periodontal serta bau mulut. Tujuan pemeliharaan oral hygiene adalah untuk

menyingkirkan atau mencegah timbulnya plak gigi dan deposit atau sisa-sisa

makanan yang melekat di gigi.

Tindakan secara mekanis adalah tindakan membersihkan gigi dan mulut dari

sisa makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit pada

jaringan keras maupun jaringan lunak. Pada tindakan secara mekanis untuk

menghilangkan plak, lazim digunakan alat fisioterapi oral. Alat fisioterapi oral adalah

alat yang digunakan untuk membantu membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa

makanan dan debris yang melekat dipermukaan gigi. Salah satu alat fisioterapi oral

adalah sikat gigi. (Putri,Herijuliati dan Nurjanah 2010)


9

1. Debris

a. Pengertian

Debris adalah sisa makanan yang menetap di rongga mulut setelah

makan yang terakumulasi di leher gigi dan di sela-sela gigi. (Sofi,2010).

Menurut Putri, Herijulianti dan Nurjanah. (2010) kebanyakan debris

makanan akan segera mengalami likuifaksi oleh enzim bakteri dan

dibersihkan lima menit/tiga puluh menit setelah makan, tetapi ada

kemungkinan sebagian masih tertinggal pada permukaan gigi dan

membran mukosa. Aliran saliva, aksi mekanis dari lidah, pipi dan bibir

serta bentuk dan susunan gigi dan rahang akan mempengaruhi kecepatan

pembersihan sisa makanan.

b. Kriteria Debris

Kriteria skor debris terdapat pada tabel berikut:

Tabel 2.1
Kriteria skor debris

Skor Kondisi

0 Pada permukaan gigi tidak ada debris/pewarnaan ekstrinsik

1 Pada permukaan gigi terlihat debris yang menutupi gigi


seluas 1/3 permukaan servikal atau terdapat stain ekstrinsik
di permukaan yang menutupi sebagian atau seluruh
permukaan
2 Pada permukaan gigi terlihat ada debris yang menutupi
permukaan gigi lebih dari ½ tapi kurang dari 2/3
3 Pada permukaan gigi terlihat ada debris yang menutupi
permukaan gigi seluas 2/3 sampai seluruh permukaan gigi
10

Gambar 2.2 Kriteria Skor Debris


Sumber : Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 27, No. 2, Juni 2011

2. Calculus

a. Pengertian

Calculus (karang gigi) adalah deposit keras yang terjadi akipat

pengendapan garam-garam anorganik yang komposisi utamanya adalah

karbonat dan kalsium fosfat yang brecampur dengan debris,

mikroorganisme, dan sel-sel epitel deskuamasi, (Megananda, dkk, 2010)

b. Jenis Calculus

1) Calculus Supragingival

Calculus supragingiva adalah calculus yang melekat pada

permukaan mahkota gigi dan dapat dilihat (Megananda, 2010).

Gambar 2.3 Supragingival Calculus


Sumber : en.wikipedia.org
11

2) Calculus Subgingival

Calculus subgingival adalah calculus yang berada di bawah

batas gingival, biasanya pada daerah saku gusi dan tidak dapat terlihat

pada waktu pemeriksaan. (Megananda, 2010).

Gambar 2.4 Subgingival Calculus


Sumber : https://www.slideshare.net/abhishekgakhar11/dental-calculus

3) Kriteria Calculus

Kriteria calculus terdapat pada tabel di bawah ini

Tabel 2.2
Kriteria skor kalkulus

Skor Kondisi

0 Tidak ada calculus

1 Pada permukaan gigi terlihat calculus yang menutupi gigi


seluas 1/3 permukaan servikal
2 Pada permukaan gigi terlihat ada calculus yang menutupi
permukaan gigi lebih dari ½ tapi kurang dari 2/3 atau bercak-
brecak calculus subgingival di sekeliling servikal gigi
3 Pada permukaan gigi terlihat ada calculus yang menutupi
permukaan gigi lebih dari 2/3 atau ada calculus subgingival di
sekeliling servikal gigi
12

Gambar 2.5 Kriteria Skor Calculus


Sumber : Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015

3. Stain

Stain adalah deposit berpigmen pada permukaan gigi yang

merupakan masalah estetik dan tidak menyebabkan peradangan pada

gingival (Grossman, 1995). Pewarnaan ekstrinsik adalah warna yang

menempel di atas permukaan gigi, biasanya terjadi karena pelekatan warna

makanan, minuman, ataupun rokok yang meninggalkan tar berwarna

kecoklatan pada gigi, yang terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang

panjang (Prasodjo, 2009).

Stain ekstrinsik disebabkan karena noda tembakau/rokok, minuman

seperti kopi/teh (Ratna, 2010).

Gambar 2.6 Stain Ekstrinsik


http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/7963/SKRIPSI%20RINDI.pdf?sequence=2
13

C. Cara Mengukur Kebersihan Gigi dan Mulut

1. Debris Index (DI)

a. Pengertian

Debris indeks adalah skor (nilai) dari endapan lunak yang terjadi

karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi tertentu. (Departemen

Kesehatan, 1995).

b. Cara Menghitung Debris Index

Menurut Departemen Kesehatan cara menghitung Debris Index

adalah:

Jumlah nilai debris


DI =
Jumlah gigi yang diperiksa

c. Kriteria Debris Index

Menurut Greene dan Vermillion, kriteria penilaian debris yaitu

sebagai berikut:

1) Baik : Jika nilainya antara atau sama dengan 0,0 – 0,6

2) Sedang : Jika nilainya antara atau sama dengan 0,7 – 1,2

3) Buruk : Jika nilainya antara atau sama dengan 1,3 – 3,0

2. Calculus Index

a. Pengertian

Calculus indeks adalah skor (nilai) dari endapan keras (karang gigi)

terjadi karena debris yang mengalami pengapuran yang melekat pada gigi

tertentu.
14

b. Cara Menghitung Calculus Index

Menurut Departemen Kesehatan cara menghitung Calculus Index

adalah:

Jumlah nilai calculus


CI =
Jumlah gigi yang diperiksa

c. Kriteria Calculus Index

Menurut Greene dan Vermillion, kriteria penilaian debris dan

kalkulus sama, yaitu mengikuti ketentuan berikut :

1. Baik: Jika nilainya antara atau sama dengan 0,0 – 0,6

2. Sedang : Jika nilainya antara atau sama dengan 0,7 – 1,2

3. Buruk : Jika nilainya antara atau sama dengan 1,3 – 3,0

3. OHI-S

Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang, Greene dan

Vermillion memilih enam permukaan gigi indeks tertentu yang cukup dapat

diwakili segmen depan maupun belakang dari seluruh pemeriksaan gigi yang

ada dalam rongga mulut. Gigi-gigi yang dipilih sebagai gigi indeks beserta

permukaan indeks yang dianggap mewakili tiap segmen adalah: (Megananda

dkk, 2010)

Gigi 16 pada permukaan bukal

Gigi 11 pada permukaan labial

Gigi 26 pada permukaan bukal

Gigi 36 pada permukaan lingual

Gigi 31 pada permukaan labial


15

Gigi 46 pada permukaan lingual

Permukaan yang diperikasa adalah permukaan gigi yang jelas

terlihat dalam mulut. Jika gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, lakukan

penggantian gigi tersebut dengan ketentuan berikut:

1) Jika gigi molar pertama tidak ada, maka penilaian dilakukan pada gigi molar

kedua. Jika gigi molar pertama dan kedua tidak ada maka penilaian dilakukan

pada gigi molar ketiga. Akan tetapi jika gigi molar pertama, kedua, dan ketiga

tidak ada maka tidak dilakukan penilaian untuk segmen tersebut.

2) Jika gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh gigi insisif

pertama kiri atas dan jika gigi insisif pertama kiri bawah tidah ada maka dapat

diganti gigi insisif pertama kanan bawah. Akan tetapi jika gigi insisif pertama

kiri atau kanan bawah tidak ada maka tidak ada penilaian untuk segmen

tersebut.

3) Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti: gigi hilang

karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan mahkota

jaket (baik yang terbuat dari akrilik maupun logam), mahkota gigi sudah

hilang atau rusak lebih dari ½ bagiannya pada permukaan gigi indeks akibat

karies maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum mencapai ½ tinggi mahkota

klinis.

4) Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks yang dapat

diperiksa

a. Pengertian

OHI-S adalah pemeriksaan gigi dan mulut dengan menjumlahkan

Debris Indeks (DI) dan Calculus Indeks (CI). (Departemen Kesehatan, 1995).
16

b. Cara Menghitung OHI-S

Menurut Departemen Kesehatan (1995), cara menghitung OHI-S

adalah sebagai berikut:

c. Kriteria OHI-S
OHI-S = DI + CI

Menurut Greene dan Vermillion, OHI-S mempunyai kriteria

tersendiri, yaitu mengikuti ketentuan berikut:

1) Baik : Jika nilainya antara atau sama dengan 0,0 – 1,8

2) Sedang: Jika nilainya antara atau sama dengan 1,9 – 3,0

3) Buruk : Jika nilainya antara atau sama dengan 3,1 – 6,0

D. Gambaran Umum Rokok

1. Pengertian

Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 12 cm

dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah

dicacah. (Kukuh Ibnu Prakoso, 2011)

Rokok adalah tembakau yang ditambah dengan berbagai macam

campuran yang dikemas dengan kertas menyerupai tabung kecil. (Michele, 2011)

2. Komponen Rokok

Menurut Sampoerna.Tbk (2014), rokok merupakan gabungan dari bahan-

bahan kimia yang berbahaya baagi rubuh. Komponen rokok yang palung dikenal

luas dan berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida.

a. Nikotin
17

Nikotin adalah suatu bentuk cairan berminyak tidak berwarna. Zat

ini bisa menghambat rasa lapar, maka menyebabkan seseorang merasa

tidak lapar karena mengisap rokok. Zat ini juga dapat membuat kecanduan

dan dapat mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung

(melebihi detak normal), sehingga menambah resiko terkena penyakit

jantung.

b. Tar

Tar adalah gabungan dari bahan kimia dalam komponen padat asap

rokok dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke

dalam ronga mulut dalam bentuk uap padat. Setelah dingin, tar akan

menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan

gigi, saluran pernafasan dan paru-paru.

c. Karbon Monoksida

Karbon Monoksida merupakan gas yang tidak berbau, zat ini

dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat karbon.

Jika karbon monoxida ini masuk kedalam tubuh dan dibawa oleh

hemoglobin kedalam otot-otot tubuh. Zat ini juga dapat meresap dalam

aliran darah dan mengurangi kemampuan sel-sel darah merah untuk

membawa oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya

terhadap system peredaran darah.

Selain itu,karbon monoksida memudahkan penumpukan zat-zat

penyumbat pembuluh nadi, yang dapat menyebabkan serangan jantung

yang fatal, juga dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah dikaki.

Kandungan ketiga zat berbahaya didalam rokok tersebut memang


18

berbeda-beda untuk setiap merek rokok, tetapi mengganti merek rokok

yang di hisap bukanlah cara yang efektif untuk mengurangi resiko yang

dapat ditimbulkan dari kebiasaan merokok.


19

BAB 3

DEFINISI OPERASIONAL

1.1 Definisi Operasional

Pada penelitian ini dibuat Definisi Operasional sebagai berikut:

Table 3.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Alat Ukur Hasil ukur Skala

Operasional

1. Kebersihan Pemeriksaan Observasi Lembar 0 = Baik, jika Ordinal


Gigi dan gigi dan mulut Pemeriksaan nilainya
antara 0,0
Mulut dengan – 1,2
(OHI-S) menjumlahkan 1 = Sedang, jika
Debris nilainya
Indeks/DI dan antara 1,3
Calculus – 3,0
2 = Buruk, jika
Indeks/CI(Gre nilainya
en dan antara 3,1
Vermillion, – 6,0
Indirawati,
2010).

Anda mungkin juga menyukai