Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE AKUT

Disusun Oleh :
Ninuk Setyaningati
202103074

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Di Indonesia penyakit diare merupakan salah satu masalah utama kesehatan m
asyarakat karena tingginya angka kesakitan dan kematian yang di akibatkannya. Peny
ebaran penyakit diare di Indonesia dengan penderita terbanyak adalah bayi dan balita.
Penyebab diare pada bayi dan anak-anak berbeda dengan penyebab diare pada
orang dewasa. Pada anak-anak biasanya disebabkan oleh virus, sedangkan pada orang
dewasa disebabkan oleh bakteri. Diare yang terjadi pada orang dewasa dapat dipicu ol
eh : salah makan, gangguan pencernaan makanan, pengaruh obat-obatan dan karena k
ondisi kejiwaan, sedangkan pada bayi karena infeksi jika menelan kuman (Masyaraka
t, 2019).
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada diare antaralain dengan rehidrasi,
yang berfungsi untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi. Upaya lain
adalah pengobatan simtomatikuntuk mengurangi gejala yang di akibatkan diare dan p
engobatan kausatif dengan pemberian antibiotik untuk membunuh mikroorganisme pe
nyebab diare (Fratiwi, 2015).
B. Tujuan.
1. Tujuan Umum.
Untuk melakukan penatalaksanaan dan asuhan keperawatan pada pasien diare.
2. Tujuan Khusus.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
a. Melakukan pengkajian pada pasien diare.
b. Melakukan analisa data.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan.
d. Menentukan intervensi keperawatan.
e. Melakukan implementasi keperawatan.
f. Melakukan evaluasikeperawatan.

C. Manfaat Penulisan.
1. Bagi penulis.
Memberikan pengalaman dalam pengelolaan pasien diare.

1
2. Bagi pasien dan keluarga.
Pasien dan keluarga mengetahui tentang penyakit dan cara perawatan diare denga
n benar.

2
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Pengertian
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsisten
si lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasan
ya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari.Secara klinis penyebab diare dapat dikelompo
kan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi disebabkan oleh bakteri, virus atau invasi pa
rasit, malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya ( DEP
KES RI, 2011 ).
Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandung
an air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan peningkatan frekuensi de
fekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari (Tanto dan
Liwang, 2014).
Menurut World Helath Organization (WHO, 2020) diare adalah kejadian buan
g air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi tiga kali atau
lebih dalam periode 24 jam. disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri,
virus, parasit, protozoa, dan penularannya secara fekal-oral.
B. Etiologi
Diare terjadi karena adanya Infeksi (bakteri, protozoa, virus, dan parasit) alerg
i,
malabsorpsi, keracunan, obat dan defisiensi imun adalah kategori besar penyebab diar
e.
Pada balita, penyebab diare terbanyak adalah infeksi virus terutama Rotavirus (Permat
asari, 2012). Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak
yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain : pengeluaran toksin yang d
apat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorsi cairan dan elektrolit dengan akibat
dehidrasi, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dan gangguan keseimbangan
asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerus
akan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan malabsorsi. Dan bila tidak mendapa
tkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar, yaitu :
- Infeksi ( disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit ).
- Malabsorbsi.

3
- Alergi.
- Keracunan.
- Imunodefisiensi.
- Dan sebab-sebab lainya (DEPKES RI, 2011).
Diare dengan gejala nonspesifik yang merupakan manifestasi umum gangguan GI,
termasuk penyakit inflamasi perut, sindrom iritasi perut, keganasan saluran cerna, sin
drom berbagai macam malabsorbsi dan infeksi intestinal akut atau subakut dan gangg
uan-gangguannya.
Diare dapat juga merupakan efek samping yang tidak dikehendaki pada banyak ob
at.
Obat yang menyebabkan diare : akarbosa dan metformin, alkohol, antibiotik seperti :
(klindamisin, eritromin, rifampisin dan seforoksim), kolkisin dan senyawa-senyawa si
totoksik, antasida yang mengandung magnesium, OAINS ( Wiffen et al, 2014 ).
C. Manifestasi Klinis
Gejala klinis berupa mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, tetenus, s
erta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin makroskopis ditemukan l
endir dan atau darah, mikoroskopis didapati sek lukosit polimakronuklear. Diare juga
dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme, yaitu peningkatan sekresi usus dan pen
urunan absorbsi di usus.
Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menye
bakan terjadinya diare. Pada dasarnya, mekanisme diare akibat kuman entero patogen
meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, inv
asi mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitoksin. Satu jenis bakteri dapat menggun
akan satu atau lebih mekanisme tersebut untuk mengatasi pertahanan mukosa usus (A
min, 2015)
D. Patofisiologi
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makan
an yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus m
eningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongg
a usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu, menimbulkan gangguan sekresi a
kibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian
menjadi diare.
Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik. Akibat dari diar
e itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gang

4
guan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi
(intake kurang, output berlebih), hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah ( Zein
dkk, 2004 ). Mekanisme terjadinya diare dan termasuk juga peningkatan sekresi atau
penurunan absorpsi cairan dan elektrolit dari sel mukosa intestinal dan eksudat yang b
erasal dari inflamasi mukosa intestinal (Wiffen et al, 2014). Infeksi diare akut diklasifi
kasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare non-inflamasi dan diare inflama
si. Diare inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitoksin di kolon dengan manifestasi
sindrom disentri dengan diare disertai lendir dan darah.

E. Pathway

Faktor Penyebab

Infeksi Malabsorbsi Makanan Psikologis

Berkembang diusus Tekanan osmotik ↑ Makanan tidak diserap Ansietas

Peningkatan sekresi cairan Pergeseran cairan & elek Penyerapan makanan diusus menurun
dan elektrolit trolit ke rongga usus

Isi usus meningkat Hiperperistaltik

Diare

Distensi abdomen Frekuensi BAB meningkat


5
Mual/muntah Ruam pada pantat Hilangnya cairan
& elektrolit berle
bih
Nafsu makan menurun Risiko gangguan integrit
as kulit
Gangguan keseimbang
Ketidakseimbangan nutrisi an cairan & elektrolit
Dehidrasi
kurang dari kebutuhan tub
uh
Devisit volum
Hipertermi
e cairan

Gangguan keseimba
ngan cairan dan elek
trolit

F. Pemeriksaan Dianostik dan Hasil


- Pemeriksaan feses rutin untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut.
- Pemeriksaan darah lengkap.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis menurut Brunner& Suddart (2014) :
a. Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada upaya mengontrol gejala,mencegah
komplikasi, dan menyingkirkan atau mengatasi penyakit penyebab.
b. Medikasi tertentu (misalkan pemberian antibiotic, agens anti-imflamasi) danantid
iare (misalkan pemberian loperamida (imodium)), defiknosilit (limotil)dapat meng
urangi tingkat keparahan diare.
c. Menambah cairan oral, larutan elektrolit dan glukosa oral dapat diprogramkan.
d. Antimikroba diprogramkan ketika agens infeksius telah teridentifikasi atau diare t
ergolong berat.
e. Terapi IV digunakan untuk tindakan hidrasi cepat pada pasien yang sangat muda a
tau pasien lansia.

6
BAB III
KONSEP PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Keluhan utama.
BAB lebih dari 3x.
2. Riwayat penyakit sekarang.
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Konsist
ensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari ( diare akut), le
bih dari 7 hari ( diare berkepanjangan ), lebih dari 14 hari ( diare kronis ).
3. Riwayat penyakit dahulu.
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangk
a panjang, alergi makanan.
4. Riwayat penyakit keluarga.
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
5. Pengkajian pola fungsional Gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan.
Menggambarkan tentang pemahaman pasien, tentang pola kesehatan dan bagai
mana penanganannya.
b. Pola nutrisi dan metabolik.
Menjelaskan tentang pola konsumsi makanan dan minuman yang berkaitan den

7
gan metabolik. Pada pasien diare nafsu makan menurun.
c. Pola eliminasi BAB dan BAK.
Menggambarkan tentang pola BAB dan BAK. Pada pasien diare BAB lebih dar
i 3x, BAK bisa oliguri/ anuri.
d. Pola aktivitas dan latihan.
Menjelaskan tentang pola latihan dan kegiatan yang dilakukan.
e. Pola istirahat dan tidur.
Menguraikan tentang pola tidur dan istirahat. Pada pasien diare sering terbangu
n karena terganggu untuk BAB.

f. Pola persepsi sensori dan kognitif.


Menjelaskan tentang pola persepsi-sensori dan kognitif.
g. Pola persepsi diri.
Menjelaskan tentang pola konsep dan persepsi diri (contoh : kenyamanan tubuh
gambaran diri dan perasaan ).
h. Pola peran dan hubungan.
Menggambarkan pola peran kekerabatan dan hubungan.
i. Pola seksualitas dan reproduksi.
Menjelaskan tentang pola kepuasan dan ketidakpuasan daam seksualitas, meng
gambarkan pola reproduksi.
j. Pola koping dan toleransi stres.
Menjelaskan tentang pola koping yang uum dan keefektifan pola dalam arti tole
ransinya terhadap stres.
k. Pola nilai kepercayaan.
Menggambarkan pola nilai-nilai, keyakinan termasuk spiritual atau sasaran yan
g mengarahkan pada memilih atau memutuskan.
6. Pemeriksaan fisik.
a. Keadaan umum : lemah, lesu, gelisah, kesadaran menurun.
b. Pengukuran tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu tubuh.
c. Keadaan sistem tubuh :
1) Mata : cekung.
2) Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, perist
altik meningkat > 30 x/mnt, nafsu makan men
urun, mual muntah, minum normal atau tidak

8
haus.
3) Sistem pernafasan : dispneu, pernafasan cepat > 20 x/mnt.
4) Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 100 x/mnt dan lemah, tekanan da
rah menurun pada dehidrasi sedang.
5) Sistem integumen : kulit pucat, turgor menurun, capilary refil > 2
detik, suhu meningkat > 37,5 ⁰C, akral hangat,
akral dingin ( waspada syok ), kemerahan pad
a perianal.
6) Sistem perkemihan : oliguri sampai anuria ( 200-400 cc/24 jam.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan vol
ume cairan secara aktif.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan keti
dakmampuan untuk mencerna nutrisi.
3. Diare berhubungan dengan proses infeksi.
4. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi.
5. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekuensi BAB.
C. Intervensi Keperawatan dan Rasional

No Diagnosa Keperawata Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


n Hasil
1. Gangguan keseimbanga NOC : NIC :
n cairan dan elektrolit b - Keseimbangan cair 1. Monitor tand 1. Penurunan sirkulasi v
erhubungan dengan keh an dan elektrolit di a-tanda dehidr olume cairan menyeba
ilangan cairan secara ak pertahankan secara asi. bkan kekeringan muk
tif. maksimal. osa dan pemekatan uri
Tujuan : n.
Setelah dilakukan tin
dakan keperawatan ke
seimbangan cairan da 2. Dehidrasi dapat menin

9
No Diagnosa Keperawata Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
n Hasil
n elektrolit dipertahan 2. Hitung balanc gkatkan laju glomerul
kan secara maksimal. e cairan setiap us membuat keluaran t
Kriteria Hasil : shift jaga. ak adekuat untuk mem
- Kebutuhan cairan t bersihkan sisa metabol
erpenuhi. isme.
- Tidak ada tanda-ta
nda dehidrasi. 3. Untuk memantau penu
- Tidak diare, BAB 3. Timbang berat runan BB.
1-2 x/hr konsistensi badan setiap h
biasa/lembek. ari.
- Tidak muntah. 4. Anjurkan kelu 4. Mengganti cairan dan
arga untuk me elektrolit yang hilang
mberi minum secara oral.
pasien 2-3 lt/h
ari.
5. Monitor freku
ensi BAB. 5. Membantu membedak
an penyakit individu d
an mengkaji defekasi.
6. Kolaborasi de 6. Pengganti cairan dan e
ngan tim medi lektrolit secara adekua
s untuk pembe t dan cepat.
rian terapi cair
an.
2. Ketidakseimbangan nut NOC : NIC :
risi kurang dari kebutuh - Kebutuhan nutrisi t 1. Identifikasi fa 1. Untuk memberikan tin
an tubuh berhubungan erpenuhi. ktor pencetus dakan keperawatan m
dengan ketidakmampua Tujuan : mual dan mun engatasi mual dan mu
n untuk mencerna nutri Setelah dilakukan tind tah. ntah.
si. akan keperawatan sela
ma di rumah sakit keb 2. Untuk memantau peru

10
No Diagnosa Keperawata Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
n Hasil
utuhan nutrisi terpenu 2. Timbang BB bahan atau penurunan
hi. pasien. BB.
Kriteria Hasil : 3. Mengatasi atau mengh
- Memperlihatkan as 3. Berikan antie ilangkan rasa mual mu
upan makanan dan metik. ntah.
cairan yang adekua 4. Makanan kesukaan ya
t. ng tersaji dalam keada
4. Tanyakan ma
- Pasien mampu men an hangat akan menin
kanan yang di
ghabiskan diit satu gkatkan keinginan unt
sukai dan saji
porsi. uk makan.
kan dalam kea
- Tidak ada mual/mu
daan hangat.
ntah.
3. Diare berhubungan den NOC : NIC :
gan proses infeksi. - Bowl elimination. 1. Instruksikan p 1. Membantu membeda
Tujuan : ada pasien da kan penyakit individ
Setelah dilakukan tind n keluarga unt u dan mengkaji tiap
akan keperawatan diar uk mencatat w defekasi.
e pasien teratasi. arna, volume,
frekuensi dan
Kriteria Hasil : konsistensi fes
- Tidak diare. es.
- Pola BAB normal. 2. Monitor turgo
- Hidrasi baik. r kulit, mukos
a oral.
2. Untuk mengetahui a
danya tanda-tanda de
3. Ajarkan pada hidrasi.
keluarga peng
gunana obat a
nti diare. 3. Untuk menghilangka
n diare.

11
No Diagnosa Keperawata Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
n Hasil

4. Hipertermia berhubung NOC : NIC :


an dengan dehidrasi. - Pengaturan suhu. 1. Monitor TTV. 1. Tanda-tanda vital me
rupakan acuan untuk
mengetahui keadaan
Tujuan : umum pasien.
Setelah dilakukan tind 2. Untuk mengatur kes
akan keperawatan suh 2. Monitor intak eimbangan cairan.
u tubuh dalam batas n e dan output.
ormal. 3. Untuk menurunkan s
Kriteria Hasil : 3. Kompres pasi uhu tubuh.
- Suhu 36-37 ⁰C. en pada lipat p
- Nadi dan RR dalam aha dan aksil
rentang normal. a. 4. Sebagai obat penuru
4. Berikan antipi n demam.
retik.
5. Risiko gangguan integri NOC : NIC :
tas kulit berhubungan d - Integritas jaringn k 1. Jaga kebersi 1. Menjaga agar daerah
engan peningkatan frek ulit dan membran han kulit aga anus tidak lembab.
uensi BAB. mukosa. r bersih dan
Tujuan : kering.
Setelah dilakukan tind 2. Monitor stat
akan keperawatan gan us nutrisi. 2. Mempertahankan as
gguan integritas kulit t upan makanan tetap
idak terjadi. 3. Jaga kebersi stabil.
han alat tenu
n. 3. Mengurangi dekubit
Kriteria Hasil : us.
- Integritas kulit yan
g baik bisa dipertah

12
No Diagnosa Keperawata Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
n Hasil
ankan.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, 2015. Tatalaksana Diare Akut, Continue Medical Education, 42 (7).


Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M., 2016. Nursing
Interventions Classification ( NIC ), Edisi 6. Philadelpia : Elsevier.
Brunner & Suddarth, 2014. Keperawatan Medikal-Bedah ( 12th ed,; Eka Anisa Mandel
a, Ed. ). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Depkes, RI., 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2011, Jakarta : Depkes RI.
Wiffen Philip, Marc Mitchell, Melanie Snelling, Nicola Stoner, et al., 2014. Farmasi Kl
inis OXFORD, Jakarta, Pp.330-331. Penerbitan Buku Kedokteran : EGC.

13
14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA “ NY. C ”
DENGAN DIARE AKUT DI RUANG MARANATHA 3
RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS

Disusun Oleh :
Ninuk Setyaningati
202103074

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA “ NY. C ” DENGAN DIARE AKUT

DI RUANG MARANATHA 3 RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS

I. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Ninuk Setyaningati.
NIM : 202103074.
Ruang : Maranatha 3.
Tanggal Pengkajian : 23 Maret 2022.
Tanggal Masuk RS : 23 Maret 2022.
Jam : 05.19 WIB.

A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : Ny. C.
Umur : 47 tahun.
Jenis kelamin : Perempuan.
Status : Kawin.
Agama : Katolik.
Pendidikan : D III.
Alamat : Jati Kulon, Kudus.
TGL Masuk : 23 Maret 2022.
TGL Pengkajian : 23 Maret 2022.
Diagnosa Medis : Diare akut.
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. T.
Usia : 49 tahun.
Pendidikan : SMA.
Pekerjaan : Wiraswasta.
Alamat : Jati Kulon, Kudus.

B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1
1. Alasan Masuk RS
Pasien datang ke IGD dengan diare lebih dari 4x, konsistensi cair, warna k
ehijauan, mual, tidak muntah, badan lemes.
2. Keluhan Utama
Diare > 4x dalam sehari.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan diare sejak kemarin malam, diare > 4x dalam sehari, ca
ir kehijauan, mual, tidak muntah, tidak nafsu makan, makan habis 3 sendo
k, badan lemah, mata cekung, konjungtiva anemis, turgor kulit kurang elas
tis, mukosa bibir agak kering. Pasien di bawa ke IGD RS Mardi Raahayu p
agi tadi jam 05.19 WIB, terapi yang diberikan di IGD : infus RL 20 tpm, in
jeksi ranitidine 1 amp, injeksi ondancentron 1 amp.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang sakit seperti pasien. Pa
sien memiliki riwayat penyakit jantung : HHD, IHD, DM dan HT. Satu bul
an yang lalu pasien post pasang ring jantung.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang memiliki sakit seperti pasien. Di keluaga p
asien ada yang memiliki penyakit DM dan HT.
6. Riwayat Alergi
Pasien alergi terhadap metronidazole, tidak ada alergi makanan.
C. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan.
Pasien mengatakan berserah dengan yang dihadapi saat ini. Menurut pasie
n sakit yang diderita saat ini untuk bisa istirahat. Pasien menjaga kebersiha
n di rumah.
2. Pola Nutrisi dan Metabolik.
Pasien mengatakan sehari makan 3x, minum sekitar 8 gelas. Saat sakit ma
kan 3 sendok, minum 1 gelas kecil.
3. Pola Eliminasi BAB dan BAK.
Sebelum sakit : BAB 1x perhari, BAK normal.
Saat sakit : diare > 4x, BAK normal.
4. Pola Aktivitas dan Latihan.
Sebelum sakit : pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri.

2
Saat sakit : pasien masih mampu melakukan secara mandiri, meskipu
n badannya lemah.
5. Pola Istirahat dan Tidur.
Sebelum sakit : pasien tidur 8 jam sehari.
Saat sakit : klien sering terbangun untuk ke kamar mandi karena diare.
6. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif.
Pasien mengatakan tidak ada masalah pada penglihatan, penciuman, penge
capan, perabaan serta pendengaran. Pasien mampu menjawab dengan baik
setiap pertanyaan yang diberikan.Komunikasi baik dengan menggunakan b
ahasa Indonesia dan Jawa.
7. Pola Persepsi Diri.
Pasien mengatakan tubuhnya sempurna. Pasien merupakan anak kedua dar
i enam bersaudara. Pasien tinggal bersama suami dan anaknya.
8. Pola Peran dan Hubungan.
Pasien mengatakan berperan sebagai ibu rumah tangga dan bekerja. Pasien
tidak ada masalah dalam bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumah.
9. Pola Seksualitas dan Reproduksi.
Sebelum sakit : pasien menjalankan perannya dengan baik.
Saat sakit : pasien belum mampu menjalankan perannya karena masih
lemah.
10. Pola Koping dan Toleransi Stres.
Pasien mengatakan bila ada masalah membicarakannya dengan suami.
11. Pola Nilai Kepercayaan.
Pasien beragama Katolik, taat beribadah. Saat sakit pasien tetap tekun berd
oa.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Vital sign :
Tekanan Darah : 128/78 mmHg.
Suhu : 36,1 ⁰C.
Nadi : 110 x/mnt.
Respiratori Rate : 24 x/mnt.
SaO₂ : 98 %
b. Sakit/nyeri : tidak.

3
c. Status nutrisi
 Antopometri
1) TB : 152 cm.
2) BB : 65 kg.
3) LL : 35 cm.
4) Lingkar paha : 55 cm
5) Indek masa tubuh : BB ͇ 65 ͇ 65 ͇ 28,13 kg/m.
TB² ( 1,52 )² 2,3104
(overweight)
 Biocemical
1) Hb : 11,9 g/dL.
2) Albumin : 4 gr/dl
3) Protein : 61 g/L
d. Status personal hygiene
Pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri.

2. Data Per Sistem


a. Sistem pernafasan.
 Data subjektif.
Keluhan pasien :
1) Batuk.
Pasien mengatakan tidak batuk.
2) Sesak nafas.
Pasien mengatakan tidak ada sesak nafas saat bernafas,
RR : 20 x/mnt.
3) Nyeri waktu bernafas.
Pasien mengatakan tidak ada nyeri saat bernafas.
 Data objektif
4) Pola nafas.
 Normal.
 Irama : reguler.
5) Pernafasan cuping hidung.

4
Pasien bernafas spontan, tidak ada nafas cuping hidung.
6) Sianosis.
Pasien tidak ada sianosis.
7) Inspeksi dada.
 Bentuk dada : simetris.
 Pergerakan dada : normal saat ekspirasi maupun inspirasi.
8) Palpasi dada.
 Tidak ada nyeri tekan.
 Vokal fremitus terdengar jelas.
 Tidak ada retraksi dada.
9) Perkusi dada.
Terdengar suara pekak pada kedua paru-paru.

10) Auskultasi dada.


Bunyi paru normal, tidak ada ronchi maupun whezing.
11) Alat bantu pernafasan.
Pasien tidak menggunakan alat bantu pernafasan, pasien bernaf
as spontan.
b. Kardiovaskuler
Data subjektif.
Keluhan terkait sistem kardiovasculer : tidak ada.
Tidak ada nyeri dada saat beraktivitas.
Data objektif.
1) Nadi : 110 x/mnt.
2) Tekanan darah : 128/78 mmHg.
3) Tekanan vena jugularis : tidak ada.
4) CRT : < 2 dtk.
5) Inspeksi dada : bentuk dada simetris, tidak ada lesi.
6) Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Letak ictus cordis pada spatium intercos
ta (SIC) VI di sebelah medial linea midk
lavikularis sinistra.

5
7) Perkusi : redup.
Batas jantung : kanan atas : SIC II linea para sternali
s dextra.
kanan bawah : SIC VI linea para sterna
lis dextra.
kiri atas : SIC II linea para sternali
s sinistra.
kiri bawah : SIC VI linea medio clav
icularis sinistra.
8) Auskultasi : normal, tidak ada bunyi tambahan.
9) Udema pada kaki : tidk ada.
c. Persyarafan dan penginderaan ( B3 : brain ).
1) Tingkat kesadaran : compos mentis, GCS : 15
2) Pemeriksaan reflek : normal, tidak ada kelainan.
3) Kelumpuhan : tidak ada.
4) Kejang : tidak.
5) Penglihatan : normal, bentuk mata normal, gerakan bola ma
ta sesuai perintah, pupil isokor, sclera putih.
6) Penciuman : normal, bentuk hidung simetris, bersih.
7) Pendengaran : baik, telinga bersih, tidak menggunakan alat b
antu dengar.
8) Perasa : mampu membedakan rasa pahit, manis, asam,
dan pedas.
9) Peraba : mampu meraba suhu lingkungan.
d. Perkemihan ( bladder ).
1) Pola perkemihan : normal.
2) Produksi urine : 300 cc.
3) Karakteristik urine : kuning, bau khas, jernih.
4) Balance cairan.
IWL : 121,88
Input : 310
Output : 400
BC : Input – ( output + IWL )
= 310 – ( 400 + 121,88 )

6
= - 211,88.
5) Distensi vesika urinaria : tidak ada.
6) Keluhan lain pada sistem perkemihan : tidak ada.
e. Pencernaan dan masalah eliminasi fekal ( Bowel ).
1) Clinical sign.
 Rambut : berwarna hitan, tidak bercabang dan tidak rontok.
2) Mulut dan tenggorokan.
 Mulut/selaput lendir : mulut bersih, mukosa agak kering.
 Kebersihan rongga mulut : rongga mulut bersih.
 Lidah : bersih.
 Karies dan keutuhan gigi : gigi utuh, tidak ada karies gigi.
 Kesulitan menelan : tidak ada kesulitan menelan.
3) Pemeriksaan abdomen.
 Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi.
 Auskultasi : bising usus 37 x/mnt.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
 Perkusi : hipertimpani.
4) Masalah usus besar dan rektum.
 Pola BAB : BAB 1 x/hr.
 Masalah BAB : diare > 4 x dalam sehari.
 Penggunaan obat pencahar : tidak.
f. Sistem musculoskeletal ( bone )
Data subjektif.
 Nyeri : tidak ada.
 Keluhan lain : tidak ada.

Data objektif.
1) Kekuatan otot
5 5
5 5
2) Keterbatasan gerak : tidak ada.
3) Adanya frktur, dislokasi : tidak ada.
4) Warna kulit : sawo matang.
7
5) Akral : dingin.
6) Turgor : kurang elastis.
7) Tulang belakang : normal.
8) Keluhan terkait tulang belakang : tidak ada.

Skor ADL

Aktivitas Skor
Mandiri Dibantu Tergantung
Makan √
Mandi √
Berpakaian √
Toileting √
Inkontinensia √
Transfering √

g. Sistem reproduksi.
 Perempuan.
a) Bentuk alat kelamin : normal.
b) Kebersihan : bersih.
c) Siklus haid : sudah menopos.
d) Payudara : bentuk simetris, tidak ada benjolan.
h. Endokrine.
Pasien memiliki riwayat DM, tidak ada gangguan endokrin lain.

E. PSIKOSOSIAL BUDAYA DAN SPIRITUAL


1. Psikologis.
a. Perasaan pasien setelah mengalami sakit.
Pasien berserah dengan sakit yang dialami.
b. Rencana pasien setelah sembuh.
Pasien akan lebih menjaga kebersihan.
c. Pengetahuan pasien tentang penyakit yang dialami.
Pasien mengerti tentang penyakit yang dialami.
2. Sosial.
a. Aktivitas atau peran di masyarakat sebelum sakit.
8
Pasien aktif mengkuti kegiatan di masyarakat.
b. Aktivitas atau peran di masyarakat setelah sembuh dari sakit.
Pasien akan mengikuti kembali kegiatan di masyarakat setelah sembuh
dari sakitnya.
3. Budaya.
Pasien mengikuti budaya dengan baik tanpa mempermasalahkan kesehatan
nya.
4. Spiritual.
Aktivitas ibadah yang sehari-hari dilakukan adalah beribadah ke gereja, pa
sien beragama Katolik.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium.
Hari/tanggal : Rabu, 23 – 03 – 2022

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


Hemoglobin 11.9 g/dL 11.7 - 15.5
Lekosit 4.39 10^3/ul 3.6 - 11.0
Eosinofil 0.00 % 1-3
Basofil 0.50 % 0-1
Neutrofil 73.30 % 50 - 70
Limfosit 18.50 % 25 - 40
Monosit 7.70 % 2-8
NLR 3.96
MCV 87 fL 80 - 100
MCH 30 pg 26 - 34
MCHC 34 g/dL 32 - 36
Hematokrit 34.60 % 36 - 46
Trombosit 316 10^3/ul 150 - 400
Eritrosit 4.0 10^6/uL 3.80 - 5.20
RDW 12.6 % 11.5 - 14.5
PDW 8.8 fL 10 - 18
MPV 9.2 fL 6.8 - 10
Ureum 50.6 mg/dL 15 - 40
Creatinin 2.06 mg/dL 0.6 - 1.1

9
Natrium 132.0 mmol/L 135 - 147
Kalium 4.56 Mmol/L 3.5 - 5.1
Calcium 9.5 Mg/dL 8.8 - 10.0

Hari/tanggal : Rabu, 23 – 03 – 2022

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


Faeces
Konsistensi Cair
Lendir Negatif
Darah Negatif Negatif
Erytrosit Negatif
Leukosit Negatif
Entamoeba histoliti Tidak ditemukan
ca
Bakteri ++
Jamur Negatif
Sisa makanan ++
Fat Negatif
Ankylos Negatif
Trichuris Negatif
Ascaris Negatif

Hari/tanggal : Kamis, 24 – 03 – 2022

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


Widal
S. typhi O Negatif Negatif
S. paratyphi AO Positif 1/80 Negatif
S. paratyphi BO Negatif Negatif
S. paratyphi CO Negatif Negatif
S. typhi H Negatif Negatif
S. paratyphi AH Negatif Negatif

10
S. paratyphi BH Negatif Negatif
S. paratyphi CH Negatif Negatif
Urine
Albumin Positif 1 Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Reaksi/pH 5.5 4.8 - 7.4
Urobilinogen Normal Normal
Benda keton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Berat jenis 1.025 1.003 - 1.030
Darah samar Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Bilirubin urine Negatif Negatif
Epitel ren 0 /LPK 0-1
Epitel sel 1-2 /LPK 5 - 15
Erytrosit 0-1 /LPB 0-1
Leukosit 1-2 /LPB 0 - 15
Silinder Negatif /LPK
Parasit Negatif Negatif
Bakteri + Negatif
Jamur Negatif Negatif
Kristal Negatif

Hari/tanggal : Sabtu, 26 – 03 – 2022

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


Ureum 44.6 mg/dL 15 - 40
Creatinin 1.08 mg/dL 0.6 - 1.1
Natrium 135.9 mmol/L 135 - 147
Kalium 4.38 mmol/L 3.5 - 5.1

2. Radiologi.
 Thorax.

11
Kesan :
 Cardiomegaly.
 Elongatio aorta dengan klasifikasi arcus oarta.
 Gambaran reaksi pleura bilateral DD. Pleuropneumonia.
 Pelebaran hillus kanan dengan lesi opak rounded DD/ limfadenop
ati, prominen vaskuler.
 USG Abdomen.
Kesan :
 Gambaran bright liver, mendukung gambaran fatty liver.
 Gambaran kolesistitis DD. Contracted GB dengan kolelitiasis kec
il DD. Compacted sludge.
 Gambaran proses kronis kedua ginjaldengan kista disertai rim cal
cified pole superior kedua ginjal dan ukuran ginjal kanan sedikit
mengecil.
 Udara gaster banyak, gambaran gastritis belum dapat disingkirka
n.
 Gambaran meteorismus dengan inflamatory bowel disease.
 Tak tampak gambaran apendisitis akut saat ini.
3. Gula darah.

Hari/tanggal Hasil Satuan


Rabu, 23 – 03 – 2022 166 mg/dL
Kamis, 24 – 03 – 2022 112 mg/dL
Jum’at, 25 – 02 – 2022 119 mg/dL

G. TERAPI FARMAKOLOGI
Hari/tanggal : Rabu, 23 – 03 – 2022
 New diatab 3 x 2 tablet.
 Rilus 1x1 tablet.
 Infus RL 30 tpm, bila sudah tidak lemas turun 20 tpm.
 Injeksi pantoprazole 1x1 vial + Nacl 100.
 Injeksi ondancentron 2x4 mg.
 Infus metronidazole 2x500 mg stop.

12
 Infus levofloxacin 1x500 mg.
 Infus paracetamol 3x1 flas.
 Metformin 2x850 mg.
 Spironolactone 1x25 mg.
 Miniaspi 1x1 tablet.
 Brilinta 2x1 tablet.
 Allopurinol 1x100 mg.
 Atorvastatin 1x20 mg.
 Valsartan 1x80 mg.
 Fonylin MR 1x1 tablet.
 Bisoprolol 1x5 mg..
 Nitrokaf retard 1x2.5 mg.

ANALISA DATA

Nama pasien : Ny. C. No. register : 01XXXX.


Umur : 47 tahun. Diagnosa Medis : Diare akut.
Ruang di rawat : Maranatha 3 Alamat : Jati Kulon, Kudus.

TGL/JAM DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI


23-03-2022 DS : Gangguan keseimbanga Kehilangan volume cairan
08.00 Pasien mengatakan badan lem n cairan dan elektrolit ( secara aktif.
ah, diare > 4x. 043 ).
DO :
 Mata cekung.
 Akral dingin.
 Turgor kulit kurang elasti
s.
 Mukosa mulut agak kerin
g,
 Nadi : 110 x/mnt.
 RR : 24 x/mnt.

13
 Na : 132.0 mmol/L.
23=03-2022 DS : Diare ( 029 ). Proses infeksi.
08.00 Pasien mengatakan diare > 4x.

DO :
 Diare > 4x.
 Bising usus : 37 x/mnt.
 Hipertimpani.
 Feses : konsistensi cair, b
akteri ++, sisa makanan +
+.
23-03-2022 DS : Ketidakseimbangan nutr Ketidakmampuan untuk m
08.00 Pasien mengatakan tidak nafsu isi kurang dari kebutuha encerna nutrisi.
makan, makan habis 3 sendok, n ( 007 ).
mual, tidak muntah..
DO :
 Bising usus : 37 x/mnt.
 Konjungtiva anemis.
 Hb : 11.9 g/dL.
 GDS : 166 mg/dL.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan vol


ume cairan secara aktif.
2. Diare berhubungan dengan proses infeksi.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakma
mpuan untuk mencerna nutrisi.

14
RENCANA KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. C. No.register : 01XXXX.
Umur : 47 tahun. Diagnosa Medis : Diare akut.
Ruang di rawat : Maranatha 3. Alamat : Jati Kulon, Kudus.

TGL/JAM NO. DIAGNO TUJUAN KEPERAWAT INTERVENTION TTD


SA AN ( NIC ) NAMA
( NOC )
23-03-2022 1 NOC NIC Ninuk
08.00 Tidak terjadi gangguan k 1. Monitor tanda-tanda deh
eseimbangan cairan dan e idrasi.
lektrolit setelah dilakuka 2. Monitor frekuensi BAB.
n perawatan selama 3x24 3. Hitung balance cairan set
jam. iap shift jaga.
4. Berikan asupan sesuai ke
Kriteria hasil : butuhan.
- Kebutuhan cairan terp 5. Kolaborasi dengan tim m
enuhi. edis untuk pemberian ter
- Tidak diare BAB 1-2 api cairan.
x/hr konsistensi biasa/
lembek.
- Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi.
23-03-2022 2 NOC NIC Ninuk
08.00 Bowl elimination. 1. Instruksikan pada pasien
Setelah dilakukan tindaka dan keluarga untuk menc
n keperawatan selama 3x atat warna, volume, freku
24 jam diare pasien terata ensi dan konsstensi faece
si. s.
Kriteria hasil : 2. Monitor turgor kulit, muk
- Tidak ada diare. osa oral sebagai indikator
- Pola BAB normal. dehidrasi.
- Hidrasi baik. 3. Ajarkan pada keluarga p

15
enggunaan obat anti diar
e.
23-03-2022 3 NOC NIC Ninuk
08.00 Status nutrisi adekuat. 1. Monitor turgor kulit.
Setelah dilakukan tindaka 2. Monitor mual dan munta
n keperawatan selama 3x h.
24 jam nutrisi pasien tera 3. Monitor intake nutrisi.
tasi. 4. Pertahankan IV line.
Kriteria hasil : 5. Kolaborasi dengan ahli g
- Hematokrit normal. izi untuk menentukan ju
- Hemoglobin normal. mlah kalori dan nutrisi y
ang dibutuhkan.

IMPLEMENTASI
Nama pasien : Ny. C. No.register : 01XXXX
Umur : 47 tahun. Diagnosa medis : Diare akut.
Ruang di rawat : Maranatha 3. Alamat : Jati Kulon, Kudus.

TTD
TGL JAM KODING IMPLEMENTASI RESPON
NAMA
23-03-202 08.00 1, 2, 3 Mengkaji tanda-tanda dehidra S : Pasien mengatakan b Ninuk
2 si. adan lemah.
O:
- Turgor kulit kurang

16
TTD
TGL JAM KODING IMPLEMENTASI RESPON
NAMA
elastis.
- Mukosa bibir agak k
ering.
- Mata cekung.
- Akral dingin.
- Nadi : 110 x/mnt.
- RR : 24 x/mnt.
08.00 1, 3 Mengkaji intake nutrisi. S : Pasien mengatakan Ninuk
makan habis 3 sen
dok.
O : Pasien mual saat ma
kan.
08.00 2 - Meminumkan obat rilu S : Pasien mengatakan Ninuk
s dan new diatab. mau minum obat.
- Melakukan auskultasi d O :
an perkusi. - Obat masuk peroral.
- Mual, tidak muntah.
- Bising usus 37 x/mn
t.
- Hipertimpani.
09.00 1, 3 Menghitung ulang tetesan inf S : Pasien mengatakan ti Ninuk
us. dak keberatan.
O:
- Tetesan infus lancar.
- Tetesan infus 20 tp
m.
10.00 1, 3 Memonitor frekuensi dan kon S : Pasien mengatakan d Ninuk
sistensi BAB. iare > 4x.
O:
- BAB 5x.
- Konsistensi cair.
- Warna kehijauan.

17
TTD
TGL JAM KODING IMPLEMENTASI RESPON
NAMA
11.00 1 Menghitung balnce cairan. S : Pasien mengatakan Ninuk
makan habis 3 sen
dok, minum 1 gela
s kecil, BAK : 2x,
BAB : 5x.
O:
IWL : 121,88
Input : 310 cc.
Output : 400 cc.
BC : Input – ( output
+ IWL )
= 310 – ( 400
+ 121,88 )
=- 211,88 cc/3j
am.
11.00 3 Melakukan kolaborasi dengan S : Pasien mengatakan b Ninuk
ahli gizi. ersedia dikonsulka
n dengan ahli gizi.
O : Diit nasi DM 1900
Kkalori.
24-03-202 08.00 1 - Mengukur TTV. S : Pasien mengatakan b Ninuk
2 - Mengecek GDS. ersedia di ukur TT
V dan GDS.
O:
 TD : 130/80 mmH
g.
S : 36,5 ⁰C.
N : 85 x/mnt.
RR : 20 x/mnt.
SaO₂ : 98 %.
 GDS : 112 mg/dL.

18
TTD
TGL JAM KODING IMPLEMENTASI RESPON
NAMA
08.00 2 - Meminumkan obat new di S : Pasien mengatakan b Ninuk
atab 2 tablet, rilus 1 tablet, ersedia minum oba
metformin 850 mg, brilint t dan di beri infus.
a 1 tablet, fonylin 1 tablet, O :
bisoprolol 1 tablet. - Obat masuk peroral.
- Memberi infus levofloxaci - Infus masuk IV.
n 500 mg. - Mual, tidak muntah.
08.00 3 Memberi injeksi pantoprazole S : Pasien bersedia diber Ninuk
1 vial dalam nacl 100, injeksi i injeksi.
ondancentron 4 mg. O : injeksi dan infus ma
suk IV.
09.00 1, 2, 3 Memonitor tanda-tanda dehid S : Pasien mengatakan b Ninuk
rasi. adan lemah berkur
ang.
O:
- Mata cekung berkur
ang.
- Kulit tidak pucat.
- Turgor kulit elastis.
- Mukosa bibir lemba
b.
- RR : 20 x/mnt.
- N : 85 x/mnt.
10.00 1, 2 Memonitor frekuensi dan kon S : Pasien mengatakan d Ninuk
sistensi BAB. iare 3x.
O:
- BAB 3x.
- Konsistensi cair ber
ampas.
11.00 1 Menghitung balance cairan. S : Pasien mengatakan Ninuk
makan habis 5 sen
dok, minum 1,5 ge

19
TTD
TGL JAM KODING IMPLEMENTASI RESPON
NAMA
las kecil, diare 3x,
BAK : 3x.
O:
IWL : 121,88
Input : 455 cc.
Output :660 cc.
BC = input – (output + I
WL)
= 455 – (660 + 121,
88)
= - 326,88 cc/3jam.
25-03-202 08.00 1 - Mengukur TTV. S : Pasien bersedia di uk Ninuk
2 - Mengecek GDS. ur TTV dan GDS.
O:
 TD : 130/80 mmH
g.
S : 36,8 ⁰C.
N : 78 x/mnt.
RR : 20 x/mnt.
SaO₂ : 98 %.
 GDS : 119 mg/dL.
08.00 2 Meminumkan obat new diata S : Pasien mengatakan Ninuk
b 2 tablet, rilus 1 tablet, metfo mau minum obat.
rmin 850 mg, brilinta 1 tablet, O :
fonylin 1 tablet, bisoprolol 1 t  Obat masuk peroral.
ablet.  Tidak mual.
08.00 3  Memberi injeksi pantopra S : Pasien mengatakan b Ninuk
zole 1 vial dalam nacl 10 ersedia diberi injek
0, injeksi ondancentron 4 si, makan habis ½
mg, infus levofloxacin 50 porsi.
0 mg. O:
 Memonitor intake nutrisi. - Injeksi masuk IV.

20
TTD
TGL JAM KODING IMPLEMENTASI RESPON
NAMA
- Tidak mual,muntah.
09.00 3 Memonitor mual dan muntah. S : Pasien mengatakan s Ninuk
udah tidak mual da
n muntah.
O:
- Makan habis ½ pors
i.
- Minum habis 2 gela
s besar (@ 250 cc ).
10.00 1, 2, 3 Memonitor tanda -tanda dehi S : Pasien mengatakan b Ninuk
drasi. adan sudah tidak le
mah.
O:
 Turgor kulit elastis.
 Mukosa bibir lembab.
 Akral hangat.
 RR : 20 x/mnt.
 N : 78 x/mnt.
11.00 1, 2 Memonitor frekuensi dan ko S : Pasien mengatakan ti Ninuk
nsistensi BAB. dak diare.
O : Pasien belum BAB.

11.00 1 Menghitung balance cairan. S : Pasien mengatakan Ninuk


makan habis ½ por
si, minum 2 gelas
besar, BAK 2x, tid
ak diare.
O:
IWL : 121,88.
Input : 780 cc.
Output : 600 cc.
BC : input – (output

21
TTD
TGL JAM KODING IMPLEMENTASI RESPON
NAMA
+ IWL)
= 780 – (600 +
121,88)
= + 58,12 cc/3 j
am.
11.00 2 Melakukan perkusi dan ausku S : Pasien mengatakan b Ninuk
ltasi. ersedia diperiksa.
O:
- Timpani.
- Bising usus 28 x/mn
t.

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama pasien : Ny.C. No.register : 01 XXXX
Umur : 47 tahun. Diagnosa medis : Diare akut.
Ruang di rawat : Maranatha 3. Alamat : Jati Kulon, Kudus.

TTD
TGL JAM DIAGNOSA EVALUASI
NAMA
23-03-2022 11.00 Gangguan keseimbangan cairan d S : Pasien mengatakan badan lema Ninuk
an elektrolit berhubungan dengan h.
kehilangan volume cairan secara O :

22
TTD
TGL JAM DIAGNOSA EVALUASI
NAMA
aktif.  Turgor kulit kurang elastis.
 Mukosa bibir agak kering.
 Akral dingin.
 Kulit pucat.
 N : 110 x/mnt.
 RR : 24 x/mnt.
 Na : 132.0
 BC : - 221,88 cc/3 jam.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi :
 Monitor tanda-tanda dehidr
asi.
 Hitung BC pershif jaga.
 Monitor frekuensi BAB.
 Pertahankan pemberian cai
ran.

11.00 Diare berhubungan dengan prose S : Pasie mengatakan diare > 4x. Ninuk
s infeksi. O:
- BAB 5.
- Konsistensi cair.
- Warna kehijauan.
- Obat rilus dan new diatab sud
ah diminum.
- Bising usus 37 x/mnt.
- Hipertimpani.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi :
 Instruksikan pada pasien da
n keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi d
an konsstensi faeces.

23
TTD
TGL JAM DIAGNOSA EVALUASI
NAMA
 Monitor turgor kulit, muko
sa oral sebagai indikator de
hidrasi.
 Ajarkan pada keluarga pen
ggunaan obat anti diare.
11.00 Ketidakseimbangan nutrisi kuran S : Pasie mengatakan makan habis Ninuk
g dari kebutuhan tubuh berhubun 3 sendok.
gan dengan ketidakmampuan me O :
ncerna nutrisi. - Mual tiap makan dan minum ob
at.
- Turgor kulit kurang elastis.
- Injeksi pantoprazole 1 vial dala
m nacl 100 masuk IV.
- Injeksi ondancentron 4 mg mas
uk IV.
A : Maslah belum teratasi.
P :Lanjutkan intervensi :
 Monitor turgor kulit.
 Monitor mual dan muntah.
 Monitor intake nutrisi.
 Pertahankan IV line.

24-03-2022 11.00 Gangguan keseimbangan cairan d S : Pasien mengatakan badan lema Ninuk
an elektrolit berhubungan dengan h berkurang.
kehilangan volume cairan secara O :
aktif. - Mata cekung berkurang.
- Kulit tidak pucat.
- Turgor kulit elastis.
- Mukosa bibir lembab.

24
TTD
TGL JAM DIAGNOSA EVALUASI
NAMA
- RR : 20x/mnt.
- N : 85 x/mnt.
- BC : - 326,88 cc/3 jam.
A : Maslah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda dehidr
asi.
- Hitung BC pershif jaga.
- Monitor frekuensi BAB.
- Pertahankan pemberian cai
ran.
11.00 Diare berhubungan dengan prose S : Pasien mengatakan diare 3x. Ninuk
s infeksi. O:
- BAB 3x.
- Konsistensi cair berampas.
- Obat rilus 1 tablet, new diatab
2 tablet masuk peroral, infus l
evofloxacin 500 mg masuk I
V.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi :
 Instruksikan pada pasien da
n keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi d
an konsstensi faeces.
 Monitor turgor kulit, muko
sa oral sebagai indikator de
hidrasi.
 Ajarkan pada keluarga pen
ggunaan obat anti diare.
11.00 Ketidakseimbangan nutrisi kuran S : Pasien mengatakan makan habi Ninuk
g dari kebutuhan tubuh berhubun s 5 sendok

25
TTD
TGL JAM DIAGNOSA EVALUASI
NAMA
gan dengan ketidakmampuan me O :
ncerna nutrisi. - Tidak mual, tidak muntah.
- Injeksi pantoprazole 1 vial dal
an nacl 100, injeksi ondancent
ron 4 mg masuk IV.
- Turgor kulit elastis.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi :
 Monitor turgor kulit.
 Monitor mual dan muntah.
 Monitor intake nutrisi.
 Pertahankan IV line.

EVALUASI
Nama pasien : Ny.C. No.register : 01XXXX
Umur : 47 tahun. Diagnosa medis : Diare akut.
Ruang di rawat : Maranatha 3. Alamat : Jati Kulon, Kudu
s.

26
TTD
TGL JAM DIAGNOSA EVALUASI
NAMA
25-03-2022 11.00 Gangguan keseimbangan cairan S : pasien mengatakan badan suda Ninuk
dan elektrolit berhubungan deng h tidak lemah.
an kehilangan volume cairan sec O :
ara aktif.  Turgor kulit elastis.
 Mukosa bibir lembab.
 Akral hangat.
 RR : 20 x/mnt.
 N : 78 x/mnt.
 BC : + 58,12 cc/3 jam.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi :
 Monitor BC pershif jaga.
25-03-2022 11.00 Diare berhubungan dengan pros S :Pasien mengatakan tidak diare. Ninuk
es infeksi. O:
- Turgor kulit elastis.
- Bising usus 28 x/mnt.
- Timpani
- Obat rilus 1 tablet, new diatab 2
tablet masuk peroral, infus levo
floxacin 500 mg masuk IV.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi :
25-03-2022 11.00 Ketidakseimbangan nutrisi kura S : Pasien mengatakan makan habi Ninuk
ng dari kebutuhan tubuh berhub s ½ porsi.
ungan dengan ketidakmampuan O :
mencerna nutrisi.  Tidak mual, muntah.
 Turgor kulit elastis.
 Injeksi pantoprazole 1 vial dal
am nacl 100 dan ondancentro
n 4 mg masuk IV.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi :

27
TTD
TGL JAM DIAGNOSA EVALUASI
NAMA
 Monitor mual dan muntah.
 Monitor intake nutrisi.

28

Anda mungkin juga menyukai