Disusunoleh
MUDRIKAH
010112a060
LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO BUNUH DIRI
I. Masalah Utama
Resiko Bunuh Diri (RBD)
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Pengertian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien
untuk mengakhiri kehidupannya.Berdasarkan besarnya kemungkinan
pasien melakukan bunuh diri.
Ada tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:
1. Isyaratbunuhdiri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak
langsung ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: Tolong jaga
anak-anak karena saya akan pergi jauh! atau Segala sesuatu akan
lebih baik tanpasaya.
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri
hidupnya,
hal-hal
negatif
tentang
diri
sendiri
yang
dan
persiapan
alat
untuk
melaksanakan
rencana
3. Percobaanbunuhdiri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai
diri untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif
mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun,
memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.
Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat dilihat data-data yang
harus dikaji pada tiap jenisnya.
B. Penyebab
Penyebab Resiko Bunuh Diri adalah :
1. HDR
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negative terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat,
1999).Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional, yaituterjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerjadll.
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena
privacy yang kurang
diperhatikan :pemeriksaan
fisik yang
bermusuhan,
merusak
(dirisendiri,
orang
lain
danlingkungannya), takut.
f. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung. (Budi Anna Keliat,)
3. Gangguan isi pikir ; waham
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya klien. Gangguan isi piker
dapatdiidentifikasidenganadanyawaham.Wahamataudelusiadalah ide
yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua
kenyataan dan tidak ada kaitannya dengan latar belakang budaya
(Morgon,1998).
Tanda dan gejala
a.
b.
c.
d.
e.
C. Akibat
Akibat perilaku bunuh diri adalah cedera atau kematian. Jika perilaku
bunuh diri mengakibatkan kematian maka tindakan yang dilakukan adalah
perawatan Jenazah.
Cedera yang disebabkan oleh perilaku bunuh diri sangat dipengauhi oleh
cara seseorang melakukan percobaan bunuh diri, Jika perilaku bunuh diri
dilakukan dengan menggantung maka cedera yang terjadi adalah berupa
jejas di leher. Jika minum racun maka akan terjadi pencederaan di
lambung dan saluran pencernaan. Untuk itu intervensi yang dilakukan juga
sangat tergantung dengan cedera yang terjadi.
D. POHON MASALAH
Effect
Core probelm
Causa
Bunuh diri
isolasi sosial
Diagnosa Perawatan
1. Resiko Bunuh diri
2. Bunuh diri
3. Isolasi sosial
4. Harga diri rendah kronis.
IV. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a. Perkenalkan diri dengan klien
b. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal
untuk
memahami
bahwa
klien
dapat
mengatasi
keputusasaannya.
b. Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
c. Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan
antar sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan :
a. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang
menyenangkan setiap hari
buku favorit, menulis surat dll.).
b. Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan
pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang
kegagalan dalam kesehatan.
c. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang
mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah
mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut
dengan koping yang efektif.
6. Klien dapat menggunakan dukungan social
Tindakan :
a. Kaji dan manfaatkan sumber sumber ekstemal individu (orang orang
terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang
dianut).
b. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu,
aktivitas keagamaan, kepercayaan agama)
c. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan :
a. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping minum obat).
b. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat,
dosis, cara, waktu).
c. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar
STRATEGI PELAKSANAAN
Masalah Utama
A. PROSES PERAWATAN
Isyaratbunuhdiri
1. Kondisi Kien
Data subyektif
a. Klienmengatakan: Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi
jauh! Klien mengatakan Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.
b. Klien mengatakan memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya
c. Klien mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih / marah /
putus asa / tidak berdaya.
d. Klien mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang
menggambarkan harga diri rendah
Data obyektif
a. Tampak murung
b. Sering menyendiri
c. Disforik
d. Tidak bersemangat
2. Diagnosa Perawatan : Resiko Bunuh Diri
3. Tujuan:
a. Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
b. Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
c. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
d. Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
B. Tindakan keperawatan
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka
saudara dapat melakukan tindakan berikut:
1. Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat
yang aman
2. Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang)
3. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat
4. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
nanti
akan
ada
perawat
yang
mbak
rasakan
selama
ini,
saya
siap
mau
berapa
lama?
Fase kerja :
Coba ceritakan situasi yang membuat Nn. D ingin bunuh diri. Selain bunuh diri
apalagi kira-kira jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya Nn. D. Nah, sekarang
coba kita diskusikan tindakan yang menguntungan dan merugikan dari seluruh
cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan!
Menurut Nn. D cara yang mana? Ya saya juga setuju dengan pilihan Nn. D .
Sekarang kita buat rencana kegiatan untuk mengatasi perasaan Nn. D ketika mau
bunuh diri dengan cara tersebut.
Fase Terminasi :
Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan Nn. D, setelah kita bercakap-cakap?
Evaluasi objektif: Apa cara mengatasi masalah yang Nn. D gunakan. Coba Nn. D
melatih cara yang Nn. D pilih tadi.
Kontrak yang akan datang: Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk
membahas pengalaman Nn. D menggunakan cara yang Nn. D pilih.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. Pedomanasuhankeperawatanjiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Keliat Budi A. Proses keperawatankesehatanjiwa.Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Tim
DirektoratKeswa.
Standartasuhankeperawatankesehatanjiwa.Edisi
1.
Bandung: RSJP.2000
Townsend
M.C.
Diagnosakeperawatanpadakeperawatanpsikiatri;