Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. MASALAH UTAMA
Defisit perawatan diri

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Definisi
Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya. (Depkes dalam Wibowo, 2018). Poter, Perr, dalam Anonim
(2012), mengemukakan bahwa Personal Higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Wahit Iqbal
Mubarak (2012), juga mengemukakan bahwa higiene personal atau kebersihan diri adalah
upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperolah
kesejahteraan fisik dan psikologis.
Seseorang yang tidak dapat melakukan perawatan diri dinyatakan mengalami defisit
perawatan diri. Nurjannah dalam Wibowo (2018), mengemukakan bahwa Defisit
Perawatan Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting). Menurut Tarwoto dan Wartonah (2012), Kurang
Perawatan Diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya. Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik seringkali tidak
memperdulikan perawatan diri. Hal ini menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan
masyarakat (Keliat, 2012). Klien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami
defisit perawatan diri. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang
berhubungan dengan keadaannya sehingga terjadilah defisit perawatan diri (Muslim, 2012).

2. Tanda dan Gejala


Menurut Depkes dalam Anonim (2011), tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri yaitu :
a) Fisik
- Badan bau, pakaian kotor
- Rambut dan kulit kotor
- Kuku panjang dan kotor
- Gigi kotor disertai mulut bau
- Penampilan tidak rapi
b) Psikologi
- Malas, tidak ada inisiatif
- Menarik diri, isolasi diri
- Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
c) Sosial
- Interaksi kurang
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berperilaku sesuai norma
- Cara makan tidak teratur
- Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di sembarang
tempat
- Gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri
Selain itu, tanda dan gejala tampak pada pasien yang mengalami Defisit Perawatan
Diri adalah sebagai berikut :
- Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan
bau, serta kuku panjang dan kotor.
- Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien perempuan tidak berdandan.
- Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh kemampuan mengambil
makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada tempatnya.
- Ketidak mampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya, dan tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK (Keliat,
2013).
Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut, maka akhirnya dapat juga menimbulkan
penyakit fisik seperti kelaparan dan kurang gizi, sakit infeksi saluran pencernaan dan
pernafasan serta adanya penyakit kulit, atau timbul penyakit yang lainnya (Harist, 2011).

3. Rentang respon
a. Perawatan diri seimbang : saat pasien mendapatkan stressor dan mampu untuk
berperilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
b. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak : saat pasien mendapat stressor
kadang-kadang pasien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stressor (Ade, 2011).

4. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
- Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
- Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
- Kemampuan realitas turun Klien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri
- Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri

b. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. (Depkes, 2010, dalam Anonim, 2012).
Sedangkan Tarwoto dan Wartonah dalam Anonim (2012), menyatakan bahwa
kurangnya perawatan diri disebabkan oleh :
1) Kelelahan fisik
2) Penurunan kesadaran

5. Sumber koping
a. Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri
b. Melatih pasien berhias/berdandan
c. Melatih pasien makan dengan benar
d. Melatih pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

6. Mekanisme koping
Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor
meliputi status sosialekonomi, keluarga, jaringan interpersonal, organisasi yang dinaungi
oleh lingkungan sosial yang lebih luas, juga menggunakan kreativitas untuk
mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and
Sundeen, 1998 dalam Lili Kadir, 2018).

C. POHON MASALAH

Effect 3. Isolasi Sosial

Core Problem 1. Defisit Perawatan Diri

Causa 2. Harga Diri Rendah

D. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Isolasi sosial
2. Deficit perawatan diri
3. Harga diri rendah

E. DATA YANG PERLU DI KAJI


Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :

1) Data subjektif :
- Pasien merasa lemah
- Malas untuk aktivitas
- Merasa tidak berdaya
2) Data Objektif :
- Rambut kotor, acak-acakan
- Badan dan pakaian kotor dan bau
- Mulut dan gigi bau
- Kulit kusam dan kotor
- Kuku Panjang dan tidak terawat
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan skizofrenia dan gangguan psikotik lain.
2. Isolasi sosial berhubungan dengan gangguan psikiatrik (mis.ekspresi mayor dan
skizofrenia)
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan psikiatri.
G. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1. Defisit perawatan Perawatan diri Dukungan perawatan
diri berhubungan (L.11103) diri (l.11348)
dengan skizofrenia Setelah dilakukan…..x Observasi
dan gangguan pertemuan diharapkan 1.1 Identifikasi kebiasaan
psikotik lain pasien mampu aktivitas perawatan diri
memenuhi kriteria hasil: sesuai usia
1. Kemampuan 1.2 Monitor tingkat
mandi (5) kemandirian
2. Kemampuan 1.3 Identifikasi kebutuhan alat
mengenakan bantu kebersihan diri,
pakaian (5) berpakaian, berhias, dan
3. Kemampuan makan.
makan (5) Terapeutik
4. Kemampuan ke 1.4 Sediakan lingkungan yang
toilet (BAB/BAK) terapeutik (mis. Suasana
(5) hangat, rileks, privasi)
5. Verbalisasi 1.5 Siapkan keperluan pribadi
keinginan (mis. Parfum, sikat gigi,
melakukan dan sabun mandi)
perawatan diri (5) 1.6 Dampingi dalam
6. Minat melakukan melakukan perawatan
perawatan diri (5) diri
7. Mempertahankan sampai mandiri.
kebersihan diri (5) 1.7 Fasilitasi untuk
8. Memepertahankan menerima keadaan
kebersihan mulut (5) ketergantungan
1.8 Fasilitasi
Skala Outcome :
kemandirian, bantu
1 : Menurun
jika tidak mampu
2 : Cukup menurun 3
melakukan perawatan diri
: Sedang
1.9 Jadwalkan rutinitas
4 : Cukup meningkat 5
perawatan diri
: Meningkat
Edukasi
2.0 Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan.
2. Isolasi sosial Interaksi sosial Promosi Sosialisasi
berhubungan (L.13115) (I.13498)
dengan gangguan Setelah dilakukan…..x Observasi
pertemuan diharapkan
psikiatrik (mis. pasien mampu 2.1 Identifikasi kemampuan
Depresi mayor dan memenuhi kriteria hasil melakukan interaksi
skizofrenia) : dengan orang lain
1. Perasaan nyaman 2.2 Identifikasi hambatan
dengan situasi melakukan interaksi
sosial (5) dengan orang lain
2. Responsif Terapeutik
terhadap orang 2.3 Motivasi berpartisipasi
lain (5) dalam aktivitas baru dan
3. Minat kegiatan
melakukan kontak kelompokDiskusikan
emosi (5) kekuatan dan
4. Minat keterbatasan dalam
melakukan kontak berkomunikasi dengan
fisik (5) orang lain
5. Kontak mata (5)
2.4 Diskusikan perencanaan
6. Kooperatif dalam
dimasa depan
bermain dengan
2.5 Berikan umpan balik
sebaya (5)
positif pada setiap
peningkatan kemampuan
Skala Outcome :
1 : Menurun Edukasi
2 : Cukup menurun 2.6 Anjurkan berinteraksi
3 : Sedang dengan orang lain secara
4 : Cukup meningkat beratahap
5 : Meningkat
2.7 Anjurkan berbagi
pengalaman dengan
orang lain
2.8 Latih bermain peran
untunk meningkatkan
keterampilan komunikasi

3. Harga diri rendah Harga diri (L.09069) Promosi Koping (I.09312)


berhubungan Setelah dilakukan…..x Observasi
dengan gangguan pertemuan diharapkan 3.1 Identifikasi kemampuan
pasien mampu
psikiatri yang dimiliki
memenuhi kriteria hasil 3.2 Identifikasi dampak
: situasi terhadap peran dan
1. Perasaan tidak hubungan
mampu melakukan 3.3 Identifikasi kebutuhan dan
apapun (5)
2. Meremehkan kegiatan terhadap dukungan
kemampuan (5) sosial.
Terapeutik
Skala Outcome : 1.1 Gunakan pendekatan yang
1 : Meningkat tenang dan meyakinkan
2 : Cukup meningkat 3 1.2 Hindari mengambil
: Sedang keputusan saat pasien
4 : Cukup menurun 5 : berada di bawah tekanan
Menurun 1.3 Perkenalkan dengan orang
atau kelompok yang
berhasil mengalami
pengalaman sama
Edukasi
1.4 Latih keterampilan sosial,
sesuai kebutuhan
1.5 Latih pengembangan
penilaian obyektif

LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
STASE KEPERAWATAN JIWA

NAMA : EKA RISKY AMELIA


NIM : P2205122

PROGRAM PROFESI NERS


ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
2022

Anda mungkin juga menyukai