Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktu nya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi besar
kita yakni nya nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umat nya dari
zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan
pada saat sekarang ini.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas Dosen bpk Ahmad
Zakiudin, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes mengenai “ Konsep Keluarga ”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.

Benda, 26 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan.......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


A. Konsep Keluarga.........................................................................3
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga......................................13

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 27


A. Kesimpulan .................................................................................... 27
B. Saran .............................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Bentuk keluarga merupakan pola manusia yang disadari oleh anggota
keluarga untuk dimasukkan ke dalam anggota keluarga. Sekilas keluarga
memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan
dan permasalahan yang unik. Keluarga banyak menghadapi tantangan seperti
pengaruh kesehatan dan penyakit, perubahan struktur keluarga dan lain lain.
Dalam teori sistem keluarga di pandang sebagai suatu sistem terbuka
dengan batas-batasnya. Sebuah sitem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan
yang diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi
dan bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat bertahan dalam
jangka waktu tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan


masalah sebagai berikut :
a. Apa pengertian keluarga ?
b. Apa itu struktur keluarga ?
c. Apa tipe keluarga?
d. Apa peran keluarga ?
e. Apa fungsi keluarga ?
f. Apa itu tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan
keluarga ?
g. Apa itu peran perawat keluarga ?
h. Apa itu konsep asuhan keperawatan keluarga ?

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui tentang konsep keluarga
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a. Pengertian keluarga
b. Tipe, peran, dan fungsi keluarga
c. struktur keluarga
d. Peran perawat keluarga

D. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai konsep keluarga
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui konsep keluarga
3. Mengetahui bagaimana konsep keluarga

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes
RI, 1998).
Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga menyatakan keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat terdiri dari suami-istri, suami-istri dan anak, duda
dengan anaknya dan janda dengan anaknya (Wijayanti, 2018).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu
dengan anaknya (BKKBN, 1992).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinterasi satu sama lain dan di dalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).

3
2. Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari jalur garis ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun dari jalur garis ibu.

c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
a. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanaya hubungan dengan suami atau istri.
3. Tipe keluarga

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga inti (nuclear family), merupakan keluarga kecil dalam suatu


rumah yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.

2) Keluarga besar (exstended family), merupakan gabungan dari


beberapa keluarga inti yang bersumbu dari keluarga inti.

3) Keluarga dyad (pasangan inti), biasanya terjadi pada sepasang suami


istri yang baru menikah yang belum dikaruniai anak.

4) Keluarga single parent, adalah kondisi seseorang tidak memiliki


pasangan lagi. Hal ini bisa disebabkan kaerna perceraian atau

4
meninggal dunia. akan tetapi, single parent mensyaratkan adanya
anak, baik anak kandung atau anak angkat.

5) Keluarga single adult (bujang dewasa), yaitu pasangan yang


mengambil jarak jauh atau berpisah sementara waktu untuk kebutuhan
tertentu, misalnya bekerja atau kuliah.

b. Tipe Keluarga Modern (Nontradisional)

1) The unmarriedtrenege mather, yaitu keluarga yang terdiri dari


seorang ibu bersama anaknya tanpa pernikahan.

2) Reconstituded nuclear, yaitu sebuah keluarga yang tadinya berpisah,


kemudian kembali membentuk keluarga inti melalui perkawinan
kembali.

3) The stepparent family, yaitu kehidupan anak dengan orang tua tirinya.

4) Commune family, yaitu mereka yang tidak memiliki hubungan darah


namun memutuskan hidup bersama dalam satu rumah, satu fasilitas,
dan pengalaman yang sama.

5) The non matrial heterosexual cohibitang family, yaitu keluarga yang


hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

5
6) Gay and lesbian family, yaitu seseorang dengan jenis kelamin yang
sama menyatakan hidup bersama sebagaimana pasangan suami istri
(matrial partners).

7) Cohabiting couple, yaitu orang dewasa yang hidup di luar ikatan


perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

8) Group marriage family, yaitu beberapa orang dewasa menggunakan


alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah,
berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak.

9) Group network family, yaitu keluarga inti yang dibatasi aturan atau
nilai-nilai hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan
tanggung jawab membesarkan anak.

10) Foster family, yaitu seorang anak yang kehilangan orangtuanya,


lalu ada sebuah keluarga yang menampungnya dalam kurun waktu
tertentu.

11) Institusional, yaitu anak atau orang dewasa yang tinggal dalam
suatu panti dengan alas an dititipkan oleh keluarga atau memang
ditemukan dan kemudian ditampung oleh panti atau dinas sosial.

12) Homeless family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak


mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.

4. Peran keluarga

a. Peranan Ayah

Ayah sebagai pemimpin atau kepala keluarga, pencari nafkah, partner


ibu, pelindung, pemberi semangat, memberi perhatian, pengajar dan
pendidik, sebagai teman, serta menyidiakan kebutuhan keluarga baik
secara lahir dan juga batin.

6
b. Peranan Ibu

Ibu sebagai pengasuh dan pendidik anak, partner ayah, manajer


keluarga, menteri keuangan keluarga, pemberi tauladan, psikolog
keluarga, perawat dan dokter keluarga, satpam bagi anak-anaknya.
c. Peranan Anak

Anak sebagai pemberi kebahagiaan, pemberi keceriaan keluarga,


penjaga nama baik keluarga, perawat orangtua.
5. Fungsi keluarga

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


(BKKBN) fungsi keluarga ada delapan, mencakup agama, sosial budaya,
cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi,
dan pembinaan lingkungan (BKKBN, 2013).

a. Fungsi Agama
Keluarga memiliki fungsi agama maksudnya selain orang tua
sebagai guru dalam pendidikan anaknya, orang tua juga merangkap
sebagai ahli agama. Orang tua tempat mengaji dan membacakan kitab
suci dalam membentuk kepercayaan anak-anak mereka. Melalui fungsi
agama ini anggota keluarga tahu mana yang boleh dan tidak boleh
dilakukan.
b. Fungsi Sosial Budaya
Maksudnya dalam perkembangan anak keluarga memiliki peran
penting untuk menanamkan pola tingkah laku berhubungan dengan orang
lain (sosialisasi) keluarga juga memberikan warisan budaya, disini
terlihat bahwasanya keluarga diangap masyarakat yang paling primer.
Warisan budaya sebagai ciri khas suatu bangsa harus dilestarikan, salah
satu perwujudan pelestariannya dengan mengajarkan pada generasi-
generasi muda.
c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Pertumbuhan seorang anak tidak akan pernah lepas dari pengaruh
keluarganya, peran keluarga begitu sentralistik dalam membetuk
kepribadian keturunannya, oleh karena itulah salah satu fungsi keluarga

7
adalah menyalurkan cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang
orang tua yang lengkap akan memberikan perkembangan postif luar biasa
pada anak-anaknya. Anak-anak akan merasa terpenuhi dalam hal kasih
sayang.
d. Fungsi Perlindungan
Perkembangan anak memerlukan rasa aman, kasih sayang, simpati
dari orang lain. Keluarga tempat mengadu, mengakui
kesalahankesalahan, dan tempat berlindung bagi anggota keluarga.
e. Fungsi Reproduksi
Artinya keluarga merupakan sarana manusia untuk menyalurkan
hasrat seksual kepada manusia lain (yang berbeda jenis kelamin) secara
legal di mata hukum dan sah secara agama, sehingga manusia tersebut
dapat melangsungkan hidupnya karena dengan fungsi biologi akan
mempunyai keturunan berupa anak.
f. Fungsi Sosialisasi
Keenam fungsi sosialisasi dan pendidikan adalah untuk mendidik
anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak menjadi dewasa,
keluarga berperan penting terhadap upaya terbentuk kepribadian yang
baik dari waktu ke waktu, sebelum terjun dalam kehidupan masyarakat
yang sebenarnya.
g. Fungsi Ekonomi
Artinya keluarga menjadi sarana yang baik untuk bertugas
memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarga di dalamnya, dimana
dalam prosesnya fungsi ekonomi ini mampu membagikan kerangka
keluarga, misalnya ayah sebagai pencari uang untuk kebutuhan dan ibu
bertugas mengurus anak, meskipun saat ini banyak ibu yang sudah masuk
dalam ranah kerja namun mereka tidak akan lepas dan lupa akan
kewajiban dalam mengurus anak-anaknya.
h. Fungsi Lingkungan
Maksudnya semua bentuk tingkah laku yang dilakukan seorang
anggota keluarga awal mulanya dilakukan dalam keluarga. Anak atau
anggota keluarga adalah cerminan bagaimana ia bisa menerapkan

8
kesesuaiannya terhadap lingkungan. Memelihara lingkungan dengan baik
sangat memberikan kontribusi pada kelangsungan hidup. Upaya untuk
menjaga lingkungan bisa dilakukan dari hal kecil mulai dari kebersihan
lingkungan, penanaman pohon, dan lain-lain bisa menjadi langkah yang
tepat untuk kelangsungan lingkungan.
6. Tahap Perkembangan Keluarga Dan Tugas Perkembangan Keluarga
a. Keluarga Baru (Bergainning Family)
Dimulai ketika dua individu membentuk keluarga melalui
perkawinan. Pada tahap ini pasangan memiliki tugas perkembangan :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan didalam keluarga.
2) Membuat bebagai kesepakatan untuk mencapai tujuan Bersama,
termasuk dalam hal merencanakan anak, persiapan menjadi orangtua,
dan mencari pengetahuan prenatal care.

b. Keluarga dengan anak pertama <30 bulan (child bearing)

Adalah masa transisi pasangan suami istri setelah menikah. Pada


tahap ini pasangan memiliki tugas perkembangan :
1) Kesadaran akan perlunya beradaptasi dengan perubahan anggota
keluarga.
2) Mempertahankan keharmonisan pasangan suami istri.
3) Berbagi peran dan tanggung jawab serta.
4) Mempersiapkan biaya untuk anak.

c. Keluarga dengan anak prasekolah

Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga
5 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.


2) Membantu anak bersosialisasi dengan lingkungan.
3) Cermat membagi tanggung jawab.
4) Mempertahankan hubungan keluarga.
5) Mampu membagi waktu untuk diri sendiri, pasangan dan anak.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun)

9
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah dasar
sampai memasuki awal masa remaja. Tugas perkembangan yang harus
dipenuhi pada tahap ini adalah :
1) Anak harus sudah diperhatikan minat dan bakatnya sehingga orangtua
bisa mengarahkan dengan tepat.
2) Membekali anak dengan berbagai kegiatan kreatif agar motoriknya
berkembang dengan baik.
3) Memperhatikan anak akan resiko pengaruh teman serta sekolahnya.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Pada perkembangan tahap remaja ini orangtua perlu memberikan
kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab. Hal ini mengingat
bahwa remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki
otonom.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tahapan ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah.
Artinya keluarga sedang menghadapi persiapan anak yang mulai mandiri.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
1) Membantu mempersiapkan anak untuk hidup mandiri.
2) Menjaga keharmonisan dengan pasangan.
3) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
4) Bersiap mengurusi keluarga besan (orangtua pasangan) memasuki
masa tua.
5) Memberikan contoh kepada anak-anak mengenai lingkungan rumah
yang positif.
g. Keluarga usia pertengahan (midle age family)
Tahapan ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah dan
salah satu pasangan bersiap negative atau meninggal. Tugas
perkembangan ke;uarga pada tahap ini adalah :
1) Menjaga kesehatan.
2) Meningkatkan keharmonisan dengan pasangan, anak dan teman
sebaya.
3) Mempersiapkan masa tua.

10
h. Keluarga lanjut usia
Masa lanjut usia adalah masa-masa akhir kehidupan manusia.
Tugas perkembangan pada ahap ini adalah :
1) Beradaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, kawan, ataupun
saudara.
2) Melakukan life review.
3) Memperthankan kedamaian rumah.
4) Menjaga kesehatan.
5) Mempersiapkan kematian.

7. Peran Perawat Keluarga

Peran perawat keluarga menurut Maria (2020) adalah sebagai berikut :


a. Pendidik

Peran utama perawat keluarga adalah menyalurkan informasi


berkenaan dengan kasus tertentu dan kesehatan keluarga.Hal ini
dilakukan agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan keperawatan keluarga
secara mandiri.
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.

b. Koordinator

Koordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau


terapu agar tidak tumpeng terjadi tindih dan pengulangan, serta
memudahkan jalannya perawatan.
c. Pelaksana

Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan


keperawatan yang diberikan dengan harapan anggota keluarga yang sehat
dapat melakukan asuhan langsung keoada anggota keluarga yang sakit.
d. Pengawas kesehatan

Perawat kesehatan wajib melakukan home visite atau kunjungan ke


rumah secara teratur sebagai cara untuk mengontrol pasien. Selain itu

11
perawat juga wajib untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian
tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan

Perawat harus bersedia menjadi narasumber jika ada pertanyaan


dari keluarga. Begitu pula jika keluarga meminta saran dan nasihat.
Perawat harus mampu bersikap terbuka dan dapat dipercaya.

f. Kolaborasi

Selain berkoordinasi dan berkolaborasi dengan keluarga pasien,


perawat harus pua memiliki komunitas atau jejaring dengan perawat lain
atau pelayanan rumah sakit. Hal ini dibutuhkan untuk mengantisipasi
berbagai kejadian yang tidak diharapkan.
g. Fasilitator

Perawat harus mengetahui sistem layanan kesehatan seperti sistem


rujukan, biaya kesehatan, dan fasilitas kesehatan lainnya. Pengetahuan ini
sangat dibutuhkan agar perawat dapat menjadi fasilitator yang baik.
h. Peneliti

Perawat harus dapat berperan sebagai pengidentifikasi atas kasus


yang ada pada keluarga. Karena setiap keluarga memiliki karekter
berbeda, maka terkadang penanganan dan dampak penyakit tersebut
berbeda. Oleh sebab itu, perawat bertindak pula sebagai peniliti yang
kemudian bisa menjadi temuan-temuan baru untuk kesehatan
masyarakat.
i. Modifikasi lingkungan

Perawat harus dapat memodifikasi lingkungan seperti


menyampaikan kepada keluarga dan masyarakat sekitar jika ada
beberapa bagian di lingkungan tersebut yang menjadi penyebab
datangnya penyakit hal ini untuk berguna untuk menciptakan lingkungan
yang.

12
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana perawat mengumpulkan data
secara terus menerus terhadap anggota keluarga. Data yang dikumpulkan
diperoleh dari berbagai sumber antata lain : Wawancara dengan anggota
keluarga, observasi terhadap anggota keluarga dan lingkungannya,
pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota keluarga dan data sekunder
yang berasal dari fasilitas kesehatan (Febrianti, 2014).
Dasar pemikiran dari suatu pengkajian adalah suatu perbandingan,
ukuran atau penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan
norma, nilai, prinsip, aturan, harapan, teori dan konsep yang berkaitan
dengan permasalahan (Dion dan Betan, 2015).
Pengkajian dalam keperawatan keluarga memiliki dua tahapan.
Pengkajian tahap satu berfokus pada masalah kesehatan keluarga.
Pengkajian tahap dua menyajikan kemampuan keluarga dalam melakukan
lima tugas kesehatan keluarga. Namun dalam pelaksanaannya, kedua
tahapan ini dilakukan secara bersamaan (Riasmini dkk, 2017).
Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :

13
a. Data Umum
Dalam proses pengkajian keperawatan keluarga terhadap data
umum keluarga, meliputi :
1) Identitas
Meliputi nama kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan dan
alamat kepala keluarga, komposisi anggota keluarga yang terdiri atas
nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan
dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota
keluarga, dan genogram (genogram dalam tiga generasi).

2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalh yang terjadi dengan jenis tipe keluaga tersebut.
3) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan.
4) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
5) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga yang lainnay. Selain
itu status sosial keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
6) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga
pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu
namun dengan menonton Tv dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga

14
Keluarga sebagai sebuah kelompok akan senantiasa dinamis, selalu
mengalami perkembangan, baik dari sisi psikologis, sosial, ekonomi,
budaya, maupun komposisinya (Bakri, 2020).
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam tahap ini adalah :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan
tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,
yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga darii
pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
Lingkungan rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan
rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan, serta dilengkapi dengan denah
rumah.
1) Karakteristik Rumah Tetangga dan Komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat, diidentifikasikam dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank

15
dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan, serta
dilengkapi dengan denah rumah.
2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat, yang meliuti kebiasaan, limgkungan fisik, aturan
atau kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas Geografis keluarga
Mobilisasi geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan kelusrgs untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga berinteraksi dengan masyarakat setempat.
5) Sistem Pendukung Keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga sehat dan fasilitas yang dimiliki keluarga dan sosial
atau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur Keluarga
1) Pola Komunitas Keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
2) Struktur Kekuatan Keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempegaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur Peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
4) Nilai atau Norma Keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga, yang berhubungan dengan keluarga.
e. Fungsi Keluarga

16
1) Fungsi afektif
Hal yang dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.

2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya, dan perilaku.
3) Fungsi keperawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga meyediakan mekanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan mengenai sehat sakit. Kesanggupan di
dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu
keluarga mampu mengatasi masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit, meciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang terdapat di lingkungan setempat.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan
anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah naggota keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai funhsi ekonomi kwluarga adalah
sejauh mana keluarga memnuhi sandang, papan, dan pangan, serta
sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

17
f. Stress dan Koping Keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang kebih 6 bulan.
Sedangkan stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarag
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor
Sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stresor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarag bial menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode
yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan di klinik.
h. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Analisa Data
Setelah data terkumpul (dalam format pengkajian) maka selanjutnya
dilakukan analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan
konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Di dalam
menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan :
a. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga.
b. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.
c. Karakteristik keluarga.
3. Perumusan Masalah

18
Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah
kesehatan dn keperawatan keluarga. Rumusan kesehatan keluarga dapat
menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena
merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang
situasi kesehatan, lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut oleh keluarga
tersebut.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,
seorang perawat selalu mengacu pada tipologi masalah kesehatan dan
keperawatan serta berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan. Dalam tipologi
masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah besar, yaitu :
a. Ancaman Kesehatan
Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya
penyakit, kecelakaan,dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
b. Kurang atau Tidak Sehat
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
c. Situasi Kritis
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga
dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal daya keluarga.

4. Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan keluarga adalah penilaian klinik mengenai
respon individu, keluarga dan komunitas terhadap permasalahan kesehatan
atau proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa ini memberikan
dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
merupakan tanggung jawab perawat (Andarmoyo, 2012).
Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian
terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan
keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga,
baik yang bersifat actual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan

19
bersama dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya
keluarga (Riasmini dkk, 2017).
Beberapa contoh diagnosa keperawatan keluarga menurut Riasmini
dkk (2017) antara lain :
a. Ketidakefektifan managemen kesehatan dalam keluarga.
b. Ketidakmampuan koping keluarga.
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan.
d. Gangguan proses keluarga.
e. Perilaku kesehatan cenderung beresiko.

5. Kriteria Prioritas Masalah


Prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus
didasarkan pada beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sifat masalah :
1) Ancaman kesehatan.
2) Keadaan sakit atau kuarang sehat.
3) Situasi krisis.
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
Adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau
mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.
c. Potensi masalah untuk dicegah
Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat
dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.
d. Masalah yang menonjol

20
Adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal
beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan
dan kesehatan.
No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah :

a. Aktual (tidak/kurang sehat) 3


b. Ancaman kesehatan
2 1
c. Keadaan sejahtera
1
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah :
2
a. Mudah
1 2
b. Sebagian
0
Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah :

a. Tinggi 3
b. Cukup
2 1
c. Rendah
1
4. Menonjolnya masalah :

a. Masalah berat harus segera ditangani 2


b. Masalah yang tidak perlu segera
1 1
ditangani
0
Masalah tidak dirasakan
Sumber : Riasmini, 2017

Keterangan :
Total skor didapatkan dengan : Skor (total nilai kriteria) x Bobot = Nilai
Angka tertinggi dalam skor

21
Cara melakukan skoring adalah :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
c. Jumlah skor untuk semua kriteria
d. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa
keperawatan keluarga.

6. Intervensi Keperawatan Keluarga


Intervensi atau perencanaan merupakan salah satu tahap dari proses
keperawatan yang dimulai dari penentuan tujuan (khusus dan umum),
penetapan standar dan kriteria serta menentukan perencanaan untuk
mengatasi masalah keluarga (Dion dan Betan, 2015).
Berikut intervensi keperawatan keluarga berdasarkan SDKI, SLKI dan
SIKI :
a. Managemen kesehatan dalam keluarga tidak efektif .
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
managemen kesehatan keluarga meningkat.
2) Kriteria hasil :
a) Kemampuan menjelaskan masalah kesehatan yang dialami
meningkat.
b) Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat.
c) Tindakan untuk mengurangi factor resiko meningkat.
d) Verbalisasi kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan
menurun.
e) Gejala penyakit anggota keluarga menurun.
3) Intervensi :
Dukungan koping keluarga
a) Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
b) Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan tenaga
kesehatan.
c) Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga.
d) Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi.

22
e) Diskusikan rencana medis dan perawatan.
f) Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan
keperawatan jangka panjang.
g) Fasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan peralatan
yang diperlukan untuk mempertahakan keputusan perawatan
pasien.
h) Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia.
b. Ketidakmampuan koping keluarga.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status
koping keluarga membaik.
2) Kriteria hasil :
a) Kepuasan terhadap perilaku bantuan anggota keluarga lain meningkat.
b) Keterpaparan informasi meningkat.
c) Perasaan diabaikan menurun.
d) Kekhawatiran tentang anggota keluarga menurun.
e) Perasaan tertekan menurun.
f) Perilaku menolak perawatan menurun.
g) Ketergantungan pada anggota keluarga lain menurun.
h) Perilaku bertujuan meningkat.
i) Perilaku sehat meningkat.
3) Intervensi :
Promosi Koping
a) Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan
b) Identifikasi kemampuan yang dimiliki.
c) Identifikasi pemahaman proses penyakit.
d) Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan.
e) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
f) Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
g) Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia.
h) Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam.
i) Anjurkan keluarga terlibat.
j) Anjurkan memecahkan masalah secara konstruktif.

23
k) Latih penggunaan teknik relaksasi.
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
pemeliharaan kesehatan meningkat.
2) Kriteria Hasil :
a) Menunjukkan perilaku adaptif.
b) Menunjukkan pemahaman perilaku sehat.
c) Kemampuan menjalankan perilaku sehat meningkat.
d) Menunjukkan minat meningkatkan perilaku sehat.
e) Memiliki sistem pendukung.
3) Intervensi :
Promosi Upaya Kesehatan
a) Identifikasi perilaku kesehatan yang dapat ditingkatkan.
b) Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan.
c) Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan.
d. Gangguan proses keluarga.
1) Tujuan : Setelah dilakukan Tindakan keperawatan diharapkan proses
keluarga membaik
2) Kriteria Hasil :
a) Adaptasi keluarga terhadap situasi meningkat.
b) Kemampuan keluarga berkomunikasi secara terbuka di antara anggota
keluarga meningkat.
c) Ketetapan peran keluarga dan tahap perkembangan keluarga
meningkat.
d) Sikap respek anta anggota keluarga meningkat.
e) Minat keluarga melakukan aktivitas yang positif meningkat.
f) Aktivitas mendukung keselamatan anggota keluarga meningkat.
3) Intervensi :
Promosi Proses Efektif Keluarga
a) Identifikasi tipe proses keluarga.
b) Identifikasi masalah atau gangguan dalam proses keluarga

24
c) Identifikasi kebutuhan perawatan mandiri di rumah untuk klien dan
tetap beradaptasi dengan pola hidup keluarga.
d) Pertahankan interaksi yang berkelanjutan dengan anggota keluarga.
e) Motivasi anngota keluarga untuk melakukan aktivitas bersama.
f) Fasilitasi anggota keluarga melakukan kunjungan rumah sakit.
g) Jelaskan strategi mengembalikan kehidupan keluarga yang normal
kepada anggota keluarga.
h) Diskusikan dukungan sosial dari sekitar keluarga.
i) Latih keluarga manajemen waktu jika perawatan di rumah dibutuhkan.
e. Perilaku kesehatan cenderung beresiko.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perilaku
kesehatan membaik.
2) Kriteria Hasil :
a) Penerimaan terhadap perubahan status kesehatan meningkat.
b) Kemampuan melakukan Tindakan pencegahan masalah kesehatan
meningkat.
c) Kemampuan peningkatan kesehatan.
d) Pencapaian pengendalian kesehatan meningkat.
3) Intervensi :
Promosi Upaya Kesehatan
a) Identifikasi perilaku kesehatan yang dapat ditingkatkan.
b) Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan.
c) Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan.

H. Implementasi Keperawatan
Implementsi adalah tahap pelaksanaan yang dimulai setelah rencana
tindakan disusun. Tujuan dari pelaksanaan ini adalah membantu pasien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping. Selama tahap pelaksanaan, perawat terus melakukan pengumpulan
data dan memilih Tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan

25
kebutuhan pasien. Semua Tindakan keperawatan dicatat ke dalam format
yang telah ditetapkan oleh institusi (Bakri, 2020).
Implementasi pada asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan
pada individu dalam keluarga dan pada anggota keluarga lainnya.
Implementasi yang ditunjukkan pada individu meliputi :
1. Tindakan keperawatan langsung
2. Tindakan kolaboratif dan pengobatan dasar
3. Tindakan observasi
4. Tindakan pendidikan kesehatan (Riasmini dkk, 2017).
Implementasi keperawatan yang ditunjukkan pada keluarga meliputi :
1. Meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, mendorong
sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat untuk
individu dengan cara mengidentifikasi konsekuensi jika tidak melakukan
tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga,
mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat
dan fasilitas yang ada di rumah, mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
4. Membantu keluarga menemukan cara bagimana membuat lingkungan
menjadi sehat, dengan cara menemukan sumber-sumber yang dapat
digunakan keluarga, melakukan perubahan lingkungan keluarga
seoptimal mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara mengenalkan fasilitas yang ada di lingkungan keluarga,
membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada (Riasmini
dkk, 2017).

I. Evaluasi Keperawatan

26
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan
keluarga. Evaluasi bertujusn untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam
mencapai tujuan (Dion dan Betan, 2015). Evaluasi dilakukan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah diberikan, kemudian dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Jika tindakan yang dilakukan belum berhasil,
maka perlu dicari cara atau metode lainnya. Semua tindakan keperawatan
tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga, melainkan
secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga (Bakri, 2020).

BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut
:
1. Keluarga : Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga
2. struktur keluarga terbagi atas :
 Patrilineal
 Matrilineal
 Matrilokal
 Patrilokal

27
3. Sedangkan di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga
tradisional dan tipe keluarga non tradisional.
4. Setiap anggota keluarga memiliki perannya masing - masing
5. Fungsi keluarga yaitu Fungsi afektif, Fungsi sosialisasi, Fungsi
keperawatan kesehatan, Fungsi reproduksidan Fungsi ekonomi

j. Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut :sebagai Pendidik, sebagai


Koordinator , Pelaksana, Konsultan, Kolaborasi, Fasilitator, Peneliti dan
Modifikasi lingkungan

B. SARAN

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan keluarga . Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis berharap bagi yang membaca makalah ini bisa memberikan masukan.

DAFTAR PUSTAKA

Andamoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga: Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bakri H. (2020). Asuhan Keperawatan Keluarga. Pustaka Baru. Yogyakarta

Dion, Y Dan Yasinta B. (2015). Asuhan Keperawatan Keluarga: Konsep Dan


Praktik. Yogyakarta: Nuha Medika

Nursalam. (2015). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep Dan Praktik.


Salemba Medika. Jakarta
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi I Cetakan ke-3. Jakarta: DPP PPNI.

28
PPNI. (2019). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan ke-2. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan ke-2. Jakarta: DPP PPNI.

Zakiudin, A. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerjemah Fariah A, Dkk.


Penerbit Buku Cv. Syntax Computama

29

Anda mungkin juga menyukai