Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KEHILANGAN DAN BERDUKA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tampak sering diam dan melamun dan mengatakan bahwa anakanya belum
meninggal. Klien enggan untuk berbicara dengan orang lain dan tampak menarik diri dari
lingkungannya. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah klien
130/80 mmHg, Nadi: 100x/menit, RR: 22x/menit.
2. Diagnosa keperawatan: kehilangan dan berduka
3. Tujuan:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien dapat
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat.
b. Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
c. Klien merasa lebih tenang
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam
terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambal berjabat tangan dengan klien
b. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap
perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
c. Ajarkan klien teknik relaksasi.

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu. Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, nama saya Sari. Saya
adalah mahasiswa dari POLTEKKES Denpasar Jurusan Kepearwatan. Nama ibu
siapa?”. “Ibu lebih suka dipanggil siapa?”.
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana keadaan ibu hari ini? Apa yang ibu rasakan saat ini?”
c. Kontrak Kerja
“Baiklah ibu, bagaiamana kalua kita berbincang-bincang sebentar? Kita
berbincang-binvang untuk mendiskusikan masalah yang ibu alami. Kira-kira 15
menit saja bu, bagaimana? Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang ibu?.
Bagaimana kalau disini? Baiklah kita akan berbincang-bincang selama 15 menit ke
depan disini saja ya bu?”

2. Fase Kerja
“Ibu, coba ibu ceritakan kepada saya apa yang ibu rasakan saat ini?. Iya ibu, saya
mengerti apa yang ibu rasakan, sabar iya bu”.
“Coba sekarang ibu berpikir kembali jika ibu pulang ke rumah ibu pulang ke rumah ibu
tidak akan bertemu dengan anak ibu karena ia memang sudah meninggal dan itu sudah
menjadi kehendak Tuhan”
“Ibu hidup dan matinya seseorang itu sudah diatur oleh yang Maha Kuasa”.” Tidak ada
satupun yang mau orang yang disayanginya dipanggil oleh yang Maha Kuasa dan tidak
ada yang bisa mengetahuinya kapan hal tersebut terjadi”
“Ibu tidak perlu cemas, ibu masih punya keluarga yang bersedia mendukung dan
membantu ibu dan saya juga yakin ibu pasti memiliki keahlian yang bisa ibu menfaatkan
untuk menunjang kehidupan ibu”.” Apakah ibu bisa memahaminya?”.
“Bagaiamana kalau sekarang saya mencoba membantu ibu untuk mengenal rasa cemas
yang ibu alami? Caranya dengan melakukan Teknik relaksasi, ibu bisa melakukan Tarik
napas dalam, tahan sebentar, dan hembuskan perlahan-lahan melalui mulut”.
“Coba ibu sekarang lakukan sendiri”. “iya ibu bagus sekali, benar seperti itu ibu”.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi (subjektif)
“ Bagaimana perasaan ibu sekarang?” Apakah ibu sudah menyadari apa yang
terjadi sebenarnya pada ibu?”.
b. Evaluasi (objektif)
“Coba ibu sebutkan kembali, apa yang harus ibu lakukan jika sedang dalam
perasaan cemas”
c. Rencana tindak lanjut
“Iya bu betul sekali, ibu melakuan tehnik relaksasi menarik napas dalam jika ibu
sedang dalam kondisi cemas”.
d. Kontrak yang akan datang
“Iya bu karena sudah 15 menit kita berbincang-bincang, saya akhiri perbincangan
kali ini ya bu?”. Besok pagi setelah makan pagi jam 09.00 saya akan kembali ke
ruangan ibu untuk mendiskusikan tentang hobi ibu”. Dimana ibu bisa melakuakn
diskusi dengan saya, bu? “.” Baiklah kalau begitu, besok kita akan berbincang-
bincang selama 20 menit disini ya bu?”, sekarang saya pamit dulu ya bu, selamat
pagi ibu”.

Anda mungkin juga menyukai