Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN DENGAN

BERDUKA DAN KEHILANGAN

Pertemuan ke-1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien Asientes
DO:

Klien tampak sering diam dan melamun dan mengatakan bahwa anaknya belum
meninggal.
Klien enggan untuk berbicara dengan orang lain dan tampak menarik diri dari
lingkungannya.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukan tekanan darah klien 150/100 mmHg,
nadi 110 x/menit, pernapasan 25 x/menit.

DS:

Pasien memastikan anaknya masih ada dan sedang bekerja


Pasien selalu mananyakan anaknya sulungnya pulang jam berapa

2. Kondisi klien RPK


DO:

Keluarga klien mengatakan klien suka marah marah tanpa sebab


Keluarga klien mengatakan klien suka memukul pengendara motor yg lewat ,

DS:

Klien menjawab pertanyaan dengan nada bicara keras dan cepat


Klien nampak tegang saat berinteraksi,

3. Kondisi klien Halusinasi


DO :

Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mendekatkan telinga
ke arah tertentu, dan menutup telinga. Klien tampak kotor, kuku panjang, rambut acak
acakan dan kumis panjang.

DS :
Klien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan, mendengar suara yang
mengajaknya bercakap-cakap, dan mendengar suara menyuruh melakukan sesuatau yang
berbahaya. Klien juga mengatakan dirinya sering tidak bisa tidur karena suara tersebut
terus menerus mengganggunya.

4. Diagnosa Keperawatan
1. Asientes
2. RPK
3. Halusinasi sosial

5. Tujuan khusus
 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien dapat merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat
 Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya
 Klien merasa lebih tenang
 Agar klien dapat mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi
 Agar klien mengenal tata cara perawatan diri
 Agar tercipta ruangan yang tenang dan nyaman untuk klien beristirahat

6. Tindakan keperawatan
- ASIENTAS
 Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam terapeutik,
memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan klien
 Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap
perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi
 Ajarkan klien teknik relaksasi
- RPK
 Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat
perilaku kekerasan.
 Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan: fisik, obat, verbal, spritual.
 Latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul
kasur dan bantal

- Halusinasi
 Jelaskan cara menghardik halusinasi
 Peragakan cara menghardik halusinasi
 Minta klien memperagakan ulang
 Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

Strategi Pelaksanaan 1
1. Fase orientasi (08.00am) (ansietas)
 Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi bu, perkenalkan saya Ira mariam, ibu bisa
panggil saya suster ira. Nama Ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa? Kalau
begitu Ibu saya panggil Ibu M ya? Baiklah Ibu M, saya perawat hari ini yang
bertugas merawat Ibu dari pukul 08.00 sampai 14.00”
 Evaluasi validasi
“Bagaimana keadaan ibu M hari ini? Apa yang ibu rasakan?”
 Kontrak kerja
“Baikalah bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang sebentar? Kita
berbincang-bincang untuk mendiskusikan masalah yang ibu alami. Kira-kira 15
menit saja Bu, bagaimana? Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang, Bu?
Bagaimana kalau di taman? Baiklah kita akan berbincang-bincang selama 15
menit ke depan di taman saja ya bu”
2. Fase Kerja
 “Ibu, coba ibu ceritakan kepada saya apa yang ibu rasakan saat ini “ “ iya bu, saya
mengerti apa yang ibu rasakan, sabar ya bu”
 “coba sekarang ibu berpikir kembali jika ibu pulang ke rumah ibu tidak akan
bertemu dengan anak ibu karena ia memang sudah meninggal dan itu sudah
menjadi kehendak Tuhan”
 “ibu, hidup dan matinya seseorang itu sudah diatur oleh yang maha kuasa “
“ tidak ada satupun yang mau orang yangdisayanginya dipanggil yang Maha
Kuasa dan tidak ada yang bisa mngetehauinya kapan hal tersebut terjadi”
 “Ibu tidak perlu cemas, ibu masih punya keluarga yang bersedia mendukung dan
membantu ibu dan saya juga yakin ibu pasti memiliki keahlian yang bisa ibu
manfaatkan untuk menunjang kehidupan ibu “ “apakah ibu bisa memahaminya?”
 “Bagaimana kalo sekarang saya mencoba membantu ibu untuk mengatasi rasa
cemas yang ibu alami? Caranya dengan melakukan teknik relaksasi, ibu bisa
melakukan tarik napas dalam, tahan sebentar, dan hembuskan perlahan-lahan
melalui mulut”
 “Coba ibu sekarang lakukan sendiri” “ iya bu, bagus sekali, benar seperti itu”
3. Fase terminasi
 Evaluasi ( subjektif)
“Bagaimana perasaan ibu sekarang? Apakah ibu sudah menyadari apa yang
sebenarnya terjadi pada ibu ?”
 Evaluasi (objektif)
“Coba ibu sebutkan kembali, apa yang harus ibu lakukan jika ibu sedang dalam
perasaan cemas”
 Rencana tindak lanjut
“Iya bu betul sekali, ibu melakukan teknik relaksasi menarik napas dalam jika ibu
sedang dalam kondisi cemas”
 Kontrak yang akan datang
“Ya bu karena sudah 15 menit kita berdiskusi, saya akhiri diskusi kali ini ya bu,
besok pagi setelah makan pagi jam 9, saya akan kembali ke ruangan ibu untuk
mendiskusikan tentang hobi ibu” “ dimana ibu bisa melakukan diskusi dengan
saya, bu? baiklah kita akan berdiskusi di taman saja ya? apakah 20 menit cukup
bu? baiklah kalau begitu, besok kita akan berdiskusi selama 20 menit di taman ya
bu “ sekarang saya pamit dulu ya bu, selamat pagi

1.Fase orientasi (10.00am) RPK

 “Assalamualaikum, selamat pagi buk, perkenalkan nama saya ira mariam ,saya biasa di
panggil ira . Saya mahasiswa Poltekkes tanjungkarang yang bertugas untuk merawat ibu.
Hari ini saya dinas dari jam 10.00 pagi ini. Nama ibu siapa? Biasa di panggil apa?”
 Evaluasi/validasi
 “ Bagaimana keadaan ibu sekarang? Apa yang ibu rasakan saat ini? Tampaknya ibu
sedang memikirkan sesuatu?”
 -kontrak
 Topik
 “ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang masalah yang ibu rasakan”
 waktu
 “ Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kaalau 10 menit,
 Tempat
 Bagaimana kalau kita berbincang di ruang tamu buk

2. Fase Kerja

 Apa yang menyebabkan ibu marah? Apakah sebelumnya ibu pernah marah? Apa
penyebabnya? Samakah dengan sekarang? Ooo..
 jadi ada dua penyebab marah ibu ya”
 “Pada saat ibu sedang marah apayang ibu rasakan?
 “Apakah ibu merasa kesal, terus dada ibu berdebar –
 debar, mata
 melotot, rahang terkatup rapat dan tangan mengepal?”
 “Setelah itu apa yang ibuk lakukan? Ibu belajar cara mengungkapkan marah dengan
 baik tanpa menimbulkan kerugian?”
 “Ada beberapa cara mengatasi marah,buk. Salah satunya dengan cara
 fisik. Jadi menyalurkan marah lewat kegiatan fisik. Dari beberapa cara
 tadi bagaimana jika kita belajar satu cara dulu?”
 “Begini buk, jika tanda-tanda marah tadi sudah buk rasakan, maka buk berdiri, lalu tarik
napas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan napas perlahan-lahan melalui mulut
sambil membayangkan bahwa ibu sedang mengeluarkan kemarahan. Silahkan ibu
mencoba melakukannya. Bagus...coba lakukan sampai lima kali.bagus sekali ibu sudah
bisa melakukannya. Bagaimana
 perasaanya?”
 “Nah, sebaiknya latihan ini ibu lakukan secara rutin, sehingga jika
 sewaktu-waktu rasa marahnya muncul, ibu sudah terbiasa melakukannya.”

3. Fase Terminasi

 “Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang


 -bincang tentang
 kemarahan ibu?”
 “Ya jadi ada dua penyebab marahnya ibu (sebutkan), dan yang ibu rasakan (sebutkan),
yang ibu lakukan (sebutkan) serta
 akibatnya (sebutkan).”
 “Coba selama saya tidak ada ibu mencoba mengingat lagi penyebab marah ibu yang lalu,
apa yang ibu lakukan bila marah, yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan nafas
dalamnya ya buk.”
 “baik, bagaimana jika dua jam lagi saya datang dan kita latihan cara
 yang lain untuk mencegah atau mengontrol marah. Tempatnya disini
 saja buk. Selamat pagi.”

1. Fase Orientasi (13.00) Halusinasi

 Salam Terapeutik : ”Selamat pagi, bu? Saya perawat ira mariam mahasiwa
poltekkes yang praktik disini dari jam 08:00-13:00. Boleh saya kenalan dengan ibu ?
Nama ibu siapa? Senangnya dipanggil siapa?”
 Evaluasi Validasi : ”Bagaimana perasaan bu hari ini? Tidurnya nyenyak gak
semalam?”
 Kontrak :
Topik :
”Bagaimana kalau kita hari ini berbincang-bincang mengenai cara mengontrol suara
yang sering bu dengar agar suara itu tidak muncul lagi dengan cara menghardik.”
Waktu :
“Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja, apa bu
setuju?”
Tempat :
”Dimana tempat yang menurut bu cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau di ruang tamu? Ibu setuju?”

2. Fase Kerja
” Nah jadi ibu kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik. Caranya seperti
ini: Saat suara-suara itu muncul, langsung bu bilang dalam hati, “Pergi! Saya tidak
mau dengar. Kamu suara palsu.” Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak
terdengar lagi. Coba bu peragakan! Nah begitu, bagus! Coba lagi! Ya bagus ibu
sudah bisa. Jadi jika suara itu muncul lagi, ibu lakukan cara ini ya”

3. Fase Terminasi
 Evaluasi Subyektif : ”Nah jadi begitu ibu. Saya senang sekali ibu mau berbincang-
bincang dengan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?”
 Evaluasi Obyektif : ”Sekarang coba ibu simpulkan pembicaraan kita tadi. Coba
sebutkan cara untuk mencegah suara itu agar tidak muncul lagi.”
 Tindak Lanjut : ”Nanti kalau suara itu terdengar lagi, ibu terus praktekkan cara
yang telah saya ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran ibu .”
 Kontrak yang Akan Datang :”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi
tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara yang kedua yaitu dengan cara
bercakap cakap dengan orang lain. Sampai ketemu besok pagi.”
Strategi Pelaksanaan 2
A. Fase orientasi (10.00) RPK

 “Selamat pagi buk, sesuai janji saya dua jam yang lalu, sekarang saya datang lagi untuk
berdiskusi dengan ibu tentang mengontrol marah dengan cara fisik, untuk cara yang
kedua.”
 “Bagaimana buk ? Berapa lama? Disini saja ya?”

B. Fase kerja

 Jika ada sesuatu yang membuat ibu merasa jengkel, selain dengan napas dalam, bapak
juga bisa mengontrolnya dengan memukul kasur atau bantal.”
 “Sekarang mari kita latihan memukul bantal atau kasur. Nah, mana kamar bibu? Jadi, jika
nanti ibu merasa kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul bantal atau kasur. Nah, coba ibu lakukan. Bagus... ibu
 dapat melakukannya
 “Kekesalan dilampiaskan pada kasur dan bantal.”
 “Cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada rasa marah. Dan jangan lupa
rapikan
 embali tempat tidurnya.”

C. Fase terminasi

 Bagaimana perasaan ibu setelah latihan menyalurkan amarah?”


 Ada berapa cara yang sudah kita latih? Coba sebutkan lagi. Bagus!”
 “Sekarang mari kita masukkan jadwal latihan memukul kasur dalam aktivitas ibu. Lalu
bila ada keinginan marah sewaktu-waktu segera gunakan kedua caratadi ya bu.”
 “Besok pagi kita berjumpa lagiuntuk belajar cara mengontrol amarah dengan belajar
bicara yang baik.”
 “Sampai jumpa.”

A. Fase Orientasi (13.00) Halusinasi

 Salam Terapeutik : ”Selamat pagi, ibu? Bagaimana kabarnya hari ini? ibu masih
ingat dengan saya? Saya perawat ira yang kemarin. ibu sudah mandi belum? Apakah
ibu sudah makan?
 Evaluasi Validasi : ”Kemarin kita sudah berdiskusi tentang halusinasi, apakah ibu
bisa menjelaskan kepada saya tentang isi suara-suara yang ibu dengar dan apakah ibu
bisa mempraktekkan cara mengontrol halusinasi yang pertama yaitu dengan
menghardik?”
 Kontrak :
Topik :
”Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruang tamu
mengenai cara-cara mengontrol suara yang sering ibu dengar dulu agar suara itu tidak
muncul lagi dengan cara yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.
Waktu :
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja, apa ibu
setuju?”
Tempat :
”Dimana tempat yang menurut ibu cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau di ruang tamu? Ibu setuju?”
B. Fase Kerja
”Kalau ibu mendengar suara yang kata ibu kemarin mengganggu dan membuat ibu
jengkel. Apa yang ibu lakukan pada saat itu? Apa yang telah saya ajarkan kemarin
apakah sudah dilakukan?”
”Cara yang kedua adalah ibu langsung pergi ke perawat. Katakan pada perawat
bahwa ibu mendengar suara. Nanti perawat akan mengajak ibu mengobrol sehingga
suara itu hilang dengan sendirinya. Nanti perawat akan mengajak ibu berbincang
dengan topik yng ibu suka? Misalnya tentang makanan, atau tentang olahraga
misalnya sepak bola dsb.”

C. Fase Terminasi
 Evaluasi Subyektif : ”Nah jadi begitu bu. Saya senang sekali bu mau berbincang-
bincang dengan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?”
 Evaluasi Obyektif : ”Jadi seperti yang ibu katakan tadi, cara yang mas pilih untuk
mengontrol halusinasinya adalah?”
 Tindak Lanjut : ”Nanti kalau suara itu terdengar lagi, ibu terus praktekkan cara
yang telah saya ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran mas.”
 Kontrak yang Akan Datang :”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi
tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu menyibukkan diri
dengan kegiatan yang bermanfaat. Kalau begitu saya permisi dulu ibu. Sampai
ketemu besok pagi.”
Strategi Pelaksanaan 3
1. Fase orientasi (10.00) RPK
 “Selamat pagi buk, kemarin sudah kita pelajari bahwa jika ibu marah dan muncul
perasaan kesal, berdeba-debar, mata melotot, ibu juga bisa memukul bantal atau kasur.”

 “Bagaimana perasaan ibu setelah melakukannya?”

 “Coba saya liat jadwal kegiatannya. Bagus! Nah, jika kegiatan napas dalam dan latihan
memukul bantal tulis M (Mandiri). Jika diingatkan perawat tulis B (dengan bantuan).
Jika tidak dilakuka tulis T (belum bisa melakukan.”

 “Sesuai janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi untuk berdiskusi dengan ibu,
tentang mengontrol amarah dengan belajar bisara yang baik.”

 “Bagaimana buk? Berapa lama? Disini saja ya?

2. Fase kerja
 “Jika rasa marah sudah disalurkan dengan cara bernapas dalam atau memukul kasur,
setelah lega kita berbicara kepada orang yang membuat kita marah, ada tiga caranya
yaitu:

 Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar

 Menolak dengan baik, bila ada yang menyuruh dan ibu tidak ingin melakukannya,
katakan: maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan. Coba ibu
praktekkan. Bagus!

 Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal,
katakan: saya jadi ingin marah dengan perkataan mu itu, tetapi tidak dengan nada kasar
apalagi mengancam. Coba bapak praktekkan. Bagus, buk!
3. Fase Terminasi
 Nah, bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang mencegah marah
dengan berbicara yang baik?”

 “ Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang sudah kita pelajari. Bagus.”

 “ bagaimana jika besok kita bertemu lagi untuk membicarakan cara mengatasi marah
yang lain, yaitu dengan cara berdoa ya buk? Berapa lama? Disini saja? Baik sampai
jumpa

Fase Orientasi (13.00) Halusinasi

 Salam Terapeutik : ”Selamat pagi, ibu? Bagaimana kabarnya hari ini? ibu masih
ingat dengan saya? Saya perawat ira yang kemarin. ibu sudah mandi belum? Apakah
mas sudah makan?
 Evaluasi Validasi : ”Kemarin kita sudah berdiskusi tentang halusinasi, apakah ibu
bisa menjelaskan kepada saya cara mengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan
bercakap-cakap dengan orang lain?”
 Kontrak :
Topik :
”Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruang tamu
mengenai cara-cara mengontrol suara yang sering ibu dengar dulu agar suara itu tidak
muncul lagi dengan cara melakukan aktifitas / kegiatan harian.”
Waktu :
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja, apa ibu
setuju?”
Tempat :
”Dimana tempat yang menurut ibu cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau di ruang tamu? ibu setuju?”

Fase Kerja

 ”Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang
cara pertama dan kedua, cara lain dalam mengontrol halusinasi yaitu cara ketiga
adalah ibu menyibukkan diri dengan berbagi kegiatan yang bermanfaat. Jangan
biarkan waktu luang untuk melamun saja. Jika ibu mulai mendengar suara-suara,
segera menyibukkan diri dengan kegiatan seperti menyapu, mengepel, atau
menyibukkan dengan kegiatan lain. Sekarang mas coba sebutkan apa yang bisa
mas lakukan? Baiklah kalo begitu lakukan kegiatan itu saat mas ada waktu
luang”

Fase Terminasi

 Evaluasi Subyektif : ”Nah jadi begitu ibu. Saya senang sekali ibu mau berbincang-
bincang dengan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?”
 Evaluasi Obyektif : ”Jadi seperti yang ibu katakan tadi, cara yang ibu pilih untuk
mengontrol halusinasinya adalah?”
 Tindak Lanjut : ”Nanti kalau suara itu terdengar lagi, ibu terus praktekkan cara
yang telah saya ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran ibu .”
 Kontrak yang Akan Datang :”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi
tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara cara yang keempat yaitu dengan
patuh obat. Kalau begitu saya permisi dulu ibu. Sampai ketemu besok pagi.”
Strategi Pelaksanaan 4
A. Fase orientasi (10.00) RPK
 “ Selamat pagi ibu, bagaimana perasaan ibu hari ini”
 “ Kemarin sudah kita pelajari bahwa jika ibu akan marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam maka
 Ibu juga bisa memukul bantal atau kasur”
 “ Kemudian setelah amarahnya reda, ibu bisa bicara baik -baik kepada orang yang
membuat bapak marah. Nah, bagaimana sudah dilatih semuanya? Bagus! Bagaimana
perasaan marahnya?”
 “ Hari ini kita akan bicara mengenai cara mencegah amarah dengan cara ibadah.”
 “ Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Berapa lama? Bagaimana jika 15 menit?”

B. Fase kerja
 “ Selamat pagi ibu, bagaimana perasaan ibu hari ini”
 “ Kemarin sudah kita pelajari bahwa jika ibu akan marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam maka
 Ibu juga bisa memukul bantal atau kasur”
 “ Kemudian setelah amarahnya reda, ibu bisa bicara baik -baik kepada orang yang
membuat bapak marah. Nah, bagaimana sudah dilatih semuanya? Bagus! Bagaimana
perasaan marahnya?”
 “ Hari ini kita akan bicara mengenai cara mencegah amarah dengan cara ibadah.”
 “ Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Berapa lama? Bagaimana jika 15 menit?”

C. Fase terminasi
 Coba ceritakan kegiatan ibadah yang ibu lakukan. Bagus... Wah
 banyak sekali. Yang mana yang mau kita coba?”
 “Nah, jika ibu sedang marah, coba ibu langsung duduk dan tarik napas dalam, jika tidak
reda juga segera rebahkan badan agar rileks. Bila masih tidak reda juga, segera berdoa
lagi.”
 “ibu bisa berdoa secara teratur untuk mencegah kemarahan jangan lupa memohon ampun
 kepada tuhan dan memohon agar terlindungi dari sifat pemarah.”
A. Fase Orientasi (13.00) Halusinasi

 Salam Terapeutik : ”Selamat pagi, ibu? Bagaimana kabarnya hari ini? ibu masih
ingat dengan saya? Saya perawat ira yang kemarin. ibu sudah mandi belum? Apakah
ibu sudah makan?
 Evaluasi Validasi : ”Kemarin kita sudah berdiskusi tentang halusinasi, apakah ibu
bisa menjelaskan kepada saya cara mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu dengan
melakukan kegiatan sehari2?”
 Kontrak :
Topik :
”Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruang tamu
mengenai cara-cara mengontrol suara yang sering ibu dengar dulu agar suara itu tidak
muncul lagi dengan cara patuh obat.”
Waktu :
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja, apa ibu
setuju?”
Tempat :
”Dimana tempat yang menurut ibu cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau di ruang tamu? ibu setuju?”

B. Fase Kerja
“Ini obat yang harus diminum oleh ibu setiap hari. Obat yang warnanya kuning .ini
namanya.... dosisnya .....mg dan yang warna putih.dosisnya.....mg. Kedua obat ini
diminum. 2 kali sehari siang dan malam, kalau yang warna biru minumnya satu kali
sehari. Obat yang warnanya kuning ini berfungsi untuk mengendalikan suara yang
sering ibu dengar sedangkan yang warnanya putih agar mas tidak merasa gelisah. Kedua
obat ini mempunyai efek samping diantaranya mulut kering, mual, mengantuk, ingin
meludah terus, kencing tidak lancar. Sudah jelas ibu? Tolong nanati ibu sampaikan ke
dokter apa yang ibu rasakan setelah minum obat ini. Obat ini harus diminum terus,
mungkin berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kemudian ibu jangan berhenti minum
obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala seperti yang ibu alami sekarang akan muncul
lagi, jadi ada lima hal yang harus diperhatikan oleh ibu pada saat mionum obat yaitu
beanr obat, benar dosis, benar cara, benar waktu dan benar frekuensi. Ingat ya ibu”

C. Fase Terminasi
 Evaluasi Subyektif : ”Nah jadi begitu ibu. Saya senang sekali ibu mau berbincang-
bincang dengan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?”
 Evaluasi Obyektif : ”Jadi seperti yang ibu katakan tadi, cara yang ibu pilih untuk
mengontrol halusinasinya adalah?”
 Tindak Lanjut : ”ibu harus rutin minum obatnya ya dan juga sesuai dosis agar
suara2 itu tidak muncul lagi”
 Salam Terapetik: “Kalau begitu selamat pagi ibu”

Anda mungkin juga menyukai