Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN HIGH ALERT

RSIA AMANAH SUMPIUH


Jl. Raya Kebokura No. 37, Sumpiuh
Banyumas. 53195
Telp. (0282) 497548
email : rsia.amanah@yahoo.com
rsiaamanahsumpiuh@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
High alert medications memiliki resiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan
komplikasi ,efek samping,atau bahay. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis
terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena insiden yang tinggi akan terjadinya
kesalahan.Metode untuk meminimalisir kesalahan ini meliputi beberapa strategis seperti :
1. Menyediakan akses informasi mengenai high alert medications
2. Membatasi akses terhadap high alert medications
3. Menggunakan label dan tanda “peringatan” untuk high aleet medications
4. Menstandarisasi prosedur instruksi atau peresepan,penyimpanan,persiapan dan pemberian
high alert medications
5. Melakukan prosedur pengecekan ganda (untuk obat-obat tertentu)

B. TUJUAN
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit atau fasilits kesehatan lainnya mengenai
kebijakan manajemen dan pemberian obat-obatan yang btergolong dalam kategori high
alert medications (obat-obatan dengan kepaswadaan).
2. Meningkatkan kewaspadaan akan high alert medications sehingga meningkatkan
keselamatan pasien.
3. Memeberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi terjadinya
kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan potensi resiko terhadap pasien.
BAB II
DEFINISI

High Alert Medications adalah obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan
terjadinya kesalahan atau kesalahan serius (sentinel enent) dan obat yang beresiko tinggi
menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan.
Kelompok obat high alert anatara lain obat NORUM / LASA,Elektrolit Konsentrat tinggi dan
obat-obat Sisostatika.
Elektrolit pekat adalah larutan yang bersifat hipertonis dimana konsentrasi pelarut lebih besar
dari pada zat terlarut, untuk itu penggunaan larutan elektrolit pekat harus di pantau. Contoh
elektrolit konsentrat yang ada di RS adalah Pottasium Chloride 7,40% (kcl), NaCl 35.
Prinsip yang diterapkan dalam pengelolaan High Alert Medications antara lain :
1. Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dengan cara ;
 Mengurangi jumlah High Alert Medications pada suatu unit.
 Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia.
 Mengurangi penggunaan High Alert Medications sebisa mungkin.
2. Melakukan pengecekan ganda.
3. Meminimalisasi konsekuensi kesalahan.
 Memisahkan dengan obat-obat dengan nama atau label yang mirip
 Meminimalisasi instruksi verbal dan menghindari penggunaan singkatan
 Membatasi akses terhadap High Alert Medications
 Menggunakan tabel dosis standar
4. Vial yang mengandung konsentrat elektrolit tidak boleh disimpan di lingkup atau perawatan
pasien.
5. Obat-obatan yang digunakan di emergensi medis (misalnya kondisi mengancam nyawa yang
bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan untuk mengikuti panduan dan prosedur penggunaan
High Alert Medications.
Tujuan dibuat panduan ini adalaH sebagai berikut :
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit mengenai kebijakan manajemen dan pemberian
obat-obatn yang tergolong dalam ketegori high alert medications (obat-obat dengan
pengawasan)
2. Meningkatkan kewaspadaan akan high alert medications sehingga meningkatkan
keselamatan pasien.
3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan meminimalisasi terjadinya kesalahan-kesalahan
potensi risiko terhadap pasien.
BAB III
RUANG LINGKUP

Panduan ini digunakan sebaga acuan rumah sakit mengenai kebijakan manajemen dan
pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori high alert medications (obat-obatan
dengan pengawasan) yang meliputi :
a. Kebijakan
b. Prinsip

A. KEBIJAKAN
1. High alert medications memiliki resiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan
komplikasi, efek samping atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis
terapetik dan keamanan yang sempit atau karena insiden yang tinggi akan terjadinya
kesalahan.
2. Rumah sakit menggunakan beberapa strategi untuk meminimalisasi kesalahan obat-obat
yang perlu diwaspadai yaitu :
 Menyediakan akses informasi mengenai high alert medications
 Membatasi akses terhadap high alert medications
 Menggunakan label dan tanda “peringatan” untuk high alert medications
 Memisahkan obat-obat dengan nama atau label atau kemasan yang mirip
 Menstandarisasi prosedur instruksi atau peresepan, penyimpanan, persiapan, dan
pemberian high alert medications
 Dokter tidak menggunakan singkatan tidak lazim dalam enulisan resep dan instruksi
terapi di rekam medis
 Melakukan prosedur pengecekan ganda untuk obat-obat tertentu
3. Obat-obat jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau ulang
dalam audit dan revisi high alert medicaitons oleh Panitia Farmasi dan Terapi.
4. Berikut adalah obat-obatan yang termasuk dalam kategori high alert medications :
a. Adrenergik agonis intra vena
b. Anastesi umum inhalasi
c. Anastesi umum intra vena
d. Antiaritmia intra vena
e. Antitrombotik
f. Sitosmatik atau obat kemoterapi
g. Obat hipoglikemi oral (antidiabetik oral)
h. Insulin
i. Sedativ intra vena
j. Sedatif oral untuk anak
k. Narkotik opioid
l. Neuromuscular blocking agent
m. Larutan konsentrat
n. Dextrose hipertonik
o. Sodium chloride hipertonik
p. Obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike)
(daftar obat LASA di RSIA Amanah Sumpiuh terlampir)
5. Vial yang mengandung konsentrat elektrolit (misalnya KCL) tidak boleh disimpan di
lingkup/area perawatan pasien.
6. Konsetrat elektrolit hanya disimpan di Depo Farmasi atau Gudang.
7. Obat-obatn yang digunakan dalam emergensi medis (misalnya : kondisi mengancam
nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan untuk mengikuti Pedoman dan
Prosedur Penggunaan High Alert Medications.

B. PRINSIP
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
a. Mengurangi jumlah high alert medications yang disimpan di suatu unit
b. Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia
c. Hindarkan penggunaan high alert medications sebisa mungkin
2. Lakukan pengecekan ganda
3. Meminimalisasi konsekuensi kesalahan dengan cara :
a. Pilih konsentrasi obat yang terkecil. Jika terpaksa harus menggunakan dengan dosis
yang lebih besar, pilih obat dengan nama dagang yang berbeda. Misal : sediaan
Midazolam disediakan Miloz 5 mg/ml dan untuk dosis yang lebih besar digunakan
Sedacum 15 mmg/3 ml.
b. Pisahkan obat-obat dengan nama atau label yang mirip
c. Minimalisasi instruksi lisan dan hindarkan penggunaan singkatan
d. Batasi akses terhadap high alert medications
e. gunakan tabel dosis standar 9daripada menggunakan dosis perhitungan berdasarkan
berat badan atau fungi ginjal, dimana rentan terjadi kesalahan)
BAB III
TATA LAKSANA

Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi, mempersiapkan,
memberikan obat, dan menyimpan high alert medications.
A. PROSEDUR
1. Peresepan / Instruksi Terapi
a. Resep harus tulisan asli dokter dengan penulisan yang jelas, lengkap dan benar sesuai
panduan peresepan RSIA Amanah Sumpiuh
b. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medications
c. Instruksi di rekam medis harus mencakup minimal : (kecuali kemoterapi sesuai
kebijakan)
1. Nama pemberi instruksi dan nama penulis resep
2. Nama pasien dan no rekam medis
3. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
4. Nama obat, dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian setiap obat
5. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
2. Penyimpanan
a. High Alert Medications yang disimpan di instalasi farmasi, ditempatkan secara
terpisah dari obat lainnya dan diberikan label/peringatan di setiap kotak penyimpanan
obat.
b. High Alert Medications yang ada di ruang perawatan disimpan dalam kotak
emergensi kit yang memiliki kunci dispossible bernomor dan diberi label/peringatan
“high alert medications” pada setiap obat.
c. Penyimpanan elektrolit konsentrat.
1) Elektrolit konsentrat hanya disimpan di depo farmasi dan gudang logistic medis
2) Disimpan terpisah dari obat lain
3) Diberi wadah tambahan pada setiap satu botol elektrolit konsentrat dan diberi
label “High Alert-Elektrolit konsentrat-harus diencerkan”
d. Penyimpanan narkotika dan psikotropika
1) Narkotika di depo farmasi disimpan pada lemari dengan kunci ganda. Kunci
disimpan oleh dua petugas frmasi yang berbeda, yang saat itu jaga, untuk
menjamin keamanannya.
2) Petugas farmasi yang ditunjuk atau yang didelegasikan dengan tepat harus
menyimpan atau menjaga kunci lemari narkotika, selama petugas tersebut tidak
ada di depo farmasi maka harus menyerahkan kepada petugas yang ditunjuk.
3) Setiap pergantian shif petugas yang memegang kunci narkotik melakukan serah
terima dengan petugas berikutnya dan mencatat buku serah terima kunci lemari
narkotik.
4) Ruang perawatan hanya menyimpan narkotika di dalam emergensi kit.
5) Psikotropika disimpan pada lemari terpisah dan terkunci. Kunci dibawa oleh
petugas farmasi yang ditunjuk. Setiap pergantian shift petugas yang memegang
kunci peikotropika melakukan serah terima denga petugas selanjutnya dan
mencatat dalam buku serah terima kunci lemari psikotropika.
e. Penyimpanan obat LASA
LASA atau NORUM disimpan tidak bersisihan dan diberi label LASA Pda setiap
kotak penyimpanannya maupun pada setiap ampul dan vialnya (untuk obat injeksi)
3. Penyiapan
a. Penyiapan obat high alert di lakukan oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian
dengan memberikan garis bawah setiap obat high alert diresep dengan tinta merah
b. Pengecekan dilakukan oleh dua orang petugas farmasi yang berbeda dan petugas
membutuhkan tanda tangan sebagai bukti double check
c. Setiap high alert medications sebelum diberikan label “high alert”pada setiap
kemasan terkecil (untu obat injeksi) dan pada plastik etiket obat (untuk obat tablet)
d. Infus intravena yang mengandung high alert medications harus diberikan label high
alert medications.
4. Pemberian Obat
a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double chek) terhadap semua
high alert medications sebelum diberikan kepada pasien.
b. Perawat wajib mendokumentasikan pemberian obat high alert medications pada
catatan pemberian obat di rekam medis.
c. Perawat melakukan monitoring secara periodik selama pasien menerima high alert
medications.
d. Pengecekan ganda terhadap High Alert Medications
 Tujuan : identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau pengecekan
ganda oleh petugas kesehatan (sebagai orang kedua) sebelum memberikan obat
dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan akurasi.
 Kebijakan :
1) Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan High Alert Medications
tertentu / spesifik dan di saat pelaporan penggantian jaga atau saat melakukan
transfer pasien
2) Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau pada catatan
pemberian obat pasien.
3) Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang untuk
menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-obatan, antara lain :
perawat, petugas farmasi, dan dokter.
4) Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang, teknisi, atau
perawat lainnya. (petugas tidak boleh sama dengan petugas pengecekan
pertama)
5) Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda / verifikasi oleh
orang kedua dilakukan pada kondisi –kondisi seperti berikut :
a) Setiap akan memberikan injeksi obat
b) Untuk infus :
(1) Saat terapi inisial
(2) Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
(3) Saat pemberian bolus
(4) Saat pergantian jaga rawat atau transfer pasien
(5) Setiap terjadi perubahan dosis obat
c) Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari dokter
 Prosedur :
1) Untuk dosis atau inisial infus baru
a) Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal dibawah ini untuk
menjalani pengecekan ganda oleh petugas kedua adalah :
(1) Obat-obatan pasien dengan label yang masih intak
(2) Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau
resep/instruksi tertulis dokter
(3) Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
b) Petugas kedua akan memastikan hal-hak berikut ini :
(1) Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
(2) Perawat harus memverifikasi bahwa obat yang hendak diberikan telah
sesuai dengan instruksi dokter
(3) Obat memenuhi syarat 7 benar
(4) Membaca label dengan suara lantang kepada perawat untuk
memverifikasi kelima persyaratan ini :
(a) Obat Tepat
(b) Dosis atau kecepatan tepat, termasuk pengecekan ganda mengenai
perhitungan verifikasi pompa infuse
(c) Rute pemberian tepat
(d) Frekuensi / nterval tepat
(e) Diberikan kepada pasien yang tepat
c) Pada beberapa kasus harus tersedia juga kemasan / vial obat untuk
memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah obat yang benar, misalnya
: dosis insulin
d) Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan
kedua petugas yakin bahwa obat telah sesuai, lakukan pencatatan pada
rekam medis / catatan pemberian medikasi pasien
e) Petugas kedua harus menulis “dicek oleh” dan diisi dengan nama
pengecek
f) Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada pasien
g) Pastika infus berada pada jalur / selang yang benar dan dilakukan
pengecekan selang infus mulai dari larutan / cairan infus pompa infus
hingga tempat insersi selang
h) Pastikan pompa infus terprogram dengan kecepatan pemberian yang tepat,
teremasuk ketepatan berdasarkan berat badan pasien
2) Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawatan atau transfer pasien
a) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini :
(1) Obat yang diberikan harus memenuhi persyaratan 5 benar
(2) Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang kepada
perawat sebelumnya untuk memverifikasi persyaratan 5 benar (seperti
yang telah disebutkan di atas)
b) Saat pengecekan telah selese dan kedua perawat yakin bahwa obat telah
sesuai, lakukan pencatatan pada bagian “pengecekan” oleh perawat di
rekam medis pasien
c) Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien,
memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis
dan tujuannya (pasien dapat juga berperan sebagai pengecek jika
memungkinkan)
d) Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat kontinu
harus diberikan melalui pompa infus IV atau pompa syiringe. Setiap
gelang infus harus diberi label dengan nama obat yang diberikan di ujung
distal selang dan pada pintu masuk pompa (untuk mempermudah
veritifikasi dan meminimalkan kesalahan)
e) Pada situasi emergensi, dimana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda
dapat menghambat / menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif
terhadap pasien, perawat atau dokter harus menentukan dan memastikan
bahwa kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi dan perlu
ditatalaksanakan segera sehingga pengecekan ganda dapat ditunda.
Petugas yang memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua
terapi obat yang dibeerikan sebelum memberikannya kepada pasien.
f) Oabt yang tidak digunakan, dikembalikan kepada farmasi untuk diretur.
B. PEMBERIAN OBAT PEDIATRIK DA NEONATUS
High alert medications pada neonatus dan pediatrik serupa dengan obat-obatn pada
dewasa, ditambah dengan penggunaan Chloral hydrate (semua jalur pemberian). Pemberian
chloral hydrate untuk sedasi :
a) Kesalahan yang sering terjadi :
 Dosis tertukar karena terdapat 2 sediaan : 250 mg/ml dan 500 mg/ml.
 Instruksi sering dalam bentuk satuan volume (ml), dan bukan dalam dosis mg.
 Pasien agitasi sering mendapat dosis multipel sebelum dosis yang pertama mencapai
efek puncaknya sehingga mengakibatkan terjadinya over dosis.
b) Tidak boleh untuk penggunaan di rumah
c) Perawat dan dokter memonitor semua anak yang diberikan chloral hydrate untuk sedasi
pre-operatif sebelum dan setelah prosedur dilakukan buatlah rencana resusitasi dan
pastikan tersedianya peralatan resusitasi
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Dokumentasi
Pengecekan Ganda
 Dicatat pada catatan pemberian obat pasien
 Dokumentasi tambahan meliputi inisial pengecek kedua :
 Menulis inisial di lembar catatan pemberian obat di kolom dan baris yang sesuai
dengan tanggal dan jam pengecekan (menulis inisial petugas yang melakukan injeksi)
 Jika petugas pengecek kedua berbeda dengan petugas injeksi HAM (High Alert
Medications) maka ditulis : (misal pengecek kedua) / (inisial petugas injeksi), contoh
: AR/IN

B. Pelabelan

Bentuk & isi


No Kategori Yang diberi label Petugas
label
1 Pompa Infus Terlampir Selang infus bagian Perawat yang
distal & spiut memberikan
high alert
medications
2 LASA Terlampir Obat oral pasien rawat Petugas
inap ditempel di etiket pelayanan
farmasi
Obat injeksi di lehel
ampul atau di vial
Kotak penyimpanan
3 High Alert
Nacl 3% Terlampir Botol Infus Nacl 3% Logistik
Elektrolit konsentrat Terlampir Obat Elektrolit Logistik
(KCL,D40,MgSO4 Konsentrat
40%,Meylon)
Ruang penyimpanan Terlampir Wadak/kotak Petugas Farmasi
penyimpanan obat
DAFTAR PUSTAKA

1. Wisconsin Patient Safety Institute. Model high alert medications policy & procedures.
Wisconsin: WPSI; 2004
2. Institute for Safe Medications Practices (ISMP). ISMP’s list high alert medications.
ISMP;2012
3. The University of Kansas Hospital. High alert medications double-check.
4. Medicatons management. Corporate Policy Manual. Volume 2. Kansas;2010.
5. John Dempsey Hospital-Departement of Pharmacy. High alert medications. Dalam
6. Pharmacy practice manual. Connecticut: University of Connecticut Health Center;2008.
7. Cohen M, Kilo C. High-alert medications: safeguarding against errors.
Dalam: Cohen M, peny. Medication errors. USA: American Hospital Association, Health
Research & Educational Trust, Institute for Safe Medications Practices; 2002.
8. Regional Pharmacy Nursing Committee. Regional high-alert medication safety practices.
Regional Pharmacy and Terapeutic Committee; 2010.
9. Koczmara C. High alert medications: no room for errors. Kanada:
ISMP; 2003.
10. Graham 5, Clopp MP, Kostek NE, Crawford B. Implementation of a high-alert medication
program. The Permanente Journal. 2008;12:15- 22
11. Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO). High-alert

medications and patient safety. mt j Qual Health Care. 2001;13:339-40.

12. Cabral K, Wendler L. High alert medications, polypharmacy & avoidable hospitalizations:
Practice Improvement Series Meeting (PRISM). 2011.
High Alert medications adalah obat-obatan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk
menyebabkan atau menimbulkan adanya komplikasi atau membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis,interval,dan pemilihannya). Berikut adalah
obat-obatan yang dikategorikan kedalam kategori high alert medications :

Bentuk
No Kelas Terapi Nama Generik Nama Dagang
Sediaan
1. Anastesi Umum Bupivacain hcl Injeksi Regivell
Bunascan
Ketamin Injeksi Ketamin
Propofol Injeksi Proanes
Recofol
2. Vasokontriksi Ephineprine Injeksi Ephineprine
Adrenalin Injeksi
3. Anti Aritmia Lidocain Injeksi Lidocain
4. Analgesik Narkotika Fentanyl Injeksi Fentanyl
Pethidine injeksi Pethidine
5. Dextrosa Hipertonik Dextrose 40% Injeksi Otsu D40%
(≥20%)
6. Agen Sedasi Moderat Midazolam Injeksi Sedacum
(sedang IV) Anesfar
Miloz
Diazepam Injeksi Valisanbe
Stesolid
7. Injeksi Magnesium Magnesium sulfat 40% Injeksi Otsu MgSO4 40%
Sulfat
8. Elektrolit Konsentat Calcium Gluconas injeksi Calcii Gluconas

9. Parenteral Nutrision Aminofluid Aminofluid

10. Neuromuskular Bloking Atrakurium Besilat Injeksi Tramus


Agent
11. Obat yang bekerja pada Oksitosin iv Injeksi Induxin
uterus Oxyla
DAFTAR OBAT LOOK ALIKE
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANAH SUMPIUH

No Nama Obat Look Alike dengan Gambar

1 Ambroxol syr Antasida doen susp

2 Amlodipine 5 mg Amlodipine 10 mg

3 Amoxsan drop Amoxsan dry syr

4 Asam Mefenamat Asam Tranexamat

5 Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg

6 Cefotaxime Cefriaxone

7 Cyclofem Triclofem

8 Fladystin ovula Vagistin ovula

9 Ketorolac 1 % Ketorolac 3%

10 Methylprednisolon 4 mg Methylprednisolon 8 mg

11 Prointark inj Aminophyllin inj

11 Ranitidine inj Ephineprine inj

12 Salbutamol 2 mg Salbutamol 4 mg

13 Simvastatin 10 mg Simvastatin 20 mg

14 Sanmol drop Sanmol syr

15 L-zinc syr Lapisiv syr

16 Amoxicillin dy syr Cefadroxyl dry syr


DAFTAR OBAT SOUND ALIKE
DI RSIA AMANAH SUMPIUH

NO NAMA ZAT AKTIF NAMA OBAT

1 Ampicillin - Amoxicillin VIcillin – Amoxicillin


2 Erythromicin Erythromicin
3 Becom C – Becom Z BecomC – BecomZ
4 Cefixime – cefotaxime Cefixime – Cefotaxime
5 Thiampenicol Dionicol
6 Ciprofloxacin - Levofloxacin Ciprofloxacin – Levofloxacin
7 Methylprednisolon - MethylERGOMETRINE –
Methylergometrine methylPREDNISOLONE
8 Ketoconazole KETOconazole

Anda mungkin juga menyukai