RSIA ANUGRAH
Jl.Sungai Raya Dalam No.43
Telp (0561) 721176 / (0561) 723368
Kubu Raya
2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I DEFINISI........................................................................................................................1
1.1 Pengertian .................................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................................................2
2.1 Kebijakan..................................................................................................................2
2.2 Prinsip........................................................................................................................3
BAB III TATA LAKSANA........................................................................................................4
3.1 Peresepan...................................................................................................................4
3.2 Penyimpanan dan Persiapan......................................................................................4
3.3 Pemberian Obat.........................................................................................................4
BAB IV DOKUMENTASI.......................................................................................................15
4.1 Pelaporan Insiden....................................................................................................15
4.2 Revisi dan Audit......................................................................................................15
BAB V PENUTUP....................................................................................................................17
LAMPIRAN DAFTAR OBAT HIGH ALERT........................................................................18
DAFTAR OBAT LASA...........................................................................................................19
1.1. Pengertian
High alert medication atau obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah obat-obatan yang sering
menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang beresiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome). Seperti obat-obatan LASA
(Look Alike Sound Alike)/ NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip ),obat dengan konsentrasi
tinggi (High Concentrate).
1.2. Tujuan
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya mengenai kebijakan
manajemen dan pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori high alert medications
(obat-obatan dengan pengawasan).
2. Meningkatkan kewaspadaan akan high alert medications sehingga meningkatkan keselamatan
pasien.
3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi terjadinya
kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan potensi risiko terhadap pasien.
2.1. Kebijakan
1. High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi ,efek
samping, atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis terapeutik dan
keamanan yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan.
2. Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti :
a. Menyediakan akses informasi mengenai high alert medications.
b. Membatasi akses terhadap high alert medications.
c. Menggunakan label dan tanda “peringatan “ untuk high alert medications
1) Untuk obat High Alert tandai pada tempat penyimpanannya dengan stiker berwarna
merah dengan tulisan High Alert.
Contoh gambar :
HIGH
ALERT
d. Penyimpanan terpisah dari obat-obatan lain, untuk obat dengan kategori LASA/NORUM
harus diatur untuk memisahkan obat-obatan tersebut dengan diberi jarak/diseling dengan
obat lain.
e. Untuk obat High Concentrate, wadah dan area penyimpanan diberi tanda warna merah
yang jelas yang dapat membedakan dengan obat lain.
f. Melakukan prosedur pengecekan ganda,untuk obat-obat tertentu.
3. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau ulang dalam
audit dan revisi high alert medications oleh Panitia Farmasi dan Terapi.
4. Daftar obat kategori High Alert yang tersedia di RSIA Anugrah dapat dilihat pada lampiran :
a. Daftar obat Elektrolit Pekat.
b. Daftar Obat LASA (Look Alike Sound Alike) atau NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip).
Lakukan tatalaksana dengan aman dan hati-hari selama memberikan instruksi, mempersiapkan,
memberikan obat, dan menyimpan high alert medications.
3.1. Peresepan
1. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medications.
2. Instruksi ini harus mencakup minimal:
a. Nama psien dan nomor rekam medis
b. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
c. Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian setiap obat
d. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat.
3. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap high alert
medications secara tertulis
Jika memungkinkan, peresepan high alert medications haruslah terstandarisasi dengan
menggunakan instruksi tertulis/tercetak.
* obat-obatan yang sebaiknya tidak diberikan sebagai bolus dari kantong infus / vial
d. Prosedur :
1) Untuk dosis inisial atau inisiasi infuse baru
a) Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal di bawah ini untuk menjalani
pengecekan ganda oleh petugas kedua :
1) Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau resep / instruksi
tertulis dokter
2) Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya.
b) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini :
1) Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
2) Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang hendak diberikan telah
sesuai dengan instruksi dokter.
3) Obat memenuhi 7 Benar
4) Membaca label dengan suara lantang kepada perawat untuk memverifikasi
prinsip 7 Benar ini:
Obat benar
c. Hanya staf yang berpengalaman dan kompeten yang diperbolehkan memberikan obat.
d. Simpan dan instruksikan hanya 1 ( satu ) konsentrasi
e. Harus memberikan instruksi dalam satuan milligram, tidak boleh menggunakan satuan
milliliter.
f. Jangan menginstruksikan penggunaan obat-obatan ini sebagai rutinitas / jika perlu. Jika
diperlukan pemberian obat secara pro re nata ( jika perlu ), tentukan dosis maksimal
yang masih di perbolehkan ( misalnya : dosis maksimal 500 mg perhari ).
c. Labeling
Label tambahan yang perlu diberikan pada kemasan magnesium sulfat :
High Alert Drug
Encerkan sebelum penggunaan ( Dilute Before Use )
Label ditulis menggunakan warna mencolok misalnya merah.
Sering terjadi kesalahan dalam membedakan antara MS/MSO4 untuk morfin sulfat,
dengan MgSO4 untuk magnesium sulfat sehingga terdapat larangan penyingkatan
morfin maupun magnesium.
d. Penyimpanan
e. Monitoring ( Pemantauan )
1) Penggunaan konsentrat elektrolit memerlukan perhatian khusus, termasuk
persyaratan permintaan yang terbatas dan perlunya penyimpanan serta
dokumentasi yang jelas.
2) Membutuhkan protocol khusus dalam penggunaan magnesium sulfat.
3) Check dan re-check dilakukan khususnya pada perhitungan dosis dengan
memperhatikan dosis maksimum sehari.
4) Perlu pengawasan khusus oleh petugas medis, terutama pada 1 jam pertama
pemberian magnesium sulfat.
2. NACL 3% INFUS
a. PENYIAPAN DAN STABILITAS
1) Larutan hipertonis NaCl 3% dapat langsung digunakan
2) Penambahan obat atau zat lain ke dalam larutan tidak direkomendasikan
3) Stabil pada suhu ruangan
4) Paparan terhadap panas sebaiknya dihindari,namun NaCl 3% tidak akan rusak
sampai paparan panas pada suhu 40°C
5) Hindari penyimpanan di freezer
6) Bila larutan tidak jernih,larutan tidak boleh digunakan
c. KONTRAINDIKASI
d. PERHATIAN
1) Pasien dengan gagal jantung kongestif ( CHF ),sirosis hati,gagal ginjal
parah,obstruksi saluran kemih.
2) Pasien yang mengkonsumsi obat yang dapat menyebabkan retensi natrium seperti
glukokortikoid dan kortikotropin.
e. MONITORING
1) Pemantauan keseimbangan cairan ( intake & output,adanya tanda edema) selama
terapi.
2) Pemantauan gejala hiponatremia ( sakit kepala,takikardia,lesu,membrane mucus
kering,mual ,muntah,keram otot ) atau hipernatremia (edema,penambahan bobot
badan,hipertensi,takikardia, demam, kulit kemerahan ) selama terapi.
3) Pemantauan kadar natrium,kalium,bikarbonat dan klorida serta keseimbangan
asam basa untuk pasien dengan terapi NaCl jangka panjang
4) Pemantauan osmolaritas serum
Perhatian infusi
o Pemberian melalui infus I.V. perlahan pada laju yang telah ditetapkan, dengan
dikontrol menggunakan alat khusus.
o Pada anak-anak, jangan diberikan lebih dari 8 mEq/kg/hari.
o Hindari infusi langsung, yang bisa menyebabkan tetanus; pada anak-anak hal itu
dapat menurunkan tekanan cairan serebrospinal dan dapat menyebabkan
hemoragi intrakranial.
Monitoring
o Monitor level elektrolit dan hasil gas darah.
o Siaga pada tanda dan gejala ketidakseimbangan elektrolit dan alkalosis
metabolik.
o Monitor cairan intake dan output. Assess untuk kelebihan cairan.
o Perhatikan terjadinya inflamasi pada wilayah I.V.
Pengukuran Nilai normal
(arteri)
pH (rentang) 7.4 (7.36-7.44)
pO2 (mmHg) (turun sesuai 80-100
usia)
pCO2 (mmHg) 36-44
SaO2 (turun sesuai usia) >95
HCO3 (mEq/L) 22-26
BE -2 s.d +2
b. Penyimpanan
Simpan pada suhu 15-30°C (59-86°F); batas yang diperbolehkan sampai 40°C
(104°F).Jangan disimpan di freezer.
c. Toksisitas dan overdosis
o Pemberian yang berlebihan dan terlalu cepat bisa menyebabkan alkalosis dengan
hiperiritabilitas atau tetanus.
o Dalam alkalosis, infus yang tidak dilanjutkan dan menyediakan perawatan
menurut derajat alkalosis, seperti pemberian I.V. terhadap larutan saline untuk
injeksi. Penggunaannya saat dipesan dan dibutuhkan, berikan KCl untuk
hipokalemia, Kalsium glukonat untuk hiperiritabilitas atau tetanus, dan agen
pengasam (seperti ammonium klorida) untuk alkalosis berat.
d. Prinsip terapi biknat
o Tidak memberikan secara cepat melalui intravena kecuali kasus cardio pulmonary
resuscitation (CPR).
o Diberikan sampai pH 7,25
o Konsentrasi bikarbonat dalam serum harus mencapai 15mEq/L jika pasien tidak
dapat mencapai pCO2 < 35 mmHg.
o Diberikan secara perlahan- perlahan yaitu ½ dari total defisit pada 1jam pertama
jika pH kurang dari 7,15 dan selanjutnya diberi 2-3 jam berikutnya. Hal ini karena
4.1. Pelaporan Insiden / Kejadian Obat-Obatan High alert Yang Tidak berlabel
1. Setiap petugas yang menemukan adanya obat High Alert yang tidak berlabel harus segera
melapor kepada Instalasi Farmasi / Depo Farmasi. Kemudian petugas farmasi
menempelkan sticker High Alert.
2. Petugas harus memberikan laporan kepada atasan kangsung mengenai obat High Alert
yang tidak berlabel untuk dilaporkan ke PMKP sebagai bahan evaluasi.
3. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah :
a) Menemukan obat High Alert tidak berlabel
b) Menemukan obat Elektrolit Pekat berada di ruang tindakan.
c) Kesalahan tulisan dokter tidak terbaca
d) Kesalahan pengambilan obat LASA / NORUM
e) Kesalahan memberikan obat kepada pasien dengan nama sama.
4. Kesalahan juga termasuk insiden yang terjadi akibat adanya kesalahan pemberian obat
dengan atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insiden yang hampir terjadi dimana
kesalahan terdeteksi sebelum obat diminum oleh pasien.
5. Beberapa penyebab umum terjadinya kesalahan pemberian obat :
a) Kesalahan pada resep tidak terbaca.
1) Salah memberikan etiket obat.
2) Kesalahan mengambil LASA /NORUM.
3) Kesalahan mengisi obat karena salah nama atau Nomor Rekam Medis.
4) Penulisan aturan pemakaian dari dokter tidak terbaca.
5) Pemberian obat oleh perawat baru atau peserta didik yang tidak diorientasi.
b) Kesulitan Komunikasi
1) Hambatan akibat tidak ditulis alamat atau alamat pasien tidak jelas.
2) Kegagalan untuk pemeriksaan kembali obat sebelum diserahkan kepada pasien.
3) Kurangnya pelayan informasi obat kepada pasien.
6. Jika terjadi insiden akibat kesalahan pemberian obat, dilakukan hal berikut ini :
a. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien.
b. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan.
c. Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan di tempat
yang salah, para pegawai harus memastikanbahwa langkah-langkah yang penting telah
diambil untuk melakukan prosedur yang tepat pada pasien yang tepat.
Demikian Buku Pedoman Pengelolaan Obat-Obatan dengan Pengawasan Tinggi (High Alert
Medications) dibuat sejalan dengan semakin meningkatnya tuntuan masyarakat terhadap pelayanan di
rumah sakit, maka pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Obat-Obatan Dengan Pengawasan Tinggi (High
Alert Medications) dirumah sakit sangatlah penting. Melalui pedoman High Alert Medications ini
diharapkan terjadi penurunan resiko cedera bermakna pada pasien jika obat yang digunakan secara
salah sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit Ibu dan
Anak Anugrah. Pedoman High Alert Medications merupakan motivasi yang cukup tinggi, untuk
bersedia melaksanakan High Alert Medications secara benar, berkesinambungan dan berkelanjutan.
BENTUK
NO KELAS TERAPI NAMA GENERIK NAMA DAGANG
SEDIAAN
CALCII INJEKSI -
GLUCONAS
FENTANYL INJEKSI -
PETHIDINE INJEKSI -