Anda di halaman 1dari 22

BUKU PANDUAN

HIGH ALERT DAN LASA

RSIA ANUGRAH
Jl.Sungai Raya Dalam No.43
Telp (0561) 721176 / (0561) 723368
Kubu Raya
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I DEFINISI........................................................................................................................1
1.1 Pengertian .................................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................................................2
2.1 Kebijakan..................................................................................................................2
2.2 Prinsip........................................................................................................................3
BAB III TATA LAKSANA........................................................................................................4
3.1 Peresepan...................................................................................................................4
3.2 Penyimpanan dan Persiapan......................................................................................4
3.3 Pemberian Obat.........................................................................................................4
BAB IV DOKUMENTASI.......................................................................................................15
4.1 Pelaporan Insiden....................................................................................................15
4.2 Revisi dan Audit......................................................................................................15
BAB V PENUTUP....................................................................................................................17
LAMPIRAN DAFTAR OBAT HIGH ALERT........................................................................18
DAFTAR OBAT LASA...........................................................................................................19

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH II


BAB I
DEFINISI

1.1. Pengertian
High alert medication atau obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah obat-obatan yang sering
menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang beresiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome). Seperti obat-obatan LASA
(Look Alike Sound Alike)/ NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip ),obat dengan konsentrasi
tinggi (High Concentrate).

1.2. Tujuan
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya mengenai kebijakan
manajemen dan pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori high alert medications
(obat-obatan dengan pengawasan).
2. Meningkatkan kewaspadaan akan high alert medications sehingga meningkatkan keselamatan
pasien.
3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi terjadinya
kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan potensi risiko terhadap pasien.

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 1


BAB II
RUANG LINGKUP

2.1. Kebijakan
1. High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi ,efek
samping, atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis terapeutik dan
keamanan yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan.
2. Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti :
a. Menyediakan akses informasi mengenai high alert medications.
b. Membatasi akses terhadap high alert medications.
c. Menggunakan label dan tanda “peringatan “ untuk high alert medications
1) Untuk obat High Alert tandai pada tempat penyimpanannya dengan stiker berwarna
merah dengan tulisan High Alert.

Contoh gambar :
HIGH
ALERT

2) Untuk obat LASA/NORUM tandai pada tempat penyimpanannya dengan stiker


berwarna hijau dengan tulisan NORUM
Contoh gambar :
LASA

d. Penyimpanan terpisah dari obat-obatan lain, untuk obat dengan kategori LASA/NORUM
harus diatur untuk memisahkan obat-obatan tersebut dengan diberi jarak/diseling dengan
obat lain.
e. Untuk obat High Concentrate, wadah dan area penyimpanan diberi tanda warna merah
yang jelas yang dapat membedakan dengan obat lain.
f. Melakukan prosedur pengecekan ganda,untuk obat-obat tertentu.
3. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau ulang dalam
audit dan revisi high alert medications oleh Panitia Farmasi dan Terapi.
4. Daftar obat kategori High Alert yang tersedia di RSIA Anugrah dapat dilihat pada lampiran :
a. Daftar obat Elektrolit Pekat.
b. Daftar Obat LASA (Look Alike Sound Alike) atau NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip).

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 2


2.2. Prinsip
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
a. Mengurangi jumlah high alert medications yang disimpan di suatu unit
b. Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia
c. Hindarkan penggunaan high alert medications sebisa mungkin
2. Lakukan pengecekan ganda
3. Minimalisasi konsekuensi kesalahan
a. Pisahkan obat-obatan dengan nama atau label yang mirip
b. Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan
c. Batasi akses terhadap high alert medications
d. Gunakan table dosis standar (daripada menggunakan dosis perhitungan berdasarkan berat
badan / fungsi ginjal, dimana rentan terjadi kesalahan).

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 3


BAB III
TATA LAKSANA

Lakukan tatalaksana dengan aman dan hati-hari selama memberikan instruksi, mempersiapkan,
memberikan obat, dan menyimpan high alert medications.
3.1. Peresepan
1. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medications.
2. Instruksi ini harus mencakup minimal:
a. Nama psien dan nomor rekam medis
b. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
c. Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian setiap obat
d. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat.
3. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap high alert
medications secara tertulis
Jika memungkinkan, peresepan high alert medications haruslah terstandarisasi dengan
menggunakan instruksi tertulis/tercetak.

3.2. Penyimpanan dan Persiapan


1. Elektrolit pekat hanya boleh disimpan di: HCU, IGD, Depo Farmasi, dan Kebidanan.
2. Penyimpanan obat High Alert selain Elektrolit Pekat disimpan di :
a. Depo Farmasi Rawat Jalan, IGD, Rawat Inap, dan Kamar Operasi.
b. Trolly Emergency ruang Perawatan Rawat Inap
3. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan dengan obat-
obatan rutin lainnya. Jika high alert mediacations harus disimpan di area perawatan pasien,
kuncilah tempat penyimpanan dengan diberikan label ‘ Peringatan : high alert medications’
pada tutup luar tempat penyimpanan.
4. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert medications, berikanlah
pesan pengingat di tutup cabinet agar pengasuh / perawat pasien menjadi waspada, dan
berhati-hati dengan high alert medications. Setiap kotak /tempat yang berisi high alert
medications harus diberi label.
5. Infus intravena high alert medications harus diberikan label yang jelas dengan menggunakan
huruf / tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.

3.3. Pemberian Obat


1. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check) terhadap semua high
alert medications sebelum diberikan kepada pasien.
2. Pengecekan ganda terhadap high alert medications.
a. Tujuan :
Identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau pengecekan ganda oleh petugas
kesehatan lainnya (sebagai orang kedua) sebelum memberikan obat dengan tujuan
meningkatkan keselamatan dan akurasi.
b. Kebijakan :

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 4


1) Pengecekan ganda perlu diperlukan sebelum memberikan high alert medications
tertentu / spesifik dan disaat pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan transfer
pasien.
2) Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau pada catatan
pemberian medikasi pasien.
3) Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang untuk
menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-obatan, antara lain: perawat, ahli
farmasi, dan dokter.
4) Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang, teknisi, atau perawat
lainnya. ( petugas tidak boleh sama dengan pengecek pertama ).
5) Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda / verifikasi oleh orang kedua
dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut :
a) Setiap akan memberikan injeksi obat
b) Untuk infus :
 Saat terapi inisial
 Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
 Saat pemberian bolus
 Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
 Setiap terjadi perubahan dosis obat.
6) Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari dokter.
c. Berikut adalah high alert medications yang memerlukan pengecekan ganda :

High alert medications yang Memerlukan Pengecekan Ganda


untuk Semua Dosis Termasuk Bolus
Obat – obatan
Infus Magnesium sulfat pada pasien obstetric

* obat-obatan yang sebaiknya tidak diberikan sebagai bolus dari kantong infus / vial
d. Prosedur :
1) Untuk dosis inisial atau inisiasi infuse baru
a) Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal di bawah ini untuk menjalani
pengecekan ganda oleh petugas kedua :
1) Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau resep / instruksi
tertulis dokter
2) Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya.
b) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini :
1) Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
2) Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang hendak diberikan telah
sesuai dengan instruksi dokter.
3) Obat memenuhi 7 Benar
4) Membaca label dengan suara lantang kepada perawat untuk memverifikasi
prinsip 7 Benar ini:
 Obat benar

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 5


 Dosis atau kecepatannya benar, termasuk pengecekan ganda mengenai
penghitungan dan verifikasi pompa infuse
 Rute pemberian benar
 Frekuensi / interval benar
 Diberikan kepada pasien yang benar
 Informasi benar
 Dokumentasi benar
c) Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan kedua
petugas puas bahwa obat telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada rekam
medis / catatan pemberian pasien.
d) Petugas kedua harus menulis ‘ dicek oleh’ dan diisi dengan nama pengecek.
e) Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada pasien.
f) Pastikan infuse obat berada pada jalur / selang yang benar dan lakukan
pengecekan selang infuse mulai dari larutan / cairan infuse, pompa, hingga tempat
insersi selang.
g) Pastikan pompa infuse terprogram dengan kecepatan pemberian yang tepat,
termasuk ketepatan data berat badan pasien.
2) Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien:
a) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini :
1) Obat yang diberikan harus memenuhi kelima persyaratan.
2) Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang kepada perawat
sebelumnya untuk memverifikasi kelima persyaratan ( seperti yang telah
disebutkan diatas ).
b) Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa obat telah sesuai,
lakukanlah pencatatan pada bagian ‘ pengecekan oleh perawat ‘ di rekam medis
pasien.
3) Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien, memberitahukan
kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis, dan tujuannya (pasien
dapat juga berperan sebagai pengecek, jika memungkinkan).
4) Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat kontinu harus
diberikan melalui pompa infuse IV. Pengecualian dapat diberikan pada pasien di
Ruang Rawat Intensif Neonatus (Neonates Intensive Care Unit – NICU), atau pada
pasien risiko tinggi mengalami kelebihan cairan (volume over-load). Setiap selang
infuse harus diberi label dengan nama obat yang diberikan diujung distal selang dan
pada pintu masuk pompa ( untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan
kesalahan).
5) Pada situasi emergensi, di mana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda dapat
menghambat / menunda penatalaksanaan dan berdampak negative terhadap pasien,
perawat atau dokter pertama – tama harus menentukan dan memastikan bahwa
kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi dan perlu ditatalaksana segera
sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang
diberikan sebelum memberikannya kepada pasien.

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 6


6) Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada depo farmasi, dan dilakukan
peninjauan ulang oleh ahli farmasi atau apoteker apakah terjadi kesalahan obat yang
belum diberikan.
7) Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk mengetahui indikasi
penggunaan dosis ekstra.

3. Contoh Ketentuan Penanganan High Alert Medications


Konsentrat elektrolit (KCL, NaCl 3%, MgSo4, dan Na Bicarbonat): dijelaskan pada ketentuan
khusus untuk obat-obat High Concentrate.

4. Pemberian High Alert Medications Pada Pediatrik Dan Neonatus


1. Prosedur pemberian obat :
a. Lakukan pengecekan ganda oleh 2 orang petugas kesehatan yang berkualitas
( perawat, dokter, ahli farmasi )
b. Berikut adalah konsentrasi standar obat-obatan untuk penggunaan secara kontinu infus
intravena untuk semua pasien pediatric yang dirawat, PICU, dan NICU. Berikan label ‘
konsentrasi…….’ Untuk spuit atau botol infuse dengan konsentasi modifikasi.

Tabel Konsentrasi Standar Obat-obatan untuk Pediatric, PICU, NICU


Obat Konsentrasi 1 Konsentrasi 2 Konsentrasi 3
KCL 0,1 mEq/ml 0,2 mEq/ml
(10 mEq/100ml) (20 mEq/100ml),
Hanya untuk infuse
vena sentral

c. Hanya staf yang berpengalaman dan kompeten yang diperbolehkan memberikan obat.
d. Simpan dan instruksikan hanya 1 ( satu ) konsentrasi
e. Harus memberikan instruksi dalam satuan milligram, tidak boleh menggunakan satuan
milliliter.
f. Jangan menginstruksikan penggunaan obat-obatan ini sebagai rutinitas / jika perlu. Jika
diperlukan pemberian obat secara pro re nata ( jika perlu ), tentukan dosis maksimal
yang masih di perbolehkan ( misalnya : dosis maksimal 500 mg perhari ).

5. Pedoman Khusus Pengelolaan Obat Konsentrasi Pekat (High Concentrate)


1. Ketentuan Umum
a. Penyimpanan :
b. Elektrolit pekat dibatasi di ruang dengan kriteria ‘ critical ill’ yakni :
1) ICU / NICU
2) IGD
3) Depo Farmasi
4) Kebidanan
c. Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan bahwa elektrolit
pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang di beri wewenang. Obat

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 7


diberi penandaan yang jelas berupa label “ High Alert” warna merah dan “Elektrolit pekat,
harus diencerkan sebelum diberikan” ( Untuk KCL).

d. Pisahkan obat elektrolit pekat dari obat lain


e. Lakukan penandaan pada penyimpanannya seperti memberikan selotip merah pada
sekeliling tempat penyimpanan.
1) Peresepan :
a) Instruksi lisan hanya diperbolehkan dalam keadaan emergensi dan ssesegera
mungkin dibuat dokumen tertulis yang dilengkapi legalisasi dokter yang meresepkan
lisan.
b) Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep : pasien, nomor rekam medik,
indikasi, ketepatan obat, dosis dan rute pemberian.
2) Penyiapan :
a) Apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian ( TTK ) melakukan verifikasi resep obat
elektrolit pekat.
b) Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat elektrolit pekat dapat
didelegasikan pada TTK yang sudah mendapat pelatihan mengenai obat elektrolit
pekat.
c) Lakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum obat
diserahkan kepada dokter, perawat atau keluarga pasien disertai informasi yang
memadai.
3) Pemberian :
a) Sebelum perawat memberikan obat elektrolit pekat kepada pasien maka perawat lain
harus melakukan pemeriksaan kembali secara independen :
- Identitas pasien
- Kesesuaian antara obat dengan rekam medik / instruksi dokter
- Ketetapan perhitungan dosis obat.
b) Obat elektrolit pekat infuse harus dipastikan :
- Ketepatan kecepatan pompa infuse
- Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe pump dan di
setiap ujung jalur selang.
c) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar mejelaskan kepada perawat
penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat elektrolit pekat.
2. Ketentuan Khusus
1. Magnesium Sulfat Injeksi
a. Rekonstitusi
Diluen yang dapat digunakan untuk melakukan proses rekonstitusi magnesium sulfat
yaitu D5W ( 5% Dextrose in Water ) dan NS ( Normal Saline ).
Preparasi pengenceran standar dilakukan sesuai perbandingan sebagai berikut :
Jumlah Obat Volum Infus Durasi Infus
1 gram 50 ml 30 menit
2 gram 100 ml 60 menit
3 gram 100 ml 2 jam

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 8


4 gram 250 ml 3 jam

Magnesium sulfat memiliki inkompatibilitas terhadap :


 Alkohol ( dosis tinggi )
 Alkali karbonat dan bikarbonat
 Alkali hidroksida
 Arsenat
 Barium
 Clindamycin fosfat
 Kalsium
 Logam berat
 Natrium suksinat hidrokotison
 Posfat
 Polymixin B sulfat
 Prokain hidroklorida
 Salisilat
 Stronsium
 Tartat
Magnesium dapat menurunkan aktivitas antibiotic dari Streptomycin, Tetrasiklin,
dan Tobramycin pada penggunaan bersamaan.
b. Prosedur Pemberian
1) Digunakan untuk pencegahan dan pengendalian terhadap seizure pada toxemia
pregnancy, nefritis akut, dan kondisi lainnya.
2) Rute pemberian secara intravena atau intramuscular.
3) Untuk injeksi intravena, sabaiknya menggunakan konsentrasi di bawah 20%, laju
injeksi tidak melebihi 1,5 ml dari larutan atau ekuivalen 10 % per menit. Untuk
injeksi intramuscular, konsentrasi 25 atau 50% sesuai bagi dewasa sedangkan
pengenceran 20% diperlukan bagi bayi dan anak.
4) Administrasi larutan konsentrat dilakukan menggunakan infusion pumps. Alat-alat
infuse lainya memerlukan perhatian khusus, seperti penghitungan laju infuse.
5) Larutan intravena diencerkan sampai 200 mg/ml.
6) Laju infuse tidak lebih dari 150 mg/menit kecuali pada severe eclampsia.

c. Labeling
Label tambahan yang perlu diberikan pada kemasan magnesium sulfat :
 High Alert Drug
 Encerkan sebelum penggunaan ( Dilute Before Use )
Label ditulis menggunakan warna mencolok misalnya merah.
Sering terjadi kesalahan dalam membedakan antara MS/MSO4 untuk morfin sulfat,
dengan MgSO4 untuk magnesium sulfat sehingga terdapat larangan penyingkatan
morfin maupun magnesium.
d. Penyimpanan

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 9


Injeksi magnesium sulfat disimpan pada suhu ruang dan terlindung dari suhu >40°C
dan terhindar dari proses pembekuan. Proses refrigerasi ampuls dapat mencegah
presipitasi dan kristalisasi. Penyimpanan high alert drug seperti magnesium sulfat
dipastikan berada pada tempat yang tidak mudah untuk dijangkau dengan disertai
informasi aturan penggunaan dan pengadministrasian.Pada konsentrasi 40 g/L dalam
5% dekstrosa dalam air, magnesium sulfat stabil selama 60 hari pada suhu 0°C.

e. Monitoring ( Pemantauan )
1) Penggunaan konsentrat elektrolit memerlukan perhatian khusus, termasuk
persyaratan permintaan yang terbatas dan perlunya penyimpanan serta
dokumentasi yang jelas.
2) Membutuhkan protocol khusus dalam penggunaan magnesium sulfat.
3) Check dan re-check dilakukan khususnya pada perhitungan dosis dengan
memperhatikan dosis maksimum sehari.
4) Perlu pengawasan khusus oleh petugas medis, terutama pada 1 jam pertama
pemberian magnesium sulfat.

2. NACL 3% INFUS
a. PENYIAPAN DAN STABILITAS
1) Larutan hipertonis NaCl 3% dapat langsung digunakan
2) Penambahan obat atau zat lain ke dalam larutan tidak direkomendasikan
3) Stabil pada suhu ruangan
4) Paparan terhadap panas sebaiknya dihindari,namun NaCl 3% tidak akan rusak
sampai paparan panas pada suhu 40°C
5) Hindari penyimpanan di freezer
6) Bila larutan tidak jernih,larutan tidak boleh digunakan

b. ADMINISTRASI & RUTE PEMBERIAN


1) IV intermiten: laju maksimum 100 mL/jam
2) IV infus kontinu : laju maksimum 100 mL/jam
3) Untuk infus intermittent :
Administrasikan 3% atau 5% NaCl melalui vena besar dan hindari
terjadinya infiltrasi. Setelah 100 mL pertama pemberian , konsetrasi NaCl, dan
bikarbonat harus direevaluasi untuk menentukan jumlah yang harus
diadministrasikan pada pemberian berikutnya.
4) Laju pemberian: Tidak melebihi 100mL/jam atau 1 meq/kg/jam
5) Kompatibilitas : Kompatibel dengan D5W,D10W, ringer dan ringer laktat,kombinasi
dekstrosa/ringer,kombinasi dekstrosa/ringer laktat,kombinasi dekstrosa/NaCl
0.9%,1/6 M Na laktat.

c. KONTRAINDIKASI

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 10


Larutan hipertonis NaCl 3% tidak boleh digunakan pada pasien dengan
peningkatan,sedikit penurunan,atau kadar serum natrium yang normal,pasien dengan
retensi cairan atau hypernatremia

d. PERHATIAN
1) Pasien dengan gagal jantung kongestif ( CHF ),sirosis hati,gagal ginjal
parah,obstruksi saluran kemih.
2) Pasien yang mengkonsumsi obat yang dapat menyebabkan retensi natrium seperti
glukokortikoid dan kortikotropin.

e. MONITORING
1) Pemantauan keseimbangan cairan ( intake & output,adanya tanda edema) selama
terapi.
2) Pemantauan gejala hiponatremia ( sakit kepala,takikardia,lesu,membrane mucus
kering,mual ,muntah,keram otot ) atau hipernatremia (edema,penambahan bobot
badan,hipertensi,takikardia, demam, kulit kemerahan ) selama terapi.
3) Pemantauan kadar natrium,kalium,bikarbonat dan klorida serta keseimbangan
asam basa untuk pasien dengan terapi NaCl jangka panjang
4) Pemantauan osmolaritas serum

3. KALIUM KLORIDA (KCL) INJEKSI


a. Pelarutan dan Administrasi :
Harus dilarutkan dan dicampur dengan baik sebelum digunakan dan pemberian
dilakukan berdasarkan petunjuk dari produsen. Kalium klorida dapat ditambahkan ke
infus NaCl 0,9%, dicampur hingga homogen dan diberikan perlahan selama 2 sampai 3
jam. Konsentrasi untuk larutan infus ,kalium klorida 11,2% (112mg ,rata-rata 1,5 mmol
masing-masing K+ dan Cl- /mL) dalam 20 mL ampul. Untuk infus intravena konsentrasi
larutan tidak boleh melebihi 3,2 g/L (43 mmol/L). Penyesuaian pH dapat dilakukan
dengan penambahan HCL.Ektravasasi sebaiknya dihindari.Terapi pengganti kalium
awal tidak boleh mencakup infus glukosa karena glukosa dapat menyebabkan
penurunan konsentrasi kalium dalam plasma.
b. Cara Penyimpanan
Larutan sebaiknya disimpan pada suhu ruangan yang terkontrol dan digunakan
hanya jika berwarna bening
c. Monitoring :
Pengukuran kalium dalam plasma secara kontinu diperlukan untuk menentukan
apakah pemberian infus dibutuhkan serta untuk menghindari terjadinya hiperkalemia
yang biasanya terjadi pada gangguan fungsi ginjal. Pemberian kalium klorida dilakukan
berdasarkan anjuran dari spesialis dan dilakukan monitoring EKG pada kasus yang
berat,serta diperlukan perhatian khusus pada pasien dengan gangguan ginjal.

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 11


d. Labeling :
Informasi yang harus ada pada tiap kemasan dengan tinta yang tahan air antara
lain nama produk, nilai produk, nama dan alamat produsen, negara asal, nomor batch,
dan berat bersih.
e. Peringatan :
Hindari penggunaan rutin.Terapi ini juga beresiko tinggi untuk menyebabkan
hiperkalemia.Dapat menyebabkan toksisitas kardiak pada infus cepat.
f. Informasi Tambahan:
KCL kompatibel secara fisik dengan ceftazidime.Penambahan KCl pada larutan
manitol 20 atau 25% larutan dapat menyebabkan endapan manitol.KCl injeksi 80 mEg/L
ditambahkan dengan dekstrosa 5% dalam air dalam botol gelas menghasilkan endapan
yang mengandung silika dan alumina.Perlakuan yang baik diperlukan ketika dilakukan
penambahan KCl ke larutan infus, baik dalam wadah fleksibel maupun dalam
botol.Penambahan KCl pada larutan infus tergantung posisi penggunaan, khususnya
pada wadah flesibel, hasil dalam penyatuan KCl dan bolus dari obat yang diberikan ke
pasien, dengan konsekuensi yang serius atau bahkan fatal. Percobaan untuk
mencampurkan KCl dalam wadah kontainer dengan baik dengan cara menekan wadah
dalam posisi tergantung tidak berhasil. Direkomendasikan obat telah dicampurkan
dengan larutan dalam wadah fleksibel ketika dalam posisi injection arm pada wadah
paling atas.Pada botol dan wadah fleksibel inversi dan pengejolakan yang diulang dan
berlanjut diperlukan untuk mendapatkan campuran yang sempurna.

4. NATRIUM BICARBONAT INJEKSI


Kategori Resiko Kehamilan : C
Nama Dagang : Meylon
a. Pemberian
Preparasi
o Mengukur level elektrolit

Pelarutan dan kompaktibilitas


o Untuk infus I.V. larutkan dengan dilute WFI steril, larutan saline normal, D5W atau
pelarut I.V. lainnya dengan konsentrasi yang sesuai, tergantung kondisi pasien
dan peralatan.
o Menggunakan larutan hanya jika bening
o Jwangan dicampurkan dengan obat lain

Perhatian infusi
o Pemberian melalui infus I.V. perlahan pada laju yang telah ditetapkan, dengan
dikontrol menggunakan alat khusus.
o Pada anak-anak, jangan diberikan lebih dari 8 mEq/kg/hari.
o Hindari infusi langsung, yang bisa menyebabkan tetanus; pada anak-anak hal itu
dapat menurunkan tekanan cairan serebrospinal dan dapat menyebabkan
hemoragi intrakranial.

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 12


o Jangan diberikan bersamaan ketika pasien dalam penggunaan kalsium atau
katekolamin (seperti norepineprin, dobutamin, atau dopamin). Jika pasien sedang
dalam penggunaan obat- obat tersebut, flush I.V. line dengan cermat setelah
pemberian tiap dosis obat tersebut untuk mencegah kontak antara obat-obat
tersebut dengan natrium.

Monitoring
o Monitor level elektrolit dan hasil gas darah.
o Siaga pada tanda dan gejala ketidakseimbangan elektrolit dan alkalosis
metabolik.
o Monitor cairan intake dan output. Assess untuk kelebihan cairan.
o Perhatikan terjadinya inflamasi pada wilayah I.V.
Pengukuran Nilai normal
(arteri)
pH (rentang) 7.4 (7.36-7.44)
pO2 (mmHg) (turun sesuai 80-100
usia)
pCO2 (mmHg) 36-44
SaO2 (turun sesuai usia) >95
HCO3 (mEq/L) 22-26
BE -2 s.d +2

b. Penyimpanan
Simpan pada suhu 15-30°C (59-86°F); batas yang diperbolehkan sampai 40°C
(104°F).Jangan disimpan di freezer.
c. Toksisitas dan overdosis
o Pemberian yang berlebihan dan terlalu cepat bisa menyebabkan alkalosis dengan
hiperiritabilitas atau tetanus.
o Dalam alkalosis, infus yang tidak dilanjutkan dan menyediakan perawatan
menurut derajat alkalosis, seperti pemberian I.V. terhadap larutan saline untuk
injeksi. Penggunaannya saat dipesan dan dibutuhkan, berikan KCl untuk
hipokalemia, Kalsium glukonat untuk hiperiritabilitas atau tetanus, dan agen
pengasam (seperti ammonium klorida) untuk alkalosis berat.
d. Prinsip terapi biknat
o Tidak memberikan secara cepat melalui intravena kecuali kasus cardio pulmonary
resuscitation (CPR).
o Diberikan sampai pH 7,25
o Konsentrasi bikarbonat dalam serum harus mencapai 15mEq/L jika pasien tidak
dapat mencapai pCO2 < 35 mmHg.
o Diberikan secara perlahan- perlahan yaitu ½ dari total defisit pada 1jam pertama
jika pH kurang dari 7,15 dan selanjutnya diberi 2-3 jam berikutnya. Hal ini karena

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 13


asam laktat sebagai produksi dari koreksi akan metabolisme menjadi bikarbonat
setelah direhidrasi dan diberi oksigen serta glukosa.
o Dilakukan pemeriksaan analisa gas darah secara serial. Pengobatan yang paling
baik untuk asidosis adalah mengoreksi keadaan yang menyebabkan kelainan,
seringkali pengobatan ini menjadi sulit terutama pada penyakit kronis yang
menyebabkan gangguan fungsi paru atau gagal ginjal. Untuk menetralkan
kelebihan asam sejumlah besar natrium bikarbonat dapat diserap melalui mulut.
Natrium bikarbonat diabsorbsi dari traktus gastroinstestinal kedalam darah dan
meningkatkan bagian bikarbonat pada sistem penyangga bikarbonat sehingga
meningkatkan pH menuju normal. Natrium bikarbonat dapat juga diberikan secara
intravena. Untuk pengobatan asidosis respiratorik dapat diberikan O2 dan juga
obat-obatan yang bersifat bronkodilator.

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 14


PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 15
BAB IV
DOKUMENTASI

4.1. Pelaporan Insiden / Kejadian Obat-Obatan High alert Yang Tidak berlabel
1. Setiap petugas yang menemukan adanya obat High Alert yang tidak berlabel harus segera
melapor kepada Instalasi Farmasi / Depo Farmasi. Kemudian petugas farmasi
menempelkan sticker High Alert.
2. Petugas harus memberikan laporan kepada atasan kangsung mengenai obat High Alert
yang tidak berlabel untuk dilaporkan ke PMKP sebagai bahan evaluasi.
3. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah :
a) Menemukan obat High Alert tidak berlabel
b) Menemukan obat Elektrolit Pekat berada di ruang tindakan.
c) Kesalahan tulisan dokter tidak terbaca
d) Kesalahan pengambilan obat LASA / NORUM
e) Kesalahan memberikan obat kepada pasien dengan nama sama.
4. Kesalahan juga termasuk insiden yang terjadi akibat adanya kesalahan pemberian obat
dengan atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insiden yang hampir terjadi dimana
kesalahan terdeteksi sebelum obat diminum oleh pasien.
5. Beberapa penyebab umum terjadinya kesalahan pemberian obat :
a) Kesalahan pada resep tidak terbaca.
1) Salah memberikan etiket obat.
2) Kesalahan mengambil LASA /NORUM.
3) Kesalahan mengisi obat karena salah nama atau Nomor Rekam Medis.
4) Penulisan aturan pemakaian dari dokter tidak terbaca.
5) Pemberian obat oleh perawat baru atau peserta didik yang tidak diorientasi.
b) Kesulitan Komunikasi
1) Hambatan akibat tidak ditulis alamat atau alamat pasien tidak jelas.
2) Kegagalan untuk pemeriksaan kembali obat sebelum diserahkan kepada pasien.
3) Kurangnya pelayan informasi obat kepada pasien.
6. Jika terjadi insiden akibat kesalahan pemberian obat, dilakukan hal berikut ini :
a. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien.
b. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan.
c. Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan di tempat
yang salah, para pegawai harus memastikanbahwa langkah-langkah yang penting telah
diambil untuk melakukan prosedur yang tepat pada pasien yang tepat.

4.2. Revisi dan Audit


1. Kebijakan ini akan dikaji dalm waktu 2 tahun
2. Rancana audit akan disusun dengan berkoordinasi dengan panitia Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP), dan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi
kebijakan. Audit klinis ini meliputi :
a. Jumlah persentase obat-obatan High Alert yang telah diberi label.
b. Pastikan Elerktrolit pekat tidak boleh berada di unit pelayanan pasien.

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 16


c. Alasan mengapa obat High Alert tidak diberi label.
d. Insiden yang terjadi dan berhubungan deng obat-obatan High Alert.
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan penanganan obat obatan yang perlu
diwaspadai akan dipantau dan ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 17


BAB V
PENUTUP

Demikian Buku Pedoman Pengelolaan Obat-Obatan dengan Pengawasan Tinggi (High Alert
Medications) dibuat sejalan dengan semakin meningkatnya tuntuan masyarakat terhadap pelayanan di
rumah sakit, maka pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Obat-Obatan Dengan Pengawasan Tinggi (High
Alert Medications) dirumah sakit sangatlah penting. Melalui pedoman High Alert Medications ini
diharapkan terjadi penurunan resiko cedera bermakna pada pasien jika obat yang digunakan secara
salah sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit Ibu dan
Anak Anugrah. Pedoman High Alert Medications merupakan motivasi yang cukup tinggi, untuk
bersedia melaksanakan High Alert Medications secara benar, berkesinambungan dan berkelanjutan.

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 18


DAFTAR OBAT HIGH ALERT

RUMAH SAKIT SARI IBU DAN ANAK ANUGRAH

BENTUK
NO KELAS TERAPI NAMA GENERIK NAMA DAGANG
SEDIAAN

1 ELEKTROLIT KALIUM INJEKSI KCL 7.46 (7.46%


PEKAT KLORIDA POTASSIUM
CHLORIDE
INJEKTION)

NATRIUM INFUS OTSU-SALINE 3


KLORIDA 3% (3% SODIUM
CHLORIDE)

CALCII INJEKSI -
GLUCONAS

MAGNESIUM INJEKSI MgSO4 40 %


SULFAT

GELATIN INFUS GELAFUSAL

2 OBAT ANASTESI BUPIVACAIN HCl INJEKSI BUNASCAN

KETAMINE INJEKSI KTM

PROPOFOL INJEKSI RECOFOL

MIDAZOLAM INJEKSI SEDACUM 0,1%

3 VASOKONTRIKSI EPINEPHRIN INJEKSI EPINEPHRINE

4 ANTI ARITMA LIDOCAIN INJEKSI LIDOCAIN

5 DEXTROSE DEXTROSE INJEKSI D40%


HYPERTONIC,
40%

6 ANTI DIABETES GLIMEPIRID TABLET METRIX


ORAL

METFORMIN TABLET FORBETES

7 OBAT JANTUNG DOPAMIN INJEKSI DOPAMIN

8 OBAT RELAXASI ATRAKURIUM INJEKSI -


OTOT BESILAT

9 HORMON OXYTOCIN INJEKSI PROTOCYN,


SYNTOCIN,
SYNTOCINON

10 OBAT CODEIN TABLET -


NARKOTIKA

FENTANYL INJEKSI -

PETHIDINE INJEKSI -

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 19


DAFTAR OBAT LASA ( LOOK A LIKE SOUND A LIKE)
DI RSIA ANUGRAH

NO NAMA OBAT NAMA OBAT KET

1 Aclam Sirup Aclam Forte Sirup


2 Amlodipin 5 MG Amlodipin 10 Mg
3 Asam TRANEXAMAT Asam MEFENAMAT
4 Bufect Sirup Bufect Forte Sirup
5 Cefat Sirup Cefat Forte Sirup
6 CEFADROXIL 125mg CEFADROXIL 250mg
7 CO Amoxiclav 125mg CO Amoxiclav 250mg
8 Meptin 4ml Meptin 8ml
9 Methyl prednisolon 4 MG Methyl prednisolon 8 MG
10 Methyl prednisolon 4 MG Methyl prednisolon 16 MG
11 ONDANSETRON 4mg ONDANSENTRON 8mg
12 ONETIC 4mg ONETIC 8mg
13 PRAXION Sirup PRAXION Forte Sirup
14 PRORIS Sirup PRORIS Forte Sirup
15 RIMFAMPICIN 450mg RIMFAMPICIN 600mg
16 Salbutamol 4mg Salbutamol 2mg
17 VENTOLIN VELUTIN
18 RANIVEL MONELL
19 VOMETA VECTRIN

PANDUAN HIGH ALERT & LASA RSIA ANUGRAH 20

Anda mungkin juga menyukai