BAB I
PENDAHULUAN
A; Pengertian
High alert medications atau obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah obat-
obatan yang sering menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius (sentinel event)
dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome). Seperti obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike)/ NORUM (Nama Obat Rupa
Ucapan Mirip), obat dengan konsentrasi tinggi (High Concentrate), obat dengan indeks
terapi sempit, obat sitotoksik.
B; Tujuan
BAB II
RUANG LINGKUP
A; Ruang lingkup
PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG
HOSPITAL:2017 1
1; High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan
komplikasi, efek samping, atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang
dosis terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan
terjadinya kesalahan.
2; Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti:
a; Menyediakan akses informasi mengenai high alert medications
b; Membatasi akses terhadap high alert medications
c; Menggunakan label dan tanda peringatan untuk high alert medications
1; Untuk obat High Alert tandai pada tempat penyimpanannya dengan stiker
berwarna merah dengan tulisan bewarna putih HIGH ALERT
2; Untuk obat LASA/NORUM tandai pada tempat penyimpanannya dengan
stiker berwarna kuning dengan tulisan bewarna merahLASA.
d; Penyimpanan terpisah dari obat-obatan lain, untuk obat dengan kategori
LASA/NORUM harus diatur untuk memisahkan obat-obatan tersebut dengan
diberi jarak/diseling dengan obat lain.
e; Obat High Concentrate, narkotika dipisahkan di tempat tersendiri dan diberi
tanda dengan jelas. Untuk obat High Concentrate, wadah dan area penyimpanan
diberi tanda warna merah yang jelas yang dapat membedakan dengan obat lain.
f; Melakukan prosedur pengecekan gandauntuk obat-obat tertentu.
3; Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau
ulang dalam audit dan revisi high alert medications oleh Apoteker di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit.
4; Obat-obat yang termasuk dalam kategori high alert medications:
5; Daftar obat kategori High Alert yang tersedia di Kurnia serang hospital dapat dilihat
pada Lampiran :
a; Daftar obat High Alert.
b; Daftar obat LASA (Look Alike Sound Alike) atau NORUM (Nama Obat, Rupa dan
Ucapan Mirip)
B; Prinsip
BAB III
TATA LAKSANA
A; Peresepan
1; Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medications.
2; Instruksi ini harus mencakup minimal:
a; Nama pasien dan nomor rekam medis
b; Tanggal dan waktu instruksi dibuat
1; Penyimpanan obat Elektrolit pekat dan LASA/ NORUM hanya boleh disimpan di :
HCU, IGD, Instalasi Farmasi, Kamar Operasi dan Kamar Bersalin.
2; Penyimpanan obat High Alert selain Elektrolit Pekat disimpan di :
a; Instalasi Farmasi dan depo farmasi Kamar Operasi.
b; Trolly Emergency ruang Perawatan Rawat Inap IGD, HCU, Kamar Bersalin, dan
Kamar Operasi.
3; Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan dengan
obat-obatan rutin lainnya. Jika high alert medications harus disimpan di area
perawatan pasien, kuncilah tempat penyimpanan dengan diberikan label Peringatan:
high alert medications pada tutup luar tempat penyimpanan.
4; Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert medications,
berikanlah pesan pengingat di tutup cabinet agar perawat pasien menjadi
waspada,dan berhati-hati dengan high alert medications. Setiap kotak/ tempat yang
berisi high alert medications harus diberi label.
5; Infus intravena high alert medications harus diberikan label yang jelas.
C; Pemberian Obat
b; Kebijakan:
* obat-obatan yang sebaiknya tidak diberikan sebagai bolus dari kantong infus / vial
d; Prosedur:
1; Untuk dosis inisial atau inisiasi infus baru
Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal di bawah ini
untuk menjalani pengecekan ganda oleh petugas kedua:
o Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau
resep/ instruksi tertulis dokter
2; Insulin IV
a; Singkatan u untuk unit tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan.
b; Infus insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label high alert , ikuti
protokol standar HCU.
c; Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari
setelah dibuka.
d; Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label.
e; Lakukan pengecekan ganda
f; Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan
diberikan suntikan insulin.
g; Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis:
1; Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat
2; Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka
(injeksi jarum suntik). Tanggal dibuka / digunakannya insulin untuk
pertama kali harus dicatat pada vial.
3; Konsentrat elektrolit (KCl, NaCl 3%, MgSo4, dan Na Bicarbonat) : dijelaskan
pada ketentuan khusus untuk obat-obat High Concentrate
E; Pemberian High Alert Medications Pada Pediatrik dan Neonatus
1; High alert medications pada neonatus dan pediatric serupa dengan obat-obatan pada
dewasa
2; Prosedur pemberian obat:
a; Lakukan pengecekan ganda oleh 2 orang petugas kesehatan yang berkualitas
(perawat, dokter, ahli farmasi)
b; Berikut adalah konsentrasi standar obat-obatan untuk penggunaan secara
kontinu infus intravena untuk semua pasien pediatric yang dirawat. Berikan label
konsentrasi . untuk spuit atau botol infus dengan konsentrasi modifikasi.
c; Tabel Konsentrasi Standar Obat-obatan untuk Pediatric, Neonatus
Ketentuan Umum
1; Penyimpanan:
a; Elektrolit pekat dibatasi di ruang dengan kriteria critical ill yakni:
1; Instalasi Farmasi
2; IGD
3; Kamar Operasi
4; Kamar bersalin
5; HCU
b; Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan
bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas
Ketentuan Khusus
c; Labelling
Label tambahan yang perlu diberikan pada kemasan magnesium sulfat :
; High Alert Drug
Label ditulis menggunakan warna mencolok misalnya merah.
Sering terjadi kesalahan dalam membedakan antara MS/MSO 4 untuk morfin
sulfat, dengan MgSO4 untuk magnesium sulfat sehingga terdapat larangan
penyingkatan morfin maupun magnesium.
d; Penyimpanan
Injeksi magnesium sulfat disimpan pada suhu ruang dan terlindung dari suhu
> 40oC dan terhindar dari proses pembekuan. Proses refrigerasi ampuls
dapat mencegah presipitasi dan kristalisasi. Penyimpanan high alert drug
2; NACL 3% Infus
a; Penyiapan dan Stabilitas
1; Larutan hipertonis NaCl 3% dapat langsung digunakan.
2; Penambahan obat atau zat lain ke dalam larutan tidak
direkomendasikan.
3; Stabil pada suhu ruang
4; Paparan terhadap panas sebaiknya dihindari, namun NaCl 3% tidak
akan rusak sampai paparan panas pada suhu 40C.
5; Hindari penyimpanan di freezer
6; Bila larutan tidak jernih, larutan tidak boleh digunakan
b; Administrasi dan Rute Pemberian:
1; IV intermiten : laju maksimum 100 mL/jam
2; IV infus kontinu : laju maksimum 100 mL/jam
3; Untuk infus intermittent: Administrasikan 3% atau 5% NaCl melalui vena
besar dan hindari terjadinya infiltrasi. Setelah 100 mL pertama
pemberian, konsentrasi NaCl, dan bikarbonat harus direevaluasi untuk
menentukan jumlah yang harus diadministrasikan pada pemberian
berikutnya.
4; Laju pemberian : Tidak melebihi 100 mL/jam atau 1 meq/kg/ jam
Preparasi
o Mengukur level elektrolit.
Perhatian infusi
o Pemberian melalui infus I.V. perlahan pada laju yang telah ditetapkan,
dengan dikontrol menggunakan alat khusus.
- Pada anak-anak, jangan diberikan lebih dari 8 mEq/kg/hari.
- Hindari infusi langsung, yang bisa menyebabkan tetanus; pada anak-
anak hal itu dapat menurunkan tekanan cairan serebrospinal dan
dapat menyebabkan hemoragi intrakranial.
- Jangan diberikan bersamaan ketika pasien dalam penggunaan
kalsium atau katekolamin (seperti norepineprin, dobutamin atau
dopamin). Jika pasien sedang dalam penggunaan obat-obat tersebut,
flush I.V. line dengan cermat setelah pemberian tiap dosis obat
tersebut untuk mencegah kontak antara obat-obat tersebut dengan
natrium
b;
Penyimpanan
Simpan pada suhu 15-300C (59-860F); batas yang diperbolehkan sampai
400C (1040F). jangan disimpan di freezer.
1; Tidak memberikan secara cepat melalui intravena kecuali kasus cardio pulmonary
resuscitation (CPR).
2; Diberikan sampai pH 7,25
3; Konsentrasi bikarbonat dalam serum harus mencapai 15 mEq/L jika pasien tidak
dapat mencapai pCO2< 35 mmHg.
4; Diberikan secara perlahan-perlahan yaitu dari total defisit pada 1 jam pertama jika
pH kurang dari 7,15 dan selanjutnya diberi 2-3 jam berikutnya. Hal ini karena asam
laktat sebagai produksi dari koreksi akan dimetabolisme menjadi bikarbonat setelah
direhidrasi dan diberi oksigen serta glukosa.
5; Dilakukan pemeriksaan analisa gas darah secara serial. Pengobatan yang paling baik
untuk asidosis adalah mengoreksi keadaan yang menyebabkan kelainan, seringkali
pengobatan ini menjadi sulit terutama pada penyakit kronis yang menyebabkan
gangguan fungsi paru atau gagal ginjal.
6; Untuk menetralkan kelebihan asam sejumlah besar natrium bikarbonat dapat diserap
melalui mulut. Natrium bikarbonat diabsorbsi dari traktus gastroinstestinal ke dalam
darah dan meningkatkan bagian bikarbonat pada sistem penyangga bikarbonat
sehingga meningkatkan pH menuju normal. Natrium bikarbonat dapat juga diberikan
secara intravena. Untuk pengobatan asidosis respiratorik dapat diberikan O 2 dan juga
obat-obatan yang bersifat bronkodilator.
BAB IV
PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG
HOSPITAL:2017 18
DOKUMENTASI
6; Jika terjadi insiden akibat kesalahan pemberian obat, dilakukan hal berikut ini:
a; Pastikan keamanan dan keselamatan pasien.
b; Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan.
c; Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan di
tempat yang salah, para pegawai harus memastikan bahwa langkah-langkah
yang penting telah diambil untuk melakukan prosedur yang tepat pada pasien
yang tepat.
7; Setiap pemakaian obat high alert dan LASA harus tercatat di status rekam medis.
BAB V
PENUTUP
Ditetapkan di xxxxxx
Pada tanggal xxxxxxxxxxxxx
Kepala Kurnia Hospital Serang
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Lampiran 2
3 COUNTERPAIN 15 GR COUNTERPAIN 30 GR
8 RHINATHIOL 5 % DWSRHINATHIOL
100 ML PROMETAZINE SYR