Anda di halaman 1dari 35

PANDUAN

HIGH ALERT MEDICATIONS


KURNIA SERANG HOSPITAL

BAB I
PENDAHULUAN

A; Pengertian

High alert medications atau obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah obat-
obatan yang sering menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius (sentinel event)
dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome). Seperti obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike)/ NORUM (Nama Obat Rupa
Ucapan Mirip), obat dengan konsentrasi tinggi (High Concentrate), obat dengan indeks
terapi sempit, obat sitotoksik.

B; Tujuan

1; Menyediakan panduan untuk rumah sakit/fasilitas kesehatan lainnya mengenai


kebijakan manajemen dan pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori
high alert medications (obat-obatan dengan pengawasan).
2; Meningkatkan kewaspadaan akan high alert medications sehingga meningkatkan
keselamatan pasien.
3; Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi
terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan potensi risiko terhadap
pasien.

BAB II
RUANG LINGKUP

A; Ruang lingkup
PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG
HOSPITAL:2017 1
1; High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan
komplikasi, efek samping, atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang
dosis terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan
terjadinya kesalahan.
2; Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti:
a; Menyediakan akses informasi mengenai high alert medications
b; Membatasi akses terhadap high alert medications
c; Menggunakan label dan tanda peringatan untuk high alert medications
1; Untuk obat High Alert tandai pada tempat penyimpanannya dengan stiker
berwarna merah dengan tulisan bewarna putih HIGH ALERT
2; Untuk obat LASA/NORUM tandai pada tempat penyimpanannya dengan
stiker berwarna kuning dengan tulisan bewarna merahLASA.
d; Penyimpanan terpisah dari obat-obatan lain, untuk obat dengan kategori
LASA/NORUM harus diatur untuk memisahkan obat-obatan tersebut dengan
diberi jarak/diseling dengan obat lain.
e; Obat High Concentrate, narkotika dipisahkan di tempat tersendiri dan diberi
tanda dengan jelas. Untuk obat High Concentrate, wadah dan area penyimpanan
diberi tanda warna merah yang jelas yang dapat membedakan dengan obat lain.
f; Melakukan prosedur pengecekan gandauntuk obat-obat tertentu.
3; Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau
ulang dalam audit dan revisi high alert medications oleh Apoteker di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit.
4; Obat-obat yang termasuk dalam kategori high alert medications:

Tabel Obat-obatan dalam Kategori High Alert Medications

Kategori / Kelas Obat-obatan Contoh Jenis obat

Agonis adnergik IV Epinefrin

Antagonis adrenergic IV Propanolol

Agen anestesi (umum, inhalasi, dan IV) Propofol, ketamin

Insulin Insulin Regular

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 2
Opioid / narkose:
a; IV Petidin, Fentanyl inj

Konsentrat KCl untuk injeksi

Injeksi Magnesium Sulfat (MgSO4)

5; Daftar obat kategori High Alert yang tersedia di Kurnia serang hospital dapat dilihat
pada Lampiran :
a; Daftar obat High Alert.
b; Daftar obat LASA (Look Alike Sound Alike) atau NORUM (Nama Obat, Rupa dan
Ucapan Mirip)

B; Prinsip

1; Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan


a; Mengurangi jumlah high alert medications yang disimpan di suatu unit
b; Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia
c; Hindarkan penggunaan high alert medications sebisa mungkin
2; Lakukan pengecekan ganda
3; Minimalisasi konsekuensi kesalahan
a; Pisahkan obat-obat dengan nama atau label yang mirip
b; Minimalisasi instruksi verbal
c; Batasi akses terhadap high alert medications

BAB III
TATA LAKSANA

Lakukan tatalaksana dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi,


mempersiapkan, memberikan obat, dan menyimpan high alert medications.

A; Peresepan

1; Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medications.
2; Instruksi ini harus mencakup minimal:
a; Nama pasien dan nomor rekam medis
b; Tanggal dan waktu instruksi dibuat

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 3
c; Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian boleh menggunakan singkatan
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. (misalnya i.v
yang berarti intavena), dan tanggal pemberian setiap obat
d; Kecepatan dan atau durasi pemberian obat.
3; Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap high
alert medications secara tertulis. Jika memungkinkan, peresepan high alert
medications harus terstandarisasi dengan menggunakan instruksi tertulis/tercetak.

B; Penyimpanan dan Persiapan

1; Penyimpanan obat Elektrolit pekat dan LASA/ NORUM hanya boleh disimpan di :
HCU, IGD, Instalasi Farmasi, Kamar Operasi dan Kamar Bersalin.
2; Penyimpanan obat High Alert selain Elektrolit Pekat disimpan di :
a; Instalasi Farmasi dan depo farmasi Kamar Operasi.
b; Trolly Emergency ruang Perawatan Rawat Inap IGD, HCU, Kamar Bersalin, dan
Kamar Operasi.
3; Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan dengan
obat-obatan rutin lainnya. Jika high alert medications harus disimpan di area
perawatan pasien, kuncilah tempat penyimpanan dengan diberikan label Peringatan:
high alert medications pada tutup luar tempat penyimpanan.
4; Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert medications,
berikanlah pesan pengingat di tutup cabinet agar perawat pasien menjadi
waspada,dan berhati-hati dengan high alert medications. Setiap kotak/ tempat yang
berisi high alert medications harus diberi label.
5; Infus intravena high alert medications harus diberikan label yang jelas.

C; Pemberian Obat

1; Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check) terhadap semua


high alert medications sebelum diberikan kepada pasien.
2; Pengecekan ganda terhadap high alert medications
a; Tujuan: identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau pengecekan
ganda oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai orang kedua) sebelum
memberikan obat dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan akurasi.

b; Kebijakan:

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 4
1; Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert medications
tertentu/ spesifik dan disaat pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan
transfer pasien.
2; Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau pada
catatan pemberian medikasi pasien.
3; Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang untuk
menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-obatan, antara lain:
perawat, ahli farmasi, dan dokter.
4; Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang, teknisi,
atau perawat lainnya. (petugas tidak boleh sama dengan pengecek pertama)
5; Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda/ verifikasi oleh
orang kedua dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut:
Setiap akan memberikan injeksi obat
Untuk infus:
Saat terapi inisial
Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
Saat pemberian bolus
Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
Setiap terjadi perubahan dosis obat
6; Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari dokter.

c; Berikut adalah high alert medications yang memerlukan pengecekan ganda:

High alert medications yang Memerlukan Pengecekan Ganda


untuk Semua Dosis Termasuk Bolus
Obat-obatan
Insulin
Infus Magnesium sulfat pada pasien obstetric

* obat-obatan yang sebaiknya tidak diberikan sebagai bolus dari kantong infus / vial
d; Prosedur:
1; Untuk dosis inisial atau inisiasi infus baru
Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal di bawah ini
untuk menjalani pengecekan ganda oleh petugas kedua:
o Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau
resep/ instruksi tertulis dokter

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 5
o Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
o Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
o Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang hendak
diberikan telah sesuai dengan instruksi dokter.
o Obat memenuhi 7 Benar.
o Membaca label dengan suara lantang kepada perawat untuk
memverifikasi prinsip 7 Benar ini:
; Obat benar
; Dosis atau kecepatannya benar, termasuk pengecekan
ganda mengenai penghitungan dan verifikasi pompa infuse
; Rute pemberian benar
; Frekuensi / interval benar
; Diberikan kepada pasien yang benar
; Informasi benar
; Dokumentasi benar
Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan/ vial obat untuk
memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah obat yang benar,
misalnya: dosis insulin
Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda
dan kedua petugas puas bahwa obat telah sesuai, lakukanlah
pencatatan pada rekam medis/ catatan pemberian medikasi pasien.
Petugas kedua harus menulis dicek oleh: dan diisi dengan nama
pengecek.
Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada
pasien.
Pastikan infus obat berada pada jalur/ selang yang benar dan lakukan
pengecekan selang infus mulai dari larutan/ cairan infus, pompa,
hingga tempat insersi selang.
Pastikan pompa infus terprogram dengan kecepatan pemberian yang
tepat, termasuk ketepatan data berat badan pasien.

2; Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien:


Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
o Obat yang diberikan harus memenuhi kelima persyaratan.

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 6
o Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang kepada
perawat sebelumnya untuk memverifikasi kelima persyaratan
(seperti yang telah disebutkan di atas).
Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa obat
telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada bagian pengecekan oleh
perawat di rekam medis pasien.

3; Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien,


memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis, dan
tujuannya (pasien dapat juga berperan sebagai pengecek, jika menungkinkan).
4; Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat kontinu harus
diberikan melalui pompa infus IV. Pengecualian dapat diberikan pada pasien risiko
tinggi mengalami kelebihan cairan (volume over-load).Setiap selang infus harus diberi
label dengan nama obat yang diberikan di ujung distal selang dan pada pintu masuk
pompa (untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan kesalahan).
5; Pada situasi emergensi, di mana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda dapat
menghambat/ menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif terhadap pasien,
perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan dan memastikan bahwa
kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi dan perlu ditatalaksana segera
sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang
diberikan sebelum memberikannya kepada pasien.
6; Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada instalasi farmasi, dan dilakukan
peninjauan ulang oleh ahli farmasi atau apoteker apakah terjadi kesalahan obat yang
belum diberikan.
7; Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk mengetahui indikasi
penggunaan dosis ekstra

D; Contoh Ketentuan Penanganan High Alert Medications

1; Agonis Adrenergik IV (epinefrin)


a; Instruksi medikasi harus meliputi kecepatan awal.
b; Saat titrasi obat, haruslah meliputi parameternya

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 7
c; Konsentrasi standar untuk infus kontinu:
1) Epinefrin: 4 mg/250ml
d; Pada kondisi klinis dimana diperlukan konsentrasi infus yang tidak sesuai
standar, spuit atau botol infus harus diberi label konsentrasi yang digunakan
adalah .
e; Gunakan monitor kardiovaskular pada semua pasien dengan pemasangan
vena sentral

2; Insulin IV
a; Singkatan u untuk unit tidak diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan.
b; Infus insulin: konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label high alert , ikuti
protokol standar HCU.
c; Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari
setelah dibuka.
d; Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label.
e; Lakukan pengecekan ganda
f; Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan
diberikan suntikan insulin.
g; Distribusi dan penyimpanan vial insulin dengan beragam dosis:
1; Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat
2; Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka
(injeksi jarum suntik). Tanggal dibuka / digunakannya insulin untuk
pertama kali harus dicatat pada vial.
3; Konsentrat elektrolit (KCl, NaCl 3%, MgSo4, dan Na Bicarbonat) : dijelaskan
pada ketentuan khusus untuk obat-obat High Concentrate
E; Pemberian High Alert Medications Pada Pediatrik dan Neonatus

1; High alert medications pada neonatus dan pediatric serupa dengan obat-obatan pada
dewasa
2; Prosedur pemberian obat:
a; Lakukan pengecekan ganda oleh 2 orang petugas kesehatan yang berkualitas
(perawat, dokter, ahli farmasi)
b; Berikut adalah konsentrasi standar obat-obatan untuk penggunaan secara
kontinu infus intravena untuk semua pasien pediatric yang dirawat. Berikan label
konsentrasi . untuk spuit atau botol infus dengan konsentrasi modifikasi.
c; Tabel Konsentrasi Standar Obat-obatan untuk Pediatric, Neonatus

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 8
Obat Konsentrasi 1 Konsentrasi 2 Konsentrasi 3
KCl 0,1 mEq/ml 0,2 mEq/ml
(10 mEq/100ml) (20 mEq/100ml),
hanya untuk infus vena
sentral
Spesifik untuk pediatric
Epinefrin 16 mcg/ml 64 mcg/ml
(4 mg/250ml) (16 mg/250ml)
Insulin, regular 0,5 unit/ml 1 unit/ml
Spesifik untuk neonates
Epinefrin 20 mcg/ml 40 mcg/ml
Insulin, regular 0,1 unit/ml 0,5 unit/ml
Fentanil 4 mcg/ml 12,5 mcg/ml

d; Hanya staf yang berpengalaman dan kompeten yang diperbolehkan memberikan


obat.
e; Simpan dan instruksikan hanya 1 (satu) konsentrasi .
f; Harus memberikan instruksi dalam satuan milligram, tidak boleh menggunakan
satuan milliliter.
g; Jangan menginstruksikan penggunaan obat-obatan ini sebagai rutinitas / jika
perlu. Jika diperlukan pemberian obat secara pro re nata (jika perlu), tentukan
dosis maksimal yang masih diperbolehkan (misalnya: dosis maksimal 500 mg
perhari).

F; Pedoman Khusus Pengelolaan Obat Konsentrasi Pekat (High Concentrate)

Ketentuan Umum
1; Penyimpanan:
a; Elektrolit pekat dibatasi di ruang dengan kriteria critical ill yakni:
1; Instalasi Farmasi
2; IGD
3; Kamar Operasi
4; Kamar bersalin
5; HCU
b; Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan
bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 9
yang diberi wewenang. Obat diberi penandaan yang jelas berupa label High
Alert warna merah.
c; Pisahkan obat elektrolit pekat dari obat lain.
d; Lakukan penandaan pada penyimpanannya seperti memberikan selotip merah
pada sekeliling tempat penyimpanan.
2; Peresepan:
a; Instruksi lisan hanya diperbolehkan dalam keadaan emergensi dan sesegera
mungkin dibuat dokumen tertulis yang dilengkapi legalisasi dokter yang
meresepkan lisan.
b; Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep: pasien, no rekam medik,
indikasi, ketepatan obat, dosis dan rute pemberian
3; Penyiapan:
a; Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) melakukan verifikasi resep obat
elektrolit pekat.
b; Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat elektrolit pekat dapat
didelegasikan pada TTK yang sudah mendapat pelatihan mengenai obat
elektrolit pekat.
c; Lakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum obat
diserahkan kepada dokter, perawat atau keluarga pasien disertai informasi yang
memadai.
4; Pemberian :
a; Sebelum perawat memberikan obat elektrolit pekat kepada pasien maka perawat
lain harus melakukan pemeriksaaan kembali secara independen:
1; Identitas pasien
2; Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter
3; Ketepatan perhitungan dosis obat
b; Obat elektrolit pekat infus harus dipastikan:
1; Ketepatan kecepatan pompa infus
2; Jika obat lebih dari satu, tulis nama obat pada label di botol infus
c; Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat elektrolit pekat.

Ketentuan Khusus

1; Magnesium Sulfat Injeksi

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 10
a; Rekonstitusi
Diluen yang dapat digunakan untuk melakukan proses rekonstitusi
magnesium sulfat yaitu D5W (5% Dextrose in Water) dan NS
(Normal Saline).
Preparasi pengenceran standar dilakukan sesuai perbandingan sebagai
berikut:

Jumlah Obat Volum Infus Durasi Infus


1 gram 50 ml 30 menit
2 gram 100 ml 60 menit
3 gram 100 ml 2 jam
4 gram 250 ml 3 jam

Magnesium sulfat memiliki inkompatibilitas terhadap :


Alkohol (dosis tinggi) Salisilat
Alkali karbonat dan bikarbonat Stronsium
Alkali hidroksida Tartat
Arsenat
Barium
Clindamycin fosfat
Kalsium
Logam berat
Natrium suksinat hidrokortison
Posfat

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 11
Polymixin B sulfat
Prokain hidroklorida
Magnesium dapat menurunkan aktivitas antibiotik dari Streptomycin, Tetrasiklin,
dan Tobramycin pada penggunaan bersamaan.
b; Prosedur Pemberian
1; Digunakan untuk pencegahan dan pengendalian terhadap seizure pada
toxemia pregnancy, nefritis akut, dan kondisi lainnya.
2; Rute pemberian secara intravena atau intramuskular.
3; Untuk injeksi intravena, sebaiknya menggunakan konsentrasi di bawah
20%, laju injeksi tidak melebihi 1,5 ml dari larutan atau ekuivalen 10%
per menit. Untuk injeksi intramuskular, konsentrasi 25 atau 50% sesuai
bagi dewasa sedangkan pengenceran 20% diperlukan bagi bayi dan
anak.
4; Administrasi larutan konsentrat dilakukan menggunakan infusion pumps.
Alat-alat infus lainnya memerlukan perhatian khusus, seperti
penghitungan laju infus.

5) Larutan intravena diencerkan sampai 200 mg/ml.


6) Laju infus tidak lebih dari 150mg/menit kecuali pada severe eclampsia.

c; Labelling
Label tambahan yang perlu diberikan pada kemasan magnesium sulfat :
; High Alert Drug
Label ditulis menggunakan warna mencolok misalnya merah.
Sering terjadi kesalahan dalam membedakan antara MS/MSO 4 untuk morfin
sulfat, dengan MgSO4 untuk magnesium sulfat sehingga terdapat larangan
penyingkatan morfin maupun magnesium.
d; Penyimpanan
Injeksi magnesium sulfat disimpan pada suhu ruang dan terlindung dari suhu
> 40oC dan terhindar dari proses pembekuan. Proses refrigerasi ampuls
dapat mencegah presipitasi dan kristalisasi. Penyimpanan high alert drug

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 12
seperti magnesium sulfat dipastikan berada pada tempat yang tidak mudah
untuk dijangkau dengan disertai informasi aturan penggunaan dan
pengadministrasian.
Pada konsentrasi 40 g/L dalam 5% dekstrosa dalam air, magnesium sulfat
stabil selama 60 hari pada suhu 0oC.
e; Monitoring (Pemantauan)
1; Penggunaan konsentrat elektrolit memerlukan perhatian khusus,
termasuk persyaratan permintaan yang terbatas dan perlunya
penyimpanan serta dokumentasi yang jelas.
2; Membutuhkan protokol khusus dalam penggunaan magnesium sulfat.
3; Check dan re-check dilakukan khususnya pada penghitungan dosis
dengan memperhatikan dosis maksimum sehari.
4; Perlu pengawasan khusus oleh petugas medis, terutama pada 1 jam
pertama pemberian magnesium sulfat.

2; NACL 3% Infus
a; Penyiapan dan Stabilitas
1; Larutan hipertonis NaCl 3% dapat langsung digunakan.
2; Penambahan obat atau zat lain ke dalam larutan tidak
direkomendasikan.
3; Stabil pada suhu ruang
4; Paparan terhadap panas sebaiknya dihindari, namun NaCl 3% tidak
akan rusak sampai paparan panas pada suhu 40C.
5; Hindari penyimpanan di freezer
6; Bila larutan tidak jernih, larutan tidak boleh digunakan
b; Administrasi dan Rute Pemberian:
1; IV intermiten : laju maksimum 100 mL/jam
2; IV infus kontinu : laju maksimum 100 mL/jam
3; Untuk infus intermittent: Administrasikan 3% atau 5% NaCl melalui vena
besar dan hindari terjadinya infiltrasi. Setelah 100 mL pertama
pemberian, konsentrasi NaCl, dan bikarbonat harus direevaluasi untuk
menentukan jumlah yang harus diadministrasikan pada pemberian
berikutnya.
4; Laju pemberian : Tidak melebihi 100 mL/jam atau 1 meq/kg/ jam

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 13
5; Kompatibilitas : Kompatibel dengan D5W, D10W, ringer dan ringer laktat,
kombinasi dekstrosa/ringer, kombinasi dekstrosa/ringer laktat, kombinasi
dekstrosa/ NaCl 0.9%, 1/6 M Na laktat.
c; Kontra indikasi

Larutan hipertonis NaCl 3 % tidak boleh digunakan pada pasien dengan


peningkatan, sedikit penurunan, atau kadar serum natrium yang normal,
pasien dengan retensi cairan atau hipernatremia
d; Perhatian
1; Pasien dengan gagal jantung kongestif (CHF), sirosis hati, gagal ginjal
parah, obstruksi saluran kemih.
2; Pasien yang mengkonsumsi obat yang dapat menyebabkan retensi
natrium seperti glukokortikoid dan kortikotropin.
e; Monitoring

1; Pemantauan keseimbangan cairan (intake & output, adanya tanda


edema) selama terapi.
2; Pemantauan gelala hiponatremia (sakit kepala, takikardia, lesu,
membrane mucus kering, mual, muntah, keram otot) atau hipernatremia
(edema, penambahan bobot badan, hipertensi, takikardia, demam, kulit
kemerahan) selama terapi.
3; Pemantauan kadar natrium, kalium, bikarbonat dan klorida serta
keseimbangan asam basa untuk pasien dengan terapi NaCl jangka
panjang.
4; Pemantauan osmolaritas serum

3; Kalium Klorida (KCl) Injeksi


a; Pelarutan dan Administrasi :
Harus dilarutkan dan dicampur dengan baik sebelum digunakan dan
pemberian dilakukan berdasarkan petunjuk dari produsen. Kalium klorida
dapat ditambahkan ke infus NaCl 0,9%, dicampur hingga homogen dan
diberikan perlahan selama 2 sampai 3 jam. Konsentrasi untuk larutan infus,
kalium klorida 11,2% (112mg, rata-rata 1,5 mmol masing-masing K + dan
Cl- /mL) dalam 20 mL ampul. Untuk infus intravena konsentrasi larutan tidak

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 14
boleh melebihi 3,2 g/L (43 mmol/L). Penyesuaian pH dapat dilakukan dengan
penambahan HCl. Ekstravasasi sebaiknya dihindari. Terapi pengganti kalium
awal tidak boleh mencakup infus glukosa karena glukosa dapat
menyebabkan penurunan konsentrasi kalium dalam plasma.
b; Cara Penyimpanan :
Larutan sebaiknya disimpan pada suhu ruangan yang terkontrol dan
digunakan hanya jika berwarna bening.
c; Monitoring :
Pengukuran kalium dalam plasma secara kontinu diperlukan untuk
menentukan apakah pemberian infus dibutuhkan serta untuk menghindari
terjadinya hiperkalemia yang biasanya terjadi pada gangguan fungsi ginjal.
Pemberian kalium klorida dilakukan berdasarkan anjuran dari spesialis dan
dilakukan monitoring EKG pada kasus yang berat, serta diperlukan perhatian
khusus pada pasien dengan gangguan ginjal.
d; Labeling :
Informasi yang harus ada pada tiap kemasan dengan tinta yang tahan air
antara lain nama produk, nilai produk, nama dan alamat produsen, negara
asal, nomor batch, dan berat bersih.
e; Peringatan :
Hindari penggunaan rutin. Terapi ini juga beresiko tinggi untuk menyebabkan
hiperkalemia. Dapat menyebabkan toksisitas kardiak pada infus cepat.
f; Informasi Tambahan :
KCl kompatibel secara fisik dengan ceftazidime. Penambahan KCl pada
larutan manitol 20 atau 25% larutan dapat menyebabkan endapan manitol.
KCl injeksi 80 mEq/L ditambahkan dengan dekstrosa 5% dalam air dalam
botol gelas menghasilkan endapan yang mengandung silika dan alumina.
Perlakuan yang baik diperlukan ketika dilakukan penambahan KCl ke larutan
infus, baik dalam wadah fleksibel maupun dalam botol. Penambahan KCl
pada larutan infus tergantung posisi penggunaan, khususnya pada wadah
fleksibel, hasil dalam penyatuan KCl dan bolus dari obat yang diberikan ke
pasien, dengan konsekuensi yang serius atau bahkan fatal. Percobaan untuk
mencampurkan KCl dalam wadah kontainer dengan baik dengan cara
menekan wadah dalam posisi tergantung tidak berhasil. Direkomendasikan
obat telah dicampurkan dengan larutan dalam wadah fleksibel ketika dalam

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 15
posisi injection arm pada wadah paling atas. Pada botol dan wadah fleksibel
inversi dan pergejolakan yang diulang dan berlanjut diperlukan untuk
mendapatkan campuran yang sempurna.

4; Natrium Bikarbonat Injeksi

Kategori Resiko Kehamilan : C


Nama Dagang : Meylon
a; Pemberian

Preparasi
o Mengukur level elektrolit.

Pelarutan dan kompaktibilitas


o Untuk infus I.V. larutkan dengan dilute WFI steril, larutan saline normal,
D5W atau pelarut I.V. lainnya dengan konsentrasi yang sesuai, tergantung
.kondisi pasien dan peralatan.
o Menggunakan larutan hanya jika bening
o Jangan dicampurkan dengan obat lain

Perhatian infusi
o Pemberian melalui infus I.V. perlahan pada laju yang telah ditetapkan,
dengan dikontrol menggunakan alat khusus.
- Pada anak-anak, jangan diberikan lebih dari 8 mEq/kg/hari.
- Hindari infusi langsung, yang bisa menyebabkan tetanus; pada anak-
anak hal itu dapat menurunkan tekanan cairan serebrospinal dan
dapat menyebabkan hemoragi intrakranial.
- Jangan diberikan bersamaan ketika pasien dalam penggunaan
kalsium atau katekolamin (seperti norepineprin, dobutamin atau
dopamin). Jika pasien sedang dalam penggunaan obat-obat tersebut,
flush I.V. line dengan cermat setelah pemberian tiap dosis obat
tersebut untuk mencegah kontak antara obat-obat tersebut dengan
natrium

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 16
Monitoring
o Monitor level elektrolit dan hasil gas darah .
o Siaga pada tanda dan gejala ketidak seimbangan elektrolit dan alkalosis
metabolik.
o Monitor cairan intake dan output. Assess untuk kelebihan cairan.
o Perhatikan terjadinya inflamasi pada wilayah I.V.

b;

Penyimpanan
Simpan pada suhu 15-300C (59-860F); batas yang diperbolehkan sampai
400C (1040F). jangan disimpan di freezer.

c; Toksisitas dan overdosis


o Pemberian yang berlebihan dan terlalu cepat bisa menyebabkan alkalosis
dengan hiperiritabilitas atau tetanus.
o Dalam alkalosis, infus yang tidak dilanjutkan dan menyediakan perawatan
menurut derajat alkalosis, seperti pemberian I.V. terhadap larutan saline
untuk injeksi. Penggunaannya saat dipesan dan dibutuhkan, berikan KCl
untuk hipokalemia, Kalsium glukonat untuk hiperiritabilitas atau tetanus,
dan agen pengasam (seperti ammonium klorida) untuk alkalosis berat.`

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 17
G; Prinsip Terapi Biknat

1; Tidak memberikan secara cepat melalui intravena kecuali kasus cardio pulmonary
resuscitation (CPR).
2; Diberikan sampai pH 7,25
3; Konsentrasi bikarbonat dalam serum harus mencapai 15 mEq/L jika pasien tidak
dapat mencapai pCO2< 35 mmHg.
4; Diberikan secara perlahan-perlahan yaitu dari total defisit pada 1 jam pertama jika
pH kurang dari 7,15 dan selanjutnya diberi 2-3 jam berikutnya. Hal ini karena asam
laktat sebagai produksi dari koreksi akan dimetabolisme menjadi bikarbonat setelah
direhidrasi dan diberi oksigen serta glukosa.
5; Dilakukan pemeriksaan analisa gas darah secara serial. Pengobatan yang paling baik
untuk asidosis adalah mengoreksi keadaan yang menyebabkan kelainan, seringkali
pengobatan ini menjadi sulit terutama pada penyakit kronis yang menyebabkan
gangguan fungsi paru atau gagal ginjal.
6; Untuk menetralkan kelebihan asam sejumlah besar natrium bikarbonat dapat diserap
melalui mulut. Natrium bikarbonat diabsorbsi dari traktus gastroinstestinal ke dalam
darah dan meningkatkan bagian bikarbonat pada sistem penyangga bikarbonat
sehingga meningkatkan pH menuju normal. Natrium bikarbonat dapat juga diberikan
secara intravena. Untuk pengobatan asidosis respiratorik dapat diberikan O 2 dan juga
obat-obatan yang bersifat bronkodilator.

BAB IV
PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG
HOSPITAL:2017 18
DOKUMENTASI

A; Pelaporan Insiden/Kejadian Obat-Obatan High Alert Yang Tidak Berlabel.


1; Setiap petugas yang menemukan adanya obat High Alert yang tidak berlabel harus
segera melapor kepada Instalasi Farmasi. Kemudian petugas farmasi menempelkan
sticker High Alert.
2; Petugas harus memberikan laporan kepada atasan langsung mengenai obat High
Alert yang tidak berlabel sebagai bahan evaluasi.
3; Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah :
a; Menemukan obat High Alert tidak berlabel.
b; Menemukan obat Elektrolit Pekat berada di ruang tindakan.
c; Kesalahan tulisan dokter tidak terbaca.
d; Kesalahan pengambilan obat LASA
e; Kesalahan memberikan obat kepada pasien dengan nama sama.
4; Kesalahan juga termasuk insiden yang terjadi akibat adanya kesalahan pemberian
obat dengan atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insiden yang hampir terjadi
dimana kesalahan terdeteksi sebelum obat diminum oleh pasien.
5; Beberapa penyebab umum terjadinya kesalahan pemberian obat :
a; Kesalahan pada resep tidak terbaca.
1; Salah memberikan etiket obat.
2; Kesalahan mengambil LASA
3; Kesalahan mengisi obat karena salah nama atau Nomor Rekam Medis.
4; Penulisan aturan pemakaian dari dokter tidak terbaca.
5; Pemberian obat oleh perawat baru atau peserta didik yang tidak diorientasi
b; Kesulitan komunikasi.
1; Hambatan akibat tidak ditulis alamat atau alamat pasien tidak jelas.
2; Kegagalan untuk pemeriksaan kembali obat sebelum diserahkan kepada
pasien.
3; Kurangnya pelayanan Informasi obat kepada Pasien.

6; Jika terjadi insiden akibat kesalahan pemberian obat, dilakukan hal berikut ini:
a; Pastikan keamanan dan keselamatan pasien.
b; Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan.
c; Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan di
tempat yang salah, para pegawai harus memastikan bahwa langkah-langkah
yang penting telah diambil untuk melakukan prosedur yang tepat pada pasien
yang tepat.
7; Setiap pemakaian obat high alert dan LASA harus tercatat di status rekam medis.

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 19
B; Revisi dan Audit.
1; Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun.
2; Rencana audit akan disusun dan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah
implementasi kebijakan. Audit klinis ini meliputi :
a; Jumlah persentase obat-obatan High Alert yang telah diberi label.
b; Pastikan Elektrolit pekat tidak boleh berada di unit pelayanan pasien.
c; Alasan mengapa obat High Alert tidak diberi label.
d; Insiden yang terjadi dan berhubungan dengan obat-obat High Alert.
3; Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan penanganan obat-obatan yang
perlu diwaspadai akan dipantau dan ditindaklanjuti dilakukan revisi kebijakan.

BAB V
PENUTUP

Demikian Buku Panduan Pengelolaan Obat-obatan Dengan Pengawasan Tinggi


(High Alert Medications) dibuat sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan di rumah sakit, maka pelaksanaan kegiatan Pengelolaan
Obat-obatan Dengan Pengawasan Tinggi (High Alert Medications) di rumah sakit
sangatlah penting. Melalui pedoman High Alert Medications ini diharapkan terjadi
penurunan resiko cedera bermakna pada pasien jika obat yang digunakan secara salah
sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Kurnia Serang
Hospital. Pedoman High Alert Medications merupakan motivasi yang cukup tinggi, untuk

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 20
bersedia melaksanakan High Alert Medications secara benar, berkesinambungan dan
berkelanjutan.

Ditetapkan di xxxxxx
Pada tanggal xxxxxxxxxxxxx
Kepala Kurnia Hospital Serang

dr. Wahyu Hapsari

DAFTAR PUSTAKA

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 21
- Permenkes RI No.1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.

Lampiran 1

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 22
DAFTAR OBAT HIGH ALERT MEDICATIONS
DI INSTALASI FARMASI KURNIA SERANG HOSPITAL

GOLONGAN NAMA ZAT AKTIF NAMA DAGANG SEDIAAN


Elektrolit Pekat KCL 7,46 % OTSU KCL 7,46 % Injeksi
NACL 3 % NACL 3 % (SODIUMInjeksi
CLORIDE)
Elektrolit MGSO4 20 % OTSU MGSO4 20 % Injeksi
Narkotik CODEIN CODEIN 10 MG TAB Tabet
CODEIN 20 MG TAB Tablet
CODIPRONT CSirup
EXPECTORANT
CODIPRONT SYRSirup
60ML
FENTANIL FENTANIL 0,5 MG 2MLInjeksi
INJ
MORPHIN MORPHIN 10 MG INJ Injeksi
MST CONTINUS 10Tablet
MG TAB
PETHIDIN PETHIDIN INJ Injeksi
Psikotropik ALPRAZOLAM ALGANAX 0,5 MG TAB Tablet
DIAZEPAM ANALSIK CAP Kapsul
KLORDIAZEPOKSIDA BRAXIDIN TAB Tablet
PHENOBARBITAL PHENOBARBITAL 30Tablet
MG TAB
PHENOBARBITAL 50Injeksi
MG/ML INJ
PHENTAL INJ Injeksi
PIPTAL PAEDIATRICDrop
DROP
PAPAVERIN HCL SANMAG TAB Tablet
MIDAZOLAM SEDACUM INJ 15 MG Injeksi
SEDACUM INJ 5 MG/5Injeksi
ML
Anastetikum BUPIVACAIN BUPIVACAIN 5 % INJ Injeksi
DECAIN 4 ML INJ Injeksi
ISOFLURANE ISOFLURANE Injeksi
PROPOFOL PROANES INJ Injeksi

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 23
PROPOFOL INJ Injeksi
KETAMINE KTM 100 ML INJ Injeksi
Antitrombolitik HEPARIN INVICLOT INJ Injeksi
Antidiabetes INSULIN SOLUBLEACTRAPID HM 100Injeksi
Parenteral HUMAN UI/ML X 10
NOVORAPID Injeksi
FLEXPEN
HUMALOG CART 100Injeksi
IU/ML 3 ML
Agonis Adrenergik EPINEFRIN EPINEPHRIN INJ Injeksi
NOREPINEFRIN N-EPI Injeksi

Lampiran 2

DAFTAR OBAT LOOK ALIKE DAN SOUND ALIKE


DI INSTALASI FARMASI KURNIA SERANG HOSPITAL
2.1.1; LOOK ALIKE

No. Nama Obat Nama Obat Gambar


1 ABBOTIC GRANULE 125 ABBOTIC GRANULE
MG 250 MG

2 AMIKASIN 500 MG AMIKASIN 250 MG INJ

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 24
3 AMOXSAN 250 MG TAB AMOXSAN 500 MG TAB

4 AMOXSAN DRY SYR AMOXSAN FORTE DRY


SYR

5 APOLAR CRM APOLAR N CRM 10 MG

6 BACTESYN 1.5 GR BACTESYN 375 MG 30


TAB

7 BIOTHICOL SYR BIOTHICOL FORTE


SYR

8 BUFECT SYR BUFECT FORTE SYR

9 CANESTEN SD VAGINAL CANESTEN VT 0,1


0,5 G

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 25
10 CAPTOPRIL 12.5 CAPTOPRIL 25 MG
MG(IND)

11 CARDISAN 10 MG TAB CARDISAN 5 MG TAB

12 CEFILA 200 MG TAB CEFILA KAPSUL


100MG

CENDO FENICOL 0.25% CENDO FENICOL 0.5


CC CC

CENDO FENICOL 0.25% CENDO FENICOL 0.5


MD MD

13 CINOLON CRM CINOLON N CRM

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 26
14 CLANEKSI DRY SYR CLANEKSI FORTE DRY
SYR

15 EFLAGEN 25MG (50'S) EFLAGEN 50MG 50'S

16 GRATIZIN 10MG TAB GRATIZIN 5 MG TAB

17 IM BOOST FORCE SYRIM BOOST SYR


60

18 MELOXICAM 15 MG MELOXICAM 7.5 MG


DEXA

19 MIKASIN 250 MG INJ MIKASIN 500 MG INJ

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 27
20 MOVIX 15 MG TAB MOVIX 7.5 MG TAB

21 OFLOXACIN 200MG OFLOXACIN 400MG

22 ONDANSENTRON 8 MGONDANSETRON 4MG


TAB TAB

23 PROPYRETIC SUPP 160 PROPYRETIC SUPP 240

24 RHELAFEN FORTE SYR RHELAFEN SUSP 60


ML

25 RHINATHIOL 2 % ANAKRHINATHIOL 5 % DWS


100 ML 100 ML

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 28
26 SALBUTAMOL 2MG TAB SALBUTAMOL 4MG
TAB

27 SANPRIMA FORTE CAP SANPRIMA TAB

28 STESOLID RECTAL STESOLID RECTAL


10MG 5MG

29 TENSICAP 12.5MG TAB TENSICAP 25 MG TAB

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 29
2.1.2 Kemasan mirip, nama sama, kandungan sama, beda bobot
No. Nama Obat Nama Obat Gambar
1 BATUGIN ELIXIR 120 ML BATUGIN ELIXIR 300 ML

2 BETADINE SOLUTION 30 ML BETADINE SOLUTION 15 ML

3 COUNTERPAIN 15 GR COUNTERPAIN 30 GR

PROME EXPECTORAN SYR PROME EXPECTORAN SYR


4 100 60

5 TRANSPULMIN BALSEM TRANSPULMIN BALSEM

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 30
10GR 20GR

6 TRANSPULMIN BB 20GR TRANSPULMIN BB 10GR

2.1.3 Kemasan mirip, nama beda, kandungan beda

No. Nama Obat Nama Obat Gambar


1 ALCO PLUS DMP ALCO PLUS SYR

2 CODIPRONT C CODIPRONT SYR 60ML


EXPECTORANT

3 CEFILA SYR NYSTIN DROP

4 EPISAN SUSPENSI 100 EPEXOL SYR


ML SYR

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 31
5 LAPIFED DM SYR 100LAPIFED EXP SYR
ML

6 LASAL EXP 100 ML LASAL SYR 100 ML

7 MYCO Z CRM 10 GR KENALOG IN ORA


BASE

8 RHINATHIOL 5 % DWSRHINATHIOL
100 ML PROMETAZINE SYR

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 32
2.1.4. Kemasan mirip, nama sama, kandungan sama, bentuk sediaan berbeda

No. Nama Obat Nama Obat Gambar


1 TARIVID OPTH (TTS TARIVID OTIC (TTS
MATA) TELINGA)

2 CENDO FENICOL 0.5 CENDO FENICOL 3,5GR


CC SALEP

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 33
2.2 SOUND ALIKE
NAMA OBAT NAMA OBAT NAMA OBAT
1 acLAM TAB acRAN 150 MG TAB
2 AMLOdipine 10MG 30'S NIFEdipin 10 MG TAB
3 ANALsik CAP LAsix TAB
4 anti HAV IGM antiHCV
5 asam FOLAT asam MEFENAMAT
6 carDISAN 10 MG TAB canDERIN 16 MG TAB
7 CEFIxim DRY SYR/ BERNO HELIxim SYRUP
8 CENDO polyDEX ED 5 ML CENDO polyNEL 5 ML
9 curLIV PLUS SYR curVIT SYR 60 ML
10 epEXOL SYR epiSAN SUSPENSI 100 ML SYR
11 EPHEdrin INJ EPInephrin INJ
12 epISAN SUSPENSI 100 ML SYR epEXOL SYR
13 feroKID SYR feroSFAT TAB EFF
14 FOLAmil GENIO CAP 30'S FOLavit 1 MG TAB
15 imUNOS PLUS CAPLET im BOOST TAB
16 inTERzinc SYR inTRIzin SYP L zinc 10 MG SYR
17 isoprinOSINE 60 ML SYR isPRINOL SYR isoFLURANE
18 lamESON 125 MG INJ lamETIC 4 MG INJ
19 lapiBAL 500 MCG lapiCEF 125 MG SYR lapiFED SYR 60 ML
20 laSAL 2MG TAB lasGAN TAB 30MG
21 LEVOcin500 MG TAB LEVOfloxacin 500 MG INF
22 meloXICAM 15 MG meloXIN 7.5 MG TAB
23 MIkasin 250 MG INJ AMIkasin 250 MG INJ
24 muCERA TAB muSIN SYR muCOS DROP
25 naPREX SUSP 60ML naRFOZ 4MG 30 ML SYR
26 NEUROsanbe TAB ERYsanbe 500 MG CAP
27 opiDIAR SYR opiXIME SYR
28 ORAlit SACHET TROlit SACC PHAROlit SITRAS
29 osFIT DHA osTRID 200 MG TAB
30 osTARIN 400 MG osTRID 200 MG TAB
31 otoPAIN EAR DROP ottoPAN DROP
32 PAmol DROP PAmol SYR 60 ML SANmol DROP
33 perDIPINE INJ 10 MG peTHIDIN INJ
34 predNICORT 4 MG TAB predNISONE 5MG
35 PREnamia CAP PROnemia TAB
36 proLACTA DHA FOR BABY proLIC 300 MG CAP
37 promeDEX SYR 60 ML PROME expectorant SYR 60
38 proVERA 10 MG TAB proVITAL PLUS TAB 50 proVULA TAB
39 RANIvel SYRUP RYvell DROP RYvell SYR
40 sanMAG TAB sanMOL TAB

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 34
41 scabiCID CREAM scabiMITE CR 10G
42 spiraMYCIN 500 MG (INF) spiraSIN TAB
43 thromboGEL 10 GR tromboPHOP GEL 20 GR
44 vecTRINE SYR veSTEIN SYR
45 volTADEX GEL 1% 20GR volTAREN GEL 10GR

PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS KURNIA SERANG


HOSPITAL:2017 35

Anda mungkin juga menyukai