Anda di halaman 1dari 4

YAYASAN VINANDA SEJAHTERA

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MITRA ANANDA


Jl.Ahmad Yani No.29, Waingapu, Sumba Timur, NTT
Telp. 082146218516 / email : rsiamitraananda@gmail.com

PANDUAN PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU


DIWASPADAI
(HIGH-ALERT MEDICATION)

I. DEFINISI
Obat yang perlu diswapadai (High-Alert Medication) adalah sejumlah obat-obatan
yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika tidak
digunakan secara tepat (dosis, interval, dan pemilihannya) (drugs that bear a heightened
risk of causing significant patient harm when they are used in error) (ISMP–Institute for
Safe Medication Practices).
Obat yang perlu diwaspadai (High-Alert Medications) merupakan obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan/error dan atau kejadian
sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-obatan yang tampak mirip (Nama Obat,
Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/LASA), termasuk pula
elektrolit konsentrasi tinggi.
Jadi, obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang memerlukan kewaspadaan
tinggi, terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat menyebabkan cedera serius
pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan.

II. TUJUAN
1. Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu diwaspadai
(High-Alert Medication) sesuai standar pelayanan farmasi dan keselamatan pasien
rumah sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit.
3. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome.
4. Mencegah terjadinya kesalahan/error dalam pelayanan obat yang perlu diwaspadai
kepada pasien.

1
5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

III. RUANG LINGKUP


1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Operasi

IV. TATA LAKSANA


1. Penempatan dan penanganan obat-obatan LASA/NORUM di instalasi farmasi :
 Semua obat yang masuk dalam daftar LASA/NORUM ditempatkan pada area
yang tidak berdekatan.
2. Penyimpanan dan pengelolaan elektrolit konsentrat (KCl)
 Elektrolit Konsentrat disimpan di Instalasi Farmasi, bukan di IGD /IRNA/Instalasi
Rawat Intensif/Instalasi Kamar Operasi
 Resep elektrolit konsentrat dikirimkan ke farmasi untuk disiapkan
 Beri label nama obat, jumlah, konsentrasi, dan waktu kadaluarsa.
3. Pelabelan obat dan kontainer
 Perawat di IRNA/Instalasi Rawat Intensif/Instalasi Kamar Operasi memberi
label(nama obat, kekuatan obat, jumlah dan tanggal kadaluarsa) setiap obat atau
cairan yang sudah disiapkan dalam syringe atau kontainer.
 Stiker Obat :
- Elektrolit konsentrat : Stiker Merah + HAM + Diencerkan
- Obat HAM lain : Stiker Merah + HAM
- NORUM : Stiker Hijau + NORUM
 Gunakan label cetakan dengan huruf cetak dan warna yang jelas.
4. Pemantauan dan pengumpulan data insiden kesalahan pemberian obat
 Melakukan pengumpulan data insiden kesalahan pemberian obat harian
 Menghitung data insiden kesalahan pemberian obat setiap akhir bulan

2
V. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat High
Alert
2. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat
High Alert
3. Obat High Alert disimpan ditempat terpisah, akses terbatas, diberi label High
Alert
4. Elektrolit pekat KCL 7,46% harus diencerkan terlebih dahulu di depo farmasi
dengan pelarut yang sesuai sebelum diberikan kepada perawat untuk diberikan
kepada pasien
5. Penyiapan injeksi Heparin dilakukan di depo farmasi sesuai dosis yang
diperlukan.
 Penyimpanan obat High Alert
“Elektrolit Pekat”
Kebijakan untuk penyimpanan elektrolit pekat :
 Elektrolit pekat tidak boleh disimpan diruang perawatan
 Selain KCL pekat, obat high alert lainnya diijinkan disimpan
diruang operasi, ICU, IGD dengan syarat ditandai label High Alert
dan wadah berbingkai merah.
 Penyimpanan obat High Alert diruang perawatan
 Lokasi dengan akses terbatas
 Dalam lemari/box bertanda High Alert dan berbingkai merah
 Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker High Alert.
 Peresepan obat High Alert
1. Dokter menulis resep yang berisi nama obat, dosis obat, frekuensi,
rute pemberian, jenis dan volume laruran infus yang sesuai
2. Instruksi lisan hanya dibolehkan pada keadan emergensi.
 Penyiapan dan penyerahan obat High Alert
1. Petugas farmasi melakukan verifikasi resep obat High Alert sesuai
buku Formularium dan formularium yang lain (sumber rujukan)
2. Petugas depo farmasi menggaris bawahi merah pada setiap obat
High Alert
3. Pengecekan ulang oleh petugas farmasi yang berbeda/double check

3
4. Penyerahan obat kepada perawat disertai informasi yang sesuai.
 Pemberian obat High Alert kepada pasien
1. Sebelum perawat memberikan obat High Alert kepada pasien,
Perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembali secara
independen (double check) :
- Kesesuaian antara obat dengan rekam medic / instruksi
dokter dan dengan kardeks.
- Ketepatan perhitungan dosis obat
- Identitas pasien
2. Obat High Alert infus harus dipastikan :
- Ketepatan kecepatan infus
- Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat
pada Syringe pump dan di setiap ujung jalur slang.
3. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, Perawat pengantar
menjelaskan kepada perawat penerima pasien, bahwa pasien
mendapatkan obat High Alert.

Anda mungkin juga menyukai