Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

PEMANTAUAN TERAPI OBAT


(PTO)

RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK


Jl. Jendral A. Yani 69 Gresik 61119
i
Phone : 031-3978658 (Hunting), 031-99100118 (IGD),
Email : sbu.rspg@gmail.com
SAMBUTAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

 Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Kami atas nama pribadi dan seluruh keluarga besar RS


Petrokimia Gresik menyampaikan ucapan selamat dan sukses
atas diterbitkannya “ Panduan Pemantauan Terapi Obat yang
diberikan kepada pasien di Rumah Sakit Petrokimia Gresik ”.
Buku ini berisikan tentang hal-hal terkait tentang pemantauan
terapi obat di instalasi Farmasi sehingga dapat digunakan
sebagai petunjuk dalam pelayanannya. Saya berharap buku
ini dapat menjadi Buku Pedoman Panduan Pemantauan Terapi Obat yang baku
sebagai arahan di Rumah Sakit Petrokimia Gresik.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu penerbitan buku Panduan Pemantauan Terapi Obat Rumah
Sakit Petrokimia Gresik, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan  semoga Allah SWT senantiasa menyertai langkah kita dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik bagi pasien, keluarga dan masyarakat pada
umumnya. Amin.

Gresik, Januari 2022

RS Petrokimia Gresik

dr. Dian Ayu Lukitasari

Direktur

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmatNya sehingga tersusun


Panduan Pemantauan Terapi Obat di Rumah Sakit Petrokimia Gresik. Panduan
ini memuat tentang pengertian, maksud dan tujuan serta tata cara tentang
Pemantauan Terapi Obat sebagai upaya untuk mencapai tujuan terapi secara
optimal.

Dengan terbitnya Panduan ini diharapkan menjadi acuan dalam


pemantauan terapi obat bagi apoteker dan tenaga kefarmasian di Rumah Sakit
Petrokimia Gresik.

Kami menyadari Panduan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu mohon
masukan dan saran untuk penyempurnaan Panduan Terapi Obat selanjutnya
sesuai kebutuhan.

Gresik, Januari 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Sampul Depan................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
Sambutan Direktur........................................................................................... iii
Kata Pengantar................................................................................................. iv
BAB 1 Definisi.............................................................................................. 1
BAB 2 Ruang Lingkup................................................................................. 2
2.1 Sasaran Sumber Daya Manusia................................................ 2
2.2 Seleksi Pasien........................................................................... 2
2.3 Jenis Obat................................................................................. 2
2.4 Kompleksitas Regimen.............................................................. 2
BAB 3 Tata Laksana.................................................................................... 3
3.1 Pengumpulan Data Pasien........................................................ 3
3.2 Identifikasi Masalah Terkait Obat.............................................. 3
3.3 Rekomendasi Terapi................................................................. 4
3.4 Rencana Pemantauan............................................................... 4
3.5 Tindak Lanjut............................................................................. 5
BAB 4 Dokumentasi..................................................................................... 7
Lampiran ........................................................................................................ 8

iv
BAB 1
DEFINISI PEMANTAUAN TERAPI OBAT

1.1 Pengertian
Pemantauan terapi obat (PTO) adalah suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional
bagi pasien. Kegiatan tersebut mencakup: pengkajian pilihan obat, dosis,
cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki
(ROTD),)monitoring efeksamping obat (MESO) dan rekomendasi
perubahan atau alternatif terapi. Pemantauan terapi obat harus dilakukan
secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada periode
tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat
diketahui.Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko
mengalami masalah terkait obat. Kompleksitas penyakit dan penggunaan
obat, serta respons pasien yang sangat individual meningkatkan
munculnya masalah terkait obat. Hal tersebut menyebabkan perlunya
dilakukan PTO dalam praktek profesi untuk mengoptimalkan efek terapi
dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki.
Keberadaan apoteker memiliki peran yang penting dalam mencegah
munculnya masalah terkait obat.Apoteker sebagai bagian dari tim
pelayanan kesehatan memiliki peran penting dalam PTO.

1.2 Tujuan
1. Untuk pengkajian penggunaan obat oleh pasien
2. Sebagai dasar pemilihan obat
3. Untuk mencapai efek terapi pengobatan yang optimal
4. Untuk meminimalkan efek yang tidak dikehendaki
5. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
BAB 2
RUANG LINGKUP PEMANTAUAN TERAPI OBAT

Proses PTO merupakan proses yang komprehensif mulai dari seleksi


pasien, pengumpulan data pasien, identifikasi masalah terkait obat,
rekomendasi terapi, rencana pemantauan sampai dengan tindak lanjut.
Proses tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan sampai tujuan
terapi tercapai.

2.1 Sasaran Sumber Daya Manusia


Apoteker yang bekerja di Rumah Sakit Petrokimia Gresik.

2.2 Seleksi Pasien


Pemantauan terapi obat (PTO) di Rumah Sakit Petrokimia Gresik
diutamakan untuk pasien rawat inap dengan penyakit diabetes mellitus dan
covid19 atas dasar pertimbangan bahwa obat-obat diabetes mellitus
berpotensial paling sering menimbulkan efek samping obat, pasien
diabetes mellitus mendapatkan terapi polifarmasi dan rekonsiliasi obat, dan
covid19 merupakan penyakit baru .selain Itu RS Petrokimia belum
mempunyai farmasi klinis yang bias mengcover semua jenis penyakit.

2.3 Jenis Obat


i. Semua jenis obat untuk pasien rawat inap dengan penyakit diabetes
mellitus
ii. Anti virus untuk pasien rawat inap dengan penyakit covid 19

2.4 Kompleksitas Regimen


i. Polifarmasi
ii. Variasi rute pemberian
iii. Variasi aturan pakai
iv. Cara pemberian khusus (contoh: insulin)

2
BAB 3
TATALAKSANA PEMANTAUAN TERAPI OBAT

3.1 Pengumpulan Data Pasien


Setelah ditentukan kriteria pasien, maka diambil data pasien. Data dasar
pasien merupakan komponen penting dalam proses PTO. Data tersebut
dapat diperoleh dari:
 Rekam medik,
 Profil pengobatan pasien atau pencatatan penggunaan obat,
 Wawancara dengan pasien, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan
lain.
Rekam medik merupakan kumpulan data medik seorang pasien
mengenai pemeriksaan, pengobatan dan perawatannya di rumah sakit.
Data yang dapat diperoleh dari rekam medik, antara lain: data demografi
pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
terdahulu, riwayat penggunaan obat, riwayat keluarga, riwayat sosial,
pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnostik, diagnosisdan terapi.
Profil pengobatan pasien di rumah sakit dapat diperoleh daricatatan
pemberian obat oleh perawat. Profil tersebut mencakup data penggunaan
obat oral, obat parenteral, obat p.r.n (obat jika perlu), alergi obat,
monitoring efek samping obat (contoh pada lampiran 1).
Semua data yang sudah diterima, dikumpulkan dan kemudian dikaji.
Data yang berhubungan dengan PTO diringkas dan diorganisasikan ke
dalam suatu format yang sesuai (contoh padalampiran 2).

3.2 Identifikasi Masalah Terkait Obat


Setelah data terkumpul, perlu dilakukan analisis untuk identifikasi adanya
masalah terkait obat.
 Ada indikasi tetapi tidak di terapi
Pasien yang diagnosisnya telah ditegakkan dan membutuhkan terapi
obat tetapi tidak diresepkan.Perlu diperhatikan bahwa tidak semua
keluhan/gejala klinik harus diterapi dengan obat.
 Pemberian obat tanpa indikasi
Pasien mendapatkan obat yang tidak diperlukan.
 Pemilihan obat yang tidak tepat

3
Pasien mendapatkan obat yang bukan pilihan terbaik untukkondisinya
(bukan merupakan pilihan pertama, obat yang tidak costeffective, kontra
indikasi
 Dosis terlalu tinggi
 Dosis terlalu rendah
 Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) atau Efek Samping
Obat (ESO)
 Interaksi obat
 Pasien tidak menggunakan obat karena suatu sebab
Beberapa penyebab pasien tidak menggunakan obat antara lain:
masalah ekonomi, obat tidak tersedia, ketidakpatuhan pasien,kelalaian
petugas.Apoteker perlu membuat prioritas masalah sesuai dengan
kondisipasien, dan menentukan masalah tersebut sudah terjadi atau
berpotensiakan terjadi. Masalah yang perlu penyelesaian segera
harusdiprioritaskan.

3.3 Rekomendasi Terapi


Tujuan utama pemberian terapi obat adalah peningkatan kualitas
hiduppasien, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
 Memelihara kestabilan kadar gula pasien dalam rentang normal
 Menghilangkan atau mengurangi gejala klinis pasien (contoh: pusing
karena hipoglikemi)
 Menghambat progresivitas penyakit (contoh: nefropati, neuropati)
 Mencegah kondisi yang tidak diinginkan (contoh: gangren).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penetapan tujuan
terapiantara lain: derajat keparahan penyakit dan sifat penyakit (akut
atau kronis). Pilihan terapi dari berbagai alternatif yang ada ditetapkan
berdasarkan: efikasi, keamanan, biaya, regimen yang mudahdipatuhi.

3.4 Rencana Pemantauan


Rencanaan pemantauan bertujuan untuk memastikan pencapaian efek
terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki. Apoteker dalam
membuat rencana pemantauan perlu menetapkan langkah-langkah:
Menetapkan parameter farmakoterapi. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih parameter pemantauan, antara lain:

4
 Karakteristik obat (misalnya: acarbose diminum bersama dengan
makanan, glimepiride diminum15 – 30 menit sebelum makanan)
 Efikasi terapi dan efek merugikan dari regimen
 Perubahan fisiologik pasien
 Efisiensi pemeriksaan laboratorium
 Kepraktisan pemantauan (contoh: pemeriksaan kadar guladarah)
 Ketersediaan (pilih parameter pemeriksaan yang tersedia),
 Biaya pemantauan
Menetapkan sasaran terapi (end point)
Penetapan sasaran akhir didasarkan pada nilai/gambaran normal atau
yang disesuaikan dengan pedoman terapi. Apabila menentukan sasaran
terapi yang diinginkan, apoteker harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
i. Faktor khusus pasien seperti umur dan penyakit yang
bersamaan diderita pasien
ii. Karakteristik obat
Bentuk sediaan, rute pemberian, dan cara pemberian akan
mempengaruhi sasaran terapi yang diinginkan (contoh:
perbedaan penurunan kadar gula darah pada pemberian insulin
dan anti diabetes oral)
iii Efikasi dan toksisitas

3.5 Tindak Lanjut


Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah
dibuat oleh apoteker harus dikomunikasikan kepada tenaga kesehatan
terkait. Kerjasama dengan tenaga kesehatan lain diperlukan untuk
mengoptimalkan pencapaian tujuan terapi. Informasi dari dokter dan
perawat tentang kondisi pasien yang menyeluruh diperlukan untuk
menetapkan target terapi yang optimal.
Komunikasi yang efektif dengan tenaga kesehatan lain harus selalu
dilakukan untuk mencegah kemungkinan timbulnya masalah baru.
Kegagalan terapi dapat disebabkan karena ketidakpatuhan pasien dan
kurangnya informasi obat. Sebagai tindak lanjut pasien harus mendapatkan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) secara tepat .Informasi yang
tepat sebaiknya:

5
• Tidak bertentangan atau berbeda dengan informasi dari tenaga
kesehatan lain,
• Tidak menimbulkan keraguan pasien dalam menggunakan obat,
• Dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat,

6
BAB 4
DOKUMENTASI

Setiap langkah kegiatan pemantauan terapi obat yang dilakukan harus


didokumentasikan. Hal ini penting karena berkaitan dengan bukti otentik
pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang dapat di gunakan untuk tujuan
akuntabilitas/pertanggungjawaban, evaluasi pelayanan, pendidikan dan
penelitian. Sistematika pendokumentasian harus dibuat sedemikian rupa
sehingga mudah untuk penelusuran kembali. Pendokumentasian dapat
dilakukan berdasarkan nomor rekammedik, nama, penyakit, ruangan dan
usia. Data dapat didokumentasikan secara manual, elektronik atau
keduanya.
Data bersifat rahasia dan disimpan dengan rentang waktu sesuai
kebutuhan. Sesuai dengan etik penelitian, untuk publikasi hasil penelitian
identitas pasien harus disamarkan. Petunjuk praktis dalam pencatatan
dokumentasi:
 Dokumentasi dibuat dalam formlir khusus yang telah disepakati
Informasi sebaiknya ditulis singkat dan jelas (bentuk frase bukan kalimat
lengkap)
 Informasi yang ditulis hanya berisi data untuk mendukung
 Assessment dan plans (apabila diperlukan)
 Setiap masalah dan rekomendasinya dibuat secara sistematis
 Singkatan yang lazim
 Data dikategorikan dengan tepat (contoh: lemas adalah data subyektif,
gula darah puasa 40 mg/dL data obyektif)
 Parameter yang digunakan sedapat mungkin terukur (contoh: Hba1c
<7,0%, gula darah puasa 70 - 130 mg/dL)

7
Lampiran

8
9
10
11

Anda mungkin juga menyukai