Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL KONSEP DASAR IMUNISASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Oleh :

Nama : Kurniasih

Kelas : 2A

NIM : 18.029

AKADEMI KEPERAWATAN AKPER RUMAH SAKIT DUSTIRA


CIMAHI

2020

1
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran jumlah penerima
imunisasi, kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin pada sasaran.
Pelaksaan program imunisasi dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah
dan swasta. Institusi swasta dapat memberikan pelayanan imunisasi sepanjang
memenuhi persyaratan perijinan yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan, Di Indonesia pelayanan imunisasi dasar/ imunisasi rutin dapat
diperoleh pada :

1. Pusat pelayanan yang dimiliki oleh pemerintah, seperti


Puskesmas, Posyandu, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit atau
Rumah Bersalin
2. Pelayanan di luar gedung, namun diselenggarakan oleh
pemerintah misalnya pada saat diselenggarakan program Bulan
Imunisasi Anak Sekolah, pekan Imunisasi Nasional, atau melalui
kunjungan dari rumah ke rumah.
3. Imunisasi rutin juga dapat diperoleh pada bidan praktik swasta,
dokter praktik swasta atau rumah sakit swasta.

A. Dasar Hukum Penyelenggaraan Program Imunisasi

Dasar hukum penyelenggaraan program imunisasi :


1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular.
3. Undang-undang No. 1 tahun 1962 tentang Karantina Laut.
4. Undang-undang No. 2 tahun 1962 tentang Karantina Udara.
5. Keputusan Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.
6. Keputusan Menkes No. 1626/ Menkes/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Paska
Imunisasi (KIPI).

B. Tujuan Imunisasi Di Indonesia

Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat


PD3I.

2
C. Pengertian Imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular


khususnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang
diberikan kepada tidak hanya anak sejak bayi hingga remaja tetapi juga
pada dewasa. (Depkes, 2016)

F. Jenis- Jenis Imunisasi

1. Imunisasi kekebalan tubuh ada 2 macam, yaitu:


a. Imunisasi aktif
Imunisasi aktif dapat timbul ketika seseorang
bersinggungan dengan, sebagai contoh, mikroba. Imunisasi pasif
b. Imunisasi pasif adalah elemen-elemen pra-sintesa dari
Sistem kekebalan yang dipindahkan kepada seseorang, sehingga
tubuhnya tidak perlu membuatnya sendiri elemen-elemen tersebut.
Imunisasi Berdasarkan Sifat Penyelenggaraannya
Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan
menjadi :
a. Imunisasi program
b. Imunisasi Program terdiri atas:
1) Imunisasi rutin
i. Imunisasi dasar
Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum
berusia 1 (satu) tahun dan terdiri atas imunisasi
terhadap penyakit:
 hepatitis B
 poliomyelitis
 tuberkulosis
 difteri
 pertusis
 tetanus

3
 pneumonia dan meningitis yang disebabkan
oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib)
 campak.
ii. Imunisasi lanjutan.
Imunisasi lanjutan merupakan ulangan Imunisasi
dasar untukmempertahankan tingkat kekebalan dan
untuk memperpanjang masa perlindungan anak
yang sudah mendapatkan Imunisasi dasar.
Imunisasi lanjutan diberikan pada:
 anak usia bawah dua tahun (Baduta)
Imunisasi lanjutan yang diberikan pada
Baduta terdiri atas imunisasi terhadap
penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis
B, pneumonia dan meningitis yang
disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe
b (Hib), serta campak.
 anak usia sekolah dasar
Imunisasi lanjutan yang diberikan pada
anak usia sekolah dasar terdiri atas
Imunisasi terhadap penyakit campak,
tetanus, dan difteri yang diberikan pada
bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yang
diintegrasikan dengan usaha kesehatan
sekolah.
 wanita usia subur (WUS).
Imunisasi lanjutan yang diberikan pada
WUS terdiri atas Imunisasi terhadap
penyakit tetanus dan difteri.
2) Imunisasi tambahan
Imunisasi tambahan merupakan jenis Imunisasi
tertentu yang diberikan pada kelompok umur tertentu yang

4
paling berisiko terkena penyakit sesuai dengan kajian
epidemiologis pada periode waktu tertentu.
Pemberian Imunisasi tambahan sebagaimana
dilakukan untuk melengkapi Imunisasi dasar dan/atau
lanjutan pada target sasaran yang belum tercapai.
3) Imunisasi khusus
Imunisasi khusus dilaksanakan untuk melindungi
seseorang dan masyarakat terhadap penyakit tertentu pada
situasi tertentu. Situasi tertentu berupa persiapan
keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan
perjalanan menuju atau dari negara endemis penyakit
tertentu, dan kondisi kejadianluar biasa/wabah penyakit
tertentu.
Imunisasi khususberupa Imunisasi terhadap
meningitis meningokokus, yellow fever (demam kuning),
rabies, dan poliomyelitis.
2. 5 Macam Imunisasi dasar :
a. Vaksin BCG
Vaksin BCG mengandung kuman BCG yang masih hidup
namun telah dilemahkan. Imunisasi BCG berfungsi untuk
mencegah penularan Tuberkulosis (TBC) tuberkulosis
disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama Mycobacterium
tuberculosis complex.
Dosis :0.05 ml
b. Vaksin DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
Di Indonesia ada 3 jenis kemasan : kemasan tunggal khusus
tetanus, kombinasi DT (diphteri tetanus) dan kombinasi DPT.
Dosis : 0.5 ml, tiga kali suntikan, interval minimal 4 mg
c. Vaksin Poliomielitis
Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran, yang masing-masing
mengandung virus polio tipe I, II dan III; yaitu (1) vaksin yang
mengandung virus polio yang sudah dimatikan (salk), biasa

5
diberikan dengan cara injeksi, (2) vaksin yang mengandung virus
polio yang hidup tapi dilemahkan (sabin), cara pemberian per oral
dalam bentuk pil atau cairan (OPV) lebih banyak dipakai di
Indonesia. Dosis : 2 tetes mulut
d. Vaksin Campak
Mengandung vaksin campak hidup yang telah dilemahkan.
Dosis :setelah dilarutkan, diberikan 0.5 ml
e. Vaksin Hepatitis B
Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali dengan
jarak waktu satu bulan antara suntikan 1 dan 2, lima bulan antara
suntikan 2 dan 3. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali pemberian
f. Vaksin DPT/ HB (COMBO)
Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang
dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis B
yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg
murni dan bersifat non infectious. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali

G. Jadwal Imunisasi

1. Imunisasi Rutin
a. Imunisasi dasar

b. Imunisasi Lanjutan
Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Bawah Dua Tahun

6
Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Usia Sekolah Dasar

Imunisasi Lanjutan pada Wanita Usia Subur (WUS)

H. KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi)

1. Definisi KIPI
KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan
pada seseorang yang terjadi setelah pemberian imunisasi.

I. Kesimpulan
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular
khususnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
yang diberikan kepada tidak hanya anak sejak bayi hingga remaja
tetapi juga pada dewasa. Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi yaitu TBC (Tuberculosis), difteri, pertusis, tetanus,
polio, influenza, demam tifoid, hepatitis, meningitis, pneumokokus,
mmr ((mumps measles rubella), rotavirus, varisela dan hepatitis A .

7
8
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. 2007. Seri Problem Solving Tumbuh Kembang Anak Siapa Bilang
Anak Sehat Pasti Cerdas. Jakarta: PT Elex Media
Suririnah. Buku Pintar Mengasuh Batita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Priyono, Y. Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Jakarta: PT BUKU KITA
Kementrian Kesehatan. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi .
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._12_ttg_Peny
elenggaraan_Imunisasi_.pdf . Diunduh pada 17 November 2017.
WHO. 2017. Modul 1 Introduksi Keamanan Vaksin. http://in.vaccine-safety-
training.org/adverse-events-classification.html . Diakses pada 16
November 2017.

Departemen Kesehatan. 2016. Situasi Imunisasi di Indonesia.


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfoDatin
-Imunisasi-2016.pdf. Diunduh pada 10 November 2017

Dokter Indonesia. 2015. Inilah Perbedaan Imunisasi Aktif Dan Imunisasi Pasif .
https://mediaimunisasi.com/2015/03/17/inilah-perbedaan-imunisasi-aktif-
dan-imunisasi-pasif/. Diakses pada 17 November 2017

Santoso, B. 2017. Sekilas Vaksin Pneumokokus.


http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-vaksin-pneumokokus
. Diakses Pada 16 November 2017.

Anda mungkin juga menyukai