DISUSUN OLEH :
NAMA ANGGOTA
b. Riwayat Kesehatan
1) KeluhanUtama
klien mengeluh nyeri tenggorokan, demam
5) RiwayatKesehatan
- Adakah penyakit keturunan? (Tidak ada)
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? (tidak)
- Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya. (belum pernah)
- Kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau obat-
obatan) – (tidak ada)
- Riwayat alergi (tidak ada)
3) Nutrisi/ makanan
a) Sebelum sakit :
- Frekuensi : 3x sehari
- Jenis : makanan berat (nasi, daging,
ikan, sayyur dll)
- Porsi : normal (1 piring setiap kali
makan)
- Diet khusus : tidak ada
- Makanan yang disukai : tidak ada
- Pantangan : tidak ada
- Napsumakan : normal
b) Saat sakit :
- Frekuensi : 1x sehari
- Jenis : cair, lembut (bubur)
- Porsi : satu mangkuk kecil
- Diet khusus : tidak ada
- Makanan yang disukai : tidak ada
- Pantangan :-
- Napsu makan : menurun
4) Eliminasi
a) BAB
- Sebelum sakit :
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : padat
Warna : kuning
Bau : tidak sedap namun
cenderung kuat
Cara : dubur
Keluhan : tidak ada
- Saat Sakit
Frekuensi : tidak menentu
Konsistensi : sedikit encer
Warna : kuning kecokelatan
Bau : menyengat
Cara : dubur
Keluhan : nyeri pada saat ngeden
b) BAK
- Sebelum sakit :
Frekuensi : 4-5x sehari
Konsistensi : cair jernih
Warna : kuning, jernih
Bau : bau khas urea (pesing)
Cara : melalui saluran kencing
Keluhan : tidak ada
- Saat sakit :
Frekuensi : 2x sehari
Konsistensi : cair
Warna : kuning pekat
Bau : menyengat
Cara : melalui saluran kencing
Keluhan : tidak ada
A. PemeriksaanFisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : verbal: 5 Motorik : 6 .Mata : 4 .
Penampilan : tampak kesakitan
Tanda-tanda Vital : Nadi = 120 x/menit, Suhu = 380 C, TD = 110/70 mmHg, RR =
20x/menit, Tinggi Badan : 161 cm , Berat badan : 43 kg
2. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi :
Bentuk kepala : (brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan ( +). hidrochepalus (- ),
Luka ( - ), darah ( -), trepanasi ( - ).
Palpasi : Nyeri tekan ( - )
3. PemeriksaanWajah :
Inspeksi :
Wajah: lesu, kering, kusam, Warna dan kondisi wajah: pucat, Struktur wajah : tidak
simetris (tirus), Kelumpuhan otot-otot fasialis ( - )
4. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
b. Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ),
peradangan ( - ) luka ( - ), benjolan ( - )
d. Bulu mata : tidak rontok atau lengkap, beratur
e. Konjunctiva dan sclera : merah muda / putih
f. Warna iris : normal
g. Reaksi pupil terhadap cahaya : (normal) isokor ( - )
h. Kornea : normal
i. Nigtasmus ( - ), Strabismus ( - )
j. Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : OD : 20 / OS : 20 {normal}
Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan ( Baik )
k. Pemeriksaan lapang pandang : normal
Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata
Dengan tonometri 19 mmHg, dengan palpasi taraba tidal ada odem atau benjolan
5. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi
a. Amati bagian telinga luar : bentuk : normal, Ukuran : Simetris ki-ka, Warna :
sesuai warna kulit asli, lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - ), penumpukan
serumen ( - ).
b. Dengan otoskop periksa membran tympany amati, warna : normal, transparansi :
jelas, perdarahan ( - ), perforasi ( - ).
c. Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik : normal
- Dengan arloji : normal
- Uji weber : seimbang
- Uji rinne : sama dibanding dengan hantaran udara
- Uji swabach : sama
6. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi
- Bentuk tulang hidung (simetris) dan posisi septum nasi ( ditengah-tengah dan
tidak adanya pembengkakan )
- Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( + ), Pembengkakan ( - ),
pembesaran / polip ( - )
5.Pemeriksaan Mulut dan Faring
a. Inspeksi dan Palpasi
- Amati bibir : kering, warna bibir : pucat, lesi ( - ), Bibir pecah (+ ),
- Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + ), Kotoran ( - ), Gigi palsu (-),
Gingivitis ( - )
- Lidah : Warna lidah : putih pada bagian tengah, Perdarahan ( - ), Abses ( - ).
- Orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : sedikit menyengat, uvula
( simetris ), Benda asing : ( tidak ada )
- Tonsil : T3
- Perhatikan suara klien : ( parau )
6. Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris), peradangan ( - ), jaringan parut ( - ), perubahan
warna ( - ), massa ( - )
b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )
c. Vena jugularis : pembesaran ( - ), tekanan : tidak ada bentungan & nyeri
tekan
d. Pembesaran kelenjar limfe ( + ), kelenjar tiroid ( - ), posisi trakea
(simetris)
8. Pemeriksaan Torak
a. Pemeriksaan Thorak dan Paru
Inspeksi
- Bentuk torak (Normal chest), susunan ruas tulang belakang (normal), bentuk
dada (simetris), keadaan kulit : tidak terdapat lesi
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( - ), retraksi
suprasternal ( - ), Sternomastoid ( - ), pernafasan cuping hidung ( - ).
- Pola nafas : (normal)
- Amati : cianosis ( - ), batuk (produktif ).
Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
(sama).
Perkusi
Area paru : ( sonor)
Auskultasi
- Suara nafas
Area Vesikuler : (halus ) , Area Bronchial : (kasar )
Area Bronkovesikuler ( bersih )
- Suara Ucapan
Terdengar : Bronkophoni ( - ), Egophoni ( - ), Pectoriloqy ( - )
- Suara tambahan
Terdengar : Rales ( - ), Ronchi ( - ), Wheezing ( - ), Pleural
fricion rub ( - )
b. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Ictus cordis( + )
Palpasi
Palsasi pada dinding torak teraba : (Kuat)
Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : sonor ( N = ICS II )
Batas bawah : timpani ( N = ICS V)
Batas Kiri : sonor ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : sonor ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal), ( keras), ( reguler)
BJ II terdengar (tunggal), (keras), ( reguler)
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( - ), Gallop Rhythm ( -), Murmur ( - )
9. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : ( cekung )
- Massa/Benjolan ( - ), Kesimetrisan ( - ),
- Bayangan pembuluh darah vena (-)
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus 4 x/menit ( N = 5 – 35 x/menit, Borborygmi ( + / - )
c. Palpasi
- Palpasi Hepar :
Nyeri tekan ( - ), pembesaran ( - ), perabaan ( lunak), permukaan (halus), tepi
hepar (tumpul) . ( N = hepar tidak teraba).
- Palpasi Lien :
Pembesaran lien : ( - )
- Palpasi Appendik :
Titik Mc. Burney . nyeri tekan ( - ), nyeri lepas ( - ), nyeri menjalar
kontralateral ( - ).
Acites atau tidak :Shiffing Dullnes ( - ) Undulasi ( - )
- Palpasi Ginjal :
Nyeri tekan( - ), pembesaran ( - ).(N = ginjal tidak teraba).
10. Pemeriksaan Genetalia
a. Genetalia Pria
Inspeksi :
Rambut pubis (bersih ), lesi ( - ), benjolan ( - )
Lubang uretra : penyumbatan ( - ), Hipospadia ( - ), Epispadia ( - )
Palpasi
Penis : nyeri tekan ( - ), benjolan ( - ), tidak terdapat cairan
Scrotum dan testis : beniolan ( - ), nyeri tekan ( - ),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
Hidrochele ( - ), Scrotal Hernia ( - ), Spermatochele ( - ) Epididimal
Mass/Nodularyti ( - ) Epididimitis ( - ), Torsi pada saluran sperma ( - ), Tumor
testiscular ( - )
Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia ( - ), femoral hernia ( - ), pembengkakan ( - )
b. Pada Wanita
Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih ), lesi ( - ),eritema ( - ), keputihan ( - ),
peradangan ( - ).Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( - )
b. Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas ( -), fraktur (-) lokasi fraktur
(-) jenis fraktur (-) kebersihan luka (-), terpasang Gib ( - ), Traksi ( - )
c. Palpasi
Edem : (- )
Lakukan uji kekuatan otot : ( - )
Kesimpulanpalpasiekstermitas :
- Edem : 1,1,1,1
d. DataPenunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
JenisPemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hb 12,9 13-16 g/dl
Leukosit 17400 5000-10.000/ul
Hematokrit 39 P40-48,w37-43%
Eritrosit 4,47 P4,5-5,5,w4-5 jt/ul
Trombosit 351000 150.000-400.000/ul
LED 21 P0-10, W 0-15 mm/j
Eosinofil 3 0-1%
Basofil 0 1-4%
Batang 0 2-5%
Segmen 62 40-70%
Limfosit 31 19-48%
Monosit 4 3-9%
PT 12,5 9,8-13 detik
APTT 38,0 76-36 detik
Gol darah AB
2) Pemeriksaan Radiologi :
e. Therapi
Pemberian infus RL 20 tetes/ menit
Pemberian Antipiretik (Paracetamol 3x 1)
Pemberian Analgesik
2. Pertimbangan Anastesi
a) Jenis Pembedahan : Tonsilectomy
b) Jenis Anestesi : General Anestesi
c) Premedikasi : Ondansentron 4 mg IV
d) Induksi : Profofol 100 mg IV
Fentanyl 100 mg IV
e) Relaksasi : Neveron 30 mg IV
f) Medikasi Tambahan : Cefotaxime 1 gr IV
Ketorolac 30 mg IV
Tramadol 100 mg IV
g) Posisi : Supine
h) Intubasi : Nasal Endotrakheal Tube no 30
i) Respirasi : Pernafasan spontan dengan menggunakan NTT
j) Cairan Durante Operasi : RL 500 ml
3. ASA : I
4. Malampati : 3
5. Analis Data
PRE OPERASI
1. DS : Pembengkakan tonsil Nyeri Menelan
Pasien mengeluh
nyeri tenggorokan
saat menelan
Pasien mengatakan
nyerinya hilang
timbul
Pasien mengatakan
nyeri yang dirasakan
hanya di daerah
tenggorokan
DO :
Pasien tambah
kesakitan saat
menelan
P: Merasakan nyeri
saat menelan
Q: Sakitnya seperti
tersayat, hilang muncul
R: Sakitnya di bagian
tenggorokan
S: Skala Sakitnya 5
dari 1-10)
T: Pada saat menelan
makanan
2. DS : Inflamasi Hipertermi
Pasien mengatakan
demam sudah
selama 6 hari
DO :
Klien teraba panas,
suhu : 38˚C
Klien terlihat lemah
3. DS : Prosedur Pembedahan Ansietas
Pasien mengatakan
sedikit takut untuk
dioperasi
DO :
Pasien nampak
tegang
Pasien sering
bertanya
Pasien nampak
gelisah
TTV :
Nadi = 95 x/menit,
Suhu = 380 C,
TD = 100/70 mmHg,
RR = 20x/menit
4. DS : - - PK tonsilektomi
DO : -
INTRA OPERASI
1. DS : - Efek Anastesi Narkotik Resiko
DO : ketidakefektifan pola
Klien tampak nafas
terpasang Nasal Kanul
Nafas dangkal dan
cepat
TTV :
TD: 100/60 mmHg
Nadi: 110 x/menit
RR: 21 x/menit
Sp.O2: 99%
2. DS : - Proses Pembedahan Resiko Pendarahan
DO :
Klien menjalani
tindakan
pengangkatan
amandel (tonsil)
3. DS:- Efek dari general anestesi Ketidakefektifan jalan
DO: nafas
Passien terpasang NTT
Pasien tidak sadar
TTV:
RR: 14 x/menit
TD: 111/65
Nadi: 75 x/menit
Sat. O2: 86%
POST OPERASI
1. DS: Agen Injuri Fisik Nyeri Akut
Klien mengatakan nyeri
pada bekas operasi
DO :
Klien tampak menyeringai
menahan sakit pada bekas
operasi
2. DS : - Prosedur Invasif Resiko Infeksi
DO :
Klien terpasang infus
RL
Terdapat luka insisi
bedah
3. DS : - Suhu lingkungan (AC) rendah Hipotermi
DO :
Akral dingin
Suhu tubuh : 35,9 oC
Suhu lingkungan
operasi : 20 oC
Pasien masih dalam
pengaruh anestesi
umum dalam pem
bedahan
4. DS : - Efek dari Obat Anestesi Ketidakefektifan pola
DO : nafas
Klien tampak
terpasang Nasal Kanul
Nafas dangkal dan
kuat
TTV :
TD: 100/60 mmHg
Nadi: 110 x/menit
RR: 21 x/menit
O2: 99%
5. DS :- Efek obat anastesi Resiko Jatuh
DO :
Klien dibius dengan
general anastesi
Klien mengalami relaksasi
otot tubuh
1. Intervensi
a) Pre Operasi
N Problem Perencanaan
o (Masalah Tujuan Intervensi Rasional
Kesehatan
Anestesi)
Setelah dilakukan tindakan a) Kaji tingkat a) membantu
1. Nyeri intervensi selama 15 nyeri, durasi, menentukan pilihan
menelan menit nyeri klien dapat lokasi dan intensitas intervensi dan
berkurang dengan kriteria b) Ajarkan pasien memberikan dasar
hasil : teknik distraksi untuk perbandingan
a) Klien mengatakan nyeri c) ciptakan suasana dan evaluasi terhadap
berkurang skala nyeri 5 lingkungan yang terapi
berkurang ke 2-3 nyaman b) membantu
b)Klien d) kolaborasi mengurangi nyeri
mengatakan tenggorokan dengan dokter untuk pasien
sudah tidak sakit lagi pemberian analgetik c) lingkungan tenang
c) Wajah klien tenang tidak dapat mengurangi
nampak menahan sakit faktor-faktor stress
selama nyeri
d) analgetik dapat
mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan klien
Setelah diberikan tindakan 1. Observasi tanda- 1. Tanda-tanda vital
2. Hipertermi intervensi selama 15 menit, tanda vital merupakan acuan
diharapkan suhu tubuh dalam 2. Berikan untuk mengetahui
rentang normal dengan KH: pengetahuan pada keadaan umum
Klien mengatakan keluarga tentang pasien
panasnya berkurang peningkatan suhu 2. Agar keluarga
Suhu tubuh pasien turun tubuh yang terjadi mengetahui
menjadi 36,5˚C, 3. Berikan kompres peningkatan suhu
Kulit pasien tidak teraba hangat pada dahi, tubuh yang terjadi
hangat ketiak dan dapat
4. Kolaborasi dengan melaporkan
dokter pemberian 3. Kompres hangat
obat penurun membantu untuk
demam atau menurunkan suhu
antipiretik yaitu tubuh
paracetamol 4. Sebagai obat
penurun demam
Setelah dilakukan tindakan 1. 1.
3. Ansietas intervensi selama 30 menit Umum pasien : TTV seberapa tingkat
diharapkan kecemasan pasien 2. kecemasan pasien
berkurang dengan kriteria prosedur tindakan 2.
hasil : anestesi yang akan meningkatkan rasa
1. P dilakukan percaya pasien
asien mengatakan tahu 3. 3.
tentang prosedur anestesi dan pasien untuk rasa cemas berlebih
pembedahan mengungkapkan pada pasien
2. P perasaan 4.
asien menyatakan siap 4. menurunkan kecemas
dilakukan pembiusan relaksasi pasien
3. P 5. 5.
asien tampak tenang dan dokter untuk dalam penanganan
kooperatif pemberian obat rasa cemas pasien
4. T sedatif
anda tanda vital normal. N :
90x/menit, TD : 120/80
4. PK Setelah diberikan tindakan 1. Observasi keadaan 1. Mengetahui kondisi
Tonsilektomi intervensi selama 15 menit, umum pasien pasien saat ini
diharapkan proses pemberian 2. Anjurkan pasien 2. Mengosongkan
anastesi dan prosedur operasi puasa 8 jam sebelum lambung agar tidak
dapat berjalan dengan lancar operasi terjadi aspirasi
tanpa adanya penyulit 3. Minta pasien 3. Memudahkan
tambahan. melepaskan segala tindakan operasi dan
aksesoris yang meminimalisir
digunakan resiko cedera pada
4. Ajarkan pasien pasien misalnya luka
untuk menjaga kesetrum aliran
personal hyginenya listrik
5. Minta pasien 4. Untuk menurunkan
menghentikan resiko infeksi tinggi
kebiasaan yg buruk selama prosedur
sepeti merokok, operasi
minum minuman 5. Untuk
beralkohol,dll memaksimalkan
6. Kolaborasi dalam efek obat anastesi
pemberian yang diberikan dan
premedikasi fungsi paru yang
baik.
6. Untuk melancarkan
induksi,
pemeliharaan dan
pemulihan anstesi.
b) Intra Operasi
N Problem Perencanaan
o (Masalah Tujuan Intervensi Rasional
Kesehatan
Anestesi)
Setelah dilakukan 1. Observasi keadaan 1. Membantu
1 Ketidakefektifan tindakan kepenataan umum pasien : TTV dalam pernafasan
. pola nafas anestesi selama 15 2. Jaga jalan nafas yang adekuat
menit diharapkan pasang peralatan O2 beri 2. Untuk
kondisi pasien sesuai suplai O2 (2-3 lpm) membantu dalam
dengan kriteria memasangkan langsung mempertahankan
hasil : ujung NTT pada selang O2 O2 pada pasien
1. Frekuensi 3. Monitor aliran O2 3. Untuk
nafas normal 4. Monitor ritme irama mengetahui aliran
2. Irama nafas kedalaman dan respirasi O2
sesuai yg diharapkan 5. Monitor pola nafas 4. Untukk
3. Ekspansi takipnea , apnea mengetahui adanya
dada simetris 6. Monitor tanda kelainan atau tidak
4. Bernafas hipoventilasi 5. Untuk
mudah , tidak membantu dalam
didapatkan nafas penangan pada
pendek pernafasan
5. Tidak ada 6. Untuk
sianosis mengetahui adanya
kelemahan
pernafasan
Setelah dilakukan a) Pantau pemasukan dan a) kemungkinan
2 Resiko tindakan kepenataan pengeluaran darah selama terjadinya kekurangan
. Pendarahan anestesi selama 30 prosedur operasi darah yang
menit diharapkan dilakukan mempengaruhi
resiko perdarahan b) Persiapan set transfusi keselamatan pasien
pasien dapat darah b) Memenuhi
diminimalisir. kekurangan darah
Dengan KH : dalam tubuh
Perdarahan akibat
tindakan invassif
tdk lebih dari
30% total darah
dalam tubuh
3. Resiko Setelah dilakukan a. Monitor respirasi pasien a. Untuk mengetahui
Ketidakefektifan tindakan kepenataan b. Pantau jalan nafas pasien keadaan respirasi
Jalan Nafas anestesi selama 30 c. Berikan airway manajemen pasien
menit diharapkan d. Berikan O2 dengan b. Mengetahui adanya
resiko memasang pada selang O2 hambatan atau
ketidakefektifan pada pipa NTT kesulitan dalam
jalan nafas dapat jalan nafas pasien
diminimalisir dengan c. Untuk
kriteria hasil : mempermudah
a. Menunjukkan proses pernafasan
jalan nafas pasien
paten (pasien d. Untuk memenuhi
tidak tampak kebutuhan O2 yang
sesak) kurang
b. Frekuensi
pernafasan
dalam rentang
normal
4. Resiko Gangguan Setelah dilakukan a. Monitor AGD (Analisa a. Untuk mengetahui
Pertukaran Gas tindakan kepenataan Gas Darah) terjadinya
anestesi selama 30 b. Memantau adanya penurunan pH
menit diharapkan indikasi respiratory b. Untuk mengetahui
resiko gangguan acidosis kronis berapa kadar CO2
pertukaran gas c. Monitor gejala gagal nafas dalam tubuh
pasien dapat teratasi. d. Monitor faktor penentu sehingga dapat
pengiriman oksigen ke mengontrol tingkat
jaringan (PaO2, PaCO2, keasaman dalam
Hb) darah dan cairan
tubuh
c. Mengetahui kondisi
pernafasan pasien
d. Untuk mengetahui
bagaimana
komposisi gas
penentu pengirim
O2 ke jaringan
c) Post Operasi
No Problem Perencanaan
(Masalah Tujuan Intervensi Rasional
Kesehatan
Anestesi)
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. C 1. Untuk mengetahui
tindakan kepenataan ek keadaan umum keadaan secara umum
anestesi selama 30 pasien : TTV pasien
menit diharapkan 2. A 2. Untuk
nyeri yang jarkan metode meningkatkan rasa
dirasakan pasien distraksi selama nyeri nyaman pasien
berkurang dengan dirasakan 3. Untuk menentukan
kriteria hasil : 3. K seberapa frekuensi
1. Skala aji derajat, lokasi , yang dirasakan
nyeri berkurang (5 durasi , frekuesi dan 4. Untuk mengurangi
jadi 2-3) karakteristik nyeri rasa nyeri yang
2. Pasie 4. K dirasakan
n mampu olaborasi dengan
beristirahat dan dokter dalam
tidur pemberian obat
3. Eksp analgesik
resi wajah nyaman
atau tenang
2. Resiko Infeksi Setelah dilakukan a) Bersihkan lingkungan a) Lingkungan yang
tindakan kepenataan sekitar klien bersih akan terhindar dari
anastesi selama b) Cuci tangan sebelum kuman-kuman penyebab
1jam diharapkan dan sesudah infeksi
klien tidak terjadi perawatan pasien b) Meminimalkan bakteri
infeksi dgn kriteria c) Jelaskan pada pasien atau kotoran penyebab
hasil : tentang tanda-tanda infeksi
a) Tidak ada tanda infeksi c) Penjelasam tentang
tanda infeksi d) Kolaborasi dengan tanda-tanda infeksi akan
(rubor, kalor, dokter untuk menambah pengetahuan
dubor, tumor, pemberian antibiotik pasien
fungsio laesa) d) Pemberian antibiotik
b) Tanda-tanda untuk mengurangi resiko
vital dibatas infeksi akibat luka pasca
normal operasi
3. Hipotermi Setelah dilakukan a. Monitor TTV 1. Untuk mengetahui
tindakan kepenataan b. Berikan selimut keadaan secara
selama 30 menit penghangat umum pasien
diharapkan suhu c. Menurunkan suhu 2. Untuk menstabilkan
tubuh klien dalam lingkungan (AC) suhu pasien atau
rentan normal, menghangatkan
dengan kriteria tubuh pasien
hasil: 3. Membantu
a) TTV dalam menstabilkan suhu
batas normal 36,5- tubuh pasien
37,5 celsius
b) Akral tdk
teraba dingin
4. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Membantu dalam
Pola Nafas tindakan kepenataan keadaan umum pasien pernafasan yang
anestesi selama 30 2. Jaga jalan nafas adekuat
menit diharapkan pasang peralatan O2 2. Untuk membantu
kondisi pasien beri suplai O2 (2-3 dalam
sesuai dengan lpm) memasangkan mempertahankan O2
kriteria hasil : langsung NTT pada pada pasien
1. Frekuensi selang O2 3. Untuk
nafas normal 3. Monitor aliran mengetahui aliran O2
2. Irama nafas O2 4. Untukk
sesuai yang 4. Monitor ritme mengetahui adanya
diharapkan irama kedalaman dan kelainan atau tidak
3. Ekspansi respirasi 5. Untuk membantu
dada simetris 5. Monitor pola dalam penangan pada
4. Bernafas nafas takipnea , apnea pernafasan
mudah , tidak 6. Monitor tanda
didapatkan nafas hipoventilasi
pendek
5. Tidak ada
sianosis
5. Resiko Jatuh Setelah dilakukan a) Pasang tiang a) Menahan pasien agar
tindakan kepenataan pengaman pada bed tidak terjatuh
anestesi selama 45 pasien b) Bed yang tidak stabil
menit resiko jatuh b) Stabilkan dgn baik bed dapat menyebabkan
dapat diminimalisir pasien saat pasien terjatuh
dengan kriteria hasil memindahkan pasien
: dari meja operasi
pasien tidak jatuh
pasien
dipasangkan
gelang kuning
2. Implementasi
Pre Operasi
No Tanggal / Problem Tindakan Respon Pasien Paraf
Waktu
1. Senin, 2 Nyeri 1. Mengukur TTV pasien S: Pasien mengatakan
Nov. 2019 Menelan bersedia diukur TTV
jam 15.00 O:
wita
2. Mempraktekkan pada
pasien teknik distraksi
3. Menutup kain sampiran
dan memposisikan pasien
dengan nyaman
4. Pemberian obat ibuprofen
400 mg via oral
4. Rabu, 4 PK 1.
Nov. 2019 Tonsilektomi
jam 13.00
wita
Post Operasi
N Tanggal/ Problem Tindakan Respon Pasien Paraf
O Jam
1. Rabu, 4 Nyeri Akut
Nov. 2019
jam 14.15
wita
3. Evaluasi
No Masalah Kesehatan Anestesi Evaluasi
S
O
A
P
CATATAN PERKEMBANGAN