Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI

PASIEN Tn. A DILAKUKAN TINDAKAN OPERASI CRANIOTOMY MENINGIOMA


DENGAN GENERAL ANESTESI
DI RUANG IBS 3 RS MARGONO SOEKARJO
PADA TANGGAL 2 JUNI 2022

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Anamnesis
Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 51 tahun
Jeniskelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan` : Kawin
Golongan darah :A
Alamat : Klasuluk
No. CM : 0219XXXX
Diagnosa medis : Meningioma
Tindakan Operasi : Kraniotomi
Tanggal MRS : 2 Juni 2022
Tanggal pengkajian : 2 Juni 2022
Jam Pengkajian : 07.00 WIB
Jaminan : BPJS

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. F
Umur : 22 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama :-
Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan :-
Suku Bangsa :-
Hubungan dg Klien : anak
Alamat :-

2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien merasakan nyeri pada bagian kepala sejak lama dan memberat sejak seminggu yang lalu.
Kemarin mual dan muntah 1x.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD diantar oleh keluarganya dengan tingkat kesadaran pasien
composmentis (GCS 15). Pasien mengatakan nyeri kepala sejak lama, memberat sejak
seminggu yang lalu disertai mual muntah 1x kemarin. Tidak ada kelemahan anggota gerak
dan tidak ada kejang. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik dan CT Scan kepala. Diagnosa
menunjukan bahwa pasien menderita meningioma dan harus dilakukan tindakan operasi
kraniotomi.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat merokok. Tidak ada riwayat penyakit asma, sesak
napas, maag, diabetes, gangguan ginjal, jantung, HT, hepatitis, pingsan, kejang, demam, dan
anemia.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit asma, serangan
jantung, HT, DM dan gangguan pembekuan darah.
5)Riwayat Kesehatan
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? ya/tidak
Jika ya, menderita penyakit apa?
- Riwayat operasi sebelumnya : -
tahun:-
jenis:-
Komplikasi:-
- Riwayat anestesi sebelumnya :-
tahun:-
jenis :-
Komplikasi:-
- Apakah pasien pernah mendapatkan transfusi darah? ya/tidak
jika ya, jumlah : , Reaksi alergi: ya/tidak
- Apakah pasien pernah didiagnosis penyakit menular? ya/tidak
Jika ya, sebutkan……
- Khusus pasien perempuan :
Jumlah kehamilan:
jumlah anak :
mensturasi terakhir :
menyususi : ya/tidak
6)Riwayat pengobatan/konsumsi obat:
7) Obat yang pernah dikonsumsi:
amplodipin
8) Obat yang sedang dikonsumsi:
amlodipin
9)Riwayat Alergi : ya/tidak, jika ya, sebutkan :
10) Kebiasaan :
a) Merokok : ya , jika ya,jumlah :
1 bungkus
b) Alkohol : tidak , jika ya,jumlah :
c) Kopi/teh/soda : ya , jika ya,jumlah :
3 gelas

3. Pola Kebutuhan Dasar


1)Udara atau
oksigenasi Sebelum
Sakit
- Gangguan pernafasan : tidak
- Alat bantu pernafasan : tidak
- Sirkulasi udara : baik
- Keluhan :Tdk ada
- Lainnya :
Saat Ini
- Gangguan pernafasan : tidak
- Alat bantu pernafasan : tidak
- Sirkulasi udara : tidak
- Keluhan : tidak
- Lainnya : tidak

2)Air / Minum
Sebelum Sakit
- Frekuensi : 5 kali
- Jenis : teh/ air putih
- Cara : mandiri
- Minum Terakhir : malam hari
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
Saat Ini
- Frekuensi : 5 kali
- Jenis : teh/ air putih
- Cara : mandiri
- Minum Terakhir : malam hari
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
3) Nutrisi/ makanan
Sebelum Sakit
- Frekuensi : 3 kali
- Jenis : nasi lauk
- Porsi : 1 piring
- Diet khusus : tdk ada
- Makanan yang disukai : singkong
- Napsu makan : baik
- Puasa terakhir : malam
- Keluhan : tdk ada
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : 3 kali
- Jenis : nasi lauk
- Porsi : 1 piring
- Diet khusus : tdk ada
- Makanan yang disukai : singkong
- Napsu makan : baik
- Puasa terakhir : malam
- Keluhan : tdk ada
Lainnya :-
4. Eliminasi
a) BAB
Sebelum sakit
- Frekuensi :1 kali
- Konsistensi :padat
- Warna :kuning
- Bau :khas
- Cara (spontan/dg alat) :spontan
- Keluhan :tdk ada
- Lainnya :-

Saat ini
- Frekuensi :1 kali
- Konsistensi :padat
- Warna :kuning
- Bau :khas
- Cara (spontan/dg alat) :spontan
- Keluhan :tdk ada
- Lainnya :-

b) BAK
Sebelum sakit
- Frekuensi : 2 kali
- Konsistensi : cair
- Warna : kuning
- Bau : khas
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tdk ada
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : 2 kali
- Konsistensi : cair
- Warna : kuning
- Bau : khas
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tdk ada
Lainnya :-

5. Pola aktivitas dan istirahat


a) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total

b) Istirahat Dan Tidur


Sebelum sakit
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? tidak
- Berapa jam anda tidur: malam 6 jam, siang 1 jam
Saat ini
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? tidak
- Berapa jam anda tidur: malam 6 jam , siang 1 jam

c. Interaksi Sosial
- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman.
Baik

d. Pemeliharaan Kesehatan
- Rasa Aman : baik
- Rasa Nyaman : baik
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan :

e. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok


sosial sesuai dengan potensinya.
- Konsumsi vitamin : tidak
- Imunisasi :tidak
- Olahraga :tidak
- Upaya keharmonisan keluarga: ya
- Stres dan adaptasi : ya

i. b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : Verbal:5 Motorik: 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan
Tanda-tanda Vital : Nadi = 68x/menit, Suhu =36,6 0 C, TD =160/90mmHg,
RR =16 x/menit, Skala Nyeri: ringan
BB: 70Kg, TB: 170Cm, BMI: 24,22 Kg/m2
Lainnya:-

2. Pemeriksaan Kepala
 Inspeksi :
Bentuk kepala (dolicephalus/ lonjong), hidrochepalus (- ), Luka (- ), darah ( +), trepanasi ( +).
Lainnya:-
 Palpasi :
Nyeri tekan ( + ),
Lainnya:-

3. Pemeriksaan Wajah :
 Inspeksi :
Ekspresi wajah (rileks), dagu kecil (-), Edema (-),
kelumpuhan otot-otot fasialis (-), sikatrik (-), micrognathia (-), rambut wajah (-)
Lainnya:-

4. Pemeriksaan Mata
 Inspeksi :
- Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( +)
- Ekssoftalmus (- ), Endofthalmus (- )
- Kelopak mata / palpebra : oedem (+), ptosis ( +), peradangan (- ) luka (- ),
benjolan (- )
- Bulu mata (tidak rontok)
- Konjunctiva dan sclera : perubahan warna-
- Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis) isokor ( +)
- Kornea : warna hitam
- Nigtasmus (- ), Strabismus (- )
- Ketajaman Penglihatan ( Baik)
- Penggunaan kontak lensa: tidak
- Penggunaan kaca mata: tidak
- Lainnya:-

 Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata : -
Lainnya:-

5. Pemeriksaan Telinga
 Inspeksi dan palpasi
- Amati bagian telinga luar : bentuk normal
Lesi (- ), nyeri tekan (- ),peradangan (- ), penumpukan serumen (-).
- perdarahan (- ), perforasi (- ).
- Tes kepekaan telinga :-
- Lainnya:-

6. Pemeriksaan Hidung
 Inspeksi dan palpasi
- Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (tidak )
- Amati meatus : perdarahan (- ), Kotoran (- ), Pembengkakan (- ),
pembesaran/polip (- )
- pernafasan cuping hidung (- ).
- Lainnya:-

7. Pemeriksaan Mulut dan Faring


 Inspeksi dan Palpasi
- Amati bibir :- lesi (- ), bibir pecah ( - ).
- Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( +), Kotoran ( +), Gingivitis ( +), gigi
palsu (- ), gigi goyang ( + ), gigi maju (- ).
- Kemampuan membuka mulut < 3 cm : ( + )
- Lidah : Warna lidah : merah, Perdarahan (- ), Abses (- ), Ukuran 7cm
- Orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : khas uvula ( simetris),
Benda asing : (tidak )
- Tonsil : T 0
- Mallampati : I
- Perhatikan suara klien : (tidak )
- Lainnya:-

8. Pemeriksaan Leher
 Inspeksi dan amati dan rasakan :
- Bentuk leher (simetris ), peradangan ( - ), jaringan parut (-), perubahan warna (
- ), massa ( - )
- Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )
- Vena jugularis : pembesaran ( - )
- Pembesaran kelenjar limfe ( - ), posisi trakea (simetris)
- Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : ( - ), ekstensi : ( + ),
fleksi : ( + ), menggunakan collar : ( - )
- Leher pendek: tidak
- LaiNNYA -

 Palpasi
- Kelenjar tiroid: ukuran normal, intensitas lunak
- Vena jugularis : tekanan : kuat
- Jarak thyro mentalis , 6 cm : ( + )
- Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : ( + ), ekstensi : ( - ),
fleksi : ( + )menggunakan collar : ( - )
- Lainnya -

9. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


- Inspeksi
- Bentuk (simetris ), pembengkakan (- ).
- Kulit payudara : warna sawo matang, lesi ( - )
- Areola : perubahan warna ( - )
- Putting : cairan yang keluar ( - ), ulkus ( - ), pembengkakan ( - )
- Lainnya: -

 Palpasi
- Nyri tekan ( - ), dan kekenyalan (lunak), benjolan massa (-), mobile (+)
- Lainnya: -

10. Pemeriksaan Torak


a. Pemeriksaan Thorak dan Paru
 Inspeksi
- Bentuk torak (Normal chest / Simetris/ ), keadaan kulit normal
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( - ), retraksi
suprasternal ( - ), Sternomastoid ( - )
- Pola nafas : (Eupnea )
- Batuk (- ), jelaskan
- Lainnya: -
 Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama
/ ). Lebih bergetar sisi
Lainnya: -
 Perkusi
Area paru : ( hipersonor /) Lainnya:
 Auskultasi
- Suara nafas
 Area Vesikuler : ( bersih) ,
 Area Bronchial : ( bersih)
 Area Bronkovesikuler : ( bersih)
- Suara Ucapan
 Terdengar : Bronkophoni (+), Egophoni (+), Pectoriloqy (-)
- Suara tambahan
 Terdengar : Rales ( - ), Ronchi ( - ), Wheezing ( - ), Pleural
fricion rub ( - )
- Lainnya:
11. Pemeriksaan Jantung
 Inspeksi
Ictus cordis ( + ) pelebaran cm
Lainnya:

 Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Lemah) Lainnya:

 Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas normal ( N = ICS II )
Batas bawah normal ( N = ICS V)
Batas Kiri ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
Lainnya:

 Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal, ( keras ), ( reguler ) BJ II terdengar (tunggal /
), (keras), ( reguler)
Bunyi jantung tambahan : BJ III (- ), Gallop Rhythm ( -), Murmur (-) Lainnya:

12. Pemeriksaan Abdomen


- Inspeksi
- Bentuk abdomen : ( cembung / cekung / datar )
- Massa/Benjolan ( + / - ), Kesimetrisan ( + / - ),
- Bayangan pembuluh darah vena (+ /-)
- Lainnya:………………
- Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus.........x/menit ( N = 5 – 35 x/menit, Borborygmi ( + / - )
Lainnya:………………
- Perkusi : Tympani ( + / - ), dullness ( + / - ), Lainnya.........................
- Palpasi
- Distensi ( + / - ), Difans muskular ( + / -)
- Palpasi Hepar :
Nyeri tekan ( + / - ), pembesaran ( + / - ), perabaan (keras / lunak), permukaan
(halus / berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) . ( N = hepar tidak teraba).
- Palpasi Lien : Pembesaran lien : ( + / - )
- Palpasi Appendik :
 Titik Mc. Burney . nyeri tekan ( + / - ), nyeri lepas ( + / - ), nyeri menjalar
kontralateral ( + / - ).
 Acites atau tidak : Shiffing Dullnes ( + / - ) Undulasi ( + / - )
- Palpasi Ginjal :Nyeri tekan( + / - ), pembesaran ( + / - ). (N = ginjal tidak teraba).
- Lainnya:………………

13. Pemeriksaan Tulang Belakang :


- Inspeksi:
- Kelainan tulang belakang: Kyposis (+/-), Scoliosis (+/-), Lordosis (+/-)
Perlukaan (+/-), infeksi (+/-), mobilitas (leluasa/terbatas)
- Lainnya:………………
- Palpasi:
Fibrosis (+/-), HNP (+/-)
Lainnya……………………..

14. Pemeriksaan Genetalia


1. Genetalia Pria
i. Inspeksi :
Rambut pubis (bersih), lesi (- ), benjolan (- )
Lubang uretra : penyumbatan ( - ), Hipospadia ( - ), Epispadia ( - ) Terpasang
kateter (-), Lainnya

ii. Palpasi
Penis : nyeri tekan ( - ), benjolan ( - ), cairan
Scrotum dan testis : beniolan ( - ), nyeri tekan ( - ),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
Hidrochele (- ), Scrotal Hernia (- ), Spermatochele (- ) Epididimal
Mass/Nodularyti ( - ) Epididimitis ( - ), Torsi pada saluran sperma ( - ),
Tumor testiscular ( - ), Lainnnya.
iii. Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia (- ), femoral hernia ( - ), pembengkakan (- ) Lainnya
Pada Wanita
iv. Inspeksi :
Kebersihan rambut pubis (bersih / kotor), lesi ( + / - ),eritema ( + / - ),
keputihan ( + / - ), peradangan ( + / - ).
Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( + / - )
Terpasang kateter (+/-)
Lainnya…………………

15. Pemeriksaan Anus


 Inspeksi
Atresia ani ( - ), tumor ( - ), haemorroid ( - ), perdarahan ( - ) Perineum :
jahitan ( - ), benjolan ( - )
Lainnya:
 Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( - ) pemeriksaan Rectal Toucher
Lainnya:………………

16. Pemeriksaan Ekstremitas


a. Ekstremitas Atas
i. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris ), deformitas (-)
Fraktur (-), lokasi fraktur , jenis fraktur
kebersihan luka…................................................................, terpasang gips (-),
Traksi ( - ), atropi otot ( -)
IV line: terpasang di lengan kiri, ukuran abocatch 18, tetesan:20 tpm.
ROM:
Lainnya
ii. Palpasi
Perfusi:…hangat,
CRT: normal
Edema : ( -
Lakukan uji kekuatan otat : ( 5 )
Lainnya:………………

b. Ekstremitas Bawah :
i. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas (+ / -)
Fraktur (+/-), lokasi fraktur ………………….., jenis fraktur
…………………… kebersihan luka….............................., terpasang gips (+/-),
Traksi ( + / - ), atropi otot ( + / -)
IV line: terpasang di...................., ukuran abocatch............., tetesan:..................
ROM: ………………..
Lainnya:………………

ii. Palpasi
Perfusi:…….
CRT:……
Edema : (1 – 4 )
Lakukan uji kekuatan otot : ( 1 – 5 )
Lainnya:………………

Kesimpulan palpasi ekstermitas :

- Edema :-

- uji kekuatan otot : baik

17. Pemeriksaan Neurologis


1. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh ( + / -), nyeri kepala ( + / -), kaku kuduk ( + / -), mual –
muntah ( + / -) riwayat kejang ( + / -), penurunan tingkat kesadaran ( + / -), riwayat
pingsan ( + / -), tanda-tanda TIK lainnya:………………
2. Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau ) normal
Nervus II, Opticus ( penglihatan ) normal
Nervus III, Ocumulatorius normal
Nervus IV, Throclearis
Nervus V, Thrigeminus :
- Cabang optalmicus : normal
- Cabang maxilaris :normal
- Cabang Mandibularis :normal
Nervus VI, Abdusen normal
Nervus VII, Facialis normal
Nervus VIII, Auditorius normal
Nervus IX, Glosopharingeal normal
Nervus X, Vagus normal
Nervus XI, Accessorius normal
Nervus XII, Hypoglosal normal
3. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : benda tumpul ( + ), benda tajam ( -), Menguji sensasi
panas / dingin ( + ), kapas halus ( + ).
4. Memeriksa reflek kedalaman tendon
- Reflek fisiologis
f. Reflek bisep ( + )
g. Reflek trisep ( + )
h. Reflek brachiradialis ( + )
i. Reflek patella ( + )
j. Reflek achiles ( + )
- Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
f. Reflek babinski ( -)
g. Reflek chaddok ( -)
h. Reflek schaeffer ( -)
i. Reflek oppenheim ( -)
j. Reflek gordon ( -)

c. Laboratorium: tanggal 2 Juni 2022

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 13.0 10.9 – 14.9 g/dL
Leukosit 9100 479 – 11340 /mm3
Trombosit 258000 216000 – 451000 /Ul
Glukosa sewaktu 151 70 – 139 mg/Dl
Kalium 3.5 3.4 – 4.5 mEq/L
Kalsium 9.7 8.6 – 10.3 mg/Dl
Klorida 104 96 – 108 mEq/L
Kreatinin 0.61 0.50 – 1.00 mg/Dl
Natrium 141 134 – 146 mEq/L
PT 9.7 9.9 – 11.8 s
SGOT 7 <31 U/L
SGPT 11 <31 U/L
Masa Perdarahan (BT) 2’ <6 menit
Masa Penjendalan (CT) 7’ 30’’ <12 menit
HbsAg Negatif Negatif
HIV Negatif Negatif
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 13.3 10.9 – 14.9 g/dL
Leukosit 6160 479 - 11340 /mm3
Trombosit 21000 216000 - 451000 /uL
Glukosa sewaktu 149 (H) 70 – 139 mg/dL
Kalium 4.3 3.4 – 4.5 mEq/L
Kalsium 8.7 8.6 – 10.3 mg/dL
Klorida 108 96 – 108 mEq/L
Kreatinin 1.06 0.50 – 1.00 mg/dL
Natrium 142 134 – 146 mEq/L
PT 10.9 9.9 – 11.8 s
SGOT 13 <31 U/L
SGPT 8 <31 U/L
Masa Perdarahan (BT) 2’ <6 menit
Masa Penjendalan (CT) 7’ 30’’ <12 menit
HBsAg Negatif Negatif
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12.5 (L) 10.9 – 14.9 g/dL
Leukosit 10.8 (H) 479 - 11340 /mm3
Trombosit 303 216000 - 451000 /uL
Glukosa sewaktu 157 (H) 70 – 139 mg/dL
Kalium 4.0 3.4 – 4.5 mEq/L
Kalsium 8.9 8.6 – 10.3 mg/dL
Klorida 106 96 – 108 mEq/L
Kreatinin 0.70 0.50 – 1.00 mg/dL
Natrium 139 134 – 146 mEq/L
PT 10.5 9.9 – 11.8 s
SGOT 16 <31 U/L
SGPT 15 <31 U/L
Masa Perdarahan (BT) 4’ <6 menit
Masa Penjendalan (CT) 4’ 30’’ <12 menit
HBsAg Negatif Negatif
HIV Negatif Negatif
*Medikasi pra operasi : Sedia darah PRC 1 kolf
d. CT Scan

B. Diagnosis Anestesi
Pasien berusia 51 tahun dengan diagnosa meningioma akan dilakukan tindakan
kraniotomi dengan status fisik ASA 3. Direncanakan general anestesi dengan teknik
intubasi endotrakeal. Risiko selama pembiusan antara lain dapat terjadi gangguan perfusi
jaringan dan perdarahan.

C. Persiapan penatalaksanaan anestesi


1. Persiapan Alat
a. Persiapkan mesin anestesi (kalibrasi)
b. Persiapan alat general anestesi dengan teknik ETT. Alat yang dipersiapkan
(STATICS): Stetoskop, Laringoskop, ETT 6.5, 7, 7.5, OPA, Plester,
Introducer/stilet, Connector, Suction. Disamping itu persiapkan magil forceps,
hipafilter, mask, ambu bag, spuit 10cc.
c. Persiapan bedside monitor yaitu tekanan darah, nadi, pulse oxymetri
d. Siapkan lembar laporan intra anestesi
2. Persiapan obat
a. Obat induksi
- Fentanyl 100 mg/iv
- Thiopental 250 mg/iv
b. Obat muscle relaxant
- Roculax 50 mg/iv
c. Obat anti emetik
- Ondansentron 4 mg/iv
d. Obat antifibrinolitik
- Asam tranexamat 500 mg/drip
e. Obat haemostatik
- Phytomenadion (vit. K) 20 mg/drip
f. Obat Kortikosteroid
- Dexamethason 5 mg/iv
g. Obat analgesik NSAID
- Ketorolac 30 mg/iv
h. Obat analgesik OPIOID
- Pethidin 100 mg/im
i. Obat antikonvulsan
- Phenytoin 500 mg/drip
j. Cairan infuse
- Kristaloid : RL 500 ml dan Nacl 0,9%
- Koloid : Terastarch 500 ml
k. Obat emergency
l. Obat pemeliharaan via syringe pump
- Roculax 1 mg/ml
3. Maintenance cairan
 Balance cairan :
a. Kebutuhan cairan basal (M) = 2 x kgBB
= 2 x 70 kg
= 140 ml
b. Pengganti puasa (PP) = jam puasa x M
= 8 x 140 ml
= 1120 ml
c. Stress operasi (SO) = jenis operasi (8) x BB
= 8 x 70 kg
= 560 ml
Jam ke-I : 1.260 ml
Jam ke-II dan III : 980 ml
Jam ke-IV dst : 700 ml

D. Pengkajian Intra Anestesi


Anestesi mulai : pukul 08.25 WIB
Anestesi selesai : pukul 11.40 WIB
Operasi mulai : 08.45 WIB
Operasi Selesai : 11.35 WIB

Teknik anestesi dengan general anestesi


- Premedikasi diberikan ondansentron 4 mg/iv
- Induksi anestesi menggunakan fentanyl 100 mcg/iv
- Induksi inhalasi dengan sevoflurane 2 vol%
- Sedasi menggunakan thiopental 250 mg/iv
- Muscle relaxant menggunakan rocuronium 30mg/iv
Airway
- Face mask nmr 4
- Intubasi ETT NKK 7.5
- Tidak ada kesulitan ventilasi maupun intubasi
Brain : kesadaran terpengaruh trias anestesi
Breathing system menggunakan sistem semi close

Oksigenasi O2 : Air = 1 : 1
Tabel Monitoring Intra Anestesi
No. Waktu TD HR SpO2 Tindakan Kebutuhan cairan
(WIB)
1. 08.25 129/80 mmHg 80x/mnt 100% - Pasang iv line dua Jam ke-I : 1260 ml
jalur dan arteri line.
- Injeksi fentanyl 100 - RL masuk 500 ml
mcg/iv - Nacl masuk 500
- Injeksi thiopental 250 ml
mg/iv - Manitol masuk
- Injeksi roculax 30 125 ml
mg/iv
- Injeksi ondansentron
4 mg/iv
2. 08.40 120/80 mmHg 70x/mnt 100%- Injeksi asam
traneksamat 500
mg/drip
- Injeksi vit. K 20
mg/drip
3. 08.55 119/79 mmHg 62x/mnt 100%- Syringe pump Nacl masuk 500
roculax 6 ml/jam
4. 09.10 111/60 mmHg 60x/mnt 100% Monitoring TTV
5. 09.25 100/59 mmHg 61x/mnt 100% Monitoring TTV Jam ke-II : 980
ml
- RL masuk 500
6. 09.40 120/70 mmHg 62x/mnt 100% Monitoring TTV
7. 09.55 111/60 mmHg 64x/mnt 100% Monitoring TTV RL masuk 500
8. 10.10 100/60 mmHg 59x/mnt 100% Monitoring TTV
9. 10.25 112/62 mmHg 58x/mnt 100% Monitoring TTV Jam ke-III : 980
ml
- Nacl masuk
200 ml
10. 10.40 100/70 mmHg 61x/mnt 100% Monitoring TTV
11. 10.55 110/70 62x/mnt 100% Monitoring TTV
mmHg
12. 11.10 109/71 60x/mnt 100% Monitoring TTV
mmHg
13. 11.25 113/80 62x/mnt 100% Monitoring TTV
mmHg
14. 11.40 111/80 61x/mnt 100% Monitoring TTV
mmHg

 Estimasi Blood Volume (EBV) = kgBB x EBV


= 70 kg x 70
= 4.900 ml
EBV × ( HCT −HCT Target )
 Estimasi Blood Loss ( EBL ¿=
HCT
4.900 × ( 37−30 )
¿
37
¿ 927 ml
Transfusi darah dapat diberikan jika pasien kehilangan darah melebihi
927 ml
 IWL : 15 x BB/ 24 Jam : 15 x 70/ 24 = 43.75 ml
 Total cairan masuk : kristaloid 2.700 ml
 Total cairan keluar : perdarahan 300 ml, urine 1500 ml
 Balanced cairan 2700 ml – 1800 ml = +900
 Catatan selama intra anestesi : haemodinamik stabil

E. Pengkajian Post Anestesi


Pasien ditransfer ke ICU pukul 11.45 WIB
Kesadaran : pasien masih tersedasi
Aldrete score : 4
A: terpasang ETT
B: napas belum spontan, suara paru vesikuler, SpO2 100% dengan O2 5 L/mnt
C: TD 111/80 mmHg, HR 61x/mnt, akral dingin
D: pasien masih dalam keadaan terbius

F. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
PRE ANESTESI
Ds : Nyeri Akut Agen Cedera
- Pasien merasakan nyeri pada bagian Biologis
kepala
Do :
- Pasien terdiagnosis meningioma
- TD 129/80 mmHg
- HR 80x/mnt

Ds : Ansietas Stressor Operasi


- Pasien mengatakan khawatir dengan
prosedur operasi
Do :
- Wajah pasien tampak tegang

INTRA ANESTESI
Ds : - Risiko gangguan Hipovolemi
Do : perfusi jaringan
- Pasien puasa 8 jam
- Masuk RL 500 ml dan Nacl 500 ml
- Input 2700 ml
- Output 1800 ml
- Balance cairan 900 ml

Ds : - Risiko Perdarahan Prosedur


Do : Pembedahan
- Perdarahan ±300 cc
- EBV 4.900
- EBL 927

POST ANESTESI
Ds : - Risiko Jatuh Efek Obat Anestesi
Do :
- Aldrete score 4
- Pasien masih dalam keadaan terbius
Ds : - Hipotermi Paparan Suhu
Do : Ruangan Operasi
- Kulit teraba dingin

G. Diagnosa Keperawatan Dan Prioritas Masalah


1. Pre Anestesi
a. Nyeri akut b.d. agen cedera biologis
b. Ansietas b.d. stressor operasi
2. Durante Anestesi
a. Risiko gangguan perfusi jaringan b.d hipovolemi
b. Risiko perdarahan b.d. prosedur pembedahan
3. Post Anestesi
a. Risiko jatuh b.d. efek obat anestesi
b. Hipotermi b.d. paparan suhu ruangan operasi
H. Perencanaan, Pelaksanaan Dan Evaluasi

Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Pre Anestesi
Nyeri Akut b.d. Agen Setelah diberikan asuhan a. Identifikasi lokasi, a. Berikan teknik non S: Pasien masih
Cedera Biologis keperawatan anestesi karakteristik, durasi, farmakologis untuk merasakan nyeri pada
selama 1 jam, tingkat nyeri frekuensi, kualitas, mengurangi rasa nyeri bagian kepala.
pasien berkurang dengan intensitas nyeri. (iagno: TENS, iagnose, O: TD 161/99mmHg, HR
kriteria hasil: b. Identifikasi skala nyeri, terapi iagn). 69x/mnt
a. Keluhan nyeri nyeri non verbal, faktor b. Kontrol lingkungan yang A: Nyeri teratasi
menurun yang memperberat dan memperberat nyeri (iagno sebagian.
b. Meringis menurun memperingan nyeri. : suhu ruangan, P: Lanjutkan intervensi.
c. Sikap protektif c. Identifikasi pengetahuan pencahayaan, kebisingan).
menurun dan keyakinan tentang c. Fasilitasi istirahat dan
d. Gelisah menurun nyeri. tidur
e. Kesulitan tidur d. Identifikasi pengaruh d. Pertimbangkan jenis dan
menurun budaya terhadap respon sumber nyeri dalam
nyeri. pemilihan strategi
e. Identifikasi pengaruh nyeri meredakan nyeri.
pada kualitas hidup.
f. Monitor efek samping
penggunaan analgetik.

Ansietas b.d. Stressor Setelah dilakukan asuhan a. Evaluasi tingkat ansietas, a. Evaluasi tingkat ansietas, S: Pasien merasa lebih
Operasi keperawatan anestesi, catat verbal dan non verbal catat verbal dan non tenang.
diharapkan kecemasan pasien. verbal pasien. O:
pasien berkurang dengan b. Jelaskan dan persiapkan b. Menjelaskan dan - Pasien bisa
kriteria hasil: prosedur tindakan operasi. mempersiapkan prosedur menerapkan teknik
a. Melaporkan ansietas c. Ajarkan teknik distraksi tindakan operasi distraksi nafas dalam
menurun sampai cemas dengan nafas dalam. c. Mengajarkan teknik - Pasien dapat
tingkat teratasi d. Anjurkan keluarga untuk distraksi cemas dengan menenangkan
b. Tampak rileks menemani disamping nafas dalam. dirinya sendiri
pasien. d. Mengizinkan keluarga A: Ansietas teratasi.
untuk menemani P : Hentikan
disamping pasien. intervensi.

Intra Anestesi
Risiko gangguan Setelah dilakukan Monitoring intake dan output Monitoring intake dan output S: -
perfusi jaringan b.d intervensi diharapkan cairan cairan O:
hipovolemi gangguan perfusi jaringan Haemodinamik pasien
terpenuhi dengan kriteria stabil
berhasil : - Input cairan 2700 ml
Balance cairan (intake dan - Output cairan 1800 ml
output) terpenuhi - Balance cairan 900 ml
A: Gangguan perfusi
jaringan teratasi
P: Lanjutkan monitor
hemodinamik pasien.

Risiko Perdarahan Setelah dilakukan tindakan a. Monitor haemodinamik a. Monitor haemodinamik S:-
b.d. prosedur keperawatan anestesi, b.Monitor jumlah b. Monitor jumlah O:
pembedahan risiko perdarahan teratasi perdarahan perdarahan - Perdarahan ±300 cc
c. Kolaborasi pemberian - EBV 4.900
dengan kriteria perdarahan c. Kolaborasi pemberian obat
obat ketorolac 30 mg - EBL 927
tidak bertambah banyak. ketorolac 30 mg
A : risiko perdarahan
teratasi.
P : Lanjutkan monitor
hemodinamik dan
cairan.

Post Anestesi
Resiko Jatuh b/d efek Setelah di lakukan a. Pastikan pengaman a. Memastikan pengaman S: -
general anestesi tindakan keperawatan tempat tidur terpasang tempat tidur terpasang O:
pasien tidak mengalami b. Monitor keadaan pasien b. Memonitor keadaan - Pasien tidak jatuh
kejadian jatuh dengan pasien - Pasien tidak
kriteria: mengalami cidera
a. Pasien tidak jatuh A: Resiko jatuh tidak
dari tempat tidur terjadi.
b. Pasien tidak P: Monitor kondisi
mengalami cidera pasien.

Hipotermi b.d. Paparan Setelah dilakukan a. Observasi keadaan pasien a. Observasi keadaan pasien S:-
Suhu ruangan operasi intervensi diharapkan menggigil atau tidak menggigil atau tidak O : Pasien tidak
pasien tidak merasa b. Tanyakan apakah pasien b. Tanyakan apakah pasien menggigil tetapi akral
kedinginan/menggigil merasa kedinginan atau merasa kedinginan atau dingin.
tidak tidak A : Hipotermi teratasi
c. Pakaikan selimut ke pasien c. Pakaikan selimut ke sebagian.
pasien P : Selimut dipakai
sampai dipindah ke ICU.
PEMBAHASAN

Pasien Tn. A 51 tahun, dirawat dengan diagnosa meningioma


dengan tatalaksana tindakan pembedahan Craniotomy. Dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
didapatkan status fisik pada pasien ini adalah ASA III, yaitu pasien
dengan penyakit sistemik berat sehingga aktivitas rutin terbatas.
Selain itu dari pemeriksaan fisik didapatkan airway pasien tidak ada
sumbatan jalan napas, dapat membuka mulut sekitar 3 jari,
mallampati skor 2, dan TMD 6.5 cm. Dilihat dari breathing nya
pasien dapat bernapas spontan dan suara napas vesikuler. Tekanan
darah pasien 129/80 mmHg, nadi 80x/mnt, dan hasil bacaan EKG
yaitu NSR. Pasien saat dibawa ke kamar operasi dalam keadaan
sadar CM dengan GCS 15 E4V5M6 dan sudah terpasang urine kateter.
Melalui stetoskop terdengar bising usus 12x/mnt dengan tidak ada
pembesaran hepar. Selain itu, tidak terdapat kelainan tulang
belakang maupun fraktur.
Anestesi dimulai pada pukul 08.25 dengan pemberian
premedikasi yaitu pemberian obat sebelum induksi yang bertujuan
untuk memperlancar induksi anestesia, meminimalkan jumlah obat
anestetik, atau mengurangi mual muntah pasca bedah. Untuk obat
premedikasi yaitu Ondansentron 4 mg/iv dan fentanyl 100 mcg/iv.
Pengelolaan anestesia pada kasus ini adalah dengan menggunakan
general anestesi menggunakan teknik anestesia secara induksi
intravena dan rumatan inhalasi. Induksi pada pasien ini dengan
injeksi thiopental 250 mg/iv dan insersi ETT NKK ukuran 7.5
difasilitasi dengan rocuronium 50 mg/iv. Induksi inhalasi
menggunakan sevoflurane 2 vol%. Kebutuhan cairan pasien selama
intra anestesi pada jam pertama adalah 1.260 ml, jam kedua dan
ketiga adalah 980 ml, jam keempat adalah 700 ml. Perkiraan volume
darah pasien adalah 4.900 ml dengan perkiraan kehilangan darah
927 ml. Total cairan yang masuk adalah 2.700 ml dengan kristaloid.
Total cairan yang keluar adalah 1.843,75 ml terdiri dari perdarahan
sebanyak 300 ml, urine output 1500 ml, serta IWL sebanyak 43,75
ml. Balance cairan sebanyak +856,25 ml.
Post operasi pasien ditransfer ke ICU untuk monitoring KU
dan vital sign. Pada saat ditransfer kesadaran pasien masih dalam
terpengaruh trias anestesi dan terpasang ETT. Napas belum spontan
tapi SpO2 100%. TD 111/80 mmHg, HR 61x/mnt, serta akral dingin.
Dan karena pasien masih terbius sehingga mobilisasi masih terbatas.

BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan Asuhan Kepenataan Anestesi pada Tn. A didapatkan masalah kepenataan
yang muncul, antara lain:
1. Pra Anestesi
a. Nyeri akut b.d. agen cedera biologis teratasi sebagian dikarenakan hal yang
mempengaruhi nyeri belum dihilangkan sehingga nyeri masih terasa.
b. Ansietas b.d. stressor operasi teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
dengan cara distraksi cemas yaitu berinteraksi dengan pasien sehingga rasa
cemas pasien teralihkan.
2. Intra Anestesi
a. Risiko perfusi jaringan b.d hipovolemi teratasi dengan resusitasi cairan
kristaloid dan koloid. Total cairan masuk 2.700 ml dan total cairan keluar
1.843,75 ml. Balance cairan +856,25 ml.
b. Risiko perdarahan b.d prosedur pembedahan teratasi. Total perdarahan pasien
300 ml dimana masih dibawah nilai EBL sehingga pasien belum membutuhkan
transfusi darah.
3. Post Anestesi
a. Risiko jatuh b.d. efek obat general anestesi teratasi dengan dipasang pengaman
tempat tidur disebelah kanan kiri pasien.
b. Hipotermi b.d suhu ruangan teratasi dengan pemberian selimut dan warm
blanket.
c. Untuk masalah kepenataan anestesi yang masih teratasi sebagian diperlukan
implementasi lanjutan sesuai dengan rencana kepenataan yang telah
direncanakan.

B. Saran
Diharapkan penulis selanjutnya dapat menggambarkan asuhan kepenataan anestesi
kraniotomi dengan diagnosa yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Norden AD, Drappatz J, Wen PY. Targeted Drug Therapy For Meningiomas.
Neurosurg Focus 2007 : 23 (4) : E12
2. Rockhill J, Mrugaka M,Chamberlain MC. Intracranial Meningioma An Overview of
Diagnosis and Treatment. Neurosurg Focus. 2007 : 23(4):E1
3. Haddad G.Meningioma.2009. Available from : http://www.emedicine.com
4. Ware ML, lal A, McDermott MW. Meningiomas. In : Baehring JM, Piepmeier JM,
ed. Brain Tumors Practical Guide to Diagnosis. New York. 2007. p 307- 321.
5. Ragei BT, JensenRL. Molecular Genetics of Meningiomas. Neurosurg Focus. 2005 :
19 (5): E9.
6. Ragel BT, Jensen RL, Couldwell WT. Inflammatory Response And Meningioma
Tumorigenesis and The Effect of Cyclooxygenase-2 Inhibitors. Neurosurg Focus.
2007 : 23 (4) E7.
Barnholtz JS, kruchko C. Meningiomas Causes and Risk Factors. Neurosurg Focus 2007 :
23(4) : E2

Anda mungkin juga menyukai