Disusun Oleh :
Suci Arum Sari (1911604051)
Fatimah (1911604068)
Aprimansah (1911604109)
Rahma Nazifah Afriadi (1911604095)
OLEH :
Suci Arum Sari (1911604051)
Fatimah (1911604068)
Aprimansah (1911604109)
Rahma Nazifah Afriadi (1911604095)
Mengetahui,
(…………..……………..) (…………………………….)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anestesi umum atau general anestesi merupakan tindakan meniadakan nyeri secara
sentral disertai hilangnya kesadaran yang dapat pulih kembali (reversible). Anestesi umum
menyebabkan mati rasa karena obat ini masuk ke jaringan otak dengan tekanan setempat
yang tinggi. Anestesi umum disebut juga sebagai narkose atau bius.
General anestesi atau anestesi umum bertujuan untuk menghilangkan nyeri, membuat
tidak sadar, dan menyebabkan amnesia yang bersifat reversible dan dapat diprediksi. Tiga
pilar anestesi umum meliputi hipnotik atau sedatif, yaitu membuat pasien tertidur atau
mengantuk/ tenang, analgesia atau tidak merasa sakit, rileksasi otot, yaitu kelumpuhan otot
skelet, dan stabilitas otonom antara saraf simpatis dan parasimpatis (Pramono, 2015).
Kanker payudara atau istilah medisnya Carsinoma Mammae adalah momok pembunuh
kedua bagi kaum wanita Indonesia setelah kanker rahim. Kanker payudara terjadi karena
terganggunya system pertumbuhan di dalam jaringan payudara. Carcinoma mammae
merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul
dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah.
(Nurarif & Kusuma, 2015)
Tanda Ca Mammae kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak, massa
lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips. Gejala carcinoma kadang tak nyeri,
kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting eritemme, mengeras asimetik,
inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase.
(Nurarif & Kusuma, 2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam laporan
ini adalah “bagaimana konsep dasar dan gambaran Asuhan Keperawatan pada Ny. S
dengan diagnosa Ca Mammae Sinistra di IBS RS PKU Muhammadiyah Bantul?”
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
i. Mahasiswa mampu menggambarkan konsep dasar asuhan keperawatan tentang Ca
mammae
ii. Mahasiswa mampu mengimplementasikan konsep dasar asuhan keperawatan
tentang Ca mammae
b. Tujuan Khusus
i. Mahasiswa mampu mengimplementasikan tentang konsep dasar asuhan
keperawatan Ca mammae meliputi : pengertian, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, komplikasi, penatalaksanaan
keperawatan, pathways.
ii. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang data hasil pengkajian pada pasien
dengan Ca mammae
iii. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang diagnosa keperawatan pada pasien
dengan Ca mammae
iv. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang intervensi keperawatan pada
pasien dengan Ca mammae
v. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang implementasi pada pasien dengan
Ca mammae
vi. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang evaluasi pada pasien dengan Ca
mammae
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel kanker dapat menyebar melalui aliran pembuluh darah dan permeabilitas kapiler
akan terganggu sehingga sel kanker dapat berkembang pada jaringan kulit. Sel kanker
tersebut akan terus menginfiltrasi jaringan kulit, menghambat dan merusak pembuluh darah
kapiler yang mensuplai darah ke jaringan kulit. Akibatnya jaringan dan lapisan kulit akan
mati (nekrosis) kemudian timbul luka kanker. Jaringan nekrosis merupakan media yang
baik untuk pertumbuhan bakteri, baik bakteri aerob atau anaerob. Bakteri tersebut akan
menginfeksi dasar luka kanker sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, sel
kanker dan proses infeksi itu sendiri akan merusak permeabilitas kapiler kemudian
menimbulkan cairan luka (eksudat) yang banyak. Cairan yang banyak dapat menimbulkan
iritasi sekitar luka dan juga gatal-gatal. Pada jaringan yang rusak dan terjadi infeksi akan
merangsang pengeluaran reseptor nyeri sebagai respon tubuh secara fisiologis, akibatnya
timbul gejala nyeri yang hebat. Sel kanker itu sendiri juga merupakan sel imatur yang
bersifat rapuh dan merusak pembuluh darah kapiler yang menyebabkan mudah pendarahan.
Adanya luka kanker, bau yang tidak sedap dan cairan yang banyak keluar akan
menyebabkan masalah psikologis pada pasien. Akhirnya, pasien cenderung merasa rendah
diri, mudah marah atau tersinggung, menarik dini dan membatasi kegiatannya. Hal tersebut
yang akan menurunkan kualitas hidup pasien kanker (Astuti, 2013).
B. Pertimbangan Anestesi
1. Definisi Anestesi
Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit, dalam hal ini rasa
takut perlu ikut dihilangkan untuk menciptakan kondisi optimal bagi pelaksanaan
pembedahan.
2. Jenis Anestesi
a. General Anestesi
General anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit secara sentral
disertai hilangnya kesadaran (reversible). Tindakan general anestesi terdapat beberapa
teknik
yang dapat dilakukan adalah general anestesi denggan teknik intravena anestesi dan
general anestesi dengan inhalasi yaitu dengan face mask (sungkup muka) dan dengan
teknik intubasi yaitu pemasangan endotrecheal tube atau gabungan keduanya inhalasi
dan intravena.
b. Regional Anestesi
Jenis anestesi berikutnya adalah anestesi regional. Fungsinya untuk mematikan rasa
pada sebagian tubuh. Sama halnya dengan anestesi lokal, kamu tetap sadar selama
proses bedah berlangsung, tetapi kamu tidak bisa merasakan sebagian tubuh.
Pemberiannya dilakukan di bagian tertentu, seperti sekitaran saraf atau sekitar sumsum
tulang belakang. Nantinya, kamu merasakan mati rasa pada bagian lengan, perut,
kaki,dan pinggul. Anestesi regional terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu
spinal,epidural, dan saraf perifer. Namun, dari ketiganya, anestesi epidural adalah jenis
yang paling sering digunakan, biasanya untuk persalinan
3. Teknik Anestesi
a. Anestesi local
Anestesi lokal terbagi menjadi 3 tipe yang mendasari teknik-teknik yang ada pada
maksila dan mandibula yaitu infiltrasi lokal, fieldblock, dan blok saraf
b. Anestesi regional
Anestesi regional terbagi menjadi 2 tipe yaitu teknik spinal, dan teknik epidural.
- Epidural Epidural merupakan salah satu tipe anestesi regional yangsangat populer
dan umumnya dipergunakan dalam proses persalinan. Dengan menggunakan
epidural, calon ibu akan tetap sadar, tidak merasa sakit, dan tetap mampu mendorong
bayi untuk keluar dari jalan lahir. Jenis efek yang untuk keluar dari jalan lahir. Jenis
efek yang dihasilkan berupa epidural anestesi dan analgesi
- Spinal block Spinal block juga umum dipergunakan dalam proses persalinan
melalui operasi caesar. Dengan spinal block¸calon ibu tidak akan merasakan apapun
dan tetap dalam kondisi sadar. Jenis efek yang dihasilkan berupa epidural anestesi
dan analgesi.
- Peripheral nerve block Pada tipe spinal block dan epidural, obat anestesi disuntikkan
ke area spesifik di punggung pasien. Sementara pada peripheral nerve block, obat
anestesi akan disuntikkan dekat dengan kumpulan saraf yang berada di tangan, kaki,
atau kepala. Ada 2 jenis peripheral nervel block yang umum dilakukan yaitu femoral
nerve block dimana obat anestesi akan disuntikkan di daerah kaki, dan brachial
plexus block dimana obat anestesi akan disuntikkan di daerah lengan dan bahu
c. Anestesi umum
- General Anestesi Intravena
Teknik general anestesi yang dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat anestesi
parenteral langsung ke dalam pembuluh darah vena.
- General Anestesi Inhalasi
Teknik general anestesi yang dilakukan dengan jalan memberikan kombinasi obat
anestesi inhalasi yang berupa gas dan atau cairan yang mudah menguap melalui alat
atau mesin anestesi langsung ke udara inspirasi.
- Anestesi Imbang
Merupakan teknik anestesi dengan mempergunakan kombinasi obat-obatan baik
obat anestesi intravena maupun obat anestesi inhalasi atau kombinasi teknik general
anestesi dengan analgesia regional untuk mencapai trias anestesi secara optimal dan
berimbang
d. Rumatan Anestesi
Rumatan anestesi (maintenance) dapat dilakukan secara intraven atau dengan
inhalasi atau campuran intravena inhalasi. Pada pasien ini rumatan anestesi diberikan
secara inhalasi sevoflurans + N2O : O2. Oksigen diberikan untuk mencukupi oksigen
jaringan. Pemberian anestesi dengan N2O harus disertai O2 minimal 25%, gas ini
bersifat sebagai anestetik lemah tetapi analgetiknya kuat. Sevoflurane merupakan
halogenasi eter. Induksi dan pulih anestesi lebih cepat dibandingkan isoflurane. Efek
terhadap kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebabkan aritmia. Setelah pemberian
dihentikan, sevoflurane cepat dikeluarkan oleh tubuh.
e. Risiko
Analgesia yang tidak adekuat, menjadikan pasien merasa nyeri selama
berlangsungnya prosedur, dan post prosedural.Hal ini akan memberikan dampak buruk
kepada pasien berupa agitasi, distres psikologis, dan gangguan hemodinamik lainnya,
misalnya iskemia miokardial, hipermetabolik.Under sedation, dan over sedation, secara
potensial mengakibatkan agitasi pada pasien, dengan konsekusensi, yaitu :
- Ancaman terhadap keselamatan pasien jangka pendek
- Hal ini dapat berdampak pada lamanya bantuan ventilasi mekanik
- Perawatan di rumah sakit menjadi lebih lama
- Peningkatan biaya perawatan yang tidak perlu, serta menyita waktu dan tenaga.
C. Web of caution (WOC)
Perubahan genetik dalam sel
CA MAMMAE SIMISTRA
Mastectomy
Ketidakefektifan pola
Nyeri Akut nafas Hipotermi
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny.S
Umur : 43 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan` :-
Golongan darah :B
Alamat : Desa Tegalgot,Kepil
No. CM : 1193XXX
Diagnosa medis : Ca Mammae Sinistra
Tanggal masuk RS : 11 Desember 2022
Tanggal pengkajian : 11 Desember 2022
Jaminan : BPJS
2) Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.M
Umur : 52 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : wiraswasta
Suku bangsa : Jawa
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Kepil
b. Riwayat Kesehatan
• Kopi/the/soda (+)
Sebelum Sakit
Saat Ini
Gangguan pernafasan :Pasien mengatakan tidak ada gangguan
pernafasan
Alat bantu pernafasan : Pasien tidak menggunakan alat bantu
Sirkulasi udara :Pasien mengatakan tidak ada gangguan
pernafasan
Keluhan : Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat
bernafas
2) Air / Minum
Sebelum Sakit
- Frekuensi : pasien mengatakan sering meminum air
yaitu sebanyak kurang lebih 8 gelas per hari
- Jenis : pasien mengatakan jenisnya yaitu Air Putih
- Cara : pasien mengatakan selalu minum air putih
- Minum Terakhir putih : pasien mengatakan selalu meminum air
3) Nutrisi/ makanan
Sebelum Sakit
Frekuensi : pasien mengatakan makan 3x/ hari
Jenis : pasien mengatakan jenisnya yaitu nasi putih, lauk
Lauk pauk dan sayur
Porsi : pasien mengatakan porsi normal 1 piring yang
berisi nasi, sayur dan lauk pauk
Diet khusus : pasien mengatakan tidak ada diet khusus
Makanan yang disukai : pasien mengatakan menyukai Soto ayam
Napsu makan : pasien mengatakan nafsu makan normal
Puasa terakhir : pasien mengatakan puasa terakhir 1 tahun yang lalu
Keluhan : pasien mengatakan tidak ada keluhan
Saat ini
Frekuensi : pasien mengatakan tidak ada perubahan dalam
makan tetap 3 x/ hari
BAB
Sebelum sakit
Saat ini
- Frekuensi : sehari 1kali
- Konsistensi : tidak ada perubahan dari sebelum sakit
- Warna :pasien mengatakan warna feses
kecoklatan
- Bau :pasien mengatakan bau normal khas
feses
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan
: pasien mengatakan tidak ada keluhan
BAK
Sebelum sakit
Saat ini
Frekuensi : pasien mengatakan normal seperti sebelum sakit
Konsistensi :pasien mengatakan BAK Konsisten saat ini 4-
5x/hari
a) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum v
Mandi v
Toileting v
Berpakaian v
Berpindah v
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
Sebelum sakit
- Rasa Aman : pasien mengatakan merasa nyaman saat berada di dekat keluarga
- Rasa Nyaman : pasien mengatakan merasa nyaman saat berada di dekat keluarga
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan : pasien mengatakan memanfaatkan layanan
Kesehatan yang tersedia seperti BPJS
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensinya.
□ Konsumsi vitamin : pasien mengatakan tidak pernah mengonsumsi vitamin
□ Imunisasi : pasien mengatakan pernah imunisasi
2. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
➢ RR : 18 x/mnt
➢ N : 73 x/mnt
➢ BB : 50 kg
➢ TB : 165 cm
a. Pemeriksaan B 6
1) B1 (BREATH)
- Wajah:
□ Normal □ Dagu Kecil □ Edema
□ Gigi palsu □ Gigi goyang □ Gigi maju
□ Kumis/ jenggot □ mikrognathia □ Hilangnya gigi
- Kemampuan membuka mulut < 3 cm □Ya □Tidak
- Jarak Thyro - Mental < 6 cm □Ya □Tidak
- Cuping hidung □Ya □Tidak
- Mallampati Skor :□I □ II □ III □ IV
- Tonsil : □ T0 □ T1 □ T2 □ T3 □ T4
- Kelenjar tiroid : ukuran 6 cm
- Obstruksi Jalan Napas
□ Tidak ditemukan □ Tumor
□ Gigi maju □ Stridor
- Bentuk Leher : □Simetris □ Asimetris
Mobilitas Leher :
Leher pendek : □Ya □Tidak
Dapatkah pasien menggerakkan rahang ke depan?
□ Ya □ Tidak
Dapatkah pasien melakukan ekstensi leher dan kepala?
□ Ya □ Tidak
Apakah pasien menggunakan collar?
□ Ya □ Tidak
- Thorax:
Bentuk thorax : normal
Pola napas : spontan
Perkusi paru : □ sonor □ hipersonor □ dullness
Suara napas : □ ronchi □ wheezing □ vesikuler □ bronchial □
bronkovesikular
1) B2 ( BOOD )
- Konjungtiva : □ anemis □ tidak
- Vena jugularis : pembesaran □ ya □ tidak
- BJ I : □ tunggal □ ganda □ regular □ irreguler
- BJ II : □ tunggal □ ganda □ regular □ irregular
- Bunyi jantung tambahan: BJ III □ murmur
2) B3 ( BRAIN )
- Kesadaran : □ kompomentis □ apatis□ delirium □ somnolen
□ sopor □ koma
- GCS 15
- Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + )
b. Reflek trisep ( + )
c. Reflek brachiradialis ( + )
d. Reflek patella ( + )
e. Reflek achiles ( + )
- Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
a. Reflek babinski (-)
b. Reflek chaddok (-)
c. Reflek schaeffer (-)
d. Reflek oppenheim ( -)
e. Reflek gordon (-)
3) B4 ( BOWEL )
- Frekuensi peristaltic usus : 12x/menit
- Titk Mc. Burney : □ nyeri tekan □ nyeri lepas
- Borborygmi : □Ya □Tidak □ nyeri menjalar
- Pembesaran hepar : □Ya □Tidak
- Distensi : □Ya □Tidak
- Asites : □ shiffing dullness □ undulasi
4) B4 ( BLADER)
- Buang air kecil : □Spontan □Tidak
- Terpasang kateter : □Ya □Tidak
- Gagal ginjal : □Ya □Tidak
- Infeksi saluran kemih : □Ya □Tidak
- Produksi urine : 80cc
- Retensi urine : □Ya □Tidak
5) B6 ( BONE )
a) PemeriksaanTulangBelakang :
- Kelainantulangbelakang: Kyposis (-), Scoliosis (-), Lordosis (-), Perlukaan (-), infeksi
(-), mobilitas (terbatas), Fibrosis (-), HNP (-)
b) Pemeriksaan Ekstremitas
- Ekstremitas Atas
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas ( -)
Fraktur(-),Traksi (- ), atropi otot (-)
IV line: terpasang di tangan kiri , ukuran abocatch 20, tetesan: 20tpm
Palpasi
CRT: normal
Edema :( 1)
Lakukan uji kekuatan otat : ( 4 )
- Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris ), deformitas (+)
Fraktur (+),fraktur tibia , fraktur tertutup, Traksi (- ), atropi otot (-)
Palpasi
CRT : normal
Edema : (1 )
Kekuatan ototkanan : (1)
Kesimpulan palpasiekstermitas :
- Edema : 0 0
0 0
Hitung Jenis
Granulosit 84.7 50.0-80.0
Limfosit 7.6 20.5-51.1
Monosit 8 2-9
MCV,MCH,MCHC
MCV 91.1 78.6-102.2
MCH 30.2 25.2-34-7
MCHC 33.1 31.3-35.4
Hemostatis
Masa pembekuan
Masa Pendarahan 4 2-6
Kimia Klinik 3 1-5
Fungsi Ginjal
Ureum 15
Creatinin 0.45 10-50
Fungsi hati 0.50-0.90
SGOT 18
SGPT 12 0-40
0-40
DIABETES 215 mg/dL < 200 mg/dL
GLUKOSA SEWAKTU
• Balance cairan :
a. Monitoring cairan
Kebutuhan cairan pasien selama operasi yang harus terpenuhi
1) Rumus maintenance (M)= 2 x kgBB
= 2 x 85 kg = 170 cc
= 2 cc x 3 jam x 85 kg = 510 cc
Data Objektif :
- Pasien terlihat cemas dan
gelisah
- Bibir pasien terlihat pucat
- Pasien terlihat ketakutan
- Skala HARS pasien 27
Intra Anestesi
Data Objektif :
- Pasien tampak pucat dan
lemah
- Suhu 18 0 C
- Tanda-tanda vital:
Tekanan darah: 120/80 mmHg,
RR: 22 x/menit,
Nadi: 80 x/menit,
Suhu: 180 C,
b. INTRA ANESTESI
1. Prioritas tinggi ( mengancam nyawa): Ketidakefektifan pola nafas
2. Prioritas rendah ( situasi yang tidak berhubungan langsung prognosis dari suatu
penyakit yang secara spesifik ) : Resiko injury
Alasan prioritas tinggi ketidakefektifan pola nafas : karena apabila tidak diatasi dapat
mengganggu ventilasi pasien
Alasan prioritas rendah Resiko injury : resiko injury dapat diatasi dengan memperhatiakan
keamanan pasien
c. PASCA ANESTESI
1. Prioritas sedang ( mengancam status kesehatan ): Hipotermi
2. Prioritas sedang ( mengancam status kesehatan ) : Mual
Alasan prioritas sedang Hipotermi : dapat mempengaruhi status kesehatan dan proses
pemulihan pasien pasca anestesi
Alasan prioritas sedang Mual : dapat mempengaruhi status kesehatan dan proses
pemulihan pasien pasca anestesi
II. Rencana Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
6) Pra Anestesi
Nama :Ny. S No. CM : 1193XXX
Umur :43 tahun Dx : Ca Mammae Sinistra
Jenis kelamin :Perempuan Ruang : IBS
FATIMAH
2. Ansietas Setelah dilakukan O: Mengidentifikasi S : pasien mengatakan
tindakan -Identifikasi tingkat tingkat rasa yang lebih tenang setelah
keperawatan rasa yang mengharuskan dijelaskan prosedur
selama 1 X 20 intervensi lebih tepat. operasi dan anestesi
menit diharapkan yang yang
mengharuskan Mengbservasi dan O :
cemas pasien
meng kaji tingkat Pasien terlihat
berkurang / hilang intervensi lebih ansietas pasien
Kriteria hasil : lebih rileks
tepat. dengan skala HARS
-Pasien Skala HARS 0
mengatakan sudah -Observasi dan kaji Memberi informasi
130/80 mmHg
siap untuk tingkat ansietas tentang peran
perawat intraoperasi N : 77 x/mnt
dioperasi dan pasien dengan skala
S : 36,5 C
tidak cemas HARS Memperkenalkan
-Wajah klien RR : 20 x/mnt
staf, perawat ataupun SPO2 : 98 %
tampak rileks T: dokter yang akan A : masalah ansietas
dan tidak tegang melakukan operasi
-TTV dalam batas -Beri informasi teratasi
normal : tentang Berikan P : hentikan intervensi
TD 120/80 peran perawat pengetahuan tentang
mmHg, tindakan
intraoperasi
N : 80 x/mnt pembedahan yang
RR : 18-20 x/mnt -Berikan akan dilakukan
pengetahuan
tentang tindakan Memberi edukasi
pembedahan yang pasien untuk tarik 12/12/22, 09.20 WIB
akan dilakukan nafas dalam TTD
-Perkenalkan staf,
perawat
RAHMA
ataupun dokter yang
akan
melakukan operasi
E:
Edukasi pasien untuk
tarik nafas dalam
C:
-
2) Intra Anestesi
Nama :Ny. S No. CM : 1193XXX
Umur :43 tahun Dx : Ca Mammae Sinistra
Jenis kelamin :Perempuan Ruang : IBS
Kolaborasikan TTD
dengan dokter
pemberian FATIMAH
ondansetron 4 mg
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Ny. S dengan diagnosa
ca mammae selama 1 x 24 jam dari tanggal 12 Desember penulis memperoleh
pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhankeperawatan pada Ny. S dengan
diagnosa ca mammae dengan menerapkan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan dan evaluasi keperawatan sertamendokumentasikannya dan
mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam setiap proses keperawatan.
Adapun keseimpulannya sebagai berikut:
1. Pengkajian
Metode yang digunakan dalam pengkajian adalah wawancara, observasi,
pemeriksaaan fisik dan studi dokumentasi. Data muncul berdasarkan kondisi pasien
dan mempunyai kesamaan dengan data dan teori.
2. Diagnosa keperawatan
Pada pasien Ny. S dengan diagnosa ca mammae didapatkan diagnosa yang muncul
berdasarkan kondisi pasien diantaranya adalah
Pre Anestesi :
1. Nyeri Akut
2. Ansietas
Intra Anestesi
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Risiko injury
Post Anestesi
1. Hipotermi
2. Mual
3. Perencanaan keperawatan
Perencanaan sesuai teori dengan memperhatikan situasi dan kondisi pasien serta
sarana dan prasarana di rumah sakit. Prioritas masalahberdasarkan teori Hierarki
Maslow, sedangkan penentuan tujuan meliputi sasaran, kriteria waktu dan hsil dan
rencana tindakan keperawatan kasusini berpedoman pada NANDA, NOC dan NIC.
Dengan menyesuaikan pada kondisi pasien. Dalam penyusunan perencanaan
keperawatan melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan lain yang mencakup 4
elemen yaitu observasi, tindakan keperawatan mandiri, pendidikan kesehatan dan
tindakan kolaborasi.
4. Pelaksananaan keperawatan
Pelaksanaan dari 6 diagnosa keperawatan antara lain adalah
Pre Anestesi :
1. Nyeri Akut
2. Ansietas
Intra Anestesi
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Risiko injury
Post Anestesi
1. Hipotermi
2. Mual
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi dari hasil asuhan keperawatan yang dilaksankan selama 1 x 24 jam, dari ke
6 diagnosa keperawatan, ke tiga diagnosa keperawatan dapat teratasi semua.
6. Pendokumentasian
Boom, C. E., Putu, N., Putri, Y., Hudyono, J., Kardiovaskuler, F. A., Kita, R. H.,
Kardiovaskuler, K. A., & Kita, R. H. (2014). Infark Miokard Perioperatif Diagnosis dan
Penatalaksanaan Fibroadenoma Payudara. 20(53), 37–45.
Crum Christoper P., Lester Susan C., Cotran Ramzi S. Sistem Genitalia Perempuan dan
Payudara. Dalam : Robbins, Stanley L., Kumar Vinay., Cotran Ramzi S. Robbins Buku Ajar
Patologi. Volume 2. Edisi
Nita Andriani, P., & Rini, D. S. (2020). LITERATUR REVIEW: PENGARUH MANAJEMEN
NYERI TERHADAP SKALA NYERI PADA PASIEN POST OPERASI CA MAMAE (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).