A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Anamnesis
Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Umur : 54 tahun
Jeniskelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan` : Kawin
Golongan darah :A
Alamat : Pageraji
No. CM : 0219XXXX
Diagnosa medis : Spondylolithesis
Tindakan Operasi : Laminektomi
Tanggal MRS : 2 Mei 2022
Tanggal pengkajian : 2 Mei 2022
Jam Pengkajian : 07.00 WIB
Jaminan : BPJS
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien merasakan nyeri, kesemutan, dan lemah di kedua kaki sejak beberapa hari yang lalu.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Bedah Syaraf diantar oleh keluarganya dengan tingkat kesadaran pasien
composmentis (GCS 15). Pasien mengatakan nyeri dari daerah punggung ke bawah, kaki
merasa kesemutan, dan terasa lemah untuk berjalan. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik dan
penunjang berupa CT Scan. Diagnosa menunjukkan bahwa pasien menderita spondylolithesis
dan harus dilakukan tindakan operasi laminektomi
3) Riwayat Penyakit Dahulu
4) Pasien mengatakan belum pernah melakukan tindakan operasi. Terdapat riwayat merokok.
Serta tidak ada riwayat penyakit asma, sesak napas, maag, diabetes, gangguan ginjal, jantung,
hepatitis, pingsan, kejang, demam, dan anemia.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit asma, serangan
jantung, HT, DM dan gangguan pembekuan darah.
6)Riwayat Kesehatan
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? ya/tidak
Jika ya, menderita penyakit apa?
- Riwayat operasi sebelumnya : -
tahun:-
jenis:-
Komplikasi:-
- Riwayat anestesi sebelumnya :-
tahun:-
jenis :-
Komplikasi:-
- Apakah pasien pernah mendapatkan transfusi darah? ya/tidak
jika ya, jumlah : , Reaksi alergi: ya/tidak
- Apakah pasien pernah didiagnosis penyakit menular? ya/tidak
Jika ya, sebutkan……
- Khusus pasien perempuan :
Jumlah kehamilan:
jumlah anak :
mensturasi terakhir :
menyususi : ya/tidak
7)Riwayat pengobatan/konsumsi obat:
8) Obat yang pernah dikonsumsi:
amplodipin
9) Obat yang sedang dikonsumsi:
amlodipin
10) Riwayat Alergi : ya/tidak, jika ya, sebutkan :
11) Kebiasaan :
a) Merokok : ya , jika ya,jumlah :
1 bungkus
b) Alkohol : tidak , jika ya,jumlah :
c) Kopi/teh/soda : ya , jika ya,jumlah :
3 gelas
2)Air / Minum
Sebelum Sakit
- Frekuensi : 5 kali
- Jenis : teh/ air putih
- Cara : mandiri
- Minum Terakhir : malam hari
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
Saat Ini
- Frekuensi : 5 kali
- Jenis : teh/ air putih
- Cara : mandiri
- Minum Terakhir : malam hari
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
3) Nutrisi/ makanan
Sebelum Sakit
- Frekuensi : 3 kali
- Jenis : nasi lauk
- Porsi : 1 piring
- Diet khusus : tdk ada
- Makanan yang disukai : singkong
- Napsu makan : baik
- Puasa terakhir : malam
- Keluhan : tdk ada
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : 3 kali
- Jenis : nasi lauk
- Porsi : 1 piring
- Diet khusus : tdk ada
- Makanan yang disukai : singkong
- Napsu makan : baik
- Puasa terakhir : malam
- Keluhan : tdk ada
Lainnya :-
4. Eliminasi
a) BAB
Sebelum sakit
- Frekuensi :1 kali
- Konsistensi :padat
- Warna :kuning
- Bau :khas
- Cara (spontan/dg alat) :spontan
- Keluhan :tdk ada
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi :1 kali
- Konsistensi :padat
- Warna :kuning
- Bau :khas
- Cara (spontan/dg alat) :spontan
- Keluhan :tdk ada
- Lainnya :-
b) BAK
Sebelum sakit
- Frekuensi : 2 kali
- Konsistensi : cair
- Warna : kuning
- Bau : khas
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tdk ada
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : 2 kali
- Konsistensi : cair
- Warna : kuning
- Bau : khas
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tdk ada
Lainnya :-
c. Interaksi Sosial
- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman.
Baik
d. Pemeliharaan Kesehatan
- Rasa Aman : baik
- Rasa Nyaman : baik
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan :
i. b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : Verbal:5 Motorik: 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan
Tanda-tanda Vital : Nadi = 68x/menit, Suhu =36,6 0 C, TD =160/90mmHg,
RR =16 x/menit, Skala Nyeri: ringan
BB: 70Kg, TB: 170Cm, BMI: 24,22 Kg/m2
Lainnya:-
2. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi :
Bentuk kepala (dolicephalus/ lonjong), hidrochepalus (- ), Luka (- ), darah ( +), trepanasi ( +).
Lainnya:-
Palpasi :
Nyeri tekan ( + ),
Lainnya:-
3. Pemeriksaan Wajah :
Inspeksi :
Ekspresi wajah (rileks), dagu kecil (-), Edema (-),
kelumpuhan otot-otot fasialis (-), sikatrik (-), micrognathia (-), rambut wajah (-)
Lainnya:-
4. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
- Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( +)
- Ekssoftalmus (- ), Endofthalmus (- )
- Kelopak mata / palpebra : oedem (+), ptosis ( +), peradangan (- ) luka (- ),
benjolan (- )
- Bulu mata (tidak rontok)
- Konjunctiva dan sclera : perubahan warna-
- Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis) isokor ( +)
- Kornea : warna hitam
- Nigtasmus (- ), Strabismus (- )
- Ketajaman Penglihatan ( Baik)
- Penggunaan kontak lensa: tidak
- Penggunaan kaca mata: tidak
- Lainnya:-
Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata : -
Lainnya:-
5. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi
- Amati bagian telinga luar : bentuk normal
Lesi (- ), nyeri tekan (- ),peradangan (- ), penumpukan serumen (-).
- perdarahan (- ), perforasi (- ).
- Tes kepekaan telinga :-
- Lainnya:-
6. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi
- Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (tidak )
- Amati meatus : perdarahan (- ), Kotoran (- ), Pembengkakan (- ),
pembesaran/polip (- )
- pernafasan cuping hidung (- ).
- Lainnya:-
8. Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan amati dan rasakan :
- Bentuk leher (simetris ), peradangan ( - ), jaringan parut (-), perubahan warna (
- ), massa ( - )
- Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )
- Vena jugularis : pembesaran ( - )
- Pembesaran kelenjar limfe ( - ), posisi trakea (simetris)
- Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : ( - ), ekstensi : ( + ),
fleksi : ( + ), menggunakan collar : ( - )
- Leher pendek: tidak
- LaiNNYA -
Palpasi
- Kelenjar tiroid: ukuran normal, intensitas lunak
- Vena jugularis : tekanan : kuat
- Jarak thyro mentalis , 6 cm : ( + )
- Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : ( + ), ekstensi : ( - ),
fleksi : ( + )menggunakan collar : ( - )
- Lainnya -
Palpasi
- Nyri tekan ( - ), dan kekenyalan (lunak), benjolan massa (-), mobile (+)
- Lainnya: -
Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Lemah) Lainnya:
Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas normal ( N = ICS II )
Batas bawah normal ( N = ICS V)
Batas Kiri ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
Lainnya:
Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal, ( keras ), ( reguler ) BJ II terdengar (tunggal /
), (keras), ( reguler)
Bunyi jantung tambahan : BJ III (- ), Gallop Rhythm ( -), Murmur (-) Lainnya:
ii. Palpasi
Penis : nyeri tekan ( - ), benjolan ( - ), cairan
Scrotum dan testis : beniolan ( - ), nyeri tekan ( - ),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
Hidrochele (- ), Scrotal Hernia (- ), Spermatochele (- ) Epididimal
Mass/Nodularyti ( - ) Epididimitis ( - ), Torsi pada saluran sperma ( - ),
Tumor testiscular ( - ), Lainnnya.
iii. Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia (- ), femoral hernia ( - ), pembengkakan (- ) Lainnya
Pada Wanita
iv. Inspeksi :
Kebersihan rambut pubis (bersih / kotor), lesi ( + / - ),eritema ( + / - ),
keputihan ( + / - ), peradangan ( + / - ).
Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( + / - )
Terpasang kateter (+/-)
Lainnya…………………
b. Ekstremitas Bawah :
i. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas (+ / -)
Fraktur (+/-), lokasi fraktur ………………….., jenis fraktur
…………………… kebersihan luka….............................., terpasang gips (+/-),
Traksi ( + / - ), atropi otot ( + / -)
IV line: terpasang di...................., ukuran abocatch............., tetesan:..................
ROM: ………………..
Lainnya:………………
ii. Palpasi
Perfusi:…….
CRT:……
Edema : (1 – 4 )
Lakukan uji kekuatan otot : ( 1 – 5 )
Lainnya:………………
- Edema :-
d. CT Scan
B. Diagnosis Anestesi
F. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
PRE ANESTESI
Ds : Nyeri akut Agen cedera biologis
- Pasien merasakan nyeri dan kesemutan
dibagian kedua anggota gerak bawah
Do :
- Pasien terdiagnosis spondylolithesis
- Skala nyeri NRS 5
- TD 160/70 mmHg
- HR 89x/mnt
INTRA ANESTESI
Ds : Gangguan patensi Posisi pembedahan
Do : jalan napas
- Posisi pasien saat pembedahan adalah
pronasi sehingga bagian dada tertekan.
- SpO2 99%
POST ANESTESI
Ds : - Pasien lama Efek obat anestesi
Do : bangun
- Pada saat intra anestesi analgesik
fentanyl masuk 200 mcg,
dexmedetomidine dan roculax syringe
pump, dan sevoflurane 1.5 vol% sehingga
pasien tersedasi dalam.
Ansietas b.d. Stressor Setelah dilakukan asuhan a. Evaluasi tingkat ansietas, a. Evaluasi tingkat ansietas, S: Pasien merasa lebih
Operasi keperawatan anestesi, catat verbal dan non verbal catat verbal dan non tenang.
diharapkan kecemasan pasien. verbal pasien. O:
pasien berkurang dengan b. Jelaskan dan persiapkan b. Menjelaskan dan - Pasien bisa
kriteria hasil: prosedur tindakan operasi. mempersiapkan prosedur menerapkan teknik
a. Melaporkan ansietas c. Ajarkan teknik distraksi tindakan operasi distraksi nafas dalam
menurun sampai cemas dengan nafas dalam. c. Mengajarkan teknik - Pasien dapat
tingkat teratasi d. Anjurkan keluarga untuk distraksi cemas dengan menenangkan
b. Tampak rileks menemani disamping nafas dalam. dirinya sendiri
pasien. d. Mengizinkan keluarga A: Ansietas teratasi.
untuk menemani P : Hentikan
disamping pasien. intervensi.
Intra Anestesi
Gangguan patensi Setelah dilakukan Monitoring oksigenasi pasien Monitoring oksigenasi pasien S: -
jalan napas b. d posisi intervensi diharapkan O:
pembedahan gangguan patensi jalan - Posisi pasien pada saat
napas teratasi dengan pembedahan adalah
kriteria berhasil adalah pronasi
SpO2 dgn xyaitu diantara - SpO2 99%
95- 100% A: gangguan patensi
jalan napas teratasi
P: Lanjutkan monitor
oksigenasi pasien.
Risiko aspirasi b. d Setelah dilakukan tindakan Pemasangan tampon pada Memasang tampon di S:-
posisi pembedahan keperawatan anestesi, mulut mulut O : tampon terpasang
risiko aspirasi tidak terjadi. satu di mulut.
A : risiko aspirasi tidak
terjadi
P : Lanjutkan monitor
hemodinamik dan
cairan.
Post Anestesi
Resiko Jatuh b/d efek Setelah di lakukan a. Pastikan pengaman a. Memastikan pengaman S: -
general anestesi tindakan keperawatan tempat tidur terpasang tempat tidur terpasang O:
pasien tidak mengalami b. Monitor keadaan pasien b. Memonitor keadaan - Aldrete score 8
kejadian jatuh dengan pasien - KU lemah
kriteria: A: Resiko jatuh tidak
a. Pasien tidak jatuh terjadi.
dari tempat tidur P: Monitor kondisi
b. Pasien tidak pasien.
mengalami cidera
Hipotermi b.d. Paparan Setelah dilakukan a. Observasi keadaan pasien a. Observasi keadaan pasien S:-
Suhu ruangan operasi intervensi diharapkan menggigil atau tidak menggigil atau tidak O : Pasien menggigil,
pasien tidak merasa b. Tanyakan apakah pasien b. Tanyakan apakah pasien akral dingin.
kedinginan/menggigil merasa kedinginan atau merasa kedinginan atau A : Hipotermi teratasi.
tidak tidak P : Selimut dipakai
c. Pakaikan selimut ke pasien c. Pakaikan selimut ke sampai dipindah ke
pasien bangsal.
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kepenataan Anestesi pada TN. T didapatkan masalah kepenataan
yang muncul, antara lain:
1. Pra Anestesi
a. Nyeri akut b.d. agen cedera biologis teratasi sebagian dikarenakan hal yang
mempengaruhi nyeri belum dihilangkan sehingga nyeri masih terasa.
b. Ansietas b.d. stressor operasi teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
dengan cara distraksi cemas yaitu berinteraksi dengan pasien sehingga rasa
cemas pasien teralihkan.
2. Intra Anestesi
a. Gangguan patensi jalan napas b.d posisi pembedahan teratasi dengan menjaga
oksigenasi pasien.
b. Risiko aspirasi b.d posisi pembedahan teratasi dengan memasang tampon di
mulut.
3. Post Anestesi
a. Pasien lama bangun karena sedasi dalam b.d efek obat anestesi teratasi dengan
pemberian antidotum SA neostigmin dan naloxon.
b. Risiko jatuh b.d. efek obat general anestesi teratasi dengan dipasang pengaman
tempat tidur disebelah kanan kiri pasien.
c. Hipotermi b.d suhu ruangan teratasi dengan pemberian selimut dan warm
blanket.
d. Untuk masalah kepenataan anestesi yang masih teratasi sebagian diperlukan
implementasi lanjutan sesuai dengan rencana kepenataan yang telah
direncanakan.
B. Saran
Diharapkan penulis selanjutnya dapat menggambarkan asuhan kepenataan anestesi
kraniotomi dengan diagnosa yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afia, F.N dan Bambang E.S. 2020. Manajemen Anastesi pada Laminektomi pada Cedera
Vertebra Servikal V-VI di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung. Bagian Ilmu
Anestesiologi dan Terapi Intensif FK : Universitas Lampung.
Brunner & Suddarth. (2014). Keperawatan medikal Bedah Brunner & Suddarth. EGC.
Departemen Kesehatan RI.
Bisri, H. Tatang. (1996). Neuroanestesi. Unpad : Bandung
Carpenito,L.J.(2013). Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinik (Terjemahan).
Edisi 6. Jakarta: EGC
Latief, Said A, dkk. (2010). Petunjuk Praktik Anestesiologi: Edisi Kedua. Jakarta: FKUI
Mangku Gde & Senephati, Tjokorda GA. (2010). Buku Ajar Ilmu Anestesia Reanimasi.
Jakarta: indeksAstuti, D. I. Y. (2016). Asuhan Keperawatan pada Ibu S yang Mengalami
Tumor Otak (Astrocytoma) di Ruang Angsoka Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
I. Syaifuddin, A.H. (2011). Buku Anfis (S. K. Monica Ester, Ed.). Penerbit Buku
Kedokteran.