Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI MRI PADA PASIEN PNEUMONIA

OLEH :
PUTU LINDA NOVI YANTI
17D10051
DIV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI (A) / TK III

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN ANASTESIOLOGI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN 2019
ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI MRI PADA PASIEN PNEUMONIA
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. G
Umur : 35 Thn
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru
Suku Bangsa : Indonesia
Status Kawin : Kawin
Golongan Darah :B
Alamat : Jl. Tukad Balian No.150
No. CM : 16.04.19
Diagnosa medis : Pneumonia
Tanggal Masuk : 15 Agustus 2019
Tanggal Pengkajian : 18 Agustus 2019
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.
N
Umur : 42Thn
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Indonesia
Hubungan dg Klien : istri
Alamat :Jl. Tukad Balian No.150
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengeluh demam dan menggigil disertai nyeri dada yang ditusuk-tusuk,
pasien juga mengeluh batuk disertai dahak
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat melakukan pengkajian di UGD tanggal 17/8/2019 pasien dengan keluhan
Pasien mengeluh demam dan menggigil disertai nyeri dada yang ditusuk-tusuk,
pasien juga mengeluh batuk disertai dahak 1bulan yang lalu, pasien juga mengatakan
tidak memiliki riwayat penyakit sitemik.

3) Riwayat Penyakit Dahulu


Apakah pasien pernah menderita sakit seperti sekarang. (tidak)
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada Riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler,
TB, asma)

5) Riwayat Kesehatan
- Adakah penyakit keturunan? (apakah pasien memiliki riwayat penyakit
keturunan sehubungan dengan efek obat anestesi) tidak
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? tidak
- Bagaimana pengobatannya, tuntas atau tidak? (apakah pasien dalam mengkomsi
obat jangka panjang tuntas atau tidak) tidak
- Obat apa saja yang pernah digunakan? tidak
- Kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau obat-obatan)
: terkait pertimbangan anestesi serta komplikasi pasca anestesi.
- Riwayat alergi (perlu dikaji terkait adanya hipersensivitas terhadap obat, dan
akan berpengaruh terhadap efek obat anestesi).
c. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
1) Udara atau oksigenasi :
- Gangguan pernafasan : asma, pneumonia, (perlu dikaji adanya gangguan nafas
terkait obat-obat anestesi yang mendepresi pernafasan dan akan memperburuk
kondisi pasien)
- Alat bantu pernafasan : inhaler, penggunaan nebulizer dengan ventolin
- Sirkulasi udara : sirkulasi udara paru akan terganggu kemungkinan
inspirasi memanjang dan ekspirasi memendek.
- Letak tempat tinggal :dalam kota

2) Air
a) Sebelum sakit :
- Sumber air yang digunakan :PDAM, air gunung,
- Konsumsi air : normal 8 gelas/hari
- Kondisi air : bersih (air putih)
- Skala mandi : 2 x/hari
b) Saat sakit :
Minum air
- Frekuensi : 2-4 gelas/ batasi minum post operasi
- Jenis : air putih
- Cara : mandiri, dibantu sebagian/total
- Keluhan : oral

3) Nutrisi/ makanan
a) Sebelum sakit :
- Frekuensi : normal 3x/hari
- Jenis : pagi 06.00 (bubur), siang 14.00
dan malam 20.00 (nasi tim) sering makan makanan
berlemak, makanan asin
- Porsi : 1 piring dihabiskan
- Diet khusus :-
- Makanan yang disukai : gorengan, ikan asin
- Pantangan : jenis makanan yang tidak diperbolehkan untuk
dimakan
- Napsu makan : baik
b) Saat sakit :
- Frekuensi : normal 3xsehari post operasi
- Jenis : bubur cair
- Porsi : ¼ piring
- Diet khusus :-
- Makanan yang disukai :sesuai aturan diet penyakit serta diet operasi
- Pantangan : makanan yang merangsang merangsang jalan
napas, makanan berlemak, makanan asin
- Napsu makan :menurun
4) Eliminasi
a) BAB
- Sebelum sakit :
 Frekuensi : 1x/hari,lebih dari 3x/hari
 Konsistensi : padat
 Warna :kuning kecoklatan
 Bau : khas feses
 Cara : dibantu sebagian
 Keluhan :-
- Saat Sakit
 Frekuensi : tidak menentu
 Konsistensi : lembek
 Warna :kecoklatan
 Bau : khas feses
 Cara : dibantu sebagian
 Keluhan : kelemahan saat BAB.
b) BAK
- Sebelum sakit :
 Frekuensi : 2-3x/hari, BAK terus-menerus, BAK tertahan
 Konsistensi : jernih
 Warna : putih
 Bau : amonia
 Cara : mandiri
 Keluhan :-
- Saat sakit :
 Frekuensi : tidak menentu
 Konsistensi : endapan
 Warna : kuning pekat
 Bau : amonia
 Cara : dibantu sebagian
 Keluhan : tidak ada kelemahan pada saat BAK

5) Pola aktivitas dan istirahat


a)   Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √

Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total

b)  Istirahat Dan Tidur


      Sebelum sakit
- Apakah frekuensi waktu anda beraktivitas lebih banyak dari pada waktu
anda beristirahat? iya
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? tidak
- Berapa jam anda tidur: malam 7 jam, siang 1 jam.
   Saat sakit
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? iya
6) Berapa jam anda tidur: malam 4 jam, siang 30 menit
7) Interaksi sosial
- Kegiatan Lingkungan : kerja bakti, gotong royong
- Interaksi Sosial : baik
- Keterlibatan Kegiatan Sosial : baik
8) Pemeliharaan kesehatan
- Kebersihan kamar mandi : baik
- Konsumsi vitamin : sering/jarang, tidak pernah
- Imunisasi : pernah/tidak tuntas/tidak pernah
- Olahraga : teratur/jarang/tidak pernah
- Upaya keharmonisan keluarga : baik/kurang
- Sters dan adaptasi : baik/tidak

9) Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia


- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman :baik/tidak
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan : berkunjung ke fasilitas kesehatan jika sakit saja

d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan/sedang/berat
Tanda-tanda Vital : Nadi = 115 x/menit, Suhu = 36.80 C, TD =125/100 mmHg, RR =
20x/menit
2. Pemeriksaan Kepala
 Inspeksi :
Bentuk kepala : simetris, Luka (tidak ada), darah (tidak ada), trepanasi (tidak ada),
alopesia.
 Palpasi : Nyeri tekan (tidak ada)
3. Pemeriksaan Wajah :
Inspeksi: Warna dan kondisi wajah: warna coklat, kondisi bersih, Struktur wajah :
simetris, Kelumpuhan otot-otot fasialis (tidak ada)
4. Pemeriksaan Mata
 Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata: tampak lengkap, kiri dan kanan simetris
b. Ekssoftalmus: tidak ada penonjolan bola mata, Endofthalmus (ada/tidak)
c. Kelopak mata / palpebra : oedem (ada/tidak )
peradangan (ada/tidak) luka (ada/tidak), benjolan (ada/tidak)
d. Bulu mata : penyebaran merata/tidak
e. Konjunctiva dan sclera : konjungtiva merah muda, sklera warna putih
f. Warna iris: hitam
g. Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis) isokor (kiri dan kanan sama/tidak)
h. Kornea : warna coklat
i. Nigtasmus (tidak ada), Strabismus (ada/tidak)
j. Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : tidak tersedia snelen card
Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan ( Baik ), pandangan kabur,
k. Pemeriksaan lapang pandang : normal/tidak
 Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata
Palpasi taraba: nyeri tekan (ada/tidak), masa/benjolan (ada/tidak)

5. Pemeriksaan Telinga
 Inspeksi dan palpasi
a. Amati bagian telinga luar : bentuk simetris, Ukuran kiri dan kanan samat. Warna kulit
sawo matang, lesi (tidak), nyeri tekan (tidak), peradangan (tidak), penumpukan
serumen (tidak).
b. pemeriksaan membran tympany, warna: abu-abu, perdarahan (tidak)
c. Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik: kiri dan kanan sama/tidak
- Dengan arloji: kiri dan kanan sama/tidak
- Uji weber : seimbang kiri dan kanan
- Uji rinne : hantaran tulang sama dibanding dengan hantaran udara/tidak
- Uji swabach : sama kiri dan kanan

6. Pemeriksaan Hidung
 Inspeksi dan palpasi
- bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi: simetris/tidak defisiasi
- meatus : perdarahan (ada/tidak) Kotoran (ada/tidak) Pembengkakan (ada/tidak),
pembesaran / polip (ada/tidak)
5. Pemeriksaan Mulut dan FaringGigi ,gusi, dan lidah : Caries, kotoran , gigi palsu ,
gingivitis (ada /tidak)
Lidah : Warna lidah : merah muda, Perdarahan (ada /tidak), Abses (ada /tidak).
a. Inspeksi dan Palpasi
- Bentuk bibir :simetris, warna bibir: merah muda, lesi (tidak ada)
- Orofaring atau rongga mulut : Bau mulut :normal/tidak, uvula ( simetris/tidak),
Benda asing : (ada /tidak)
- Tonsil 
T0 : tidak ada pembesaran tonsil, (T0)
T1 : batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar anterior-ovula.
T2 : batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior ovula sampai ½ jarak
anterior-ovula
T3 : batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior-ovula sampai ¾ jarak pilar
anterior-ovula
T4 : batas medial tonsil melewati ¾ jarak anterior-ovula sampai ovula/lebih
- Perhatikan suara klien : berubah/ tidak
6. Pemeriksaan Leher
 Inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris/tidak), peradangan (ada/tidak), jaringan parut
(ada /tidak), perubahan warna (ada /tidak), massa (ada /tidak)
b. Kelenjar tiroid: pembesaran kelenjar tiroid (ada /tidak)
c. Vena jugularis : pembesaran vena jugularis (ada /tidak)
d. Pembesaran kelenjar limfe (tidak ada), posisi trakea (simetris/tidak)

7. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


 Inspeksi
- Bentuk: bentuk simetris/tidak, pembengkakan (ada/tidak).
- Kulit payudara : warna kulit, lesi (ada /tidak), Areola : perubahan warna
(ada /tidak)
- Putting : cairan yang keluar (ada/tidak), ulkus (ada/tidak), pembengkakan
(ada/tidak)
 Palpasi
- Nyeri tekan (ada/tidak), benjolan massa (ada/tidak)

8. Pemeriksaan Torak
a. Pemeriksaan Thorak dan Paru
 Inspeksi
- Bentuk torak: simetris
- Susunan ruas tulang belakang (normal), keadaan kulit: normal
- Retrasksi otot bantu pernafasan : ada retraksi dinding dada, retraksi suprasternal
(tidak ada), Sternomastoid (tidak ada pembesaran otot sternomastoid), pernafasan
cuping hidung (+)
- Pola nafas : Eupnea / Takipneu / Bradipnea / Apnea / Chene Stokes / Biot’s /
Kusmaul)
- Cianosis (ada/tidak), batuk (produktif / kering / darah ).
 Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
sama/tidak
Perkusi
Area paru : (dullnes )
 Auskultasi
- Suara nafas
 Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) , Area Bronchial : ( bersih /
halus / kasar )
 Area Bronkovesikuler ( bersih / halus / kasar )
- Suara Ucapan
 Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ), Pectoriloqy ( + / - )
- Suara tambahan
 Terdengar : Rales ( + / - ), Ronchi ( + / - ), Wheezing ( + / - ), Pleural
fricion rub ( + / - )
b. Pemeriksaan Jantung
 Inspeksi
Ictus cordis (- )
 Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : (Kuat)
 Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : ICS II
Batas bawah : ICS V
Batas Kiri : ICS V Mid Clavikula Sinistra
Batas Kanan : ICS IV Mid Sternalis Dextra
 Auskultasi
BJ I terdengar tunggal, kuat dan regular
BJ II terdengar tunggal, keras dan regular
Bunyi jantung tambahan : BJ III (ada/tidak), (Gallop Rhythm tidak), Murmur
(tidak)
9. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : (datar )
- Massa/Benjolan:( tidak), Kesimetrisan: bentuk simetris
- Bayangan pembuluh darah vena: tidak
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus 8x/menit ( N = 5 – 35 x/menit, Borborygmi ( - )

c. Palpasi
- Palpasi Hepar :
Nyeri tekan:ada/tidak, pembesaran: (-), permukaan (halus), tepi hepar (tumpul ) .
( N = hepar tidak teraba).
Palpasi Lien :
Pembesaran lien : tidak ada
- Palpasi Appendik :
 Titik Mc. Burney: nyeri tekan (tidak), nyeri lepas:(tidak), nyeri menjalar
kontralateral: tidak
 Acites atau tidak : Shiffing Dullnes (tidak), Undulasi (tidak)
- Palpasi Ginjal :
Nyeri tekan: tidak, pembesaran: tidak
10. Pemeriksaan Genetalia
a. Genetalia Pria
 Inspeksi :
Rambut pubis (bersih), lesi (tidak), benjolan (tidak)
Lubang uretra : penyumbatan (tidak), Hipospadia (tidak), Epispadia (tidak)
 Palpasi
Penis : nyeri tekan (tidak), benjolan (tidak)
Scrotum dan testis : benjolan (tidak), nyeri tekan (tidak),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum : tidak
Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia (tidak), femoral hernia (tidak), pembengkakan (tidak)

11. Pemeriksaan Anus


 Inspeksi
Atresia ani (+ / - ), tumor (+ / - ), haemorroid (+ / - ), perdarahan (+ / - )
Perineum : jahitan (+ / - ), benjolan (+ / - )
 Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus (+ / - )
Pemeriksaan Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas
- Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas(tidak), fraktur (tidak)
Palpasi
Edema : tidak
Lakukan uji kekuatan otot : 333
b. Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas: tidak, edema: tidak
c. Palpasi
Edema : tidak ada
Derajat edema :
1 : kedalaman 1-3mm dengan waktu kembali 3 detik
2 : kedalaman 3-5mm dengan waktu kembali 5 detik
3 : kedalaman 5-7mm dengan waktu kembali 7 detik
4 : kedalaman 7 mm dengan waktu kembali 7 detik
Lakukan uji kekuatan otot : 333
Kesimpulan palpasi ekstermitas
- Edema : tidak

- uji kekuatan otot :


55 3 55 3
55 3 55 3

12. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS


a. Menguji tingkat kesadaran secara kuantitaif dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata ( 4 )
2. Menilai respon Verbal ( 5 )
3. Menilai respon motorik ( 6 )
4. Pemeriksaan tingkat kesadaran secara kualitatif : (Compos mentis)

b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak


Penigkatan suhu tubuh (tidak ada), nyeri kepala (tidak ada), kaku kuduk (tidak ada),
mual –muntah (tidak ada) kejang (tidak ada) penurunan tingkat kesadaran (tidak ada).
c. Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau ) bisa membedakan bau alkohol dan minyak kayuputih
Nervus II, Opticus ( penglihatan ) dapat melihat dengan jelas
Nervus III, Ocumulatorius bola mata dapat digerakkan kekiri dan kanan
Nervus IV, Throclearis bola mata dapat digerakkan ketas dan kebawah
Nervus V, Thrigeminus : - Cabang optalmicus : reflek terhadap ransangan halus
pada kornea
- Cabang maxilaris : dapat mengatupkan gigi
- Cabang Mandibularis : dapat mengunyah
Nervus VI, Abdusen lapang pandang kiri dan kanan
Nervus VII, Facialis dapat mengerutkan dahi dan mengangkat alis
Nervus VIII, Auditorius pendengaran baik
Nervus IX, Glosopharingeal dapat membedakan rasa
Nervus X, Vagus kemempuan menelan baik
Nervus XI, Accessorius melawan tahan dengan mengangkat bahu
Nervus XII, Hypoglosal dapat membuka mulut dan menjulurkan lidah
d. Memeriksa fungsi motorik
Ukuran otot (simetris), atropi (tidak) kekuatan otot :
55 3 55 3
55 3 55 3

e. Memeriksan fungsi sensorik


Kepekaan saraf perifer : dapat membedakan benda tumpul dan benda tajam, Menguji
sensasi panas / dingin dapat membedakan panas dan dingin,

f. Memeriksa reflek kedalaman tendon


1. Reflek fisiologis
a. Reflek bisep (+/ -)
b. Reflek trisep (+/ -)
c. Reflek brachiradialis (+/ -)
d. Reflek patella (+/ -)
e. Reflek achiles (+/ -)
2. Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
a. Reflek babinski (+/-)
b. Reflek chaddok (+/-)
c. mbReflek schaeffer (+/-)
d. Reflek oppenheim (+/-)
e. Reflek gordon (+/-)
e. Data Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Elektrolit 98% 95-100%


02 saturasi (S02) 98,7% 94-98%
PCO2 40,8 mmol 34-45 mmol
PO2 148,4Mmol 80-100 Mmol

2) Pemeriksaan lainnya
Pencitraan magnetic resonance (MRI) dapat digunakan untuk mengevaluasi pasien
pada Pneumonia

f. Therapi Obat
- Infus RL + Aminophylin 24/20 tpm
- 02 5 lpm
- Injeksi Dexamethason 5mg/12 jam
- Injeksi Cetriaxon 1 g/12 jam
- Injeksi Ondan setron 2mg k/P

Status ASA: ASA III


g. Pertimbangan anestesi
1) Jenis Anestesi : Prosedur Sedatif Analgesik
2) Teknik : neurolept
3) Premedikasi : SA
4) Sedative : midazolam
5) Analgesik : ketamin
2.Analisa Data
No Symptom Problem Etiologi
1. Pre op: Pre op: Kurang pengetahuan, efek
Ds : pasien mengeluh kuatir tentang Ansietas obat anestesi mendepresi
tindakan MRI yang dilakukan. pernapasan, adanya
Do : akumulasi hipersaliva
2. pasien cemas, gelisah
3. TD : 125/100 mmHg
4. N : 115x/menit

2. Ds : pasien mengatakan sesak Intra op: Peningkatan volume kapiler


Do : Gangguan pertukaran gas alveoli
1. Pasien napak sesak
2. RR : 20x/menit
3. PO2 : 148,4
4. Pco2 : 40,8
3. Ds : Gangguan konfusi akut Efek agen anastesi
Do :

1. GCS
2. Oksigen nasal canul terpasang
3. CMCK
4. Penurunan kesadaran

B. Masalah Kesehatan Anestesi


1. Ansietas
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan konfusi akut
C. Metodologi Keperawatan Anestesi
Nama : Tn. G No. CM :16.04.19
Umur : 35 Thn Dx :Pneumonia
Jenis kelamin : Laki-Laki Ruang :

1. Intervensi
No Masalah Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
Kesehatan
Anestesi
1 Pre op: Setelah diberikan 1. Observasi TTV 1. Sebagai dasar dalam
Ansietas tindakan selama 30 2. Ajarkan teknik melakukan intervensi
menit, ansietas relaksasi selanjutnya
(kecemasan) 3. KIE pasien 2. Teknik relaksasi dapat
berkurang dengan KH terkait jenis mengurangi rasa
: tindakan dan kecemasan seseorang
1. Pasien menjalani anestesi 3. Memeberikan KIE
operasinya 4. Kolaborasi pada pasien agar
2. Pasien tenang, dengan dokter dapat meningkatkan
tidak gelisah anestesi dalam pengetahuan serta
3. TTV dalam batas pemberian mengerti jenis
normal premedikasi tindakan dan anestesi
TD : 125/100 benzodiazepin yang diberikan
N :115x/mnt e 4. Kolaborasi dalam
S:36,8ºC, pemberian
RR: 20X/menit premedikasi
(midazolam) dapat
mengurangi
kecemasan serta
menaikkan ventilasi
dan menurunkan
resistensi vascular,
perifer serta tekanan
darah.
Intra op: Gangguan pertukaran 1.Posisikan pasien 1.Dengan memposisikan
2 Gangguan gas pasien dapat untuk pasien diharapkan
pertukaan gas teratasi dengan memaksimalkan pertukaran gas pasien
kriteria hasil: ventilasi dapat kembali normal
1.Dalam rentang
normal 2.atur intake untuk 2.mengatur intake cairan
TD : 125/100 cairan untuk menghindari
N : 115X/me mengoptimalkan kelebihan cairan yang
RR : 20X/menit keseimbangan ditautkan akan
S : 36,8 C memperberat kerja paru-
2.AGD dalam batas paru
normal
3.monitor suara 3.untuk mengetahui
napas apakah pasien
mendengkur. Jika pasien
mendengkur dikarenakan
lidah jatuh ke hipofaring
yang akan menutup jalan
nafas
4.monitor pola napas 4.pola nafas pasien
termasuk bradypnea,
tachipnea
3 Post op: Setelah diberikan 1. Observasi 1. Sebagai dasar
Gangguan tindakan selama 20 TTV dalam
konfusi akut menit, pasien tidak melakukan
mengalami 2. Monitoring intervensi
keterlambatan cairan masuk selanjutnya
pemulihan kesadaran dan cairan 2. Titrasi cairan
pasca anestesi lebih keluar masuk dan
dari 30 menit dengan 3. Kolaborasi keluar agar
KH : dengan tidak terjadi
1. TTV dalam dokter edema
batas normal anestesi paru/asites
2. CM=CK dalam 3. Pemberian
pemberian reverse dapat
antidote mencegah
toksisitas obat
anestesi

2. Implentasi

No Masalah Kesehatan Anestesi Waktu Tindakan


1 Pre op: 10.00-10.30 1. Mengobservasi TTV
Ansietas 2. Mengajarkan teknik relaksasi
3. Memberikan KIE pasien terkait
jenis tindakan dan anestesi
mengkolaborasi dengan dokter anestesi
dalam pemberian premedikasi
benzodiazepine

2 Intra op; 11.00-11.30 1.memposisikan pasien untuk


Gangguan pertukaran gas memaksimalkan ventilasi
2.mengatur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan
3. memonitor suara nafas pasien
4. memonitor pola nafas pasien
3 Gangguan konfusi akut 12.00-12.20 1. mengobservasi TTV
2. memonitoring cairan masuk dan
cairan keluar
3. mengkolaborasi dengan dokter
anestesi dalam pemberian antidote

3. Evaluasi

No Masalah Kesehatan Anestesi Evaluasi


1 Ansietas S : pasien mengatakan tidak cemas lagi
Pasien mengatakan sudah mengerti tindakan
yang akan dilakukan
O : Pasien tenang, tidak gelisah
TTV dalam batas normal ( TD : 120/80, N : 60-
80x/mnt, S: 36,5ºC, RR:16-18x/menit untuk
dewsa , 18-22 untuk anak-anak
A : intervensi tercapai
P : pertahankan intervensi
2 Gangguan pertukaran gas S : pasien mengatakan sesaknya mulai berkurang
O : tampak retraksi dada, jika tidur ada suara
A : mendengkur, pola nafas pasien dyspnea
P : TD :125/100 mmHg
N :115x/menit
RR :20x/menit
S :36,8 C
3 Gangguan konfusi akut S:
O:
1. TTV dalam batas normal
2. CM=CK
A : intervensi tercapai
P : pertahankan intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn. A No. CM : 16.04.19


Umur : 40 th Ruang :
Jenis Kelamin : laki laki Dx :

No Tanggal Masalah Catatan Perkembangan Pelaksana


Kesehatan
Anestesi

Anda mungkin juga menyukai