Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. X
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : S2 Akuntasi
Pekerjaan : Dosen
Suku Bangsa : Sunda
Status perkawinan` : Menikah
Golongan darah :O
Alamat : Jln.sesetan
No. CM :
Diagnosa medis :
Tanggal masuk : 21 April 2019
Tanggal pengkajian : 21 April 2019
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluar lender bercampur darah dari kemaluan sejak5 jam SMRS
5) Riwayat Kesehatan
- Adakah penyakit keturunan? tidak
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? tidak
- Kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau obat-obatan)
tidak ada
- Riwayat alergi : tidak ada
2) Air
a) Sebelum hamil :
- Sumber air yang digunakan : air PDAM
- Konsumsi air : 6-8 gelas/hari
- Kondisi air : jernih
- Skala mandi : 2x/hari
a) Saat hamil :
Minum air
- Frekuensi : 6-8 gelas/hari
- Jenis : jernih
- Cara : mandiri
- Keluhan : tidak ada
3) Nutrisi/ makanan
a) Sebelum hamil
- Frekuensi : 3 x/hari
- Jenis : nasi dan lauk pauk
- Porsi : 1 porsi habis
- Diet khusus : DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
- Makanan yang disukai : semua jenis makanan
- Pantangan : makanan yang banyak mengandung gula dan
garam, daging, kafein, dan gorengan
- Napsu makan : normal
b) Saat hamil
- Frekuensi : 3x/hari
- Jenis : nasi dan lauk pauk
- Porsi : 1 porsi habis
- Diet khusus : DASH (Dietary Approaches to Stop
Hypertension)
- Makanan yang disukai : semua jenis makanan
- Pantangan : makanan yang banyak mengandung gula dan
garam, daging, kafein, dan gorengan
- Napsu makan : normal
4) Eliminasi
a) BAB
- Sebelum hamil
Frekuensi : 1-2 x/hari
Konsistensi : padat lunak
Warna : kecoklatan
Bau : berbau khas
Cara : mandiri
Keluhan : tidak ada
- Saat hamil
Frekuensi : 1-2x/hari
Konsistensi : padat lunak
Warna : kecoklatan
Bau : berbau khas
Cara : mandiri
Keluhan : tidak ada
b) BAK
- Sebelum hamil
Frekuensi : 3-4x/hari
Konsistensi : cair
Warna : kekuningan
Bau : berbau khas
Cara : mandiri
Keluhan : tidak ada
- Saat hamil
Frekuensi : 3-4x/hari
Konsistensi : cair
Warna : kekuningan
Bau : berbau khas
Cara : mandiri
Keluhan : tidak ada
7) Pemeliharaan kesehatan
- Kebersihan kamar mandi : bersih
- Konsumsi vitamin : vitamin E dan zat besi
- Imunisasi : MR
- Olahraga : iya
- Upaya keharmonisan keluarga : baik
- Sters dan adaptasi : terkontrol
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : verbal: 5, Psikomotor: 6, Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan
Tanda-tanda Vital : Nadi = 88x/menit, Suhu =36,8 0 C, TD = 150/80 mmHg, RR = 20 x/menit
2. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi :
Bentuk kepala : ( brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan ( + ). hidrochepalus ( - ), Luka
( - ), darah (-), trepanasi ( - ).
Palpasi : Nyeri tekan ( - )
3. Pemeriksaan Wajah :
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah : meringis , Warna dan kondisi wajah: normal, Struktur
wajah : simetris, Kelumpuhan otot-otot fasialis ( - )
4. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
b. Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ),
peradangan ( - ) luka ( - ), benjolan ( - )
d. Bulu mata : tidak rontok
e. Konjunctiva dan sclera : perubahan warna (tidak ada)
f. Warna iris : normal,
g. Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis) isokor ( + )
h. Kornea : warna : normal
i. Nigtasmus ( - ), Strabismus ( - )
j. Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : OD (20/30) OS (20/25)
Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan ( Baik )
k. Pemeriksaan lapang pandang : normal
Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata
Dengan tonometri (normal) , dengan palpasi taraba normal
5. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi
a. Amati bagian telinga luar : bentuk (normal) , Ukuran (normal), Warna (normal), lesi
( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - ), penumpukan serumen (-).
b. Dengan otoskop periksa membran tympany amati, warna (bening), transparansi
(normal), perdarahan ( - ), perforasi ( - ).
c. Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik (normal)
- Dengan arloji (normal)
- Uji weber : seimbang
- Uji rinne : hantaran tulang sama dibanding dengan hantaran udara
- Uji swabach : sama
6. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi
- Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi ( tidak ada pembengkakan )
- Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ), pembesaran /
polip ( - )
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring
a. Inspeksi dan Palpasi
- Amati bibir : warna bibir (merah muda), lesi ( - ), Bibir pecah ( + ),
- Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + ), Kotoran ( - ), Gigi palsu ( - ), Gingivitis ( - )
- Lidah : Warna lidah : normal, Perdarahan ( - ), Abses ( - ).
- Orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : tidak berbau menyengat, uvula
( simetris ), Benda asing : ( tidak ada )
- Tonsil : Adakah pembesaran tonsil (tidak ada) , T 3
- Perhatikan suara klien : ( Tidak Berubah )
6. Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris ), peradangan ( - ), jaringan parut ( - ), perubahan warna
( - ), massa ( - )
b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )
c. Vena jugularis : pembesaran ( - ), tekanan : normal
d. Pembesaran kelenjar limfe ( - ), kelenjar tiroid ( - ), posisi trakea (simetris)
8. Pemeriksaan Torak
a. Pemeriksaan Thorak dan Paru
Inspeksi
- Bentuk torak (Normal chest), susunan ruas tulang belakang (Lordosis), bentuk dada
(simetris), keadaan kulit (normal)
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( + ), retraksi suprasternal ( - ),
Sternomastoid ( - ), pernafasan cuping hidung ( - ).
- Pola nafas :
- (Eupnea
- Amati : cianosis ( - ), batuk ( - ).
Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama).
Perkusi
Area paru : ( sonor )
Auskultasi
- Suara nafas
Area Vesikuler : ( bersih ) , Area Bronchial : ( bersih )
Area Bronkovesikuler ( bersih )
- Suara Ucapan
Terdengar : Bronkophoni ( - ), Egophoni ( - ), Pectoriloqy ( - )
- Suara tambahan
Terdengar : Rales ( - ), Ronchi ( - ), Wheezing ( - ), Pleural fricion rub (
-)
b. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Ictus cordis ( - ),
Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Kuat )
Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : ( N = ICS II )
Batas bawah : …....................... ( N = ICS V)
Batas Kiri : …………………... ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : ……………….. ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler / irreguler )
BJ II terdengar (tunggal / ganda ), (keras / lemah), ( reguler / irreguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( - ), Gallop Rhythm ( -), Murmur ( - )
9. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : ( cembung )
- Massa/Benjolan ( - ), Kesimetrisan ( + ),
- Bayangan pembuluh darah vena (-)
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus ( N = 15 – 35 x/menit, Borborygmi ( - )
c. Palpasi
- Palpasi Hepar :
Nyeri tekan ( - ), pembesaran ( - ), perabaan ( tidak teraba), permukaan (tidak teraba), tepi
hepar ( tidak teraba).
- Palpasi Lien :
Pembesaran lien : ( - )
- Palpasi Appendik :
Titik Mc. Burney . nyeri tekan ( - ), nyeri lepas ( - ), nyeri menjalar kontralateral ( - ).
Acites atau tidak : Shiffing Dullnes ( - ) Undulasi ( - )
- Palpasi Ginjal :
Nyeri tekan( tidak teraba ), pembesaran ( tidak teraba). (N = ginjal tidak teraba).
Palpasi
Oedem : ( 1 – 4)
Lakukan uji kekuatan otat : ( 1 – 5 )
b. Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris ), deformitas (-), fraktur (-)
c. Palpasi
Edem : ( 1 )
Lakukan uji kekuatan otot : ( 5 )
- Edem :
1 1
2 2
- uji kekuatan otot :
5 5
5 5
d. Data Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 11.2 g/dl 12-16 g/dl
Leukosit 13.9 ribu/mm3 5-10 ribu/mm3
Hematocrit 32.6% 38-47 %
SGOT (AST) 25 µ/L <33 µ/L
SGPT (AlT) 14 µ/L <22 µ/L
2) Pemeriksaan Radiologi :
USG
e. Therapi
1. Metildopa
2. Pertimbangan Anastesi
Rencana tindak anestesi : Regional Anestesi- Spinal Anestesi
Premedikasi : Ondansetron 3mg bolus IV.
Induksi: buvivakain spinal 0,5% sebanyak 15mg di suntikkan ke ruang SA dg posisi duduk
antara L3-L4 dg jarum spinal 27G.
Maintenance : monitor tekanan darah,nadi,dan saturasi O2 setiap 15 menit . Di berikan O2 3
liter/menit. Infus RL 1200 cc.
Di berikan obat : ephedrine HCI 20 mg, oxytocin, methylergometrine maleate 0.2 mg, ketarolac
thrometamine 30 mg, tramadol HCI 200 mg.
3. ASA (II) E
4. Analisa Data
Intra-Operasi
3 Ds: - pendarahan berhubungan dg - Pendarahan
Do: prosedur pembedahan
-px Nampak pucat
- px kehilangan darah -+
800ml.
-ttv:
td: 90/70mmHg
n: 70x/mnt
SpO2: 90%
Rr: 18x/m
S:35,5 celcius
Post-Operasi
5 Ds: -Nyeri akut berhubungan dg luka -Nyeri
-px mengatakan nyeri insisi
dibagian luka operasi
P : luka jahitan
pasca operasi
Q : disayat sayat
R : pada perut
bagian bawah (luka
bekas operasi)
S : 6 (sedang)
T : hilang timbul 1-
2 mnt
Do:
-px nampak memegang area
luka operasi
-Ada luka insisi post op
pada perut bagian bawah
kurang lebih 14 cm
1. Intervensi
N Problem (Masalah Perencanaan
o Kesehatan Anestesi) Tujuan Intervensi Rasional
1. Pre anastsi -Setelah di lakukan 1. Monitoring - untuk mengetahui
Ansietas b/d tindakan keperawatan tingkat kecemasan tingkat kecemasan
proses 1x60mnt diharapkan px px
pembedahan. dapat lebih tenang - agar px lebih
Ds: nyaman dn tidak gelisah. 2. Bimbing tehnik
tenang dalam
-px mengatakan Dg KH = relaksasi,dan pendekatan menjalani prosedur
cemas akan 1.pasien tidak
spiritual ( berdoa ) pembedahan yg
prosedur mengatakan
pembedahan yg TTV batas normal: akan di lakukan
akan di jalani. TD : 120-100/80-60 3. Monitor TTV -untuk mengetahui
-Px mengatakan mmHg keadaan umum px
cemas dg kondisi N : 60-100x/mnt
4. berikan dukungan pada
bayinya RR :15- 20x/mnt -agar px lebih
pasien
Do: Suhu : 36,5-37,4 derajat yakin menjalani
-px Nampak pucat Celsius oprasi
-px Nampak 5. Kolaborasi :Pemberian obat -untuk membantu
gelisah anti cemas px lebih tenang
-nadi px
melalui terapi
meningkat
Ttv= td: farmakologi.
150/80mmHg
N: 100x/mnt
Rr: 22x/mnt
S:36,3 drjt celcius
2. Nyeri akut pre Setelah dilakukan asuhan -observasi TTV -mengetahui
anastesi b/d pecah keperawatan selama 1x perubahan
ketuban dini 15 menit skala nyeri kesehatan
Ds: terkontrol dengan KH: -berikan posisi yang nyaman -memberikan rasa
-px mengatakan -wajah px tampak tenang
nyaman
nyeri yg tidak -px tidak mengeluh
tertahankan dg kesakitan
skala nyeri . -skala nyeri terkontrol -anjurkan Teknik relaksasi -mengurangi nyeri
-px mengeluh dan berkurang menjadi 2- nafas dalam
kesakitan 3
P : pecah ketuban -kolaborasi pemberian - dg terapi analgesic
Q : seperti analgetik ketorolac inj sesuai ketorolac nyeri dapat
diremas remas advice dktr. berkurang lebih
R : pinggang cepat.
belakang sampai
kelamin
S : 7 (sedang) -
T : 10 menit
Do:
-px Nampak
meringis kesakitan
-px Nampak
memegang
pinggang dn
perutnya
3. pendarahan b/d Setelah dilakukan -observasi jumlah pendarahan -agar mengetahui
prosedur tindakan keperawatan px jumlah darah dan
pembedahan selama 10 menit menentukan terapi
Ds: pendarahan dapat teratasi selanjutnya
Do: dgn KH :
-px Nampak pucat -px tidak pucat -berikan cairan kristaloid 500 -terapi cristaloid
- px kehilangan -TTV batas normal: ml x 2 kolf dapat membantu
darah -+ 800ml. TD : 120-100/80-60 mengganti cairan yg
- GCS : 7 mmHg hilang akibat
-ttv: N : 60-100x/mnt pendarahan.
td: 90/70mmHg SpO2: 95-100% -berkolaborasi dalam - terapi ephidrin
n: 120x/mnt RR :15- 20x/mnt pemberian terapi ephidrine dapat meningkatkan
SpO2: 90% Suhu : 36,5-37,4 drjt sesuai advice dktr. tekanan darah.
Rr: 18x/m Celsius
S:35,5 derajat C GCS : 12-14
4. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan -observasi tingkat nyeri -untuk mengetahui
luka insisi post op tindakan keperawatan -berikan lingkungan yang tingkat nyeri px
Ds: selama 1x48 jam tenang - lingkungan yg
-px mengatakan diharapkan nyeri post op tenang akan
nyeri dibagian berkurang dgn KH: membuat px lebih
luka operasi -px tampak tenang - berikan posisi yg sesuai dg terasa nyaman.
P : luka jahitan -Px mampu mengurangi tindakan post pembedahan - posisi yg tepat
pasca operasi rasa nyeri yang dialami dapat mengurangi
Q : disayat sayat -Px mampu melakukan risiko nyeri berlebih
R : pada perut nafas dalam dn mengurangi risiko
bagian bawah -Pasien mengatakan rasa - ajarkan teknik nafas dalam yg tdk di inginkan.
(luka bekas nyerinya telah berkurang - dg melakukan
operasi) -Pasien tampak lebih teknik nafas dalam
S : 6 (sedang) rileks yg tepat dan benar
T : hilang timbul - TTV normal : akan sedikit
1-2 mnt TD : 120-100/80-60 membantu
mmHg mengurangi nyeri
N : 60-100x/mnt melalui penanganan
Do: RR :15- 20x/mnt - berikan terapi analgesik non farmakologi.
-px nampak Suhu : 36,5-37,4 Celsius ketorolac inj sesuai advice - dg terapi analgesic
memegang area dktr. ketorolac nyeri dapat
luka operasi berkurang lebih
-Ada luka insisi cepat.
post op pada perut
bagian bawah
kurang lebih 14
cm
-TTV :
TD : 130/85
mmhg
Nadi : 110x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 35,3 celcius
5. Hipotermia b/d Setelah dilakukan -pantau kondisi fisik px -untuk mengetahui
pengaruh efek tindakan keperawatan keadaan umum px
anestesi spinal -berikan selimut lebih sesuai -untuk
selama 30 menit pasien
Ds : keadaan menghangatkan suhu
Px mengatakan ia tidak kedinginan, dengan tubuh
kedinginan -pemberian oksigen via kanul - agar sirkulasi tubuh
KH:
Do : lancar
-px mengigil 1. Pasien mengatakan
-menurunkan suhu ruangan jika -agar tubuh bisa
- px terlihat pucat tidak kedinginan memungkinkan nyesuaikan suhu
-Suhu : 35,3
2. Pasien tidak mengigil lingkunagan
celcius
3.3 3. Pasien tidak terlihat
pucat
44 4. Suhu normal : 36,5-
37,4 celcius
6. Mual dan Agar px tidak mual dan -observasi intake dan output -untuk mengetahui
Muntah b/d mengeluarkan cairan cairan apakah intake dan
pengaruh obat dengan melakukan output cairan
anestesi tindakan keperawatan seimbang
Ds : -terapi pemberian cairan infus -kristaloid untuk
3x2 jam dengan kriteria
-px merasa mual kristaloid memenuhi kebutuhan
hasil :
dan muntah cairan px
Do : 1. Cairan output dan - agar pasien nyaman
-px mengeluarkan input dalam normal - berikan posisi yang nyaman dan mengurangi rasa
sedikit muntahan -+ 2000 cc tidak mengundang kainginan mual muntah
± 200 ml 2. Pasien tidak mual muntah -antiemetik untuk
-intake infus :
1500 ml mengeluh mual dan mengatasi rasa mual
-output kencing : muntah lagi -berkolaborasi dalam muntah berlebih
1300 ml 3. Wajah pasien tidak pemberian antiemetic misalnya
- px terlihat pucat terlihat pucat ondansentron
-px terlihat lemas
4. Ttv
Suhu: 36,5-37,5 c
Nadi: 80 x/menit
TD: 120/80 -110/70
mmHg
RR: 16-20 x/menit
5. Tindakan Keperawatan
5. Hipotermia b/d pengaruh efek [15 Maret 2020]16.05 memantau kondisi S : Px mengatakan ia
anestesi spinal fisik px kedinginan
O:
[15 Maret 2020] 16.10 memberikan - px tidak tampak
selimut lebih sesuai keadaan menggigil
TTV
[15 Maret 2020]16.15 memberikan Suhu : 36, oC
oksigen via kanul A : masalah teratasi
sebagian
[15 Maret 2020]16.20 menurunkan suhu P : intervensi dilanjutkan
ruangan jika memungkinkan
6. Muntah b/d pengaruh obat [15 Maret 2020] 16.30 mengobservasi S : -px merasa sedikit
anestesi intake dan output cairan mual dan muntah
Ds : O:
-px merasa mual dan muntah -px mengeluarkan sedikit
Do : [15 Maret 2020]16.35 memberikan terapi muntahan ± 200 ml
-px mengeluarkan sedikit pemberian cairan infus kristaloid -intake infus : 1500 ml
muntahan ± 200 ml -output kencing : 1300 ml
-intake infus : 1500 ml - px terlihat pucat
-output kencing : 1300 ml -px terlihat lemas
[15 Maret 2020]16.40 memberikan posisi
- px terlihat pucat
-px terlihat lemas yang nyaman tidak mengundang kainginan A : masalah teratasi
mual muntah sebagian
[15 Maret 2020]16. 45 berkolaborasi P : intervensi dilanjutkan
dalam pemberian antiemetic misalnya
ondansentron
6. Evaluasi Keperawatan
Intra Oprasi
1. Pendarahan Setelah dilakukan tindakan pemberian obat
ephedrine :
S:
O : TTV
N : 101x/mnt
TD : 100/75mmHg
SpO2: 95%
RR : 18x/m
Suhu :36 celcius
-px sudah tidak nampak pucat
A : masalah teratasi
P : lanjutkan tindakan selanjutnya
Post Oprasi
1. Mual dan Muntah Setelah dilakukan tindakan pemberian obat
ondansetron :
S : pasien merasa tidak merasa mual & muntah
O : tidak adanya keluaran dari oral pasien
A : masalah teratasi
P : lakukan intervensi selanjutnya
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan pemberian obat dan
terapi ketorolac :
S : px mengatakan masih sedikit nyeri dibagian
luka operasi
O : px tampak sedikit meringis kesakitan
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
3. Hipotermia S : Px mengatakan ia kedinginan
O:
- px tidak tampak menggigil
TTV
Suhu : 36, oC
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan