Anda di halaman 1dari 19

A.

Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. X
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : S2 Akuntasi
Pekerjaan : Dosen
Suku Bangsa : Sunda
Status perkawinan` : Menikah
Golongan darah :O
Alamat : Jln.sesetan
No. CM :
Diagnosa medis :
Tanggal masuk : 21 April 2019
Tanggal pengkajian : 21 April 2019

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. Z
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pendidikan : S2 Ilmu Matematika
Pekerjaan : Dosen
Suku Bangsa : Sunda
Hubungan dg Klien : Suami
Alamat : Jln. Cikampek, Tanggerang

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluar lender bercampur darah dari kemaluan sejak5 jam SMRS

2) Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien Ny.X dengan G3P2A0 hamil 40 minggu. Sebelumnya direncanakan untuk
persalinan normal esok harinya tapi karena posisi bayi yang tidak normal setelah di
USG pasien diharuskan oprasi SC. Selama kehamilan, ny.x rajin mengkonsumsi
vitamin ibu hamil, memeriksakan kehamilannya ke bidan dan dokter, dan dinyatakan
tidak ada masalah pada kehamilannya.

3) Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengalami penyakit hipertensi terkontrol.

4) Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler, TB,
asma)

5) Riwayat Kesehatan
- Adakah penyakit keturunan? tidak
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? tidak
- Kebiasaan-kebiasaan pasien (perokok berat, pemakai alkohol atau obat-obatan)
tidak ada
- Riwayat alergi : tidak ada

c. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


1) Udara atau oksigenasi :
- Gangguan pernafasan : tidak ada
- Alat bantu pernafasan : tidak dibutuhkan
- Sirkulasi udara : cukup baik
- Letak tempat tinggal : diperkotaan

2) Air
a) Sebelum hamil :
- Sumber air yang digunakan : air PDAM
- Konsumsi air : 6-8 gelas/hari
- Kondisi air : jernih
- Skala mandi : 2x/hari
a) Saat hamil :
Minum air
- Frekuensi : 6-8 gelas/hari
- Jenis : jernih
- Cara : mandiri
- Keluhan : tidak ada

3) Nutrisi/ makanan
a) Sebelum hamil
- Frekuensi : 3 x/hari
- Jenis : nasi dan lauk pauk
- Porsi : 1 porsi habis
- Diet khusus : DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
- Makanan yang disukai : semua jenis makanan
- Pantangan : makanan yang banyak mengandung gula dan
garam, daging, kafein, dan gorengan
- Napsu makan : normal

b) Saat hamil
- Frekuensi : 3x/hari
- Jenis : nasi dan lauk pauk
- Porsi : 1 porsi habis
- Diet khusus : DASH (Dietary Approaches to Stop
Hypertension)
- Makanan yang disukai : semua jenis makanan
- Pantangan : makanan yang banyak mengandung gula dan
garam, daging, kafein, dan gorengan
- Napsu makan : normal
4) Eliminasi
a) BAB
- Sebelum hamil
 Frekuensi : 1-2 x/hari
 Konsistensi : padat lunak
 Warna : kecoklatan
 Bau : berbau khas
 Cara : mandiri
 Keluhan : tidak ada
- Saat hamil
 Frekuensi : 1-2x/hari
 Konsistensi : padat lunak
 Warna : kecoklatan
 Bau : berbau khas
 Cara : mandiri
 Keluhan : tidak ada

b) BAK
- Sebelum hamil
 Frekuensi : 3-4x/hari
 Konsistensi : cair
 Warna : kekuningan
 Bau : berbau khas
 Cara : mandiri
 Keluhan : tidak ada

- Saat hamil
 Frekuensi : 3-4x/hari
 Konsistensi : cair
 Warna : kekuningan
 Bau : berbau khas
 Cara : mandiri
 Keluhan : tidak ada

5) Pola aktivitas dan istirahat


a)   Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total

b)  Istirahat Dan Tidur


 Sebelum sakit
- Apakah frekuensi waktu anda beraktivitas lebih banyak dari pada waktu anda
beristirahat? tidak
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? tidak
- Berapa jam anda tidur: malam 6-8 jam, siang 0-1 jam
 Saat sakit
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? iya
- Berapa jam anda tidur: malam 4-5 jam, siang 0-30 menit
6) Interaksi sosial
- Kegiatan Lingkungan : baik
- Interaksi Sosial : baik
- Keterlibatan Kegiatan Sosial : baik

7) Pemeliharaan kesehatan
- Kebersihan kamar mandi : bersih
- Konsumsi vitamin : vitamin E dan zat besi
- Imunisasi : MR
- Olahraga : iya
- Upaya keharmonisan keluarga : baik
- Sters dan adaptasi : terkontrol

8) Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia


- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman: baik
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan : Askes

A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : verbal: 5, Psikomotor: 6, Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan
Tanda-tanda Vital : Nadi = 88x/menit, Suhu =36,8 0 C, TD = 150/80 mmHg, RR = 20 x/menit
2. Pemeriksaan Kepala
 Inspeksi :
Bentuk kepala : ( brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan ( + ). hidrochepalus ( - ), Luka
( - ), darah (-), trepanasi ( - ).
 Palpasi : Nyeri tekan ( - )
3. Pemeriksaan Wajah :
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah : meringis , Warna dan kondisi wajah: normal, Struktur
wajah : simetris, Kelumpuhan otot-otot fasialis ( - )

4. Pemeriksaan Mata
 Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
b. Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ),
peradangan ( - ) luka ( - ), benjolan ( - )
d. Bulu mata : tidak rontok
e. Konjunctiva dan sclera : perubahan warna (tidak ada)
f. Warna iris : normal,
g. Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis) isokor ( + )
h. Kornea : warna : normal
i. Nigtasmus ( - ), Strabismus ( - )
j. Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : OD (20/30) OS (20/25)
Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan ( Baik )
k. Pemeriksaan lapang pandang : normal
 Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata
Dengan tonometri (normal) , dengan palpasi taraba normal

5. Pemeriksaan Telinga
 Inspeksi dan palpasi
a. Amati bagian telinga luar : bentuk (normal) , Ukuran (normal), Warna (normal), lesi
( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - ), penumpukan serumen (-).
b. Dengan otoskop periksa membran tympany amati, warna (bening), transparansi
(normal), perdarahan ( - ), perforasi ( - ).
c. Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik (normal)
- Dengan arloji (normal)
- Uji weber : seimbang
- Uji rinne : hantaran tulang sama dibanding dengan hantaran udara
- Uji swabach : sama

6. Pemeriksaan Hidung
 Inspeksi dan palpasi
- Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi ( tidak ada pembengkakan )
- Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ), pembesaran /
polip ( - )
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring
a. Inspeksi dan Palpasi
- Amati bibir : warna bibir (merah muda), lesi ( - ), Bibir pecah ( + ),
- Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + ), Kotoran ( - ), Gigi palsu ( - ), Gingivitis ( - )
- Lidah : Warna lidah : normal, Perdarahan ( - ), Abses ( - ).
- Orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : tidak berbau menyengat, uvula
( simetris ), Benda asing : ( tidak ada )
- Tonsil : Adakah pembesaran tonsil (tidak ada) , T 3
- Perhatikan suara klien : ( Tidak Berubah )
6. Pemeriksaan Leher
 Inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris ), peradangan ( - ), jaringan parut ( - ), perubahan warna
( - ), massa ( - )
b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )
c. Vena jugularis : pembesaran ( - ), tekanan : normal
d. Pembesaran kelenjar limfe ( - ), kelenjar tiroid ( - ), posisi trakea (simetris)

7. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


 Inspeksi
- Ukuran payudara (membesar) , bentuk (simetris), pembengkakan ( - ).
- Kulit payudara : warna (normal), lesi ( - ), Areola : perubahan warna ( + )
- Putting : cairan yang keluar ( - ), ulkus ( - ), pembengkakan ( - )
 Palpasi
- Nyri tekan ( - ), dan kekenyalan (keras), benjolan massa ( - )

8. Pemeriksaan Torak
a. Pemeriksaan Thorak dan Paru
 Inspeksi
- Bentuk torak (Normal chest), susunan ruas tulang belakang (Lordosis), bentuk dada
(simetris), keadaan kulit (normal)
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( + ), retraksi suprasternal ( - ),
Sternomastoid ( - ), pernafasan cuping hidung ( - ).
- Pola nafas :
- (Eupnea
- Amati : cianosis ( - ), batuk ( - ).
 Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama).
 Perkusi
Area paru : ( sonor )
 Auskultasi
- Suara nafas
 Area Vesikuler : ( bersih ) , Area Bronchial : ( bersih )
 Area Bronkovesikuler ( bersih )
- Suara Ucapan
 Terdengar : Bronkophoni ( - ), Egophoni ( - ), Pectoriloqy ( - )
- Suara tambahan
 Terdengar : Rales ( - ), Ronchi ( - ), Wheezing ( - ), Pleural fricion rub (
-)
b. Pemeriksaan Jantung
 Inspeksi
Ictus cordis ( - ),
 Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Kuat )
 Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : ( N = ICS II )
Batas bawah : …....................... ( N = ICS V)
Batas Kiri : …………………... ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : ……………….. ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
 Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler / irreguler )
BJ II terdengar (tunggal / ganda ), (keras / lemah), ( reguler / irreguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( - ), Gallop Rhythm ( -), Murmur ( - )
9. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : ( cembung )
- Massa/Benjolan ( - ), Kesimetrisan ( + ),
- Bayangan pembuluh darah vena (-)
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus ( N = 15 – 35 x/menit, Borborygmi ( - )
c. Palpasi
- Palpasi Hepar :
Nyeri tekan ( - ), pembesaran ( - ), perabaan ( tidak teraba), permukaan (tidak teraba), tepi
hepar ( tidak teraba).
- Palpasi Lien :
Pembesaran lien : ( - )
- Palpasi Appendik :
 Titik Mc. Burney . nyeri tekan ( - ), nyeri lepas ( - ), nyeri menjalar kontralateral ( - ).
 Acites atau tidak : Shiffing Dullnes ( - ) Undulasi ( - )
- Palpasi Ginjal :
Nyeri tekan( tidak teraba ), pembesaran ( tidak teraba). (N = ginjal tidak teraba).

10. Pemeriksaan Genetalia


a. Pada Wanita
Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih ), lesi ( - ),eritema ( - ), keputihan ( + ), peradangan
( - ). Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( - )

11. Pemeriksaan Anus


 Inspeksi
Atresia ani ( - ), tumor ( - ), haemorroid ( - ), perdarahan ( - )
Perineum : jahitan ( - ), benjolan ( - )
 Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( - ) pemeriksaan Rectal Toucher (bersih dan keadaan
normal)

12. Pemeriksaan Ekstremitas


a. Ekstremitas Atas
- Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas (-), fraktur (-)

Palpasi
Oedem : ( 1 – 4)
Lakukan uji kekuatan otat : ( 1 – 5 )

b. Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris ), deformitas (-), fraktur (-)

c. Palpasi
Edem : ( 1 )
Lakukan uji kekuatan otot : ( 5 )

Kesimpulan palpasi ekstermitas :

- Edem :

1 1

2 2
- uji kekuatan otot :

5 5

5 5

13. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS


a. Menguji tingkat kesadaran secara kuantitaif dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata ( 4 )
2. Menilai respon Verbal ( 5 )
3. Menilai respon motorik ( 6 )
Pemeriksaan tingkat kesadaran secara kualitatif : (Compos mentis)
b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh (-), nyeri kepala ( -), kaku kuduk ( -), mual –muntah (-) kejang
( -) penurunan tingkat kesadaran (-)
c. Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau ) (normal)
Nervus II, Opticus ( penglihatan ) (normal)
Nervus III, Ocumulatorius (normal)
Nervus IV, Throclearis (normal)
Nervus V, Thrigeminus : - Cabang optalmicus : (normal)
- Cabang maxilaris : (normal)
- Cabang Mandibularis : (normal)
Nervus VI, Abdusen (normal)
Nervus VII, Facialis (normal)
Nervus VIII, Auditorius (normal)
Nervus IX, Glosopharingeal (normal)
Nervus X, Vagus (normal)
Nervus XI, Accessorius (normal)
Nervus XII, Hypoglosal (normal)
d. Memeriksa fungsi motorik
Ukuran otot (simetris), atropi ( -) kekuatan otot : (normal)
e. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : benda tumpul (teraba) , benda tajam (teraba) , Menguji sensasi
panas / dingin (teraba) , kapas halus (teraba) , minyak wangi (tercium)
f. Memeriksa reflek kedalaman tendon
1. Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( +)
b. Reflek trisep ( + )
c. Reflek brachiradialis ( +)
d. Reflek patella ( + )
e. Reflek achiles ( +)
2. Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
a. Reflek babinski ( -)
b. Reflek chaddok ( -)
c. Reflek schaeffer ( -)
d. Reflek oppenheim ( -)
e. Reflek gordon ( -)

d. Data Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 11.2 g/dl 12-16 g/dl
Leukosit 13.9 ribu/mm3 5-10 ribu/mm3
Hematocrit 32.6% 38-47 %
SGOT (AST) 25 µ/L <33 µ/L
SGPT (AlT) 14 µ/L <22 µ/L

2) Pemeriksaan Radiologi :
USG

e. Therapi
1. Metildopa
2. Pertimbangan Anastesi
Rencana tindak anestesi : Regional Anestesi- Spinal Anestesi
Premedikasi : Ondansetron 3mg bolus IV.
Induksi: buvivakain spinal 0,5% sebanyak 15mg di suntikkan ke ruang SA dg posisi duduk
antara L3-L4 dg jarum spinal 27G.
Maintenance : monitor tekanan darah,nadi,dan saturasi O2 setiap 15 menit . Di berikan O2 3
liter/menit. Infus RL 1200 cc.
Di berikan obat : ephedrine HCI 20 mg, oxytocin, methylergometrine maleate 0.2 mg, ketarolac
thrometamine 30 mg, tramadol HCI 200 mg.

3. ASA (II) E
4. Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem


Pre-Operasi
1 Ds: Cemas berhubungan dg kurangnya Ansietas
-px mengatakan cemas akan proses pembedahan
prosedur pembedahan yg akan
di jalani.
-Px mengatakan cemas dg
kondisi bayinya
Do:
-px Nampak pucat
-px Nampak gelisah
-nadi px meningkat
Ttv= td: 150/80mmHg
N: 100x/mnt
Rr: 21x/mnt
S:36,3 drjt celcius
2 Ds: Berhubungan pecah ketuban dini Nyeri
-px mengatakan nyeri yg tidak
tertahankan dg skala nyeri 7.
Do:
-px Nampak meringis
kesakitan
-px Nampak memegang
pinggang dn perutnya
-px mengeluh kesakitan

Intra-Operasi
3 Ds: - pendarahan berhubungan dg - Pendarahan
Do: prosedur pembedahan
-px Nampak pucat
- px kehilangan darah -+
800ml.
-ttv:
td: 90/70mmHg
n: 70x/mnt
SpO2: 90%
Rr: 18x/m
S:35,5 celcius

Post-Operasi
5 Ds: -Nyeri akut berhubungan dg luka -Nyeri
-px mengatakan nyeri insisi
dibagian luka operasi
P : luka jahitan
pasca operasi
Q : disayat sayat
R : pada perut
bagian bawah (luka
bekas operasi)
S : 6 (sedang)
T : hilang timbul 1-
2 mnt

Do:
-px nampak memegang area
luka operasi
-Ada luka insisi post op
pada perut bagian bawah
kurang lebih 14 cm

6 Ds : - Hipotermia berhubungan dengan -Hipothermia


Px mengatakan ia kedinginan pengaruh efek anestesi spinal
Do :
-px mengigil
- px terlihat pucat
-Suhu : 35,3 celcius

8 Ds : -Mual dan Muntah berhubungan -Mual dan


-px merasa mual dan muntah dengan pengaruh obat anestesi Muntah
Do :
-px mengeluarkan sedikit
muntahan ± 200 ml
- px terlihat mual
-px terlihat lemas

B. Problem ( Masalah Kesehatan Anestesi )


1. Cemas berhubungan dg proses pembedahan.
Berhubungan pecah ketuban dini.
2. pendarahan berhubungan dg prosedur pembedahan.
kekurangan volume cairan berhubngan dg perdarahan.
3. Nyeri akut berhubungan dg luka insisi.
Gangguan imobilisasi berhubungan dengan penurunan kondisi tubuh akibat tirah baring

C. Metodologi Keperawatan Anestesi


Nama: Ny.X No. CM :
Umur : 32 tahun Dx :
Jenis kelamin : Perempuan Ruang

1. Intervensi
N Problem (Masalah Perencanaan
o Kesehatan Anestesi) Tujuan Intervensi Rasional
1. Pre anastsi -Setelah di lakukan 1. Monitoring - untuk mengetahui
Ansietas b/d tindakan keperawatan tingkat kecemasan tingkat kecemasan
proses 1x60mnt diharapkan px px
pembedahan. dapat lebih tenang - agar px lebih
Ds: nyaman dn tidak gelisah. 2. Bimbing tehnik
tenang dalam
-px mengatakan Dg KH = relaksasi,dan pendekatan menjalani prosedur
cemas akan 1.pasien tidak
spiritual ( berdoa ) pembedahan yg
prosedur mengatakan
pembedahan yg TTV batas normal: akan di lakukan
akan di jalani. TD : 120-100/80-60 3. Monitor TTV -untuk mengetahui
-Px mengatakan mmHg keadaan umum px
cemas dg kondisi N : 60-100x/mnt
4. berikan dukungan pada
bayinya RR :15- 20x/mnt -agar px lebih
pasien
Do: Suhu : 36,5-37,4 derajat yakin menjalani
-px Nampak pucat Celsius oprasi
-px Nampak 5. Kolaborasi :Pemberian obat -untuk membantu
gelisah anti cemas px lebih tenang
-nadi px
melalui terapi
meningkat
Ttv= td: farmakologi.
150/80mmHg
N: 100x/mnt
Rr: 22x/mnt
S:36,3 drjt celcius
2. Nyeri akut pre Setelah dilakukan asuhan -observasi TTV -mengetahui
anastesi b/d pecah keperawatan selama 1x perubahan
ketuban dini 15 menit skala nyeri kesehatan
Ds: terkontrol dengan KH: -berikan posisi yang nyaman -memberikan rasa
-px mengatakan -wajah px tampak tenang
nyaman
nyeri yg tidak -px tidak mengeluh
tertahankan dg kesakitan
skala nyeri . -skala nyeri terkontrol -anjurkan Teknik relaksasi -mengurangi nyeri
-px mengeluh dan berkurang menjadi 2- nafas dalam
kesakitan 3
P : pecah ketuban -kolaborasi pemberian - dg terapi analgesic
Q : seperti analgetik ketorolac inj sesuai ketorolac nyeri dapat
diremas remas advice dktr. berkurang lebih
R : pinggang cepat.
belakang sampai
kelamin
S : 7 (sedang) -
T : 10 menit
Do:
-px Nampak
meringis kesakitan
-px Nampak
memegang
pinggang dn
perutnya
3. pendarahan b/d Setelah dilakukan -observasi jumlah pendarahan -agar mengetahui
prosedur tindakan keperawatan px jumlah darah dan
pembedahan selama 10 menit menentukan terapi
Ds: pendarahan dapat teratasi selanjutnya
Do: dgn KH :
-px Nampak pucat -px tidak pucat -berikan cairan kristaloid 500 -terapi cristaloid
- px kehilangan -TTV batas normal: ml x 2 kolf dapat membantu
darah -+ 800ml. TD : 120-100/80-60 mengganti cairan yg
- GCS : 7 mmHg hilang akibat
-ttv: N : 60-100x/mnt pendarahan.
td: 90/70mmHg SpO2: 95-100% -berkolaborasi dalam - terapi ephidrin
n: 120x/mnt RR :15- 20x/mnt pemberian terapi ephidrine dapat meningkatkan
SpO2: 90% Suhu : 36,5-37,4 drjt sesuai advice dktr. tekanan darah.
Rr: 18x/m Celsius
S:35,5 derajat C GCS : 12-14

4. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan -observasi tingkat nyeri -untuk mengetahui
luka insisi post op tindakan keperawatan -berikan lingkungan yang tingkat nyeri px
Ds: selama 1x48 jam tenang - lingkungan yg
-px mengatakan diharapkan nyeri post op tenang akan
nyeri dibagian berkurang dgn KH: membuat px lebih
luka operasi -px tampak tenang - berikan posisi yg sesuai dg terasa nyaman.
P : luka jahitan -Px mampu mengurangi tindakan post pembedahan - posisi yg tepat
pasca operasi rasa nyeri yang dialami dapat mengurangi
Q : disayat sayat -Px mampu melakukan risiko nyeri berlebih
R : pada perut nafas dalam dn mengurangi risiko
bagian bawah -Pasien mengatakan rasa - ajarkan teknik nafas dalam yg tdk di inginkan.
(luka bekas nyerinya telah berkurang - dg melakukan
operasi) -Pasien tampak lebih teknik nafas dalam
S : 6 (sedang) rileks yg tepat dan benar
T : hilang timbul - TTV normal : akan sedikit
1-2 mnt TD : 120-100/80-60 membantu
mmHg mengurangi nyeri
N : 60-100x/mnt melalui penanganan
Do: RR :15- 20x/mnt - berikan terapi analgesik non farmakologi.
-px nampak Suhu : 36,5-37,4 Celsius ketorolac inj sesuai advice - dg terapi analgesic
memegang area dktr. ketorolac nyeri dapat
luka operasi berkurang lebih
-Ada luka insisi cepat.
post op pada perut
bagian bawah
kurang lebih 14
cm
-TTV :
TD : 130/85
mmhg
Nadi : 110x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 35,3 celcius
5. Hipotermia b/d Setelah dilakukan -pantau kondisi fisik px -untuk mengetahui
pengaruh efek tindakan keperawatan keadaan umum px
anestesi spinal -berikan selimut lebih sesuai -untuk
selama 30 menit pasien
Ds : keadaan menghangatkan suhu
Px mengatakan ia tidak kedinginan, dengan tubuh
kedinginan -pemberian oksigen via kanul - agar sirkulasi tubuh
KH:
Do : lancar
-px mengigil      1. Pasien mengatakan
-menurunkan suhu ruangan jika -agar tubuh bisa
- px terlihat pucat tidak kedinginan memungkinkan nyesuaikan suhu
-Suhu : 35,3
     2. Pasien tidak mengigil lingkunagan
celcius
3.3 3. Pasien tidak terlihat
pucat
44 4. Suhu normal : 36,5-
37,4 celcius
6. Mual dan Agar px tidak mual dan -observasi intake dan output -untuk mengetahui
Muntah b/d mengeluarkan cairan cairan apakah intake dan
pengaruh obat dengan melakukan output cairan
anestesi tindakan keperawatan seimbang
Ds : -terapi pemberian cairan infus -kristaloid untuk
3x2 jam dengan kriteria
-px merasa mual kristaloid memenuhi kebutuhan
hasil :
dan muntah cairan px
Do : 1. Cairan output dan - agar pasien nyaman
-px mengeluarkan input dalam normal - berikan posisi yang nyaman dan mengurangi rasa
sedikit muntahan -+ 2000 cc tidak mengundang kainginan mual muntah
± 200 ml 2. Pasien tidak mual muntah -antiemetik untuk
-intake infus :
1500 ml mengeluh mual dan mengatasi rasa mual
-output kencing : muntah lagi -berkolaborasi dalam muntah berlebih
1300 ml 3. Wajah pasien tidak pemberian antiemetic misalnya
- px terlihat pucat terlihat pucat ondansentron
-px terlihat lemas
4. Ttv
Suhu: 36,5-37,5 c
Nadi: 80 x/menit
TD: 120/80 -110/70
mmHg
RR: 16-20 x/menit

5. Tindakan Keperawatan

No Problem (Masalah Kesehatan Tindakan Evaluasi


Anestesi)
1. Pre anastsi [15 Maret 2020 ] 10.00-memonitoring S:-
Ansietas b/d proses TTV O:
pembedahan. TTV=
TD: 150/80mmHg
N: 100x/mnt
RR; 21x/mnt
Suhu :35,3 drjt celcius

[15 Maret 2020 ] 10.15- memonitoring S : -px mengatakan


tingkat kecemasan cemas akan prosedur
pembedahan yg akan di
jalani.
-Px mengatakan cemas dg
kondisi bayinya
O:-
[15 Maret 2020 ] 10.30.-membiimbing S : -px merasa agak
tehnik relaksasi,dan pendekatan spiritual tenang
O: -
(berdoa)

[15 Maret 2020 ] 11.00. -berkolaborasi:


S:-
memberian obat penenang O : pasien terlihat tenang
dan hampir terlelap
2. Nyeri akut pre anastesi b/d [15 Maret 2020 ] 10.00-mengobservasi S : -
pecah ketuban dini TTV O : TTV=
TD: 150/80mmHg
N: 100x/mnt
RR; 21x/mnt
Suhu :35,3 drjt celcius
S:
[15 Maret 2020 ] 10.15- memonitoring -px mengatakan nyeri yg
tingkat nyeri tidak tertahankan dg skala
nyeri .
-px mengeluh kesakitan
P : pecah ketuban
Q : seperti diremas remas
R : pinggang belakang
sampai kelamin
S : 7 (sedang)
T : 10 menit

O : -px Nampak meringis


kesakitan
-px Nampak memegang
pinggang dn perutnya

[15 Maret 2020 ]10.30-meanjurkan S : pasien merasa rileks


teknik relaksasi nafas dalam O:

[15 Maret ]11.00-memberikan S :


2020
posisi yang nyaman O:

[15 Maret 2020 ]12.00-berkolaborasi S : pasien mengatakan


pemberian analgetik ketorolac inj nyerinya bisa dia kotrol
sesuai advice dktr. O : paien terlihat tidak
memegang pinggang dan
perut lagi
-pasien tidak nampak
meringis
3. Intra Oprasi [15 Maret 2020] 12.15-mengobservasi S:
pendarahan b/d prosedur jumlah pendarahan px. O : TTV
pembedahan N : 101x/mnt
-px Nampak pucat TD : 100/75mmHg
- px kehilangan darah -+ [15 Maret 2020] 12.20-memberikan cairan SpO2: 95%
800ml. kristaloid 500 ml x 2 kolf RR : 18x/m
S :36 celcius
-px sudah tidak nampak
[15 Maret 2020] 12.30-mengberkolaborasi pucat
dalam pemberian terapi ephidrine sesuai
advice dktr.

4. Post oprasi [15 Maret 2020]15.40 mengobservasi S : px mengatakan


Nyeri akut b/d luka insisi tingkat nyeri masih sedikit nyeri
dibagian luka operasi
[15 Maret 2020]15.45 memberikan O : px tampak sedikit
lingkungan yang tenang meringis kesakitan
A : masalah teratasi
[15 Maret 2020]15.50 memberikan posisi
sebagian
yg sesuai dg tindakan post pembedahan
P : intervensi dilanjutkan
[15 Maret 2020]15.55 mengajarkan teknik
nafas dalam.

[15 Maret 2020]16.00 memberikan terapi


analgesik ketorolac inj sesuai advice dktr.

5. Hipotermia b/d pengaruh efek [15 Maret 2020]16.05 memantau kondisi S : Px mengatakan ia
anestesi spinal fisik px kedinginan
O:
[15 Maret 2020] 16.10 memberikan - px tidak tampak
selimut lebih sesuai keadaan menggigil
TTV
[15 Maret 2020]16.15 memberikan Suhu : 36, oC
oksigen via kanul A : masalah teratasi
sebagian
[15 Maret 2020]16.20 menurunkan suhu P : intervensi dilanjutkan
ruangan jika memungkinkan

6. Muntah b/d pengaruh obat [15 Maret 2020] 16.30 mengobservasi S : -px merasa sedikit
anestesi intake dan output cairan mual dan muntah
Ds : O:
-px merasa mual dan muntah -px mengeluarkan sedikit
Do : [15 Maret 2020]16.35 memberikan terapi muntahan ± 200 ml
-px mengeluarkan sedikit pemberian cairan infus kristaloid -intake infus : 1500 ml
muntahan ± 200 ml -output kencing : 1300 ml
-intake infus : 1500 ml - px terlihat pucat
-output kencing : 1300 ml -px terlihat lemas
[15 Maret 2020]16.40 memberikan posisi
- px terlihat pucat
-px terlihat lemas yang nyaman tidak mengundang kainginan A : masalah teratasi
mual muntah sebagian
[15 Maret 2020]16. 45 berkolaborasi P : intervensi dilanjutkan
dalam pemberian antiemetic misalnya
ondansentron

6. Evaluasi Keperawatan

No Masalah Kesehatan Anestesi Evaluasi


Pre Oprasi
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan pemeberian obat dan
terapi nafas dalam :
S : pasien merasa tenang sebelum menjalani oprasi
O : pasien tampak tenang menjalani oprasi
A : masalah teratasi
P : lakukan tindakan selanjutnya
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan pemberian obat dan
terapi ketorolac :
S : pasien mengatakan nyerinya bisa dia kotrol
O : paien terlihat tidak memegang pinggang dan perut
lagi
-pasien tidak nampak meringis
A : masalah teratasi
P : lanjutkan tindakan selanjutnya

Intra Oprasi
1. Pendarahan Setelah dilakukan tindakan pemberian obat
ephedrine :
S:
O : TTV
N : 101x/mnt
TD : 100/75mmHg
SpO2: 95%
RR : 18x/m
Suhu :36 celcius
-px sudah tidak nampak pucat
A : masalah teratasi
P : lanjutkan tindakan selanjutnya
Post Oprasi
1. Mual dan Muntah Setelah dilakukan tindakan pemberian obat
ondansetron :
S : pasien merasa tidak merasa mual & muntah
O : tidak adanya keluaran dari oral pasien
A : masalah teratasi
P : lakukan intervensi selanjutnya
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan pemberian obat dan
terapi ketorolac :
S : px mengatakan masih sedikit nyeri dibagian
luka operasi
O : px tampak sedikit meringis kesakitan
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
3. Hipotermia S : Px mengatakan ia kedinginan
O:
- px tidak tampak menggigil
TTV
Suhu : 36, oC
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai