Prosedur
1. Dokter jaga dan perawat melakukan primary survey, meliputi
penilaian terhadap airway, breathing, circulation, disability, dan
exposure/environmental dan menentukan kategori warna triage
sesuai kondisi pasien.
1
contohnya ptosis,nyeri berat, sesak, nyeri perut
c. ataupun jenis toxin yang lainnya
2
SABU diberikan dengan inisal dosis 2 vial dalam 500cc NS/RL (2%)
dgn tetesan 40-80 tts/mnt. Dosis anak, yaitu 5-10cc/kg/mnt. SABU
diberikan 6 jam sekali.
3
cukup diberikan antivenomnya saja.
14. Dilakukan monitoring dan evaluasi setiap 6-8 jam sekali, serta
pemeriksaan laboratorium. Observasi dilakukan minimal 48 jam.
15. Jika pada penilaian gigitan ular, luka merupakan fase lokal, tetap
dilakukan observasi minimal 24-48 jam. Jika selama fase lokal untuk
ular berbisa, tidak ada tanda terjadi fase sistemik, pasien dapat
dipulangkan.
16. Jika yang menggigit bukan ular berbisa, pasien diobservasi 2-6 jam.
Jika tidak ada pebengkakan dan nyeri yang berlebihan atau proses
inflamasi akibat gigitan, pasien dapat pulang. Pada gigitan ular tidak
berbisa, cukup diberikan analgesik dan antibiotika jika ada
peningkatan leukosit. Tetapi jika luka mengalami infeksi sekunder,
pasien dapat dilakukan rawat inap.
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Farmasi, dan Rekam Medis
4
FORMULIR GIGITAN ULAR BERBISA
Nama :
TTL :
No. MR :
1 Alamat Rumah
7 Jumlah gigitan
(.........................................................)