Anda di halaman 1dari 5

PUSAT REHABILITASI KEMENTERIAN PERTAHANAN RI

RUMAII SAKIT dr. SUYOTO

All

KEPTITUSAN KEPALA RUMAH SAKIT dT. SUYOTO PUSREIIAB KEMHAN


NOMOR z KEP t t 4 XL/2018/RSDS

TENTANG

KEBIJAKAN STIRVEILANS INFEKSI


RUMAH SAKIT dT. SUYOTO PUSREHAB KEMI{AN

KEPALA RUMAH SAKIT dT, SUYOTO PUSREHAB KEMHAN

Menimbang : 1. Bahwa Rumah Sakit dr. Suyoto selalu berupaya untuk meningkatkan
mutu pelayanan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan dan
harapan masyarakat.

2. Bahwa dalam melaksanakan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi di rumah sakit diperlukan Kebijakan Surveilans Infeksi
sebagai landasan bagi seluruh penyelenggara pelayanan di Rumah
Sakit dr. Suyoto Pusrehab Kemhan

3. Bahwa sehubungan dengan pertimbangan pada huruf a dan huruf b


di atas, perlu menetapkan Keputusan Kepala Rumah Sakit tentang
Kebijakan Surveilans Infeksi di Rumah Sakit dr. Suyoto

Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nornor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
S,MenkesiPerllXl 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran.
I 43

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 1 Tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2077 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
HK.03.05/Il172lll1 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum dr.
Suyoto.

MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT dT. SUYOTO TENTANG


KEBIJAKAN SURVEILANS INFEKSI DI RUMAH SAKIT dT.
SUYOTO PUSREHAB KEMHAN,

KESATU Memberlakukan Kebrjakan Surveilans di Rumah Sakit dr. Suyoto


Pusrehab Kemhan sebagai acuan bagi Rumah Sakit untuk melaksanakan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

KEDUA Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalarn keputusan


ini, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

KETIGA Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Padatanggal : 2L November2Ol8
Kepala umah Sakit dr. Suyoto

Sp.RM
Ckm NRP 33439
Lampiran Keputusan Karumkit dr. Suyoto
Nomor . KEPI / q /X|1201 8/RSDS
Tanggal: November 2018

KEBTJAKAN SURVEILANCE
RUMAH SAKIT dT. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN

Kebiiakan Umum.
a. Infeksi adalah Deposisi dan penambahan jumlah bakteri dan mikroorganisme
lainnya didalam jaringan atau permukaan tubuh dimana kuman tersebut dapat
menimbulkan akibat yang merugikan.
b. Sepsis adalah peragaan, pembentukan pus, dan tanda tanda sering kesakitan
pada daerah luka dan jaringan tubuh yang diakibatkan kolonisasi dari
mikroorganisme dimana hal ini merupakan bukti bahwa infeksi telah
menyebar.
c. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi pada pasien rawat inap dimana
pada waktu masuk tidak ditemukan adanya infeksi (dalam masa inkubasi).
Suatu infeksi dikatakan nosokomial jika infeksi tersebut terjadi 48 jam atau
lebih setelah masuk (dirawat).
d. Surveillans adalah pemantauan dan pengumpulan data yang dilaksanakan
secara terus menerus dan sistematik dalam bentuk pengumpulan data,analisis
data dan desiminasi informasi hasil interpretasi pelaksanaan kegiatan
pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.

2 Kebijakan Khusus.
a. Kegiatan surveylance terdiri dari:
l) Menentukan kejadian kejadian yang perlu diperiksa.
2) Mengumpulkan data yang berkaitan.
3) Mengkonsolidasikan dan mentabulasi data.
4) Analisis dan interpretasi data.
5) Menyebarluaskandata.

b Prosedur pelaksanaan surveylance adalah :

1) IPCLN (Infection Prevention Control Link Nurse ). Seseorang yang


sudah mendapatkan pelatihan dan bersertifikat setiap hari mengadakan
pengamatan pada pasien rawat inap yang mendapatkan tindakan infasif
dan beresiko terjadinya infeksi.
a) Pengumpulan data. 1PCLN yang diruangan merumuskan jenis
kegiatan kejadian yang hendak diteliti. Misalnya merumuskan
luka infeksi dengan purulen discharge (pengeluaran cairan luka)
dengan atau tanpa kultur positif. Data minimum yang diperlukan :
Nama, usia, No.RM, unit bangsal, tanggal masuk, tanggal
munculnya infeksi pertama kali, organ tubuh yang terkena
infeksi, organism yang terkultur dan kepekaan.
Denumerator untuk menghitung tingkat kejadian infeksi. Harus
diketahui jumlah pasien yang beresiko. Misalnya tingkat infeksi
karena luka operasi, denominatornya adalahjumlah pasien yang
rnenjalani operasi bedah dalam waktu tertentu tanpa rnemandang
lama masarawat inap.

b) Sumber data. Nomor RM, laporan patologi, kunjungan keruangan


ruangan (gafik temperature, antibiotic dsb), pengamatan pada
pasien, pembicaraan dengan staf perawat dan pasien.
Setelah itu IPCLN membuat laporan harian dan laporan bulanan
kemudian dilaporkan ke IPCN.

2) IPCN (Infection Prevention Control Nurse). Perawat yang telah


mengikuti pelatihan dan bersertiikat PPI yang bertugas melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan survey di ruangan yang
mengkoordinir 12 IPCLN.
a) Mengkosolidasi dan mentabulasi data. Menghitung dan mendaftar
jumlah infeksi yang dilaporkan oleh IPCLN dengan menggunakan
tabulasi data.
b) Menghitung tingkat kejadian infeksi:
(1) Numerator :jumlah infeksi.
(2) Denumerator :jumlah pasien beresiko.
c) Analisis. Membandingkan tingkat kejadian infeksi dalam satuan
wakn"r dengan memakai perbandingan tingkat infeksi yang baru
teqadi dengan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Penyimpangan
dari tingkat baseline mengidentifikasikan perlunya dilakukan
penelitian lebih lanjut.
d) lnterpretasi. Dari informasi yang ditabulasi dan dianalisis diperoleh
makna yang mungkin bisa bervariasi dari tidak adanya perubahan
nyata dalam tingkat infeksi hingga terdeteksinya kemungkinan
te4adinya kejadian luar biasa infeksi dalam rumah sakit.

c. Pelaporan data. Data yang ditabulasikan dianalisis dan ditafsirkan dan perlu
disebarluaskan kepada mereka yang perlu mengetahuinya. Metode pelaporan
infeksi :
1) Perawat yang pertama kali melihat infeksi bertanggung jawab menulis
data dan mendokumentasikan di catatan keperawatan dan melaporkan ke
IPCLN Ruangan.
2) Adanya laporan mikrobiologi dari pelayanan patologis.
3) Rekaman atau catatan akan dikaji ulang oleh IPCLN.
4) IPCLN menulis data pada form harian, selanjutnya dilaporkan pada
IPCN dalam bentuk laporanbulanan.
Angka infeksi yang akan di ukur di RS dr. Suyoto

Jenis IIAIs dan


NO Sasaran Target
Infeksi Lainnya
Semua pasien yang terpasang
1 IADP 7,5 i60
Central Vena Line
Semua pasien yang terpasang
2 VAP 1,5 o/oo
ventilasi mekanik
Semua pasien yang mengalami tirah
3 HAP 1,5 o/oo
baring > 2X24 jam
Semua pasien yang dipasang cateter
4. ISK 1,5 o/oo
urine menetap > 24 jarn
Semua pasien yang dilakukan
5 tDo 1,5Yo
operasi/pembedahan
Semua pasien yang dipasang
6. Plebitis I t/oo
infuse
Semua pasien yang mengalami tirah
7 Decubitus l,5Yao
baring

Sakit dr. Suyoto

Sp.RM
33439

Anda mungkin juga menyukai