Anda di halaman 1dari 6

PROFIL INDIKATOR MUTU PPI

TAHUN 2018

1. Indikator Mutu ILI


Judul Indikator : Angka kejadian Infeksi Luka Infus / Plebitis
Definisi Operasional : Infeksi luka infus adalah infeksi yang disebabkan
tindakan pemasangan jarum infus atau bekas tusukan
intra vena yang timbul setelah 2x24 jam di rawat inap
yang ditandai dengan tanda – tanda peradangan pada area
insersi ditandai panas pada vaskular yang
terlihat,eritema,nyeri,pus ,S= >38⁰C,bengkak.
Bagian/Unit : PPI
Person In Charge : IPCN
KebijakanMutu : Utamakan keselamatan pasien dalam pelayanan.
Rasionalisasi : 1. Monitoring ILI akan meningkatkan kewaspadaan
petugas dalam pemasangan dan perawatan iv line.
2. Terjadinya ILI menunjukan ketidakpatuhan terhadap
prosedur pemasangan infus.
Formula Kalkulasi : Jumlah kejadian ILI dalam satu bulan/ dibagi lama hari
pemasangan infus dalam satu bulan dikali 1000
Numerator : Jumlah kejadian ILI per bulan
Denominator : Lama hari pemasangan infus dalam satu bulan
Kriteria inklusi : Semua pasien yang terpasang iv line setelah 2x24 jam
Kriteria Eksklusi : 1. Semua pasien yang dilakukan pemasangan infus
dari luar Rumah sakit.
2. Yang sudah terjadi infeksi sebelum masuk rumah
sakit
Metodologi Pengumpulan : Concurent
data
TipePengukuran : Outcome
Sumber Data : Laporan surveilance PPI
Waktu Pelaporan : Tgl 5 bulan berikutnya
Frekuensi Pelaporan : Bulanan
Target Kinerja : <15 ‰
JumlahSampel : Seluruh populasi
Area Monitoring : Rawat inap, HCU
Rencana Komunikasi ke : Pertemuan bulan atau RTM
staf
Referensi : 1. Kemenkes pedoman Surveilance infeksi rumah
sakit, 2011.
2. SK Dir no 27/PER/DIR /RSIA-A/IV/2018
Tentang PPI

2. Indikator Mutu ISK


Judul Angka kejadian infeksi ISK
Definisi Operasional Kejadian infeksi saluran kemih adalah infeksi yang
dikarena pemasangan douwer kateter setelah 2x 24 jam
ditandai dysuria,,S> 38 ⁰C,nyeri Suprapubic, lecosit
urine > 5/LPK
Bagian PPI
Person of charge IPCN
Kebijakan mutu Utamakan keselamatan pasien
Rasionalisasi 1. Monitoring penggunaan DC akan meningkatan
kewaspadaan petugas dalam pencegahan infeksi
saluran kemih.
2. Terjadinya ISK menunjukan ketidak patuhan dalam
prosedur pemasangan DC.
Formulasi Jumlah pasien yang terinfeksi saluran kemih dalam 1
bulan dibagi Jumlah pasien yang dilakukan pemasangan
douwer kateter dalam bulan tersebut dikali 100 %.
Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi saluran kemih dalam 1
bulan.
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan pemasangan douwer
kateter dalam bulan tersebut
Kriteria inklusi 1. Pasien yang dipasang DC dari Rumah Sakit Ibu dan
Anak Annisa
2. Pemasangan DC lebih dari 2x24 jam
Kriteria eksklusi 1. Pasien yang terpasang DC dari insitusi
kesehatan lain.
Metodologi untuk pengumpulan Concuren yang sedang berlangsung.
data
Tipe pengukuran outcome
Sumber data Data angka kejadian infeksi PPI.
Waktu laporan Setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
Frekuensi pelaporan Bulanan
Target Kinerja ≤ 1,5%
Sample Size (n) Seluruh pasien dari ruangan rawat inap.
Area monitoring Ruang rawat inap.
Pelaporan hasil Rapat Tinjauan Menejemen.
Referensi 1. Pedoman Surveilens DepKes tahun 2011.
2. SK Dir No 27/PER/DIR /RSIA-A/IV/2018 tentang PPI
3. Indikator Mutu ILO
Judul Indikator : Angka Kejadian Infeksi Luka Operasi.
Definisi Operasional : Infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi pada
pasien yang dilakukan operasi bersih. Dinyatakan ILO
bila ada tanda – tanda infeksi ,Pembengkakan yang
terlokalisir ,kemerahan ,Nyeri,Pus setelah > 3 hari post
operasi
Bagian/Unit : Rawat inap, HCU, rawat jalan
Person In Charge : IPCN
Kebijakan Mutu : Utamakan keselamatan pasien dalam pelayanan.
Rasionalisasi : 1. Monitoring kejadian ILO akan meningkatkan
kewaspadaan petugas dalam persiapan pre, intra dan
post operasi bersih.
2. Terjadinya ILO menunjukan ketidakpatuhan terhadap
prosedur luka perawatan luka operasi bersih .
Formula Kalkulasi : Jumlah kejadian ILO operasi bersih dalam 1 bulan dibagi
Jumlah total operasi bersih dalam 1 bulan dikali 100 %
Numerator : Jumlah kejadian ILO operasi bersih dalam satu bulan
Denominator : Jumlah total operasi bersih dalam satu bulan
Kriteria inklusi : Pasien dengan jenis operasi bersih
Kriteria Eksklusi : 4. Pasien dengan operasi bersih terkontaminasi dan
kotor.
5. Pasien yang dioperasi diluar RSIA Annisa
Metodologi Pengumpulan : Concurent
data
TipePengukuran : Outcome
Sumber Data : Surveilance ILO
Waktu Pelaporan : Tgl 5 bulan berikutnya
Frekuensi Pelaporan : Bulanan
Target Kinerja : < 1.5 %
Jumlah Sampel : Seluruh populasi
Area Monitoring : Rawat inap, ICU, rawat jalan
Rencana Komunikasi ke : Rapat bulanan atau RTM
staf
Referensi : .1. Pedoman Surveilens DepKes tahun 2011.
2. SK Dir No 27/PER/DIR /RSIA-A/IV/2018 tentang PPI
4. Indikator Mutu HAP
Judul Angka kejadian HAP (Hospital Aquared Pneumonia )
Definisi Operasional Kejadian infeksi pneumonia adalah infeksi yang terjadi
pada pasien yang tirah baring lebih dari 5 hari ditandai
ronchi basah,Sputum purulenta,bradikardia,biakan darah
+,S > 38⁰C sediaan AL (>25/LPK)
Bagian PPI
Person of charge IPCN
Kebijakan mutu Utamakan keselamatan pasien
Rasionalisasi 1. Monitoring HAP akan meningkatkan kewaspadaan
petugas dalam pencegahan infeksi pasien yang tirah
baring .
2. Terjadinya HAP menunjukan ketidakpatuhan
terhadap prosedur pasien tirah baring .
Formulasi . Jumlah pasien yang menderita infeksi pneumonia pada
pasien yang tirah baring dalam 1 bulan dibagi Jumlah
seluruh pasien yang tirah baring dalam bulan yang sama
dikali 100% .
Numerator Jumlah pasien yang menderita infeksi pneumonia pada
pasien yang tirah baring dalam 1 bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang tirah baring dalam bulan
yang sama.
Kriteria inklusi 1. Dilakukan diruang HCU(rawat khusus)
2. Pasien tirah baring ≥ 5 hari
Kriteria eklusi 1. Pasien yang dirawat diruang rawat inap
2. Pasien yang sudah menderita pneumonia
sebelum tirah baring.
3. Pasien terpasang ET
Metodologi untuk pengumpulan Concuren yang sedang berlangsung.
data
Tipe pengukuran Outcome
Sumber data Data survei PPI
Waktu laporan Setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
Frekuensi pelaporan Bulanan
Target Kinerja ≤ 1,5%
Sample Size (n) Pasien yang dari ruangan rawat HCU.
Area monitoring Ruang rawat HCU.
Pelaporan hasil Rapat Tinjauan Menejemen.
Referensi 1. Pedoman Surveilens DepKes tahun 2011.
2. SK Dir no 27/PER/DIR IV/2018 tentang kebijakan
PPI
5. Indikator Mutu Tertusuk Benda Tajam
Judul Angka kejadian petugas tertusuk benda tajam
Definisi Operasional Kejadian petugas tertusuk benda tajam adalah peristiwa
tertusuknya petugas oleh benda tajam yang terjadi
dilingkungan rumah sakit yang dikarenakan
spuit,lancet,ampulan,bisturi,jarum.
Bagian PPI
Person of charge IPCN
Kebijakan mutu Utamakan keselamatan pasien
Rasionalisasi Kejadian tertusuk benda tajam menggambarkan
ketidakpatuhan prosedur petugas yang menyebabkan
kontaminasi/infeksi di rumah sakit.
Formulasi Jumlah seluruh kejadian tertusuk benda tajam
Numerator Jumlah petugas tertusuk benda tajam .
Denominator -
Kriteria inklusi Semua petugas yang bertugas di area klinis
Kriteria eksklusi - Tertusuk benda tajam dari luar RS
Metodologi untuk pengumpulan Concuren yang sedang berlangsung.
data
Tipe pengukuran outcome
Sumber data Data angka infeksi kejadian PPI.
Waktu laporan Setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
Frekuensi Pelaporan Bulanan
Target Kinerja 0
Sample Size (n) Jumlah petugas tertusuk benda tajam
Area monitoring Seluruh gugus tugas klinis
Pelaporan hasil Rapat Tinjauan Menejemen dan share di setiap gugus
tugas
Sumber SK 27/PER /DIR/RSIA-A/IV /2018 Tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Indikator Mutu Kepatuhan Cuci Tangan sebelum kontak dengan pasien.
Judul Angka kepatuhan petugas dalam melakukan cuci
tangan sebelum kontak dengan pasien.
Definisi Operasional Kepatuhan petugas cuci tangan sebelum kontak dengan
pasien adalah kepatuhan petugas dalam melakukan cuci
tangan dengan menggunakan handrub atau handwash
sebelum kontak dengan pasien.
Bagian/unit PPI
Person of charge IPCN
Kebijakan mutu Utamakan keselamatan pasien dalam pelayanan.
Rasionalisasi Kepatuhan petugas dalam cuci tangan akan
menurunkan resiko penularan kepada pasien
Formulasi Jumlah perawat, dokter,fisioterapi,laborat, dines pagi
yang patuh melakukan cuci tangan moment 1 dibagi
Jumlah seluruh perawat, dokter ,fisioterapi ,laborat
dines pagi yang melakukan cuci tangan dikali 100 %
Numerator Jumlah perawat, dokter,fisioterapi,laborat dines pagi
yang disurvei dalam melakukan cuci tangan moment 1 .
Denominator Jumlah seluruh perawat, dokter ,fisioterapi ,laborat
dines pagi yang disurvei dalam melakukan cuci tangan
Kriteria inklusi 1. Cuci tangan dengan memperhatikan 2,2,6 dan
moment 1
2. Perawat ,Dokter dan Laboratorium
Kriteria eksklusi 1. Petugas jaga siang dan malam
Metodologi untuk pengumpulan Concuren yang sedang berlangsung.
data
Tipe pengukuran outcome
Sumber data Data survei kepatuhan cuci tangan
Waktu laporan Setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
Frekuensi pelaporan Bulanan
Target Kinerja ≥ 85 %
Sample Size (n) 30 % Petugas rumah sakit.
Area monitoring Area klinis
Rencana Komunikasi Rapat Tinjauan Menejemen dan GKM
Referensi SK Dir no 27/PER/DIR/RSIA-A/IV/2018 tentang
kebijakan komite PPI

Anda mungkin juga menyukai