Judul Indikator : Angka kejadian Infeksi Luka Infus / Plebitis Definisi Operasional : Infeksi luka infus adalah infeksi yang disebabkan tindakan pemasangan jarum infus atau bekas tusukan intra vena yang timbul setelah 2x24 jam di rawat inap yang ditandai dengan tanda – tanda peradangan pada area insersi ditandai panas pada vaskular yang terlihat,eritema,nyeri,pus ,S= >38⁰C,bengkak. Bagian/Unit : PPI Person In Charge : IPCN KebijakanMutu : Utamakan keselamatan pasien dalam pelayanan. Rasionalisasi : 1. Monitoring ILI akan meningkatkan kewaspadaan petugas dalam pemasangan dan perawatan iv line. 2. Terjadinya ILI menunjukan ketidakpatuhan terhadap prosedur pemasangan infus. Formula Kalkulasi : Jumlah kejadian ILI dalam satu bulan/ dibagi lama hari pemasangan infus dalam satu bulan dikali 1000 Numerator : Jumlah kejadian ILI per bulan Denominator : Lama hari pemasangan infus dalam satu bulan Kriteria inklusi : Semua pasien yang terpasang iv line setelah 2x24 jam Kriteria Eksklusi : 1. Semua pasien yang dilakukan pemasangan infus dari luar Rumah sakit. 2. Yang sudah terjadi infeksi sebelum masuk rumah sakit Metodologi Pengumpulan : Concurent data TipePengukuran : Outcome Sumber Data : Laporan surveilance PPI Waktu Pelaporan : Tgl 5 bulan berikutnya Frekuensi Pelaporan : Bulanan Target Kinerja : <15 ‰ JumlahSampel : Seluruh populasi Area Monitoring : Rawat inap, HCU Rencana Komunikasi ke : Pertemuan bulan atau RTM staf Referensi : 1. Kemenkes pedoman Surveilance infeksi rumah sakit, 2011. 2. SK Dir no 27/PER/DIR /RSIA-A/IV/2018 Tentang PPI
2. Indikator Mutu ISK
Judul Angka kejadian infeksi ISK Definisi Operasional Kejadian infeksi saluran kemih adalah infeksi yang dikarena pemasangan douwer kateter setelah 2x 24 jam ditandai dysuria,,S> 38 ⁰C,nyeri Suprapubic, lecosit urine > 5/LPK Bagian PPI Person of charge IPCN Kebijakan mutu Utamakan keselamatan pasien Rasionalisasi 1. Monitoring penggunaan DC akan meningkatan kewaspadaan petugas dalam pencegahan infeksi saluran kemih. 2. Terjadinya ISK menunjukan ketidak patuhan dalam prosedur pemasangan DC. Formulasi Jumlah pasien yang terinfeksi saluran kemih dalam 1 bulan dibagi Jumlah pasien yang dilakukan pemasangan douwer kateter dalam bulan tersebut dikali 100 %. Numerator Jumlah pasien yang terinfeksi saluran kemih dalam 1 bulan. Denominator Jumlah pasien yang dilakukan pemasangan douwer kateter dalam bulan tersebut Kriteria inklusi 1. Pasien yang dipasang DC dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Annisa 2. Pemasangan DC lebih dari 2x24 jam Kriteria eksklusi 1. Pasien yang terpasang DC dari insitusi kesehatan lain. Metodologi untuk pengumpulan Concuren yang sedang berlangsung. data Tipe pengukuran outcome Sumber data Data angka kejadian infeksi PPI. Waktu laporan Setiap tanggal 5 bulan berikutnya. Frekuensi pelaporan Bulanan Target Kinerja ≤ 1,5% Sample Size (n) Seluruh pasien dari ruangan rawat inap. Area monitoring Ruang rawat inap. Pelaporan hasil Rapat Tinjauan Menejemen. Referensi 1. Pedoman Surveilens DepKes tahun 2011. 2. SK Dir No 27/PER/DIR /RSIA-A/IV/2018 tentang PPI 3. Indikator Mutu ILO Judul Indikator : Angka Kejadian Infeksi Luka Operasi. Definisi Operasional : Infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi pada pasien yang dilakukan operasi bersih. Dinyatakan ILO bila ada tanda – tanda infeksi ,Pembengkakan yang terlokalisir ,kemerahan ,Nyeri,Pus setelah > 3 hari post operasi Bagian/Unit : Rawat inap, HCU, rawat jalan Person In Charge : IPCN Kebijakan Mutu : Utamakan keselamatan pasien dalam pelayanan. Rasionalisasi : 1. Monitoring kejadian ILO akan meningkatkan kewaspadaan petugas dalam persiapan pre, intra dan post operasi bersih. 2. Terjadinya ILO menunjukan ketidakpatuhan terhadap prosedur luka perawatan luka operasi bersih . Formula Kalkulasi : Jumlah kejadian ILO operasi bersih dalam 1 bulan dibagi Jumlah total operasi bersih dalam 1 bulan dikali 100 % Numerator : Jumlah kejadian ILO operasi bersih dalam satu bulan Denominator : Jumlah total operasi bersih dalam satu bulan Kriteria inklusi : Pasien dengan jenis operasi bersih Kriteria Eksklusi : 4. Pasien dengan operasi bersih terkontaminasi dan kotor. 5. Pasien yang dioperasi diluar RSIA Annisa Metodologi Pengumpulan : Concurent data TipePengukuran : Outcome Sumber Data : Surveilance ILO Waktu Pelaporan : Tgl 5 bulan berikutnya Frekuensi Pelaporan : Bulanan Target Kinerja : < 1.5 % Jumlah Sampel : Seluruh populasi Area Monitoring : Rawat inap, ICU, rawat jalan Rencana Komunikasi ke : Rapat bulanan atau RTM staf Referensi : .1. Pedoman Surveilens DepKes tahun 2011. 2. SK Dir No 27/PER/DIR /RSIA-A/IV/2018 tentang PPI 4. Indikator Mutu HAP Judul Angka kejadian HAP (Hospital Aquared Pneumonia ) Definisi Operasional Kejadian infeksi pneumonia adalah infeksi yang terjadi pada pasien yang tirah baring lebih dari 5 hari ditandai ronchi basah,Sputum purulenta,bradikardia,biakan darah +,S > 38⁰C sediaan AL (>25/LPK) Bagian PPI Person of charge IPCN Kebijakan mutu Utamakan keselamatan pasien Rasionalisasi 1. Monitoring HAP akan meningkatkan kewaspadaan petugas dalam pencegahan infeksi pasien yang tirah baring . 2. Terjadinya HAP menunjukan ketidakpatuhan terhadap prosedur pasien tirah baring . Formulasi . Jumlah pasien yang menderita infeksi pneumonia pada pasien yang tirah baring dalam 1 bulan dibagi Jumlah seluruh pasien yang tirah baring dalam bulan yang sama dikali 100% . Numerator Jumlah pasien yang menderita infeksi pneumonia pada pasien yang tirah baring dalam 1 bulan. Denominator Jumlah seluruh pasien yang tirah baring dalam bulan yang sama. Kriteria inklusi 1. Dilakukan diruang HCU(rawat khusus) 2. Pasien tirah baring ≥ 5 hari Kriteria eklusi 1. Pasien yang dirawat diruang rawat inap 2. Pasien yang sudah menderita pneumonia sebelum tirah baring. 3. Pasien terpasang ET Metodologi untuk pengumpulan Concuren yang sedang berlangsung. data Tipe pengukuran Outcome Sumber data Data survei PPI Waktu laporan Setiap tanggal 5 bulan berikutnya. Frekuensi pelaporan Bulanan Target Kinerja ≤ 1,5% Sample Size (n) Pasien yang dari ruangan rawat HCU. Area monitoring Ruang rawat HCU. Pelaporan hasil Rapat Tinjauan Menejemen. Referensi 1. Pedoman Surveilens DepKes tahun 2011. 2. SK Dir no 27/PER/DIR IV/2018 tentang kebijakan PPI 5. Indikator Mutu Tertusuk Benda Tajam Judul Angka kejadian petugas tertusuk benda tajam Definisi Operasional Kejadian petugas tertusuk benda tajam adalah peristiwa tertusuknya petugas oleh benda tajam yang terjadi dilingkungan rumah sakit yang dikarenakan spuit,lancet,ampulan,bisturi,jarum. Bagian PPI Person of charge IPCN Kebijakan mutu Utamakan keselamatan pasien Rasionalisasi Kejadian tertusuk benda tajam menggambarkan ketidakpatuhan prosedur petugas yang menyebabkan kontaminasi/infeksi di rumah sakit. Formulasi Jumlah seluruh kejadian tertusuk benda tajam Numerator Jumlah petugas tertusuk benda tajam . Denominator - Kriteria inklusi Semua petugas yang bertugas di area klinis Kriteria eksklusi - Tertusuk benda tajam dari luar RS Metodologi untuk pengumpulan Concuren yang sedang berlangsung. data Tipe pengukuran outcome Sumber data Data angka infeksi kejadian PPI. Waktu laporan Setiap tanggal 5 bulan berikutnya. Frekuensi Pelaporan Bulanan Target Kinerja 0 Sample Size (n) Jumlah petugas tertusuk benda tajam Area monitoring Seluruh gugus tugas klinis Pelaporan hasil Rapat Tinjauan Menejemen dan share di setiap gugus tugas Sumber SK 27/PER /DIR/RSIA-A/IV /2018 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 6. Indikator Mutu Kepatuhan Cuci Tangan sebelum kontak dengan pasien. Judul Angka kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien. Definisi Operasional Kepatuhan petugas cuci tangan sebelum kontak dengan pasien adalah kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan dengan menggunakan handrub atau handwash sebelum kontak dengan pasien. Bagian/unit PPI Person of charge IPCN Kebijakan mutu Utamakan keselamatan pasien dalam pelayanan. Rasionalisasi Kepatuhan petugas dalam cuci tangan akan menurunkan resiko penularan kepada pasien Formulasi Jumlah perawat, dokter,fisioterapi,laborat, dines pagi yang patuh melakukan cuci tangan moment 1 dibagi Jumlah seluruh perawat, dokter ,fisioterapi ,laborat dines pagi yang melakukan cuci tangan dikali 100 % Numerator Jumlah perawat, dokter,fisioterapi,laborat dines pagi yang disurvei dalam melakukan cuci tangan moment 1 . Denominator Jumlah seluruh perawat, dokter ,fisioterapi ,laborat dines pagi yang disurvei dalam melakukan cuci tangan Kriteria inklusi 1. Cuci tangan dengan memperhatikan 2,2,6 dan moment 1 2. Perawat ,Dokter dan Laboratorium Kriteria eksklusi 1. Petugas jaga siang dan malam Metodologi untuk pengumpulan Concuren yang sedang berlangsung. data Tipe pengukuran outcome Sumber data Data survei kepatuhan cuci tangan Waktu laporan Setiap tanggal 5 bulan berikutnya. Frekuensi pelaporan Bulanan Target Kinerja ≥ 85 % Sample Size (n) 30 % Petugas rumah sakit. Area monitoring Area klinis Rencana Komunikasi Rapat Tinjauan Menejemen dan GKM Referensi SK Dir no 27/PER/DIR/RSIA-A/IV/2018 tentang kebijakan komite PPI