Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

PROSEDUR TINDAKAN
SMF: NEUROLOGI
RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM
2016-2017
LUMBAL PUNGSI (ICD-9-CM : 03.31)
1. Pengertian

2. Indikasi

3. Kontra Indikasi
4. Persiapan

5. Prosedur Tindakan

Tindakan Lumbal Punngsi adalah suatu tindakan untuk


memperoleh liquor serebrospinalis dan untuk mengetahui keadaan
lintasan liquor.
1. Indikasi diagnostik, dengan cara memeriksa:
Komposisi LCS
Dinamik LCS
Neuroradiologis: caudo/ myelografi memasukkan zat kontras
2. Indikasi terapeutik: pemberian antibiotik, kortikosteroid.
3. Untuk follow up suatu penyakit
1. Tekanan intracranial meningkat (funduskopi: papilledema (+))
2. Bila diduga ada tumor intracranial, terutama di fossa posterior
3. Kontraindikasi relative bila ada luka/ infeksi di tempat LP
Alat dan bahan
1. Jarum LP (Spinal needle) No. 18, 20
2. Kapas lidi beberapa buah
3. Larutan betadin, alcohol
4. Larutan Nonne dan Pandy (bila ada) dan 2 buah tabung reaksi
5. Botol kecil steril (untuk menampung LCS)
6. Sarung tangan steril
7. Nierbecken
8. Spuit 2,5cc, aqua steril 25 cc
9. Kasa steril plester, dan korentang + duk berlubang steril
1. Baring miring sisi kiri, bawa sedekat mungkin ke sisi kanan
tempat tidur.
2. Posisi penderita seolah mencium lututnya.
3. Punggung berada pada posisi vertikal.
4. Desinfeksi daerah punggung bawah berpusat tempat yang telah
di tandai sebagai tempat melakukan LP celah vertebra L3-4
atau ditandai sebagai tempat melakukan LP (celah vertebra L34 atau L4-5) lakukan penusukan jarum spinal mengarah ke
umbilicus
5. Sampai terasa sensasi menembus kertas, cabut mandren, bila
LC keluar periksa aspek, warna, kepadatan tetesan, lakukan
Quickenstedt test denfan menekan kedua vena jugularis.
6. Ambil tabung Nonne dan Pandy lalu teteskan LCS kedalamnya
dan dinilai, ambil tabung steril dan diisi dengan LCS untuk

diperiksa ke lab. (umlah sel, glukosa, protein, hitung jenis


leukosit)
7. Cabut jarum spinal lalu tutup dengan kasa steril lubang bekas
LP
6. Pasca
Prosedur Tutup tempat pungsi dengan kasa steril atay occlusive dressing
Tindakan
Bed-rest setelah lumbal pungsi untuk mncegah nyeri kepala.
7. Tingkat Evidens
I/II/III/IV
8. Tingkat Rekomendasi A/B/C/D
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Medis
Pasien pulang tanpa deficit neurologi terkait lumbal pungsi
11. Kepustakaan
1. Buku pedoman standar pelayanan medis (SPM) dan standar
prosedur operasional (SOP) PERDOSSI 2006
2. Ellenby MS, Tegtmeyer K, Lai S, et al. Lumbar Puncture. N
EnglJ Med 2006;355:e12

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


PROSEDUR TINDAKAN
SMF: NEUROLOGI
RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM
2016-2017
MIELOGRAFI (ICD-9-CM : 87.21)
1. Pengertian

2. Indikasi

3. Kontra Indikasi
4. Persiapan

Pemeriksaan Mielografi adalah suatu pemeriksaan penunjang


dengan cara menyuntikkan suatu bahan (gas, zat kontras) ke dalam
kanalis spinalis melalui tindakan pungsi lumbal, kemudian
dilakukan pemotretan dengan sinar X untuk memperoleh
gambaran tentang kanais spinalis.
Untuk mengetahui adanya kelainan dalam kanalis spinalis,
terutama proses yang berpengaruh terhadap jalannya liquor
misalnya: HNP, tumor dalam kanalis vertebralis, araknoid
adhesive, trauma medulla spinalis yang telah sebuh (bukan fase
akut trauma medulla spinalis)
1. Ada infeksi dalam kanalis atau dalam liquor, antara lain
meningitis, myelitis
2. Hipersensitif terhadap bahan kontras
Alat dan bahan
1. Seperti persiapan untuk lumbal pungsi (LP)
2. Spuit steril 10cc 1 (satu) buah
3. Spuit steril 5cc 1 (satu) buah
4. Spuit steril 2cc 1 (satu) buah
5. Jarum Pungsi Lumbal dengan klap/kran
6. Zat kontras 1 buah (Omnipaque 300 U20 cc)
7. Adrenaline inj 1 ampul, Dexametason inj 2 ampul (persiapan
jika terjadi shock anafilaktik)
8. Suntikan bahan kontras missal iopamiro 300-370 mg% 1 botol
(tergantug lokasi lesi):
Servikal 20 ml
Torakal 20 ml
Lumbal 10 ml
9. Bantal tipis: 2 (dua) buah
Persiapan Penderita
1. Klinis mempunyai indikasi utuk myelografi
2. Telah dilakukan LP sebelumnya (minimal 7-10 hari yang lalu)
tidak selalu bila kasus cito operasi bila langsung
3. Ada tanda-tanda gangguan aliran liquor
4. Fungsi ginjal baik, tidak ada kontraindikasi LP
5. Beri pengertian pada keluarga dan/atau penderita
6. Harus dijelaskan maksudnya kepada keluarga dan/ atau

penderita resiko bahanya dan bahwa ini bukan operasi


7. Perlu persetujuan tindakan medik (informed consent) dari
keluarga dan/atau penderita
8. Konsul ke bagian Radiologi, minta kesediaan serta tanggal dan
jamnya.
9. Myelografi dilaksanakan di ruang radiologi
10. Dilakukan oleh dokter spesialis/ residen dengan bi,bingan
spesialis diabntu oleh radiolog/ radiografer
11. Alat dan obat emergensi harus disiapkan.
5. Prosedur Tindakan

1. Sebelum pemeriksaan penderita diberi logol 3 kali 10 tetes


selama 3 hari berturut-turut atau dengan sensitiviti test kontras
yang hendak dipakai di test di daerah volar dengan
pengenceran 1 : 10 sebnayak 1 cc
2. Bila tidak ada reaksi aergi pemeriksaan myelografi dapat
dilakukan
3. Setelah penderita, ruangan radiologi, dan alat siap, penderita
dibaringkan dengan letak tergantung pada letak lesi (pada sesi
tinggi torakal/ servikal kepala diujung meja yang dapat
dimiringkan paling rendah, sebaliknya pada lesi rendah)
4. Dilakukan LP seperti biasa, jaga sterilitas
5. Setelah LP berhasil, liquor dikeluarkan sebanyak berapa
banyak kontras yang hendak dimasukkan kemudian kontras
dimasukan (iopamiro/ ultravist/ omnipaque) yang telah
disiapkan dibuka.
6. Masukkan konttas 10-20 cc dengan spuit 20 cc (LUmbal 10cc,
torakal 15 cc, servikal 20 cc) dengan pemompaan terfiksir.
7. Tarik mandarin dan ditutup dengan kasa steril.
8. Selanjutnya dilakukan fluoroskopi dan foto sambil mengubah
posisi/ sudut meja sesuai keperluan
9. Setelah pemeriksaan dilakukan pasien harus berbaring selama
24jam.
6. Pasca
Prosedur Tutup tempat pungsi dengan kasa steril atay occlusive dressing
Tindakan
Bed-rest setelah lumbal pungsi untuk mncegah nyeri kepala.
7. Tingkat Evidens
I/II/III/IV
8. Tingkat Rekomendasi A/B/C/D
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Medis
Pasien pulang tanpa deficit neurologi terkait myelografi
11. Kepustakaan
1. Buku pedoman standar pelayanan medis (SPM) dan standar
prosedur operasional (SOP) PERDOSSI2006

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


PROSEDUR TINDAKAN
SMF: NEUROLOGI
RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM
2016-2017
TES RESPIRASI (ICD-9-CM : 82.21)
1. Pengertian
2. Indikasi

3. Kontra Indikasi
4. Persiapan

5. Prosedur Tindakan

Pemeriksaan TES- ESPIRASI adalah suatu pemeriksaan tehadap


fungsi sekresi kelenjar keringat, sebagai salah satu fungsi otonom.
1. Untuk mengetahui terganggu tidaknya pengeluaran keringat
pada lesi susuna saraf terutama lesi medulla spinalis
2. Menetapkan tinggi lesi/ batas lesi medulla spinalis di tingkat
torakolumbar.
Alat dan bahan
1. Alkohol
2. Jodium tincture: R/ Jodium 2,5 gr
Oleum Ricini 15,0 cc
Alkohol 150,0 cc
3. Tepung kanji (amylum)
4. Lidi kapas beberapa batas
5. Aspirin/ asetosal
6. Selimut/ lampu
1. Penderita sepatutnya diberitahu dan diberi penjelasan tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Pagi-pagi - 1 jam sebelum pemeriksaan beri tablet aspirin/
asetosal
3. Bersihkan kulit penderita, olesi dengan alcohol sepanjang
daerah yang diperiksa
4. Lalu sapukan larutan jodium sepanjang badan sepasang di
ventral dan dorsal
5. Setelah kering ditaburkan amylum di sepanjang garis jodum
tersebut
6. Penderita di exposure dengan panas, misalnya dengan
selimut atau lebih baik dengan lampu agar timbil keringat.
7. Pada kulit yang berkeringat, jodium akan bereaksi dengan
amylum dan menimbulkan warna biru/ ungu.
8. Baca daerah-daerah yang mengalami perubahan warna
amylum dan yang tidak ada perubahan
Hasil:

Normal (terjadi pengeluaran keringat), ada perubahan warna


Interpretasi = dikaitkan dengan gejala-gejala klinik yang lain
Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya

6. Pasca Prosedur
Tindakan
7. Tingkat Evidens
I/II/III/IV
8. Tingkat Rekomendasi A/B/C/D
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Medis
Pasien pulang tanpa deficit neurologi terkait myelografi
11. Kepustakaan
1. Buku pedoman standar pelayanan medis (SPM) dan standar
prosedur operasional (SOP) PERDOSSI2006

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


PROSEDUR TINDAKAN
SMF: NEUROLOGI
RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM
2016-2017
TRANSCRANIAL DOPPLER (ICD-9-CM : 88.71)
1. Pengertian

2. Indikasi

3. Kontra Indikasi
5. Persiapan

6. Prosedur Tindakan

Pemeriksaan TCD adalah suatu pemeriksaan non-invasive


terhadap hemodinamika aliran darah otak pada pembuluh arah
otak intracranial dan ekstrakranial, melalui jendela insonansi di
leher, transtemporal, transorbital, submandibular, dan suboksipital
dengan menggunakan gelombang suara ultrasound dari alat TCD
Untuk memperoleh informasi tentang hemodinamika aliran darah
otak sekligus mendeteksi kemungkinan adanya kelainan pembuluh
darah otaku tama yang mendasari terjadinya penyakit tertentu.
Tidak ada
Alat dan bahan
1. Jelly
2. Tissue
3. Mesin Transcranial Dopler (TCD)
1. Colokan kabel listrik alat TCD pada sumber listrik yang
tersedia dengan voltase sekitar 220 volt yang memiliki
stabilizer (UPS), system grounding dibawah 0,5 ohm.
2. Hidupkan alat TCD dengan menekan tombol ON (POWER)
pada hardisk, monitor, printer.
3. Gerakkan kursoor ke Name lalu ketik nama pasien memakai
keyboard
4. Tekan ENTER
5. Ketik nomeor register memakai keyboard
6. Tekan ENTER
7. Klik kursor atau + tampak gambar satu kotak dengan garis
datar ditengah
8. Tampak pula indicator power, gain, signal, gate, vessel, range,
depth, dsb.
9. Atur power ke angka 100, gate 11,8, gain 30, signal 30, range
100 dengan menekan kursor + untuk menaikkan angka-angka
sesuai kebutuhan.
10. Arahkan kursor vessel lalu tekan tombol + atau sehungga
akan muncul nama-nama pembuluh darah secara berturut-turut
RMCA, RBIFURC, RACA, RCPA, RPA, RTICA, ROA,
RICA, RVA, LMCA, LBIFURC, LACA, LCPA, LPCA,
LTICA, LOA, LVA, disesuaikan dengan pembuluh darah mna
yang kan diperiksa.
11. Berikan penjelasan terhadap pasien tentang apa yang akan

dilakukan bahwa pemeriksaan ini tidak berbahaya, tidak sakit,


menggunakan gelombang suara, probe ditempelkan di kepala,
kelopak mata serta leher, hanya perlu kooperatif, tenang agar
pemeriksaan berjalan lancar.
12. Selama permeriksaan pasien dapat berbaring terlentang atau
duduk, sebaiknya terlentang agar pasien merasa rileks.
13. Pilih probe yang 2 MHz, lalu olesi jelly pada ujungnya
14. Probe yang telah diolesi jelly lalu ditempelkan oada kepala
sesuai dengan pembuluh darah yang akan diperiksa.
15. Untuk pemeriksaan RMCA, RBIFURC, RACA, RPCA, probe
ditempelkan pada jendela isonansi temporal kanan
16. Untuk pemeriksaan LMCA, LBIFURC, LACA, LPCA probe
ditempelkan pada jendela isonansi temporal kiri
17. Untuk memeriksa sifon karotis dan a.oftalmika probe
ditempelkan pada kelopak mata kanan dan kiri.
18. Untuk memeriksa a. basilaris probe ditempelkan pada
suboksipital tepat pada garis tengah
19. Untuk memeriksa a.vertebralis kanan/kiri probe ditempelkan
pada suboksipital kanan/ kiri
20. Untuk memeriksa a. karotis interna probe ditempelkan di
submandibular dibawah angulus mandibular kanan/kiri
21. Setiap gambar yang muncul pada saat satu jendela insonansi
dapat di save dengan menekan tombol freez pada kursor
22. Setiap selesai pemeriksaan pada satu jendela insonansi, jelly
yang masih menempel pada kulit kepala pasien langsung
dibersihkan dengan tissue.
23. Pemeriksaan untuk pasien telah dianggap selesai
24. Pemeriksa selanjutnya mengatur tampilan dan urutan gambar
25. Pada layar monitor muncul angka peak systole, end diastolic,
mean, PI, RI, depth, gain, signal, power, nama-nama
pembuluh darah, gambaran/ pola gelombang.
26. Setiap halaman pemeriksaan terdiri dari enam gambar
pembuluh darah
27. Untuk pindah ke halaman berikut (tiga halaman) arahkan
kursor ke page lalu tekan +/28. Setelah selesai dilakukam insonansi, pasien dapat bangun atau
meninggalkan tempat pemeriksaan
29. Pasien menunggu hasil pemeriksaan di ruang tunggu
30. Bila pada tampilan gambar anak panah penunjuk peak systole
dan end diastolic tidak tepat maka kursor diarahkan pada
indicator next untuk mengatur anak panah vertikal menuju
peak systolic menekan _ dank e end diastolic, mean, PI, RI,
untuk setiap pembulu darah yang diperiksa
31. Setiap hasil yang diperoleh disimpan dengan menekan save

lalu tekan atau +


32. Gambar yang diperoleh dapat diatur secara berurut antara
setiap pembuluh darah yang sisi kanan berpasangan dengan
sisi kiri dengan mengarahkan kursor pada format lalu tekan
atau +
33. Tampak pada monitor sederetan nama-nama pembuluh darah
34. Urutan pembuluh darah dapat diatur dengan mengarahkan
kursor ke select dan move lalu tekan atau + sesuai
dengan urutan yang kita kehendaki
35. Arahkan kursor ke note lalu tekan atau + sehingga keluar
angka-angka atau nilai pemeriksaan yag kita peroleh, termasuk
identitas pemeriksa dan pasien
36. Ketik umur pasien
37. Ketik jenis kelamin
38. Ketik diagnose klinik
39. Ketik/ buat kesimpulan hasil pemeriksaan
40. Tekan home pada keyboard makan akan terprint hasil
pemeriksaan
41. Arahkan kursor pada file lalu klik atau +, data tersimpan
42. Arahkan kursor pada print, hasil pemeriksaan akan terprint
bersama dengan gambar
43. Arahkan kembali kursor pada option lalu tekan atau +
44. Matikan alat TCD dengan menekan tombol OFF pada layar
monitor, hard disk, dan printer serta UPS
45. Cabut colokan kabel listrik
6. Pasca Prosedur
Tindakan
7. Tingkat Evidens
8. Tingkat Rekomendasi
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Medis
11. Kepustakaan

Pasien boleh rawat jalan


I/II/III/IV
A/B/C/D
Pasien pulang tanpa defisit neurologi dan semua pembuluh darah
besar intra kranial dapat terdeteksi
1. Buku pedoman standar pelayanan medis (SPM) dan standar
prosedur operasional (SOP) PERDOSSI 2006
2. Alexandrof, AV. Ultrasound in Stroke Prevention and
Treatment. Victoria : Blackwell. 2004

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


PROSEDUR TINDAKAN
SMF: NEUROLOGI
RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM
2016-2017
ELEKTROMIONEUROGRAFI / EMNG (ICD-9-CM : )
1. Pengertian
2. Indikasi
3. Kontra Indikasi
4. Persiapan

EMG adalah alat elektromedik yang digunakan untuk merekam


kecepatan hantar saraf
Untuk menetahui ada tidaknya abnormalitas fungsi sistem saraf
perifer
Tidak ada
Persiapan Alat EMG:
1. Periksa semua kabel penghubung, dan perhatikan hubungan
kabel-kabel dengan mesin EMG
2. Ground untuk mesin terpasang dengan baik sebelum mesin
dihidupkan
3. Persiapkan elektroda-elekroda. Elektroda jarum harus di
sterilkan dahulu sebelum digunakan
4. Siapkan alat-alat yang digunakan: kapas, alcohol, ppasta
elektroda, abrasive, pita pengukur, tinta penanda, plester
perekat, buku pencatat, dll.
Persiapan Penderita:
1. Penerangan sejelas-jelasnya kepada penderita tentang prosedur
pemeriksaan
2. Pada tiap penderita sebelum dikerjakan EMG harus diperiksa
lebih dahulu:
1. Anamnesis yang cermat tentang riwayat penyakitnya
2. Pemeriksaan neurologis yang teliti
3. Pemeriksaan x-ray foto atau laboratorium (kalau ada)
3. Lepaskan pakaian penderita sehingga otot yang akan diperiksa
terlihat dengan jelas
4. Alat-alat dari logam sebaiknya dilepas (arloji, cincin, dll)

5. Prosedur Tindakan

1. Hubungkan kabel daya yang tersedia ke soket sumber arus AC


dengan instrument dan colokan kabel kedalam outlet AC
2. Tekan tombol ON pada monitor
3. Tekan tombol MENU untuk memaggil layar menu
4. Pilihlah menu yang diinginkan dari table menu dibagian atas
layar (NCV1 MCV, NCV2 MCV, H-RFLX, F Wave)
5. Tekan tombol MONITOR lalu tombol Stim/Sweep
6. Bersihkan kotoran dan minyak di kulit dengan alkohol, usap
dengan tissue/ skinpure

7. Berikan jelly pada elektroda


8. Eratkan elektroda dengan kulit menggunakan plaster/ hipafix
9. Letakkan elektroda referens dan elektroda aktif
10. Letakkan ground antara elektroda aktif dan elektroda stimulasi
11. Letakkan elektriostimulasi dengan posisi katode berhadapan
dengan elektroda aktif
12. Intensitas dinaikkan pelan-pelan sampai amplitude tidak
bertambah kemudian dinaikkan lagi 20-25%
13. Jika sudah didapatkan stimulasi supramaksimal, lalu ukur jarak
antara elektroda aktif dan saraf yang diperiksa (elektroda
stimulasi)
14. Ukur jarak antara elektroda aktif dan saraf yang diperiksa
(elektroda stimulasi)
15. Tekan angka pada keyboard untuk mengetik nilai yang didapat
pada pengukuran
16. Tekan tombol ANALYSIS
17. Tekan tombol STORE
18. Untuk mencetak, tekan tombol RECORD
6. Pasca Prosedur
Pasien boleh rawat jalan
Tindakan
7. Tingkat Evidens
I/II/III/IV
8. Tingkat Rekomendasi A/B/C/D
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Medis
Pasien pulang tanpa defisit neurologi baru
11. Kepustakaan
1. Buku pedoman standar pelayanan medis (SPM) dan standar
prosedur operasional (SOP) PERDOSSI 2006

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


PROSEDUR TINDAKAN
SMF: NEUROLOGI
RSUD EMBUNG FATIMAH BATAM
2016-2017
ELEKTROENSEFALOROGRAFI / EEG (ICD-9- CM : 89. 14)
1. Pengertian
2. Indikasi

3. Kontra Indikasi
4. Persiapan

EEG adalah alat elektromedik yang digunakan untuk merekam


aktivitas listrik otak, melalui tengkorak yang utuh
Tujuan:
Untuk mengetahui ada tidaknya abnormalitas fungsi maupun
struktur lapisan utak bagian luar
Indikasi:
1. Pasien dengan kemungkinan epilepsi
2. Pasien yang diduga menderita kejang
3. Pasien dengan penurunan kesadaran/koma
4. Mengevaluasi efek serebral pada penyakit metabolik sistemik
5. Mengevaluasi tidur (sleep study)
6. Memonitor aktivitas serebral pada pasien dalam narkose umum
Tidak ada
Alat dan bahan:
1. Mesin EEG (untuk mesin digital, minimal dengan 24 channel)
2. Kertas perekam bergaris untuk mesin analog
3. Elektroa
4. Scrubbing gel
5. Elektroda paste
6. EKG gel
7. Kapas alkohol
8. Alat pengukur kepala (meteran dari kain/ plastik, dengan lebar
<1 cm)
9. Pinsil penanda khusus untu kulit
Persiapan Pasien:
1. Penderita dan pasien diberikan penjelasan tentang maksud
pemeriksaan
2. Penderita dating dalam keadaan kulit kepala bersih (rambut
sudah dicuci pagi harinya dan jangan diolesi minyak rambut)
3. Penderita anak-anak yang tidak kooperatif mendapat
Chlorpromazine 1 mg/kgBB/IM atau peroral
Persiapan Ruangan:
1. Tenang dan bebas dari polusi suara
2. Sejuk agar tidak menyebabkan pasien berkeringat

5. Prosedur Tindakan

6. Pasca Prosedur
Tindakan
7. Tingkat Evidens
8. Tingkat Rekomendasi
9. Penelaah Kritis
10. Indikator Medis

3. Lampu diruangan dapat diredupkan pada saat pasien tidur/


akan tidur
1. Memberitahu pasien tentang apa yang akan dilakukan dan juga
memberi pengertian bahwa rekaman ini adalah untuk merekam
aktifitas listrik otak
2. Minta pasien agar kooperatif dan menuruti permintaan teknisi
saat rekaman agar menghasilkan rekaman yang baik.
3. Terangkan pada pasien aktivasi apa saja yang akan dilakukan
selama rekaman (aktivasi standar: membuka menutup mata,
hiperventilasi, stimulasi fotik, mental aktivasi, tidur)
4. Tanyakan mengenai bentuk kejang/ aura yang mendahului
kejang, minta pasein untuk memberi tahu bila sensasi ini
timbul pada saat direkam
5. Ajarkan pasien melakukan HV dengan baik (pada anak dapat
dipakai simulasi denngan meniup kertas)
6. Mengukur kepala pasien menggunakan system 10-20
7. Bersihkan kepala dengan scrubbing gel atau alkohol
8. Posisi pasien dapat duduk/ berbaring (anak dapat dipangku
orangtuanya)
9. Lama rekaman minimal 20-30 menit
10. Buat suasana agar pasien merasa tenang dan tidak tegang
11. Rekaman dilakukan dengan menutup mata (pasien hanya boleh
membuka mata bila teknisi meminta untuk membuka mata)
12. Untuk EEG analog lakukan kalibrasi sebelum memulai
perekaman, dapat dipilih beberapa montage yang dapat
mewakili semua area di kepala, perlu dilakukan perekaman
pada referential dan bipolar montage. Aktivasi pada pasien
hanya dilakukan pada bipolar longitudinal montage.
13. Mulai dan akhiri rekaman pada saat pasien dalam keadaan
tenang/ rekaman dalam keadaan baik
14. Teknisi diminta untuk mencatat hal-hal yang terjadi pada saat
melakukan rekaman (memberi atonasi)
15. Bila pasien kejang pada saat rekaman, teknisi wajib
menghubungi dokter yang bertanggung jawab di laboratorium
EEG tersebut.
16. Cuci bersih kepala pasien dari pasta setelah selesai merekam
17. Cuci elektroda dari pasta setelah selesai merekam selama 1530 menit
Pasien boleh pulang, tidak ada perawatan khusus
I/II/III/IV
A/B/C/D
Pasien pulang tanpa defisit neurologi

11. Kepustakaan

1. Buku pedoman standar pelayanan medis (SPM) dan standar


prosedur operasional (SOP) PERDOSSI 2006

Anda mungkin juga menyukai