Anda di halaman 1dari 7

UNDERWATER SEAL DRAINAGE

(WSD)

WSD adalah merupakan suatu system yang digunakan untuk mengalirkan cairan atau
udara dari torak dengan tujuan untuk mempertahankan tekanan negatif yg normal
dalam cavum pleurae, sehingga akan dapat mengembalikan dan atau mempertahankan
pengembangan paru.

Pertukaran gas yang efektif dalam paru-paru hanya akan terjadi jika paru-paru dapat
mengembang untuk mempertahankan ventilasi yg adekuat. Pleura yg merupakan
lapisan yg menyelimuti paru-paru mempunyai peran yg penting dalam membantu
ventilasi yang adekuat tersebut. Pleura terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan yang
paling luar disebut pleura parietalis dan yang dalam disebut pleura visceralis, dimana
kedua lapisan ini membentuk suatu ruangan yang disebut cavum pleurae. Dalam
cavum pleurae terdapat suatu cairan pleura + 10 ml, yang diproduksi oleh membran
pleura. Cairan tersebut berfungsi untuk melicinkan permukaan pleurae dan
mengurangi friksi antara pleura parietalis dan visceralis selama pernapasan. Tekanan
dalam cavum pleura senantiasa dalam keadaan negatif dan berfungsi untuk
mempertahankan alveolus tetap mengembang melalui mekanisme suctioning diantara
dua membran pleura.

Tekanan intrapleural sedikit berbeda beda selama siklus ventilasi. Sebelum inspirasi,
tekanan intrapleural kurang lebih –5cm H2O. Sedang selama inspirasi, dinding thorak
akan mengembang, yang menyebabkan tekanan intrapleural akan turun mencapai + -8
cm H2O yang memungkinkan udara dari luar masuk ke dalam paru-paru. Selama
ekspirasi tekanan intrapleural akan turun mencapai + -4 cmH2O, hal ini akan
menyebabkan keluarnya udara dari paru-paru.

Adanya cairan atau udara yang masuk ke dalam cavum pleura dapat menyebabkan
hilangnya tekanan negatif, sehingga paru-paru pada sisi yang terkena akan collaps
sebagaian atau seluruhnya. Dalam situasi yang demikian, pemasangan underwater
seal drainage mungkin indikasi untuk mengeluarkan cairan atau udara dari cavum
pleura, sehingga tekanan negatif dalam pleura akan dapat dipertahankan.
INDIKASI PEMASANGAN WSD

Indikasi dari pemesangan WSD adalah adanya tindakan pembedahan atau trauma yg
menyebabkan timbulnya gangguan yg signifikan terhadap integritas dari cavum
pleurae. Substansi yg paling sering masuk kedalam cavum pleurae adalah udara,
darah, pus/nanah atau cairan pleural yang berlebihan. Masuknya substansi tersebut
dapat terjadi secara kombinasi atau tunggal dan akan menyebabkan peningkatan
tenakan intrapleural dari negatif ke positif yang akan berakibat lanjut pada kollapsnya
paru-paru.
 Pneumothorax
 Haemothorax
 Pleural effusion
 Empyema (pyothorax)

KARAKTERISTIK DARI “CHEST TUBE”

Chest tube biasanya terbuat dari plastik, dengan diameter yg bervariasi tergantung
ukuran pasien dan apa yang akan dialirkan. Tube yang kecil biasanya digunakan
untuk mengalirkan udara, sedang yg besar untuk mengalirkan cairan.

TEMPAT PEMASANGAN “CHEST TUBE”

Penempatan pemasangan tube tergantung dari lokasi substansi yang akan dialirkan.
Jika pasien pd posisi tegak, Cairan yang berada dalam cavum pleurae biasanya akan
terletak di bagian bawah karena pengaruh gravitasi, sedangkan udara akan berada di
bagian apex. Oleh karena itu untuk mengalirkan udara pada PNEUMOTHORAX tube
biasanya dipasang di bagian depan pada posisi mid clavicular ICS 2 - 3 atau pada mid
axillary ICS 3-5 dan diarahkan ke bagian apex. Jika yang akan dialirkan adalah
cairan, pemasangan tube biasanya agak sedikit lebih rendah, yaitu pada mid axillari
ICS 6 dan diarahkan ke bagian basal. Pada beberapa kasus tube yang dipasang bisa
lebih dari satu.

PRINSIP PRINSIP WSD


UNDER WATER SEAL
Digunakan untuk mencegah masuknya udara ke dalam cavum pleurae. Biasanya
ujung bawah dari pipa drainase dimasukkan ke dalam air sedalam 2 cm. Hal ini akan
menyebabkan timbulnya tahanan hidrostatik sebesar +2cmH2O dalam tabung
drainase

PRESSURE GRADIENT
Tekanan intrapleural normalnya negatif. Namun demikian bila udara atau cairan
masuk ke dalam cavum pleura dapat menyebabkan tekanan intrapleural berubah jadi
positif. Udara akan mengalir dari cavum pleurae menuju ke tabung drainase bila
tekanan intrapleural diatas +2cmH2O. Jadi udara akan berpindah dari tekanan tinggi
ke tekanan rendah. Didalam tabung drainase terdapat saluran untuk mengeluarkan
udara dari tabung tersebut.

GRAVITASI
Cairan akan mengalir dari cavum pleura dengan bantuan gravitasi, dan tidak akan
kembali bila tabung drainase diletakkan dibawah pasien. Jika tabung akan
dipindahkan dan diangkat diatas tubuh pasien, maka harus dilakukan pengekleman
ganda pada pipa drainase sedekat mungkin dengan tubuh pasien dan sesegera
mungkin pengekleman tadi dilepas.

JENIS JENIS WSD

SISTIM SATU TABUNG


Merupakan jenis WSD yang paling simple. Jenis ini dapat digunakan untuk
mengalirkan udara maupun cairan. Bagian distal dari pipa drainase harus selalu
dibawah permukaan air. Dalam tabung drainase selalu ada lobang keluarnya udara.
Kekurangan dari sistim ini adalah cairan yang masuk ke dalam tabung drainase akan
menyebabkan meningkatnya tahanan hidrostatik akibat dari meningginya level air
dalam tabung drainase. Hal ini akan menyebabkan sulitnya udara untuk keluar karena
berkurangnya pressure gradient (Dalam situasi seperti ini, sistim dua tabung lebih
menguntungkan). Jenis ini cocok untuk kasus simple pneumothorax atau
pneumoectomy jika dilakukan pengekleman secara intermittent untuk mengecek
perdarahan atau untuk mengurangi intrapleural pressure untuk mencegah pergeseran
mediastinum.
SISTIM DUA TABUNG
Sistim ini sangat cocok untuk mengalirkan cairan dan udara. Tabung yang pertama
digunakan untuk menampung cairan, sedang tabung yang kedua digunakan untuk
menampung udara. Dengan sistim ini, cairan yang terkumpul tidak mempengaruhi
pressure gradient untuk mengeluarkan udara dari cavum pleurae. Sistim dua tabung
ini memungkinkan untuk memonitor volume dan jenis material yang dikeluarkan
(mis: nanah, darah)

SISTIM TIGA TABUNG


Jika diperlukan pressure gradient yang lebih besar untuk mengeluarkan cairan atau
udara dari cavum pleurae (mis pada kasus volume cairan dan udara yang sangat
banyak), maka diperlukan adanya suction. Suction tersebut akan diletakkan pada
tabung yang ketiga. Pada sistim ini besarnya suction diatur oleh kedalaman tube
dalam tabung yang ketiga, bukannya diatur oleh tekanan mesin suction. Kekurangan
dari sistim ini adalah sangat komplek dan banyaknya sambungan-sambungan yang
tidak boleh terlepas atau bocor. Bahayanya, jika tabungnya pecah atau sambungan-
sambungannya terlepas dapat menyebabkan pneumothorax.
PEMERIKSAAN SISTIM WSD
Pemeriksaan sistim WSD adalah merupakan bagian dari pemeriksaan objektif. Ada
empat aspek yang harus diperhatikan saat melakukan pemeriksaan sistim WSD

SWING
Terjadinya perubahan tekanan intrapleural selama inspirasi dan ekspirasi akan
ditransmisikan ke tabung WSD. Sebagai akibatnya selama inspirasi, akibat terjadinya
tekanan negatif, maka cairan dalam dalam tabung WSD akan bergeser/bergerak
keatas, sedang saat ekspirasi akan bergerak ke bawah. Pergerakan cairan selama
inspirasi tenang ini disebut “SWING”. Gerakan cairan akan membesar saat batuk atau
napas dalam. Jika sistim dihubungkan dengan suction, maka pergerakan cairan ini
akan berkurang.

Jika tidak ditemukan swing, maka:


 Pipa mungkin terjepit
 Pasien berbaring pada sisi tube
 Adanya sumbatan dalam pipa drainase
 Paru paru mengembang kembali dan menutup ujung tube

BUBBLING
Adanya gelembung udara dalam tabung WSD menunjukkan adanya kebocoran udara
pd cavum pleurae. Namun adanya gelembung udara pada tabung yang ketiga dimana
diaplikasikan suction, mengindikasikan bahwa aparat suction sedang dihidupkan

 Tidak ada gelembung indikasi tidak ada kebocoran udara


 Adanya gelembung saat batuk indikasi kebocoran udara ringan
 Adanya gelembung saat expirasi indikasi kebocoran udara moderat
 Adanya gelembung saat inspirasi dan expirasi indikasi adanya kebocoran
yang besar

Saat memeriksa WSD system, mintalah pasien untuk tarik napas dalam dan observasi
adanya swinging atau bubbling, disamping itu perlu pula dilakukan observasi saat
pasien batuk

DRAINAGE
 Jika jumlah cairan yang dikeluarkan menurun kurang dari 100 ml tiap 24
jam, maka merupakan indikasi untuk melepas WSD
 Adanya darah yang cukup banyak mengindikasikan adanya perdarahan 
perlu diingat hubungannya dengan hypovolumia, hypotention & low
haemoglobin
 Dalam WSD memungkinkan dilakukan mobilisasi atau exercise
 Adanya cairan yang melebihi 100ml per jam  perlu segera dilaporkan
pada dokter
SUCTION
 Besarnya daya hisap/suction ditentukan oleh kedalaman dari pipa pd
tabung ketiga yg diaplikasisan aparat suction
 Daya hisap yang terlalu besar dapat menyebabkan gelembung-gelembung
yang besar yang dapat menyebabkan penguapan air dalam tabung.
 Tidak adanya gelembung mengindikasikan kurangnya daya hisap,
sehingga perlu ditingkatkan, serta selalu cek apakah ada kebocoran pada
tiap-tiap sambungan
 Daya hisap yang cukup akan menghasilkan gelembung yang lembut

ASPEK ASPEK KEAMANAN


 “Water seal system” harus senantiasa intact setiap saat, oleh karena itu
tabung harus senantiasa dalam posisi tegak.
 Tabung WSD harus senantiasa diposisikan dibawah dada pasien, jika akan
memindahkan letak tabung dan melewati atas pasien, maka harus dikalukan
mengekleman terlebih dahulu
 Jika pasien menghendaki tidur miring kesisi WSD, maka harus dipastikan
bahwa selang yang ada tidak terjepit oleh tubuh pasien
 Jika ada sambungan yang lepas, maka segera dilakukan pengekleman
sedekat mungkin dengan tubuh pasien dan segera dilakukan penyambungan
lagi bila ujung sambungan tersebut masih steril, jika tidak harus dilakukan
sterilisasi dahulu dengan CHLORHEXIDINE sebelum disambung lagi.
Untuk meminimalisasi resiko ini, seyogyanya dilakukan pengecekan
terhadap semua sambungan sebelum melakukan mobilisasi
 Jika chest drainage terlepas, maka luka harus segera ditutup dengan tangan
yang memakai “glove hand” dan SEGERA PANGGIL PERAWAT ATAU
DOKTER

Anda mungkin juga menyukai