Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA PASIEN
POST OPERATIF

Kelompok 12:
- Intan Rayata Halika (8801200057)
- Aditia Hakim (8801200024)
Definisi Post Operasi
Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh
(Smeltzer dan Bare, 2002). Post Operasi adalah masa setelah dilakukan
pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihsn
dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah dan Hidayat, 2008).
Tahap pasca-operasi dimulai dari memindahkan pasien dari ruangan
bedah ke unit pasca-operasi dan berakhir saat pasien pulang.
Jenis-jenis Operasi
a. Menurut fungsinya (tujuannya), Potter dan Perry (2006) membagi menjadi:

1)Diagnostic : biopsy, laparotomy eksplorasi.


2)Kuratif (ablatif) : tumor, appendiktomi.
3)Reparative : memperbaiki luka multiple.
4)Rekonstruktif : mamoplasti, perbaikan wajah.
5)Paliatif : menghilangkan nyeri.
6)Transplantasi : penanaman organ tubuh untuk menggantikan organ atau struktur tubuh
yang malfungsi (cangkok ginjal, kornea).
Jenis-jenis Operasi
b.Menurut luas atau tingkat resiko

1)Mayor
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat resiko yang
tinggi terhadap kelangsungan hidup klien.

2)Minor
Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko komplikasi lebih kecil
dibandingkan dengan operasi mayor.
Komplikasi Post
Operasi
Menurut Majid (2011) mengatakan
komplikasi post operasi adalah
perdarahan dengan manifestasi klinis
yaitu gelisah, gundah, terus
bergerak, merasa haus, kulit dingin-
basah-pucat, nadi meningkat, suhu
turun, pernafasan cepat dan dalam,
bibir dan konjungtiva pucat dan
pasien melemah.
Definisi Nyeri
Nyeri merupakan perasaan tubuh atau bagian tubuh seseorang yang
menimbulkan respon tidak menyenangkan dan nyeri dapat memberikan suatu
pengalaman alam rasa (Judha, 2012). Nyeri bersifat subjektif dan tidak ada
individu yang mengalami nyeri yang sama. Perawat perlu mencari pendekatan
yang paling efektif dalam upaya pengontrolan nyeri (Potter & Perry, 2006).
Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai stimulus seperti mekanik, termal,
kimia, atau elektrik pada ujung-ujung saraf. Perawat dapat mengetahui adanya
nyeri dari keluhan pasien dan tanda umum atau respon fisiologis tubuh pasien
terhadap nyeri. Sewaktu nyeri biasanya pasien akan tampak meringis,
kesakitan, nadi meningkat, berkeringat, napas lebih cepat, pucat, berteriak,
menangis, dan tekanan darah meningkat (Lukas, 2004 cit Wahyuningsih,
2014).
Nyeri b.Nyeri Sentral
Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada
Menurut Mubarak dan Chayatin medulla spinalis, batang otak dan thalamus
(2008) ada beberapa klasifikasi nyeric.Nyeri Psikogenik
yaitu: 1)Nyeri Akut
a.Nyeri Perifer Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
Nyeri ini ada tiga macam yaitu: menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang
1)Nyeri superfisial actual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
2)Nyeri viseral sedemikian rupa. Gejala yang terjadi tiba – tiba atau lambat dari
3)Nyeri Alih(referred) intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi (NANDA, 2015).
2) Nyeri kronis
Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa.
Gejala yang terjadi yaitu timbul secara tiba – tiba atau lambat dengan intensitas
dari ringan hingga berat, terjadi secara konstan atau berulang tanpa akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung >3 bulan (NANDA, 2015).
Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Menurut Potter dan Perry (2006) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi nyeri seseorang yaitu :
9. Gaya Koping
1. Usia 10. Dukungan Keluarga dan
2. Jenis Kelamin Sosial
3. Perhatian
4. Kebudayaan
5. Makna Nyeri
6. Ansietas
7. Keletihan
8. Pengalaman Sebelumnya
Penatalaksanaan Nyeri
Penatalaksanaan nyeri atau tindakan keperawatan untuk mengurangi nyeri yaitu
terdiri dari penatalaksanaan non – farmakologi dan farmakologi

a. Penatalaksanaan non farmakologi


Penatalaksanaan non farmakologi menurut Bangun dan Nur’aeni (2013),
merupakan tindakan pereda nyeri yang dapat dilakukan perawat secara mandiri
tanpa tergantung pada petugas medis lain dimana dalam pelaksanaanya perawat
dengan pertimbangan dan keputusannya sendiri
b. Penatalaksanaan Farmakologi
Keputusan perawat dalam penggunaan obat-obatan dan penatalaksanaan
klien/pasien yang menerima terapi farmakologi membantu dalam upaya
memastikan penanganan nyeri yang mungkin dilakukan (Potter & Perry, 2006).
Komplikasi Nyeri
Menurut Potter dan Perry (2006) efek nyeri pada klien/pasien ada tiga yaitu:
a. Efek fisiologis/fisik
Apabila klien/pasien merasakan nyeri perawat harus mengkaji tanda vital, melakukan pemeriksaan fisik dan
mengobservasi keterlibatan system saraf otonom. Saat awitan nyeri akut maka denyut jantung, tekanan darah
dan frekuensi pernapasan meningkat (Potter & Perry, 2006). Respon fisik timbul akibat impuls nyeri yang
ditransmisikan oleh medula spinalis menuju batang otak dan thalamus menyebabkan terstimulasinya sistem
saraf otonom sehingga akan menimbulkan respon yang serupa dengan respon tubuh terhadap stres (Tamsuri,
2007).
b. Efek perilaku
Banyak klien/pasien tidak mampu mengungkapkan secara verbal mengenai ketidaknyamanan, hal ini
dikarenakan mereka tidak mampu berkomunikasi. Merintih, mendengkur dan menangis merupakan contoh
vokalisasi yang digunakan untuk mengekspresikan nyeri. Sifat nyeri menyebabkan seseorang merasa tidak
nyaman, nyeri yang berat secara serius dapat menghambat perilaku atau gaya hidup seseorang (Potter dan
Perry, 2006).
Efek perilaku seseorang terhadap nyeri digambarkan dalam tiga fase:
1)Fase antisipasi
2)Fase sensasi
3)Pasca nyeri (Fase Akibat)
Peran Perawat
Menurut PPNI (2005) perawat berperan sebagai pelaksana
keperawatan, pengelola keperawatan dan atau kesehatan,
pendidik dan peneliti. Dalam melaksanakan tugasnya
berfungsi secara mandiri dan kerjasama (kolaborasi).

Peran Perawat Pada Pasien Post Operasi


Menurut Majid, (2011) peran perawat dalam merawat
pasien post operasi adalah:
a) Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien,
drainage, tube/selang, dan komplikasi.
b) Manajemen luka
c) Mobilisasi dini
d) Rehabilitasi
e) Discharge planning
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN POST OPERASI APPENDISITIS
1.
1.Identitas Klien
Nama : Nn. S
Pengkajian Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 52 Tahun
Umur : 19 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Kawin Pendidikan : Sarjana
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Jl. Bayangkara No.07 Serang, Banten Alamat : Jl. Bayangkara No.07
No. RM : 707380 Serang, Banten
Ruang/Kamar : Ruang Anggrek 3 Hubungan dengan Keluarga : Ayah
Golongan Darah : O
Tanggal Masuk RS : 01/05/2021 Jam 10.00 Wib
Tanggal Pengkajian : 01 Mei 2021 Jam 14.00 Wib
Tanggal Operasi : 03/05/2021
Diagnosa Medis : Appendisitis
2.Riwayat Kesehatan
a.Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri perut bagian kanan bawah atau yang habis dioperasi, nyeri
perih dan seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 6 (rentang nyeri 0-10), dan
nyeri yang dirasakan hilang timbul, pasien tampak lemah dan meringis
kesakitan.

b.Riwayat Kesehatan Sekarang: Menggunakan pendekatan PQRST


P : Paliativ = Pasien mengatakan nyeri perut pada bagian kanan bawah atau bagian yang habis
dioperasi.
Q : Qualitatif = Klien mengatakan merasakan nyeri pada perut bagian kanan, terasa perih seperti
ditusuk-tusuk dan selalu mual dan ingin muntah. Nyeri terasa hilang timbul.
R : Radiasi = Klien mengatakan merasa nyeri di bagian perut sebelah kanan bawah.
S : Severity = Klien mengatakan keadaan yang dialaminya sekarang sangat mengganggu
kebiasaannya sehari-hari dan sulit untuk melakukan aktivitas
T : Time = Klien mengatakan nyeri datang dengan tiba-tiba, sekitar 5-10 menit
2.Riwayat Kesehatan
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan, belum pernah berobat ke rumah Sakit dan apabila perut terasa sakit
klien hanya pergi ke warung atau apotek membeli obat, Klien mengatakan belum
pernah dirawat ataupun di operasi sebelumnya.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga Nn. S tidak terdapat keluarga yang pernah mengalami penyakit ini
sebelumnya.
3. Riwayat Psikososial dan Spiritual
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien mengatakan bahwa penyakitnya dapat sembuh dengan cepat dan penyakitnya sekarang
jangan kambuh lagi.

B. Konsep diri
Gambaran diri : Klien menyukai seluruh bagian tubuhnya
Ideal diri : Klien mengatakan dirinya pasti cepat sembuh
Harga diri : Klien tidak merasa malu dengan kondisinya sekarang
Peran diri : Klien berperan sebagai anak
Identitas : Klien anak ke empat dari empat bersaudara

C. Keadaan emosional
Klien masih mampu mengontrol emosinya dengan baik.
3. Riwayat Psikososial dan Spiritual
D. Hubungan sosial
 Orang yang berarti : Orang tua dan saudaranya
 Hubungan dengan keluarga : Baik, tidak ada masalah
 Hubungan dengan orang lain : Baik, tidak ada masalah
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak ada hambatan

E. Spiritual
 Nilai dan keyakinan : Klien berkeyakinan atau beragama islam
 Kegiatan ibadah : Klien sering berdoa diatas tempat tidur
4.Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
Klien tampak kesakitan, cemas, kesulitan dalam melakukan
aktivitas, meringis ketika nyeri, klien tampak gelisah.

B. Tanda-tanda vital
 Suhu tubuh : 36,5O C
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Pernafasan : 24 kali/menit
 Skala nyeri : 6 dari (0-10)
 TB : 165 cm
 BB : 50 kg
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. Ds : Kerusakan dan Nyeri
Klien mengeluh nyeri perubahan struktur
diabdomen kanan abdomen kanan bawah
bawah, ↓
sejak 2 minggu lalu. Terasa nyeri dibagian
Do : abdomen kanan bawah
Nyeri tekan (+) ↓
Skala nyeri 6 dari 0- Nyeri Akibat Luka Post
10 Op Apendisitis
Hypertimani ↓
TD : 120/70 mmHg Gangguan Rasa Nyaman:
T : 36,5oC Nyeri
N : 80x/i
RR : 24x/i
2. Ds: Mual/Muntah Resiko Nutrisi
Klien mengeluh mual ↓ Kurang dari
mual, Akibat reaksi obat kebutuhan
dan tidak nafsu analgesik tubuh
makan serta ↓
lemas. Penurunan selera makan
Do: ↓
Mukosa bibir kering Asupan nutrisi tidak
Muntah (+) adekuat
Klien tampak lemas
Klien tampak pucat.
3. Ds: Badannya terasa lemah Intoleran
Klien mengatakan ↓ Aktivitas
badannya Akibat Post Op
terasa lemas Apprndisitis
Klien tidak mampu ↓
memenuhi Kelemahan fisik
kebutuhannya ↓
secara mandiri Pembatasan aktivitas
Do: ↓
Keadaan Umum : Intoleran Aktivitas Fisik
Lemah
Klien hanya
berbaring saja
ditempat tidur
TTV
TD : 120/70 mmHg
T : 36,5 °c
N : 80 x/menit
RR: 24 x/m
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d inflamasi


mukosa akut d/d klien tampak gelisah dan merin
kesakitan.
2. Defisit Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b
intake yang tidak adekuat d/d klien tidak nafsu
makan karena mual.
3. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan fisik
klien badannya terasa lemas dan tidak mampu
memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1. Gangguan Tujuan: MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
rasa nyaman: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
nyeri b/d dalam 3x24 diharapkan nyeri klien Observasi
inflamasi berkurang atau hilang - lokasi, karakteristik, durasi,
mukosa akut Kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
d/d klien Mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri - Identifikasi skala nyeri
tampak gelisah mampu menggunakan tekhnik - Identifikasi respon nyeri non
dan meringis nonfarmakologi (memperlihatkan verbal
kesakitan. tekhnik relaksasi secara individual yang efektif - Identifikasi faktor yang
untuk mencapai kenyamanan) memperberat dan memperingan
Melaporkan bahwa nyeri berkurang nyeri
dengan menggunakan manajemen nyeri - Identifikasi pengetahuan dan
Mampu mengenali nyeri (Skala, keyakinan tentang nyeri
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) - Monitor efek samping
Menyatakan rasa nyaman setelah penggunaan analgetik
nyeriberkurang
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Defisit Nutrisi Tujuan: Manajemen Nutrisi
kurang dari Setelah dilakukan tindakan Observasi
kebutuhan keperawatan - Identifikasi status nutrisi
tubuh b/d diharapkan klien mampu - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
intake yang nafsu makan klien nutrient
tidak adekuat membaik - Monitor asupan makana
d/d klien tidak Kriteria hasil: - Monitor berat badan
nafsu makan BB klien menunjukkan Terapeutik
karena mual. peningkatan - Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri,antiemetic), jika
perlu
3. Gangguan Tujuan: Observasi
mobilitas fisik Setelah dilakukan - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
b/d tindakan keperawatan lainnya
kelemahan diharapkan klien mampu - Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
fisik d/d klien Kriteria hasil: - Monitor kondisi umum selama melakukan
badannya Klien dapat beraktivitas ambulasi
terasa lemas tanpa bantuan
dan tidak Terapeutik
mampu - Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
memenuhi (mis. Tongkat, kruk)
kebutuhannya - Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
secara Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
mandiri. meningkatkan ambulasi

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
Evaluasi Keperawatan
No Tanggal/ Diagnosa keperawatan Evaluasi
Jam
1. 05/05/21 Gangguan rasa nyaman: S:Klien mengatakan nyerinya
nyeri b/d inflamasi mukosa sudah berkurang
akut d/d klien tampak gelisah O:Klien terlihat gelisah dan
dan meringis kesakitan. meringis kesakitan
 KU lemah
 TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 82 x/menit
RR: 24x/menit
T : 36,5 °c
A:Masalah belum teratasi,
nyeri masih tetap dalam
skala 6
P:Intervensi dilanjutkan,
observasi skala nyeri dan
pemberian analgesik: Infuse RL 0,5%/28 tpm
- injeksi keterolac: 30mg/8 jam
- injeksi ranitidin 50 mg/12 jam
2. 07/05/21 Defisit Nutrisi kurang dari S:Klien mengatakan tidak
kebutuhan tubuh b/d intake nafsu makan karena mual
yang tidak adekuat d/d klien O:KU: Lemah
tidak nafsu makan karena  Mukosa bibir kering
mual.  Klien hanya menghabiskan 5-6 sendok dari porsi
yangdiberikan
A:Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan

3. 0/05/21 Gangguan mobilitas fisik S: Klien mengatakan


b/d kelemahan fisik d/d badannya terasa lemah
klien badannya terasa O:KU lemah
lemas dan tidak mampu A:Masalah belum teratasi
memenuhi kebutuhannya P:Intervensi dilanjutkan
secara mandiri.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai