Anda di halaman 1dari 22

NAMA : DIANI RISTA SARI

NIM : -

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN B DENGAN GANGGUAN RASA


NYAMAN:NYERI DI RUANG B

1. RASA NYAMAN

a. Pengertian

Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera


atau nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial (Keliat, Windarwati,
Pawirowiyono, & Subu, 2015).

Kenyamanan adalah pengalaman yang diterima oleh seseorang dari


suatu intervensi. Hal ini merupakan pengalaman langsung dan menyeluruh
ketika kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial, dan lingkungan terpenuhi
(Peterson & Bredow, 2008). Konsep teori kenyamanan meliputi kebutuhan
kenyamanan, intervensi kenyamanan, variabel intervensi, peningkatan
kenyamanan, perilaku pencari kesehatan, dan integritas institusional.

b. Jenis-jenis Kenyaman

1) Kenyamanan fisik; merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara fisik.

2) Kenyamanan lingkungan; merupakan rasa sejahtera atau rasa nyaman


yang dirasakan didalam atau dengan lingkungannya

3) Kenyamanan sosial; merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa nyaman


dengan situasi sosialnya.
c. Pengertian Gangguan Rasa Nyaman

Gangguan rasa nyaman adalah perasaan seseorang merasa kurang


nyaman dan sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya
dan sosialnya (Keliat dkk., 2015).

Menurut (Keliat dkk., 2015) gangguan rasa nyaman mempunyai


batasan karakteristik yaitu: ansietas, berkeluh kesah, gangguan pola tidur,
gatal, gejala distress, gelisah, iritabilitas, ketidakmampuan untuk relasks,
kurang puas dengan keadaan, menangis, merasa dingin, merasa kurang senang
dengan situasi, merasa hangat, merasa lapar, merasa tidak nyaman, merintih,
dam takut.

Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan


kurang senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik ,
psikospiritual, lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai
gejala dan tanda minor mengeluh mual (PPNI, 2016).

d. Faktor Gangguan Rasa Nyaman

Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) penyebab


Gangguan Rasa Nyaman adalah:

1) Gejala penyakit.

2) Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.

3) Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan


pengetahuan).

4) Kurangnya privasi.

5) Gangguan stimulasi lingkungan.

6) Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).

7) Gangguan adaptasi kehamilan.

e. Etiologi
f. Tanda-gejala

Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman (mual) dapat dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu sebagai berikut (PPNI, 2016):

a. Gejala dan tanda mayor:

Data subjektif:

1) Mengeluh tidak nyaman

2) Mengeluh mual

3) Mengeluh ingin muntah

4) Tidak berminat makan

Data objektif: (tidak tersedia)

b. Gejala dan tanda minor

Data subjektif:

1) Merasa asam di mulut

2) Sensasi panas/dingin

3) Sering menelan

Data objektif:

1) Saliva meningkat

2) Pucat

3) Diaphoresis

4) Takikardi

5) Pupil dilatasi
2. NYERI

a. Klasifikasi Istilah

Kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar


manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan
ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon
terhadap suatu rangsangan ( potter& perry, 2006).

Nyeri merupakan respon yang bersifat subyektif tentang adanya


stressor fisik dan psikologis. Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang
sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapay menjelaskan
dan mengevaluasi perasaan tersebut. (Lyndon, 2013).

McCaffery (1980), menyatakan bahwa nyeri adalah segala sesuatu yang


dikatakan seseorang tantang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja saat
seseorang mengatakan merasakan nyeri. Definisi ini menempatkan seseorang
sebagai expert (ahli) di bidang nyeri, karena hanya pasienlah yang tahu tentang
nyeri yang ia rasakan. Bahkan nyeri adalah sesuatu yang sangat subjektif, tidak
ada ukuran yang objektif padanya, sehingga hanyalah orang yang
merasakannya yang paling akurat dan tepat dalam mendefinisikan nyeri
(Prasetyo, 2010).

Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu


penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis.
Secara fisik misalnya, penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma mekanik,
termis, kimiawi, maupun elektrik), neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi
darah, dan lain-lain. Secara psikis, penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena
adanya trauma psikologis (Asmadi, 2008).

b. Skala Pengukuran Intensitas Nyeri

Pengukuran Intensitas Nyeri Menurut (Lyndon, 2013), intensitas nyeri


dapat dikukur dengan beberapa cara, antara lain dengan menggunakan skala
nyeri menurut hayward, skala nyeri menurut McGill (McGill scale), dan skala
wajah atau Wong-Baker FACES Rating Scale.

1) Skala nyeri Menurut Hayward

Pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri


Hayward dilakukan dengan meminta penderita untuk memilih salah satu
bilangan (dari 0-10) yang menurutnya paling menggambarkan pengalaman
nyeri yang ia rasakan. Skala nyeri menurut Hayward dapat dilakukan sebagai
berikut :

0 = tidak nyeri

1-3 = nyeri ringan

4-6 = nyeri sedang

7-9 = sangat nyeri,

tetapi masih dapat dikendalikan dengan aktivitas yang biasa


dilakukan 10 = sangat nyeri dan tidak bisa dikendalikan

2) Skala nyeri Menurut McGill

Pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri McGill


dilakukan dengan meminta penderita penderita untuk memilih salah satu
bilangan (dari 0-5) yang menurutnya paling menggambarkan pengalaman
nyeri yang ia rasakan. Skala nyeri menurut McGill dapat dilakukan sebagai
berikut :

0 = tidak nyeri

1 = nyeri ringan

2 = nyeri sedang

3 = nyeri berat atau parah

4 = nyeri sangat berat


5 = nyeri berat

3) Skala wajah atau Wong-Baker FACES

Rating Scale Pengukuran intensitas nyeri dengan skala wajah


dilakukan dengan cara memerhatikan mimik wajah pasien pada saat nyeri
tersebut menyerang. Cara ini diterapkan pada pasien yang tidak dapat
menyatakan intensitas nyerinya dengan skala angka, misalnya anak-anak dan
lansia.

c. Faktor Yang Memengaruhi Nyeri

Menurut (Mubarak & Chatanin, 2013), ada beberapa faktor yang memengaruhi
nyeri, antara lain :

1) Etnik Dan Nilai Budaya

Latar belakang etnik dan budaya merupakan faktor yang


memengaruhi reaksi terhadap nyeri dan ekspresi nyeri. Seperti, individu
dari budaya tertentu cenderung ekspresif dalam mengungkapkan nyeri,
sedangkan individu dari budaya lain justru lebih memilih menahan
perasaan mereka dan tidak ingin merepotkan orang lain.

2) Tahap perkembangan

Usia dan tahap perkembangan seseorang merupakan variabel


penting yang akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri.
Dalam hal ini, anakanak cenderung kurang mampu mengungkapkan
nyeri yang mereka rasakan dibandingakan orang dewasa, dan kondisi ini
dapat menghambat penanganan nyeri untuk mereka. Prevalensi nyeri
pada individu lansia lebih tinggi karena penyakit akut atau kronis yang
mereka derita.

3) Lingkungan dan individu pendukung

Lingkungan yang asing, tingkat kebisingan yang tinggi,


pencahayaan, dan aktivitas yang tinggi di lingkungan tersebut dapat
memperberat nyeri. Dukungan keluarga dan orang terdekat menjadi
salah satu faktor penting yang mempengaruhi persepsi nyeri individu.

4) Ansietas dan stres

Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang terjadi.


Ancaman yang tidak jelas asalnya dan ketidakmampuan mengontrol
nyeri atau peristiwa di sekelilingnya dapat memperberat persepsi nyeri.

d. Mekanisme koping

Proses terjadinya nyeri berkaitan dengan adanya stimulus dan reseptor


yang menghantarkan nyeri. Munculnya nyeri dimulai dengan adanya stimulus
(rangsangan) nyeri. Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa zat kimia,zat
panas, listrik serta mekanik. Stimulus-stimulus tersebut kemudian
ditransmisikan dalam bentuk impuls-impuls nyeri yang dikirim ke otak (Sigit,
2010)

e. Dampak jika tidak ditangani

3. WOC/PATHWAY

4. Konsep Asuhan Keperawatan Nyeri

a. Pengkajian Keperawatan

Menurut (Lyndon, 2013), pengkajian keperawatan pada masalah nyeri secara


umum mencakup lima hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri,
intensitas nyeri, dan waktu serangan. Cara mudah untuk mengingatnya adalah
dengan PQRST.

P = Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang menimbulkan nyeri dan


memengaruhi gawat atau ringannya nyeri.

Q = Qualityatau kualitas nyeri, misalnya rasa tajam atau tumpul.


R = Region atau daerah/lokasi, yaitu, perjalanan ke daerah lain.

S = Severity atau keparahan, yaitu intensitas nyeri.

T = Time atau waktu, yaitu jangka waktu serangan dan frekuensi nyeri.

b. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan menurut (Alimul & Musrifatul,2013) yang biasa


muncul pada klien dengan gangguan kenyamanan : nyeri, yaitu:

1) Nyeri akut berhubungan denganiritasi mukosa lambung.

2) Nyeri kronis berhubungan dengan fraktur, cedera otot, gangguan iskemik.

3) Gangguan mobilitas berhubungan dengan nyeri pada ekstremitas.

c. Intervensi keperawatan

Intervensi secara teori untuk mengatasi masalah keperawatan pada klien


dengan gangguan kenyamanan : nyeri, yaitu: Diagnosa keperawatan pertama Nyeri
akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung. Goal: pasien akan bebas dari
nyeri selama dalam perawatan. Objektif: Setelah diberikan tindakan keperawatan
selama 1x30 menit,diharapkan pasien akan menunjukan outcomes: kontrol nyeri,
tingkat nyeri berkurang, nyeri efek yang menganggudan nyeri: respon psiokologis
tambahan.Intervensi: 1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, onset/ durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor pencetus, 2) Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri
dengan tepat, 3) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (seperti relaksasi,
terapi musik, aplikasi panas/ dingin dan pijatan), 4) Berikan individu penurun nyeri
yang optimal dengan peresepan analgetik, 5) Dukung istirahat/ tidur yang adekuat
untuk membantu penurunan nyeri.

Diagnosa keperawatan kedua Nyeri kronis berhubungan dengan fraktur,


cedera otot, gangguan iskemik. Goal: pasien akan bebas dari nyeri selama dalam
perawatan. Objektif: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x30
menit,diharapkan pasien akan menunjukan outcomes: kontrol nyeri, tingkat nyeri
berkurang, nyeri efek yang menganggudan nyeri: respon psiokologis
tambahan.Intervensi : 1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, onset/ durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor pencetus, 2) Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri
dengan tepat, 3) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (seperti relaksasi,
terapi musik, aplikasi panas/ dingin dan pijatan), 4) Berikan individu penurun nyeri
yang optimal dengan peresepan analgetik, 5) Dukung istirahat/ tidur yang adekuat
untuk membantu penurunan nyeri.

Diagnosa keperawatan ketigaGangguan mobilitas berhubungan dengan


nyeri pada ekstremitas. Goal: pasien akan meningkatkan mobilitas fisik selama
dalam perawatan. Objektif: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama
1x24jam, diharapkan pasien akan menunjukkan outcomes : pergelangan tangan,
pergelangan kaki. Intervensi : 1) Posisikan pasien sesuai dengan kesejajaran tubuh
yang tepat, 2) Dorong pasien untuk untuk terlibat dalam perubahan posisi, 3)
Dorong latihan ROM aktif dan pasif, 4) Jangan menempatkan pasien pada posisi
yang bisa meningkatkan nyeri

d. Implementasi keperawatan

Tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawat
yang akan memberikan perawatan kepada pasien dan sebaiknya tidak bekerja
sendiri tetapi juga melibatkan tenaga medis yang lain untuk memenuhi kebutuhan
pasien (Ida, 2016). Menurut ( Townsend M. C., 1998), tindakan keperawatan yang
diberikan pada pasien dengan gangguan kenyamanan : nyeri, yaitu manajemen
nyeri yang terdiri dari :

1) Non farmakologi (mandiri), tindakan mandiri antara lain :

a) Guided imagery : meminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal


yang menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan
yang tenang serta konsentrasi dari klien. Tindakan ini dilakukan pada
saat klien merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut.

b) Distraksi : mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri


ringan sampai sedang. Distraksi visual (menonton TV atau pertandingan
bola), distraksi audio (mendengar musik), distraksi sentuhan (massase,
memegang mainan) distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur).

c) Biofeedback : terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan


individu informasi tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih
kontrol volunter terhadap respon tersebut. Terapi ini efektif untuk
mengatasi ketegangan otot dan migren, dengan cara memasang elektroda
pada pelipis.

d) Kompres hangat : adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu


dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada
bagian tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan
sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit, serta memberikan
ketegangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres dilakukan
pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan
kedinginan.

2) Farmakologis (kolaborasi) : Penggunaan analgetik. Mengganggu


penerimaan/stimulasi nyeri dan interpretasinya dengan menekan fungsi
talamus dan kortek serebri.

e. Evaluasi keperawatan

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan


terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan/kriteria hasil yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan tenaga
medis yang lain agar mencapai tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan (Ida,
2016). Menurut Wong, dkk (2009: 1202) mengatakan bahwa keefektifan
keperawatan ditentukan oleh pengkajian ulang dan evaluasi asuhan secara
kontinu berdasarkan pedoman observasi yaitu :

1) Observasi dan wawancara pasien dan keluarga mengenai kepatuhan mereka


pada program medis dan diet.

2) Pantau tanda vital, pengukuran pertumbuhan, laporan laboratorium, perilaku,


penampilan.
5. ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN B DENGAN GANGGUAN RASA


NYAMAN:NYERI DI RUANG B

Tanggal masuk :

Identitas pasien

Nama :

Usia :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Status perkawinan :

Alamat :

Tanggal pengkajian :

Diagnosis medis :

Keluhan utama :

Riwayat penyakit sekarang :

Riwayat penyakit dahulu :

PEMERIKSAAN FISIK

SISTEM PERSEPSI SENSORI

Kepala

Rambut :
Warna :

Keadaan kulit kepala : Bersih Tidak

Keadaan rambut : Normal Rontok

Lesi di kepala : Ada Tidak

Wajah :

Bentuk : Simetris Asimetris

Edema : Tidak Seluruh wajah Palpebra

Cloasma gravidarum : Ada Tidak ada

Lesi pada wajah : Ada Tidak ada

Telinga :

Bentuk : Simetris Asimetris

Pengeluaran : Ada Tidak

Kebersihan : Bersih Tidak

Gangguan Pendengaran : Ada Tidak

Mulut dan Lidah :

Bentuk : Simetris Asimetris

Lidah : Kotor Bersih

Gigi : Bersih Kotor Berlubang sakit

Gangguan Menelan : Ada Tidak ada


Mata :

Bentuk : Eksoptalmus Enoftalmus Normal

Sklera : Ikterik Tidak

Konjungtiva : Anemis Tidak

Menggunakan alat bantu : Ya Tidak

Hidung :

Bentuk : Simetris Asimetris

Pengeluaran : Ada Tidak

Leher :

Pembesaran kelenjar : Getah bening Tiroid Tidak

Lesi : Ada Tidak

JVP : Tidak Distensi…cm

Riwayat penyakit terdahulu :

Keluhan :

Riwayat penyakit yang diderita keluarga :

Masalah keperawatan :

SISTEM PERNAPASAN

Dada :

Bentuk : Simetris Asimetris Barrel Chest


Pigeon Chest Funnel Chest

Pergerakan dinding dada : Tidak Substernal Supraklavikular

Intercostal Suprasternal

Trakeal Tag Flail Chest

Payudara :

Kebersihan : Bersih Tidak

Nipple : Menonjol Datar Terbenam

Pembengkakan : Ya Tidak

Hiperppigmentasi areola : Ya Tidak

Lesi nipple : Ya Tidak

Nyeri tekan : Ya Tidak

Benjolan : Ya Tidak

Pernapasan:

Frekuensi pernapasan : …x/Menit

Irama : Reguler Hiperventilasi Hipoventilasi

Irregular Cheyne stokes Apneu

Biot Kusmaul

Bunyi napas : Vesikuler Bronkial Ronchi

Bronchovesikuler Wheezing Rales

Friction Rub Krepitasi


Fremitus Vocal : Menurun Meningkat Intensitas sama

Alat bantu pernapasan : Tidak Nasal Mask Trakeostomi respirator

Batuk : Ya Produktif Tidak

Sputum :

Nyeri saat bernapas : Ya Tidak

Skala :

Riwayat penyakit terdahulu :

Keluhan :

Riwayat penyakit keluarga terdahulu :

Masalah keperawatan :

SISTEM KARDIOVASKULER

Nadi : …

Irama : Reguler Irreguler Kuat Lemah

TD : …

Bunyi : Normal Murmur S3/S4 Gallop

Pembesaran Jantung : Ya Tidak

Pengisian kapiler : …

Nyeri Dada : Ya Tidak

Skala : …

Riwayat penyakit terdahulu :


Keluhan :

Riwayat penyakit keluarga terdahulu :

Masalah keperawatan :

SISTEM SARAF PUSAT

Keadaan umum : Baik Lemah Buruk

Kesadaran : CM Apatis Delirium

Koma Somnolen Stupor

Bicara : Terarah Tidak terarah

Postur tubuh dan gaya berjalan : Tegap Sempoyongan

Timpang Bungkuk

Refleks patella : 0 + ++ +++

Riwayat penyakit terdahulu :

Keluhan :

Riwayat penyakit keluarga terdahulu :

Masalah keperawatan :

SISTEM GASTROINTESTINAL

TB : … cm BB : … Kg

IMT : … Interpretasi : …

LILA : …
Abdomen : Tegang Kembung Ascites

Nyeri tekan : Ya Tidak

Luka operasi : Ada Tidak

Tanggal operasi : …

Jenis operasi : …

Lokasi : …

Keadaan : …

Drain : …

Peristaltik : …

BAB : … Terakhir tanggal : …

Konsistensi : Keras Lunak Cair Lendir/darah

Diet : Padat Lunak Cair

Diet khusus : …

Nafsu makan : Baik Menurun Frekuensi : …

Porsi makan : Habis Tidak

Keterangan : …

Riwayat penyakit terdahulu :

Keluhan :

Riwayat penyakit keluarga terdahulu :

Masalah keperawatan :
SISTEM MUSKULOSKLETAL

Rentang gerak : Terbatas Tidak

Kemampuan memenuhi aktivitas sehari-hari : Mandiri

Perlu dibantu orang lain

Tergantung/tidak mampu

Perlu dibantu orang lain dan alat

Edema : Tidak Ekstremitas atas dan bawah

Ekstremitas atas Ekstremitas bawah

Varises : Ada Tidak

Warna kulit : Ikterik Sianotik Pigmentasi Kemerahan/normal

Akral : Hangat Dingin

Lesi : Ada Tidak

Riwayat penyakit terdahulu :

Keluhan :

Riwayat penyakit keluarga terdahulu :

Masalah keperawatan :

SISTEM INTEGUMEN

Turgor : Elastis Tidak elastis

Luka bekas operasi : Ada Tidak ada

Kemerahan pada kulit : Ada Tidak ada


Suhu tubuh : …

Riwayat penyakit terdahulu :

Keluhan :

Riwayat penyakit keluarga terdahulu :

Masalah keperawatan :

SISTEM ELIMINASI

Hemoroid : Ada Tidak Derajat : …

Varises vagina : Ada Tidak Lokasi : …

Gangguan BAK : …

Gangguan BAB : …

Output :

BAK terakhir : …

BAB terakhir : …

IWL : BB x 15ml/24 jam = …

Riwayat penyakit terdahulu :

Keluhan :

Riwayat penyakit keluarga terdahulu :

Masalah keperawatan :

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Fisik Head to Toe

Kepala :

Rambut :

Mata :

Hidung :

Telinga :

Mulut dan gigi :

Leher :

Thorax :

I:

P:

P:

A:

Abdomen :

I:

P:

P:

A:

Genitalia :

Ekstremitas :
ROM :

Anus :

TERAPI MEDIS

FAKTOR PSIKOLOGIS

Masalah keperawatan : …

FAKTOR SITUASIONAL


DAFTAR PUSTAKA

Amelia, K. (2018). Keperawatan Gawat darurat dan Bencana Sheehy. Jakarta:


ELSEVIER.

Hidayat, Alimul, Aziz, A & Uliyah, Musrifatul. (2013). Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : Health Books.

Ida, M. (2016). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem


pencernaan.Jakarta: Pustaka Baru Press.

Inayah Iin. (2004). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, Iqbal, Wahit. (2013). Buku ajar : Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Nugroho Taufan. (2011). Asuhan Keperawatan. Edisi 1. Yogyakarta: Nuha Medika.

Potter, A.P. & Perry, A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik. Edisi Keempat. Jakarta: EGC

Prasetyo, sigit (2010) konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu

Saputra, Lyndon. (2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa


Aksara.

Townsend M. C. (1998). Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri :


Pedoman untuk pembuatan rencana perawatan, Ed. 3. Jakarta : EGC.

Wong LD, Kasprisin CA, Hess CS. (2012). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.
Edisi 4. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai