Anda di halaman 1dari 11

asuhan keperawatan pasien FARINGITIS

FARINGITIS

A. Pengertian

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok.

B. Epidemologi

Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi
yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di
bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi
tetap berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang
diakibatkan faringitis jarang terjadi,tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit
ini.

C. Etiologi

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.Virus penyebab adalah :


Common cold
Flu
Adenovirus
Mononucleosis
HIV
Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah :
streptokokus grup A,
korinebakterium,
arkanobakterium,
Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae

D. Patofisiologi

Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian bila
epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang
dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian
oedem dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan
cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi,
pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih,
atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid.Tampak bahwa folikel limfoid dan
bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang
dan membengkak sehingaa timbul radang pada tenggorok atau faringitis.

E. Gejala Klinis.

Penyakit ini cenderung akut dengan disertai demam yang tinggi, sakit kepala, rasa nyeri
di perut dan muntah-muntah. Tenggorokan terasa nyeri, amandel menjadi berwarna merah
dan membengkak. Pada anak yang sudah lebih besar, akan terlihat adanya lapisan seperti
krim di atas amandel (eksudat) yang tidak mengeluarkan darah bila disentuh. Kelenjar getah
bening di leher sering membengkak dan terasa nyeri bila ditekan. Berbeda dengan faringitis
virus, penderita faringitis streptokokus tidak mengalami rhinitis, suara serak atau batuk.

F. Pemeriksaan

1. Pemeriksaan fisik

Inspeksi : kemerahan pada faring,adanya pembengkakan di daerah leher

Palpasi : adanya kenaikan suhu pada bagian leher, adanya nyeri tekan

TTV : suhu tubuh mengalami kenaikan, nadi meningkat, dan napasnya cepat.

2. Pemeriksaan diagnostik.
Kultur dan uji resistensi
Pemeriksaan serologic
Pemeriksaan sputum untuk mengetahui basil tahan asam
Fotothorak untuk melihat adanya tuberkolusis paru
Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasan serta mencari basil tahan asam di
jaringan.

G. Tindakan penanganan

Untuk faringitis virus penanganan dilakukan dengan memberikan aspirin atau asetaminofen
cairan dan istirahat baring. Komplikasi seperti sinusitis atau pneumonia biasanya disebabkan
oleh bakteri karena adanya nekrosis epitel yang disebabkan oleh virus sehingga untuk
mengatsi komplikasi ini dicadangkan untuk menggunakan antibiotika.
Untuk faringitis bakteri paling baik diobati dengan pemberian penisilin G sebanyak 200.000-
250.000 unit, 3-4 kali sehari selama 10 hari. Pemberian obat ini biasanya akan menghasilkan
respon klinis yang cepat dengan terjadinya suhu badan dalam waktu 24 jam. Erritromisin atau
klindamisin merupakan obat alin dengan hasil memuaskan jika penderita alergi terhadap
penisilin. Jika penderita menderita nyeri tenggorokan yang sangat hebat, selain terapi obat,
pemberian kompres panas atau dingin pada leher dapat membantu meringankan nyeri.
Berkumur-kumur dengan larutan garam hangat dapat pula meringankan gejala nyeri
tenggorokan dan hal ini dapat disarankan pada anak-anak yang lebih besar untuk dapat
bekerja sama.

H. Komplikasi

Penyakit ini, jika dibiarkan sampai menjadi berat, dapat menimbulkan radang ginjal
(glomerulonefritis akut),
demam rematik akut,
otitis media (radang telinga bagian tengah),
sinusitis,
abses peritonsila dan abses retropharynx (radang di sekitar amandel atau bagian belakang
tenggorokan yang dapat menimbulkan nanah).

I. Klasifikasi

Berdasarkan lama berlangsungnya;


Faringitis akut, adalah radang tenggorok yang disebabkan oleh virus dan bakteri yaitu
streptokokus grup A dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil yang masih berwarna merah,
malaise, nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk. Faringitis ini terjadinya
masih baru,belum berlangsung lama.
Faktor predisposisi:
- Rinitis kronis
- Sinusitis
- Iritasi kronik pada perokok dan peminum alcohol
- Inhalasi uap pada pekerja dan laboratorium
- Orang yang sering bernafas dengan mulut karena hidungnya tersumbat.

a. Faringitis kronis hiperplastik


- Gejala :
Pasien mengeluh gatal ditenggorokan
Berasa kering
Berlendir
Kadang-kadang ada batuk
- Terapi:
Dicari dan diobati adanya penyalkit kronis dihidung dan sinus paranasal.
Terapi lokal dengan menggosokkan zat kimia (kaustik) yaitu : larutan nitres argenti atau
albotil maupun dengan listrik (elektrocauter)
Secara simptomatik, diberikan obat isap / kumur dan obat batuk

b. Faringitis kronis atropi (faringitis sika)

Gejala dan tanda :


- Pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal
- Mulut berbau
- Pada pemeriksaan tampak mukosa faring terdapat lendir yang melekat
- Jika lendir diangkat mukosa tampak kering
Terapi:
- Sama dengan rinitis atropi
- Pemberian obat kumur
- Penjagaan hygiene mulut
- Obat simptomatik

J. Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama,
biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di
tenggorok.Faringitis kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau
tinggal dalam lingkungan berdebu,menggunakan suara berlebihan, menderita batu
kronik, dan kebiasan menkonsumsi alcohol dan tembakau.Faringitis kronik dibagi
menjadi 3, yaitu:

a. Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti membrane


mukosa
b. Faringitis atrofi kemungkinan merupakan tahap lanjut dari jenis pertama
(membrane tipis, keputihan,licin dan pada waktunya berkerut).

c. Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada dinding


faring

Berdasarkan agen penyebab:

d. Faringitis Virus

e. Faringitis Bakteri.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Data Dasar

Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan
sumber informasi).
Identitas Penanggung ((nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien)
2. Riwayat Keperawatan, meliputi :

Riwayat Kesehatan Sekarang


Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi:
- Alasan masuk rumah sakit
- Pasien mengatakan terasa nyeri di leher dan mengatakan sakit saat menelan.
Keluhan utama:
- Pasien mengatakan nyeri dan merasa tidak nyaman pada daerah leher
- Pasien mengatakan mual dan muntah.
- Pasien mengatakan sakit saat menelan
Kronologis keluhan: Pasien mengeluh nyeri di leher

Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang
berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya pasien
mengatakan pernah mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan pernah menjalani
perawatan di RS
Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang mengalami penyakit yang sama.
Riwayat Psikososial dan Spiritual
Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak penyakit pasien
terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien, mekanisme koping terhadap stres,
persepsi pasien terhadap penyakitnya, tugas perkembangan menurut usia saat ini, dan sistem
nilai kepercayaan.
Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual

Dikaji 14 kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Handerson, seperti :


- Bernafas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta ukur
respirasi rate.
- Makan
Dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS, apakah
pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.
- Minum
Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada perubahan
(lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya).
- Eliminasi
Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar. Terutama difokuskan tentang apakah
pasien cenderung susah dalam buang air kecil (kaji kebiasaan dan volume urine) atau
mempunyai keluhan saat BAK.
- Gerak aktivitas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan aktivitasnya
saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami Faringitis)
atau saat menjalani perawatan di RS.
- Istirahat/tidur
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pola tidur akibat penyakitnya, misalnya
gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak saat merasa nyeri di leher.
- Pengaturan suhu tubuh
Dikaji/ukur TTV pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien, apakah pasien
mengalami demam atau tidak. Selain itu, observasi kondisi pasien mulai dari ekspresi wajah
sampai kulit, apakah kulitnya hangat atau kemerahan, wajahnya pucat atau tidak.
- Kebersihan diri
Dikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS, bila perlu libatkan keluarga pasien dalam
melakukan perawatan diri pasien, misalnya saat mandi dan sebagainya.
- Rasa nyaman
Dikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya, misalnya pasien
merasa nyeri di perut bagian bawah (dikaji dengan PQRST : faktor penyebabnya,
kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri)
- Rasa aman
Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani keluarganya selama di RS.
- Sosial dan komunikasi
Dikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan lingkungan sekitar
(termasuk terhadap pasien lainnya).
- Pengetahuan
Dikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini dan terapi yang
akan diberikan untuk kesembuhannya.
- Rekreasi
Dikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.
- Spiritual
Dikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien menerima penyakitnya
adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun sebaliknya.
Pengkajian Fisik, meliputi :
- Keadaan Umum, yaitu dengan mengobservasi bentuk tubuh, warna kulit, kesadaran, dan
kesan umum pasien (saat pertama kali MRS)
- Gejala Kardinal, yaitu dengan mengukur TTV (suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi)
- Keadaan Fisik, yaitu melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dari kepala sampai
anus, tapi lebih difokuskan pada bagian leher
- Pemeriksaan Penunjang, yaitu dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan uji kultur dan uji
resistensi
Anamnesa
Adanya riwayat merokok,adanya riwayat streptokokus,dan yang penting ditanyakan apakah
klien pernah mengalami nyeri/lesi pada mulut (nyeri saat menelan)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan.


Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan dengan sekret yang kental ditandai
dengan kesulitan dalam bernafas,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan
menelan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi.

C. INTERVENSI

N Diagnosa Kep Tujuan & Kriteria intervnsi Rasional


o Hasil
1 Nyeri
berhubungan 1. Setelah 1. Kaji ulang 1. Agar tepat
dengan proses tingkat dalam
inflamasi pada diberikan
nyeri memilih
tenggorokan asuhan tindakan
2. Ajarkan untuk
keperawata
teknik mengatasi
n relaksasi nyeri
diharapkan
3. Kaji TTV 2. Meningkatka
nyeri n relaksasi
pasien dan
4. Kolaborasi mengurangi
berkurang dalam nyeri
Dengan pemberian
analgetik
kriteria 3. Untuk
mengetahui
hasil: keaadaan
umum pasien
nyeri pasien
4. Untuk
berkurang dari skala mengurangi
5 menjadi 3 nyeri
Pasien tidak
tampak meringis
TTV normal
Nadi:60-100 x
permenit
RR:16-20 x
permenit
TD:100-140/60-90
mmHg
Suhu:36,8-37,2 C

2 Bersihan jalan
napas tidak 1. Pasien 1. Identifikasi 1. Untuk
dapat kualitas mengetahui
efektif mengeluar atau keadaan
berhubungan kan kedalaman napas pasien
nafas
dengan dengan
sekret yang
kental ditandai sputum pasien 2. Untuk
mencairkan
dengan sputum agar
2. Pasien 2. Anjurkan
kesulitan dalam mengataka untuk mudah
n dapat minum air dikeluarkan
bernafas,
bernapas hangat.
dengan 3. Untuk
lancar 3. Ajari melegakan
pasien saluran
untuk pernapasan
batuk
efektif 4. Untuk
mengencerka
4. Kolaborasi n dahak
untuk
pemberian
ekspektora
n

Ketidakseimba
3 ngan nutrisi 1. Pasien 1. Kaji intake 1. Untuk
mengataka makanan mengetahui
kurang dari n tidak pasien adanya
kebutuhan sakit peningkatan
dalam 2. Anjurkan nafsu makan
tubuh menelan pasien
berhubungan makanan untuk 2. Untuk
dengan makan memenuhi
2. Pasien makanan kebutuhan
kesulitan makan yang tinggi nutrisi pasien
menelan dengan kalori dan
lahap serat 3. Untuk
mendapatkan
3. Nafsu 3. kolaborasi menu
makan dengan makanan
pasien ahli gizi yang sesuai
meningkat dengan
kebutuhanny
4. Pasien a
nampak
lebih segar

4 Kurang
pengetahuan 1. Pasien 1. Kaji 1. Untuk
dapat tingkat mengetahui
berhubungan menyebutk pengetahua seberapa tahu
dengan tidak an kembali n pasien pasien akan
apa yang penyakitnya
familiar dengan dijelaskan 2. Lakukan
sumber perawat BHSP 2. Agar pasien
informasi. percaya
2. Pasien 3. Berikan terhadap
mengangg Health perawat
uk dan Education
nampak 4. Lakukan 3. Untuk
mengerti evaluas menambah
pengetahuan
3. Pasien dan informasi
mengataka tentang
n mengerti penyakitnya

4. Untuk
mengetahui
daya tangkap
pasien setelah
diberikan HE

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Edisi 8. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Jual. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC
http://www.zimbio.com/member/thedfiz/articles/vzPIjBAscq9/ASUHAN+KEPERAWATAN
+PASIEN+DENGAN+FARINGITIS
http://hayato31.blogspot.com/2009/05/askep-faringitis.html
smart-fresh.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai